Anda di halaman 1dari 11

PROPOSAL

Pengaruh Jamu Empon-Empon Terhadap Peningkatan Stamina


dan Daya Tahan Tubuh di desa Citeureup.

Tugas ini ditulis Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Pada Mata Kuliah
Pendidikan Bahasa Indonesia
Dosen Pengampu :
Martini, S.Pd., M.Pd

Disusun Oleh :
Nama : Hamdan Faisal Muslih
NIM : 030720120

PROGRAM STUDI S1 FARMASI


INSTITUT MEDIKA Drg. SUHERMAN
TAHUN 2020

Jl. Raya Mayor Oking Atmaja No. 9 Cibinong Bogor 16911


Telp. (021) 89111110 (Hunting) Fax. (021) 8905196 E-mail: info@imds.ac.id
Website: www.imds.ac.id
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah


Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spritual
maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara
sosial dan ekonomis. Setiap orang berhak atas kesehatan. UU 36 tahun 2009
disahkan oleh Presiden Dr. H. Susilo Bambang Yudhoyono pada tanggal 13
Oktober 2009. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan
diundangkan oleh Andi Matalatta, Menkumham RI dalam Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144 dan Penjelasan Atas Undang-
Undang 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan ke dalam Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5063 pada tanggal 13 Oktober 2009 di
Jakarta.
Pentinglah bagi kita sebagai manusia untuk selalu menjaga kesehatan,
baik dengan melakukan rutinitas yang sehat seperti, olahraga, dan juga selalu
memperhatikan pola makan yang akan kita konsumsi jiika kita melaksanakan
semua itu maka tubuh kita pasti terhindar dari berbagai macam penyakit terutama
di musim pandemic ini.
Coronavirus adalah kumpulan virus yang bisa menginfeksi sistem pernapasan.
Pada banyak kasus, virus ini hanya menyebabkan infeksi pernapasan ringan, seperti
flu. Namun, virus ini juga bisa menyebabkan infeksi pernapasan berat, seperti infeksi
paru-paru (pneumonia).
Virus ini menular melalui percikan dahak (droplet) dari saluran pernapasan,
misalnya ketika berada di ruang tertutup yang ramai dengan sirkulasi udara yang
kurang baik atau kontak langsung dengan droplet.
Selain virus SARS-CoV-2 atau virus Corona, virus yang juga termasuk dalam
kelompok ini adalah virus penyebab Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS) dan
virus penyebab Middle-East Respiratory Syndrome (MERS). Meski disebabkan oleh
virus dari kelompok yang sama, yaitu coronavirus, COVID-19 memiliki
beberapa perbedaan dengan SARS dan MERS, antara lain dalam hal kecepatan
penyebaran dan keparahan gejala.
Para pakar peneliti dari seluruh dunia sedang gencar-gencarnya meneliti serta
mencari obat/vaksin untuk virus ini dan para dokter yang menangani para pasien
covid-19 ini, lalu bagaimana dengan kita? Kita sebagai manusia yang berilmu harus
mencari tahu apa penyebab dari virus ini dan juga selalu waspada terhadapnya,
dengan cara menjaga kesehatan tubuh kita adapun dengan cara meminum vitamin
sebagai penambah daya tahan tubuh, selain vitamin ada juga obat/stimulant
penambah daya tahan tubuh warisan dari para leluhur kita yaitu jamu.
Obat Tradisional adalah bahan atauramuanbahan yangberupabahan tumbuhan,
bahan hewan, bahan mineral, sediaan galenik atau campuran dan bahan bahan
tersebut, yang secara traditional telah digunakan untuk pengobatan berdasarkan
pengalaman Hal ini sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan
Nomor246/Menkes/Per/V/1990, tentang Izin Usaha Industri Obat Tradisional dan
Pendaftaran Obat Tradisional. Perkembangan selanjutnya obat tradisional
kebanyakan berupa campuran yang berasal dari tumbuh-tumbuhan sehingga dikenal
dengan obat herbal Khusus untuk Obat herbal ada3:Jamu,obatherbal terstandarisasi
dan fitofarmaka.
Obat tradisional merupakan salah satu warisan nenek moyangatauleluhur
yangsecara turun temurun dipergunakan dalam proses mencegah, mengurangi,
menghilangkan atau menyembuhkan penyakit, luka dan mental pada manusia atau
hewan. Sebagai warisan nenek moyang yang dipergunakan secara turun-temurun
maka perlukiranya dikembangkan dan diteliti agar dapat dipertanggung jawabkan
secaramedis.
Hal ini sebenarnya sudah dikembangkan puluhan tahun yang lalu sesuai
dengan apa yang tercantum dalam GBHN1993 yaitu Pemeliharaan & Pengembangan
Pengobatan tradisional sebagai warisan budaya bangsa (ETNOMEDISINE) terus
ditingkatkan dan didorong pengembangannya melalui penggalian, penelitian,
pengujian dan pengembangan serta penemuan obat-obatan termasuk budidaya
tanaman obat tradisional yang secara medis dapat dipertanggung jawabkan. Dalam
hal ini dapat diformulasikan menjadi 5 hal pokok yang harus diperhatikan yaitu
etnomedicine, agro industry tanaman obat, iftek kefarmasian dan kedokteran,
teknologi kimia dan proses, pembinaan dan pengawasan produksi atau pemasaran
bahan dan produk obat tradisional.
Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan diatas peneliti tertarik untuk
mengetahui dan meneliti lebih lanjut tentang penyampaian jasa, kepuasan
pasienhubungannya dengan kepercayaan pasien. Judul penelitian yang diajukan
adalah: “Penelitian Jamu Empon-Empon Terhadap Peningkatan Stamina dan Daya
Tahan Tubuh”.

