D
I
S
U
S
U
N
OLEH :
ADINDA
FEBRIANTO
MUH. FERON
NURSALMIATI. H
SOFIE ALVINE. K
XII MIA 4
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hidup yang baik dan bermakna hanya dapat diwujudkan dengan hidup yang
sehat. Pepatah mengatakan bahwa kesehatan adalah harta yang paling berharga
dalam hidup ini. Untuk mendapatkan hidup yang sehat dapat dilakukan dengan pola
makan atau kebiasaan makan yang baik dan benar. Makanan merupakan kebutuhan
pokok makhluk hidup. Tanpa makanan, makhluk hidup tidak bisa untuk
menjalankan kegiatan sehari-hari. Setiap orang, baik laki-laki maupun perempuan,
tua muda, sakit sehat selalu membutuhkan makanan, dalam jenis dan porsi yang
berbeda.
Kebutuhan akan makanan mengalami pergeseran dari waktu ke waktu. Berawal
dari istilah empat sehat lima sempurna, dimana setiap orang disarankan untuk
memenuhi kebutuhan gizi melalui sumber karbohidrat (beras, ubi, gandum), lauk
sebagai sumber protein dan lemak (ikan, tempe, tahu, daging dsb), sayur sebagai
sumber vitamin, serat dan mineral, buah sebagai sumber vitamin dan mengonsumsi
susu agar menjadi 5 sempurna. Namun demikian, empat sehat lima sempurna
tidaklah harus dipenuhi, mengingat kebutuhan masing-masing orang akan
berbeda misalnya orang yang megalami kegemukan (obese) tidak disarankan
mengkonsumsi berbagai makanan yang berlemak.
Kebutuhan makanan bagi setiap orang kemudian bergeser menjadi menu
seimbang, dalam artian, bahwa kebutuhan tiap individu tidak harus mengikuti
empat sehat lima sempurna, namun disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing
individu. Pergeseran kebutuhan makanan terjadi lagi, mengingat terjadi
peningkatan penyakit seperti kanker, diabetes mellitus, jantung dan
sebagainya. Seiring dengan makin meningkatnya kesadaran pangan masyarakat
akan pentingnya hidup sehat, maka tuntutan konsumen terhadap bahan pangan juga
semakin bergeser. Bahan pangan yang kini mulai banyak diminati konsumen bukan
saja yang mempunyai komposisi gizi yang baik serta kenampakan dan cita rasa yang
menarik, tetapi juga harus memiliki fungsi fisiologis tertentu bagi tubuh.
Saat ini banyak dipopulerkan bahan pangan yang mempunyai fungsi fisiologis
tertentu di dalam tubuh, misalnya untuk menurunkan tekanan darah, menurunkan
kadar kolesterol, menurunkan kadar gula darah, meningkatkan penyerapan kalsium,
dan lain-lain. Saat ini telah banyak diketahui bahwa di dalam bahan pangan terdapat
senyawa yang mempunyai peranan penting bagi kesehatan. Senyawa tersebut
mengandung komponen aktif yang mempunyai aktivitas fisiologis yang memberikan
efek positif bagi kesehatan tubuh orang yang mengkonsumsinya. Istilah pangan
fungsional merupakan nama yang paling dapat diterima semua pihak untuk
segolongan makanan dan atau minuman yang mengandung bahan-bahan yang
diperkirakan dapat meningkatkan status kesehatan dan mencegah timbulnya
penyakitpenyakit tertentu.
Pangan fungsional dibedakan dari suplemen makanan dan obat berdasarkan
penampakan dan pengaruhnya terhadap kesehatan. Kalau obat fungsinya terhadap
penyakit bersifat pengobatan (kuratif), maka pangan fungsinal hanya bersifat
membantu pencegahan suatu penyakit (preventif). Sedangkan suplemen makanan
adalah bahan pangan dengan tujuan untuk memberikan tambahan bagi diet normal
yang merupakan sumber gizi.
Kelompok senyawa yang dianggap mempunyai fungsi-fungsi fisiologis tertentu
di dalam pangan fungsional adalah senyawa-senyawa alami di luar zat gizi dasar
(karbohidrat, protein, dan lemak) yang terkandung dalam pangan yang
bersangkutan, yaitu: serat makanan (dietary fiber), oligosakarida, gula alkohol
(polyol), asam lemak tidak jenuh jamak (polyunsaturated fatty acids = PUFA), peptida
dan protein tertentu, glikosida dan isoprenoid, polifenol dan isoflavon, kolin dan
lesitin, bakteri asam laktat, phytosterol, vitamin dan mineral tertentu (Tarigan,
1986).
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dalam uraian di atas, dapat penulis
rumuskan masalah dalam makalah ini sebagai berikut.
1. Bagaimanakah peran kedelai sebagai pangan fungsional?
2. Bagaimakah peran kedelai untuk mencegah penyakit jantung?
3. Bagaimakah peran kedelai untuk mencegah osteoporosis?
4. Bagaimakah peran kedelai pada kejadian menopause?
5. Bagaimakah peran kedelai untuk mencegah kanker?
6. Bagaimakah peran kedelai untuk mencegah penyakit ginjal?
7. Bagaimakah peran kedelai untuk mencegah diabetes mellitus?
C. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Mendeskripsikan peran kedelai sebagai pangan fungsional.
