Anda di halaman 1dari 11

Tugas Makalah Farmakognosi

“JAMU”

DISUSUN OLEH :
NAMA : AGISTA AMELYA
NIM : F202001149
KELAS : A3 FARMASI
DOSEN PENGAMPU : La Ode Muhammad Anwar,
S.Farm., M.Pharm.Sci

PROGRAM STUDI S1 FARMASI


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS MANDALA WALUYA KENDARI
2021
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI...................................................................................................... Error! Bookmark not defined.
KATA PENGANTAR......................................................................................................................................... 3
BAB I .............................................................................................................................................................. 4
PENDAHULUAN ............................................................................................................................................. 4
A. Latar belakang ................................................................................................................................... 4
B. Tujuan ............................................................................................................................................... 4
C. Manfaat ............................................................................................................................................. 4
BAB II ............................................................................................................................................................. 5
TINJAUAN TEORI ........................................................................................................................................... 5
A. Pengertian ......................................................................................................................................... 5
B. Manfaat dan Bahaya Jamu................................................................................................................ 5
C. Kelebihan dan Kekurangan Jamu ...................................................................................................... 6
D. Macam-macam jamu ........................................................................................................................ 6
BAB III .......................................................................................................................................................... 10
KESIMPULAN ............................................................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................................................... 11
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atasrahmat dan
karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah tentang “Obat Tradisional : “Jamu”
.Dalam penulisan makalah ini banyak sekali hambatan-hambatan yang disebabkan karena
kurangnya referensi atau buku-buku penunjang yang dapat saya pakai sebagai pedoman dalam
penulisan makalah ini. Namun, berkat kerjasama dan dukungan dari teman-teman yang lain
maka makalah ini akhirnya dapat diselesaikan.

Saya mengucapkan terima kasih kepada dosen pengajar mata kuliah karena dengan tugas
yang diberikannya maka saya dapat lebih banyak mengetahui tentang Obat Tradisional..Saya
sadar bahwa dalam penulisan makalah ini tentunya masih banyak kekurangan. Untuk itu kritik
dan saran yang membangun dari dosen sangat berguna untuk memperbaiki penulisan makalah
yang selanjutnya. Semoga penulisan makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan
terutama bagi saya sendiri.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Obat tradisional Indonesia yang dikenal sebagai Jamu yang telahdigunakan secara luas
oleh masyarakat Indonesia, meskipun banyak bahan baku standar yang belum memiliki
persyaratan resmi. Pengembangan dan pemanfaatan obat bahan alam/obat herbal di Indonesia ini
perlumendapatkan substansi ilmiah yang lebih kuat, terutama melalui penelitiandan standarisasi
sehingga obat herbal Indonesia dapat diintegrasikan dalamsistem pelayanan kesehatan nasional.

Obat tradisional pada umumnya menggunakan bahan-bahan alam.Produksi dan


penggunaan obat tradisional di Indonesia terus meningkat, baik $enis maupun volumenya.
Perkembangan usaha di bidang obattradisional yaitu usaha budidaya tanaman obat, usaha
industri obattradisional, penjaja dan penyeduh obat tradisional atau jamu.

Jamu merupakan obat tradisional karena berasal dari bahan#bahanalami yang berkhasiat
khusus untuk penyakit tertentu tergantung dari bahanalami atau tumbuhan yang digunakan.
*ebutuhan masyarakat akan $amusangat tinggi, sehingga kebanyakan industri $amu ingin
memberikan kualitas produk yang terbaik.

B. Tujuan
1. Mengetahui manfaat mengonsumsi jamu.
2. Mengetahui kelebihan dan kekurangan jamu.
3. Mengetahui macam-macam jamu tradisional.

