Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI

BUDIDAYA TANAMAN OBAT KENIKIR (Cosmos caudatus)


DENGAN PUPUK ORGANIK CAIR

Disusun Oleh :
1. Salma Fayzah 08061182126010
2. Muhammad Danil 08061182126018
3. Mellyani Angelica Susanti 08061282126042
4. Riri Damayanti 08061282126048
Kelas/ Kelompok : C/6
Dosen Pembimbing : apt. Indah Solihah, M. Sc.
Dr. apt. Shaum Shiyan, M. Sc.

LABORATORIUM BIOLOGI FARMASI


JURUSAN FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2023
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt, karena atas rahmat
dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
Salam serta shalawat tak lupa pula kami haturkan kepada junjungan alam nabi
besar Muhammad SAW, seorang nabi yang telah membawa kita dari zaman
kegelapan menuju zaman yang terang benderang seperti yang kita rasakan seperti
saat sekarang ini.
Ucapan terima kasih juga kami haturkan kepada ibu dosen pembimbing
beserta asisten laboratorium terkhususnya untuk Praktikum Farmakognosi karena
telah membimbing kami dalam pembuatan makalah yang menjelaskan “Budidaya
Tanaman Obat Kenikir (Cosmos caudatus) dengan Pupuk Organik Cair”.
Makalah ini dibuat dengan tujuan memenuhi tugas kami sebagai praktikan dalam
menyelesaikan tugas akhir Praktikum Farmakognosi. Makalah ini juga dibuat
untuk memperdalam ilmu pembaca mengenai pengaruh pupuk terhadap budidaya
tanaman obat.
Kami menyadari dalam makalah ini masih banyak kesalahan dan
kekurangan akibat terbatasnya kemampuan dan pengalaman yang kami miliki,
namun demikian banyak pula pihak yang telah membantu kami dengan
menyediakan informasi, memberikan masukan pemikiran. Oleh karena itu kami
mengharapkan kritik dan saran demi perbaikan makalah ini. Semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi kami maupun bagi pembaca.

Indralaya, 1 April 2023

Tim penulis

i
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I : PENDAHULUAN .....................................................................................1
1.1. Latar Belakang..............................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah.........................................................................................2
1.3. Tujuan............................................................................................................2
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA ..........................................................................3
2.1. Dasar Teori....................................................................................................3
2.2. Cara Kerja......................................................................................................6
BAB III : HASIL DAN PEMBAHASAN...............................................................8
3.1. Data Hasil Pengamatan..................................................................................8
3.2. Pembahasan...................................................................................................9
BAB IV : PENUTUP ............................................................................................14
4.1. Kesimpulan..................................................................................................14
4.2. Saran............................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................15
LAMPIRAN...........................................................................................................16

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Tanaman obat merupakan jenis tanaman yang sebagian atau seluruh
tanamannya digunakan sebagai obat, bahan atau ramuan obat-obatan. Budidaya
tanaman obat merupakan suatu cara pengelolaan tanaman sehingga tanaman
obat yang dihasilkan bermutu baik (Fatimah, 2020). Di Indonesia, dikenal lebih
dari 20.000 jenis tumbuhan obat. Namun baru 1.000 jenis tanaman yang telah
terdata dan sekitar 300 jenis yang sudah dimanfaatkan untuk pengobatan
tradisional. Keanekaragaman tumbuhan obat yang berkhasiat, terdapat beberapa
tumbuhan yang mempunyai nama sama walaupun jenisnya berbeda.
Tanaman yang mempunyai khasiat obat bisa digunakan sebagai bahan
baku pada industri farmasi. Pengemabngan tanaman obat di Indonesia didukung
oleh pemerintah lewat UU 36 tahun 2009 untuk mendorong pengembangan dan
pemanfaatan tanaman obat yang berkhasiat bagi masyarakat. MEnurut WHO
sekitar 25-50% obat modern atau obat konvensional berasal dari tanaman obat,
seperti artemisinin dan quinin untuk obat malaria. WHO juga mengestimasi
sebanyak 80% populasi pada negara berkembang masih menggunakan obat bahan
alam sebagai pengobatan utama.
Mutu tanaman yang digunakan sebagai tanaman obat harus tetap terjamin
dengan dilakukannya budidaya tanaman obat. Selain untuk meningkatkan tingkat
produksi yang tinggi dalam sekali panen, budidaya tanaman obat juga
memberikan kualitas yang lebih terjamin dibandingkan ketika memanfaatkan
tanaman obat yang ada di alam liar secara langsung. Salah satu hal yang
mempengaruhi mutu tanaman obat ketika dibudidaya ialah pemilihan pupuk yang
tepat. Pemupukan dilakukan untuk memperbaiki kondisi tanah serta meningkatkan
kesuburan tanah untuk pertumbuhan tanaman. Dalam makalah ini akan dijelaskan
lebih lanjut bagaimana pengaruh pupuk dalam budidaya tanaman obat khususnya
tanaman kenikir (Cosmos caudatus)

