Anda di halaman 1dari 16

Tipe Dan Gaya Kepemimpinan Pendidikan

Elda Ajizatul Agustin, Muftihatun Nashihah, Sukatamam, Titi Apriliani


Institut Agama Islam Nahdlatul Ulama Kebumen

ABSTRAK
Dalam sebuah organisasi peran pemimpin sangat diperlukan. Hal ini berpengaruh dalam
keberhasilan organisasi dalam mencapai tujuan. Tipe dan gaya pemimpin dalam menjalankan
kepemimpinannya berbeda-beda. Namun, semua tipe dan gaya pemimpin yang diterapkan
tetap berorientasi dalam mencapai tujuan organisasi. Beberapa tipe kepemimpinan antara
lain: (1) Tipe Kepemimpinan Otokratis, (2) Tipe Kepemimpinan Kendali Bebas/Masa Bodo
(Laissez Faire), (3) Tipe Kepemimpinan Demokratis, (4) Tipe Kepemimpinan Pseudo-
demokratis, (5) Tipe Kepemimpinan Karismatik, (6) Tipe Kepemimpinan Paternalistik, (7)
Tipe Kepemimpinan Militeristik. Kepemimpinan dalam pendidikan menjadi sangat penting
karena kepemimpinan kepala sekolah memiliki pengaruh signifikan terhadap kualitas
pendidikan. Ada beberapa gaya kepemimpinan dalam lingkup pendidikan, yaitu: (1) Gaya
Kepemimpinan Manajerial, (2) Gaya Kepemimpinan Transformasional, (3) Gaya
Kepemimpinan Transaksional, (4) Gaya Kepemimpinan Pengajaran, (5) Gaya Kepemimpinan
Positif. Kepemimpinan karismatik merupakan tipe kepemimpinan yang berdasar pada kariska
yang melekat pada diri seorang pemimpin. Kepemimpinan Otokratis merupakan
kepemimpinan yang mengandalkan hal pribadi dalam memimpin organisasi.
Kata Kunci: Organisasi, Tipe, Gaya, Karismatik, Otokratis
ABSTRACT
In an organization the role of leader is indispensable. This has an effect on the success of the
organization in achieving goals. The types and styles of leaders in carrying out their
leadership vary. However, all types and styles of leaders applied remain oriented in
achieving the goals of the organization. Some types of leadership include: (1) Autocratic
Leadership Type, (2) Free Rein Leadership/Bodo Period Type (Laissez Faire), (3)
Democratic Leadership Type, (4) Pseudo-democratic Leadership Type, (5) Charismatic
Leadership Type, (6) Paternalistic Leadership Type, (7) Militaristic Leadership Type.
Leadership in education becomes very important because the leadership of the principal has
a significant influence on the quality of education. There are several leadership styles in the
educational sphere, namely: (1) Managerial Leadership Style, (2) Transformational
Leadership Style, (3) Transactional Leadership Style, (4) Teaching Leadership Style, (5)
Positive Leadership Style. Charismatic leadership is a type of leadership based on the
kariska attached to a leader. Autocratic leadership is leadership that relies on personal
things to lead an organization.
Keywords: Organization, Type, Style, Carrymatics, Autocratic
A. PENDAHULUAN
Keberhasilan organisasi tidak terlepas dari sosok seorang pemimpin.
Pemimpin merupakan seseorang yang mempunyai tanggung jawab penuh dalam
mengembangkan suatu perusahaan, negara, partai, dan organisasi. Dalam
menjalankan organisasinya pemimpin harus senantiasa mengasah jiwa kepemimpinan
yang dimilikinya. Jangan sampai seorang pemimpin tidak memiliki jiwa
kepemimpinan, tetapi memaksakan diri untuk menjalankan suatu organisasi atau
lembaga. 1
Tipe dan gaya seseorang dalam memimpin organisasi memiliki berbagai
macam variannya. Tipe dan gaya kepemimpinan sangat berkaitan dengan norma dan
perilaku pada diri seseorang saat mempengaruhi orang lain. Setiap pemimpin
memiliki tipe dan gaya masing-masing dimana tipe dan gaya tersebut dinilai efektif
bagi pencapaian tujuan organisasi. Namun, hal yang paling menonjol dari seorang
pemimpin adalah pancaran kewibawaan.2

