Disusun oleh :
A. Latar Belakang
1
karena menurut beberapa penelitian tidak terlalu menyebabkab efek samping, karena
masih bisa dicerna oleh tubuh.
Boesenbergia rotunda (L.) dikenal sebagai temu kunci di Indonesia banyak
digunakan sebagai bumbu penyedap masakan dan merupakan obat tradisional yang
mengandung minyak atsiri yang terdiri dari boesenbergin, cardamonin, pinostrobin,
5,7-dimetoksiflavon, 1,8-sineol, dan panduratin. Diketahui bahwa minyak atsiri dari
rimpang temu kunci efektif sebagai antimikroba. Selain itu temu kunci memiliki efek
sebagai antioksidan dan antikanker.
Temu kunci adalah sejenis rempah-rempah yang banyak digunakan dalam
bumbu berbagai masakan Indonesia. Bentuknya agak berbeda dibanding jenis lain
karena tumbuhnya yang vertikal ke bawah. Dengan nama latin Boesenbergiae
rhizoma, temu kunci merupakan satu famili dengan jahe, lengkuas, kunyit dan
sejenisnya.
Dari hasil penelitian, temu kunci diketahui mengandung banyak minyak
atsiri antara lain: sineol, kamfer, d-borneol, d-pinen seskuiterpene, zingiberen,
kurkumin, zedoarin. Selain sebagai bumbu masak, temu kunci juga dikenal memiliki
khasiat untuk mengobati penyakit. Diantaraya sebagai peluruh dahak/untuk
menanggulangi batuk, peluruh kentut, penambah nafsu makan, dan menyembuhkan
sariawan.
B. Tujuan
2
II. POTENSI PENGEMBANGAN
Tanaman ini banyak tumbuh dari daerah tropis dataran rendah. Waktu
berbunganya pada bulan Januari-Februari, April-Juni. Daerah distribusi dan habitat
tanaman ini adalah tumbuh liar pada dataran rendah, di hutan-hutan jati. Tanaman ini
tumbuh baik pada iklim panas dan lembab pada tanah yang relatif subur dengan
pertukaran udara dan tata air yang baik. Pada tanah yang kurang baik tata airnya
(sering tergenang air, atau becek pertumbuhan akan terganggu dan rimpang cepat
busuk). Perbanyakannya temu kunci dapat dilakukan dengan pemotongan rimpang
menjadi beberapa bagian (tiap bagian terdapat paling sedikit 2 mata tunas) dan
penanaman dilakukan pada jarak tanam 3000 cm. Untuk pemanenan, temu kunci
dipanen setelah berumur 1 tahun. Setelah dilakukan pemanenan, dilakukan sortasi
dan dicuci, kemudian dipotong menjadi bagian-bagian yang lebih kecil/tipis dan
dikeringkan di tempat teduh dengan aliran udara yang baik. Untuk jumlah kecil
disimpan dalam wadah tertutup rapat dan kedap cahaya (sebagai penyerap lembab
udara dapat dengan charcoal = karbon aktif).
3
C. Peluang Pasar
Sejak terjadi masa krisis, posisi obat tradisional yang berbahan baku nabati
mulai bisa sejajar dengan obat-obatan modern di pasaran karena harganya relatif
murah. Tren kembali ke alam di negara-negara maju seperti Eropa dan Amerika
makin mempopulerkan pengobatan dan perawatan kesehatan secara natural sehingga
meningkatkan permintaan dunia terhadap bahan baku nabati. Beberapa jenis tanaman
tropis yang berkhasiat obat seperti tanaman temu kunci banyak digunakan untuk
perawatan natural dan hanya bisa tumbuh di daerah tropis Indonesia. Temu kunci
adalah sejenis rempah-rempah yang banyak digunakan dalam bumbu berbagai
masakan Indonesia. Bentuknya agak berbeda dibanding jenis lain karena tumbuhnya
yang vertikal ke bawah. Dengan nama latin Boesenbergiae rhizoma, temu kunci
merupakan satu famili dengan jahe, lengkuas, kunyit dan sejenisnya.
