Anda di halaman 1dari 8

Lembar Kerja Mahasiswa-1

Sifat Dan Efek Sehat Pangan Fungsional


Disusun untuk memenuhi tugas Teknologi Pangan Fungsional

disusun oleh:
Kelompok 2 (BB) THP B
Faiq F. Faqih

131710101002

Faranita Lutfia N.

131710101029

Rizqi Ridha Jawara

131710101099

Jurusan Teknologi Hasil Pertanian


Fakultas Teknologi Pertanian
Universitas Jember
2015

1. Konsep Pangan Fungsional


a. Pangan Fungsional
Menurut Marsono (2008) dalam jurnalnya yang berjudul Prospek
Pengembangan Makanan Fungsional makanan fungsional dipakai secara luas
untuk mendefinisikan pangan atau makanan yang mempunyai kemampuan
untuk mempengaruhi proses fisiologis, sehingga meningkatkan kesehatan atau
mencegah timbulnya penyakit individu. Menurut Tejasari (2005) pangan
fungsional merupakan paradigma baru dalam menilai fungsi pangan, yang
tidak hanya sebagai penyedia zat gizi untuk kebutuhan tubuh individu, dan
sebagai pemenuhan selera karena rasa dan aromanya, tetapi juga sebagai
penyedia zat aktif yang jika masuk ke dalam tubuh atau sistem hayati lainnya
dapat mempengaruhi proses fisiologis dan biokimiawi, sehingga akan
berpengaruh terhadap kesehatan.
Pada Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat Dan Makanan Republik
Indonesia Nomor Hk 00.05.52.0685 tentang Ketentuan Pokok Pengawasan
Pangan Fungsional terdapat beberapa pengertian mengenai pangan yang
perlu diketahui yaitu,

(1)

pangan,

(2)

pangan olahan, dan

(3)

pangan fungsional.

(1)

Pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air, baik

yang diolah maupun yang tidak diolah, yang diperuntukkan sebagai makanan
atau minuman bagi konsumsi manusia, termasuk bahan tambahan pangan,
bahan baku pangan, dan bahan lain yang digunakan dalam proses penyiapan,
pengolahan dan atau pembuatan makanan atau minuman.

(2)

Pangan olahan

adalah makanan atau minuman hasil proses dengan cara atau metode tertentu,
dengan atau tanpa bahan tambahan.

(3)

Pangan fungsional

adalah pangan

olahan yang mengandung satu atau lebih komponen fungsional yang


berdasarkan kajian ilmiah mempunyai fungsi fisiologis tertentu, terbukti tidak
membahayakan dan bermanfaat bagi kesehatan.
-

Suplemen Pangan (Food Supplement)


Food Supplement dan Functional Food memiliki fungsi yang sama

yaitu, sebagai pemeliharan kesehatan serta mencegah (prefentif) penyakit


yang akan menyerang tubuh. Bukan sebagai bahan penyembuh (kuratif)
apabila telah terkena penyakit. Oleh karena itu, keduanya tidak perlu

melewati pengujian dan pengawasan yang ketat sebelum dipasarkan serta


setelah dipasarkan oleh pemerintah. Perbedaan keduanya terletak pada
bentuknya. Food Supplement memiliki bentuk seperti obat-obatan (pil,
tablet, kapsul, dsan sebagainya), sedangkan Functional Food memiliki
bentuk dan rupa yang dapat diterima dan dirasakan selayaknya makanan
pada umumnya oleh para konsumen (Winarno dan Kartawidjajaputra,
2007).
Selain

itu,

berdasarkan

Surat

Keputusan

Direktorat

Jenderal

Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) No.HK.00.063.02360 : Makanan


