KELOMPOK 1
NIRMA (A1A219002)
TA 2022/2023
i
KATA PENGANTAR
Kami panjatkan puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
melimpahkan rahmat-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul “Perbedaan obat tradisionsal (jamu, obat herbal terstandar,
fitofarmaka”.
Adapun makalah ini telah kami usahakan semaksimal mungkin dan tentunya
dengan bantuan berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah
ini. Untuk itu kami tidak lupa menyampaikan banyak terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu kami dalam pembuatan makalah ini. Namun tidak lepas
dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa ada kekurangan baik dari segi
penyusunan bahasanya maupun dari segi lainnya. Oleh karena itu dengan lapang dada
dan tangan terbuka kami membuka selebar-lebarnya bagi pembaca yang ingin
memberikan saran dan kritik kepada kami sehingga kami dapat memperbaiki makalah
ini. Akhirnya penyusun mengharapkan semoga dari makalah ini dapat diambil
hikmah dan manfaatnya sehingga dapat memberikan ilmu terhadap pembaca.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
COVER ……………………………………………………………………………i
KATA PENGANTAR…………………………..…………………………………ii
DAFTAR ISI……………………………………………..………………………..iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang………………………………………………………..………..1
B. Rumusan Masalah……………………………………………………..……….3
C. Tujuan …………………………………………………………………..……...3
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia kaya akan kekayaan tradisi baik yang tradisi yang tertulis
maupun tradisi turun-temurun yang disampaikan secara lisan. Hal ini menandakan
bahwa masyarakat Indonesia sejak zaman dahulu telah mengenal ilmu
pengetahuan berdasarkan pengalaman sehari-hari mereka. Pengetahuan tersebut
antara lain perbintangan, arsitektur, pengobatan tradisional, kesusasteraan, dan
lain sebagainya.
1
Menurut UU Kesehatan RI No. 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan, dan
Sediaan Farmasi. Dalam Undang Undang ini yang dimaksud Sediaan Farmasi
adalah obat, bahan obat, obat tradisional dan kosmetika. Dalam Undang-undang
ini juga disebutkan bahwa hakekat obat atau pengertian obat adalah bahan atau
campuran yang dipergunakan untuk diagnosa, mencegah, mengurangi,
menghilangkan atau menyembuhkan penyakit, luka atau kelainan badaniah dan
mental pada manusia atau hewan, mempercantik badan atau bagian badan
manusia.
Obat Tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan
tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan galenik atau campuran dan
bahan-bahan tersebut, yang secara traditional telah digunakan untuk pengobatan
berdasarkan pengalaman Hal ini sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan
Nomor 246/Menkes/Per/V/1990, tentang Izin Usaha Industri Obat Tradisional
dan Pendaftaran Obat Tradisional.
Obat Tradisional atau yang biasa kita kenal juga dengan nama Obat
Herbal bukanlah menjadi hal asing bagi masyarakat dan Bangsa Indonesia. Jamu
beras kencur, paitan, temulawak, dan berbagai obat herbal telah sering kita dengar
sebagai salah satu bentuk kearifan lokal dari masing-masing daerah.s
Jamu telah menjadi bagian budaya dan kekayaan alam Indonesia dan hasil
Riset Kesehatan Dasar Tahun 2010 menunjukkan bahwa penggunaan jamu oleh
2
masyarakat Indonesia lebih dari 50%.1 Meskipun demikian belum semua dokter
di Indonesia terutama dokter spesialis menerimanya dengan alasan tidak memiliki
bukti ilmiah (evidence based medicine/EBM).
B. Rumusan masalah
1. Apa pengertian dari obat tradisional ?
2. Apasaja kategori obat tradisional ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetehui bagaimana ketepatan penggunaan obat tradisional
2. Untuk mengetahui apa saja pemberian obat tradisional
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
moyang, adat-istiadat, kepercayaan, atau kebiasaan setempat, baik bersifat
magik maupun pengetahuan tradisional.
manfaat bagi Kesehatan dan penggunaan obat tradisional sangat
mudah dijangkau oleh masyarakat, baik harga maupun ketersediaannya.
