Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

(Terapi Komplementer “Jamu”)

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas kelompok

Mata Kuliah Keperawatan Komunitas

Dosen : Ns. Rina Puspita Sari, M.Kep., Sp.Kep.Kom

Disusun Oleh :

1. Melia Damar Fitri (18215130)


2. Mohamad Riki Fauzi (18215140)
3. Muhamad Rizki F (18215141)
4. Muhammad Faozi (18215143)
5. Muhammad Kurnaevi (18215145)
6. Ratih Purna Anjani (18215176)

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) YATSI
TANGERANG
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas limpahan rahmat dan
karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan Makalah yang berjudul “Terapi Komplementer
Jamu”. Maksud penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Keperawatan
Komunitas yang diberikan sebagai tugas untuk menambah nilai kami.

Dalam menyelesaikan tugas ini, kami mendapat banyak bantuan dari berbagai pihak.
Untuk itu kami menyampaikan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah
memberikan bantuan pemikiran, dukungan, materi, pendanaan atau dalam bentuk apapun,
terutama kepada:

1. Ibu Dr. Ida Faridah, S.Kp.,M.Kes selaku Ketua STIKes Yatsi Tangerang
2. Ibu Lastri Mei Winarni,S.ST,.Keb selaku Wakil Ketua I STIKes Yatsi Tangerang
3. Ibu Ns.Febi Ratnasari,S.Kep.,M.Kep selaku Kaprodi Keperawatan STIKes Yatsi
Tangerang
4. Ibu Ns. Rina Puspita Sari, M.Kep., Sp.Kep.Kom selaku dosen pengajar
5. Ibu Ns. Yunike Edmaningsih, S.Kep selaku Dosen Penanggung Jawab Kelas 3C
Keperawatan
6. Teman-teman 3C Keperawatan
Kami sadar bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna. Sehingga kami
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak agar kami bisa
meningkatkan kemampuan dan pengetahuan kami dalam membuat makalah yang selanjutnya
dan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua orang. Aamiin. Terima kasih.

Tangerang, 12 Agustus 2021

Kelompok 9

ii
DAFTAR ISI

COVER

KATA PENGANTAR....................................................................................ii

DAFTAR ISI...................................................................................................iii

BAB 1. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.............................................................................1
B. Tujuan..........................................................................................1
C. Manfaat........................................................................................1

BAB II. PEMBAHASAN

A. Pengertian Jamu...........................................................................2
B. Manfaat dan Bahaya Jamu...........................................................2
C. Kelebihan dan Kekurangan Jamu................................................3
D. Macam-Macam Jamu..................................................................4

BAB III. PENUTUP

A. Kesimpulan..................................................................................9
B. Saran............................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I

Pendahuluan

A. Latar Belakang
Obat tradisional Indonesia yang dikenal sebagai Jamu yang telahdigunakan
secara luas oleh masyarakat Indonesia, meskipun banyak bahan baku standar yang
belum memiliki persyaratan resmi. Pengembangan dan pemanfaatan obat bahan
alam/obat herbal di Indonesia ini perlumendapatkan substansi ilmiah yang lebih kuat,
terutama melalui penelitiandan standarisasi sehingga obat herbal Indonesia dapat
diintegrasikan dalamsistem pelayanan kesehatan nasional (WHO,2002).
Obat tradisional pada umumnya menggunakan bahan-bahan alam.Produksi
dan penggunaan obat tradisional di Indonesia terus meningkat, baik jenis maupun
volumenya. Perkembangan usaha di bidang obat tradisional yaitu usaha budidaya
tanaman obat, usaha industri obat tradisional, penjaja dan penyeduh obat tradisional
atau jamu (Depkes RI 1999).
Jamu merupakan obat tradisional karena berasal dari bahan-bahan alami yang
berkhasiat khusus untuk penyakit tertentu tergantung dari bahanalami atau tumbuhan
yang digunakan. Kebutuhan masyarakat akan jamu sangat tinggi, sehingga
kebanyakan industri jamu ingin memberikan kualitas produk yang terbaik.

B. Tujuan
1. Mengetahui manfaat mengonsumsi jamu.
2. Mengetahui kelebihan dan kekurangan jamu
3. Mengetahui macam-macam jamu tradisional.

