Anda di halaman 1dari 17

FARMAKOLOGI KEPERAWATAN

“Herbal Dan Dietary Supplementary Therapy”

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Farmakologi Keperawatan

Dosen Pengampu : Ns. Sidaria, M.Kep.

Oleh Kelompok 5 :

1. Azlia Sari 2111313003


2. Desi Wulan Sari 2111311018
3. Estuary Perjuangan Try Putra Maru'ao 2111311048
4. Fitri Dwi Nurul Hidayah 2111312045
5. Nabila Dwi Damayanti 2111312048
6. Sarapina 2111319002
7. Siti Hajar 2111312006

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS ANDALAS

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya,
kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "Herbal Dan Dietary
Supplementary Therapy” dengan tepat waktu.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas dosen pada program studi Farmakologi Keperawatan. Selain itu, makalah ini
juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang teori keperawatan bagi para
pembaca dan juga bagi penulis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada ibu Ns. Sidaria, M.Kep. selaku dosen


program studi Farmakologi Keperawatan yang telah memberikan tugas ini, sehingga
dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami
tekuni. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada semua pihak yang telah
membantu menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.

Padang, 21 April 2022

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................i

DAFTAR ISI...............................................................................................................ii

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang...................................................................................................1

B. Rumusan Masalah..............................................................................................2

C. Tujuan................................................................................................................2

BAB II

PEMBAHASAN

A. Herbal.................................................................................................................2

B. Diatery Suplementary........................................................................................5

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan.........................................................................................................12

B. Saran...................................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................14
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dewasa ini dengan semakin meningkatnya perkembangan teknologi,
masyarakat semakin dihadapkan pada gaya hidup yang kurang sehat. Masyarakat
cenderung lebih memilih dan menyukai jenis-jenis makanan yang praktis dan siap
saji (fast food), minuman bersoda yang banyak beredar di pasaran, kurangnya
olahraga, pola makan yang tidak seimbang, dan masih banyak lagi. Selain itu
dengan peningkatan perkembangan teknologi ini, dapat memberikan keleluasaan
bagi kita untuk memilih cara yang lebih praktis dalam pemenuhan kebutuhan gizi
untuk tubuh.
Berbagai bahan makanan dan zat gizi diolah kemudian dikemas dalam bentuk
yang lebih sederhana dan praktis. Salah satu produk kemajuan teknologi makanan
yang kini sedang popular adalah herbal dan dietary supplementary. Faktor inilah
yang melatar belakangi seseorang untuk mengkonsumsi suplemen makanan, yaitu
suatu produk makanan yang praktis dan dapat digunakan untuk melengkapi
kebutuhan gizi yang belum seimbang

B. Rumusan Masalah
1. Apa saja manfaat dan dampak dari penggunaan herbal dan dietary
supplementary?
2. Bagaimana cara mengkonsumsi herbal dan dietary supplementary yang
seharusnya?

C. Tujuan
1. Untuk memberikan informasi mengenai manfaat dan dampak yang dihasilkan
dari penggunaan herbal dan dietary supplementary.
2. Untuk memberikan infommasi cara yang benar dalam mengkonsumsi herbal
dan dietary supplementary.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Herbal
1. Definisi
Obat herbal atau herbal medicine didefinisikan sebagai bahan baku atau
sediaan yang berasal dari tumbuhan yang memiliki efek terapi atau efek lain yang
bermanfaat bagi kesehatan manusia; komposisinya dapat berupa bahan mentah atau
bahan yang telah mengalami proses lebih lanjut yang berasal dari satu jenis tumbuhan
atau lebih. (WHO, 2005; 2000). Sediaan herbal diproduksi melalui proses ekstraksi,
fraksinasi, purifikasi, pemekatan atau proses fisika lainnya; atau diproduksi melalui
proses biologi. Sediaan herbal dapat dikonsumsi secara langsung atau digunakan
sebagai bahan baku produk herbal. Produk herbal dapat berisi eksipien atau bahan
inert sebagai tambahan bahan aktif (WHO, 2001; 2000)

