MATERI
PENGUJIAN KOMPONEN BIOAKTIF POLIFENOL
SEBAGAI ANTIOKSIDAN
Disusun Oleh:
Faranita Lutfia Normasari/131710101029
Kelompok 2/Kelas THP B
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pangan yang menjadi kebutuhan pokok atau primer manusia saat ini ikut
berkembang seiring dengan semakin majunya teknologi. Namun, seiring dengan
berkembangnya pangan yang semakin beragam semakin beragam pula cara penyakit
menginfeksi tubuh manusia. Salah satu caranya adalah dengan radikal bebas. Selam
ini yang kita tahu radikal bebas hanya berasal dari lingkungan yang dihasilkan oleh
asap-asap pabrik maupun kendaraan bermotor. Akan tetapi, bila diteliti lebih lanjut
terdapat beberapa produk pangan yang juga bisa bersifat radikal bebas. Salah satunya
adalah sate, karena terdapat beberapa bagian pada daging sate yang terbakar hingga
menghitam inilah yang menjadi sumber radikal bebas yang bersifat karsinogenik
(penyebab kanker).
Oleh karena itu, pada saat ini juga sedang digalakkan berbagai cara untuk
menangkal radikal bebas tersebut. Karena apabila selalu ditangkal dengan obat juga
dapat merusak sistem imun yang baik dalam tubuh kita. Salah satu cara untuk
menangkal radikal bebas tersebut adalah dengan pangan fungsional. Dimana pangan
fungsional ini merupakan pangan yang tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan gizi
tubuh, namun juga dapat memberikan efek sehat yang salah satunya dapat menangkal
radikal bebas dalam tubuh. Senyawa bioaktif yang secara khusus dapat menangkal
dan mengendalikan jumlah radikal dalam tubuh adalah antioksidan.
Antioksidan adalah senyawa yang mempunyai struktur molekul yang dapat
memberikan elektronnya kepada molekul radikal bebas dan dapat memutus reaksi
berantai dari radikal bebas. Antioksidan juga berguna untuk mencegah oksidasi
komponen makanan yang mengandung senyawa tidak jenuh (mempunyai ikatan
rangkap) misalnya minyak dan lemak. Kombinasi beberapa jenis antioksidan
memberikan perlindungan yang lebih baik (sinergisme) terhadap oksidasi dibanding
dengan satu jenis antioksidan saja (Kumalaningsih, 2006). Pelaksanaan praktikum ini
bertujuan untuk mengetahui kandungan dan aktivitas antioksidan pada beberapa
produk yang sering diberitakan mengandung antioksidan yang tinggi dan apa yang
mempengaruhinya.
1.2 Tujuan Praktikum
Tujuan dari diadakannya praktikum pengujian aktivitas antioksidan pada
beberapa sampel produk antara lain sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui adanya aktivitas antioksidan dalam berbagai produk pangan;
dan
berupa heterosiklik yang mengandung oksigen dan bentuk teroksidasi cincin ini
dijadikan dasar pembagian flavonoid ke dalam sub-sub kelompoknya. Sistem
penomoran digunakan untuk membedakan posisi karbon di sekitar molekulnya.
Berbagai jenis senyawa, kandungan dan aktivitas antioksidatif flavonoid sebagai salah
satu kelompok antioksidan alami yang terdapat pada sereal, sayursayuran dan buah,
telah banyak dipublikasikan. Flavonoid berperan sebagai antioksidan dengan cara
mendonasikan atom hidrogennya atau melalui kemampuannya mengkelat logam,
berada dalam bentuk glukosida (mengandung rantai samping glukosa) atau dalam
bentuk bebas yang disebut aglikon (Rajalakshmi dan S. Narasimhan, 1985; White dan
Y. Xing, 1951; Madhavi et al., 1985; Maslarova, 2001; Cook dan S. Samman,1996;
Cuppett et al.,1954 dalam Redha, 2010).
buah, sayuran, teh, anggur merah dan cokelat. Polyphenol berfungsi sebagai
antioksidan dan bermanfaat untuk kesehatan manusia, seperti mencegah kanker,
jantung dan penyakit-penyakit lainnya (Misnawi et al., 2004).
x 100%
Berdasarkan rumus tersebut, makin kecil nilai absorbansi maka semakin tinggi
nilai aktivitas penangkapan radikal. Aktivitas antioksidan dinyatakan secara kuantitaif
dengan IC50. IC50 adalah konsentrasi larutan uji yang memberikan peredaman DPPH
sebesar 50%.