C. Manfaat
1. Sebagai sumber referensi agar kita dapat mengetahui berbagai macam jamu
dari tanaman bahan alam
2. Sebagai sumber informasi tentang batasan-batasan dalam mengonsumsi jamu.

1
BAB II
Pembahasan

A. Pengertian Jamu
Obat tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan tumbuhan,
bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian (galenik), atau campuran dari bahan tersebut
yang secara turun-temurun telah digunakan untuk pengobatan dan dapat diterapkan
sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat (Permenkes, 2010).

Jamu adalah obat tradisional yang diracik dengan menggunakan bahan tanaman
sebagai penyusun jamu tersebut. Jamu disajikan secara tradisional dalam bentuk serbuk
seduhan, pil, atau cairan. satu jenis jamu yang disusun dari berbagai tanaman obat yang
jumlahnya antara 5-10 macam, bahkan bisa lebih. Jamu tidak memerlukan pembuktian
ilmiah sampai uji klinis, tetapi cukup dengan bukti empiris dan harus memenuhi
persyaratan keamanan dan standar mutu. Jamu tradisional banyak dikonsumsi
dikarenakan minimnya efek samping dan harganya cenderung murah dibandingkan obat
kimia (Winata, 2013).

Jamu hanya dapat dikonsumsi sebagai mencegah, mengurangi atau mengatasi


keluhan yang dialami seseorang, sehingga bukan untuk menyembuhkan suatu diagnosa
penyakit. secara umum, jamu dibedakan menjadi dua yaitu yang bertujuan untuk
menjaga kesehatan dan yang dimanfaatkan untuk mengobati keluhan penyakit. sebagian
besar masyarakat mengkonsumsi jamu karena dipercaya memberikan andil yang cukup
besar terhadap kesehatan baik untuk pencegahan dan pengobatan terhadap suatu penyakit
maupun dalam hal menjaga kebugaran, kecantikan, dan meningkatkan stamina tubuh
(winata, 2013).

B. Manfaat dan Bahaya Jamu


Jamu memiliki berbagai macam manfaat yang sangat menguntungkan kesehatan
tubuh. Adapun manfaat dari jamu antara lain :
1. Menjaga kebugaran tubuh
2. Menjaga kecantikan
3. Mencegah penyakit
4. Mengobati penyakit

2
3

Jamu dapat dikatakan berbahaya bagi kesehatan yang besifat akumulatif. Hal ini
dapat terjadi disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu :
1. Mengonsumsi jamu secara terus menerus tanpa mengetahui batas konsumsinya
2. Digunakan dalam jumlah yang berlebihan/dosis terlebih
3. Salah mengonsumsi jamu atau mengonsumsi jamu palsu (bercampur dengan obat
sintetik)
Kebanyakan jamu yang memiliki khasiat yang spontan dapat menimbulkan
dampak berbahaya bagi kesehatan diri. Hal ini terjadi karena sebagian besar jamu yang
beredar dimasyarakat belum teruji khasiat dan keamanannya. Dalam suatu jenis bahan
makanan termasuk bahan obat tradisional sebagian besar mengandung dua macam zat.
Di satu sisi bahan tersebut mengandung racun dan tidak semua bahan yang terdapat di
alam dapat langsung kita konsumsi, sehingga bahaya yang ditimbulkan oleh jamu sangat
memungkinkan dan jamu-jamu yang dicampur dengan obat-obatan.

C. Kelebihan dan Kekurangan Jamu


Jamu memiliki kelebihan dibandingkan obat-obatan kimia. Adapun beberapa
kelebihan jamu diantaranya adalah :
1. Harga relatif murah;
2. Terjangkau dari seluruh masyarakat;
3. Tanaman-tanaman yang dapat diolah untuk jamu tersebut tersedia di alam kita;
4. Kandungan kimia di dalam jamu formulasinya lebih ringan dibandingkan obat
sintetis;
5. Dapat dikonsumsi sehari-hari karena kandungannya mengandung bahan kimia alami
(Winata, 2013).
Jamu juga memiliki kekurangan selain kelebihan di atas diantaranya, yaitu :
1. Efek yang dirasakan tidak dapat secara spontan;
2. Belum ada standarisasi yang baku terhadap jamu dalam segi keamanan terhadap
produk jamu;
3. Penelitian tentang jamu yang belum banyak dilakukan maka dosis tepat suatu
sediaan jamu belum dapat dipastikan dengan jelas (Winata, 2013).
4