C. Manfaat
1. Sebagai sumber referensi agar kita dapat mengetahui berbagai macam jamu dari
tanaman bahan alam.
2. Sebagai sumber informasi tentang batasan-batasan dalam mengonsumsi jamu.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian
Jamu Obat tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan tumbuhan,
bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian (galenik), atau campuran dari bahan tersebut yang
secara turun-temurun telah digunakan untuk pengobatan dan dapat diterapkan sesuai dengan
norma yang berlaku di masyarakat (Permenkes, 2010).
Jamu adalah obat tradisional yang diracik dengan menggunakan bahan tanaman sebagai
penyusun jamu tersebut. Jamu disajikan secara tradisional dalam bentuk serbuk seduhan, pil,
atau cairan. Satu jenis jamu yang disusun dari berbagai tanaman obat yang jumlahnya antara 5-
10 macam, bahkan bisa lebih. Jamu tidak memerlukan pembuktian ilmiah sampai uji klinis,
tetapi cukup dengan bukti empiris dan harus memenuhi persyaratan keamanan dan standar mutu.
Jamu tradisional banyak dikonsumsi dikarenakan minimnya efek samping dan harganya
cenderung murah dibandingkan obat kimia (Winata, 2013).
Jamu hanya dapat dikonsumsi sebagai mencegah, mengurangi atau mengatasi keluhan
yang dialami seseorang, schingga bukan untuk menyembuhkan suatu diagnosa penyakit. Secara
umum, jamu dibedakan menjadi dua yaitu yang bertujuan untuk menjaga kesehatan dan yang
dimanfaatkan untuk mengobati keluhan penyakit. Sebagian besar masyarakat mengkonsumsi
jamu karena dipercaya memberikan andil yang cukup besar terhadap keschatan baik untuk
pencegahan dan pengobatan terhadap suatu penyakit maupun dalam hal menjaga kebugaran,
kecantikan dan meningkatkan stamina tubuh (Winata, 2013).

B. Manfaat dan Bahaya Jamu


Jamu memiliki berbagai macam manfaat yang sangat menguntungkan keschatan tubuh.
Adapun manfaat dari jamu antara lain
1. Menjaga kebugaran tubuh
2. Menjaga kecantikan
3. Mencegah penyakit
4. Mengobati penyakit
Jamu dapat dikatakan berbahaya bagi keschatan yang besifat akumulatif. Hal ini dapat
terjadi disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu
1. Mengonsumsi jamu secara terus menerus tanpa mengetahui batas konsumsinya
2. Digunakan dalam jumlah yang berlebihan dosis terlebih
3. Salah mengonsumsi jamu atau mengonsumsi jamu palsu (bercampur dengan obat
sintetik)

Kebanyakan jamu yang memil iki khasiat yang spontan dapat menimbulkan dampak
berbahaya bagi kesehatan diri. Hal ini terjadi karena sebagian besar jamu yang beredar
dimasyarakat belum teruji khasiat dan keamanannya. Dalam suatu jenis bahan makanan
termasuk bahan obat tradisional sebagian besar mengandung dua macam zat. Di satu sisi bahan
tersebut mengandung racun dan tidak semua bahan yang terdapat di alam dapat langsung kita
konsumsi, sehingga bahaya yang ditimbulkan oleh jamu sangat memungkinkan dan jamu-jamu
yang dicampur dengan obat-obatan.

C. Kelebihan dan Kekurangan Jamu


Jamu memiliki kelebihan dibandingkan obat-obatan kimia.
• Adapun beberapa kelebihan jamu diantaranya adalah
1. Harga relatif murah;
2. Terjangkau dari seluruh masyarakat;
3. Tanaman-tanaman yang dapat diolah untuk jamu tersebut tersedia di alam kita;
4. Kandungan kimia di dalam jamu formulasinya lebih ringan dibandingkan obat sintetis;
5. Dapat dikonsumsi sehari-hari karena kandungannya mengandung bahan kimia alami
(Winata, 2013).

• Jamu juga memiliki kekurangan selain kelebihan di atas diantaranya, yaitu :


1. Efek yang dirasakan tidak dapat secara spontan;
2. Belum ada standarisasi yang baku terhadap jamu dalam segi keamanan terhadap
produk jamu;
3. Penelitian tentang jamu yang belum banyak dilakukan maka dosis tepat suatu sediaan
jamu belum dapat dipastikan dengan jelas (Winata, 2013).