B. METODE PENELITIAN

Pada artikel ini, metode penelitian yang digunakan adalah metode studi
pustaka. Menurut Mestika Zed (2003), Studi pustaka atau kepustakaan dapat diartikan
sebagai serangkaian kegiatan yang berkenaan dengan metode pengumpulan data
pustaka, membaca dan mencatat serta mengolah bahan penelitian. Sedangkan,
menurut Nazir (2003) Studi kepustakaan juga berarti teknik pengumpulan data dengan
melakukan penelaahan terhadap buku, literatur, catatan, serta berbagai laporan yang
berkaitan dengan masalah yang ingin dipecahkan. Dengan kata lain, metode studi
pustaka yaitu metode pengumpulan data yang diarahkan kepada pencarian data dan
informasi melalui dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis, foto-foto, gambar,
maupun dokumen elektronik yang dapat mendukung dalam proses. Artikel ini
merupakan jenis kualitatif melalui studi pustaka. Tahapan penelitian dilaksanakan
dengan menghimpun sumber kepustakaan, baik primer maupun sekunder. Melakukan
klasifikasi data berdasarkan formula penelitian. Pada tahap lanjut dilakukan
1
Sukataman, M. Aziz Maghfuri, dan Retna Iwan Asnawi, Konsep Umum Tentang Kepemimpinan, (IBTIDA: Jurnal
Kajian Pendidikan Dasar, Vol 2 No. 1-2022), Hal 57
2
Beta Salsabila dkk, Tipe dan Gaya Kepemimpinan Pendidikan, (Jurnal Pendidikan Tambusai Vol 6 No. 2-2022),
hal 9979-9980
pengolahan data dan atau pengutipan referensi untuk ditampilkan sebagai temuan,
diabstraksikan untuk mendapatkan informasi yang utuh, dan diinterpretasi hingga
menghasilkan pengetahuan untuk penarikan kesimpulan. Adapun pada tahap
interpretasi digunakan analisis atau pendekatan, misalnya, filosofis, teologis, sufistik,
tafsir, syarah, dan lain-lain.

C. HASIL DAN PEMBAHASAN


Tipe Kepemimpinan
Dalam upaya mewujudkan kepemimpinan yang efektif, maka kepemimpinan
tersebut harus dijalankan sesuai dengan fungsinya. Cara pemimpin dalam mengelola
organisasi yang dipimpinnya bergantung pada fungsi sang pemimpin, orang-orang
yang dipimpin, dan situasi dalam lingkungan kerja. Seorang pemimpin mempunyai
peran yang sangat penting. Upaya pemimpin dalam menggerakan dan memotivasi
orang lain agar mau melakukan tindakan-tindakan yang terarah untuk mencapai
tujuan akan terlihat kepemimpinan dengan tipe (bentuk) masing-masing. Beberapa
jenis tipe kepemimpinan yang dapat diterapkan seorang pemimpin dalam
menjalankan organisasinya sebagai berikut:
1. Tipe Kepemimpinan Otokratis

Otokratis merupakan tipe kepemimpinan yang mengandalkan hak pribadi


pemimpin sendiri. Pemimpin tidak perlu berkonsultasi dengan orang lain dalam
menjalankan kepemimpinannya dan tidak memperbolehkan ada orang lain yang
ikut campur. Seorang pemimpin yang otokratis dipandang memiliki karakteristik
yang egois. Dengan egoismenya pemimpin otokratis menganggap dirinya sebagai
sumber segala sesuatu dalam organisasinya.3 Kepemimpinan otokratis memiliki
ciri atau kriteria yang selalu menganggap organisasi sebagai milik pribadi,
arogan, mengidentikan tujuan pribadi dengan tujuan organisasi. Selalu
mengabaikan bawahan saat mengambil keputusan, tidak menerima saran dan
pandangan bawahannya.

Berdasarkan nilai-nilai diatas, seorang pemimpin yang otokratis menunjukan


sikap yang menonjolkan kekuasaan antara lain: (1) kecenderungan dalam
memperlakukan bawahan sama dengan alat-alat lain dalam organisasi; (2)
3
Sutikno, M. Sobry, Pemimpin Dan Kepemimpinan , (Holistica:2018) Hal 25-26
pengutamaan orientasi terhadap pelaksanaan dan penyelesaian tugas tanpa
mengaitkan tugas tersebut dengan kepentingan dan kebutuhan bawahan; (3)
pengabaian peran bawahan dalam proses pengambilan keputusan.4

Tipe kepemimpinan otokratis yang cenderung kaku diterapkan pada situasi


yang sesuai. Kepemimpinan yang otokratis memungkinkan organisasi cepat
meraih tujuan karena semua orang melakukan pekerjaan ke arah tujuan tanpa
penyimpangan. Pemimpin mengambil keputusan lebih cepat yang penting ketika
nanti perusahaan menghadapi krisis. Pemimpin yang otokratis akan memetakan
dan memilah proses kerja, serta bawahan fokus pada pekerjaan masing-masing
sehingga dapat selesai dan mencapai tujuan sesuai target dan tenggat waktu.