D. Macam-macam jamu
1) Jamu Cabe Puyang
Jamu cabe puyang sering disebut dengan jamu pegal linu terutama pegal-pegal
dibagian pinggang. Selain sebagai jamu pegel linu, jamu puyang mempunyai efek
menghambat kontraksi otot pada binatang percobaan. Kesulitan melahirkan pada ibu-
ibu yang mengkonsumsi cabe puyang mendekati masa persalinan karena kontraksi
otot uterus dihambat terus menerus sehingga memperkokoh otot tersebut dalam
menjaga janin di dalamnya. Bagi wanita hamil minum jamu cabe puyang di awal
kehamilan antara 1-5 bulan untuk menghindari resiko keguguran (Firdaus, 2013).
Kinerja ilmiah
Bahan dasar utama jamu puyang yaitu cabe jamu dan lempuyang. Bahan lain
yang ditambahkan adalah temu ireng, temulawak, jahe, kudu, adas, pulosari, kunir,
merica, kedawung, keningar, buah asam dan kunci. Sebagai pemanis digunakan gula
merah dicampur gula putih. Zat aktif utama yang terkandung adalah piperine, minyak
atsiri, gingerol dan terpenoid (Sudarmin & Asyhar, 2012).
Piperin mempunyai daya aktivitas diantaranya seperti analgesik, antipiretik,
antiinflamasi serta memperlancar proses pencernaan. Kandungan minyak atsiri
memiliki efek menenangkan. Senyawa minyak atsri yang masuk ke dalam tubuh dapat
mempengaruhi sistem limbik pengatur emosi. Minyak atsiri yang tercium akan
berikatan dengan reseptor penangkap aroma. Selain memiliki aroma menenangkan,
minyak atsiri juga memiliki manfaat kesehatan seperti anti-inflamasi dan anti-
histamin. Gingerol mempunyai aktifitas antioksidan yang mampu menghambat laju
oksidasi molekuler target, dengan cara bereaksi dengan radikal bebas reaktif
(Hargono, et.al., 2013; Elyana, 2014).
2) Jamu kudu laos
Jamu kudu laos dimanfaatkan untuk menurunkan tekanan darah, melancarkan
peredaran darah, menghangatkan badan, menambah nafsu makan, dan melancarkan
haid. Pembuatan jamu menggunakan mengkudu ditambahkan rimpang laos dan
biasanya ditambahkan buah asam masak. Bahan tambahan lain biasanya adalah
merica, bawang putih, kedawung, dan jeruk nipis. Sebagai pemanis digunakan gula
merah dan gula putih, ditambahkan sedikit garam (Firdaus, 2013).
Kinerja ilmiah
Bahan baku jamu kudu laos adalah buah mengkudu dan rimpang laos atau rimpang
lengkuas. Mengkudu yang mempunyai komponen skopoletin yang dipilih sebagai
5