Obat tradisional pada saat ini banyak digunakan karena tidak terlalu
menyebabkan efek samping, selain itu obat tradisional mudah dicerna oleh
tubuh. Bagian dari obat tradisional yang banyak digunakan atau
dimanfaatkan di masyarakat adalah akar, rimpang, batang, buah, daun dan
bunga. Seperti misalnya akar alang-alang dipergunakan untuk obat
penurun panas. Rimpang temulawak dan rimpang kunyit banyak
dipergunakan untuk obat hepatitis. Batang kina dipergunakan untuk obat
malaria. Kulit batang kayu manis banyak dipergunakan untuk obat
tekanan darah tinggi. Buah mengkudu banyak dipergunakan untuk obat
kanker. Buah belimbing banyak dipergunakan untuk obat tekanan darah
tinggi. Daun beluntas untuk obat menghilangkan bau badan. Bunga
belimbing wuluh untuk obat batuk. (DEWI, 2019).
b. Kategori Obat Tradsional
Berdasarkan Keputusan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan
Republik Indonesia, Nomor: HK.00.05.41.2411, tentang ketentuan pokok
pengelompokan dan penandaan obat bahan alam Indonesia, obat bahan
alam atau obat tradisional dikelompokkan menjadi:
1. Jamu
Jamu adalah obat tradisional Indonesia berdasarkan data
empiris dan tidak memerlukan pembuktian ilmiah sampai dengan
klinis. Akan tetapi, tetapi harus memenuhi kriteria keamanan sesuai
dengan persyaratan yang telah ditetapkan, khasiatnya telah terbukti
berdasarkan data empiris serta harus memenuhi persyaratan mutu yang
berlaku. Jamu umumnya terdiri dari 5-50 tanaman obat dalam serbuk,
pil, minuman ataupun cairan dari beberapa tanaman. (Afriliana, 2019)
5
Contoh produk jamu yang beredar di Indonesia yaitu Tolak
Angin (PT Sido Muncul Tbk), Antangin (PT Deltomed Laboratories),
Kuku Bima Ginseng (PT Sido Muncul Tbk), dan Diapet (PT Soho
Global Health).
6
Gambar 2.2 Logo Obat Terstandar
3. Fitofarmaka
Fitofarmaka adalah sediaan obat dari bahan alam yang telah di
standarisasi serta keamanan dan khasiatnya telah dibuktikan secara
ilmiah melalui uji klinik pada manusia (Permenkes No. 6, 2016).
Sediaan fitofarmaka harus memenuhi kriteria yaitu aman sesuai
dengan yang ditetapkan, klaim khasiat dibuktikan dengan uji klinis
dan bahan baku yang digunakan telah distandarisasi. Contoh produk
fitofarmaka yang ada di Indonesia yaitu Stimuno (PT Dexa Medica),
Tensigard (PT Phapros) dan Nodiar (PT Kimia Farma).
7
c. Jenis-jenis Sediaan Obat Herbal
Herbal Menurut Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan
Makanan Republik Indonesia Nomor 12 tahun 2014, tentang
persyaratan mutu obat tradisional, jenis-jenis sediaan obat tradisional
yaitu:
1. Simplisia
Simplisia yaitu bahan alam yang telah dikeringkan dan digunakan
untuk pengobatan dan belum mengalami pengolahan, kecuali
dinyatakan lain suhu pengeringan tidak lebih dari 60OC.
2. Rajangan
Rajangan merupakan sediaan obat tradisional yang terdiri dari satu
jenis simplisia atau campuran beberapa simplisia. Rajangan
digunakan dengan cara pendidihan atau penyeduhan dengan air
panas.
3. Serbuk Simplisia
Serbuk simplisia adalah sediaan obat tradisional berupa butiran
homogen dengan derajat halus yang sesuai. Serbuk simplisia
terbuat dari simplisia atau campuran ekstrak yang cara
penggunaannya yaitu diseduh dengan air panas.
4. Serbuk Instan
Serbuk instan merupakan sediaan obat tradisional berupa butiran
homogen dengan derajat halus yang sesuai, terbuat dari ekstrak.
Serbuk instan dibuat dengan cara diseduh dengan air panas atau
dilarutkan dalam air dingin.
5. Kapsul
Kapsul merupakan sediaan obat tradisional yang terbungkus oleh
cangkang keras dan lunak.
6. Tablet
8
Tablet adalah sediaan obat tradisional berbentuk padat kompak,
dibuat secara kempa cetak, dalam bentuk tabung pipih, silindris
atau bentuk lain, kedua permukaannya rata atau cembung, terbuat
dari ekstrak kering atau campuran ekstrak kental dengan bahan
pengering dengan bahan tambahan yang sesuai.
7. Efervesen
Efervesen adalah sediaan padat obat tradisional, terbuat dari
ekstrak yang mengandung natrium bikarbonat dan asam organik
yang menghasilkan gelembung gas (karbon dioksida) saat
dimasukkan ke dalam air.
8. Pil
Pil adalah sediaan padat obat tradisional berupa masa bulat, terbuat
dari serbuk simplisia dan/atau ekstrak.
