DEFINISI
Sirup adalah larutan oral yang mengandung sukrosa atau gula lain yang berkadar
tinggi (sirup simpleks adalah sirup yang hampir jenuh dengan sukrosa). Kadar
sukrosa dalam sirup adalah 64-66%, kecuali dinyatakan lain (Syamsuni, 2007). Sirup
adalah larutan pekat gula atau gula lain yang cocok yang di dalamnya
ditambahkan obat atau zat wewangi, merupakan larutan jerni berasa manis. Dapat
ditambahkan gliserol, sorbitol, atau polialkohol yang lain dalam jumlah sedikit,
dengan maksud selain untuk menghalangi pembentukan hablur sakarosa, juga dapat
meningkatkn kelarutan obat (Anonim, 1978).
KEUNTUNGAN
Keuntungan:
Lebih mudah ditelan dibandingkan dengan sediaan padat sehingga mudah
digunakan untuk bayi, anak, dewasa dan lanjut usia
Segera diabsorbsi karena sudah berada dalam bentuk larutan
Obat secara homogeny terdistribusi keseluruh sediaan
Mengurangi resiko iritasi pada lambung oleh zat-zat iritan (contohnya Aspirin, KCL)
karena segera diencerkan oleh isi lambung.
KERUGIAN
Kerugian :
Stabilitas dalam bentuk larutan biasanya kurang baik dibandingkan sediaan tablet
atau kapsul, terutama jika bahan mudah terhidrolisis
Larutan merupakan media ideal untuk pertumbuan mikroorganisme, oleh karena itu
memerlukan penambahan pengawet.
Ketepatan dosis tergantung pasien untuk menakar
Rasa obat yang kurang menyenangkan akan lebih terasa jika diberikan dalam
bentuk larutan dibandingkan dalam bentuk padat
FORMULA UMUM SYRUP
BAHAN PEMBANTU
Anticaploking agent
Mencegah kristalisasi gula di cup botol umumnya digunakan alcohol plyhydric seperti
gliserol, sorbitol, atau propilenglikol. (Aulton, 254-267). Kosentrasi penggunaan
bahan-bahan tersebut dapat dibaca di handbook of pharmaceutical excipients.
Pewangi (Flavouring agent)
Digunakan untuk menutupi rasa tidak enak dan membuat agar obat dapat diterima
oleh pasien terutama anak-anak.
Zat pewarna
Ditambahkan ke dalam sediaan oral cair untuk menutupi penampilan yang tidak
menarik atau meningkatkan penerimaan pasien. Pemakaian zat warna juga harus
dipertimbangkan kelarutan, stabilitas, ketercampuran dan kosentrasi zat warna
dalam sediaan
PENGAWET
Pengawet
Pengawet yang digunakan itu harus nontoxic, tidah berbau, stabil dan dapat bercampur dengan komponen formula lain.
Biasanya pemakaia pengawet dalam suatu formula sering dikombinasi, hal ini karena penggunaan bahan pengawet secara
kombinasi adalah dalam rangka meningkatkan kemampuan spectrum antimikroba, efek yang sinergis memungkinkan
penggunaan pengawet dalam jumlah kecil singga kadar toksisitasnya menurun dan mengurangi terjadinya resistensi.
Contoh bahan pengawet;
Asam dan garam benzoate (0,01- 0,1 %)
Asam dan garam sorbet (0,05-0,2%)
Methylparaben (0,015-0,2%)
Propilparaben (0,01-0,02%)
Penggunaan metylparaben dan propylparaben jika dikombinasikan kosentrasi pemakaian metilparaben 0,18 dan
propilparaben 0,02.
(Handbook of excipient)
Antioksidan
Antioksidan yang ideal bersifat nontosik,oniritan, efektif pada kosentrasi rendah larut
dalam fase pembawa dan stabil.
Contoh antioksidan:
Asam askorbat (pH stabil 5,4, kosentrasi penggunaan 0,01-0,1%)
Asam sitrat 0,01-1%
Na- metabisulfit
Na-sulfite
(Handbook of exipient)
Pemanis
Pemanis merupakan bahan yang berfungsi menutupi rasa yang kurang disukai pasien.
Contoh bahan pemanis
Sukrosa
Sukrosa membentuk larutan tidak berwarna yang stabil di pH 4-8. Pemakaian sukrosa dalam
kadar tinggi dapat memberikan rasa manis yang dapat menutupi rasa pahit /asin dari beberapa
senyawa obat serta dapat pula berfungsi dalam peningkatan viskositas.
Sorbitol, manitol, gliserol, xytol
Merupakan pemanis yang biasa digunakan untuk penderita dibetes mellitus, namun dalam dosis
tinggi dapat menyebabkan diare. Selain sebagai bahan pemanis sorbitol juga dapat digunakan
sebagai bahan pengental.