senyawa marker yang memiliki aktivitas anti-hipertensi, anti-inflamasi dan


antihistamin. Skopoletin pada tubuh berfungsi melebarkan pembuluh darah yang
mengalami penyempitan.
Berdasarkan hasil uji in vivo, skpoletin dapat menurunkan tekanan darah tinggi
dan normal menjadi rendah (hipotensi abnormal). Namun, skopoletin yang terdapat
dalam buah mengkudu dapat berinteraksi secara sinergis dengan nutraceutical
(makanan yang berfungsi untuk pengobatan) untuk menurunkan tekanan darah yang
tinggi menjadi normal dan tidak menurunkan tekanan darah yang normal. Rimpang
laos atau lengkuas memiliki khasiat stomachikum atau mengeluarkan angin dari perut
dan menghilangkan rasa sakit (analgetikum) (Sholehah, 2010; Sutrisno, 2012).
3) Jamu Kunir Asem
Jamu kunir asem bermanfaat untuk mencegah panas dalam atau sariawan dan
membuat perut menjadi dingin. Seorang penjual jamu mengatakan bahwa jamu jenis
ini tidak baik dikonsumsi oleh ibu hamil muda karena dapat meningkatkan resiko
keguguran. Jamu ini biasa diminum saat haid. Pembuatan kunir asam/kunyit asam
yaitu dengan bahan utamanya buah asam jawa masak dan kunir/kunyit. Adapula yang
mencampurkan dengan sinom (daun asam muda), temulawak, biji kedawaung, dan air
perasan buah jeruk nipis. Sebagai pemanis digunakan gula merah dicampur gula pasir,
serta dibubuhkan sedikit garam.
Kinerja Ilmiah
Bahan utama jamu kunir asam adalah kunyit dan asam jawa. Kunyit mempunyai
peranan sebagai antioksidan, antitumor, antikanker, antimikroba, antipikun dan
antiracun. Asam jawa berkhasiat sebagai diueretik, kholagogik atau penghancur batu
empedu, konstipasi, hemoroid dan diabetes. Zat aktif utama yang terkandung adalah
Minyak Atsiri, Curcumin, Saponin, Flavonoid dan Tanin (Firdaus, 2013).
Kurkumin adalah senyawa yang berasal dari tanaman kunyit dan sejenisnya.
Kurkumin dapat dimanfaatkan sebagai senyawa antioksidan. Tubuh memerlukan
antioksidan yang dapat membantu melindungi tubuh dari serangan radikal bebas
dengan meredam dampak negatif. Senyawa saponin dapat bersifat antibakteri dengan
merusak membran sel. Rusaknya membran menyebabkan substansi penting keluar sel
dan juga dapat mencegah masuknya bahan-bahan ke dalamt sel. Tanin ditandai oleh
sifatnya yang dapat menciutkan dan mengendapkan protein dari larutan dengan
membentuk senyawa yang tidak larut. Flavonoid mempunyai daya aktivitas
antibakteri juga yaitu dengan menggumpalkan protein, senyawa flavonoid juga
6

bersifat lipofilik, sehingga dapat merusak lapisan lipid pada membrane sel bakteri
(Purba et.al., 2009)
4) Jamu Pahitan
Jamu pahitan dimanfaatkan untuk berbagai masalah kesehatan, misalnya untuk
mengobati gatal-gatal, menambah nafsu makan, mengatasi diabetes, menghilangkan
bau badan, menurunkan kolesterol, perut kembung/sebah, jerawat, pegal, dan pusing.
Baku utama jamu pahitan adalah sambiloto dan brotowali (Firdaus, 2013).
Kinerja Ilmiah
Sambiloto mempunyai kandungan bahan aktif utama yaitu androgafolida yang
memberikan rasa pahit pada sambiloto. Berbagai aktivitas farmakologi, sambiloto
digunakan sebagai antiradang, antikanker, serta menurunkan tekanan darah. Tanaman
brotowali mengandung berbagai senyawa kimia, antara lain alkaloid, pikroretin zat
pahit yang terdapat pada batang, barberin, palmatin, glikosida dan harsa. Zat pahit
pikroretin berfungsi sebagai perangsang kinerja urat saraf pada saluran pernafasan,
sehingga keadaan suhu tubuh yang panas akan menurun seiring berjalan pertukaran
kinerja zat di dalam tubuh. Kandungan alkaloid berberin sebagai antibakteri pada luka
dan bermanfaat sebagai obat diare. Kandungan lain berguna sebagai penambah nafsu
makan dan menurunkan kadar gula darah (Malik, 2015).
5) Jamu Kunci Suru
Biasanya jamu daun sirih dimanfaatkan oleh wanita, terutama para ibu, untuk
mengobati keputihan (flour albus). Manfaat lain untuk menghilangkan bau badan,
mengecilkan perut, serta menguatkan gigi. Bahan bakunya adalah rimpang kunci dan
daun sirih (Firdaus, 2013).
Kinerja Ilmiah
Rimpang temu kunci memiliki kandungan kimia terutama flavonoid, panduratin
A. dan kamfer yang berkhasiat sebagai anti-analgetik, anti-bakteri, anti-tumor, anti-
diare, anti-kembung serta menjaga kesehatan tubuh. Temu kunci juga berguna untuk
mengobati radang indung telur. Penelitian lainnya menunjukkan bahwa rimpang temu
kunci dapat digunakan sebagai obat anti-kanker. Aktivitas antioksidan dari panduratin
A mampu meredam radikal-radikal bebas, termasuk radikal oksida nitrit yang
merupakan pemicu tumorigenesis. (Utami, 2012; Handoko et.al., 2011). Daun sirih
memilki daya antibakteri terhadap beberapa bakteri patogen. Minyak esensial daun
sirih mengandung komponen fenolik seperti kavikol dan eugenol. Komponen tersebut
7

