Anda di halaman 1dari 3

Produk pangan mulai berkembang dengan pesat.

Terbukti dengan
munculnya pengembangan produk gabungan antara indusrti pangan dan farmasi
yaitu produk pangan fungsional (functional food), nutracuetical, dan sumplemen
makanan (dietary supplement). Ketiga produk tersebut memiliki tujuan yang
sama yaitu menjaga kesehatan tubuh.

Pangan fungsional (functional food) menurut Helmalia., et al. (2019).


suatu produk baik itu makanan atau minuman yang dapat memberikan
keuntungan yang dapat mempengaruhi fungsi fisiologis untuk meningkatkan
kesehatan tubuh. Pangan fungsional bentuknya tidak berupa suplemen, serbuk,
ataupun kapsul melainkan berasal dari bahan yang terdapat secara alami
sehingga dapat dikonsumsi sebagai makanan sehari-hari. Pangan fungsional
juga memiliki karakteristik sensori dalam segi penampakan, warna, tekstur
maupun citarasa, dan dapat diterima oleh masyarakat yang mengkonsumsinya,
serta tidak memiliki efek samping yang berbahaya bagi tubuh. Pangan fungsional
memiliki peran yang dapat memperkuat mekanisme tubuh, mencegah timbulnya
penyakit degeneratif seperti hipertensi dan kanker, memperlambat proses
penuaan, dan menjaga kondisi tubuh. manfaat-manfaat inilah yang membedakan
pangan fungsional dengan yang lainnya.

Nutracuetical menurut Azura dan Ajeng. (2019). Nutrasetikal adalah


produk bioaktif alami dengan sifat terapeutik yang menjanjikan pada beberapa
penyakit. nutrasetikal pertama kali diciptakan oleh Dr. Stephen DeFelice yang
merupakan kesatuan dari ‘nutrition’ dan ‘pharmaceutical’ pada tahun 1989.
DeFelice mendefinisikan nutrasetikal sebagai zat yang berupa makanan dan
memberikan manfaat medis atau kesehatan termasuk pencegahan dan
pengobatan penyakit. Menurut Aswad. (2017). Makanan suplemen digolongkan
sebagai nutraceutical, sedangkan suplemen obat-obatan digolongkan sebagai
pharmaceutical. Berbeda efektivitasnya secara klinis dengan mengikuti
serangkaian prosedur, makanan suplemen atau suplemen kesehatan ini
khasiatnya tidak perlu dibuktikan lagi melalui uji klinis. Sampai saat ini pun jenis
nutraceutical boleh dijual secara bebas, namun tidak boleh mengklaim memiliki
khasiat untuk mengobati penyakit seperti halnya obatobatan.

Makanan suplemen (dietary supplement) menurut Kurnia., et al. (2019).


Suplemen makanan adalah produk yang dimaksudkan untuk melengkapi
kebutuhan zat gizi. Suplemen mengandung salah satu atau lebih bahan berupa
vitamin, mineral, asam amino atau bahan lain (berasal dari tumbuhan atau bukan
tumbuhan) yang memiliki nilai gizi dan efek fisiologis dalam jumlah
terkonsentrasi. Sumplemen makanan (dietary supplement) sering kali dijumpai
dalam bentuk kapsul, bubuk, atau cairan. Dalam konsumsinya sumplen makanan
(dietary supplement) juga dianjurkan hanya dalam dosis tertentu saja karena
sumplemen makanan hanya merupakan pendamping untuk melengkapi nutrisi
maknan sehari-hari yang kita makan, oleh karena itu suplemen makanan (dietary
supplement) tidak dapat diklaim sebagai obat medis.

Meskipun produk pangan fungsional (functional food), nutracuetical, dan


sumplemen makanan (dietary supplement) memiliki tujuan yang sama yaitu
menjaga kesehatan tubuh tetapi ada beberpa perbedaan yang dapat dilihat dari
ketiga produk tersebut pada penampakan produk pada pangan fungsional
(functional food) tidak berupa pil, kapsul, ataupun bubuk melainkan berupa
makanan dan minuman sehari-hari yang berbentuk segar maupun olahan dan
memiliki sensori berupa penampakan memiliki warna, tekstur dan cita rasa.
Sedangkan nutracuetical, dan sumplemen makanan (dietary supplement) sering
kali ditemukan dalam bentuk pil, kapsul ataupun serbuk. Sedangkan perbedaan
pada nutracuetical dan sumplemen makanan (dietary supplement) pada
nutracuetical dapat memberikan manfaat medis atau kesehatan termasuk
pencegahan dan pengobatan penyakit. Sedangkan pada sumplemen makanan
(dietary supplement) hanya sebgai pendamping maknan sehari-hari untuk
pemenuhan nutrisi yang tepat. Persamaan dari pangan fungsional (functional
food), nutracuetical, dan sumplemen makanan (dietary supplement) adalah
sama-sama berbahan baku bahan alami dan tidak dapat diklaim sebagai obat
medis.
DAFTAR PUSTAKA

Aswad, Hijral. 2017. Gambaran kadar sgpt (serum glutamic pyruvic Tansaminase
asam amino) pada pengguna Suplemen. Jurnal media laboran. 7(1)

Azura, A. Resti., A. Diantini. 2019. Review Artikel: Peran Nutrasetikal Pada


Kanker Paru-Paru. Farmaka. 17 (2).

Helmalia, A. Widya , Putrid., dan Andi Dirpan. 2019. Potensi rempah-rempah


tradisional sebagai sumber antioksidan alami untuk bahan baku pangan
fungsional). 2(1).

Kurnia, Ilham., H. Effendi., A. F. Muchlis., W. W. Dinata.2019. Review of


knowledge about supplements on member D’max fitnes center padang.
Jurnal Stamina. 2 (1).

Anda mungkin juga menyukai