PROPOSAL KEGIATAN
disusun oleh:
KELOMPOK G THP B
FARANITA LUTFIA NORMASARI
(131710101029)
(131710101111)
ISTIQOMAH ALFULAILI
(131710101114)
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Saat ini teknologi yang ada sudah berkembang dengan pesat mengikuti
perkembangan zaman dan kebutuhan manusia. Teknologi yang berkembang
dengan pesat ini memungkinkan adanya suatu produk yang sebelumnya tidak
dapat dikonsumsi atau digunakan oleh manusia dalam kehidupan sehari-hari
menjadi dapat dikonsumsi dengan baik. Salah satu teknologi yang saat ini
sedang berkembang pesat adalah teknologi pengolahan pangan. Karena pangan
sendiri merupakan kebutuhan pokok dan mendasar bagi manusia untuk
mempertahankan kelangsungan hidupnya.
Teknologi pengolahan pangan tidak hanya berpusat pada kebutuhan manusia
untuk memenuhi kebutuhan pokok. Namun, juga telah diperhatikan pada aspek
visual dan kemudahan/kepraktisan dalam mengonsumsi pangan yang salah
satunya juga akan berpengaruh pada selera makan manusia. Bahkan Anthony
Bourdain, salah seorang chef legendaris mengatakan bahwa, Sejarahmu adalah
apa yang tersaji di piringmu dalam Majalah National Geographic. Hal tersebut
menunjukkan bahwa apa yang kita konsumsi selama ini akan berpengaruh pada
kehidupan kita dan menjadi bagian dari hidup kita, serta menunjukkan kemajuan
ilmu pengetahuan yang dimiliki.
Namun, Indonesia sendiri merupakan salah satu konsumen beras terbesar di
dunia. Oleh karena itu, Indonesia juga melakukan pertanian tanaman padi untuk
memenuhi kebutuhan bahkan hingga impor dari negara lain. Hal ini menunjukkan
bahwa, negara Indonesia memiliki sejarah yang cukup panjang dengan beras
apabila dihubungkan dengan kebutuhan konsumsi beras rakyat Indonesia. Selain
itu, juga cukup tertinggal dalam hal pengolahan pangan dikarenakan masih
terpaku pada pemenuhan kebutuhan beras rakyat Indonesia. Padahal di
Indonesia sendiri masih banyak tanaman lain yang dapat dijadikan bahan
pangan pokok atau subtitusi yang apabila ditemukan teknologi pengolahan
pangan yang baik, maka akan menjadi bahan pangan yang bahkan dapat
menggantikan beras dan bahan pangan lain yang telah melekat di lidah rakyat
Indonesia. Indonesia sendiri merupakan salah satu negara yang kaya akan
tanaman polong-polongan seperti komak, kratok, koro wedus, koro benguk,
buncis, dan koro pedang. Tanaman koro-koroan tersebut mudah dibudidayakan
dan produktivitas biji keringnya cukup tinggi sekitar 800-900 kg/ha pada lahan
kering dan kurang lebih 1.700 kg/ha apabila lahan diberi pengairan (Robert
dalam Windrati dkk, 2010).
Maka dari itu, kelompok kami ingin memperkenalkan pangan lokal yang
berupa tanaman polong-polongan terutama kacang koro pedang (Canavalia
ensiformis L.) sebagai salah satu pangan lokal yang dapat menggantikan laukpauk bahkan kebutuhan pokok (karbohidrat). Pemilihan kacang koro pedang
(Canavalia ensiformis L.) ini dikarenakan beberapa hal salah satunya potensi
yang besar menjadi produk pangan apabila ditinjau dari segi gizi dan syarat
tumbuhnya. Dari kandungan gizi, koro pedang memilik unsur gizi cukup tinggi
dengan rincian karbohidrat 60,1%, protein 30,36%, dan serat 8,3% (Sudiyono
dalam Wahjuningsih dan Saddewisasi, 2013). Namun, dalam pengolahannya
koro pedang mengandung zat antigizi glukosida sianogenik yang menimbulkan
cita ras yang kurang disukai serta mengurangi bioavabilitas nutrient di dalam
tubuh. Glukosida sianogenik berperansebagai prekursor sianida bebas padakoro
pedang, sehingga bila glukosida terhidrolisis sempurna dapat menghasilkan
sianida
bebas
yang
dapatmenimbulkan
efek
toksisitas
yangberbahaya.
(kelompok) tanisehingga perajin tempe tidak bisa mengolah koro pedang menjadi
tempe semudah kedelai. Petani juga berpeluang mendapatkan nilai tambah
(Purwani, 2013).
Selain itu, juga perlu dikathui cara pengolahan koro pedang yang baik.
Karena mengandung zat antigizi glukosida sianogenik yang menimbulkan cita
ras yang kurang disukai serta mengurangi bioavabilitas nutrient di dalam tubuh.
Glukosida sianogenik berperansebagai prekursor sianida bebas padakoro
pedang, sehingga bila glukosida terhidrolisis sempurna dapat menghasilkan
sianida bebas yang dapat menimbulkan efek toksisitas yang berbahaya.
Akumulasi
asam
sianida
pada
tubuh
dapat
mengakibatkan
gangguan
2013).
Beberapa
penelitian
menunjukkan
bahwa
proses
BAB 4. PENUTUP
Demikianlah proposal kegiatan sosialisasi pangan lokal bertemakan
PolongKU Pangan LokalKU dengan tujuan utama memperkenalkan produk
pangan terutama yang berasal dari bahan pangan lokal dan manfaatnya. Kami
berharap dengan adanya kegiatan ini dapat membantu pemerintah menggiring
masyarakatnya terutama sejak usia dini untuk mengenal, mencintai, dan
mengonsumsi pangan lokal milik Indonesia. Selain itu, kami juga berharap
kegiatan sosialisasi ini dapat berjalan dengan lancar, mampu memberikan
manfaat yang berlimpah dan mencapai tujuan yang diinginkan.