mampu mencegah adanya bakteri patogen dalam makanan dan sebagai pengawet
alami (Putri et.al., 2012)
Rimpang temu kunci dan daun sirih biasanya selalu ditambahkan buah asam yang
masak. Ada juga yang menambahkan bahan lain seperti kulit buah delima, buah
pinang, kunci pepet, dan majakan. Sebagai pemanis digunakan gula pasir, gula merah,
dan bubuhi garam sedikit. (Firdaus, 2013).
6) Jamu Uyup-uyup/Gepyokan
Jamu uyup-uyup digunakan untuk meningkatkan produksi air susu ibu pada
ibu yang sedang menyusui. Komposisi alaminya terbuat dari kencur, jahe dan daun
katuk. Kencur memiliki kandungan saponin, flavonoid polifenol dan minyak atsiri.
Masing-masing komponen tersebut memiliki khasiat anti-radang, anti-inflamasi, anti-
toksin, anti-jamur, anti-bakteri, menambah daya tahan tubuh dan menghilangkan
masuk angin. Pembuatan jamu uyup-uyup menggunakan kencur, jahe dan daun katuk.
Bahan tambahan lainnya yang digunakan adalah bangle, laos, kunir, temulawak,
puyang, dan temugiring (Gholib, 2009; Firdaus, 2013).
Kinerja Ilmiah
Jahe memiliki efek farmakologis yang berkhasiat sebagai obat dan mampu
memperkuat khasiat bahan yang dicampurkannya. Zat aktif jahe (gingerol) mampu
menghambat pertumbuhan bakteri. Jahe mempunyai potensi anti-oksidan dan anti-
inflamasi. Daun katuk memiliki kandungan minyak atsiri, sterol, saponin, flavonoid,
asam-asam organik, asam-asam amino, alkaloid dan tanin. Kandungan sterol dalam
tanaman daun katuk mempunyai peranan dalam meningkatkan produksi air susu
secara hormonal karena beberapa tanaman yang mengandung sterol diketahui
mempunyai sifat estrogenik (Wresdiyati, 2003; Subekti, 2008).
7) Jamu Purwoceng
Jamu ini merupakan herba yang dapat meringankan kadar hormon
testosterone, melancarkan peredaran darah, mengobati impotensi dan diabetes.
Purwoceng adalah tanaman obat yang dapat digunakan sebagai afrodiasik, diuretik
dan tonik Komposisi alaminya adalah Pasak Bumi, Adas Pulosari dan Lada Hitam.
Kinerja ilmiah
Purwoceng sebagai aprodisiak mengandung komponen kimia kelompok steroid,
atsiri, furanokumarin dan vitamin. Steroid merupakan komponen kimia berkhasiat
dalam sintesis hormone testoteron pada manusia. Komponen kimia tersebut yang
menjadikan purwoceng sebagai obat tradisional untuk meningkatkan vitalitas dan
8

kesuburan pria. Pada bagian akar mengandung germacrene dan β-besabolene.


