Anda di halaman 1dari 14

MASA DEPAN OBAT TRADISIONAL

TUGAS KULIAH OBAT TRADISIONAL


OLEH: KELOMPOK 11

HABIBAH N11109322 HELMI NURLIANI HAIKAL AMIRA LESTARI HIJRAH ALKAUTSAR N11109101 CAHYANI PURNASARI N11109102 SITI INAYYAH ARIESTA N11109103 MERLIANA MANSYUR N11109104 SUHARIANI LA SUDA SITTI HIRA NUR AFRIANTY OEI SHERLY WIJOYO ASMIRA AZIZA

BAB I PENDAHULUAN 1,1 LatarBelakang Kemajuan teknologi di abad modern sekarang ini adalah sebagai tindak lanjut dari perkembangan dunia kemarin. Inilah yang barangkali yang ikut mendorong dan memberikan pada dunia umumnya dan dunia pengobatan pada khususnya. Kita lihat saja perkembangan dunia obatobatan tradisional kita dari dulu hingga sekarang juga ikut mengalami perkembangan baik dalam kemasannya maupun dalam bentuk

penyajiannya. Dulu pengobatan tradisional disajikan dalam tempurung kelapa. Tapi sekarang ini berubah dengan menggunakan gelas dan kadang-kadang dibarengi dengan obat penawar pahit berupa wedang jahe, air jeruk dan sebagainya. Bangsa Indonesia sejak dulu kala mengenal berbagai cara untuk menanggulangi penyakit dan cara pengobatan. Pada awalnya pengobatan tradisional itu diramu secara sederhana dan mudah dikerjakan serta menggunakan bahan-bahan yang ada disekitar

lingkungannya. Pewaris karya pengobatan tradisional dari nenek moyang kepada generasi penerus, sudah dilakukan sejak ratusan tahun yang lalu. Menurut tradisi atau dongeng rakyat pengobatan tradisional dikembangkan lebih mantap berkat lahirnya kerajaan-kerajaan, khususnya untuk melayani raja-raja yang memiliki banyak istri. Seorang Raja ingin melayani permaisuri dan para selirnya yang banyak diperlukan kondisi

yang prima, tidak terganggu kesehatannya serta sehat wal afiat. Demikian pula para permaisuri dan para selir dalam usaha menarik hati raja, juga menjaga kesehatan dan kecantikannya. Kebutuhan timbal balik ini yang mungkin ikut serta mengantar perkembangan obat tradisional, yang juga berkembang dari desa ke desa. Sampai sekarang ini masih banyak dikumpulkan data bahwa tumbuhan merupakan salah satu sumber senyawa kimia yang penting dalam pengobatan. Hal ini disebabkan oleh semakin berkembangnya metoda analisa kimia tumbuhan, yaitu suatu metoda yang merupakan bidang kajian dari disiplin ilmu fitokimia. Melalui disiplin ilmu tersebut dilakukan analisis, membahas secara sistematis tentang berbagai senyawa kimia, terutama dari golongon senyawa-senyawa organik, yang terdapat dalam tetumbuhan. Proses biosintesa, metabolisme dan perubahan-perubahan lainnya yang terjadi pada senyawa kimia tersebut beserta sebaran dan fungsi biologinya, sehingga dengan tujuan perkembangan tetumbuhan sebagai sumber obat serta bahan penelitian dapat dilaksanakan lebih terarah, maka sebelum diadakan analisis kimia terhadap tetumbuhan perlu terlebih dahulu dilakukan penelitian terhadap tetumbuhan yang akan diteliti tersebut. Dimulai dengan penelitian survai, dan kemudian berdasarkan hasil survei ditetapkan jenis-jenis tumbuhan yang akan diteliti lebih lanjut secara kimiawi setelah dilakukan pengumpulan tetumbuhan yang akan dianalisa.