1
1.2. Rumusan Masalah
1. Bagaimana morfologi dan manfaat dari tanaman kenikir (Cosmos
caudatus)?
2. Mengapa dilakukan budidaya tanaman kenikir (Cosmos caudatus)?
3. Apa pengaruh pupuk cair terhadap pertumbuhan tanaman kenikir (Cosmos
caudatus) saat budidaya tanaman obat?

1.3. Tujuan
1. Mengetahui morfologi dan manfaat dari tanaman kenikir (Cosmos
caudatus).
2. Mengidentifikasi alasan dilakukannya budidaya tanaman kenikir (Cosmos
caudatus).
3. Menganalisis pengaruh pupuk cair terhadap pertumbuhan tanaman kenikir
(Cosmos caudatus).

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Dasar Teori


Pemanfaatan tumbuhan sebagai obat sudah seumur dengan peradaban
manusia. Tumbuhan adalah gudang yang memiliki sejuta manfaat termasuk untuk
obat berbagai penyakit. Pada era perkembangan seperti ini setiap negara perlu
menggali dan mengenal, serta mengembangkan obat tradisional masing-masing di
setiap negara. Masyarakat harus memiliki kesadaran yang tumbuh seiring dengan
berkembangnya pengetahuan tentang lingkungan alam mereka. Mereka harus
mampu mengolah tumbuhan yang ada di hutan mulai dari cara membuat makanan
dari tumbuhan tersebut hingga menjadikannya sebagai obat tradisional yang
ampuh. Ramuan obat-obatan tradisional hampir semuanya mengandung ramuan
alami yang berasal dari tumbuh-tumbuhan. Dengan demikian kesadaran kolektif
masyarakat lokal yang tumbuh secara internal dan pengaruh eksternal
menampilkan pola pemanfaatan berbagai jenis tumbuhan (Alqamari M. dkk.,
2017)
Tanaman merupakan tumbuhan yang hidup dimana saja baik itu di
lingkungan rumah, kebun, maupun hutan. Pada dasarnya, tanaman dapat
dimanfaatkan sebagai sumber pangan, sandang, dan juga sebagai obat. Dalam
kehidupan masyarakat tanaman dimanfaatkan sebagai obat untuk pengobatan
segala jenis penyakit. Pemanfaatan tanaman sebagai obat sejak dulu diminati oleh
masyarakat desa, hal itu ditandai dengan banyaknya tempat pengobatan
tradisional serta banyak beredar produk obat tradisional di tengah-tengah
masyarakat, yang biasa disebut herbal. Herbal merupakan tumbuhan atau tanaman
yang memiliki khasiat sebagai obat. Herbal merupakan kekayaan alam Indonesia
yang tidak ternilai harganya. Herbal dalam kehidupan sehari-hari sering kita kenal
sebagai rempah-rempah. Herbal dapat berperan dalam pertolongan pertama pada
gangguan kesehatan dan terbukti ampuh menyembuhkan berbagai macam
penyakit bahkan penyakit yang hampir tidak dapat disembuhkan sekalipun masih
berpeluang dapat disembuhkan menggunakan ramuan herbal. Hal tersebut karena
pengobatan dengan herbal lebih mudah diterima tubuh sehingga kesembuhannya
pun dapat lebih cepat (Harefa D., 2020)

