Anda di halaman 1dari 8

LEMBAR KERJA MAHASISWA 1

KONSEP DAN RUMUSAN PANGAN FUNGSIONAL

Oleh:
Kelompok 9
THP-C 2016
Anggun Fitria C.R (161710101028)
Arga Christian H. (161710101057)
Avista Istiqfaridiana (161710101111)

JURUSAN TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN


FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS JEMBER
2018
A. Rumusan Pengertian Konsep
1. Pengertian Pangan Fungsional
Pangan atau makanan yang mempunyai kemampuan untuk mempengaruhi proses
fisiologis sehingga meningkatkan kesehatan atau mencegah timbulnya penyakit. Menurut
asosiasi ahli gizi amerika (The American Dietic Association) pangan fungsional adalah
serangkaian makanan baik produk segar dan utuh maupun produk olahan yang diperkaya dan
ditingkatkan mutunya sehingga menguntungkan bagi kesehatan. Dewan Informasi Makanan
Internasional dan ILSI (International Life Sciences Institute) menambahkan bahwa sifat
menguntungkan bagi tubuh tersebut diluar fungsinya sebagai sumber zat gizi dasar (Silalahi,
2006).

Wildman (2001) menjelaskan pangan fungsional sebagai pangan alami (sebagai


contoh, buah-buahan dan sayur-sayuran) atau pangan olahan yang mengandung komponen
bioaktif sehingga dapat memberikan dampak positif pada fungsi metabolisme manusia. Definisi
lain yang dijelasakan oleh Wildman (2001)yaitu pangan fungsional merupakan pangan olahan
yang mengandung bahan-bahan yang berdasarkan kajian ilmiah mempunyai fungsi fisiologis
tertentu, tidak membahayakan, dan bermanfaat bagi kesehatan. Kalra (2003)menambahkan
bahwa pangan fungsional dapat bertindak sebagai nutraceutical. Sebaagai contoh dapat
digunakan sebagai bahan fortifikasi pada produk susu.
Meskipun diharapkan memberikan efek meningkatkan kesehatan, makanan fungsional
tidak dapat dikategorikan sebagai obat atau suplemen makanan, karena menurut Hariyani (2013)
makanan fungsional memiliki beberapa kriteria yaitu:

1. Harus merupakan produk pangan (bukan berbentuk kapsul, tablet atau bubuk) yang
berasal dari bahan alami.
2. Dapat dan layak dikonsumsi sebagai bagian dari diet atau menu sehari-hari.
3. Mempunyai fungsi tertentu pada saat dicerna, serta dapat memberikan peran dalam
proses tubuh tertentu, seperti: memperkuat mekanisme pertahanan tubuh, mencegah
penyakit tertentu, membantu mengembalikan kondisi tubuh setelah sakit tertentu,
menjaga kondisi fisik dan mental, serta memperlambat proses penuaan.
4. Jelas sifat fisik dan kimianya serta kualitas dan jumlahnya dan aman dikonsumsi.
5. Kandungannya tidak boleh menurunkan nilai gizinya.
Fungsi menguntungkan bagi tubuh pada pangan fungsional dikarenakan adanya kandungan
bioaktif pada makanan fungsional. Komponen bioaktif terdiri dari 2 jenis yaitu zat gizi dan non-
gizi. Zat gizi misalnya protein, asam lemak, vitamin dan mineral. Sedangkan zat non-gizi
misalnya serat pangan, oligosakarida, senyawa fenol dan sebagainya (Muchtadi, 2004).