Selain itu, secara umum pengujian antioksidan dapat dilihat dalam beberapa
cara, yaitu:
a. BCB Method (-Carotene Bleaching Method) atau Metode Pemutihan -karoten,
b. DPPH (1,1-diphenyl-2-picrylhydrazil) Radical Scavenging Method (Metode
c.
d.
e.
f.
Spesifitas dan sensitifitas satu metode saja tidak dapat menguji seluruh senyawa fenol
yang terdapat pada ekstrak. Oleh karena itu dibutuhkan kombinasi pengujian aktivitas
antioksidan lebih dari satu (Sun dan Ho, 2005). Selain itu, pengujian antioksidan juga
dapat dilakukan secara in vivo dan in vitro.
2.3 Senyawa Antioksidan yang terdapat dalam Kopi, Kakao, Teh, Apel, Ginseng,
dan Jahe
2.3.1 Kopi
Kopi merupakan sejenis minuman yang berasal dari proses pengolahan biji
tanaman kopi. Kopi digolongkan ke dalam famili Rubiaceae dengan genus Coffea.
Secara umum kopi hanya memiliki dua spesies yaitu Coffea arabica dan Coffea
robusta (Saputra E., 2008). Kopi dapat digolongkan sebagai minuman psikostimulant
yang akan menyebabkan orang tetap terjaga, mengurangi kelelahan, dan memberikan
efek fisiologis berupa peningkatan energi (Bhara L.A.M., 2005).
Kopi mengandung beberapa komponen fenolik selain
tokoferol
yang
Teh adalah suatu produk yang dibuat dari daun muda (pucuk daun) dari tanaman
teh Camellia sinensis L. Daun teh mengalami beberapa proses pengolahan untuk
dapat menjadi produk seperti teh hitam dan teh hijau. Untuk membuatnya, daun
biasanya dilayukan dan kemudian digulung dengan alat pemutar OTR (Open Top
Roller), kemudian dihamparkan ke udara agar teroksidasi atau terfermentasi. Daun
kemudian dikeringkan dengan udara panas, dan dihasilkan teh hitam (Harler, 1966).
Daun teh memiliki senyawa bioaktif yang kompleks, salah satunya adalah
polifenol. Pada teh hijau kandungan polifenolnya sebesar 36 persen. Katekin
merupakan senyawa dominan dari polifenol teh hijau dan terdiri dari epikatekin (EC),
epikatekin gallat (ECG), epigallokatekin (EGC), epigallokatekin gallat (EGCG), katekin
dan gallokatekin (GC). Dalam daun teh terdapat sekitar 14 glikosida mirisetin, kuersetin
yang dapat mencegah kanker dan kolesterol. Flavonol merupakan zat antioksidan
utama pada daun teh yang terdiri atas kuersetin, kaempferol dan mirisetin. Sekitar 2- 3
persen bagian teh yang larut dalam air merupakan senyawa flavonol (Alumniits, 2009).
Senyawa utama yang dikandung teh adalah katekin, yaitu suatu turunan tannin
terkondensasi yang juga dikenal sebagai senyawa polifenol karena banyaknya gugus
fungsional hidroksil yang dimilikinya. Selain itu, teh juga mengandung alkaloid kafein
yang bersama-sama dengan polifenol teh akan membentuk rasa yang menyegarkan.
Beberapa vitamin yang dikandung teh di antaranya adalah vitamin C, vitamin B, dan
vitamin A yang diduga akan menurun kadarnya akibat pengolahan, namun masih dapat
dimanfaatkan oleh peminumnya. Beberapa jenis mineral juga terkandung dalam teh,
terutama fluorida yang dapat memperkuat struktur gigi (Kustamiyati, 2006).
Pada daun teh segar, kadar tannin pada tahap pengolahan teh hitam secara
berturut-turut semakin kecil konsentrasinya, sedangkan pada teh hijau terdapat
sebaliknya. Meskipun semua komponen tannin dari hasil berbagai penelitian diketahui
mempunyai kemampuan untuk penyembuhan penyakit ginjal, namun tannin dalam
bentuk epigalokatekin galat, merupakan tannin predominan dari teh hijau yang paling
berkhasiat. Tannin memiliki rasa yang sepat sehingga mudah untuk dideteksi. Tannin
merupakan senyawa yang sangat penting karena hampir semua karakteristik mutu teh
berkaitan erat dengan perubahan yang terjadi pada tannin selama pengolahan teh.