3
Tanaman obat diartikan sebagai jenis tanaman yang sebagian atau seluruh
tanaman yang digunakan sebagai obat dan ramuan obat-obatan. Tumbuhan
berkhasiat obat mengandung eksudat, ialah isi sel yang secara spontan keluar dari
tanaman atau dengan cara tertentu sengaja dikeluarkan dari selnya dan belum
berupa zat kimia atau zat murni yang dapat berkhasiat obat. Tumbuhan obat tidak
berarti tumbuhan yang ditanam sebagai tanaman obat.Tanaman obat yang
tergolong rempah-rempah atau bumbu dapur, tanaman pagar, tanaman buah,
tanaman sayur atau bahkan tanaman liar juga dapat digunakan sebagai tanaman
yang dimanfaatkan untuk mengobati berbagai macam penyakit. Banyak obat-
obatan modern yang terbuat dari tanaman obat, hanya saja peracikannya dilakukan
secara klinis di laboratorium (Herdiani, 2012).
Tumbuhan berkhasiat obat merupakan tumbuhan yang pada bagian-
bagian tertentu baik akar, batang, daun, buah maupun hasil ekskresinya dipercaya
dapat menyembuhkan atau mengurangi rasa sakit. Saat ini, upaya pengobatan
dengan bahan-bahan alam berkembang pesat. Perkembangan pemanfaatan
tumbuhan obat sangat prospektif ditinjau dari berbagai faktor pendukung, seperti
tersedianya sumber daya hayati yang kaya dan beraneka ragam di Indonesia.
Pemanfaatan sumber daya alam yang berpotensi sebagai obat dapat bermula dari
pekarangan rumah masyarakat di lingkungan tempat tinggal pedesaan. Oleh
karena itu di lingkungan tersebut banyak masyarakat yang menanam tanaman obat
sebagai pencegahan atau pengobatan terhadap suatu penyakit(Falah et al. 2013).
Dalam dunia farmasi, bahan mentah untuk obat-obatan disebut dengan
simplisia yaitu bahan alami yang dipergunakan sebagai obat yang belum
mengalami pengolahan apapun dan berupa bahan yang telah dikeringkan.
Simplisia terdiri dari 3 macam yaitu simplisia nabati adalah simplisia yang berupa
tanaman utuh, bagian tanaman atau eksudat tanaman dan belum berupa zat kimia
murni, simplisia hewani adalah simplisia yang merupakan hewan utuh, sebagian
hewan atau zat-zat berguna yang dihasilkan oleh hewan dan belum berupa zat
kimia murni, dan simplisia pelikan atau mineral adalah simplisia yang berupa
bahan pelikan atau mineral yang belum diolah dengan cara yang sederhana dan
belum berupa zat kimia murni (Rosmini dkk., 2021)