Sampai sekarang semakin banyak dikumpulkan data bahwa tetumbuhan merupakan salah satu sumber senyawa kimia yang penting dalam pengobatan. Hal ini disebabkan oleh karena semakin

berkembangnya metode analisis kimia tetumbuhan, yaitu suatu metode yang merupakan bidang kajian dari disiplin ilmu fitokimia. Melalui disiplin ilmu tersebut dilakukan analisis, membahas secara sistematis tentang berbagai senyawa kimia, terutama dari golongon senyawa-senyawa organik, yang terdapat dalam tumbuhan. Proses biosintesis, metabolisme dan perubahan-perubahan lainnya yang terjadi pada senyawa kimia tersebut beserta sebaran dan fungsi biologinya, sehingga dengan tujuan perkembangan tetumbuhan sebagai sumber bahan obat serta bahan penelitian dapat dilaksanakan lebih terarah. Obat tradisional sendiri yang awalnya hanya dikenal di kalangan masyarakat ternyata memiliki prospek ke depan yang lebih menjanjikan, sehingga dengn melihat peluang tersebut, makalah ini dibuat.

1.2 Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah: 1. Apakah itu obat tradisional? 2. Bagaimanakah bahan baku obat tradisonal? 3. Bagaimanakah masa depan obat tradisional?

1.3 Tujuan Penulisan makalah Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah : 1. Mengetahui apa itu obat tradisional 2. Mengetahui bagaimana bahan baku obat tradisonal 3. Mengetahui bagaimana masa depan obat tradisional

BAB II ISI MAKALAH II.1 Obat Tradisional PENGOBATAN TRADISIONAL Menurut Undang-Undang RI No. 23 Tahun 1992 tentang kesehatan: Adalah pengobatan dan atau perawatan dengan cara, obat dan pengobatannya yang mengacu pada pengalaman dan keterampilan turun temurun dan diterapkan sesuai dengan norma yang berlaku dalam masyarakat

OBAT ASLI INDONESIA Menurut Undang-Undang RI No. 7 Tahun 1963 tentang farmasi Adalah obat-obat jang didapat langsung dari bahan-bahan alamiah

di Indonesia, terolah setjara sederhana atas dasar pengalaman dan dipergunakan dalam pengobatan tradisionil - bahan-bahan alamiah - sederhana - pengalaman

OBAT TRADISIONIL Menurut Peraturan Menteri Kesehatan

RI.No.179/Men.Kes/Per/VII/1976 Tentang Produksi dan Distribusi Obat Tradisionil ,

Adalah obat jadi atau obat berbungkus yang berasal dari bahan tumbuh-tumbuhan, hewan, mineral dan atau sediaan galeniknya atau campuran bahan-bahan tersebut yang belum mempunyai data klinis dan dipergunakan dalam usaha pengobatan berdasarkan pengalaman - bahan alam - bedasarkan pengalaman

OBAT TRADISIONAL Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI. No.

246/Men.Kes/Per/V/1990 Tentang Izin Usaha IOT dan Pendaftaran O.T dan Undang-Undang RI No. 23 Tahun 1992 tentang kesehatan: Adalah bahan atau ramuan bahan, yang berupa bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian (galenik) atau campuran bahan tersebut yang secara turun temurun telah digunakan untuk pengobatan berdasarkan pengalaman Tahun 1976, merupakan awal pengembangan O.T di Indonensia dengan dibentuknya direktorat pengawasan obat tradisional, pada direktorat pengawan obat dan makanan, departemen kesehatan Lahir aturan-aturan tentang obat radisional yang dikenal dengan paket deregulasi, yaitu Peraturan Menteri Kesehatan R.I : 1. No. 179/Men.Kes/Per/VII/76, Produksi dan Distribusi Obat TradisionL 2. No. 180/Men.Kes/Per/VII/76, Wajib Daftar

Obat Tradisional 3. No. 181/Men.Kes/Per/VII/76, Pembungkusan dan Penandaan Obat Tradisional

II.2 Bahan Baku Obat Tradisional Sesuai batasan obat asli Indonesia, obat tradisional maka bahan bakunya adalah bahan alamiah (tumbuhan, hewan dan mineral) dapat berupa simplisia,yaitu bahan alamiah yang dipergunakan sebagai obat yang belum mengalami pengolahan apapun juga dan kecuali dinyatakan lain, berupa bahan yang telah dikeringkan.