1.2. Identifikasi Masalah


Berdasarkan pada latar belakang penelitian di atas, maka dapat
diidentifikasikan beberapa permasalahan berikut:
1. Bahan dapat mengerin dan membusuk bila tidak di taruh ditempat yang
suhunya terjaga,
2. Menggunakan bahan yang segar agar mendapatkan hasil yang baik,
3. Dalam melakukan penelitian harus menjaga ke higienisan alat dan bahan.
1.3. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan,maka penulis
merumuskan masalah yang akan diteliti sebagai berikut :
1. Apakah ada efek samping dari jamu empon-empon?
2. Bagaimana cara kita mengetahui khasiat pasti dari jamu empon-empon?
3. Apa saja pengaruh jamu empon-empn terhadap tubuh?
1.4. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah penelitian, tujuan dalam penelitian ini adalah
untuk mengetahui dan menganalis :
1. Besarnya pengaruh Jamu tersebut untuk menaikkan system imunitas
tubuh
2. Diharapkan berguna untuk pengembangan ilmu di bidang kesehatan
contohnya farmasi
3. Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan system kekebalan
tubuh di masa pandemic ini.
BAB II
Kerangka Teori
A.Jamu
2.1. Definisi Jamu
Jamu (emperical based herbalmedicine) adalah obat tradisonal yang
disediakan secara tradisional yang berisi seluruh bahan tanaman yang menjadi
penyusun jamu tersebut higienis (bebas cemaran) serta digunakan secara
tradisional. Bagi masyarakat Indonesia, jamu adalah resep turun-temurun dari
leluhurnya agar dapat dipertahankan dan dikembangkan. Bahan-bahan jamu
sendiri diambil dari tumbuh-tumbuhan yang ada di Indonesia baik itu dari akar,
daun, bunga, maupun kulit kayu. Jamu memegang peranan penting dalam
pemeliharaan kesehatan secara tradisional dan akan terus berlangsung di tengah
berkembangnya pengobatan modern. Bahan-bahan yang dgunakan tidak
mengandung bahan kimia sintetik melainkan menggunakan bermacam-macam
tumbuhan yang diambil langsung dari alam dan efek sampingnya relative lebih
kecil.
Nama “Jamu”merupakan istilah yang digunakan oleh orang-orang jawa,untuk
menyebutkan pengobatan herbal. Pengobatan herbal merupakanpengobatanyang
tidak menggunakan bahankimia sintetik yang additive. Jamumerupakan
istilahtradisional, karena jamu berasal dari tradisi yang sangat tua di Jawa, serta
masih eksis dalam waktu yang sangat lama sebelum ilmu farmasi modern
memasuki Indonesia.Pada resep pembuatan jamu, beberapa formula berumur
sangat tua, dan saat ini masih digunakan dengan khasiat penyembuhan penyakit
denganbaik(Alona, 2003).
2.2 Sejarah Jamu
Jamu pertama kali muncul pada zaman Kerajaan Mataram atau sekitar
1300 tahun yang lalu.Keberadaan jamu sejak zaman dahulu dapat dilihat dari
beberapa bukti sejarah seperti relief pada candi Borobudur.
Relief Candi Borobudur yang dibuat oleh Kerajaan Hindu-Budha tahun 772
M menggambarkan kebiasaan meracik dan meminum jamu untuk memelihara
kesehatan.
Bukti sejarah lainnya yaitu penemuan prasasti Madhawapura dari peninggalan
kerajaan Hindu-Majapahit yang menyebut adanya profesi 'tukang meracik jamu'
yang disebut Acaraki.Ditemukannya Lontar Usada di Bali yang ditulis
menggunakan bahasa Jawa kuno menceritakan mengenai penggunaan jamu juga
menjadi bukti keberadaan jamu sejak zaman dahulu. 
Menyebarnya konsumsi jamu di masyarakat dipengaruhi banyaknya ahli
botani yang mempublikasikan tulisan-tulisan mengenai ragam dan manfaat
tanaman untuk pengobatan.Dengan demikian, jamu yang tadinya hanya
merupakan milik kalangan terbatas, dapat dinikmati oleh seluruh lapisan
masyarakat.
2.3. Tanaman-Tanaman Obat yang digunakan untuk jamu empon-empon
dan bahan tambahannya
Terdapat 5 bahan tanaman-tanaman yang di gunakan,berikut ini salah satu
jenis tanaman obat untuk jamu empon-empon yaitu sebagai berikut :