D. Macam-macam jamu
1) Jamu Cabe Puyang
Jamu cabe puyang sering disebut dengan jamu pegal linu terutama pegal-pegal
dibagian pinggang. Selain sebagai jamu pegel linu, jamu puyang mempunyai efek
menghambat kontraksi otot pada binatang percobaan. Kesulitan melahirkan pada ibu-ibu
yang mengkonsumsi cabe puyang mendekati masa persalinan karena kontraksi otot uterus
dihambat terus menerus sehingga memperkokoh otot tersebut dalam menjaga janin di
dalamnya. Bagi wanita hamil minum jamu cabe puyang di awal kehamilan antara 1-5
bulan untuk menghindari resiko keguguran (Firdaus, 2013).
➢ Kinerja ilmiah Bahan dasar utama jamu puyang yaitu cabe jamu dan
lempuyang. Bahan lain yang ditambahkan adalah temu ireng, temulawak, jahe,
kudu, adas, pulosari, kunir, merica, kedawung, keningar, buah asam dan kunci.
Sebagai pemanis digunakan gula merah dicampur gula putih. Zat aktif utama yang
terkandung adalah piperine, minyak atsiri, gingerol dan terpenoid (Sudarmin &
Asyhar, 2012).
Piperin mempunyai daya aktivitas diantaranya seperti analgesik,
antipiretik, antiinflamasi serta memperlancar proses pencernaan. Kandungan
minyak atsiri memiliki efek menenangkan. Senyawa minyak atsri yang masuk ke
dalam tubuh dapat mempengaruhi sistem limbik pengatur emosi. Minyak atsiri
yang tercium akan berikatan dengan reseptor penangkap aroma. Selain memiliki
aroma menenangkan, minyak atsiri juga memiliki manfaat kesehatan seperti anti-
inflamasi dan anti-histamin. Gingerol mempunyai aktifitas antioksidan yang
mampu menghambat laju oksidasi molekuler target, dengan cara bereaksi dengan
radikal bebas reaktif (Hargono, et.al., 2013; Elyana, 2014).

2) Jamu Kudu Laos Jamu kudu laos dimanfaatkan untuk menurunkan tekanan darah,
melancarkan peredaran darah, menghangatkan badan, menambah nafsu makan, dan
melancarkan haid. Pembuatan jamu menggunakan mengkudu ditambahkan rimpang laos
dan biasanya ditambahkan buah asam masak. Bahan tambahan lain biasanya adalah
merica, bawang putih, kedawung, dan jeruk nipis. Sebagai pemanis digunakan gula
merah dan gula putih, ditambahkan sedikit garam (Firdaus, 2013).
➢ Kineria ilmiah Bahan baku jamu kudu laos adalah buah mengkudu dan
rimpang laos atau rimpang lengkuas. Mengkudu yang mempunyai komponen
skopoletin yang dipilih sebagai senyawa marker yang memiliki aktivitas anti-
hipertensi, anti-inflamasi dan antihistamin. Skopoletin pada tubuh berfungsi
melebarkan pembuluh darah yang mengalami penyempitan.
Berdasarkan hasil uji in vivo, skpoletin dapat menurunkan tekanan darah
tinggi dan normal menjadi rendah (hipotensi abnormal). Namun, skopoletin yang
terdapat dalam buah mengkudu dapat berinteraksi secara sinergis dengan
nutraceutical (makanan yang berfungsi untuk pengobatan) untuk menurunkan
tekanan darah yang tinggi menjadi normal dan tidak menurunkan tekanan darah
yang normal. Rimpang laos atau lengkuas memiliki khasiat stomachikum atau
mengeluarkan angin dari perut dan menghilangkan rasa sakit (analgetikum)
(Sholehah, 2010; Sutrisno, 2012).

