Oleh :
Dewi Ristiani 0708505056
JURUSAN FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS UDAYANA
2010
BAB I
PENDAHULUAN
1.3. Tujuan
1. Untuk mengetahui formulasi dan cara pembuatan obat tradisional berupa jamu yang
penggunaannya ditujukan untuk mengobati masuk angin
2. Untuk mengetahui fungsi dari masing masing bahan dalam formulasi jamu untuk
mengobati masuk angin.
3. Untuk mengetahui khasiat dari masing-masing bahan dalam jamu untuk mengobati
masuk angin tersebut, jika ditinjau dari aspek ilmiahnya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.2. Jamu
Jamu adalah ramuan tradisional yang berasal dari tumbuh-tumbuhan dan hasil-hasilnya
atau hewan dari hasil-hasilnya, akar-akaran yang secara tradisional dapat dianggap berkhasiat
untuk menyembuhkan penyakit atau untuk memelihara kesehatan. Bentuknya dapat berupa
cairan, rajangan, bubuk, tablet, kapsul, parem dan sebagainya (Zulkifli, 2004). Jamu berupa
ramuan tradisional sebagai salah satu upaya pengobatan telah dikenal luas dan dimanfaatkan
oleh masyarakat untuk tujuan mengobati penyakit ringan, mencegah datangnya penyakit,
menjaga ketahanan dan kesehatan tubuh, serta untuk tujuan kecantikan (Limananti dan
Triratnawati, 2003).
Sifat jamu sampai saat ini masih mengutamakan daya preventif yaitu menjaga kesehatan
daripada daya kuratifnya untuk mengobati suatu penyakit. Sehingga dengan membiasakan diri
meminum jamu akan mendapatkan manfaat antara lain tubuh merasa segar, tetap fit/stabil dan
tidak malas. Informasi lain yang menarik dari jamu adalah bahwa jamu tersebut tidak akan
memiliki khasiat seperti yang diharapkan bila komponen tumbuhannya dipakai secara
terpisah. Demikian pula dalam hal meraciknya, bila terjadi kesalahan atau terbalik urutannya
khasiatnya pun akan berkurang atau berpengaruh lain. Kemungkinan zat atau komponen aktif
yang terdapat dalam bahan jamu tersebut saling menunjang, sehingga terjadi suatu reaksi
kimia yang menimbulkan suatu senyawa lain yang mempengaruhi khasiat dan aroma dari
jamu tersebut. Keadaan ini serupa dengan reaksi-reaksi kimia lazimnya, bila terjadi kesalahan
dalam dosis/takaran bahan maupun teknik pencampuran maka senyawa kimia yang dimaksud
tidak dapat diperoleh. Dengan demikian dapatlah dikatakan bahwa seni meracik jamu
sebenarnya merupakan suatu kegiatan laboratorium yang dilakukan secara tradisional (Sangat
dkk., 2009).
Klasifikasi
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledone
Bangsa : Zingiberales
Suku : Zingiberaceae
Marga : Kaempferia
Jenis : Kaempferia galanga L.
(Hutapea, 2001)
Nama umum/dagang : Kencur
Nama daerah
Sumatera : Ceuko (Aceh), Tekur (Gayo), Kencur (Melayu), Kaciwer (Batak
Karo), Cakue (Minangkabau), Cokur (Lampung).
Jawa : Kencur (Jawa Tengah), Cikur (Sunda), Kencor, Cekor (Madura)
Bali : Cekuh
Sulawesi : Kencur (Minahasa), Humapato (Gorontalo), Cekuru (Makasar), Leku
bojas (Bugis)
Maluku : Cakur, Cangkor, Asuli (Ambon), Bataka (Ternate)
(Hutapea, 2001)
Deskripsi
Habitus : Semak, tahunan, tinggi + 20 cm.
Batang : Semu, pendek, membentuk rimpang, coklat keputih-putihan.