Tannin yang terkandung dalam teh merupakan turunan asam galat dan dikenal dengan
katekin (Ramayanti, 2003).
2.3.4 Apel
Daging buah apel mengandung senyawa-senyawa flavonoid seperti : Catechin,
procyanidin, phloridzin, phloretin glycoside, caffeic acid, dan chlorogenic acid.
Sedangkan kulit apel selain mengandung senyawa-senyawa di atas, juga mengandung
flavonoid tambahan yang tidak terdapat pada daging buah seperti quercetin glycosides
dan cyanidin glycoside (Wolfe dan Liu, 2003).
Kulit apel yang diekstrak mengandung vitamin C dengan total aktivitas
antioksidan 125156 mol/gram (Wolfe dan Liu, 2003). Vitamin C merupakan
mikronutrien esensial yang larut air yang berguna untuk kesehatan tubuh. Manusia dan
primata lainnya tidak dapat mensintesis vitamin C karena tidak adanya enzim Lgulonolakton oksidase, suatu enzim terminal dalam biosintesis vitamin C dari glukosa
(Shills, 2006).
2.3.5 Ginseng
Faridah dan Isfaryanti (1996) menyebutkan bahwa akar ginseng jawa
mengandung steroid/sterol (stigmasterol dan b-sitosterol) dan saponin (b sitosterol-bD-glukosida), senyawa pereduksi dan senyawa yang diduga kumarin. Sedangkan
Sukardiman (1996) menyebutkan bahwa dari hasil analisis KLT (kromatografi lapis
tipis) densitometri, diketahui ada sedikitnya dua senyawa (golongan terpenoid dan
steroid ) yang terkandung dalam ginseng jawa sama dengan yang terkandung dalam
ginseng korea.
2.3.6 Jahe
Jahe (Zingiber officinale, Roscoe) merupakan salah satu rempah yang umum
digunakan untuk keperluan rumah tangga dan secara universal diketahui juga dapat
dimanfaatkan untuk kesehatan. Antioksidan utama yang terkandung dalam jahe adalah
gingerol, shogaol dan gingeron. Ekstrak jahe mempunyai sifat antioksidan, karena
dapat menangkap anion superoksida dan radikal hidroksil. Hasil percobaan
menggunakan mikrosom hati tikus menunjukkan bahwa gingerol yang diisolasi dari
rimpang jahe pada konsentrasi tinggi dapat menghambat pembentukan kompleks
askorbat-besi (ferro) yang dapat menginduksi peroksidasi lipid. Demikian juga gingerol
dari jahe dapat menghambat fungsi platelet karena dapat menghambat pembentukan
tromboksan dan dapat menghambat terjadinya peradangan (inflamasi). Selain itu,
ekstrak jahe dapat pula menghambat biosintesis kolesterol dalam hati (Muchtadi,
2009).
hasil
destilasi.
Aquades
memiliki
kemampuan
yang
baik
untuk
sesuai
jumlah
elekton
yang
diambil.
Keberadaan
senyawa
antioksdian dapat mengubah warna larutan DPPH dari ungu menjadi kuning.
3.
Etanol p.a
Etanol p.a merupakan jenis pelarut murni yang sudah umum digunakan
dalam praktikum, etanol ini sering digunakan untuk mengekstrak suatu bahan
pangan sehingga didapatkan ekstrak dari bahan yang digunakan.
3.2 Persiapan Bahan
3.2.1 Sampel Bubuk
Bahan pangan yang akan diuji nilai antioksidannya akan dilakukan pengenceran
terlebih dahulu dengan aquades hangat bagi sampel padat/bubuk agar senyawa yang
terkandung di dalamnya terlarut sempurna, karena air panas membuka pori-pori
sampel. Sampel bubuk tersebut antara lain jenis coklat bubuk dan kopi bubuk dari
berbagai merek yang dilakukan penimbangan masing-masing 1,5 g. Larutan campuran
sampel bubuk dan aquades hangat diaduk selama 10 menit untuk menghomogenkan
larutan. Kemudian dilakukan penyaringan menggunakan kertas saring untuk
memisahkan ampas dengan filtrat. Filtrat yang dihasilkan ditera dengan menambahkan
aquades hingga 50 ml di dalam labu takar. Filtrat yang sudah diencerkan diambil 1 ml
kemudian dimasukkan kedalam labu takar 50 ml dan dilakukan pengenceran kembali
dengan penambahan aquades 50 ml. Hal ini bertujuan untuk mempermudah pengujian
aktivitas antioksidan dalam sampel yang digunakan saat pengukuran absorbansi
sehingga nantinya larutan encer ini akan dicuplik sebesar 0,1 ml.