Aspartam
Bahan ini umum digunakan untuk makanan dan minuman. Aspartame ini bisa terhidrolisis ketika
dipanaskan pada suhu tinggi sehingga rasa manisnya bisa hilang.
Thaumatin
Snyawa ini merupakan senyawa paling manis, penggunaanya kadang dikombinasikan dengan
gula karena suka terasa pahit dan rasa logam stelah mengonsumsi pemanis ini.
DAPAR
DEFINISI:
Dapar adalah senyawa-senyawa atau campuran
senyawa yang dapat meniadakan perubahan pH
terhadap penambahan sedikit asam atau basa
NaOH(aq) + HC2H3O2(aq) H2O(l) + NaC2H3O2(aq)
2,3C
Ka H3O
Ka H O
3
2
TUJUAN:
- Menjamin efektifitas sediaan
- Menjaga stabilitas sediaan pada range pH yang
ditentukan
- Kontrol kualitas sediaan
PERSYARATAN DAPAR :
Contoh:
- Dapar fosfat
- Dapar fosfat-sitrat
- Dapar sitrat
- Dapar asetat
BAGAIMANA MENENTUKAN pH SEDIAAN
TAHAPAN:
Lihat pH stabilitas bahan aktif pada buku-buku
standard, misalnya Martindale.
Contoh:
1. Maximum stability zat X adalah 5.8
→sediaan dibuat pH 5.8
2. Bahan Y mempunyai data sebagai berikut:
10% solution in water has a pH of 3.5-5.5
pH stability: 6.0-7.5
pH efectivity: 4.5-6.5
Cara:
1. Perhitungan, lihat Martin, Physical Pharm.
Chapter 10.
2. Melihat tabel di Farmakope atau buku
standar lain
Contoh:
Cari dapar yang bisa dipakai pada pH 6.2 untuk
sediaan per oral. Misal dipilih dapar fosfat
DENGAN PERHITUNGAN
1,01 log
Na 2 HPO 4
H PO
2 4
Na 2 HPO 4 x
NaH2 PO 4
Na2HPO4 = x(NaH2PO4)
Garam Asam
4. Jika dibuat dengan kapasitas dapar/bufer
(=0,02)→ masukkan dalam persamaan van
Slyke. Ingat, harga pKa= 7,21 →Ka= …….?
pH = 6,2 →H3O+ = ……..?
Na2HPO4 = x(NaH2PO4)
Garam Asam
Misal X= 0,1
5. Bila akan dibuat 3000 ml, maka:
jumlah Na2HPO4 =3000/1000 X 0,498.10-9 X BM =
…………..gram
jumlah NaH2PO4 =3000/1000 X 4,982.10-9 X BM =
…………..gram
DENGAN TABEL:
Lihat FI III atau PhNed V
→ pH 6,2 dibuat dengan mencampur a ml 0,2 M
Na2HPO4 dan NaH2PO4 b ml 0,2 M
Pengawetan Kimia
PENGAWETAN FISIK
Pengawetan Fisik pada dasarnya dilakukan
dengan mematikan mikroba secara keseluruhan
yaitu dengan cara:sterilisasi, radiasi, pengaturan
formula dan kondisi penyimpanan.
- Untuk pertumbuhan mikroba diperlukan
kondisi-kondisi tertentu. Misal kandungan air
>70%, pH dan suhu tertentu
SINAR GAMA:
- Efektif mematikan spora dan mikroorganisme
vegetatif.
- Kemampuan penetrasi tinggi dan daya mematikan
mikroba besar
- Biasanya ditujukan untuk pengawetan bahan baku
SINAR ULTRAVIOLET
- Panjang gelombang yang digunakan adalah 190-
370 nm.
- Kemampuan penetrasi dan kemampuan mematikan
mikroba lebih rendah dibaningkan dengan radiasi
sinar gama.
- Seperti halnya sinar gama, ditujukan untuk
pengawetan bahan baku.
PENGASAPAN
- Digunakan gas etilen oksida dan formaldehida yang
mempunyai efek antimikroba.
- Etilen oksida
Untuk sterilisasi dan desinfeksi.
- Untuk sterilisasi peralatan untuk mata , anestesi dan
bahan baku obat.
FORMALDEHID
- Digunakan untuk desinfeksi dan sterilisasi alat-alat
laboratorium.
- Efektif mematikan spora dan non sporabakteri gram
(+) dan Gram (-).
PENGAWETAN KIMIA
Digunakan bahan-bahan pengawet yang terdiri dari:
- Bahan alam (minyak atsiri)
- Enzim dan protein
- Pengawet sintetik
PENGAWET
PERMENKES RI No 359/Menkes/Per/1990,
pengawet adalah senyawa yang ditambahkan dalam
suatu sediaan untuk mencegah, menghambat,
fermentasi, pengasaman dan peruraian lain yang
disebabkan oleh mikroorganisme.