2. Pengertian Food Suplement


Suplemen makanan adalah produk yang dimaksudkan untuk melengkapi kebutuhan zat
gizi makanan, mengandung satu atau lebih bahan berupa vitamin, mineral, asam amino atau
bahan lain (berasal dari tumbuhan atau bukan tumbuhan) yang mempunyai nilai gizi dan atau
efek fisiologis dalam jumlah terkonsentrasi (BPOM, 2004). Suplemen makanan pada umumnya
mengandung vitamin dan mineral yang tidak dapat diproduksi oleh tubuh. Dari segi
penggelompokkannya, suplemen tersebut adalah vitamin, mineral, asam amino, enzim, hormon,
antioksidan, herba, probiotik. Tersedia dalam bentuk sediaan tunggal atau kombinasi untuk
mendapatkan pengobatan tertentu.
Menurut US Dietary Supplement Health and Education Act (DSHEA) (1994), suplemen
makanan yang di harapkan untuk dapat melengkapi makanan yang mengandung satu ataulebih
dari bahan-bahan makanan; seperti vitamin, mineral, rempah, asam amino, mengandung unsur
makanan untuk meningkatkan kecukupan gizi, kosentrat, zat metabolit, ekstrak atau kombinasi
dari bahan-bahan tersebut. Suplemen kesehatan atau disebut juga diatery supplement adalah
produk kesehatan yang mengandung satu atau lebih zat yang bersifat nutrisi atau obat. Yang
bersifat nutrisi termasuk vitamin, mineral dan asam-asam amino, sedangkan yang bersifat obat
umumnya diambil dari tanaman atau jaringan tubuh hewan yang memiliki khasiat sebagai obat.
Pada umumnya, suplemen makanan kesehatan berasal dari bahan-bahan alami tanpa bahan kimia
(harus murni) dan merupakan saripati bahan makanan (konsentrat). Kemudian berkembang
produk food supplement dengan dosis tinggi (konsentrat) atau yang mengandung herbal tertentu
untuk membantu pengobatan. Namun suplemen merupakan makanan pendamping bukan
pengganti makanan. Suplemen makanan pada umumnya mengandung vitamin dan mineral yang
tidak dapat diproduksi oleh tubuh. Dari segi penggelompokkannya, suplemen tersebut adalah
vitamin, mineral, asam amino, enzim, hormon, antioksidan, herba, probiotik. Tersedia dalam
bentuk sediaan tunggal atau kombinasi untuk mendapatkan pengobatan tertentu.
Menurut Geoffrey P. Webb (2006) definisi suplemen makanan secara umum, yaitu: a)
Sesuatu yang di konsumsi secara langsung dalam dosis tertentu dalam bentuk pil, kapsul, bubuk
atau cairan. b) Sesuatu yang dapat ditambahkan ke dalam pola makan yang normal. c) Sesuatu
yang dinyatakan dapat memengaruhi kesehatan pada label kemasa maupun pada media promosi
seperti kandungan zat gizi, zat metabolit alami dan beberapa tambahan yang berasal dari ekstrak
tumbuhan maupun hewan yang mengandung unsur-unsur zat giziMenurut Geoffrey P. Webb
(2006) definisi suplemen makanan secara umum, yaitu: a) Sesuatu yang di konsumsi secara
langsung dalam dosis tertentu dalam bentuk pil, kapsul, bubuk atau cairan. b) Sesuatu yang dapat
ditambahkan ke dalam pola makan yang normal. c) Sesuatu yang dinyatakan dapat memengaruhi
kesehatan pada label kemasa maupun pada media promosi seperti kandungan zat gizi, zat
metabolit alami dan beberapa tambahan yang berasal dari ekstrak tumbuhan maupun hewan yang
mengandung unsur-unsur zat gizi
3. Pengertian Neutraceutical
Nutraceutical pertama kali didefinisikan pada tahun 1989 oleh Stephen De Felico sebagai
makanan, ingredient makanan atau suplemen makanan yang memberikan keuntungan pada
kesehatan termasuk diantaranya mencegah dan memanage penyakit diluar fungsi nutrisi dasar”.
Nutraceutical adalah senyawa bioaktif alami. Nutraceutical terdapat pada produk-produk alami
dari (a) industry makanan; (b) suplemen makanan dan herbal; (3) industry farmasi. Senyawa-
senyawa bioaktif misalkan terpenoid, karotenoid, saponin, terpen, tokoferol, senyawa phenol,
turuan karbohidrat, lemak dan asam amino, mikrobia dan mineral termasuk dalam nutraceutical
(Sharma, 2009). Istilah nutraceutical merupakan gabungan dari nutrisi dan farmasi, mengacu
pada adanya suatu keyakinan bahwa makanan atau bagian dari makanan memberikan manfaat
bagi kesehatan dan dapat digunakan sebagai obat, termasuk sebagai pencegahan terhadap
penyakit. Health Canada telah memodifikasi definisi nutraceutical menjadi: “Produk yang
dipisahkan atau dimurnikan dari makanan yang umumnya dijual dalam bentuk obat yang tidak
dimaksudkan sebagai makanan. Nutraceutical dinyatakan memiliki manfaat fisiologis atau
memberi perlindungan terhadap penyakit kronis.
Defelice (1989) suatu definisi mengenai nutraceutical yaitu suatu substansi yang berasal
dari makanan atau bagian dari makanan yang memiliki efektifitas dalam pengobatan atau
kesehatan, termasuk untuk pencegahan dan mengobati penyakit. Produk-produk merupakan
nutraceutical isolate nutrisi, supplement food, dan makanan yang diproses dengan teknologi.
Produk nutraceutical dibagi dalam dua tipe yaitu; “Potential Nutraceutical” (belum didukung
oleh data klinis) dan “Established Nutraceutical” (telah didukung oleh data klinis yang terbukti
efektif untuk kesehatan). Pembuatan produk nutraceutical menggunakan bahan dasar makanan
sehingga aman untuk tubuh manusia dan melalui proses pembuatan seperti produk farmasi/obat
yaitu melalui tahapan yang panjang yaitu uji pra klinis, uji klinis (4 tahap) dan uji pasca
pemasaran yang dapat membuktikan efikasi/efektifitasnya.