2. Manfaat Obat Herbal


Berkat bahan-bahan yang digunakan, minuman herbal memiliki banyak manfaat
untuk kesehatan, di antaranya:
1. Memperkuat daya tahan tubuh
Minuman herbal yang mengandung jahe atau temulawak dipercaya dapat
meningkatkan imunitas tubuh. Hal ini karena sifat antiinflamasi dan minyak esensial
yang terkandung di dalamnya dapat melawan bakteri dan meredakan peradangan di
dalam tubuh.
2. Menjaga kesehatan pencernaan
Minuman herbal yang mengandung lidah buaya, jahe, atau daun sirih berkhasiat
menjaga kesehatan saluran pencernaan.
Penelitian menunjukkan bahwa lidah buaya dapat meredakan gejala radang usus,
seperti kram perut dan diare berdarah, sedangkan daun sirih dapat mengatasi
gangguan pencernaan.

2
3. Mencegah diabetes
Ada beberapa bahan dalam minuman herbal yang diketahui bermanfaat untuk
mencegah diabetes, seperti kayu manis, bunga krisan (chrysanthemum), kunyit,
kencur, dan jahe.
Selain itu, bahan-bahan herba ini juga dipercaya dapat menurunkan kadar gula darah
pada penderita kencing manis.
4. Meredakan keluhan datang bulan
Bagi sebagian wanita, premenstrual syndrome (PMS) atau sindrom pramenstruasi
terasa cukup mengganggu, bahkan bisa sampai memengaruhi aktivitas sehari-hari.
Minuman herbal yang mengandung kunyit diketahui dapat meredakan nyeri dan
gangguan mood yang disebabkan PMS.
5. Mencegah kanker
Radikal bebas berlebih di dalam tubuh dapat menyebabkan kanker. Nah, bahan-bahan
yang terkandung dalam minuman herbal, seperti kunyit, kencur, temulawak, dan jahe,
umumnya kaya akan antioksidan yang dapat melawan radikal bebas.
6. Meredakan batuk
Tambahan madu dalam minuman herbal dapat meredakan batuk. Anda juga dapat
membuat minuman herbal dari daun sirih untuk mengatasi batuk dan pilek.

Masih ada banyak manfaat minuman herbal lainnya, termasuk mengobati sinusitis


secara alami, menurunkan kolesterol, menjaga kesehatan hati, dan mencegah penyakit
kronis. Hal ini karena minuman herbal yang mengandung rempah-rempah dan
tanaman herba mengandung banyak zat antioksidan, terutama flavonoid dan polifenol

3. Efek samping obat herbal


Obat-obatan herbal banyak membuat keliru karena dianggap benar-benar aman
karena merupakan produk ‘alami’. Ini tidak selalu benar. 
Obat-obatan herbal dapat menghasilkan efek negatif yang dapat berkisar dari ringan
hingga berat, termasuk: 
 Reaksi alergi  dan ruam

3
 Asma
 Sakit kepala
 Mual
 Muntah
 Diare 
 Pusing
Seperti obat resep lainnya, obat herbal harus selalu diresepkan oleh praktisi yang
berkualifikasi dan terdaftar.

4. Hal yang harus diperhatikan


Sebagian besar bahan alami yang dijadikan obat herbal memang aman untuk
dikonsumsi. Meski begitu, obat herbal tetap berpotensi menyebabkan efek samping.
Informasi mengenai efek samping yang mungkin terjadi biasanya tertera pada
kemasan produk obat herbal.

Agar terhindar dari efek samping yang berbahaya, ikutilah tips-tips berikut ini saat
mengonsumsi obat herbal:
 Pastikan produk herbal telah terdaftar di BPOM RI.
 Periksa tanggal kedaluwarsa produk.
 Ikuti petunjuk pemakaian dan dosis yang tercantum di kemasan.
 Hubungi layanan konsumen produk herbal jika Anda ingin mengetahui lebih
jelas mengenai produk mereka.
 Konsultasi dulu ke dokter sebelum mengonsumsi obat herbal.
 Hentikan penggunaan obat herbal apabila gejala tidak membaik atau justru
semakin parah.
Tidak semua orang juga boleh mengonsumsi obat herbal. Ada beberapa kelompok
yang perlu menghindari konsumsi obat herbal, yaitu:
 Ibu hamil dan menyusui
 Orang yang akan menjalani operasi

4
 Orang dengan kondisi medis tertentu, seperti gangguan fungsi hati, gangguan
fungsi ginjal, atau penyakit autoimun
Selain itu, obat herbal tidak bisa dikonsumsi bersama obat-obatan tertentu, seperti
obat penurun tekanan darah, obat pengencer darah, dan obat untuk diabetes, karena
dapat menimbulkan interaksi obat dan efek samping yang serius.