9. Dodol/Jenang
Dodol atau jenang adalah sediaan obat tradisional berbentuk padat
dengan konsistensi lunak tetapi liat, terbuat dari serbuk simplisia
dan/atau ekstrak.
10. Pastiles
Pastiles yaitu sediaan padat obat tradisional berupa lempengan
pipih, yang terbuat dariserbuk simplisia dan/atau ekstrak.
Umumnya pastiles berbentuk segi empa.
11. Cairan Obat
Dalam Cairan obat dalam yaitu sediaan obat tradisional berupa
minyak, larutan, suspensi atau emulsi. Sediaan obat tradisional ini
terbuat dari serbuk simplisia dan/atau ekstrak dan digunakan
sebagai obat dalam.
12. Cairan Obat Luar
9
Cairan obat luar adalah sediaan obat tradisional berupa minyak,
larutan, suspensi atau emulsi yang terbuat dari simplisia dan/atau
ekstrak dan digunakan sebagai obat luar.
13. Salep dan Krim
Salep dan krim adalah sediaan obat tradisional setengah padat
terbuat dari ekstrak yang larut atau terdispersi homogen dalam
basis salep atau krim yang sesuai dan digunakan sebagai obat luar.
14. Parem
Parem adalah sediaan obat tradisional berbentuk padat atau cair
yang terbuat dari serbuk simplisia dan/atau ekstrak dan digunakan
sebagai obat luar.
d. Kelebihan dan Kekurangan Obat Herbal
Saat ini obat tradisional semakin banyak diminati oleh
masyarakat sebagai alternatif pengobatan dibandingkan dengan
pengobatan konvensional. Selain banyak diminati, obat tradisional
juga memiliki efek samping yang lebih rendah dan biasanya dalam
suatu tumbuhan obat memiliki lebih dari satu efek farmakologis. Obat
tradisional mudah diperoleh dan banyak dijumpai di lingkungan
sekitar serta dapat diolah atau diramu sendiri di rumah.
Selain kelebihan yang dimiliki oleh obat tradisional, ada
beberapa kekurangannya seperti efek farmakologis yang dihasilkan
tidak sekuat obat konvensional.
e. Perbedaan Jamu, Obat Herbal Terstandar, dan Fitofarmaka
1. Jamu: obat tradisional yang terbukti berkhasiat dan aman
berdasarkan bukti empiris secara turun -temurun.
2. Obat Herbal Terstandar (OHT): obat tradisional yang terbukti
berkhasiat melalui uji pra-klinis dan teruji aman melalui uji
toksisitas, bahan terstandar dan diproduksi secara hiegenis.
10
3. Fitofarmaka: obat tradisional terbukti berkhasiat melalui uji pra-
klinis dan uji klinis, teruji aman melalui uji toksisitas, bahan
terstandar, dan diproduksi secara hiegenis dan bermutu.
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulam
Obat tradisional merupakan salah satu warisan nenek moyang atau
Leluhur yang secara turun temurun dipergunakan dalam proses mencegah,
Mengurangi, menghilangkan atau menyembuhkan penyakit, luka dan mental
Pada manusia atau hewan. Sebagai warisan nenek moyang yang dipergunakan
Secara turun temurun maka perlu kiranya dikembangkan dan diteliti agar
Dapat dipertanggungjawabkan secara medis.Penelitian obat tradisional dalam
hal ini dikhususkan pada tanaman (herbal) karena saat ini yang berkembang
pesat adalah obat tradisional yang Berasal dari tanaman atau tumbuhan obat
yang banyak tumbuh dan Dikembangkan atau dibudidayakan di Indonesia
(herbal).
Pemanfaatan tanaman obat secara langsung dapat memperbaiki status
Gizi, sarana pemerataan pendapatan, pelestarian alam, gerakan Penghijauan
dan keindahan. Ramuan at au ra cikan at au formul aobat Tradisional bersifat
konstruktif sehingga untuk mendapatkan hasil yang Optimal atau sembuh bila
obat herbal dikonsumsi secara rutin dan Dalam waktu yang cukup panjang
bila dibandingkan dengan penggunaan Obat sintetis atau obat modern.
B. Saran
Demikian makalah ini dibuat, semoga dapat bermanfaat bagi pembaca
pada umumnya dan bagi penyusun pada khususnya. Kami menyadari dalam
penulisan makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu kami
sangat berharap saran dan kritik dari pembaca agar makalah ini bisa menjadi
lebih baik lagi.
12
DAFTAR PUSTAKA
13