3.2.2 Sampel Minuman
Pada sampel yang berupa cairan/minuman tidak dilakukan preparas, namun
langsung dilakukan pengujian aktivitas antioksidan dengan menambahkan bahan kimia
yang digunakan untuk analisa seperti DPPH (1,1-diphenyl-2-picryl hydrazyl) dan
etanol. Hal ini dikarenakan sampel minuman telah berbentuk konsentrasi yang encer
1,5 g sampel bubuk
dalam kemasannya. Oleh karena itu, hanya dilakukan pengambilan cuplikan sebesar
0,1 ml.
3.3 Ekstraksi Senyawa Polifenol
50 ml Aquades
hangat
Pelarutan
Pengadukan 15 menit
Penyaringan
Filtrat
Peneraan hingga 50 ml
Ambil 1 ml
50 ml aquades
Pengadukan
Ampas
Etanol 0,9 ml
DPPH 3ml
melarutkan
senyawa
bioaktif
antioksidan
berupa
polifenol.
kemudian
ditambahakan larutan DPPH sebanyak 3 ml. setelah itu, dilakukan pengadukan pada
sampel dengan cara di vortex agar larutan menjadi homogen. Kemudian dilakukan
pendiaman selama 30 menit. Hal bertujuan agar sampel dan radikal bebas DPPH yang
berwarna ungu dapat bereaksi berubah menjadi warna ungu. Hal ini dikarenakan
DPPH direduksi oleh senyawa-senyawa antioksidan bahan sehingga warna ungu akan
semakin memudar. Tingginya kepudaran warna ungu menunjukkan seberapa besar
suatu bahan mengandung senyawa antioksidan. Tahap terakhir dalam analisa ini
dilakukan pengukuran absorbansi sampel menggunakan spektrofotometer dengan
panjang gelombang 517 nm. Panjang gelombang tersebut merupakan panjang
gelaombang yang besarnya cocok untuk mendeteksi akan adanya senyawa
antioksidan dan memudahkan dalam pengukuran absorbansi.
Aktivitas scavenging
Rumus: % penghambatan =
x 100%
Blanko
Jenis Sampel
Pengukuran Absorbansi
( = 517 nm)
Ulangan 1
Ulangan 2
3,034
2,976
3,076
3,034
3,034
A2 : Vicco 3 in 1
A3 : Vicco 3 in 1
2,765
3,030
2,835
3,011
3,034
2,995
3,031
3,034
2,961
2,988
3,034
3,008
3,028
3,034
2,663
2,930
3,034
2,977
2,754
3,034
2,829
2,761
10
3,034
2,885
1,371
11
3,034
2,413
2,315
12
3,034
0,708
0,736
13
3,034
2,836
2,283
14
3,034
0,308
0,300
15
3,034
2,979
2,935
16
3,034
C4 : Oolong my tea
1,811
1,686
17
3,034
2,981
2,933
18
3,034
C6 : Mirai ocha
2,217
2,000
19
3,034
2,622
2,652
20
3,034
0,625
0,629
1
2
3
4
Blanko
Jenis Sampel
% Penghambatan
Antioksidan
terhadap DPPH
Ulangan Ulangan
1
2
Rata-rata
(%)
SD
RSD
(%)
1,91
3,034
A1 : Vicco bubuk
cokelat murni
1,91
3,034
A2 : Vicco 3 in 1
8,87
6,56
7,76
1,63
21,06
3,034
0,13
0,76
0.44
0,44
101,26
3,034
1,28
0,1
0,69
0,83
120,92
3,034
2,41
1,52
1,96
0,63
32,11
3,034
0,87
0,2
0,54
0,47
87,74
3,034
12,23
3,43
7,83
6,22
79,47
3,034
1,88
9,23
5,56
5,20
93,47
3,034
6,76
7,88
1,58
20,10
10
3,034
4,91
54,81
29,86
35,28
118,17
11
3,034
20,47
23,7
29,86
11,23
37,61
12
3,034
76,66
75,74
76.2
0,65
0,85
13
3,034
6,53
24,75
15.64
12,88
82,37
14
3,034
89,85
90,11
89.98
0,18
0,20
15
3,034
A3 : Vicco 3 in 1
A4 : Pro food jahe
chocolate
B1 : Sekar arum kopi
arabika murni
B2 : Sekar arum
ereksa (kopi
robusta ginseng
instan)
B3 : Sekar arum kopi
blanding ekselen