2. Tipe Kepemimpinan Kendali Bebas/Masa Bodo (Laissez Faire)


Tipe kepemimpinan kendali bebas merupakan tipe yang berkebalikan dengan
tipe otokratis. Sang pemimpin memberikan persepsi kendali bebas dengan
menganggap bawahan sudah mengetahui dan cukup dewasa untuk menaati
peraturan yang berlaku. Pemimpin menjalankan kepemimpinannya dengan
memberikan kebebasan penuh pada orang yang dipimpin dalam mengambil
keputusan. Seorang pemimpin dengan tipe ini memiliki keyakinan bahwa dengan
memberikan kebebasan yang seluas-luasnya terhadap bawahan maka usahanya
akan cepat berhasil. 5
Ciri-ciri tipe pemimpin Laissez Faire yang menonjol adalah:
a. Bergaya santai, berpandangan bahwa organisasi tidak menghadapi masalah
yang serius dan kalaupun ada selalu dapat ditemukan penyelesaiannya.
b. Pemimpin tidak suka mengambil resiko, tetapi mengupayakan status quo
(apa adanya).
c. Keberadaan pemimpin dalam organisasi bersifat suportif, dimana
wewenang dilimpahkan kepada bawahan dan bawahanlah yang mengambil
keputusan.
d. Tidak mengenakan sanksi terhadap bawahan, tetapi senang mengobral
pujian.
e. Memperlakukan bawahan sebagai rekan dan tidak menyukai hubungan
yang hierarkis.
4
Besse Mattayang, Tipe dan Gaya Kepemimpinan Suatu Tinjauan Teoritis, (Jemma: Jurnal Of Economic,
Management and Accounting Vol 2 No. 2-2019), hal 47
5
Sutikno, M. Sobry. Op.cit hal 27
f. Keserasian dalam interaksi organisasi dipandang sebagai etos yang perlu
dipertahankan.6

3. Tipe Kepemimpinan Demokratis


Kepemimpinan demokratis merupakan kepemimpinan yang menghargai
potensi setiap individu, mau mendengarkan nasehat dan sugesti bawahan.
Pemimpin yang demokratis mendengarkan pendapat, saran, dan kritikan dari
bawahan. Pemimpin yang demokratis mengikutsertakan seluruh anggota
kelompok dalam mengambil keputusan.7 Kepemimpinan demokratis tidak
menunjukan hierarki. Anggota diberikan kesetaraan besar untuk berpartisipasi
lebih aktif untuk mengambil keputusan. Suara dari setiap anggota diperlakukan
sama penting. Anggota bebas bertukar ide secara bebas dalam berdiskusi.
Pemimpin hanya berperan untuk menawarkan bimbingan dan kendali atas
jalannya musyawarah. Seorang pemimpin demokratis memandang bahwa dalam
perbedaan sebagai kenyataan hidup yang harus terjalin kebersamaan. Menganut
nilai filsafat hidup yang menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia, dan
memperlakukan manusia dengan cara manusiawi. Nilai tersebut tercermin pada
hubungan pemimpin dan anggotanya. 8
Tidak sedikit orang yang menganggap bahwa pemimpin yang demokratis
adalah pemimpin yang ideal. Beberapa ciri pemimpin demokratis sebagai
berikut9:
a. Mengakui harkat dan martabat manusia.
b. Menerima pendapat bahwa sumber daya manusia merupakan unsur yang
paling strategis dari organisasi.
c. Melimpahkan wewenang pengambilan keputusan kepada bawahan tetapi
tetap bertanggung jawab atas tindakan para bawahannya.
d. Membiarkan bawahan mengambil resiko dengan catatan bahwa faktor-
faktor yang berpengaruh telah diperhitungkan dengan matang.
e. Pemimpin yang demokratis bersifat mendidik dan membina.

6
Purwanggono, Cuk Jaka, Kepemimpinan, (Fakultas Ekonomi Universitas Wahid Hasyim Semarang: 2020), hal
15-16
7
Beta Salsabila dkk, Op.cit hal 47
8
Sutikno, M. Sobry, Op.cit Hal 31
9
Purwanggono, Cuk Jaka, op.cit Hal 16-17
4. Tipe Kepemimpinan Pseudo-demokratis
Tipe kepemimpinan ini sebenarnya otokratis, tetapi dalam kepemimpinannya
ia memberi kesan demokratis. Pemimpin berpura-pura bersifat demokratis dalam
kepemimpinanya saat memutuskan sesuatu, tetapi sebenarnya ia bekerja dengan
perhitungan. Masalah-masalah yang dihadapi dalam organisasi terlebih dahulu
diperbincangkan dengan bawahannya. Pemimpin banyak memberikan
kesempatan kepada bawahan untuk mengemukakan pendapat dan saran. Ia ingin
memberikan kesan memperhatikan pendapat dan saran dari bawahan, tetapi
sebenarnya ia tetap mengokohkan pendapatnyalah yang harus disetujui. 10

5. Tipe Kepemimpinan Kharismatik


Pemimpin dengan tipe kharismatik merupakan tipe yang disandarkan pada
kharisma seseorang. Seorang pemimpin yang kharismatik memiliki karakteristik
tertentu yaitu daya tarik yang memikat sehingga dikagumi banyak orang. Orang
biasanya mengatakan bahwa orang-orang tertentu memiliki “kekuatan ajaib” dan
menjadikan orang-orang tertentu pantas dipandang sebagai pemimpin yang
kharismatik.11
Paternalistik merupakan tipe kepemimpinan dimana pemimpin memandang
bawahan sebagai sebuah keluarga. Pemimpin berusaha melindungi bawahan dan
mendorong mereka tumbuh dan mandiri.12 Dalam peranannya pemimpin
paternalistik diwarnai oleh harapan bawahan terhadap dirinya. Bawahan berharap
pemimpin mampu melindungi dan menjadikannya tempat bertanya untuk
memperoleh petunjuk, memberikan perhatian terhadap kepentingan dan
kesejahteraan bawahannya. Beberapa karakteristik pemimpin dengan tipe
paternalistik sebagai berikut:
a. Pemimpin menganggap bawahannya sebagai manusia yang tidak dewasa.
b. Bersikap terlalu melindungi, dan jarang memberikan kesempatan pada
bawahan untuk mengambil keputusan.
c. Jarang memberikan kesempatan pada bawahan untuk inisiatif dan
mengembangkan daya kreasinya,