3) Jamu Kunir Asam Jamu kunir asem bemanfaat untuk mencegah panas dalam atau
sariawan dan membuat perut menjadi dingin. Seorang penjual jamu mengatakan bahwa
jamu jenis ini tidak baik dikonsumsi oleh ibu hamil muda karena dapat meningkatkan
resiko keguguran. Jamu ini biasa diminum saat haid. Pembuatan kunir asam/kunyit asam
yaitu dengan bahan utamanya buah asam jawa masak dan kunir/kunyit. Adapula yang
mencampurkan dengan sinom (daun asam muda), temulawak, biji kedawaung, dan air
perasan buah jeruk nipis. Sebagai pemanis digunakan gula merah dicampur gula pasir,
serta dibubuhkan sedikit garam.
➢ Kinerja Ilmiah Bahan utama jamu kunir asam adalah kunyit dan asam jawa.
Kunyit mempunyai peranan sebagai antioksidan, antitumor, antikanker,
antimikroba, antipikun dan antiracun. Asam jawa berkhasiat sebagai diueretik,
kholagogik atau penghancur batu empedu, konstipasi, hemoroid dan diabetes. Zat
aktif utama yang terkandung adalah Minyak Atsiri, Curcumin, Saponin,
Flavonoid dan Tanin (Firdaus, 2013).
Kurkumin adalah senyawa yang berasal dari tanaman kunyit dan
sejenisnya. Kurkumin dapat dimanfaatkan sebagai senyawa antioksidan. Tubuh
memerlukan antioksidan yang dapat membantu melindungi tubuh dari serangan
radikal bebas dengan meredam dampak negatif. Senyawa saponin dapat bersifat
antibakteri dengan merusak membran sel. Rusaknya membran menyebabkan
substansi penting keluar sel dan juga dapat mencegah masuknya bahan-bahan ke
dalamt sel. Tanin ditandai oleh sifatnya yang dapat menciutkan dan
mengendapkan protein dari larutan dengan membentuk senyawa yang tidak larut.
Flavonoid mempunyai daya aktivitas antibakteri juga yaitu dengan
menggumpalkan protein, senyawa flavonoid juga bersifat lipofilik, sehingga dapat
merusak lapisan lipid pada membrane sel bakteri (Purba et.al., 2009)

4) Jamu Pahitan Jamu pahitan dimanfaatkan untuk berbagai masalah kesehatan, misalnya
untuk mengobati gatal-gatal, menambah nafsu makan, mengatasi diabetes,
menghilangkan bau badan, menurunkan kolesterol, perut kembung/sebah, jerawat, pegal,
dan pusing. Baku utama jamu pahitan adalah sambiloto dan brotowali (Firdaus, 2013).
➢ Kineria Ilmiah Sambiloto mempunyai kandungan bahan aktif utama yaitu
androgafolida yang memberikan rasa pahit pada sambiloto. Berbagai aktivitas
farmakologi, sambiloto digunakan sebagai antiradang, antikanker, serta
menurunkan tekanan darah.
Tanaman brotowali mengandung berbagai senyawa kimia, antara lain
alkaloid, pikroretin zat pahit yang terdapat pada batang, barberin, palmatin,
glikosida dan harsa. Zat pahit pikroretin berfungsi sebagai perangsang kinerja urat
saraf pada saluran pernafasan, sehingga keadaan suhu tubuh yang panas akan
menurun seiring berjalan pertukaran kinerja zat di dalam tubuh. Kandungan
alkaloid berberin sebagai antibakteri pada luka dan bermanfaat sebagai obat diare.
Kandungan lain berguna sebagai penambah nafsu makan dan menurunkan kadar
gula darah (Malik, 2015).