4. Pengertian Pharmaceuticals
Pharmaceutical merupakan bidang ilmu farmasi modern yang menghasilkan produk berupa
tablet, sirup dan suspensi yang dibuat secara modern dan tidak menggunakan cara tradisional.
Produk pharmaceutical lebih dikenal sebagai obat atau obat-obatan komponen mendasar dari
pengobatan modern. Sehingga produk tersebut aman, efektif, dan berkualitas baik, dan
diresepkan dan digunakan secara rasional.

B. Rumusan Pangan Fungsional dan Istilah Lainya Dari Hasil Diskusi Kelompok
a) Pangan Fungsional
Pangan fungsional merupakan makanan dan minuman yang mengandung berbagai jenis
komponen aktif dan apabila dikonsumsi setiap hari akan memberikan efek sehat bagi tubuh serta
dapat mencegah timbulnya penyakit. Pangan fungsional dapat memberikan efek sehat tetapi
tidak boleh diklaim sebagai makanan untuk pengobatan. Pangan fungsional dapat berupa
makanan segar maupun produk makanan olahan dari bahan alami. Makanan tersebut harus
melalui pengujian efek sehat menggunakan pegujian secara klinis.
b). Food Suplement
Suplemen pangan adalah bahan makanan yang hampir menyerupai produk obat-obatan
dari segi penampilan dan penggunaanya. Suplemen pangan bukan sebagai pengganti sumber gizi
sehari-hari, melainkan suplemen pangan berfungsi sebagai penambah zat gizi dalam tubuh.
resiko terserangnya penyakit. Suplemen pangan tterbuat dari bahan organik (alami) maupun
sintetis yang tersedia dalam berbagai bentuk, antara lain: tablet, tablet kunyah, tablet
evvervescen, tablet hisap, serbuk, kapsul, kapsul lunak, granul, pastiles atau produk cair berupa
tetes, syrup, dan larutan.
c). Nutraceuticals
Nutraceuticals merupakan makanan atau bagian dari makanan yang memberikan manfaat
kesehatan dan pencegahan penyakit.Nutraceutical diperoleh dengan cara mengisolasi atau
mengekstraksi komponen gizi yang terdapat di dalam bahan pangan, dapat berbentuk tablet,
kapsul, ataupun bubuk. Produk tersebut terbuat dari 100% bahan organik dan tanpa komponen
sintetis. Contohnya : betakaroten, antioksidan, dsb.
d). Pharmaceuticals
Pharmaceutical merupakan bidang ilmu farmasi modern yang menghasilkan produk berupa
tablet, sirup dan suspensi yang dibuat secara modern dan tidak menggunakan cara tradisional.
Produk pharmaceutical lebih dikenal sebagai obat atau obat-obatan komponen mendasar dari
pengobatan modern. Sehingga produk tersebut aman, efektif, dan berkualitas baik, dan
diresepkan dan digunakan secara rasional.
C. Persamaan dan Perbedaan pangan fungsional, food supplement, nutraceutical, dan
pharmaceutical.
Berdasarkan definisi dan konsep dari pangan fungsional, food supplement , nutraceutical,
dan pharmaceutical dapat dibedakan persamaan dan perbedaannya yang diringkas pada Tabel 1.