B. Dietary Suplement
1. Definisi
Definisi suplemen makanan menurut Dietary Suplement Health and Education
(DSHEA) tahun 1994 adalah produk (selain tembakau) yang diharapakan untuk
melengkapi makanan yang mengandung satu atau lebih dari bahan-bahan makanan;
seperti vitamin, mineral, rempah, asam amino, mengandung unsur makanan untuk
meningkatkan kecukupan gizi, konsentrat, zat metabolit, ekstrak, atau kombinasi dari
bahan-bahan tersebut.
Menurut Geoffrey P. Webb (2006) definisi suplemen makanan secara umum,
yaitu:
 Sesuatu yang dikonsumsi secara oral dalam dosis tertentu dalam bentuk pil,
kapsul, bubuk, atau cairan.
 Sesuatu yang diharapkan dapat ditambahkan ke dalam pola makan yang
normal.
 Sesuatu yang telah dinyatakan dapat memengaruhi kesehatan pada label
kemasan maupun pada media promosi (brosur atau katalog), dan sesuatu yang
termasuk ke dalam tiga kategori:
1. Mengandung zat gizi penting, seperti vitamin, makro mineral, mikro
mineral, asam lemak esensial dan asam amino.
2. Mengadung zat metabolit alami dan atau secara alami terkandung di
dalam makanan tetapi tidak termasuk ke dalam zat gizi utama.
3. Beberapa tambahan yang berasal dari ekstrak tumbuhan ataupun
hewan yang mengandung unsur-unsur zat gizi atau secara farmakologi

5
dinyatakan dapat memberikan efek bagi kesehatan seperti bawang
putih, ginseng, gingko biloba, dan royal jelly.
2. Penggolangan Dietary Suplement
Terdapat beberapa jenis suplemen makanan yang beredar di masyarakat.
Penggolongan suplemen makanan berdasarkan fungsinya terdiri dari (Vita Health,
2006):
★ Obat metabolit untuk menghambat nafsu makan (anoreksigenikum)
Anoreksigenikum memiliki fungsi untuk menghambat nafsu makan sehingga sering
di-klaim dapat menurunkan berat badan seseorang.
★ Obat untuk menurunkan lemak dan kolesterol (antilipidemikum)
Antilipidemikum berfungsi untuk menurunkan lemak dan kolesterol, suplemen
makanan ini sering digunakan untuk mencegah penyakit penyakit yang timbul akibat
tingginya kadar lemak dan kolesterol di dalam tubuh.
★ Obat untuk memperbaiki status gizi (dietikum)
Dietikum memiliki fungsi memperbaiki status gizi, suplemen makanan dietikum
sering digunakan untuk menambah berat badan ataupun untuk meningkatkan nafsu
makan.
★ Pembangkit tenaga dan semangat
Suplemen makanan pembangkit tenaga dan semangat pada umumnya mengandung
vitamin, mineral dan sari-sari tumbuhan (herbal) seperti gingseng dan jahe.
★ Obat untuk memperbaiki sistem metabolik organ tertentu
Suplemen makanan yang berfungsi untuk memperbaiki sistem metabolik organ
tertertentu antara lain seperti membantu metabolik karbohidrat, lemak, pembentukan
struktur kolagen dan lain-lain. Pada umumnya. Suplemen makanan mengandung
iodium, tembaga, mangan, zinc dan lain lain.
Suplemen makanan menurut kandungannya dapat dibedakan menjadi (Yuliarti,
2008):
1. Asam amino
Beberapa asam amino termasuk esensial karena tidak diproduksi oleh tubuh, misalnya
arginin, lisin, metionin, fenilalanin, treonin, triptofan, valin, leusin, isoleusin, dan