Dari hasil penelitian, temu kunci diketahui mengandung banyak minyak
atsiri antara lain: sineol, kamfer, d-borneol, d-pinen seskuiterpene, zingiberen,
kurkumin, zedoarin. Selain sebagai bumbu masak, temu kunci juga dikenal memiliki
khasiat untuk mengobati penyakit diantaranya sebagai peluruh dahak/untuk
menanggulangi batuk, peluruh kentut, penambah nafsu makan, menyembuhkan
sariawan dan lainnya.
D. Kebijakan
4
kesehatan. Semua kegiatan pengembangan tumbuhan obat berbasis pada lima pilar
program pengembangan tumbuhan obat yaitu :
E. Hambatan
F. Solusi
Sebagai tanaman obat yang memiliki khasiat bagi kesehatan, temu kunci
seharusnya dikembangkan agar dapat dimanfaatkan bagi pengobatan di Indonesia.
5
Dari berbagai hambatan yang ada maka diperlukan beberapa penyelesaiannya
diantaranya adalah:
6
III. TEKNIK BUDIDAYA TANAMAN
1. Klasifikasi tumbuhan
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Ordo : Zingiberales
Famili : Zingiberaceae
Genus : Boesenbergia
Spesies : Boesenbergia pandurata
2. Morfologi Tanaman
7
0,5-2 cm. Batang di atas tanah berupa batang semu (pelepah daun). Daun tanaman ini
pada umumnya 2-7 helai, daun bawah berupa pelepah daun berwarna merah tanpa
helaian daun. Tangkai daun tanaman ini beralur, tidak berambut, panjangnya 7-16
cm, lidah-lidah berbentuk segitiga melebar, menyerupai selaput, panjang 1-1,5 cm,
pelepah daun sering sama panjang dengan tangkai daun; helai daunnya tegak, bentuk
lanset lebar atau agak jorong, ujung daun runcing, permukaan halus tetapi bagian
bawah agak berambut terutama sepanjang pertulangan, warna helai daun hijau muda,
lebarnya 5-11 cm.
Bunga tanaman ini berupa susunan bulir tidak berbatas, di ketiak daun,
dilindungi oleh 2 spatha, panjang tangkai 41 cm, umumnya tangkai tersembunyi
dalam 2 helai daun terujung. Kelopak bunganya 3 buah lepas, runcing. Mahkota
bunganya 3 buah, warnanya merah muda atau kuning-putih, berbentuk tabung 50-52
mm, bagian atas tajuk berbelah-belah, berbentuk lanset dengan lebar 4 mm dan
panjang 18 mm. Benang sarinya 1 fertil besar, kepala sarinya bentuk garis membuka
secara memanjang. Lainnya berupa bibir-bibiran (staminodia) bulat telur terbalik
tumpul, merah muda atau kuning lemon, gundul, 6 pertulangan, dan ukurannya 25×7
cm. Putik bunganya berupa bakal buah 3 ruang, banyak biji dalam setiap ruang
(Plantus, 2008).
B. Syarat Tumbuh
Tanaman temu kunci tumbuh subur pada iklim panas sekitar 28-300C dan
kelembapan sedang serta penyinaran sedang. Tanah yang relatif subur seperti latosol,
andosol, aluvial dengan tekstur lempung berliat, lempung berpasir, lempung merah,
lateristik, pertukaran udara dan drainasenya baik. Tanaman ini dapat tumbuh subur
pada ketinggian tempat 1 m – 1.200 m di atas permukaan laut. Curah hujan tahunan
2.500 mm – 4.000 mm/tahun. Bulan basah (di atas 100 mm/bulan), serta kedalaman
air tanah diatas 50 cm-100 cm dari permukaan tanah, kedalaman perakaran di atas 10
cm- 30 cm dari permukaan tanah, kemasaman (pH) 6-7, dan kesuburan sedang-tinggi.
8
C. Persiapan Media Tanam
Tanaman temu kunci tumbuh liar pada dataran rendah, di hutan-hutan jati.