Daun : Tunggal, bentuk lonjong, panjang 7-15 cm, lebar 2-8 cm, ujung
runcing, pangkal berlekuk, tepi rata, hijau.
Bunga : Tunggal, bentuk terompet, panjang 2,5-5 cm, benang sari panjang + 4
mm, kuning, putik putih, putih keunguan.
Akar : Serabut, coklat kekuningan.
(Hutapea, 2001)
Kandungan Kimia
Kandungan kimia kencur paling banyak terdapat dalam rimpangnya. Rimpang kencur
memiliki berbagai macam kandungan kimia antara lain pati (4,14 %), mineral (13,73%),
minyak atsiri seperti sineol, asam metil kanil dan penta dekaan, asam sinamat, etil ester,
borneol, kamphene, paraeumarin, asam anisat, alkaloid dan gom (Aroonrerk, 2009).
Disamping itu rimpang kencur juga mengandung saponin, flavonoid, dan senyawa-senyawa
fenol (Rahayu, 2010).
Khasiat
Secara tradisional rimpang digunakan sebagai obat gosok pada bengkak yang disebabkan
oleh terkilir (keseleo) atau terpukul benda tumpul, serta untuk encok atau rematik. Selain itu
juga digunakan untuk mengobati masuk angin (flatulens), radang lambung, kejang perut,
mual, diare, penawar racun, serta sebagai obat batuk. Juga dipakai untuk mengobati infeksi
telinga, sakit kulit, bisul, dan sebagai roboransia. Kencur kadang-kadang juga dipakai sebagai
bioinsektisida (Rahayu, 2010).
Klasifikasi
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledonae
Bangsa : Zingiberales
Suku : Zingiberaceae
Marga : Zingiber
Jenis : Zingiber officinale L.
(Hutapea, 1994).
Deskripsi
Habitus : Herba, tegak, tinggi sekitar 30-60 cm.
Batang : Batang semu, beralur, berwarna hijau. Daun tunggal, berwarna hijau
tua.
Daun : Tunggal, berseling, lonjong, tepi rata, bergelombang, ujung runcing,
pangkal tumpul, pertulangan menyirip, permukaan atas licin, bawah
halus, panjang 18-25 cm, lebar 7-11 cm, tangkai silindris, panjang 10-
15 cm, hijau.
Bunga : Daun tunggal, berwarna hijau tua. Helai daun berbentuk lanset, tepi
rata, ujung runcing, dan pangkalnya tumpul. Panjang daun lebih
kurang 20-40 cm dan lebarnya sekitar 2-4 cm. Mahkota bunga
berbentuk corong panjangnya 2 - 2,5 cm, berwarna ungu.
Buah : Buah kotak berbentuk bulat sampai bulat panjang, berwarna coklat.
Biji bulat berwarna hitam
Biji : Biji bulat berwarna hitam.
Akar : Akar serabut, berwarna putih kotor. Rimpangnya bercabang-cabang,
tebal dan agak melebar (tidak silindris), berwarna kuning pucat.
Bagian dalam rimpang berserat agak kasar, berwarna kuning muda
dengan ujung merah muda. Rimpang berbau khas dan rasanya pedas
menyegarkan.
(Hutapea, 1994).
Kandungan Kimia
Rimpang jahe mengandung flavonoida, polifenol dan minyak atsiri (Hutapea, 1994).
Minyak atsiri pada rimpang jahe mengandung -bisabolen dan zingiberen sebagai komponen
mayor, seskuiterpen (zingiberol, zingiberenol, arkurkumin, -seskuifelandren, -
seskuifelandrol (cis dan trans), beberapa monoterpen hidrokarbon, alkohol dan aldehid
(felandren, kamper, geraniol, neral, linalool, dan d-nerol) (Al-Yahya,1998).