10
Nursam, Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam Mengembangkan Kinerja Pendidik, (Kelola: Journal Of
Islamic education Management, Vol 5 No.1-2020), hal 29-30
11
Beta, Salsabola ddk, Op.cit Hal 9981
12
https://cerdasco.com/kepemimpinan-paternalistik/
d. Sering bersikap serba tahu.13

6. Tipe Kepemimpinan Militeristik


Seorang pemimpin tipe militeristis tidak sama dengan pemimpin pada
organisasi militer. Tidak semua pemimpin militeristis dalam bermiliter
mempunyai sifat militeristis. Pemimpin militeristik mempunyai karakteristik
berikut: (1) Menggunakan perintah sebagai alat utama dalam mencapai tujuan. (2)
Menggunakan pangkat dan jabatannya dalam menggerakan bawahan. (3)
Menyukai formalitas yang berlebihan, (4) Menuntut disiplin yang tinggi dan
kepatuhan mutlak dari bawahan. (5) Tidak mau menerima kritik dan pendapat
dari bawahan. 14

Gaya Kepemimpinan di Lingkup Pendidikan


Kepemimpinan dalam pendidikan menjadi sangat penting karena
kepemimpinan kepala sekolah memiliki pengaruh signifikan terhadap kualitas
pendidikan. Beberapa hasil studi terbaru telah menunjukkan bahwa ada hubungan
yang signifikan antara kemampuan kepemimpinan kepala sekolah dengan efektivitas
sekolah. Sebenarnya, dengan adanya kemampuan yang memadai dan gaya
kepemimpinan yang sesuai, kepala sekolah pasti mampu mewujudkan sekolah yang
efektif. Namun karena kendala dalam memahami dan mengimplementasikan gaya-
gaya kepemimpinan pendidikan di sekolah, sekolah tidak begitu berhasil sebagai
wadah pendidikan. Dengan demikian, ada beberapa gaya kepemimpinan yang dapat
diimplementasikan oleh kepala sekolah di Indonesia ketika mengelola sekolah supaya
efektif dan mencapai tujuan pendidikan, yaitu kepemimpinan manajerial,
kepemimpinan transformasional, kepemimpinan transaksional, Pengajaran .

1. Gaya Kepemimpinan Manajerial


Kepemimpinan manajerial lebih memfokuskan pada setiap hal supaya dapat
terkelola dengan baik. setiap bagian pada organisasi sekolah harus diposisikan
dengan benar supaya tujuan sekolah dapat tercapai. Namun, kelemahan pada

13
Sutikno, M. Sobry, Op.cit Hal 28
14
Rahmat Hidayat, Analisis Tipe Kepemimpinan Aras Tammauni di Kabupaten Mamuju Tengah, (JAKPP: Jurnal
Analisis Kebijakan dan Pelayanan Publik Vol 4 No.1-2018), hal 50
kepemimpinan manajerial ini adalah tidak mengikutsertakan konsep visi. Artinya,
kepemimpinan manajerial lebih memfokuskan diri pada pengelolaan berbagai
kegiatan supaya berhasil. Sehingga kepala sekolah dengan gaya kepemimpinan
manajerial memiliki kecenderungan untuk mengurusi kegiatan-kegiatan sekolah,
misalnya kegiatan lomba, perayaan event tertentu, dan lain sebagainya. Meskipun
demikian, gaya kepemimpinan manajerial sebenarnya memberikan dampak
positif terhadap sekolah. Karena dengan kemampuan mengorganisir program
yang dimiliki oleh kepala sekolah akan membawa suasana edukatif dan tidak
membosankan bagi guru dan peserta didik yang berada di lingkungan sekolah.
Selain membuat program sekolah terlaksana dengan baik, kepemimpinan
manajerial juga dapat memberikan dampak positif terhadap guru-guru di sekolah.
Penelitian menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan manajerial berpengaruh
terhadap kepuasan guru. kompetensi manajerial yang dimiliki oleh kepala sekolah
berkontribusi positif terhadap motivasi kerja guru. Ketika motivasi kerja guru
semakin baik, maka guru akan memiliki kinerja lebih baik lagi dalam mendidik
dan menjalin hubungan sosial dengan guru dan staf kependidikan lainnya.
15
Dengan adanya kontribusi positif dari gaya kepemimpinan manajerial kepala
sekolah terhadap motivasi kinerja guru, tentu membawa dampak positif juga
dalam mewujudkan peningkatan efektivitas sekolah karena guru memiliki
semangat dan loyalitas terhadap sekolah.