suplemen adalah produk yang digunakan untuk melengkapi makanan yang
mengandung satu atau lebih Bahan Tambahan Pangan (BTP) atau food
additive, seperti vitamin, mineral, bagian tumbuhan atau bahan yang
berasal dari tumbuhan, asam amino, atau bahan lain yang dapat
meningkatkan Angka Kecukupan Gizi (AKG), atau konsentrat, metabolit,
ekstrak atau kombinasi dari sejumlah bahan di atas. Pada penggunaannya
pun ada kadar atau batas tertentu dengan kata lain aturan pakai, sehingga
tidak berbahay bagi tubuh.
- Obat Herbal
Obat herbal didefinisikan sebagai obat yang dibuat dari bahan alami
seperti tumbuhan yang sudah dibudidayakan maupun tumbuhan liar.
Selain itu, obat herbal juga bisa terdiri dari obat yang berasal dari sumber
hewani, mineral atau gabungan antara ketiganya (Mangan, 2003). Kaum
Melayu

misalnya

sering

menggunakan

akar

susun

kelapa

(Tabernaemontana divaricata), akar melur (Jasminum sambac), bunga


raya (hibisus rosa sinensis) dan ubi memban (Marantha arundinacea)
untuk rawatan kanker (Dharmaraj, 1998).
- Nutraceutical
Istilah Nutraceutical di Amerika terkenal sebagai kombinasi dari
nutritional dan pharmaceutical yang dicetuskan oleh Foundation of
Innovation in Medicine (FIM) pada tahun 1980. Nutraceutical dapat
berupa pangan fungsional, makanan suplemen, ataupun Pharmaceutical
Food. Selain itu, istilah Nutraceutical di Amerika digunakan untuk
makanan dan minuman yang memiliki nilai kandungan nutrisi lebih,

seperti

phytochemicals,

probiotics, dan

prebiotics

(Winarno

dan

Kartawidjajaputra, 2007).
Terdapat persamaan antara pangan fungsional dan nutraceutical, yaitu
pangan fungsional dapat bertindak sebagai nutraceutical. Sebagai contoh,
nutraceutical dapat digunakan sebagai bahan fortifikasi pada produk susu
maupun indutri jus. Perbedaan dari nutraceuticals dengan suplemen,
ditinjau dari aspek berikut: (1) nutraceuticals tidak hanya harus
melengkapi fungsi diet tetapi juga harus membantu dalam pencegahan
dan/atau pengobatan penyakit dan/atau gangguan kesehatan; dan (2)
Nutraceuticals digunakan sebagai makanan konvensional atau sebagai item
tunggal makan (Kalra, 2003).
- Medical Food
Medical food adalah makanan yang diformulasikan dengan penyediaan
dukungan gizi untuk individu yang tidak dapat mengkonsumsi makanan
dalam jumlah yang cukup dan dalam bentuk biasa, atau dengan
penyediaan dukungan gizi khusus bagi pasien yang perlu kebutuhan
fisiologis dan gizi yang khusus (Goldberg, 1994)
2. Hasil Diskusi Pangan Fungsional
a. Pangan Fungsional
Pangan fungsional adalah pangan yang bersumber dari nabati dan hewani
serta dari laut maupun darat yang memiliki efek fisiologis dan biokimiawi
bagi tubuh. Efek ini berpengaruh terhadap kesehatan penggunanya, karena
didalamnya terdapat senyawa-senyawa bioaktif yang berguna bagi tubuh dan
kesehatan.

Cara konsumsinya dapat dengan diolah menggunakan metode

tertentu atau dalam keadaan segar.


-

Suplemen Pangan
Suplemen pangan merupakan bahan pangan atau makanan yang

mempunyai efek mencegah penyakit, namun tidak bisa mengobati dan


menyembuhkan penyakit tersebut. Selain itu, suplemen makanan
digolongkan

berdasarkan

zat

yang

terkandung

di

dalamnya.

Penggunaannya hanya pada saat-saat tertentu dan beraturan pakai tertentu.


