MAKALAH
Penggunaan Obat Herbal dan Pemberian Obat Herbal Oral
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK VII
Hasni
Wiwin Astuti
Sri Hardiyanti
Musfirah
Idar Karlina
TAHUN AKADEMIK
2022 / 2023
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb. Puji dan syukur kami panjatkan atas Kehadirat
Allah SWT, karena atas Rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat
berjudul “Penggunaan Obat herbal dan pemberian obat herbal oral. Tak lupa
kami ucapkan terima kasih kepada dosen mata kuliah kami, Ibu Rahayu Eryanti. K,
S., ST., M.Keb yang telah membimbing kami, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini dengan baik. Kami menyadari dalam pembuatan makalah ini masih jauh
penggunaan bahasa. Oleh karena itu melalui kesempatan ini kami mengharapkan
saran dan kritik anda teman– teman yang bersifat membangun demi perbaikan di
masa yang akan datang. Keberhasilan dalam makalah ini tidak luput dari bantuan
Kelompok 7
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
tahun dan salah satunya tercatat dalam relief seperti di Candi Borobudur.
terbesar kedua di dunia dengan potensial bahan alam untuk dijadikan obat
bahan yang berasal dari tumbuhan, hewan, mineral yang secara temurun
sebelum diedarkan, produk herbal harus melalui uji klinis terlebih dahulu
melalui uji dosis, cara penggunaan, efektivitas, pemantauan efek samping, dan
golongan obat tradisional yang telah lulus semua uji praklinis dan klinis pada
manusia.
Padahal, efek penggunaan obat pada hewan belum tentu sama pada manusia.
Sementara itu, jamu yang biasanya menggunakan racikan resep turun temurun
4
tidak memiliki dosis dan indikasi yang pasti. Jamu bisa menimbulkan manfaat
akar, batang, daun, bunga, buah, ataupun biji. Daun adalah organ terbanyak
yang sering dipakai untuk komposisi dalam ramuan ini. Sesuai dengan
penelitian Tsauri & Sofyan (2018), daun merupakan organ penting tempat
fotosintat, berstruktur lunak, memiliki kandungan air yang tinggi, kaya akan
kandungan minyak atsiri, fenol, senyawa kalium, dan klorofil. Kandungan zat
pada daun bermanfaat untuk kesehatan dan memiliki unsur-unsur yang dapat
menyembuhkan penyakit.
cara ditumbuk menggunakan pipisan, ada yang direbus, diparut, dan diiris.
Ramuan paling banyak dibuat dengan cara ditumbuk. Ramuan yang dibuat
langsung dan tanpa bahan pengawet. Ramuan ini segera dikonsumsi, saat
dibedakan dengan usia 15-25 tahun, 26-45 tahun, dan > 46 tahun. Pembagian
5
kategori usia mengacu pada kategori umur menurut Departemen Kesehatan
Republik Indonesia.
B. Rumusan Masalah
Herbal ?
C. Tujuan
Tujuan Makalah ini dibuat untuk menambah wawasan kebidanan yang nantinya
harus dimengerti dan dilakukan dalam pemahaman, Penggunaan Obat Herbal Dan
6
BAB II
PEMBAHASAN
dinilai tidak begitu keras daripada obat modern. Hal inilah yang menjadi salah
obat herbal lebih aman karena dibuat secara sederhana dan tidak
obat modern, apabila tidak digunakan secara tepat akan mendatangkan efek
yang buruk. Sehingga, meskipun obat herbal dinilai relative lebih aman
penggunaannya. Karena tidak semua herbal memiliki khasiat dan aman untuk
pasal 104 yang menyatakan bahwa penggunaan obat dan obat herbal harus
7
a. Cara Penggunaan Obat Herbal
1. Ketepatan bahan
terapi. Setiap tanaman obat memiliki kandungan yang berbeda- beda yang
penyakit yang akan diobati dan efek yang diinginkan (Dewoto, 2017).