5) Jamu Kunci Suru Biasanya jamu daun sirih dimanfaatkan oleh wanita, terutama para ibu,
untuk mengobati keputihan (flour albus). Manfaat lain untuk menghilangkan bau badan,
mengecilkan perut, serta menguatkan gigi. Bahan bakunya adalah rimpang kunci dan
daun sirih (Firdaus, 2013).
➢ Kineria Ilmiah Rimpang temu kunci memiliki kandungan kimia terutama
flavonoid, panduratin A. dan kamfer yang berkhasiat sebagai anti-analgetik, anti-
bakteri, anti-tumor, anti-diare, anti-kembung serta menjaga kesehatan tubuh.
Temu kunci juga berguna untuk mengobati radang indung telur. Penelitian
lainnya menunjukkan bahwa rimpang temu kunci dapat digunakan sebagai obat
anti-kanker. Aktivitas antioksidan dari panduratin A mampu meredam radikal-
radikal bebas, termasuk radikal oksida nitrit yang menupakan pemicu
tumorigenesis. (Utami, 2012; Handoko et.al., 2011).
Daun sirih memilki daya antibakteri terhadap beberapa bakteri patogen.
Minyak esensial daun sirih mengandung komponen fenolik seperti kavikol dan
eugenol. Komponen tersebut mampu mencegah adanya bakteri patogen dalam
makanan dan sebagai pengawet alami (Putri et.al., 2012) Rimpang temu kunci dan
daun sirih biasanya selalu ditambahkan buah asam yang masak. Ada juga yang
menambahkan bahan lain seperti kulit buah delima, buah pinang, kunci pepet, dan
majakan. Sebagai pemanis digunakan gula pasir, gula merah, dan bubuhi garam
sedikit. (Firdaus, 2013).
BAB III
KESIMPULAN

1. Jamu memiliki khasiat atau manfaat yang sama dengan obat modern. Jamu lebih aman
dikonsumsi karena mengandung bahan herbal dan jarang menggunakan bahan kimia
tambahan dalam pembuatan maupun proses pembuatannya.
2. Ada beberapa kelebihan dan kekurangan pada jamu. Kelebihannya adalah relatif murah
dan terjangkau oleh masyarakat, sedangkan kekurangannya adalah efek yang diinginkan
tidak berlangsung secara cepat dan perlu proses lama karena bahan yang digunakan
merupakan bahan alami dari tanaman- tanaman herbal.
3. Ada beberapa macam jamu tradisional, yaitu jamu cabe puyang, jamu kudu laos, jamu
kunir asam, jamu pahitan, dan jamu kunci suru.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, A. R., juwita, Ratulangi, S., & Malik, A. (2015). Penetapan Kadar Fenolik dan
Flavonoid Total Ekstrak Metanol Buah dan Daun Patikala (Etlingera elatior (Jack.)
R.M.SM.). Pharm Sci Res, 2407-2354.

Departemen Kesehatan RI, 2010. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 003
Tahun 2010 Saintifikasi Jamu Dalam Penelitian Berbasis Pelayanan Kesehatan.
Departemen Kesehatan RI :Jakarta

Edy, Sutrisno. 2012. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Kencana

Hargono., Pradita, F dan Aulia,M.P. 2013. Pemisahan Gingerol dari Rimpang Jahe Segar
Melalui Proses Ekstraksi Secara Batch. Jurnal ISSN 0216- 7395. 9(2) : 16-21

Handoko, T. Hani. 2011. Manajemen Personalia dan Sumberdaya Manusia. Yogyakarta:


Penerbit BPFE.

Kunoli, Firdaus J., 2013, Pengantar Epidemiologi Penyakit Menular : Untuk Mahasiswa
Kesehatan Masyarakat, Jakarta: TIM

Purba, Elida, (2009), “Hidrolisis Pati Ubi Kayu (Manihot Esculenta) dan Pati Ubi Jalar
(Impomonea batatas) menjadi Glukosa secara Cold Process dengan Acid Fungal
Amilase dan Glukoamilase”, Universitas Lampung, Lampung

Sudarmin dan Asyhar, Rayanda. 2012. ”Transformasi Pengetahuan Sains Tradisional menjadi
Sains Ilmiah dalam Proses Produksi Jamu Tradisional”. Edu-Sains Journal. Vol. 1: hal.
1-7.

Utami, E.R. 2012. Antibiotika, Resistensi, dan Rasionalitas Terapi. Sainstis. Vol. 1. No. 1 April-
September.

Winata, A. (2013). Karakteristik Biopelet dari Campuran serbuk Kayu Sengon dengan Arang
Sekam Padi sebagai Bahan Bakar Alternatif Terbarukan (Skripsi), Institut Pertanian
Bogor, Bogor, Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai