Anda di halaman 1dari 10

TUGAS INDIVIDU REFLECTIVE

Di Ajukan Untuk Memenuhi Tugas Individu Mata Ajaran Perkembangan Ilmu Keperawatan

Dosen : Bapak Kusman Ibrahim, PhD

Di Susun Oleh : Eldessa Vava Rilla

022120110521

PROGRAM MEGISTER KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS PADJADJARAN 2012


REFLECTIVE PRACTISE IN NURSING Page 1

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat-Nya, saya dapat menyelesaikan tugas individu Reflective mata ajaran Perkembangan Ilmu Keperawatan tepat pada waktunya. Tugas individu ini dapat diselesaikan tentunya tidak terlepas dari dorongan dan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, melalui kesempatan ini menyampaikan terima kasih kepada : Bapak Kusman Ibrahim., PhD selaku pembimbing dan sekaligus pemberi materi dalam mata kuliah Perkembangan Ilmu Keperawatan. Penulis menyadari tugas ini masih jauh dari sempurna, untuk itu kritik dan saran yang membangun untuk kesempurnaan tugas ini sangat saya harapkan. Akhirnya, semoga tugas ini dapat berguna bagi semua pihak. Terima kasih.

Bandung, Desember 2012 Penulis

REFLECTIVE PRACTISE IN NURSING

Page 2

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................................2 DAFTAR ISI ............................................................................................................................3 PEMBAHASAN ......................................................................................................................4 DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................10

REFLECTIVE PRACTISE IN NURSING

Page 3

A. REFLEKSI Refleksi berarti menuangkan kembali pikiran dan kenangan dalam tindakan kognitif seperti berpikir, kontemplasi, meditasi dan lainnya dengan mempertimbangan secara penuh perhatian pada orang lain untuk memahami mereka dan membuat suatu perubahan kontekstual yang sesuai. Pengertian ini menjadi dasar pemikiran refleksi, karena terdapat dua aspek utama proses berpikir yaitu rasional dan intuitif yang memungkinkan potensi untuk perubahan (Hong Pek, 2008)

B. RECOLLECTION Saya bekerja di salah satu Institusi Pendidikan di Kabupaten Garut, sejak 1 Maret 2011 saya mulai bekerja sebagai staf dosen di STIKes Karsa Husada Kab Garut Program Studi S1 Keperawatan. Memulai karir di dunia pendidikan menuntut saya untuk terus mengembangkan keilmuan saya, sebagai dosen yang berpedoman pada Tri Dharma Perguruan Tinggi saya berusaha terus mempersiapkan diri, memperkaya ilmu pengetahuan dan riset, mengamalkan ilmu keperawatan yang saya miliki untuk mengabdikan diri kepada masyarakat atau pasien. Saya dipercaya menjadi koordinator dan tim pengajar pada beberapa Mata Kuliah, saya belajar, berusaha bekerja secara profesional, ulet, jujur, dedikasi dan loyalitas. Pimpinan melihat keprofesionalan kerja saya sehingga akhirnya tepat bulan November 2011 STIKes Karsa Husada membuka Program Studi baru yaitu Program Profesi Ners dan alhamdulilah saya dipercaya untuk menjadi koordinator Stase Keperawatan Medikal Bedah II. Belajar membuat suatu program BPKM dan semua yang berhubungan dengan sistematika Stase KMB II dalam Program Profesi Ners walaupun baru pertama kali tetapi alhamdulilah konsep yang saya buat bisa diterima oleh Ka Prodi dan Puket 1 Bidang Akademik. Angkatan pertama PPN SKHG pun dimulai disemester 2 mahasiswa-i masuk ke dalam Stase yang saya pimpin ini. Sampai tiba ujian akhir stase dan saya pun sebagai pembimbing sekaligus penguji ujian. Mahasiswa-i angkatan pertama ini mayoritas adalah karyawan/karyawati dari berbagai institusi kesehatan negeri atau pun swasta dari mulai kepala ruangan dari Rumah Sakit yang ada di Kab Garut sampai staf puskesmas. Pada hari itu saya menguji ujian di Ruang Bedah Kelas 3/ Ruang Topas RSUD Dr. Slamet Kab Garut,
REFLECTIVE PRACTISE IN NURSING Page 4