Khasiat
Rimpang Zingiber officinale berkhasiat sebagai pelega perut, obat batuk, obat rematik dan
penawar racun (Hutapea, 1994). Selain itu jahe juga berkhasiat sebagai pereda nyeri,
mengusir gas dalam tubuh (karminatif), anti muntah, mengobati hati yang membengkak,
demam, rematik, luka, gatal, melancarkan percernaan makanan dan menambah nafsu makan
(Koswara, 2009).
2.4.3. Kapulaga (Amomum cardamomum Willd.)
Gambar 2.4.3. Tanaman Kapulaga (Amomum cardamomum Willd.)
Klasifikasi
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledonae
Bangsa : Zingiberales
Suku : Zingiberaceae
Marga : Amomum
Jenis : Amomum cardamomum Willd.
(Hutapea, 2000).
Deskripsi
Habitus : Semak, rumput-rumputan, tahunan, tinggi 11/2 m.
Batang : Semu, bulat, membentuk anakan, hijau.
Daun : Tunggal, tersebar, lanset, ujung runcing, tepi rata, pangkal runcing,
panjang 25-35 cm, lebar 10-12 cm, pertulangan menyirip, hijau.
Bunga : Majemuk, bentuk bongkol, di pangkal batang, kelopak panjang 12 1/2
mm, berbulu hijau, benang sari 1,25 cm, kepala sari elips, panjang 2
mm, tangkai putik tidak berbulu, kepala putik berbulu, bentuk
mangkok, mahkota bentuk tabung, panjang 121/2 mm, putih atau putih
kekuningan.
Buah : Kotak, bulat, berlekuk, putih.
Biji : Kecil, hitam.
Akar : Serabut, putih kotor.
(Hutapea, 2000).
Kandungan Kimia
Buah dan Rimpang Amomum cardamomum mengandung saponin, flavonoida, polifenol
dan minyak atsiri (Hutapea, 2000). Kandungan kimia dalam buahnya adalah minyak asiri
(sineolterpen dan terpineol), minyak lemak, pigmen, protein, selulosa, gula, pati, silika,
kalium oksalat, dan mineral. Komponen terbesar adalah pati, dan kulitnya mengandung serat
kasar (dapat mencapai 31 %) (Anonim a, 2009).
Khasiat
Buah Amomum cardamomum berkhasiat sebagai obat batuk dan obat perut kembung
(Hutapea, 2000). Selain itu biji kapulaga memiliki efek melancarkan dahak (ekspektoran),
mengatasi tenggorokan gatal-gatal, influenza, mengatasi radang amandel serta radang
lambung, memperlancar pengeluaran gas dari perut (karminatif), mencegah masuk angin,
penambah aroma, menyembuhkan encok, mencegah mual dan mengurangi demam, lelah serta
kejang otot (Anonim a, 2009).
BAB III
FORMULA JAMU
Cara Kerja
1. Disiapkan bahan dan alat-alat yang diperlukan dan dicuci bersih.
2. Dimasukkan ke dalam panci 400 ml air, 25 gram kencur, 15 gram jahe dan 3 butir
kapulaga.
3. Semua bahan direbus hingga tersisa 200 ml.
4. Ditunggu hingga air rebusannya hangat, airnya disaring, ditambah dengan madu
dan diminum.
(Anonim b, tt)
BAB IV
PEMBAHASAN
Formula jamu untuk masuk angin ini merupakan formula tradisional yang telah
digunakan secara turun temurun di masyarakat untuk mengobati masuk angin beserta gejala-
gejalanya. Pemilihan formula ini didasarkan atas komponen zat aktif yang terkandung dalam
masing-masing bahan yang berkhasiat untuk mengatasi masuk angin yaitu sebagai karminatif
(mengeluarkan angin dari tubuh), anti muntah, menurunkan demam dan menghangatkan
badan.
4.2.4. Madu
Madu umumnya digunakan untuk menambah stamina atau untuk mengatasi beberapa
penyakit. Tetapi penggunaan madu dalam formula ini adalah sebagai corigen saporis yang
fungsinya untuk memberikan rasa manis dalam jamu sehingga dapat menutupi rasa jahe dan
kapulaga yang pedas.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Yahya.M.A., S. Rafatullah, J.S. Mossa, A.M. Ageel, N . S . Parmar and M. Tariq. 1998.