Tabel 1. Jenis Tanaman Obat Untuk Jamu empon-empon


Tanaman Obat Nama Latin
Temulawak (Zingiber Officinale)
Kunyit (Curcuma Domestica)
Jahe (Zingiber Officinale)
Serai/sereh (Cymbopogon citratus)
Temu Putih/Kunyit putih (Curcuma zedoaria)

Dalam pembuatan jamu empon-empon ini terdapat bahan tambahannya,


yaitu ;
1. Gula Merah, dan
2. Garam

2.4. Zat berkhasiat utama dan kegunaan pada tanaman-tanaman obat


yang di gunakan
A. Temulawak
Zat berkhasiat utama/isi : Minyak atsiri yang mengandung felandren
dan tumerol, zat warna kurkumin, pati. Kadar minyak atsiri tidak kurang
dari 8,2 % b/v
kegunaan : Kolagoga, antispasmodika
 Kolagoga adalah zat atau obat yang digunakan sebagai peluruh
atau penghancur batu empedu.
 Antispasmodik merupakan zat memiliki sifat sebagai relaksan otot
polos.
B. Kunyit
Zat berkhasiat utama/isi     : Minyak atsiri, damar, pati, zat warna
kurkumin
Kegunaan                    : karminativa, antidiare, kolagoga, skabisida
 Karminativa adalah Mengeluarkan angin dari dalam tubuh
manusia
 Antidiare adalah Menghentikan BAB yang bersifat diare
 Kolagoga adalah zat atau obat yang digunakan sebagai peluruh
atau penghancur batu empedu.
 Skabisida adalah menghilangkan penyakit kudis
C. Jahe
Zat berkhasiat utama/isi      : Pati, damar, oleo resin, gingerin, minyak atsiri
yang mengandung zingeron, zingiberol, zingiberin, borneol, kamfer, sineol
dan felandren
Penggunaan                       : Karminativa, stimulansia, diaforetika
 Karminativa adalah Mengeluarkan angin dari dalam tubuh
manusia
 Diaforetika adalah Memperbanyak keluarnya keringat / peluruh
keringat
 Stimulansia adalah meningkatkan daya tahan tubuh
D. Serai/sereh
Zat berkhasiat utama/isi : Minyak atsiri yang mengandung geraniol dan
sitronelal (campuran minyak tawon)
Penggunaan : Karminativa, antispasmodika, antipiretika,
amara, Insektisida
 Karminativa adalah Mengeluarkan angin dari dalam tubuh manusia
 Antispasmodika adalah Pereda / pelawan keadaan kejang pada tubuh
(pereda kejang)
 Antipiretika adalah Menurunkan suhu badan
 Amara merupakan zat yang bersifat penambah nafsu makan
 Insektisida adalah zat yang untuk penghalang serangga
E. Temu putih/ Kunyit putih
Zat bekhasiat utama/isi : Minyak atsiri Zingiberene, D-champhor ,
1,8 Cineol, D-camphene, procurcumenol, D-borneol, Curcumeneol,
Isofuranogermakrena, curcumadiol, Alpha-pinene, Curcumol, Curculone,
Furonodienone, Aerugidiol, Zederona (Zederone), Isofuranodienone, Zat
Pati (Starch).
Penggunaan : Koleretik, antispasmodika, stomakik,
karminatif, antipiretik.
 Koleretik merupakan senyawa untuk meningkatkan sekresi
empedu.
 Antispasmodika adalah Pereda / pelawan keadaan kejang pada tubuh
(pereda kejang).
 Stomakik adalah Senyawa yang memacu enzim-enzim
pencernaan.
 Karminativa adalah Mengeluarkan angin dari dalam tubuh
manusia.
 Antipiretika adalah Menurunkan suhu badan.
BAB III
Metodologi Penelitian

3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan


Waktu yang dibutuhkan untuk pembuatan alat dan penelitian ini
adalah 1 bulan. Kegiatan dilakukan di dua tempat, yaitu :

 Laboratorium SMK Kesehatan Annisa Citeureup


 Lingkungan Sekitar Rumah

3.2. Unit analisis

 Subjek Penelitian, Subjek yang ada dalam penelitian merupakan masyarakat


sekitar rumah.
 Objek penelitian, ialah peningkatan daya tahan tubuh seseorang ( dengan cara
melihat dalam seminggu, apakah dalam waktu tersebut ada yang terkena
penyakit atau tidak )

3.3. Populasi dan sampel

 Populasi, peserta dari kuisioner yang mencoba jamu empon-empon ini.