2. Gaya Kepemimpinan Transformasional


Kepemimpinan transformasional adalah komprehensif karena memiliki
pendekatan normatif terhadap kepemimpinan sekolah. Fokus utama
kepemimpinan transformasional adalah pemimpin menemukan aktivitas yang
memiliki pengaruh dan hasil . ada lima faktor penting yang berkaitan dengan
kepemimpinan transformasional, yaitu: (1) pengaruh ideal, (2) karisma, (3)
motivasi yang menginspirasi, (4) rangsangan intelektual, dan (5) pertimbangan
yang diadaptasi. Dengan adanya faktor-faktor ini kepala sekolah didorong supaya
lebih bijak dalam bertindak dan berhadapan dengan para guru dan staf
kependidikan di lingkungan sekolah. Oleh karena itu, pemimpin transformasional

15
Silfianti. (2013). Kontribusi kompetensi manajerial kepala sekolah terhadap motivasi kerja guru SMP Negeri
di Kecamatan Padang Timur. Jurnal Manajemen Administrasi Pendidikan. 1 (1), 220-461.
adalah pemimpin yang cenderung mengadopsi pendekatan demokratis pada gaya
kepemimpinannya.
Sebagai hasilnya, ketika kepala sekolah mengimplementasikan gaya
kepemimpinan transformasional dengan baik, maka akan memiliki potensi untuk
melibatkan para steakholder dalam mencapai tujuan-tujuan pendidikan. Misalnya,
ketika kepala sekolah memiliki kepemimpinan transformasional yang baik, maka
kepala sekolah mampu melibatkan para guru, staf kependidikan, dan orang tua
siswa sehingga berperan aktif untuk pengembangan efektivitas sekolah. Dalam
konteks Indonesia, gaya kepemimpinan ini sangat dibutuhkan karena dengan
adanya prinsip demokratis dalam pengelolaan sekolah akan mendorong semakin
munculnya ide-ide kreatif dan inovasi untuk memajukan sekolah dari berbagai
pihak. Lebih lanjut, kepemimpinan transformasional yang efektif membutuhkan
kepercayaan antara pemimpin dan bawahan
Kepala sekolah yang memiliki gaya kepemimpinan transformasional berperan
dalam mendorong pengembangan sekolah.Dengan demikian, kepala sekolah
harus mampu membangun kepercayaan terhadap guru dan staf kependidikan
sehingga guru dan staf kependidikan juga mampu mengembangkan
kepemimpinan dan tanggung jawabnya. Selain itu, kepala sekolah juga harus
membagikan visi dan misi sekolah kepada warga sekolah sehingga ini akan
mewujudkan suasana kondusif untuk pembelajaran.

3. Gaya Kepemimpinan Transaksional


Gaya kepemimpinan transaksional adalah berorientasi pada tugas dan bisa
efektif ketika berhadapan dengan deadline. kepemimpinan transaksional berbeda
dengan kepemimpinan transformasional. Hal tersebut dikarenakan pemimpin
yang mengimplementasikan gaya kepemimpinan transaksional tidak
menyesuaikan kebutuhan pengikut, tetapi berfokus pada pengembangan pribadi
para anggota.
Kepemimpinan transaksional dapat diimplementasikan dengan cara
pemberian penghargaan kepada setiap yang telah memberikan kinerja terbaik
dalam melaksanakan tugasnya. Selain itu, kepala sekolah juga dapat membantu
guru yang terkendala dengan tugas mengajar atau permasalahan yang dihadapi
dengan siswa atau dengan orang tua murid. Dan juga kepala sekolah dapat
memberikan seminar atau pelatihan kepada para guru ketika guru tidak mampu
dalam mengajar dengan metode yang kreatif. Pengimplementasian strategi ini
akan semakin mendorong para guru semakin memiliki kinerja yang baik dan
profesional dalam mengerjakan tugasnya.

4. Gaya Kepemimpinan Pengajaran


Gaya kepemimpinan pengajaran terdiri atas konsep khusus dan umum .
Konsep khusus mendefinisikan kepemimpinan pengajaran sebagai tindakan yang
secara langsung berkaitan dengan pengajaran dan proses belajar. Misalnya adalah
kepala sekolah melakukan pengamatan langsung di dalam kelas. Sedangkan
konsep kepemimpinan pengajaran umum mendefinisikan kepemimpinan
pengajaran sebagai tindakan kepemimpinan yang secara tidak langsung
mempengaruhi belajar siswa. Misalnya kepala sekolah menciptakan budaya dan
penentuan waktu yang efektif di sekolah. kepala sekolah harus mampu menjadi
inisiator dan fasilitator dalam mengupayakan proses belajar mengajar di sekolah
terlaksana dengan baik. Selain itu, kepala sekolah juga harus mampu menciptakan
budaya organisasi di sekolah sekondusif mungkin sehingga prestasi belajar siswa
dan kinerja guru dapat meningkat.

