Anda di halaman 1dari 3

TUGAS

GAYA KEPEMIMPINAN AUTOKRATIS

OLEH

HAJRAH ( A1A219032)
CICI ( A1A219016)

FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN


UNIVERSITAS MEGAREZKY
TA 2019/2020
GAYA KEPEMIMPINAN AUTOKRATIS

Adalah gaya pemimpin yang memusatkan segala keputusan dan kebijakan yang
diambil dari dirinya sendiri secara penuh. Pada gaya kepemimpinan otokrasi ini, pemimpin
mengendalikan semua aspek kegiatan. Pemimpin memberitahukan sasaran apa saja yang
ingin dicapai dan cara untuk mencapai sasaran tersebut, baik itu sasaran utama maupun
sasaran minornya.
Pemimpin juga berperan sebagai pengawas terhadap semua aktivitas anggotanya dan pemberi
jalan keluar bila anggota mengalami masalah. Dengan kata lain, anggota tidak perlu pusing
memikirkan apapun. Anggota cukup melaksanakan apa yang diputuskan pemimpin.
Kepemimpinan otokrasi cocok untuk anggota yang memiliki kompetensi rendah tapi
komitmennya tinggi.
Menurut Rivai (2003), kepemimpinan autokratis adalah gaya kepemimpinan yang
menggunakan metode pendekatan kekuasaan dalam mencapai keputusan dan pengembangan
strukturnya, sehingga kekuasaanlah yang paling diuntungkan dalam organisasi (p.61).
Robbins dan Coulter (2002) menyatakan gaya kepemimpinan autokratis mendeskripsikan
pemimpin yang cenderung memusatkan kekuasaan kepada dirinya sendiri, mendikte
bagaimana tugas harus diselesaikan, membuat keputusan secara sepihak, dan meminimalisasi
partisipasi karyawan (p. 460).

Kelebihan :

1. Semua kebijakan ditentukan oleh pemimpin.


2. Teknik dan langkah-langkah kegiatannya didikte oleh atasan setiap waktu, sehingga
langkah-langkah yang akan datang selalu tidak pasti untuk tingkatan yang luas.
3. Pemimpin biasanya membagi tugas kerja bagian dan kerjasama setiap anggota.
Kelemahan :
1. Pemimpin kurang memperhatikan kebutuhan bawahan.
2. Komunikasi hanya satu arah yaitu kebawah saja.
3. Pemimpin cenderung menjadi pribadi dalam pujian dan kecamannya terhadap kerja setiap
anggota.
4. Pemimpin mengambil jarak dari partisipasi kelompok aktif kecuali bila menunjukan
keahliannya

Pemimpin autokratis cenderung ditakuti oleh pegawainya. Sikap Anda yang tegas sering
disalahartikan sebagai bentuk emosi atau dianggap terlalu kaku. Meskipun
gaya autokratis paling tidak disukai, tapi gaya kepemimpinan ini sangat cocok untuk
pengambilan keputusan di saat kritis.

Menurut Rivai (2003), kepemimpinan autokratis adalah gaya kepemimpinan yang


menggunakan metode pendekatan kekuasaan dalam mencapai keputusan dan pengembangan
strukturnya, sehingga kekuasaanlah yang paling diuntungkan dalam organisasi (p. 61).
Robbins dan Coulter (2002) menyatakan gaya kepemimpinan autokratis mendeskripsikan
pemimpin yang cenderung memusatkan kekuasaan kepada dirinya sendiri, mendikte
bagaimana tugas harus diselesaikan, membuat keputusan secara sepihak, dan meminimalisasi
partisipasi karyawan (p. 460).
Lebih lanjut Sukanto (1987) menyebutkan ciri-ciri gaya kepemimpinan autokratis (pp. 196-
198):
1. Semua kebijakan ditentukan oleh pemimpin.
2. Teknik dan langkah-langkah kegiatannya didikte oleh atasan setiap waktu, sehingga
langkah-langkah yang akan datang selalu tidak pasti untuk tingkatan yang luas
3. Pemimpin biasanya membagi tugas kerja bagian dan kerjasama setiap anggota.
Sedangkan menurut Handoko dan Reksohadiprodjo (1997), ciri-ciri gaya
kepemimpinan autokratis (p. 304):
 Pemimpin kurang memperhatikan kebutuhan bawahan.
 Komunikasi hanya satu arah yaitu kebawah saja.
 Pemimpin cenderung menjadi pribadi dalam pujian dan kecamannya terhadap
kerja setiap anggota.
 Pemimpin mengambil jarak dari partisipasi kelompok aktif kecuali bila
menunjukan keahliannya
Gaya autokratis lebih cocok digunakan saat berada dalam kondisi kritis yang membutuhkan
tindakan cepat. Saat itu, pegawai Anda membutuhkan pemimpin tegas yang dapat diandalkan
untuk mengambil keputusan terbaik. Jika Anda menghadapi saat demikian, segera ambil
keputusan dan bergerak cepat. Pemimpin yang tidak dapat mengambil keputusan di saat kritis
akan dianggap tidak mampu oleh pegawai.

Anda mungkin juga menyukai