Xanthotoxin hanya ditemukan di tajuk tanaman yang tumbuh di Dieng. Vitamin E
ditemukan di tajuk tanaman tetapi tidak ditemukan pada akar tanaman (Depta, 2008).
Pasak bumi mengandung β-sitosterol, kampesterol, stigmasterol. Kegunaan
kandungan kimia tersebut sebagai, anti-malaria, anti-inflamasi, anti-radang, anti-
pireutik, anti-mikroba, anti-hipertensi. Adas pulosari mengandung minyak atsiri,
anetol, dipenin, filandren dan minyak lemak. Adas pulosari berkhasiat untuk
mengatasi karminativa atau obat untuk masuk angin. Lada hitam mengandung
saponin, flavonoid, minyak atsiri, felandren, dipenten, kariopilen, limonene, alkaloid,
piperina, kavisin, karvakrol, kalamin dan minyak lemak. Bau khas aromatik, rasa
pedas, hangat dan sedikit pahit sebagai penghangat badan dan penambah stamina
(Sumarny, 2013; Zulaikhah, 2005; Siburian, 2009).
8) Jamu Temulawak
Temulawak adalah salah satu tumbuhan obat keluarga yang banyak tumbuh
dan digunakan sebagai bahan baku obat tradisional di Indonesia. Tumbuhan
temulawak secara empiris banyak digunakan sebagai obat tunggal maupun campuran.
Produk jamu atau obat tradisional dari temulawak baik tunggal maupun campuran
yang beredar di pasaran dalam bentuk kapsul, minuman instan, maupun minuman
yang dikemas dalam botol (Sidik et.al., 1992).
Rimpang temulawak merupakan bahan pembuatan obat tradisional yang
paling utama. Khasiat temulawak sebagai upaya pemelihara kesehatan, disamping
sebagai upaya peningkatan kesehatan atau pengobatan penyakit. Temulawak sebagai
obat atau bahan obat tradisional akan menjadi tumpuan harapan bagi pengembangan
obat tradisional Indonesia sebagai sediaan fitoterapi yang kegunaan dan keamanan
dapat dipertanggungjawabkan (Sidik et.al., 1992).
Kinerja Ilmiah
Jamu ini mampu memelihara fungsi hati, menambah nafsu makan melalui
fungsinya sebagai karminativum (antiflatulen), memperbaiki fungsi pencernaan,
mengurangi radang sendi, menurunkan lemak darah dan sebagai antioksidan
mencegah radikal bebas. Temulawak juga memiliki potensi anti-radang yang dapat
mengurangi nyeri dan radang pada sendi, dapat menurunkan kadar HDL, kolestrol,
anti-hepatotoksik, anti-tumor, mempunyai efek diuretik, efek hipotermik dan anti-
bakteri. Pada penelitian lain, temualawak sebagai anti-kanker. Zat aktif yang
terkandung adalah Fraksi Curcuminoid dan Minyak Atsiri (Tetan-el, 2014).
BAB III
Penutup
A. Kesimpulan
1. Jamu memiliki khasiat atau manfaat yang sama dengan obat modern. Jamu lebih
aman dikonsumsi karena mengandung bahan herbal dan jarang menggunakan bahan
kimia tambahan dalam pembuatan maupun proses pembuatannya.
2. Ada beberapa kelebihan dan kekurangan pada jamu. Kelebihannya adalah relatif
murah dan terjangkau oleh masyarakat, sedangkan kekurangannya adalah efek yang
diinginkan tidak berlangsung secara cepat dan perlu proses lama karena bahan yang
digunakan merupakan bahan alami dari tanaman-tanaman herbal.
3. Ada beberapa macam jamu tradisional, yaitu jamu cabe puyang, jamu kudu laos,
jamu kunir asam, jamu pahitan, jamu kunci suru, jamu uyup-uyup/gepyokan, jamu
perwoceng dan jamu temulawak.
B. Saran
1. Pengobatan tradisional dengan jamu didalam masyarakat Jawa diharapkan semakin
dapat menjadi tujuan masyarakat khususnya masyarakat Jawa dalam hal
menyembuhkan suatu penyakit dan memelihara kesehatan tanpa harus menggunakan
obat-obatan kimia yang mengandung banyak efek samping.
2. Masyarakat Jawa seharusnya mengetahui sejarah jamu tradisional ada di tengah-
tengah masyarakat Jawa, bahan-bahannya, maupun proses pembuatannya karena
jamu tradisional berasal dari nenek moyang masyarakat Jawa itu sendiri bukan dari
etnis lain.
3. Pemerintah sebaiknya dapat memberikan bentuk perhatian dan kepeduliannya
terhadap usaha jamu tradisional agar pengobatan tradisional ini semakin
berkembang sehingga dapat membantu masyarakat meningkatkan hasil usahanya.

9
Daftar Pustaka

https://id.scribd.com/doc/308132810/Makalah-Jamu
https://id.scribd.com/doc/49774000/Jamu-bagi-kesehatan
http://scholar.unand.ac.id/15662/2/bab 1.pdf

10

Anda mungkin juga menyukai