4
Budidaya tanaman didefinisikan sebagai segala usaha manusia yang
diterapkan pada suatu kegiatan penanaman tanaman yang diharapkan akan
diperoleh hasil yang lebih baik bila dibandingkan tanpa usaha budidaya. Dengan
demikian budidaya tanaman obat dimaksudkan untuk menghasilkan simplisia
yang berkualitas dan memudahkan untuk diperoleh bila sewaktu-waktu
dibutuhkan sebagai obat bagi keluarga yang sakit. Dengan mengkonservasi
tumbuhan yang berkhasiat obat terutama yang tergolong liar dan langka melalui
budidaya tanaman obat diharapkan ketersediaan bahan baku obat (simplisia) untuk
diformulasi menjadi obat tradisional dan atau obat herbal terstandarisasi dapat
terjamin kualitasnya (Rosmini dkk., 2021)
Budidaya tanaman didefinisikan sebagai segala usaha manusia yang
diterapkan pada suatu kegiatan penanaman tanaman yang diharapkan akan
diperoleh hasil yang lebih baik bila dibandingkan tanpa usaha budidaya. Budidaya
tanaman obat dimaksudkan untuk menghasilkan simplisia yang berkualitas.
Dukungan teknologi budidaya tanaman obat diperlukan dan penting perannya
untuk pembakuan proses produksi, sejalan dengan upaya mewujudkan penerapan
cara budidaya yang baik atau Good Agricultural Practies (GAP) (Pujiasmanto,
dkk., 2021).
Kualitas tanaman obat tidak hanya diukur dari hasil biomassanya saja,
namun juga kandungan senyawa aktif. Produktivitas tanaman obat dipengaruhi
oleh faktor genetis dan faktor luar seperti perlakuan budidaya. Pengetahuan faktor
genetis yang berkaitan dengan biosintesa serta dipadu dengan pengetahuan
budidaya yang terkait dengan faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhi
pertumbuhan tanaman. Keberhasilan budidaya tanaman obat perlu dukungan
ketersediaan bibit unggul yang jelas kebenaran spesiesnya (Pujiasmanto, dkk.,
2021)
Jenis dan tingkat kesuburan tanah merupakan salah satu faktor penentu
terhadap tingkat produktivitas dan mutu dari tanaman obat. Pemupukan tanaman
dapat meningkatkan kesuburan tanah pada tanaman. Bahan organic dalam bentuk
kompos lebih dianjurkan daripada pupuk buatan. Usaha untuk memperbaiki
kandungan hara dalam tanah dapat dilakukan dengan pemupukan N, P, dan K
sangat diperlukan. Mendukung pertumbuhan akar tanaman yang baik, dibutuhkan

5
lahan dengan tekstur yang gembur. Pengolahan lahan diperlukan, hal yang perlu
diperhatikan adalah membersihkan gulma, mencangkul lahan, memupuk lahan.
Pada kondisi khusus, perlu menutup guludan dengan plastic mulsa untuk tanaman
yang ditanam intensif (Pujiasmanto, dkk., 2021).

2.2. Cara Kerja


Bersihkan lahan yang telah disediakan
 dibuat
Lubang tanaman dengan jarak antara lubang 25-30 cm setiap lubang
ditanam satu individu tanaman kenikir (Cosmos caudatus)
 dimasukkan
Bibit tanaman kenikir ke dalam lubang tersebut
 dilakukan
Pengukuran tinggi tanaman kenikir di awal (minggu ke-0)
 dilakukan
Penyiraman setiap pagi dan sore hari
 dilakukan
Pemupukan dengan pupuk cair organik setiap 2 minggu sekali selama
proses pemeliharaan
 dicatat dan didokumentasi
Jenis gulma, serangga dan penyakit yang muncul
 diukur
Tinggi tanaman dan jumlah daun setiap minggu selama proses
pemeliharaan
 dilakukan
Panen tanaman kenikir pada minggu ke-7
 dilakukan
Sortasi daun yang telah dipanen
 ditimbang
Berat bersih tanaman kenikir yang telah dipanen
 dirajang dan dikeringkan
Lemari pengering (oven) dengan suhu 60C

6
 ditimbang
Berat keringnya sebanyak 3 kali, jika dalam 3 kali penimbangan hasilnya
sudah konstan maka dapat berat kering
 diambil
25 gram simplisia kering kemudian serbukan
 dimaserasi
Serbuk simplisia dalam 100 mL etanol 70% sehingga hasil akhit berupa
ekstrak etanolik
 dilakukan
Proses pengemasan
 diberikan
Identitas kelompok, jenis pupuk yang digunakan dan tanggal pengemasan
pada kemasan