II.3 Masa Depan Obat Tradisonal Dari sekitar 30.000 spesies tumbuhan di Indonesia, sekitar 940 di antaranya adalah tanaman obat. Dengan pangsa pasar obat tradisional di dalam negeri mencapai 210 juta dollar AS per tahun, prospek obat tradisional terbilang cerah. Pengobatan tradisional yang secara medis dapat

dipertanggungjawabkan, terus dibina dalam rangka perluasan dan pemerataan kesehatan. Pemeliharaan dan pengembangan obat

tradisional sebagai warisan budaya bangsa terus ditingkatkan dan didorong budidaya pengembang-an obat serta penemuan yang obat-obatan medis termasuk dapat obat

tradisional

secara dan

dipertanggungjawabkan

Pemeliharaan

pengembangan

tradisional sebagai warisan budaya bangsa terus ditingkatkan dan didorong budidaya pengembang-an obat serta penemuan yang obat-obatan medis termasuk dapat

tradisional

secara

dipertanggungjawabkan. konsumsi bahan alam Indonesia kini semakin meningkat karena adanya efek samping senyawa sintetik sehingga orang ingin kembali ke alam dengan mengonsumsi obat tradisional. Selain itu, karena krisis ekonomi dan mahalnya obat sintetik, obat tradisional menjadi obat alternatif. Obat fitofarmaka merupakan bentuk obat tradisional dari bahan alam yang dapat disejajarkan dengan obat modern karena proses pembuatannya yang telah terstandar, ditunjang dengan bukti ilmiah sampai dengan uji klinik pada manusia.Dengan uji klinik akan lebih meyakinkan para profesi medis untuk menggunakan obat herbal di sarana pelayanan kesehatan Prof Wahyuning Ramelan dari Program Studi Kedokteran

Universitas Tanjungpura, Pontianak, Kalimantan Barat, mengatakan, dokter belum berani meresepkan obat tradisional karena obat tradisional belum atau tidak tergolong obat yang secara medik memiliki bukti-bukti empiris yang tidak diperdebatkan lagi (evidence base medicine). Obat tersebut merupakan obat yang telah diteliti melalui proses yang panjang dan lama sehingga dipastikan unsur/zat aktifnya, diketahui efek farmakologiknya, dipastikan dosisnya, diketahui efek sampingnya, dan dipastikan proses pembuatannya.

Ke depan, Indonesia harus berani memulai penelitian obat tradisional agar tidak didahului dan justru dipatenkan oleh bangsa lain. Kegiatan penelitian dan pengembangan metode pengobatan herbal di China berkembang sangat pesat. Karena itu, Indonesia perlu meniru negara "tirai bambu" itu dalam mengembangkan obat-obatan lokal agar bisa menembus pasaran internasional Untuk memberikan masa depan yang baik bagi obat tradisional, Indonesia perlu belajar dari Cina. Pesatnya perkembangan pengobatan herbal di China tidak lepas dari kebijakan pemerintah setempat yang mendorong dibukanya program studi pengobatan tradisional di berbagai lembaga perguruan tinggi. Para mahasiswa fakultas kedokteran di China sejak mendaftar ke perguruan tinggi diberi pilihan untuk belajar ilmu kedokteran yang berorientasi ke dunia barat terutama Amerika Serikat atau memilih kedokteran dengan spesialisasi pengobatan tradisional China. Dengan kondisi tersebut, penelitian obat-obatan tradisional China terus berkembang pesat yang berimbas pada membanjirnya berbagai produk obat-obatan herbal asal China ke seluruh dunia, termasuk ke Indonesia. Adapun di Indonesia, hingga kini baru segelintir PT yang