5. Gaya Kepemimpinan Positif


Gaya kepemimpinan positif adalah gaya kepemimpinan yang baru
dikembangkan dari konsep positif. kepemimpinan positif adalah tipe pemimpin
yang mengurusi berbagai hal dengan melibatkan pemikiran positif sehingga
terwujud situasi yang memaafkan, simpatik, dan penuh kasih. Selain itu, tipe
kepemimpinan ini mengupayakan adanya saling mendukung satu sama lain di
antara anggota-anggota supaya saling peduli dan mengasihi untuk menciptakan
hubungan positif di tempat kerja. kepemimpinan positif berhubungan signifikan
dengan efektivitas sekolah yang dimediatori oleh budaya organisasi sekolah.
Pentingnya seorang pemimpin yang berpikiran positif sangat mendukung dalam
mewujudkan lingkungan sekolah yang kondusif. Artinya kepala sekolah harus
melakukan yang benar dan memiliki optimis. Penerapan gaya kepemimpinan
positif dipandang penting dilakukan oleh kepala sekolah di Indonesia. Pada
umumnya sekolah di Indonesia terdiri dari berbagai ras, suku, dan agama. Oleh
karena itu, kepala sekolah harus mampu memiliki pola pikir positif supaya dapat
mewujudkan suasana sekolah yang kondusif dan demokratis sehingga dapat
terwujud sekolah yang efektif.

Kepemimpinan Kharismatik
Kepemimpinan karismatik merupakan tipe kepemimpinan yang berlandas atas
karisma yang dimiliki seseorang. Karisma bisa diartikan sebagai persepsi para
anggota/pengikut terhadap pemimpinnya yang dipengaruhi oleh kemampuan-
kemampuan aktual dan perilaku seorang pemimpin.kepemimpinan karismatik dalam
organisasi membawa pengaruh positif bagi keberlangsungan organisasi yang
dipimpinnya. Diantaranya dapat mengubah sikap, nilai-nilai serta perilaku anggota
secara konsisten.

Beberapa perilaku pemimpin karismatik diantaranya:


a. Memiliki perilaku yang dipercaya anggotannya bahwa pemimpin merupakan
orang yang memiliki kompetensi yang nantinya memberikan kesan kepada
anggotanya sehingga anggota menjadi lebih patuh dan taat.
b. Pemimpin karismatik lebih menekankan pada tujuan-tujuan ideologis yang
berkaitan dengan tujuan bersama/kelompok berdasarkan nilai-nilai, cita-cita, serta
aspirasi-aspirasi anggotanya.
c. Pemimpin karismatik memiliki visi yang menarik mengenai gambaran masa
depan organisasi sehingga anggota lebih termotivasi dan merasa pekerjaan yang
dilakukannya bermakna.
d. Pemimpin karismatik memberikan contoh perilaku agar para anggota
mengikutinya.
e. Pemimpin karismatik akan mengkomunikasikan harapan-harapan kepada anggota
dan pada saat yang sama memberikan kepercayaan kepada anggotanya. 16

Para pengikut pemimpin kharismatik tidak selalu menjelaskan secara konkrit


mengapa tipe pemimpin yang kharismatik sangat dikagumi. sulit untuk dijelaskan
mengapa seorang pemimpin memiliki karisma. Hanya diketahui bahwa pemimpin
yang demikian memiliki daya tarik yang besar. Para pengikut sering tidak
menjelaskan mengapa mereka menjadi pengikut pemimpin tersebut. Pemimpin
karismatik biasanya mampu membaca situasi organisasi yang dihadapinya.
16
Ria Marginingsih, Kepemimpinan Karimatik Sebagai Employer Branding, (Jurnal Bisnis Darmajaya Vol 2 No. 2-
2016), Hal 35-36
Mengetahui karakteristik para anggotanya sehingga dapat menyesuaikan gaya
kepemimpinan dengan situasi yang dihadapi.

Hubungan pemimpin dan anggotanya dalam kepemimpinan karismatik saling


ketergantungan. Pemimpin karismatik tidak memberikan kewenangan dan tanggung
jawab yang nyata terhadap pengikutnya. Namun, pemimpin mampu memberikan
kesan kekuasaan magic dari karisma yang dimilikinya. Pemimpin yang karismatik
memahami kebutuhan para anggotanya. Seringkali pemimpin yang karismatik
memiliki sifat yang narsistik, yaitu kepribadian dimana pemimpin jatuh cinta kepada
penampilannya sendiri. Sifat narsistik ini adalah hal yang harus dimiliki oleh
pemimpin karismatit maupun pemimpin yang lainnya meskipun dalam kadar yang
sedikit. 17

Untuk mengetahui karakteristik pemimpin karismatik dapat diketahui dari


beberapa indikator. Indikator kepemimpinan karismatik antara lain: (1) Para pengikut
sangat yakin atas kebenaran yang disampaikan pemimpin. (2) para pengikut
menerima apapun yang disampaikan dan dilakukan pemimpin tanpa bertanya. (3)
pengikut menyayangi pemimpin. (4) pengikut memiliki kesadaran dalam mengikuti
perintah pemimpin. (5) upaya pemimpin mencapai misi organisasi secara emosional
melibatkan pengikutnya. (6) pemimpin berusaha agar para pengikutnya mencapai
kinerja yang tinggi. (7) para pengikut percaya bahwa pemimpin mampu mencapai visi
dengan misi dengan organisasinya.18

Hubungan pemimpin dan anggota dalam kepemimpinan karismatik sangat


ketergantungan. Pemimpin dengan tipe karismatik harus tetap berusaha
mempertahankan karismanya di depan para anggotanya. Apabila pemimpin tidak
menjaganya dengan konsisten akan berdampak negatif terhadap pemimpin itu sendiri.
Oleh sebab itu, pemimpin yang karismatik harus dapat menciptakan budaya
organisasi yang tidak hanya berorientasi terhadap pribadinya saja.