7
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1. Data Hasil Pengamatan

8
3.2. Pembahasan

Praktikum farmakognosi kali ini mempelajari mengenai materi budidaya


tanaman obat (BTO). Praktikum ini memiliki tujuan untuk mengetahui morfologi
dan manfaat dari tanaman kenikir (Cosmos caudatus), mengidentifikasi alasan
dilakukannya budidaya tanaman kenikir (Cosmos caudatus), dan menganalisis
pengaruh pupuk cair terhadap pertumbuhan tanaman kenikir (Cosmos caudatus).
Praktikum farmakognosi ini dilakukan dengan membudidayakan tanaman kenikir
(Cosmos caudatus) sebagai sampel tanamannya dan diberikan perlakuan dengan
menggunakan pupuk organik cair bermerek “kilat”. Budidaya tanaman obat
kenikir (Cosmos caudatus) ini dilakukan mulai dari minggu ke-0 sampai minggu
ke-6 dengan pengamatan hasil pada setiap minggunya.
Kenikir (Cosmos caudatus) termasuk tanaman obat yang mudah
ditemukan di berbagai daerah di Indonesia dan di daerah tropis lainnya. Tanaman
kenikir berasal dari daerah Amerika tropis dan tersebar luas di berbagai penjuru
dunia. Tanaman kenikir (Cosmos caudatus) termasuk salah satu tanaman dalam
famili Asteraceae. Tanaman kenikir (Cosmos caudatus) dapat tumbuh dengan
baik pada lingkungan yang terpapar sinar matahari secara langsung dengan
kondisi tanah yang berbatu atau berpasir dengan tingkat kelembaban yang sedang
maupun tinggi. Tanaman kenikir (Cosmos caudatus) termasuk tanaman perdu
yang memiliki banyak cabang dengan batang yang berkayu lunak. Tanaman
kenikir (Cosmos caudatus) memiliki daun yang majemuk.
Budidaya tanaman obat kenikir (Cosmos caudatus) termasuk salah satu
upaya dalam penanaman dan pemeliharaan tanaman kenikir. Proses budidaya ini
diberikan berbagai perlakuan dan perawatan untuk menjamin keberlangsungan
tanaman kenikir agar dapat tumbuh dan berkembang dengan optimal. Hal ini
dilakukan untuk memperoleh tanaman kenikir (Cosmos caudatus) dengan
kualitas yang baik setelah dipanen. Hasil pemanenan tanaman kenikir (Cosmos
caudatus) ini diambil bagian daunnya, yang mana selanjutnya akan diproses
menjadi simplisia dengan metode pengovenan dan kemudian akan diekstraksi
dengan metode ekstraksi maserasi yang mana dilakukan perendaman serbuk
simplisia daun kenikir dalam etanol.

9
Budidaya tanaman obat kenikir (Cosmos caudatus) dilakukan dengan
menggunakan sembilan tanaman kenikir. Sembilan tanaman kenikir ini diberikan
perlakuan yang sama dalam tahapan penyiraman, pemupukan, dan
pemeliharaanya. Tinggi mula-mula dari setiap tanaman sepanjang 10 cm. Proses
budidaya dari tanaman kenikir (Cosmos caudatus) dilakukan mulai dari minggu
ke-0 hingga minggu ke-6 (minggu pemanenan). Parameter yang diamati dari
setiap minggu pengamatan budidaya tanaman kenikir (Cosmos caudatus) berupa
tinggi tanaman dan jumlah daun dari kenikir.
Budidaya tanaman obat kenikir (Cosmos caudatus) ini diberikan perlakuan
pemupukan dengan pupuk organik cair komersial. Pupuk cair yang digunakan
bermerek “kilat”. Pupuk organik cair “kilat” dibuat bahan-bahan organik yang
diperoleh dari hasil pengolahan tanaman tertentu. Pupuk “kilat” berfungsi untuk
menyediakan berbagai unsur hara makro dan unsur hara mikro tanah yang
bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan tanaman
budidaya kenikir. Pupuk “kilat” mengandung hormon tumbuhan dengan ekstrak
formula sebagai penstimulasi atau prekursor rangsangan untuk mendukung
pembentukan hormon tumbuhan yang dibudidayakan.
Proses pemupukan ini dilakukan dengan tujuan menstimulasi atau
mengoptimalkan pertumbuhan dan perkembangan dari kenikir (Cosmos caudatus)
agar dapat tumbuh dengan baik dan berkembang dengan optimal. Proses
pemupukan ini dilakukan pada minggu ke-2 dan minggu ke-4 dari proses
budidaya. Pemupukan dari setiap tanaman kenikir diberikan sebanyak 50 mL dari
pupuk cair “kilat” yang sudah diencerkan dengan air. Penyiraman dilakukan pada
setiap tanaman kenikir menggunakan air setiap harinya untuk memenuhi
kebutuhan tanaman kenikir terhadap air. Penyiraman ini dilakukan agar reaksi-
reaksi kimia yang berlangsung dalam metabolisme tanaman kenikir dapat
berlangsung dengan optimal atau baik.
Pertumbuhan tinggi tanaman dan jumlah daun dari setiap tanaman kenikir
(Cosmos caudatus) berbeda-beda pada setiap minggu pengamatannya. Perbedaaan
hasil pengamatan ini dapat terjadi walaupun kenikir ditanam di lingkungan yang
sama, dengan tinggi mula-mula tanaman yang sama, dan diberi perlakuan
pemupukan yang sama pada setiap tanaman kenikir yang dibudidayakan. Hal ini