Gastroprotective Activity of Ginger Zingiber Officinale Rose, in Albino Rats: Saudi
Arabia:Medicinal, Aromatic and Poisonous Plants Research Center, College of
Pharmacy, King Saud University, Riyadh-11451 (cited 2010 Oct, 28)
Available at :
http://repository.ksu.edu.sa/jspui/bitstream/123456789/5665/1/Gastroprotective
%20Activity%20of%20Ginger%20Zingiber.pdf
Anonim a. 2009. Agr 312 Slide Pendahuluan ii. (cited 2010 Oct, 29)
Available at :
http://www.google.com/url?sa=t&source=web&cd=7&ved=0CDEQFjAG&url=http
%3A%2F%2Focw.usu.ac.id%2Fcourse%2Fdownload%2F314-AGRONOMI-
TANAMAN-OBATOBATAN
%2Fagr.312_slide_pendahuluan_ii.pdf&rct=j&q=Tanaman%20Helianthus%20annuus
%20L.%20untuk%20mengobati%20masuk
%20angin.pdf&ei=d5DLTIGeOcXJccbAyZoO&usg=AFQjCNGVNF3fGo_zqineJaQ6tC
rJMAa8EA&cad=rja
Hutapea, J. R. 2000. Inventaris Tanaman Obat Indonesia (I). Jilid 1. Jakarta : Departemen
Kesehatan RI Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan.
Hutapea, J. R. 2001. Inventaris Tanaman Obat Indonesia (I) Jilid 2. Jakarta : Departemen
Kesehatan RI Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan.
Katno dan Pramono. 2006. Tingkat Manfaat Dan Keamanan Tanaman Obat Dan Obat
Tradisional (cited 2010 Oct, 18).
Available at :
http://www.google.co.id/url?sa=t&source=web&cd=1&ved=0CBMQFjAA&url=http
%3A%2F%2Fcintaialam.tripod.com%2Fkeamanan_obat
%2520tradisional.pdf&rct=j&q=Tingkat%20Manfaat%20Dan%20Keamanan
%20Tanaman%20Obat%20Dan%20Obat
%20Tradisional.pdf&ei=NQ3MTPy0LpCwvgPvrJnBDw&usg=AFQjCNEXdQgYyHkJ
A2stMn1Hutt0pVnK1w&cad=rja
Koswara, S. 2009. Jahe, Rimpang Dengan Sejuta Khasiat (serial online) (cited 2010 Oct, 28).
Available at :
http://www.ebookpangan.com/ARTIKEL/JAHE,%20RIMPANG%20DENGAN
%20BERBAGAI%20KHASIAT.pdf
Limananti, Afiani Ika dan Atik Triratnawati. 2008. Ramuan Jamu Cekok Sebagai
Penyembuhan Kurang Nafsu Makan Pada Anak: Suatu Kajian Etnomedisin. (cited 2010
Oct, 18).
Available at : http:// repository.ui.ac.id/dokumen/lihat/46.pdf
Mommies, We. R. 2006. Mengatasi Masuk Angin (cited 2010 Oct, 14)
Available at : http://wrm-indonesia.org/index2.php?option=content&do_pdf=1&id=685
Mufida. tt. Apa itu Masuk Angin? (cited 2010 Oct, 18).
Available at :
http://www.google.co.id/#hl=id&source=hp&biw=1280&bih=607&q=apa+itu+masuk+a
ngin%3F.pdf&aq=f&aqi=&aql=&oq=&gs_rfai=&fp=8533cda2c2f06c54
http://www.google.com/#sclient=psy&hl=en&site=&source=hp&q=The+Efficacy+of+G
inger+in+Prevention+of+Postoperative+Nausea+and+Vomiting+after+Major+Gynecolo
gic+Surgery.