Dampak pemimpin karismatik secara postitif dan melibatkan orientasi


kekuasaan sosialnya antara lain:

17
Agus faisal Asyha, Kontekstualisasi Konsep Kepemimpinan Kharismatik Dalam Islam, (Islamida:
Journal Islam Studies Vol 2 No.1-2022), hal 107

18
Ibid
a. Pemimpin menekankan proses dan nilai-nilai kepemimpinannya dari pada
kecenderungan pribadi.
b. Mengutamakan ideologi atau cara berpikir.
c. Pengambilan keputusan melibatkan partisipasi dan dilakukan secara terbuka.
d. Reward digunakan dalam upaya menguatkan perilaku agar tetap konsisten
dengan sasaran dan misi organisasi dari awal.
e. Hasilnya akan membuat pengikut semakin beruntung.

Apabila pemimpin yang karismatik tidak menjaga konsistensi dalam


menjalankan organisasi maka akan berdampak negatif, antara lain:

a. Pemimpin akan menekankan hal pribadi dari pada proses memimpin.


b. Pemimpin menumbuhkan kesetiaan kepada diri sendiri daripada menumbuhkan
pemikiran yang idealis.
c. Daya tarik ideologi digunakan untuk memperoleh kekuasaan, kemudian
mengubahnya sesuai sasaran awal pemimpin.
d. Selalu berusaha semaksimal mungkin dalam menaklukan pengikut agar tetap
bergantung kepadanya.
e. Kekuasaan membuat keputusan hanya dipusatkan ke pemimpin.
f. Keputusan pemimpin menunjukan kebutuhan akan dipuji dan berkuasa terhadap
pengikut menjadi lebih besar dari pada kesejahteraan pengikut.

Kepemimpinan Otokrasi
Kepemimpinan otokrasi adalah salah satu contoh kepemimpinan yang paling
sering diterapkan oleh para pemimpin di dunia ini. Kata otokrasi ini memiliki akar
kata dari bahasa Yunani, dimana kata tersebut mencerminkan kekuatan dari sebuah
kemandirian. (Auto – Cratic) Kata auto berarti mandiri dan cratic berarti aturan.
Untuk memimpin secara otokrasi, orang Yunani berpikir seseorang harus memimpin
dengan rasa percaya diri. seorang pemimpin otokrasi akan membuat keputusan tanpa
berkonsultasi dengan orang lain. Selain itu, menurut penelitian mereka, gaya
kepemimpinan otoriter akan menciptakan ketidakpuasan dalam kelompok. Gaya
kepemimpinan otokrasi cocok untuk situasi dimana input tidak diperlukan, karena
keputusan tidak akan berubah berdasarkan masukan atau input yang diberikan.
Singkatnya, jika hasilnya sama, tidak perlu menghabiskan waktu untuk membahas
opsi lain. Penggunaan Gaya Otokrasi dalam 3 Situasi Konteks Modern.
Kepemimpinan Otokratis Kepemimpinan jenis ini cenderung terdapat aksi
transaksi antara pemimpin dan bawahan dimana pemimpin akan memberikan reward
ketika bawahan berhasil melaksanakan tugas yang telah diselesaikan sesuai
kesepakatan. Pemimpin dan bawahan memiliki tujuan, kebutuhan dan kepentingan
masing-masing.19
Kepemimpinan otokrasi sering digunakan dalam tiga situasi konteks modern
berikut ini:

a. Gaya kepemimpinan otokrasi cocok dengan situasi yang membutuhkan


pengambilan keputusan yang cepat alias segera. Dalam konteks modern,
memajukan bisnis yang telah terpuruk perlu gaya kepemimpinan ini agar
perusahaan dapat tetap bertahan.
b. Gaya kepemimpinan otokrasi cocok dengan situasi ketika ketidakmampuan untuk
membuat keputusan atau menerapkan proses prosedur yang jelas dapat
menciptakan lebih banyak masalah dan bahkan membuat orang dalam bahaya.
Contoh paling jelas dari hal ini adalah militer, polisi dan dinas pemadam
kebakaran, tindakan dalam proses perawatan kesehatan atau manufaktur.
c. Gaya kepemimpinan dapat digunakan dalam situasi dimana kelompok itu penuh
dengan orang-orang yang tidak berpengalaman dan atau tingkat motivasi
kelompok itu sangat rendah. Misalnya jika sebuah bisnis mempekerjakan banyak
staf yang tidak berpengalaman, model otokrasi dapat membantu memulai proses
dengan cepat dan memastikan staf dipandu melalui proses tersebut.

Berikut ini 4 karakteristik utama dari gaya kepemimpinan otokrasi:

a. Terbatasnya input atau masukan terbatas, bahkan tidak ada sama sekali dari
bawahan.
b. Pemimpin membuat semua keputusan.
c. Pemimpin bertanggung jawab atas aturan, metode, dan proses yang digunakan
tim untuk mencapai tujuan.
d. Keterlibatan anggota kelompok dalam tugas dan keputusan memiliki porsi yang
tetap kecil atau tidak ada.