10
dapat dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal dari tanaman kenikir.
Faktor internal dari tanaman dapat berupa hormon, enzim, dan gen, sedangkan
faktor eksternal dapat berupa kelembaban, kondisi tanah, suhu, paparan sinar
matahari langsung, dan kebutuhan nutrisi tanaman.
Hormon dari tanaman termasuk molekul organik yang dihasilkan oleh
suatu bagian dari tumbuhan dan akan ditransformasikan ke bagian lain yang
dipengaruhinya. Hormon pada tumbuhan sering disebut fitohormon atau zat
pengatur tubuh. Terdapat berbagai hormon dalam tumbuhan dengan fungsinya
masing-masing. Enzim dapat mempercepat suatu reaksi kimia dalam kenikir.
Perbedaan jenis enzim menyebabkan terjadinya perbedaan respon pertumbuhan
walaupun kondisi lingkungan budidaya kenikir yang sama. Gen atau hereditas
tanaman kenikir yang berbeda dapat mempengaruhi kemampuan metabolisme
kenikir sehingga dapat menyebabkan adanya perbedaan hasil pertumbuhan dan
perkembangan dari tiap-tiap tanaman kenikir yang dibudidayakan.
Kelembaban termasuk faktor penting yang diperlukan tanaman kenikir
agar dapat tumbuh dengan optimal. Air diperlukan tanaman kenikir untuk
melakukan reaksi-reaksi kimia dalam tanaman. Kelembaban agar tanaman kenikir
dapat tumbuh dengan baik harus berada dalam rentang kelembaban yang sedang
atau tinggi. Kondisi tanah yang sesuai dengan kebutuhan nutrisi dan unsur hara
bagi kenikir akan mempengaruhi pertumbuhan kenikir. Kondisi kesuburan tanah
yang relatif rendah akan mengakibatkan terhambatnya pertumbuhan tanaman dan
akhirnya akan mempengaruhi hasil. Hal ini menyebabkan tanah harus dalam
kondisi yang subur untuk proses budidaya kenikir.
Suhu lingkungan juga mempengaruhi hasil budidaya kenikir dikarenakan
tumbuhan kenikir akan tumbuh dan berkembang dengan baik pada suhu
optimumnya. Suhu optimum pada daerah tropis seperti di Indonesia untuk
pertumbuhan dan perkembangan tanaman umumnya berkisar antara 22-37 derajat
Celcius. Sinar matahari langsung diperlukan tanaman kenikir untuk melakukan
proses fotosintesis. Hal ini menyebabkan tanaman kenikir harus mendapat sinar
matahari yang cukup setiap harinya agar pertumbuhan dan perkembangannya
dapat berlangsung secara maksimal atau optimal.