2. Mendeskripsikan peran kedelai untuk mencegah penyakit jantung.
3. Mendeskripsikan peran kedelai untuk mencegah osteoporosis.
4. Mendeskripsikan peran kedelai pada kejadian menopause.
5. Mendeskripsikan peran kedelai untuk mencegah kanker.
6. Mendeskripsikan peran kedelai untuk mencegah penyakit ginjal
7. Mendeskripsikan peran kedelai untuk mencegah diabetes mellitus
D. Manfaat Penulisan
Penulisan makalah ini bermanfaat bagi semua kelompok masyarakat agar lebih
mengetahui jenis - jenis bahan pangan yang bersifat fungsional dan memiliki peran
yang baik dalam mencegah berbagai penyakit. Makalah ini membahas tentang
kedelai sebagai contoh pangan fungsional. Kedelai yang telah dikenal sehari-hari
oleh masyarakat Indonesia sejak lama ternyata memiliki berbagai manfaat akan
dibahas dalam makalah ini. Dengan mengetahui kandungan zat gizi dan senyawa
lainnya didalam kedelai akan membuat masyarakat mengetahui peranan kedelai
sebagai pangan fungsional. Penulisan makalah ini juga bermanfaat bagi penulis agar
lebih mengembangkan pengetahuan tentang bahan pangan yang bersifat fungsional
dengan harapan ditemukannya berbagai manfaat dari bahan pangan lainnya yang
sudah tidak asing lagi bagi kita.
BAB II
PEMBAHASAN
Tabel 2. Produk pangan dari kedelai dan kadar isoflavon total (Data dari USDA Iowa
State University Database on the Isoflavone Content of Food, 1999)
Produk Olahan Kedelai Kadar Isoflavon
(mg/100g bdd)
Miso 2.55
Miso soup mix, dry 0.39
Soymilk 9.56
Soybean butter 0.57
Soybean oil 0.00
Soy flour, full fat, roasted 198.95
Soy protein isolate 97.43
Tempeh burger 3.00
Tofu (Mori-Nu, silken, firm) 7.91
Tofu (Vitasoy, silken, soft) 33.17
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan pada bagian sebelumnya, berikut dapat
disimpulkan tiga hal sehubungan dengan usaha katering.
1. Pangan fungsional adalah pangan yang secara alamiah maupun telah melalui
proses, mengandung satu atau lebih senyawa yang berdasarkan kajian-
kajian ilmiah dianggap mempunyai fungsi-fungsi fisiologis tertentu yang
bermanfaat bagi kesehatan
2. Pangan fungsional dibedakan dari suplemen makanan dan obat berdasarkan
penampakan dan pengaruhnya terhadap kesehatan. Kalau obat fungsinya
terhadap penyakit bersifat pengobatan (kuratif), maka pangan fungsinal
hanya bersifat membantu pencegahan suatu penyakit (preventif).
3. Syarat pangan fungsional yaitu harus merupakan produk pangan (bukan
berbentuk kapsul, tablet, atau bubuk), harus dapat dikonsumsi sebagai
bagian dari diet atau menu sehari - hari, dan mempunyai fungsi tertentu pada
saat dicerna, serta dapat memberikan peran dalam proses tubuh tertentu,
seperti: memperkuat mekanisme pertahanan tubuh, mencegah penyakit
tertentu, membantu mengembalikan kondisi tubuh setelah sakit tertentu,
menjaga kondisi fisik dan mental, serta memperlambat proses penuaan.
B. Saran
Hasil pembahasan dapat memberikan saran kepada berbagai pihak, yaitu
sebagai berikut.
1. Hendaknya setiap masyarakat meningkatkan kesadaran mereka terhadap
kesehatan dengan mengonsumsi pangan yang bersifat fungsional sebagai
bagian diet mereka
2. Hendaknya setiap masyarakat dapat menemukan pangan lainnya yang
memiliki sifat sebagi makanan fungsional untuk semakin meningkatkan
derajat kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA
Silalahi, Jansen. 2006. Makanan Fungsional. Yogyakarta : Penerbit Kanisius
Aisyah, Yuliani. 2007. Pangan Fungsional : Makanan untuk Kesehatan. Artikel pangan
fungsional, diakses pada 29 Maret 2013
Sembah sujud penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena anugerah dan
rahmat-Nya jualah sehingga makalah ini dapat terselesaikan. Dalam penyusunan
makalah ini, penulis telah berusaha semaksimal mungkin, yang mana telah memakan
waktu dan pengorbanan yang tak ternilai dari semua pihak yang memberikan
bantuannya, yang secara langsung merupakan suatu dorongan yang positif bagi penulis
ketika menghadapi hambatan-hambatan dalam menghimpun bahan materi untuk
menyusun makalah ini.
Namun penulis menyadari bahwa makalah ini masih sangat jauh dari
kesempurnaan, baik dari segi penyajian materinya maupun dari segi bahasanya. Karena
itu saran dan kritik yang bersifat konstruktif senantiasa penulis harapkan demi untuk
melengkapi dan menyempurnakan makalah ini.