19
E.S.Ong, H. Ariwibowo, Isnawati, “Pengaruh Kepemimpinan Partisipatif, Kepemimpinan Otokratis Dan
Kebijakan Perusahaan Tentang Upah Pekerja Terhadap Produktivitas Kerja (Studi Pada PT “X” Di Surabaya)”.
Jurnal Eksekutif, 2018;5: 334-335
Tiga wujud atau manifestasi dari gaya kepemimpinan otokrasi adalah:

a. Kepemimpinan Otokrasi yang Mengarahkan (Directing):


Bentuk gaya kepemimpinan otokrasi dasar yang paling umum dan paling
kaku. Bawahan diawasi secara ketat dan pemimpin tidak mungkin berkonsultasi
dengan bawahan dalam hal keputusan.
b. Kepemimpinan Otokrasi Permisif:
Kepemimpinan otokrasi yang sedikit lebih terbuka. Sementara pemimpin
bertugas membuat keputusan akhir, bawahan menikmati fleksibilitas dalam
memutuskan sendiri bagaimana melakukan tugas.
c. Kepemimpinan Otokrasi Paternalistik:
Menggunakan karakteristik inti dari kepemimpinan otokrasi, tetapi
menyeimbangkannya dengan kepedulian terhadap kesejahteraan dan
kebahagiaan bawahan.

D. KESIMPULAN
Kepemimpinan dalam pendidikan menjadi sangat penting karena
kepemimpinan kepala sekolah memiliki pengaruh signifikan terhadap kualitas
pendidikan. Kepemimpinan adalah sebuah usaha untuk mempengaruhi orang lain agar
mau bekerja sama untuk mencapai satu tujuan bersama yang sama
Kepemimpinan kharismatik mampu menginspirasi dan memotivasi pengikut
untuk berkomitmen terhadap tujuan itulah yang memunculkan energi positif diantara
pengikut seorang kepemimpinan kharismatik. Kepemimpinan pendidikan memiliki
orientasi agar sumber daya manusia dalam ruang lingkup pendidikan dapat
dikoordinasikan untuk berkerja secara optimal dalam mencapai tujuan yang ada.
Tujuan ini meliputi tujuan baik dalam lingkup aktivitas kelas (pembelajaran), satuan
pendidikan, maupun departemental.
Gaya Kepemimpinan Otokrasi adalah pemimpin bertindak sebagai dictator
dan semua kendali ada ditangan pemimpin. Gaya Kepemimpinan Otokrasi adalah
gaya kepemimpinan yang memusatkan keputusan dan kebijakan yang diambil dari
dirinya secara penuh tanpa adanya campur tangan dari anggotanya. Pembagian tugas
dan tanggung jawab dipegang pemimpin serta bawahan hanya melaksanakan tugas
yang diperintahkannya.
DAFTAR PUSTAKA
Sukataman, M. Aziz Maghfuri, dan Retna Iwan Asnawi. (2022). Konsep Umum
Tentang Kepemimpinan. (IBTIDA: Jurnal Kajian Pendidikan Dasar, 2(1), Hal 57-61
https://cerdasco.com/kepemimpinan-paternalistik
Sutikno, M. Sobry. (2018). Pemimpin Dan Kepemimpinan. Lombok: Holistica.
Purwagondo, Cuk Jaka. (2020). Kepemimpinan. Semarang: Fakultas Ekonomi
Universitas Wahid Hasyim Semarang.
Hidayat, Rahmat. (2018). Analisis Tipe Kepemimpinan Aras Tammauni di Kabupaten
Mamuju Tengah. JAKPP: Jurnal Analisis Kebijakan dan Pelayanan Publik, 4(1),
Nursam. (2020). Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam Mengembangkan
Kinerja Pendidik. Kelola: Journal Of Islamic education Management, 5(1),
Salsabila, Beta, dkk. (2022) Tipe dan Gaya Kepemimpinan Pendidikan. Jurnal
Pendidikan Tambusai, 6(2), hal 9979-9985
Mattayang, Besse. (2019). Tipe dan Gaya Kepemimpinan Suatu Tinjauan Teoritis.
Jemma: Jurnal Of Economic, Management and Accounting, 2(2),
Marginingsih, Ria. (2016). Kepemimpinan Sebagai Employer Branding. Jurnal Bisnis
Darmajaya, 2(2), hal 32-51
Asyha, Agus Faisal. (2022). Konstekstualisasi Konsep Kepemimpinan Kharismatik
Dalam Islam , 2(1), hal 102-117
Gaol, Nasib Tua Lumban. 2017. Teori dan Implementasi Gaya Kepemimpinan Kepala
Sekolah.Jurnal Manajemen Pendidikan, Vol. 4, No. 2
Pratama, christian yogi. 2012.pengaruh gaya kepemimpinan otokratis terhadap
kepuasan kerja journal of soucial and industrial psychology.Vol 1 No 2

Anda mungkin juga menyukai