B4 : Sekar arum kopi
jahe sachet
B5 : Sekar arum kopi
robusta murni
B6 : Sekar arum
komik (kopi
minim kafein)
B7 : Kopi O Aik
chehong
B8 : Kopi jahe sekar
arum
C1 : Rolas tea black
tea
C2 : Teh Botol Sosro
C3 : Sariwangi sari
melati
1,81
3,26
2,54
1,02
40,37
16
3,034
C4 : Oolong my tea
40,31
44,43
42,37
2,91
6,88
17
3,034
1,75
3,33
2,54
1,12
43,99
18
3,034
C6 : Mirai ocha
26,93
34,08
30,51
5,05
16,57
19
3,034
13,58
12,59
13,08
0,70
5,35
20
3,034
79,4
79,27
79,34
0,09
0,12
C7 : Teh kepala
djenggot
C8 : Zestea green
tea
4.2 Pembahasan
sangat penting karena hampir semua karakteristik mutu teh berkaitan erat dengan
perubahan yang terjadi pada tannin selama pengolahan teh. Tannin yang terkandung
dalam teh merupakan turunan asam galat dan dikenal dengan katekin. Dengan kata
lain semakin rendahnya proses fermentasi yang terjadi, maka kandungan total
polifenolnya akan semakin sedikit yang berkurang.
Berdasarkan teori pada paragraf sebelumnya, maka seharusnya produk teh
dengan merek Zestea Green Tea memiliki nilai yang lebih tinggi daripada teh botol
sosro, karena teh botol sosro termasuk ke dalam jenis teh hitam yang melakukan
fermentasi penuh pada daun teh. Karena Green Tea/teh hijau merupakan jenis teh
yang tidak mengalami proses fermentasi. Perubahan nilai ini dapat diakibatkan oleh
proses inaktifasi enzim fenolase yang kurang maksimal, sehingga masih terdapat
beberapa bagian yang terfermentasi spontan. Hal ini terbukti dari warna produk yang
seharusnya berwarna putih (tidak adanya fermentasi sehingga tidak ada senyawa yang
berkontribusi memberi warna coklat) berwarna sedikit coklat bahkan hampir sama
dengan warna teh botol sosro.
Pada produk ketiga nilainya yang tinggi dikarenakan adanya kombinasi antara
kopi dan jahe. Karena menurut literatur yang ada menyebutkan bahwa, kopi
mengandung beberapa komponen fenolik selain tokoferol yang menunjukkan kapasitas
antioksidan seperti asam klorogenat yang merupakan ester dari beberapa asam
sinamat dengan asam quinat, dan asam kafeat, asam ferulat serta asam p-kaumarat
yang terdapat dalam bentuk bebas (Natella dan Scaccini dalam Yusmarini, 2011).
Senyawa polifenol yang utama pada kopi adalah asam klorogenat dan asam kafeat.
Jumlah asam klorogenat mencapai 90% dari total fenol yang terdapat pada kopi
(Mursu, et al., 2005). Jahe pun menurut literatur pada saat dilakukan penelitian pada
tikus (menggunakan mikrosom hati tikus) menunjukkan bahwa gingerol yang diisolasi
dari rimpang jahe pada konsentrasi tinggi dapat menghambat pembentukan kompleks
askorbat-besi (ferro) yang dapat menginduksi peroksidasi lipid. Demikian juga gingerol
dari jahe dapat menghambat fungsi platelet karena dapat menghambat pembentukan
tromboksan dan dapat menghambat terjadinya peradangan (inflamasi). Selain itu,
ekstrak jahe dapat pula menghambat biosintesis kolesterol dalam hati (Muchtadi,
2009). Oleh kaena itu, keduanya memiliki aktivitas antioksidan yang tinggi.