TUJUAN PEMAKAIAN PENGAWET
-Donor formaldehida
Bronopol Larut Rendah Dibawah 6 0,01-0,1
Dowicil Larut Rendah 4-10 0,02-0,3
Germal Larut Rendah 4-10 0,1-0,5
Catatan:
Bronopol: 2-nitro-2 bromo-1, 3-propanediol
Dowicil : 1-(chloroallyl)-3,5,7-triazo-nia adamantane chloride
Germall : N,N-methylene-bis-[N’-(hydroxymethyl)-2,5-dioxo-4-imidazaolidinyl)
-urea]
Phenonip : kombinasi ester p-hydroxybenzoic acid dan phenoxyethanol
Myacide : 2,-4-dichlorobenzyl alcohol
R adalah rasio antara pengawet total dalam fase air terhadap pengawet bebas pada
fase tersebut
PENGAWET IDEAL
1. Derajat keasaman, pH
2. Derajat disosiasi
3. Senyawa makromolekul
4. Kelarutan dan koefisien partisi
5. Konsentrasi
6. Rute pemakaian
7. Adanya senyawa lain
SUMBER KONTAMINASI MIKROBA
1. Udara dan air
3. Peralatan/equipment
4. Manusia/personil
5. Bangunan
6. Formulasi
DOSIS BAHAN AKTIF
DALAM SEDIAAN LIKUIDA/CAIR
DOSIS BAHAN AKTIF DALAM SEDIAAN LIKUIDA
DEFINISI :
Dosis adalah takaran terkecil yang diterima oleh penderita
Martindale 32:
The usual adult dose by mouth is 0,5 to 1 g every 4
to 6 hours up t
o max. of 4 g daily.
Usual doses in children are: under 3 months, 10 mg
per kg body-weight (reduce to 5 mg per kg in
jaundiced); 3 months to 1 year, 60 to 120 mg; 1
to 5 years, 120 to 250 mg; 6 to 12 years, 250 to
500 mg. These doses may be given every 4 to 6 hours
when necessary up to a max of 4 doses in 24 hours.
Dosis untuk bayi
(Tabel berat badan dari ISO)
3 bl – 1 th 60 –120
1 th – 5 th 120 –250
6 th – 12 th 250 – 500
Menentukan takaran terkecil (dosis pemakaian):
Misal Konsumen yg dituju :
Bayi usia 0 bl – 1 th maka dosis yang diperlukan 30,5 mg – 120 mg
Dosis yang diperlukan sekali minum : bila sehari 4 kali = 250 – 500 mg
Bila dalam 1 sendok takar (5 ml) dibuat mengandung
erythromycin 250 mg
Dosis pemakaian menjadi :
sekali : 1 – 2 sendok takar
sehari : 4 X 1 – 2 sendok takar
erythromycin stearate
BM : 1018.4
1.39 g ~ 1 g base
Dosis yang diperlukan sekali minum : bila sehari 4 kali = 250 – 500 mg
Bila dalam 1 sendok takar (5 ml) dibuat mengandung
erythromycin base 250 mg
sama dengan,
250 mg X 1,39 = 347,5 mg erythromycin stearate
1. Suspending agent :
Sukrosa pemanis
pengisi
pembawa minyak menguap
3 Wetting Agent
2. GRANULATED PRODUCT
3. COMBINATION PRODUCT:
bahan yang tidak tahan panas (flavor), di tambah
kan setelah pengeringan granul
GRANULATED PRODUCT
4. GRANULASI :
pada campuran no. 3, dilakukan pembentukan
granul dgn mesh size tertentu ( dng cairan
pembentuk masa granul )
5. PENGERINGAN :
granul hsl langkah no. 4 dikeringkan sampai %
moisture content tertentu (tray oven atau fluid
bed drier)
parameter kritis : - temperatur
- waktu pengeringan
6. MILLING :
hasil pengeringan distribusi ukuran partikel
7. FINAL BLEND :
(pencampuran akhir)
parameter kritis : - waktu & kecepatan pengadukan
KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN
PEMBUATAN “DRY MIXTURE”
PROSES FILLING :
METODE GRAVIMETRIC KECEPATAN ALIR
GOOD FLOW = 38º
FAIR FLOW = 38 - 42º
POOR FLOW = 42º
GULA
PENGAWET
DAPAR SOLVEN YANG SESUAI
SUSPENDING AGENT
PENGENTAL
DALAM MIXER
MASA GRANUL
SCREENING DGN
OSCILATING GRANULATOR
MASA GRANUL DASAR
PENGERINGAN: OVEN/FBD
GRANULAT I BAHAN AKTIF
Q.C. : KADAR AIR
SUPER MIXER, SCREENING ROLL COMPACTOR
GRANULAT II
+ FLAVOR, V MIXER