3.4. Sampel

 Jumlah sampel dalam penelitian adalah sebanyak 8 orang.


 Cara mengambil kuisioner.

3.5. Variabel penelitian

 Variabel bebas dan variabel terikat

3.6. Alat dan bahan

Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah panci, kompor,


parutan, sendok, spatula, pisau, gelas/botol kaca, saringan, baskom, cobek dan
ulekan. Dan untuk bahannya Air, Gula merah, garam, temulawak, kunyit, sereh,
temu putih,dan jahe.

3.7. Prosedur Kerja

Berisi tentang cara kerja dari pembuatan jamu empon-empon.


1. Bersikan Bahan ( temulawak, jahe, kunyit, temu putih, dan sereh ) dan semua
alat-alat yang akan di gunakan,
2. Di dalam panci masukkan air 2 liter lalu panaskan
3. Masukkan Temulawak yang telah di tumbuk cobek dan ulekan kemudian
masukkan ke dalam panci,
4. Masukkan kunyit yang telah parut dengan parutan kemudian masukkan ke
dalam panic,
5. Masukkan sereh yang telah di pipihkan menggunakan cobek dan ulekan
kemudian masukkan ke dalam panic,
6. Masukkan temu putih yang sudah di tumbuk dengan cobek dan ulekan
kemudian masukkan ke dalam panic,
7. Masukkan Jahe yang telah di parut dengan parutan kemudian masukkan
kedalam panic,
8. Masukkan Gula merah yang telah di iris menggunakan pisau kemudian
masukkan ke dalam panic,
9. Setelah itu masukkan sejumput garam kurang lebih ½ sendok teh kedalam
panic, setelah itu aduk semua bahan sampai larut,
10. Selanjutnya kita saring dengan menggunakan saringan,
11. Saat kondisi masih panas dimasukan ke dalam botol yang bersih &
steril, lalu ditutup serapatnya.

3.8. Teknik untuk pengumpulan data


Data yang telah terkumpul adalah menggunakan kuisioner terhadap
peserta kuisioner

3.9. Teknik analisis data


Hasil dari kuisioner di buat tabel dan kemudian dilihat, Apakah
Pengaruh jamu empon-empon ini berhasil untuk meningkatkan stamina dan
sistem daya tahan tubuh, terumata pada virus covid-19 ini.
3.10. Anggaran Biaya
Berikut adalah anggaran yang di gunakan dalam pembuatan
jamu empon-empon dalam 2 liter.
NO
Jenis Pengeluaran Jumlah Biaya
.
1 Temulawak ½ Kg Rp. 7.000,00
2 Jahe ½ Kg Rp. 16.000,00
3 Kunyit ½ Kg Rp. 8.000,00
4 Sereh 2 ons Rp. 4.000,00
5 Temu putih ½ Kg Rp. 10.000,00
6 Gula merah ½ Kg Rp. 16.000,00
7 Garam 1 bungkus Rp. 3.000,00
8 Biaya lain-lain ( Kemasan ) 8 buah Rp. 7.200,00
Jumlah Rp. 71.200,00
DAFTAR PUSTAKA

Dokumen.tips.com(2013/ 10 April)SIMPLISIA KUNYIT PUTIH. Diakses pada 12


November 2020, dari https://dokumen.tips/documents/simplisia-kunyit-putih.html

valeriwagolebo.blogspot.com(06 Februari 2013)MATERI PRODUKTIF FARMASI.


Diakses pada 13 November 2020, dari
http://valeriwagolebo.blogspot.com/2013/02/istilah-istilah-farmasi-farmakologi-
dan.html

tribunnewswiki.com(9 Juli 2019)Jamu Tradisional. Diakses pada 9 November 2020,


dari https://www.tribunnewswiki.com/2019/07/09/jamu-sebagai-obat-tradisional

jogloabang.com(23 Juli 2019)UU 36 tahun 2009 TENTANG KESEHATAN. Diakses


pada 9 November 2020, dari https://www.jogloabang.com/pustaka/uu-36-2009-
kesehatan

jamudigital.com(31 Oktober 2018)Seputar Regulasi Obat Tradisional di Indonesia.


Diakses pada 9 November 2020, dari https://www.jamudigital.com/berita?
id=Seputar_Regulasi_Obat_Tradisional_di_Indonesia

alodokter.com(27 Mei 2020)Virus Corona. Diakses pada 9 November 2020, dari


https://www.alodokter.com/virus-corona

http://repository.unpas.ac.id/3265/2/BAB%201.pdf ini link nya lanjut

Anda mungkin juga menyukai