Tabel 1. Persamaan dan Perbedaan pangan fungsional, food supplement, nutraceutical, dan
pharmaceutical.
Pangan Fungsional Food Suplement Nutraceutical Pharmaceutical
Memiliki komponen bioaktif
Tujuan akhirnya untuk dikonsumsi manusia
Berbentuk makanan
Bahan sediaan berupa
atau minuman dari Pil, tablet kapsul, Berbentuk kapsul, pil,
ekstrak, cair, dan
pangan segar atau bubuk, dan cair. dan tablet
padat
olahan
Wajib diuji sifat
Wajib diuji efek Wajib uji efek
fungsionalnya teruji, Wajib diuji sifat
fungsional sehatnya fungsional sehatnya
tidak wajib diuji efek fungsionalnya
hingga uji klinis hingga uji klinis
fungsional sehatnya.
Wajib dikonsumsi
setiap hari secara Dikonsumsi secara Tidak dapat Dikonsumsi secara
langsung dengan langsung pada saat dikonsumsi secara langsung pada saat
konsentrasi yang dan kondisi tertentu langsung dan kondisi tertentu
teruji
Sumber bahan aktif Sumber bahan aktif Sumber bahan aktif Berasal dari bahan
yaitu bahan pagan yaitu bahan pagan yaitu hanya bahan pangan alami dan
alami dan sintetis alami dan sintetis pagan alami sintetis
Sebagai bahan sediaan
Berfungsi untuk Memenuhi kebutuhan Untuk mencegah
pada formulasi
mencegah timbulnya energy dan zat aktif timbulnya penyakit
pangan fungsional dan
penyakit yang meningkat dan gejala penyakit
suplemen
DAFTAR PUSTAKA

BPOM. 2004.Informatorium Obat Nasional Indonesia.Jakarta: Badan Pengawas Obat dan


Makanan Republik Indonesia.

Hariyani, E. 2013. Pangan vs Pangan Fungsional. Balai Besar Pelatihan Pertanian Lembang.

Kalra, E.K. 203. Nutraceutical–Definition and Introduction. AAPS PharmSci.


Muchtadi, D. 2004. Komponen Bioaktif Dalam Pangan Fungsional. Majalah Gizmindo vol 3:7.

Sharma R., 2009. Nutraceuticals And Nutraceutical Supplementation Criteria In Cancer: A


Literature Survey. The Open Nutraceuticals journal, 2: 92-106.

Silalahi, J. 2006. Makanan Fungsional. Jogjakarta: Kanisius.

Webb P, Geoffrey. 2006. Dietary Supplement and Functional Foods. Blackwell Publishing Ltd.

Wildman, REC. 2001. Handbook of Functional Food and Nutraceuticals (dalam bahasa
English). Boca Raton: CRC Press. ISBN 0-8493-8734-5.

Anda mungkin juga menyukai