6
histidin. Sedangkan asam amino penting dari kelompok non esensial adalah taurin,
karnitin, sistein, sistin, GABA (Gama Amino butyric Acid) dan glutation. Asam
amino tersebut memiliki fungsi sebagai antioksidan; glutation, sebagai detoksifikasi
yang bekerja. Mengikat dan menetralkan xenobiotik (istilah umum untuk semua jenis
toksin), dan beberapa asam amino lainnya bekerja pada pengandalian sistem saraf
pusat; GABA.
2. Hormon
Hormon adalah sistem endokrin pengendali fungsi metabolisme tubuh; mengatur
tingkat energi, kecepatan aktivitas enzim, penyerapan dan transformasi mineral
penting. Fungsi lain hormon adalah mengendalikan pertumbuhan, fungsi seksual, dan
tekanan darah. Penggunaan suplemen. Senyawa ini sebaiknya di bawah pengawasan
dokter.
3. Enzim
Fungsi utama enzim adalah proses pemecahan dan penyerapan nutrisi dari makanan.
Namun ada juga enzim yang berfungsi sebagai antioksidan untuk membantu sistem
imun. Enzim terdiri dari dari suatu komponen protein tertentu (disebut apoenzim)
yang bergabung dengan suatu kofaktor pembentuk enzim (umumnya vitamin atau
mineral).
4. Antioksidan
Antioksidan adalah substansi yang menetralkan radikal bebas. Sedangkan radikal
bebas adalah agen pengoksidasi kuat yang dapat merusak sistem pertahanan tubuh
dengan akibat kerusakan sel dan penuaan dini. Diet sehat lebih banyak mengandung
antioksidan menguntungkan, karena terdapat kombinasi yang memberikan efek
sinergi.
5. Flavonoid
Flavonoid disebut juga sebagai vitamin P, adalah kelompok pigmen atau zat warna
pada buah, bunga dan daun, yang berfungsi sebagai antioksidan yang paling utama.
Efektifitas antioksidan dari flavonoid dilaporkan beberapa kali lebih kuat
dibandingkan dengan vitamin C dan E. Dari penelitian dilaporkan sebagian besar

7
falvonoid berfungsi menurunkan risiko dari beberapa bentuk kanker dan penyakit
kardiovaskular.
6. Karotenoid
Karotenoid adalah kelompok besar senyawa karoten yang dijumpai sebagai pigmen
(zat warna) pada sayuran dan buah, dan berfungsi sebagai antioksidan yang kuat.
Karotenoid yang paling banyak ditemui dan memiliki fungsi yang penting adalah beta
karoten. Sumber yang kaya akan karotenoid adalah sayuran berwarna hijau tua dan
buah-buahan berwarna oranye.
7. Asam lemak esensial
Asam lemak esensial adalah asam lemak yang dibutuhkan untuk kelancaran
metabolisme tubuh dan disebut juga sebagai vitamin F. Asam lemak esensial
merupakan bahan dasar pembentukan prostaglandin yaitu senyawa yang mirip
hormon yang membantu mengaktifkan sistem imun. Kebutuhan asam lemak esensial
ini meningkat pada saat tubuh membutuhkan pengembangan dan reparasi, yaitu pada
anak yang sedang tumbuh, wanita hamil, atau mengalami infeksi dan luka bakar dan
bila asupan asam lemak esensial tidak memadai akibatnya dapat memperparah
disfungsi sistem imun.
8. Vitamin
Vitamin adalah zat esensial yang diperlukan untuk membantu kelancaran penyerapan
zat gizi dan proses metabolisme tubuh. Beberapa vitamin tertentu bila diberikan
dalam dosis tinggi mempunyai efek antioksidan yang membantu sistem imunitas
tubuh dalam menetralkan racun yang berasal dari radikal bebas dan kuman penyakit.
Beberapa vitamin lain mempunyai efek penyembuhan, sebagai kebalikan dari
defisiensi yang terjadi akibat kekurangan vitamin tersebut.
9. Mineral
Dalam jumlah kecil beberapa mineral dibutuhkan tubuh untuk menjaga agar organ
tubuh berfungsi dengan normal. Mineral yang paling banyak digunakan dalam bentuk
suplemen adalah kalsium, zat besi, selenium, zink dan yodium.