11
Nutrisi dari tanaman kenikir ini diperoleh dari pemupukan dengan pupuk
organik cair “kilat” yang dilakukan pada minggu ke-2 dan minggu ke-4.
Pemupukan ini akan menyediakan unsur hara bagi pertumbuhan kenikir sehingga
akan menjadi optimal. Nutrisi berupa unsur hara atau air diperoleh tanaman dari
tanah, untuk mencukupi kebutuhan tanaman kenikir terhadap unsur hara maka
dilakukan proses pemupukan. Terdapat unsur hara makro maupun mikro yang
diperlukan oleh tumbuhan kenikir untuk hidup. Contoh unsur hara makro
diantaranya karbon, oksigen, nitrogen, hidrogen, kalium, kalsium, fosfor, dan
sulfur. Contoh unsur hara mikro diantaranya klor, zinc, mangan, dan boron. Unsur
hara ini diperlukan oleh kenikir untuk hidup.
Gulma dapat hidup dan ditemukan pada sekitar tanaman kenikir (Cosmos
caudatus) ketika proses budidaya. Gulma ini termasuk tanaman liar yang tidak
diinginkan keberadaannya yang dapat menyebabkan pertumbuhan dan
perkembangan tanaman kenikir menjadi terganggu. Terdapat beberapa jenis
gulma yang ditemukan hidup di sekitar tempat kenikir ditanam. Gulma ini tumbuh
mulai dari pengamatan hasil budidaya minggu ke-1 hingga minggu ke-6. Hal ini
menyebabkan perlunya dilakukan pembersihan atau penyiangan gulma agar tidak
menghambat proses budidaya tanaman kenikir (Cosmos caudatus).
Pertumbuhan gulma ini dapat berlangsung secara cepat apabila didukung
dengan faktor-faktor yang mendukung pertumbuhan dan perkembangannya.
Faktor-faktor eksternal seperti kondisi tanah, unsur hara, air, suhu, kelembaban,
dan lingkungan tempat hidup gulma yang sesuai akan sangat mempengaruhi
pertumbuhan gulma di sekitar tanaman kenikir (Cosmos caudatus). Gulma dapat
berkembang biak secara generatif maupun secara vegetatif. Kemampuan jenis
gulma yang dapat hidup dalam jangka bertahun-tahun dan dapat berkembang biak
dari bagian vegetatif akan menyebabkan pertumbuhannya sangat cepat dan sulit
untuk dikendalikan dan akhirnya menghambat pertumbuhan tanaman.
Daun kenikir dapat dimanfaatkan sebagai bahan masakan atau lalapan dan
sebagai tanaman obat dengan berbagai khasiat bagi kesehatan tubuh. Daun kenikir
memiliki berbagai manfaat untuk kesehatan. Daun kenikir dapat menurunkan
tekanan kadar, mengatur kadar glukosa darah, memperlancar pencernaan,
meningkatkan daya tahan atau sistem imunitas tubuh, menjaga kesehatan jantung,

12
dan mengurangi rasa mual. Daun kenikir ini dipanen ketika proses budidaya
tanaman kenikir (Cosmos caudatus) mencapai minggu ke-6 dan disortir kualitas
daun yang bagus agar dapat dibuat menjadi simplisia daun kenikir yang
selanjutnya dilakukan proses ekstraksi.
Proses pemanenan dari budidaya tanaman kenikir (Cosmos caudatus) pada
minggu ke-6 ini diperoleh berbagai tinggi tanaman dan jumlah daun pada
sembilan tanaman kenikir. Proses pemanenan dilakukan dengan pemotongan pada
bagian tangkai kenikir dengan menggunakan gunting. Pertumbuhan dan
perkembangan tanaman kenikir (Cosmos caudatus) yang paling optimal
didapatkan pada tanaman ke-5. Tinggi tanamannya sepanjang 47 cm dengan
jumlah daun sebanyak 45 pada minggu pemanenannya. Pertumbuhan dan
perkembangan tanaman kenikir (Cosmos caudatus) yang paling kecil didapatkan
pada tanaman ke-4. Tinggi tanamannya sepanjang 30 cm dengan jumlah daun
sebanyak 20 pada minggu pemanenannya.
Daun kenikir (Cosmos caudatus) yang telah dipanen ini dibersihkan di
bawah air mengalir untuk menghilangkan sisa-sisa kotoran yang masih menempel
pada daun kenikir. Berat basah total dari pemanenan daun kenikir diperoleh
seberat 400 gram. Daun kenikir ini kemudian disortasi kering untuk dipilih dan
dipisahkan dari bagian tangkai daunnya agar diperoleh bahan baku pembuatan
simplisia daun kenikir dengan kualitas yang baik.
Simplisia daun kenikir (Cosmos caudatus) ini dibuat dengan metode
pengovenan. Pengovenan ini dilakukan pada suhu tertentu sampai daun kenikir
berada dalam kondisi kering yang sesuai. Simplisia yang dihasilkan ini kemudian
dihancurkan blender agar diperoleh serbuk simplisia yang akan dijadikan ekstrak
daun kenikir. Ekstraksi ini dilakukan dengan menggunakan metode ekstraksi
maserasi. Metode maserasi ini dilakukan dengan perendaman serbuk simplisia
daun kenikir dalam etanol pada wadah kaca tak tembus cahaya.