tanaman obat memiliki rasa yang sepat dan pahit karena kandungan
alkaloid yang tinggi dan kandungan senyawa tanin. Selain itu, pada akar
tumbuhan mengandung banyak air dan serat. Tanaman obat terdiri dari
Selain itu, pada satu jenis tanaman umumnya dapat ditemukan beberapa
zat aktif yang berkhasiat dalam terapi. Rasio antara keberhasilan terapi
8
dan efek samping yang timbul harus menjadi pertimbangan dalam
2. Ketepatan dosis
mengenai dosis terapi tanaman obat dapat dilihat di FOHAI dan beberapa
kemasan jadi seperti Jamu, OHT dan Fitofarmaka harus digunakan sesuai
dosis yan dianjurkan dalam kemasan. Obat herbal yang digunakan tidak
halnya obat buatan pabrik, tanaman obat juga tidak bisa dikonsumsi
9
diperhatikan ketika sedang mengkonsumsi obat modern. Penggunaan obat
herbal bersamaan dengan obat modern perlu diberikan jeda waktu, tidak
datang bulan mengurangi nyeri haid, namun jika dikonsumsi pada awal
penggunaan obat herbal kita perlu menelaah informasi yang benar dan
salah terkait obat herbal yang dikonsumsi agar tidak ada kesalahan dalam
bahan membahayakan.
Penggunaan tanaman obat antara satu dengan yang lainnya tidak boleh
10
disamakan. Cara penggunaan yang kurang tepat akan menimbulkan efek
Banyak zat aktif yang berkhasiat didalam satu tanaman obat dan
digunakan sebagai obat asma namun, jika diseduh dan diminum dapat
bebas dimana dapat diperoleh tanpa resep dokter. Oleh karena itu, obat
2020) Tiga jenis obat tradisional, yaitu jenis jamu, bahan ekstrak alami,
berbeda.
11
disesuaikan terhadap gejala dan indikasi penyakitnya (Sari, 2019). Obat
yang tepat guna menghasilkan bahan yang aman dari mikroba dan
1. Gunakan obat herbal yang sudah memiliki nomor izin edar BPOM
dokter)
3. Jika meminum obat herbal menimbilkan efek cepat, patut dicurigai ada
herbal jika ada efek samping yang rentan dengan kondisi kesehatan
12
c. Apa kegunaan obat herbal
lanjut dan penyakit menular baru. Selain itu, rempah-rempah sering kali
1. penyakit kardiovaskular,
Berikut ini adalah tips yang bisa Anda lakukan untuk memilih obat
ditentukan.
13
d) Perhatikan gejala efek samping setelah minum obat tradisional. Segera
mengkhawatirkan.
tradisional.
bahwa klaim yang mereka buat tentang produknya tidak salah atau
BPOM. Oleh karena itu, meski terbuat dari bahan alami, banyak herbal
1. Reaksi alergi,
2. Ruam,
3. Asma,
14
tradisional terbentuk dari pengetahuan, keterampilan, dan praktik berdasarkan
yang tidak punya bukti ilmiah apa pun. Obat alami ini dapat digunakan untuk
ataupun mental. Sementara itu, obat herbal sendiri meliputi jamu yang
Pemberian obat oral merupakan cara yang paling banyak dipakai karena ini
merupakan cara yang paling mudah, murah, aman, dan nyaman. Berbagai
bentuk obat dapat di berikan secara oral baik dalam bentuk tablet, sirup, kapsul
atau puyer. Untuk membantu absorbsi , maka pemberian obat per oral dapat di
sertai dengan pemberian setengah gelas air atau cairan yang lain.
1. ramuan,
2. teh,
3. sirup,
4. minyak esensial,
5. salep
15
Berdasarkan ketentuan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), obat
a. jamu
jamu gendong.
akar, batang, daun, kulit, buah, dan bijinya bisa dimanfaatkan untuk
jamu ini juga cukup sering digunakan sebagai obat pegal-pegal dan
jamu beras kencur dan jamu temulawak. Jamu beras kencur diolah dari
campuran beras, kencur, asam jawa, serta gula merah sering digunakan
sebagai penambah stamina dan nafsu makan. Jamu beras kencur juga
16
kepala. Sementara itu, jamu temulawak juga berpotensi untuk
rahim. Selain itu, jamu ini juga cukup sering digunakan sebagai obat
Contoh jamu umum lainnya adalah jamu beras kencur dan jamu
stamina dan nafsu makan. Jamu beras kencur juga dapat mengatasi
masalah osteoarthritis.