3. Kelompok yang Membutuhkan Suplemen Makanan

8
Gershoff dan Whitney (1990) mengemukakan bahwa suplemen makanan
hanya dibutuhkan untuk pencegahan defisiensi pada kelompok tertentu yang
beresiko, yaitu :
 Orang yang diet rendah kalori
 Perokok berat
 Wanita hamil dan menyusui
 Manusia lanjut usia yang tidak mendapat cukup gizi
 Interaksi obat dan zat gizi
 Vegetarian
Setiap individu dapat memperoleh zat gizi dalam jumlah cukup yang
didapatkan dari mengonsumsi makanan yang seimbang setiap hari. Tetapi ada
beberapa kondisi yang mengharuskan individu untuk mengonsumsi suplemen, yaitu :
 Konsumsi asam folat, untuk wanita hamil dan menyusui
 Konsumsi beberapa vitamin untuk orang-orang dengan asupan kalori yang
sangat rendah
 Konsumsi vitamin B12 untuk vegetarian
 Konsumsi dosis tunggal vitamin K untuk bayi yang baru lahir agar mencegah
perdarahan yang abnormal
 Konsumsi vitamin-vitamin tertentu pada pasien dengan penyakit atau dalam
pengobatan (Combs. Jr, 1992).

4. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Konsumsi Dietary Suplement

1. Umur
Umur merupakan salah satu faktor demografi yang memengaruhi persepsi
orang di dalam membuat keputusan dan dapat dipengaruhi selera seseorang terhadap
suatu barang dan jasa (Kotler & Amstrong, dalam Syahni 2002). Penelitian yang
dilakukan di Washington Amerika Serikat oleh White pada tahun 2004, umur
mempunyai perbandingan lurus dengan konsumsi suplemen. Semakin bertambahnya

9
usia maka konsumsi suplemen semakin meningkat. Hal ini dikarenakan semakin tua
seseorang. Fungsi organ tubuhnya semakin menurun dan berakibat menurunnya
penyerapan zat gizi, oleh karena itu diperlukan suplemen.
2. Jenis Kelamin
Pada umumnya wanita cenderung memiliki asupan kalsium, besi dan riboflavin serta
asam folat yang rendah dibandingkan laki-laki. Hal ini diperberat dengan adanya
siklus alami pada wanita seperti menstruasi dan kehamilan yang kemudian dapat
mengarah kepada kejadian osteoporosis dan anemia. Wanita cenderung mengonsumsi
mineral jauh di bawah dari jumlah yang direkomendasikan, hal ini dikarenakan
wanita lebih sedikit mengonsumsi makanan dibandingkan laki-laki.
3. Tingkat Pendidikan
Suatu studi menunjukkan bahwa pengguna dari suplemen makanan berasal dari
golongan dengan tingkat pendidikan tinggi (Williams, 2002). Hasil penelitian Schutz
et.al (dalam Zeisel, 2000) menunjukkan bahwa ada korelasi antara pendidikan dengan
konsumsi suplemen makanan. Semakin tinggi pendidikan seseorang, semakin banyak
mengonsumsi suplemen makanan.
4. Aktivitas Fisik
Aktivitas fisik atau aktivitas eksternal adalah sesuatu yang menggunakan tenaga atau
energi untuk melakukan kegiatan fisik. Latihan fisik dapat meningkatkan kemampuan
fungsional kardiovaskular dan menurunkan kebutuhan oksigen otot jantung yang
diperlukan pada setiap penurunan aktivitas fisik seseorang. Pengguna suplemen
makanan lebih banyak diantaranya orang-orang yang aktif secara fisik. Individu yang
memiliki kebiasaan olahraga teratur lebih cenderung menggunkan suplemen.

5. Manfaat dan Dampak Negatif Suplemen Makanan


Secara umum manfaat food suplemen adalah sebagai berikut :
1. Mencegah terjadinya penurunan kualitas nutrisi bagi tubuh
2. Mencegah penurunan kualitas gaya hidup

10
3. Memenuhi kebutuhan tubuh akan komponen utama nutrisi yang meliputi
karbohidrat, lemak, asam lemak esensial, protein, asam amino, air, vitamin, mineral,
enzim, antioksidan, karotenoid, flavonoid, alkaloid, dan fitoestrogen
4. Menghindarkan kekurangan gizi akibat pola makan tidak teratur dan tidak sehat
5. Membantu mengembalikan vitalitas tubuh
Menurut Nurheti Yuliarti, beberapa dampak negatif penggunaan dietary supplement
yaitu :
1. Kelebihan vitamin C dibuang lewat urin, tapi jenis vitamin lain (A,D,E,dan K)
akan mengendap di dalam tubuh dan dikhawatirkan dapat mengganggu fungsi organ
terutama hati dan ginjal.
2. Protein yang terdapat di suplemen bila dikonsumsi orang tertentu bisa
menimbulkan efek alergi.
3. Konsumsi zat besi berlebihan tidak baik untuk para penderita kelainan darah
seperti Talasemia.
4. Konsumsi suplemen vitamain K untuk orang yang tengah minum obat tertentu
kadang-kadang justru memperburuk keadaan.
5. Suplemen yang mengandung hormon tambahan dikhawatirkan dapat memicu
gigantisme dan gangguan seksual.

