Anda di halaman 1dari 5

Daun Katuk (Sauropi folium)

Daun katuk adalah daun Sauropus androgynus (L.) Merr., Suku Euphorbiaceae.
Pemerian; Bau aromatik lemah; rasa tawar.

Makroskopik:
Daun tunggal, bertangkai, panjang tangkai 3mm-5mm, helaian daun berbentuk bundar
memanjang atau bundar telur sampai lonjong, panjang 2cm-4cm, lebar 1,5cm-2,5cm, ujung
dan pangkal daun meruncing, pinggir daun rata, permukaan atas dan bawah rata, licin, warna
hijau sampai hijau kecoklatan, tidak berambut, tulang daun jelas menonjol pada permukaan
bawah.

Mikroskopik:
Pada penampang melintang melalui tulang daun, tampak epidermis atas terdiri dari satu lapis
sel yang berbentuk segiempat, dinding tipis, kultikula tipis; sel epidermis bawah serupa
dengan sel epidermis atas, terdapat banyak stomata pada epidermis bawah. Mesofil meliputi
jaringan palisade terdiri dari satu lapi atau dua lapis sel, umumnya satu lapis sel, sel palisade
berbentuk silindrik panjang, tebal lapisan palisade lebih kurang tebal setengah daun; Jaringan
bunga karang terdiri dari sel-sel yang berbentuk tidak beraturan, tersusun agak mendatar dan
agak renggang; diantara sel palisade dan sel bunga karang terdapat sel idioblast yang
berbentuk bulat sampai lonjong , berisi habluk kalsium oksalat berbentuk roset, berbentuk
lebih kurang 85 mikrometer. Berkas pembuluh tipe kolateral; di dalam floem terdapat hablur
kalsium oksalat bentuk roset berukuran 20 mikrometer; Sebelah luar floem terdapat serabut
berdinding tipis dan tidak berlignin; parenkim tulang daun umumnya mengandung hablur
kalsium oksalat bentuk roset berukuran 45 mikrometer. Pada sayatan paradermal, tampak sel
epidermis atas dinding samping yang berkelok-kelok, tidak terdapat stomata; epidermis
bawah dinding samping sel sangat berkelok-kelok, terdapat banyak stomata tipe anisositik,
panjang 25mikrometer-40mikrometer. Serbuk berwarna hijau tua. Fragmen pengenal adalah
fragmen epidermis atas; fragmen epidermis bawah; fragmen mesofil; fragmen mesofil
permukaan bawah; hablur kalsium oksalat; fragmen pembuluh kayu.

Kadar abu. Tidak lebih dari 10 persen.


Kadar abu yang tidak larut asam. Tidak lebih dari 1 persen.
Kadar sari yang larut dalam air. Tidak kurang dari 30 persen.
Kadar sari yang larut dalam ethanol. Tidak kurang dari 20 persen.
Bahan organik asing. Tidak lebih dari 2 persen.
Penyimpanan. Dalam wadah tertutup baik.
Isi. Protein, lemak, kalsium, fosfor, besi, vitamin A, Vitamin B, dan Vitamin C.
Penggunaan. Obat bisul, memperlancar keluarnya air susu (laktagoga).

(Pustaka; Materia Medika Indonesia jilid V. 1989. Halaman 442-445)


Katuk
Sauropus androgynus

Diambil daunnya

Dijemur dan Dibuat serbuk

Perkolasi
Diekstraksi
Menstrum: Etanol

Pemurnian Difiltrasi
Metode:............

Dipekatkan Pemekatan
Metode:............

Ekstrak Pekat

Pengeringan
Metode: Freeze Drying

Produk Kering

Pengemasan
Pemurnian
Metode:
Instrumen:
Alasan:

Pemekatan
Metode:
Instrumen:
Alasan:

Pengeringan
Metode; Freeze Drying
Instrumen:

Alasan: Karena ekstrak daun katuk yang sifatnya tidak stabil dalam suhu ruang, Maka metode
Freeze Drying dipilih. Ekstrak akan dibekukan dahulu, kemudian dimasukkan ke (Heated
shelves) dan alat disetting sedemikian rupa. Lalu Vacuum pump akan menyedot solvent yang
telah beku (freeze) menjadi uap. Prinsip kerja alat ini adalah merubah fase es menjadi fase
gas (uap). Sehingga hasil sebuk tetap stabil kandungannya.
Nisita Widya (1100924)

Anda mungkin juga menyukai