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Akhilender. 2003. Dasar-Dasar Biokimia I. Jakarta: Erlangga.
Alumniits. 2009. Teh dan Khasiatnya Bagi Kesehatan. http://www.alumniits.com
(diakses 25 Oktober 2015).
Bhara L.A.M., 2009. Semarang: Pengaruh Pemberian Kopi Dosis Bertingkat Per Oral
30 Hari terhadap Gambaran Histology Hepar Tikus Wistar. Skripsi. Universitas
Diponegoro, Fakultas Kedokteran. 15-17.
Faridah GE, dan Isfaryanti AF, 1996. Skrining Fitokimia Akar Som Jawa. Prosiding
Seminar Nasional Pokjanas Tanaman Obat Indonesia XI. Surabaya.
Halliwell, B. & Whiteman, M. (2004) Measuring reactive species and oxidative damage
in vivo and in cell culture: how should you do it and what do the results mean;
Br J Pharmacol, 142,55-231.
Harborne, J. B., 1987, Metode Fitokimia Penuntun Cara Modern Menganalisis
Tumbuhan,
Edisi
kedua,
Hal
5,
69-76,
diterjemahkan
oleh
Kosasih
LAMPIRAN PERHITUNGAN
% penghambat =
x 100%
Rata-rata % penghambat =
1.
= 3,034
U1
= 2,976
U2
=-
U1
U2
Rata-rata
== 1,91%
x 100% = 1,91 %
Vicco 3 in 1
Blanko
= 3,034
U1
= 2,765
U2
= 2,835
U1
x 100% = 8,87 %
U2
x 100% = 6,56 %
Rata-rata
SD
= (((8,87-7,76^2+(6,56-7,76)^2)/(2-1))^0,5
= 7,76 %
= 1,634655927
RSD
= 1,634655927/7,76 *100%
= 21,06515 %
2.
= 3,034
U1
= 3,030
U2
= 3,011
U1
x 100% = 0,13 %
U2
x 100% = 0,76 %
Rata-rata
SD
= (((0,13-0.44)^2+(0,76-0.44)^2)/(2-1))^0,5
= 0.44 %
=0,445533388
RSD
= 0,445533388/= 0.44*100%
= 101,2576 %
= 3,034
U1
= 2,995
U2
= 3,031
U1
x 100% = 1,28 %
U2
x 100% = 0,1 %
Rata-rata
SD
= (((1,28-0,69)^2+( 0,1-0,69)^2)/(2-1))^0,5
= 0,69 %
= 0,834386002
RSD
= 0,834386002/0,69*100%
= 120,9255075 %
3.
= 3,034
U1
= 2,961
U2
= 2,988
U1
x 100% = 2,41 %
U2
x 100% = 1,52 %
Rata-rata
SD
= (((2,41-1,96)^2+(1,52-1,96)^2)/(2-1))^0,5
= 1,96 %
= 0,629364759
RSD
= 0,629364759/1,96*100%
= 32,11045 %
= 3,034
U1
= 3,008
U2
= 3,028
U1
x 100% = 0,87 %
U2
x 100% = 0,2 %
Rata-rata
SD
= (((0,87-0,54)^2+(0,2-0,54)^2)/(2-1))^0,5
= 0,54 %
= 0,47381431
RSD
= 0,47381431/0,54*100%
= 87,74339067 %
4.
Sekar arum kopi blanding ekselen dan sekar arum kopi jahe sachet
Sekar arum kopi blanding ekselen
Blanko
= 3,034
U1
= 2,663
U2
= 2,930
U1
x 100% = 12,23 %
U2
Rata-rata
SD
= (((12,23-7,83)^2+(3,43-7,83)^2)/(2-1))^0,5
x 100% = 3,43 %
= 7,83 %
= 6,222539674
RSD
= 6,222539674/7,83*100%
= 79,47049393 %
= 3,034
U1
= 2,977
U2
= 2,754
U1
x 100% = 1,88 %
U2
x 100% = 9,23 %
Rata-rata
SD
= (((1,88-5,56)^2+(9,23-5,56)^2)/(2-1))^0,5
= 5,56 %
= 5,197239652
RSD
= 5,197239652/5,56*100%
= 93,47553331 %
5.