13
BAB IV
PENUTUP

4.1. Kesimpulan
1. Kenikir memiliki batang tegang, beralur membujur, bercabang banyak,
dan warna hijau keunguan. Daun kenikir berupa daun majemuk yang
tumbuh bersilang dan berhadapan. Akar kenikit berupa akar tunggang dan
berwarna putih.
2. Budidaya tanaman obat dimaksudkan untuk menghasilkan simplisia yang
berkualitas dan memudahkan untuk diperoleh bila sewaktu-waktu
dibutuhkan sebagai obat bagi keluarga yang sakit.
3. Pemupukan akan menstimulasi atau mengoptimalkan pertumbuhan dan
perkembangan dari kenikir (Cosmos caudatus) agar dapat tumbuh dengan
baik dan berkembang dengan optimal.
4. Daun kenikir dapat dimanfaatkan sebagai bahan masakan atau lalapan dan
sebagai tanaman obat dengan berbagai khasiat bagi kesehatan tubuh. Daun
kenikir dapat menurunkan tekanan kadar, mengatur kadar glukosa darah,
memperlancar pencernaan, meningkatkan daya tahan atau sistem imunitas
tubuh, menjaga kesehatan jantung, dan mengurangi rasa mual.
5. Pertumbuhan masing-masing tanaman yang dibudidaya dapat dipengaruhi
oleh faktor internal dan faktor eksternal.

4.2. Saran
Praktikan dapat mencoba variasi pupuk untuk melihat perbedaan hasil
yang dihasilkan. Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman obat
sebaiknya lebih diperhatikan agar tidak mengganggu jalannya pengamatan
terhadap pengaruh pemupukan. Penulis berharap makalah ini dapat dijadikan
referensi untuk menambah wawasan bagi pembaca maupun penulis sendiri
mengenai tanaman obat serta cara membudidayakan tanaman obat tersebut.

14
DAFTAR PUSTAKA
Alqamari M. dkk., 2017. Budidaya Tanaman Obat dan Rempah. UMSU PRESS.
Medan. Indonesia.
Falah dkk., 2013. Keanekaragaman Jenis dan Pemanfaatan Tumbuhan Berkhasiat
Obat oleh Masyarakat Sekitar Hutan Lindung Gunung Beratus Kalimantan
Timur. Jurnal Penelitian dan Konservasi Alam. 10(1): 1-18.
Fatimah, C. 2020. Penggunaan Metode Praktik Dalam Meningkatkan
Keterampilan Teknik Budidaya Tanaman Obat, Jurnal Al-Azkiya, 5 (1) :
25-32.
Harefa D., 2020. Pemanfaatan Hasil Tanaman Sebagai Tanaman Obat Keluarga.
Indonesian Journal of Civil Society. 2(2): 28-36.
Larassati A. dkk., 2019. Inventarisasi Tumbuhan Berkhasiat Obat di Sekitar
Pekarangan di Kelurahan Sentosa. Jurnal Indobiosains. 1(2): 76-87.
Pujiasmanto, Bambang; Sulandjari, Muliawati; Endang, Sedia dan Nurmalasari,
Aprilia Ike.2021, Modul Teknologi Produksi Tanaman Rempah dan Obat,
Yayasan Kita Menulis, Medan, Indonesia.
Rosmini dkk., 2021. Bimbingan Teknik Budidaya Tumbuhan Obat Untuk
Penyediaan Simplisia Obat Herbal Bagi Masyarakat. Jurnal Pengabdian
Masyarakat. 5(2): 294-299.

15
LAMPIRAN

16
17

Anda mungkin juga menyukai