kebetulan ada mahasiswi yang merupakan salah satu perawat senior yang menjabat kepala ruangan di RSUD Dr. Slamet Kab Garut yang berinisial Perawat F. Dalam ujian akhir Stase ini saya memberilkan target tindakan keperawatan berupa tindakan keperawatan dasar manusia, tindakan invasif dan pendidikan kesehatan. Perawat F pun telah mendapatkan pasien sebagai kelolaan untuk dijadikan ujian pasien tersebut adalah Ny. D yang menderita Stroke. Perawat F akan melakukan tindakan keperawatan berupa pemasangan NGT dengan tujuan pemenuhan nutrisi parenteral dan saya pun setuju kemudian mempersilahkan Perawat F untuk mempersiapkan alat kemudian memulai tindakan sesuai SOP tindakan NGT. Sebagai penguji saya pun menuju klien dan berdiri didekat Perawat F dengan orientasi terlebih dahulu kepada klien tetapi saya tidak memberitahukan kepada klien bahwa tindakan keperawatan yang akan dilakukan sebagai ujian, saya mengaku adalah perawat pendamping dari Perawat F. Tindakan pemasangan NGT pun dilakukan, awalnya saya sangat percaya bahwa Perawat F terampil dalam melakukan tindakan ini karena Perawat F merupakan perawat senior yang sudah bertahun-tahun bekerja di RSUD Dr. Slamet ini sekaligus menjabat sebagai Kepala Ruangan. Selang NGT pun dimasukan melalui lubang hidung yang lebih lapang pada lubang hidung sebelah kanan saat Perawat memasukan selang NGT tersebut tiba-tiba klien muntah yang berisi cairan, batuk aktif, sesak nafas, kulit area wajah pucat. Karena saya merasa percaya kepada perawat F dapat menangani masalah ini sebagai contoh perawat F tidak akan memaksakan memasukan selang dengan melihat keadaan, respon klien seperti itu tetapi ternyata perawat F terus saja memasukan selang NGT ini tanpa menghiraukan reaksi, respon klien yang akhirnya selang NGT ini bukan masuk kedalam lambung tetapi keluar dari lubang hidung sebelah kiri, saya terkejut dan sangat kecewa karena kesalahan tindakan pemasangan NGT yang dilakukan Perawat F ini dan saya langsung menganjurkan untuk mencabut selang NGT tersebut tanpa menyalahkan Perawat F didepan pasien dan Perawat F pun mencabut selang NGT. Setelah mencabut selang NGT saya sarankan Perawat F untuk membersihkan cairan akibat muntahan klien dan memberikan klien minum via oral/mulut dan menenangkan klien. Setelah klien tenang Perawat F menyerah untuk memasukan selang NGT lagi dan meminta tolong kepada saya untuk memasang ulang selang NGT yang sudah dibersikan ini. Tidak banyak bicara saya pun meminta ijin kepada perawat yang sedang berdinas di Ruangan Topas untuk memasang selang NGT dan perawat ruangan pun mengijinkan. Setelah orientasi kepada klien saya pun memulai
REFLECTIVE PRACTISE IN NURSING Page 5