Tanaman ini tumbuh baik pada iklim panas dan lembab pada tanah yang relatif subur
dengan pertukaran udara dan tata air yang baik. Penyiapan lahan untuk budidaya
tanaman temu kunci yaitu mengolah tanah menggunakan cangkul dengan kedalaman
30 cm, lalu diberikan pupuk kandang 15 ton - 25 ton/hektar. Bedengan untuk
budidaya temu kunci memiliki ukuran tinggi 20 cm - 30 cm, lebar 80 cm - 100 cm
dan panjangnya disesuaikan, diamkan selama 3 hari, untuk mengurangi tingkat
keasaman tanah. Menurut Fukuoka (1985) pembajakan tanah akan merusak udara,
air, dan nutrisi di dalam tanah yang sangat diperlukan bagi pertumbuhan tanaman.
D. Penyiapan Bibit
Tanaman temu kunci banyak tumbuh dari daerah tropis dataran rendah. Waktu
berbunganya pada bulan Januari-Februari dan April-Juni. Dalam hal
membudidayakan tanaman temu kunci dapat dilakukan melalui mata tunas, untuk
tanaman temu kunci yang sudah tua akan memiliki satu mata tunas. Cara
membudidayakan tanaman ini adalah mengambil tunas rimpangnya dan pisahkan dari
induknya yang terdapat akar, dan dipisahkan dari induknya. Cara perbanyakan
tanaman temu kunci yaitu dengan pemotongan rimpang menjadi beberapa bagian
(tiap bagian terdapat paling sedikit 2 mata tunas). Ukuran bibit rimpang memiliki 3
mata tunas, panjang 3 cm - 7 cm, dan berat 25 g – 80 g tiap rimpang.
E. Penanaman
Tanaman temu kunci sangat mudah menanamnya, bisa ditanam di pot atau
langsung ditanam di tanah. Penanaman temu kunci dalam pot dilakukan dalam pot
berdiameter 40- 50 cm yang berisi dan telah tercampur dengan sekam serta pupuk
kandang. Sedangkan penanaman temu kunci pada lahan yaitu menanam anakan
pohon kunci ke dalam lubang dan menutup tanah bercampur sekam dan pupuk.
9
Pemberian pupuk bertujuan untuk menambah nutrisi dalam tanah sebaiknya berupa
pupuk alam atau pupuk organik berasal dari sampah dapur, humus, serasah daun, atau
tanaman lainnya yang telah melalui proses penguraian oleh bakteri. Jarak tanam
dalam budidaya tanaman temu kunci yaitu 30x30 cm.
F. Pemeliharaan Tanaman
G. Pemanenan
10
1. Benih berasal dari rimpang induk. Untuk dijadikan benih sebaiknya rimpang
berasal dari tanaman yang telah cukup tua umurnya ditandai dengan
menguningnya daun biasanya berumur 8–12 bulan, dari induk rimpang cukup
baik untuk dijadikan benih.
2. Benih berasal dari rimpang cabang. Sebaiknya dari penanaman yang dipanen
umur 20–24 bulan. Tanaman yang telah menguning daunnya tidak langsung
dipanen, tapi dibiarkan tumbuh kembali. Setelah mengalami pengguguran
daun yang kedua tanaman baru dipanen.
Cara panen yang baik adalah dengan menggunakan garpu agar rimpang tidak
rusak. Rimpang dibersihkan dari tanah dan akar setelah dikeringkan beberapa hari.
Walaupun umur panen sudah memenuhi persyaratan namun masih ada bagian yang
terlalu muda dan tidak baik untuk dijadikan benih yaitu bagian rimpang dari
pertumbuhan terakhir. Hal ini dapat dikenali dari rimpang yang sudah mengalami
penyimpanan ditandai dengan berkerutnya kulit rimpang.
H. Pasca Panen
Rimpang yang sudah bersih dilakukan kering anginkan hingga kering dari
air. Penjemuran hasil irisan rimpang paling baik dilakukan di atas anyaman bambu
(widig) yang ditaruh di atas rak setinggi 1 m. Ukuran widig, lebar 1,5 m. dengan
panjang sekitar 6 m. Penjemuran dengan wadah demikian akan menghasilkan kualitas
rimpang kering paling baik. Setiap 2-3 jam, harus dilakukan pembalikan
(pengadukan), agar proses pengeringan berlangsung lebih cepat dan kualitas umbi
kering lebih baik. Untuk memperoleh irisan rimpang kering dengan kadar air 15%,
diperlukan waktu pengeringan sekitar tiga hari dalam cuaca terik. Namun, agar kadar
air mencapai 10%, rimpang kering tersebut perlu dikeringkan lagi dengan dryer. Baik
dryer dengan sumber panas matahari, kayu, minyak bakar maupun listrik. Rimpang
kering ini bisa langsung dipasarkan. Setelah dilakukan pemanenan, dilakukan sortasi
11
dan dicuci, kemudian dipotong menjadi bagian-bagian yang lebih kecil/tipis dan
dikeringkan di tempat teduh dengan aliran udara yang baik.