Kuku bima, Pegal linu, Gemuk sehat, Tolak angin, Tuntas, Rapet
jamu untuk hiperlipidemia, jamu untuk TBC, jamu untuk asma, jamu
17
b. Obat Herbal Terstandar (OHT)
terbuat dari ekstrak atau sari bahan alam dapat berupa tanaman obat,
ekstrak. Selain itu, produk OHT juga harus melalui uji praklinis di
Kiranti, Antangin Jrg, Obh Herbal, Mastin, Lelap, Diapet dan Tolak
Angin.
18
c. Fitofarmaka
hewan percobaan) dan uji klinik (pada manusia), bahan baku dan
para dokter mengingat sudah teruji baik pada hewan maupun manusia.
19
persyaratan keamanan dan mutu obat jadi yaitu : organoleptik, kadar
Selain itu untuk OHT dan fitofarmaka harus memenuhi uji kualitatif
dan kuantitatif dalam hal bahan baku (bagi OHT) dan bahan aktif (bagi
etanol).
izin edar obat tradisional yang telah ada sebelum berlakunya Peraturan
Badan ini paling lambat 12 (dua belas) bulan sejak Peraturan Badan ini
dalam obat tradisional antara lain : biji saga, biji kecubung, herba
oleander, daun komfre, hewan kodok kerok serta mineral sulfur, arsen
20
Di dalam lampiran Peraturan BPOM No. 32 tahun 2019
dalam obat tradisional dan pada kadar berapa (bahan pengawet, bahan
pemanis alami dan buatan, bahan pewarna alami dan Sama seperti
OHT, produk fitofarmaka terbuat dari ekstrak atau sari bahan alam
adalah jenis obat bahan alam yang efektivitas dan keamanannya sudah
daun membentuk bintang dan ditempatkan pada bagian atas kiri dari
21
PENUTUP
A. Kesimpulan
. Obat herbal merupakan ramuan bahan yang berasal dari tumbuhan, hewan,
(Dewoto, 2017). Berdasarkan cara pembuatan serta jenis klaim penggunaan dan
Jamu, Obat Herbal Terstandar dan Fitofarmaka. 3 Jenis Obat Tradisional yang Umum
Dikonsumsi Orang Indonesia sebelum diedarkan, produk herbal harus melalui uji
ini juga harus melalui uji dosis, cara penggunaan, efektivitas, pemantauan efek
samping, dan interaksinya dengan senyawa obat lain. Fitofarmaka adalah satu-
satunya golongan obat tradisional yang telah lulus semua uji praklinis dan klinis pada
manusia.
B. Saran
Semoga makalah yang kami susun ini dapat bermanfaat bagi para pembaca serta dapat
memberikan pengetahuan tentang Penggunaan Obat Herbal Dan Pemberian Obat Herbal
Oral. Oleh karena itu, saran dari para pembaca yang bersifat membangun sangat kami
harapkan demi terciptanya makalah yang lebih baik di masa yang akan datang.
22
DAFTAR PUSTAKA
Ismiyana, 2018. Gambaran Penggunaan Obat Tradisional Untuk Pengobatan Sendiri Pada
Masyarakat Di Desa Jimus Polanharjo Klaten. Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Anonim,2016. https://dspace.uii.ac.id/bitstream/handle/123456789/15699/08%20naskah
%20publikasi.pdf?sequence=15&isAllowed=y
Herlina & Muchtaridi, 2018, Penggunaan Metode Defined Daily Dose dalam Penelitian Pola
Pemanfaatan Obat-obat Antihipertensi, Jurnal Farmaka, 16, 159-168
Tsauri Sofyan. 2018 Manajemen Sumber Daya Manusia. Jember: STAIN Jember
Press.
Wachtel-Galor, S., & Benzie, I. (2011). Herbal Medicine. CRC Press/Taylor &
Francis. Retrieved from https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK92773/