memasukan selang NGT dengan support yang adekuat terhadap klien agar membantu dengan cara menahan muntah dan menelan selang NGT yang saya masukan dan akhirnya selang NGT berhasil masuk ke lambung setelah dilakukan pengecekan. Perawat F pun membereskan alat dan kembali keruang tindakan untuk melakukan tindakan target keperawatan yang lain. Dalam kesempatan post conference saya mencoba mengevaluasi tindakan pemasangan NGT yang gagal tadi, dan bertanya kenapa bisa terjadi. Pengakuan dari Perawat F adalah beliau merasa malu, merasa kecil hati dan mengakui bahwa selama Perawat F menjabat sebagai kepala ruangan beliau sudah jarang melakukan tindakan keperawatan seperti pemasangan NGT ini dan mengatakan saya mohon maaf pak atas kegagalan tindakan pemasangan NGT tadi karena saya nervous dan merasa kaku karena sudah lama tidak melakukan tindakan keperawatan apabila sedang berdinas di ruangan Perawat F banyak mendelegasikan tindakan keperawatan kepada perawat pelaksana dan mengucapkan terima kasih kepada bapak karena telah membantu dalam tindakan tadi . Saya kemudian tersenyum dan mencoba tidak mematahkan semangat Perawat F, kemudian saya menyarankan untuk tetap bekerja profesional meskipun sebagai kepala ruangan untuk tetap melakukan tindakan keperawatan sehingga dalam melakukan tindakan keperawatan tidak kaku dan bisa terbiasa selain itu mengingatkan agar dalam melakukan tindakan keperawatan apapun harus peka terhadap respon klien contoh untuk tidak memaksakan memasukan selang NGT apabila melihat respon negatif dari klien seperti muntah, batuk aktif, sesak nafas dan sianosis karena bisa menambah penderitaan dan membahayakan klien. Sebagai pengganti tindakan pemasangan NGT yang gagal tadi saya menyarankan untuk mengganti tindakan dengan tindakan invasif lain dan akhirnya Perawat F mengganti dengan tindakan memberikan terapi obat suntukan IV via selang infus.

C. SIKLUS REFLECTIVE GIBBS 1. DESCRIPTION Saat saya menguji ujian praktek Ujian Akhir Stase KMB 2 Program Profesi Ners mahasiswi yang saya uji adalah salah satu kepala ruangan di RSUD Dr. Slamet Kab Garut dan merupakan perawat senior yang berinisial Perawat F. Perawat F melakukan tindakan pemasangan NGT dengan tujuan memasukan nutrisi parenteral pada klien Ny. D yang menderita Stroke. Perawat F memaksakan memasukan selang NGT
REFLECTIVE PRACTISE IN NURSING Page 6

padahal respon dari pasien muntah, batuk aktif, sesak nafas, wajah pucat, menangis dan keluar bercakan darah dari muntahan tersebut. Akhirnya selang NGT tersebut tidak masuk ke lambung tetapi keluar lagi dari lubang hidung sebelahnya. Melihat kejadian tersebut saya sebagai penguji kaget dan menyarankan untuk segera mencabut selang tersebut. Setelah pasien dibersihkan dan ditenangkan Perawat F menyarankan untuk pemasangan NGT oleh saya tanpa banyak bicara saya lakukan kembali pemasangan NGT dengan orientasi terlebih dahulu pada perawat ruangan dan pasien sampai akhirnya selang itu berhasil masuk ke lambung. Respon saya positif saat Perawat F gagal melakukan pemasangan NGT sebagai penguji saya tidak mematahkan semangat Perawat F didepan pasien. Saat evaluasi pada post conference Perawat F meminta maaf atas kegagalan tersebut dan mengakui bahwa Perawat f semenjak menjabat kepala ruangan sudah jarang melakukan tindakan-tindakan keperawatan semua tindakan keperawatan di ruangan didelegasikan kepada perawat pelaksana dan mengakui karena jarang melakukan tindakan keperawatan Perawat F menjadi kaku, lupa dan nervous lagi dalam melakukan tindakan keperawatan apalagi sedang ujian yang di evaluasi langsung oleh penguji. Saya menerima permintaan maaf dan saya tetap memberi semangat kepada Perawat F dan menyarankan agar terbiasa kembali meskipun sebagai kepala ruangan dalam melakukan tindakan keperawatan kepada pasien dan Perawat F pun berjanji akan membiasakan diri lagi melakukan tindakan keperawatan di ruangan kepada pasien walaupun menjabat sebagai kepala ruangan.

2. FEELINGS Perasaan saya kecewa dan sungguh heran karena sebelumnya saya percaya kepada Perawat F yang merupakan perawat senoir dan menjabat sebagai kepala ruangan yang telah memiliki pengalaman lebih luas dibidang keperawatan dan telah terampil karena memiliki jam terbang yang cukup lama dalam melakukan tindakan keperawatan tetapi kenyataan yang terjadi karena Perawat F jarang atau bahkan tidak pernah lagi melakukan tindakan keperawatan semenjak menjabat sebagai kepala ruangan semua tindakan keperawatan didelegasikan ke perawat pelaksana yang akhirnya Perawat F menjadi kurang peka terhadap respon pasien dan menjadi kaku dalam melakukan tindakan keperawatan. Sungguh disayangkan padahal apabila seseorang menjadi pemimpin bearati orang itu harus siap menjadi contoh bagi bawahannya.