Ada dua kualitas irisan rimpang kering. Pertama, rimpang diiris langsung
tanpa dikupas. Kedua, rimpang dikupas dan dicuci baru kemudian diiris. Irisan
rimpang yang dikupas ini, langsung dijemur sampai kering. Harga irisan rimpang
kering kupasan, lebih tinggi dibanding dengan yang tidak dikupas. Pengupasan
rimpang temu-temuan, paling tepat dilakukan dengan pisau yang terbuat dari bambu.
Tujuannya, agar diperoleh kupasan yang relatif bersih, namun daging umbi tidak ikut
terpotong. Sebab yang akan dibuang dari permukaan rimpang hanyalah kulit ari tipis.
Pengupasan dengan pisau akan potensial membuang daging umbi cukup banyak.
Untuk jumlah kecil disimpan dalam wadah tertutup rapat dan kedap cahaya (sebagai
penyerap lembab udara dapat dengan "charcoal" atau karbon aktif).
12
IV. MANFAAT TEMU KUNCI
Selain di Indonesia, ternyata negara lain juga banyak yang memanfaatkan temu
kunci. Di Thailand, rimpang temu kunci biasa digunakan sebagai bumbu masak.
Selain itu, tanaman ini juga telah digunakan sebagai obat aprodisiac, disentri,
antiinflamasi, kolik, serta untuk menjaga kesehatan tubuh. Di Malaysia, rimpang
temu kunci digunakan sebagai sebagai obat sakit perut dan dekoksi pada wanita
pasca melahirkan. Pemanfaatan bagian tanaman temu kunci telah disajikan pada
Gambar 2. sebagai berikut :
13
Gambar 2. Pemanfaatan Tanaman Temu Kunci
Pemanfaatan bagian tanaman temu kunci secara rinci telah disajikan pada tabel
1. sebagai berikut :
Tabel 1. Pemanfaatan Tanaman Temu Kunci
Nama Bagian yang Kandungan
tanaman dimanfaaatkan Khasiat
bahan aktif Pengolahan
(Indonesia sebagai bahan
dan Latin) obat
14
dalam, dan 2. Pereda panas dalam
menghangatkan.
Ambil dan cuci bersih
badan, membantu
empat rimpang temu kunci
mengeluarkan gas dari
seukuran jari atau kurang
perut, mengurangi
lebih 10 gram, potong kecil-
rasa gatal, penambah
kecil. Campurkan dengan
nafsu makan,
500 cc air lalu rebus' hingga
penambah stamina
mendidih. Setelah hangat
alami
dapat ditambahkan irisan
jeruk nipis.
Cara lain, 15 gram rimpang
temu kunci direbus,
kemudian ditambah 2 sendok
makan madu atau 25 gram
daun kumis kucing segar.
3. Penangkal masuk angin
15 gram temu kunci
(kurang lebih 5 rimpang), 1
sendok teh adas, dan 2 jari
pulasari, dihaluskan lalu
digosokkan pads bagian
perut, lakukan 1 sampai 2
kali sehari.
Cara lain, 5 gram temu
kunci dan daun temu kunci
secukupnya ditumbuk hingga
halus lalu ditempelkan pada
perut sebagai tapal.
15
Satu lagi dan lumayan
praktis adalah dengan
mengambil 23 rimpang temu
kunci seukuran jari yang
telah dicuci bersih. Kupas
hingga bersih dan dimakan
dengan garam secukupnya.
Selanjutnya minumlah satu
gelas air putih dan 1 sendok
makan madu agar sedikit
manis. Cara ini dapat
dilakukan hingga dua kali
dalam sehari.