+Department+of+Obstetrics+and+Gyecology+Faculty+of+Medicine+Thammasat+Univ
ersity.+&aq=f&aqi=&aql=&oq=&gs_rfai=&fp=2304850557947867
Nurhayati, Tutik. 2008. Uji Efek Sediaan Serbuk Instan Rimpang Kencur (Kaempferia
galangal L.) sebagai Tonikum Terhadap Mencit Jantan Galur Swiss Webster. Surakarta :
Universitas Muhammadiyah (cited 2010 Oct, 29)
Available at :
http://www.google.com/#sclient=psy&hl=en&site=&source=hp&q=Uji+Efek+Sediaan+
Serbuk+Instan+Rimpang+Kencur+%28Kaempferia+galangal+L.
%29+sebagai+Tonikum+Terhadap+Mencit+Jantan+Galur+Swiss+Webster.+Surakarta+:
+Universitas+Muhammadiyah&aq=f&aqi=&aql=&oq=&gs_rfai=&fp=23048505579478
67
Priyono, Adi. 2004. Jamu Tradisional (Bahan & Fungsinya). (cited 2010, Okt 30).
Available at :
http://www.mailarchive.com/balitaanda@balitaanda.com/msg58665.html
Rahayu, Sri E. 2010. Kencur (Kaempferia galanga L.). (cited 2010 Oct, 29).
Available at:
http://kambing.ui.ac.id/bebas/v12/artikel/ttg_tanaman_obat/unas/Kencur.pdf
Restiani, K. D. 2009. Uji Efek Sediaan Serbuk Instan Rimpang Jahe (Zingiber officinale
Roscoe) Sebagai Tonikum terhadap Mencit Jantan Galur Swiss Webster. Surakarta :
Universitas Muhammadiyah. Hal : 2,4-5.(cited 2010 Oct, 29).
Sangat, Harini M dan Rahayu, Mulyati.2009. Kiat Meracik Jamu Kosmetika Tradisional
Untuk Optimalisasi Khasiat & Aroma (cited 2010 Oct, 12).
Available at :
http://www.google.com/url?sa=t&source=web&cd=1&ved=0CBIQFjAA&url=http%3A
%2F%2Ffisika.ub.ac.id%2Fbssub%2FPDF%2520FILES
%2FBSS_290_1.pdf&rct=j&q=Kiat%20Meracik%20Jamu
%20%E2%80%93%20Kosmetika%20Tradisional%20Untuk%20Optimalisasi
%20Khasiat
%20%26%20Aroma.pdf&ei=zR3MTKexLYelcd39jcQO&usg=AFQjCNEGPU-
BGDmxcwXnH8iSYB91DTf2sw&cad=rja
Sudirga, Sang Ketut. tt. Pemanfaatan Tumbuhan Sebagai Obat Tradisional di Desa Trunyan
Kecamatan Kintamani Kabupaten Bangli (cited 2010 Oct, 12)
Available at : http://ejournal.unud.ac.id/abstrak/pemanfaatan.pdf
Wendell L., Combest. tt. Herbal Pharmacy: Ginger. Associate Professor of Pharmacology
Department of Pharmaceutical Sciences Campbell University School of Pharmacy,
Buies Creek, NC .(cited 2010 Oct, 28).
Available at :
http://www.google.com/#sclient=psy&hl=en&q=Herbal+Pharmacy:+Ginger.
+Associate+Professor+of+Pharmacology+Department+of+Pharmaceutical+Sciences+C
ampbell+University+School+of+Pharmacy%2C+Buies+Creek
%2C+NC+&aq=f&aqi=&aql=&oq=&gs_rfai=&fp=2304850557947867
Zein, Umar. 2005. Pemanfaatan Tumbuhan Obat Dalam Upaya Pemeliharaan Kesehatan
(cited 2010 Oct, 18).
Available at:
http:// repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/3384/1/penydalam-umar7.pdf