- Obat Herbal

Merupakan suatu ramuan yang dihasilkan dari tumbuhan, hewan,


mineral maupun gabungan dari ketiganya serta berfungsi untuk mencegah,
merawat dan mengobati penderita penyakit. Pada penggunaannya tidak
memerlukan resep atau pengawasan dokter.
- Nutraceuticals
Suatu bahan pangan yang berfungsi untuk mencegah, merawat, dan
mengobati penderita suatu penyakit tertentu. Namun, juga memiliki
senyawa bioaktif (gizi atau non-gizi) yang sifat fungsionalnya sudah teruji.
- Medical Food
Medical food merupakan suatu bahan pangan yang diformulasikan
secara khusus di bawah pengawasan dokter untuk memenuhi kebutuhan
penderita suatu penyakit tertentu, sehingga mencapai kesembuhan atau
sehat kembali.
3. Persamaan dan Perbedaan Pangan Fungsional Medical food, Food
Suplemen, Obat Herbal, Suplemen Pangan dan Obat Herbal
No

1.

Karakteristik

Bentuk

Suplemen
Pangan

Obat Herbal

Nutraceutica
l

Medical Food

Granula, tablet,
dan pil

Ekstrak dan
bubuk
(powder)

Ekstrak dan
tablet

Cairan dan larutan

Persamaan: kapsul, bubuk


Tumbuhan
dan hewan

Tumbuhan
2.

Bahan

Tumbuhan
hewan
(mikroba)

Khusus untuk
menyembuhkan
penyakit tertentu

Persamaan: bahan pangan alami (organik)

3.

Pengujian

4.

Cara Konsumsi

Tidak perlu
pengawasan
yang ketat

Pengujian
efek bagi
kesehatan
secara klinis

Apabila bahan
pangan yang

Saat
menderita

Pengujian
sifat
Efek sehatnya perlu
fungsional
diuji secara klinis
dan tidak
dan melalui
memerlukan
pengawasan ketat
pengujian
ahli kesehatan
efek
(dokter)
fungsional
Apabila
Dikonsumsi
bahan pangan dengan resep serta

5.

Fungsi

suatu
yang
penyakit
dikonsumsi
dikonsumsi pengawasan dokter,
yang belum
mengandung
mengandung
biasnaya untuk
kronis dan
BTP, serta untuk
BTP, serta
penderita penyakit
tidak
meningkatkan
untuk
tertentu dan telah
memerlukan
AKG
meningkatkan
kronis
pengawasan
AKG
dokter
Persamaan: terdapat aturan pakai/sesuai dosis
Mencegah,
Mencegah
Mencegah
Menyembuhkan
merawat, dan
penyakit
dan merawat
penyakit
mengobati
Persamaan: berpengaruh terhadap kesehatan pengguna

DAFTAR PUSTAKA
BPOM RI. 1996. Peraturan Kepala Badan Pengawasan Obat dan Makanan
Republik Indonesia Nomor HK 00.063.02360 tentang Makanan Suplemen.
Jakarta: Kepala BPOM.
BPOM RI. 2005. Peraturan Kepala Badan Pengawasan Obat dan Makanan
Republik Indonesia Nomor HK 00.05.52.0685 tentang Ketentuan Pokok
Pangan Fungsional. Jakarta: Kepala BPOM.
Dharmaraj, S.M. 1998. Kepentingan Perubatan Tradisional dan Kelemahan
Perubatan Modern.
http://pkukmweb.ukm.my/~ahmad/tugasan/s3_99/samuel.htm

(diakses

pada 26 Agustus 2015).


Goldberg I. 1994. Functional Food. New York: Champan & Hall.
Kalra EK. 2003. Nutraceutical definition and introduction. AAPS PharmSci
2003; 5(3):E25.
Mangan. Y. 2003. Cara Bijak Menaklukan Kanker. Jakarta: Agromedia Pustaka.
Marsono, Y. 2008. Prospek Pengembangan Makanan Fungsional. Jurnal
Teknologi Pangan dan Gizi, Vol.7, No.1 April 2008.
Tejasari. 2005. Pangan Fungsional. DIKTAT. Fakultas Teknologi Pertanian,
Universitas Jember. Jember.
Winarno, F. G. dan Felicia K. 2007. Pangan Fungsional dan Minuman Energi
Cetakan 1. Bogor: M-BRIO PRESS.

Anda mungkin juga menyukai