B. Aspek Kimia
Aspek kimia dan produksi meliputi senyawa kimia yang terkandung didalam
temu kunci (nama dan struktur kimia), produk yang sudah dijual dipasaran yang
16
mengandung tumbuhan ini, standar kualitas simplisia dan ekstrak (kebenaran bahan<
kemurnian bahan dan kadar senyawa marker), Aspek yg dirujuk.
Contoh produk obat dari tanaman temu kunci yang sudah dijual dipasaran,
disajikan pada gambar 3. sebagai berikut :
Komponennya adalah Kayu Rapet dan Temu Kunci. Gabungan kedua ramuan
ini bekerja secara sinergis untuk mengatasi keputihan dengan menghambat
pertumbuhan jamur penyebab keputihan dan mengurangi rasa nyeri pada masa haid.
Kayu Rapet juga berkhasiat merapatkan kembali bagian kewanitaan. Minyak
17
esesialnya berkhasiat mengurangi rasa nyeri atau kejang haid serta melancarkan dan
menjaga stamina wanita selama masa haid. Aromanya yang khas mampu menjaga
keharuman bagian kewanitaan, sehingga wanita menjadi lebih percaya diri.
18
DAFTAR PUSTAKA
Kirana, C., Jones, G.P., Record, I.R., and McIntosh, G.H. 2006. Anticancer Properties
of Panduratin A Isolated from Boesenbergia Pandurata (Zingiberaceae),
Journal of Natural Medicine, 61:131-137.
http://ccrc.farmasi.ugm.ac.id/?page_id=166 Diakses tanggal 10 Desember
2015.
Senior. 2006. Temu Kunci, Rimpang Pereda Sariawan dan Masuk Angin.
http://cybermed.cbn.net.id/cbprtl/cybermed/detail.aspx?x=Natural+Healing&y
=cybermed|10|0|3|100 Diakses tanggal 9 Desember 2015.
19
Dari hasil diskusi kelas yang telah dilaksanakan ada beberapa pertanyaan dan
masukan untuk makalah ini yaitu :
1. Manfaat yang ada pada temu kunci sendiri ada pada rimpang dan daunnya.
Bagaimana penanganan panen dan pascapenen untuk daun temu kunci?
2. Pada pengembangan temu kunci di Indonesia sudah dimanfaatkan sampai
sejauh mana dan apa manfaatnya?
Penanganan panen dan pascapanen rimpang dengan daun tentu berbeda. Pada
umur panen pun juga berbeda. Kriteria daun yang digunakan adalah daun yang masih
segar namun untuk umur panen daun sendiri belum ada literatur yang kami temukan.
Penanganan pascapanen daun temu kunci yaitu adanya penyortiran antara daun yang
segar, busuk, kering serta menghilangkan kotoran yang terbawa saat pemanenan.
Tahap kedua yaitu pencucian dengan air bersih dan mengalir setelah dicuci kemudian
ditiriskan. Setelah itu perajangan atau diiris menggunakan pisau atau alat perajang
yang bersih kemudian hasil irisan atau rajangan tersebut dikeringkan. Pengeringan
dapat dilakukan dengan sinar matahari langsung ataupun dengan blower atau oven.
Pengeringan dengan sinar matahari langsung dilakukan dengan cara rajangan/ irisan
daun dihamparkan di atas alas pengering dengan ketebalan tumpukan 3-4 cm dan
ditempatkan pada rak pengeringan kemudian ditutup dengan kain hitam. Selama
pengeringan dilakukan pembalikan agar proses pengeringan merata. Pengeringan ini
dilakukan sampai bahan mencapai kadar air <10 % dengan ditandai jika daun diremas
akan hancur. Jika menggunakan oven tumpukan daunnya 3-4 cm dan suhu maksimal
oven adalah 50°C.
20
menggunakan rimpang temu kunci sebagai rempah – rempah atau bumbu masakan.
Jika di Indonesia sendiri temu kunci dimanfaatkan untuk peluruh dahak atau untuk
menanggulangi batuk, peluruh kentut, penambah nafsu makan, menyembuhkan
sariawan, bumbu masak, dan pemacu keluarnya Air Susu Ibu (ASI) dan masih
banyak lagi manfaat temu kunci yang digunakan sebagai obat.
21