11
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dietary Supplement adalah produk yang dimaksudkan untuk di konsumsi yang
mengandung bahan makanan yang dimaksudkan untuk menambah nilai gizi lebih
lanjut pada (suplemen) makanan. Sedangkan Suplemen herbal (herbal supplement)
adalah produk yang berasal dari tumbuh-tumbuhan yang mengandung satu atau lebih
bahan berupa vitamin, mineral, asam amino, atau bahan lainnya dalam jumlah yang
terkonsentrasi. Terdapat beberapa jenis suplemen makanan yang beredar di
masyarakat. Penggolongan suplemen makanan berdasarkan fungsinya terdiri dari
anoreksigenikum, antilipidemikum, dietikum, pembangkit tenaga dan semangat, dan
obat untuk memperbaiki sistem metabolik organ tertentu. Suplemen makanan dan
herbal terdiri dari vitamin, mineral, protein (nutrisi) dan asam amino, suplemen
binaraga,dll. Dietary supplement dan suplemen herbal diperuntukkan untuk ibu
hamil, ibu menyusui, individu dengan penyakit tertentu,dll.
Dosis konsumsi herbal sangat bergantung pada jenisnya. Umumnya, setiap
produk suplemen herbal sudah memberikan takaran dan dosis konsumsi. Dosis ini
harus diikuti pengguna. Namun suplemen herbal memiliki beberapa efek samping
diantaranya efek samping dalam jangka pendek dapat berupa gangguan pencernaan
seperti diare, mual, dan muntah. Pada jangka menengah dapat mengganggu fungsi
liver. Pada jangka panjang dapat mengganggu fungsi ginjal. Contoh tanaman-
tanaman herbal yang biasa digunakan dalam suplemen herbal yaitu : Aloe Vera,
Bitter Orange, Black Cohosh, Dong Quai, Echinacea Purpurea, Garcinia Cambogia,
Ginko Biloba, Ginseng, Golden Seal, Green Tea Extract, Gum Guggul, Kava Kava,
Senna, Usnea Lichen, dan Valerian Root.

B. Saran

12
Demikian sedikit informasi dari kelompok 5. Tentu masih banyak sekali
kekurangan yang jauh dari sempurna. Maka dari itu kritik dan saran yang
membangun masih sangat kami butuh kan demi kemajuan Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi saat ini. Ucapan terima kasih layaknya pantas kami persembahkan bagi
dosen pembimbing kami dan para pembaca. Mohon maaf apabila dalam penulisan
makalah ada kesalahan kata atau kata-kata yang kurang berkenan dalam dihati
pembaca.

DAFTAR PUSTAKA

Djamaludin. (2017). Pengantar Farmakologi. Jakarta Indonesia: Rajawali Press.

Ganiswara, S.G. (2016). Farmakologi dan Terapi Ed.6. Jakarta Indonesia: Gaya Baru

Gunawan, Gan Sulistia. (2009). Farmakologi dan Terapi edisi 5. Jakarta: Departemen
Farmakologi dan Terapeutik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Indijah, Sujati Woro dan Purnama, Fajri . (2016). Farmakologi. Jakarta: Pusdik
SDM kesehatan

Nuryati. (2017). Farmakologi. Jakarta: Pusdik SDM kesehatan.

Atmatsier. (2009). Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Vitahealth. (2004). Seluk Beluk Food Suplement. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Syahni, Lucky, dkk. (2002). Jenis, Bentuk, dan Konsumsi Suplemen pada Wanita
Dewasa di Jakarta Pusat. Prosiding Kongres Nasional dan Temu Ilmiah XII,
Persatuan Ahli Gizi Indonesia, Jakarta.

13
14

Anda mungkin juga menyukai