REFLECTIVE PRACTISE IN NURSING

Page 7

3. EVALUATION Menurut saya ini kejadian yang mestinya tidak perlu terjadi seorang kepala ruangan sungguh tidak memiliki respek dan respon yang baik kepada pasien, pemasangan NGT yang pasienya mengalami sesak nafas atau batuk aktif harus segera dihentikan bukan dipaksakan untuk dipasang, sumbatan nafas dalam kurang dari 15 menit membahayakan pasien, seseorang dalam waktu maksimal 15 menit tidak mendapatkan oksigen menurut teori orang tersebut bisa memgalami kematian biologis. Oleh karena itu perawat baik itu perawat pelaksana ataupun kepala ruangan harus tetap profesional dalam melakukan tindakan keperawatan jangan karena kepala ruangan perawat tidak mau kontak langsung dengan pasien atau melakukan tindakan keperawatan. Oleh karena itu saya menyarankan agar Perawat F lebih profesional lagi dalam bekerja sebagai kepala ruangan harus tetap dekat dengan pasien sekalipun melakukan tindakan keperawatan yang bukan tugas kepala ruangan.

4. DESCRIPTION Kejadian ini menjadi pengalaman paling berharga baik bagi saya sendiri yang berprofesi sebagai perawat namun tidak berhubungan dengan pasien karena saya seorang dosen yang mempunyai kewajiban mendidik, membimbing mahasiswa-i keperawatan agar menjadi perawat profesional baik dari attitude, skill dan knowledge. Juga merupakan pengalaman berharga bagi Perawat F bahwa meskipun menjadi kepala ruangan harus tetap peka, respek dan peduli pada pasien langsung jangan mengandalkan perawat pelaksana karena ilmu, pengalaman, dan keahlian tidak akan berarti apabila tidak diimplementasikan kepada klien secara langsung.

5. CONCLUSION Kesimpulan yang saya bisa ambil dari kejadian, pengalaman diatas adalah ilmu, keahlian dan pengalaman dalam tindakan keperawatan harus tetap, selalu diamalkan, diimplementasikan kepada pasien secara langsung dan respon, respek harus dipertahankan kepada pasien dalam melakukan tindakan keperawatan.

6. ACTION PLAN Sikap saya dalam merespon kejadian kegagalan pemasangan NGT yang dilakukan Perawat F saya tidak langsung mematahkan semangat Perawat F didepan pasien saya menganjurkan selang yang tidak masuk kelambung tersebut harus segera dicabut dan
REFLECTIVE PRACTISE IN NURSING Page 8

menyarankan membersikan, menenangkan pasien. Kemudian saya mengambil alih pemasangan NGT tersebut dan memberikan contoh betapa pentingnya respon perawat dan support kepada klien agar klien mau bekerja sama dalam pemasangan NGT ini dengan cara menahan sakit, menahan muntah, manajemen nyeri dan menelan selang NGT agar mudah masuk ke lambung dan mengajarkan betapa pentingnya komunikasi kepada klien saat melakukan tindakan. Kemudian disaat evaluasi post conference saya menanyakan kepada Perawat F mengapa kesalahan pemasangan NGT tersebut bisa terjadi, stelah itu saya tetap memberi semangat agar Perawat F lebih peka, respon, respek terhadap pasien meskipun Perawat F seorang kepala ruangan.

REFLECTIVE PRACTISE IN NURSING

Page 9

DAFTAR PUSTAKA

Jurnal Penelitian Reflective Practice From The Perspectives Of The Bachelor Of Nursing Student In International Medical University (IMU) Assoc. Prof. Dr. Lim Pek Hong, RN, PhD, Med. Adv. Dlp. In Business & Adm.,BN. Midwifery Chert., Nurse Tutor Cert Singapure Nursing Jurnal Vol 35 No 3 Juli - September 2008

REFLECTIVE PRACTISE IN NURSING

Page 10

Anda mungkin juga menyukai