= 3,034
U1
= 2,829
U2
= 2,761
U1
x 100% = 6,76 %
U2
x 100% = 9 %
Rata-rata
= 7,88 %
SD
= (((6,76-7,88)^2+( 9-7,88)^2)/(2-1))^0,5
= 1,58391919
RSD
= 1,58391919/7,88
= 20,10049733 %
= 3,034
U1
= 2,885
U2
= 1,371
U1
x 100% = 4,91 %
U2
x 100% = 54,81 %
Rata-rata
SD
= (((4,91-29,86)^2+(54,81-29,86)^2)/(2-1))^0,5
= 29,86 %
= 35,28462838
RSD
= 35,28462838/29,86*100%
= 118,1668733 %
6.
= 3,034
U1
= 2,413
U2
= 2,315
U1
x 100% = 20,47 %
U2
x 100% = 23,7 %
Rata-rata
= 29,86 %
SD
= (((20,47-29,86)^2+(23,7-29,86)^2)/(2-1))^0,5
= 11,23021371
RSD
= 11,23021371/29,86*100%
=37,60955697 %
= 3,034
U1
= 0,708
U2
= 0,736
U1
x 100% = 76,66 %
U2
x 100% = 75,74 %
Rata-rata
= 76.2 %
SD
= (((76,66-76.2)^2+(75,74-76.2)^2)/(2-1))^0,5
= 0,650538239
RSD
= 0,650538239/76.2*100%
= 0,853724723 %
7.
= 3,034
U1
= 2,836
U2
= 2,283
U1
x 100% = 6,53 %
U2
x 100% = 24,75 %
Rata-rata
SD
= (((6,53-15.64)^2+(24,75-15.64)^2)/(2-1))^0,5
= 15.64 %
= 12,88348555
RSD
= 12,88348555/15.64*100%
= 82,37522732 %
= 3,034
U1
= 0,308
U2
= 0,300
U1
x 100% = 89,85 %
U2
x 100% = 90,11 %
Rata-rata
= 89.98 %
SD
= (((89,85-89.98)^2+(90,11-89.98)^2)/(2-1))^0,5
= 0,183847763
RSD
= 0,183847763/89.98*100%
= 0,204320697 %
8.
= 3,034
U1
= 2,979
U2
= 2,935
U1
x 100% = 1,81 %
U2
x 100% = 3,26 %
Rata-rata
SD
= (((1,81-2,54)^2+(3,26-2,54)^2)/(2-1))^0,5
= 2,54 %
= 1,025329215
RSD
= 1,025329215/2,54*100%
= 40,36729195 %
Oolong my tea
Blanko
= 3,034
U1
= 1,811
U2
= 1,686
U1
x 100% = 40,31 %
U2
x 100% = 44,43 %
Rata-rata
= 42,37 %
SD
= (((40,31-42,37)^2+(44,43-42,37)^2)/(2-1))^0,5
= 2,913279938
RSD
= 2,913279938/42,37*100%
= 6,87580821%
9.
= 3,034
U1
= 2,981
U2
= 2,933
U1
x 100% = 1,75 %
U2
x 100% = 3,33 %
Rata-rata
SD
= (((1,75-2,54)^2+(3,33-2,54)^2)/(2-1))^0,5
= 2,54 %
= 1,117228714
RSD
= 1,117228714/2,54*100%
= 43,98538245 %
Mirai ocha
Blanko
= 3,034
U1
= 2,217
U2
= 2,000
U1
x 100% = 26,93 %
U2
x 100% = 34,08 %
Rata-rata
= 30,51 %
SD
= (((26,93-30,51)^2+(34,08-30,51)^2)/(2-1))^0,5
= 5,05581843
RSD
= 5,05581843/ 30,51*100%
= 16,57102075 %
= 3,034
U1
= 2,622
U2
= 2,652
U1
x 100% = 13,58 %
U2
x 100% = 12,59 %
Rata-rata
= 13,08 %
SD
= (((13,58-13,08)^2+(12,59-13,08)^2)/(2-1))^0,5
= 0,700071425
RSD
= 0,700071425/13,08*100%
= 5,352228019 %
= 3,034
U1
= 0,625
U2
= 0,629
U1
x 100% = 79,4 %
U2
Rata-rata
SD
=(((79,4-79,34)^2+(79,27-79,34)^2)/(2-1))^0,5
x 100% = 79,27 %
= 79,34 %
0,092195445
RSD
= 0,092195445/79,34*100%
= 0,11620298 %