membuka program studi pengobatan herbal seperti Universitas Airlangga (Unair) di Surabaya. Universitas Indonesia (UI) rencananya baru akan membuka program studi magister herbal Indonesia tahun ini. Proposal pembentukan program studi magister herbal Indonesia tersebut masih

dikaji oleh Badan Pengkajian Mutu Akademik UI untuk selanjutnya diserahkan kepada Senat Akademik UI. Jika program studi ini telah terbentuk maka nantinya diharapkan terbentuk kolegium herbal medik, keperawatan herbal, dan estetika herbal yang akan menghasilkan penelitian yang terintegrasi. Penelitian pengobatan herbal di Indonesia selama ini belum terintegrasi alias berjalan sendiri-sendiri seperti yang dilakukan Universitas Sumatera Utara (USU), Universitas Gadjah Mada (UGM), Unair, dan juga Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). Bahkan Departemen Pertanian, Departemen Kesehatan melalui Badan Penelitian Obat dan Makanan (BPOM), dan Kantor Kementerian Ristek juga meneliti soal ini. Fokus penelitian selama ini beda-beda, tidak terintegrasi sehingga dananya tersebar ke mana-mana. Akibatnya, kita tidak memiliki data nasional berapa banyak tanaman lokal kita yang berkhasiat untuk menyembuhkan penyakit. Jika semua hasil penelitian berbagai instansi tersebut diintegrasikan dan dipublikasikan secara bersamaan maka dunia internasional bisa mengetahui bahwa Indonesia merupakan "surga" tanaman yang berkhasiat bagi kesehatan. Namun, sebagian besar jenis tanaman tersebut tidak diketahui publik meskipun sudah pernah diteliti para ahli lantaran tidak adanya data base hasil penelitian di bidang pengobatan herbal. Beberapa tumbuhan obat yang masuk dalam obat modern adalah:

Papaver Digitalis Ergot Cinchona

(4.000 SM) (1.500 SM) ( 994 (1.638 ) )

- kodein, morfin, papev. - digitoksin, digoksin - ergotamin, ergonovin

- kinin, kinidin - emetin - salisilat - atropin, skopolamin - efedrin

Ipecacuanha (1.658 ) Salix (1.736 )

Solanaceae (1.832 ) Ephedra Rauwolfia Vinca

(1.923 )

(1.950 ) - serpasil (1.957 ) - vinblastin, vinkristin

Artemesia annua (168 SM) - artemisin

Survei membuktikan bahwa pangsa pasar obat tradisonal adalah 210 juta dollar Amerika pertahun. Jadi, dari segi ekonomi, masa depan Obat tradisional sangat menjanjikan.

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN III. 1 Kesimpulan Dari sekitar 30.000 spesies tumbuhan di Indonesia, sekitar 940 di antaranya adalah tanaman obat. Dengan pangsa pasar obat tradisional di dalam negeri mencapai 210 juta dollar AS per tahun, prospek obat tradisional terbilang cerah. III. 2 Saran Untuk pengembangan ke depannya, diperlukan teknik pengolahan obat tradisonal yang lebih baik agar obat tradisonal dapat menembus pangsa pasar yang lebih luas.

DAFTAR PUSTAKA
1. Steenis, C. G. G. J. van., (1988),Flora : Untuk Sekolah Di Indonesia, PT Pradnya Paramitha, Jakarta, 272. 2. Tjitrosoepomo, G., (1994), Taksonomi Tumbuhan Obat-Obatan, UGM Press, Yogyakarta 3. Wijaya, Kusuma Hembing, (1996), Tanaman Berkhasiat Obat di Indonesia, Jilid I, Pustaka Kartini, Jakarta. 4. Sastroamidjojo, Seno, (1997), Obat Asli Indonesia, Penerbit Dian Rakyat, Jakarta. 5. http://www.tanaman-obat.com/bisnis-herbal/147-masa-depan-obattradisional-cerah

Anda mungkin juga menyukai