Anda di halaman 1dari 25

Kelompok 5

1.Annissa Delfira
2.Nafisha Febiola
MODEL-MODEL KEPEMIMPIMAN PENDIDIKAN
fungsi kepemimpinan

 Menurut Soekarto Indrafachrudi (1993:33) adalah pada dasarnya dapat dibagai menjadi dua yaitu:
 a) Fungsi yang berkaitan dengan tujuan yang hendak dicapai

 1.Pemimpin berfungsi memikirkan dan merumuskan tujuan kelompok serta mengajak supaya
anggota dapat berkerjasama mencapai tujuan itu.
 2.Pemimpin berfungsi memberi dorongan kepada anggota-anggota kelompok untuk memahamu
situasi supaya dapat dirumuskan rencana kegiatan kepemimpinan yang dapat memberi harapan baik.
 3.Pemimpin berfungsi memberikan keterangan yang diperlukan agar dapat mengadakan
pertimbangan yang sehat.
 4.Pemimpin berfungsi memaksimalkan kesempatan dan minat khusus anggota kelompok.
b) Fungsi yang berkaitan dengan suasana pekerjaan yang sehat dan menyenangkan
 1.Pemimpin berfungsi memupuk dan memelihara kebersamaan di dalam kelompok.
 2.Pemimpin berfungsi mengusahakan suatu tempat bekerja yang menyenangkan, sehingga
dapat dipupuk kegembiraan dan semangat bekerja dalam pelaksanaan tugas.
 3.Pemimpin dapat menanamkan dan memupuk perasaan para anggota bahwa mereka
termasuk dalam kelompok dan merupakan bagian dari kelompok.
TIPE – TIPE KEPEMIMPINAN DALAM PENDIDIKAN

 1) Gaya kepemimpinan Partisipatif atau Demokratis


 Merupakan gaya kepemimpinan yang menitik beratkan pada usaha seorang pemimpin dalam
melibatkan partisipasi para pengikutnya dalam setiap pengambilan keputusan.
 Keuntungan - keuntungan yang diperoleh dari gaya kepemimpinan partisipatif adalah:
 a. Konsultasi kebawah dapat digunakan dalam rangka meningkatkan kualitas keputusan
dengan menarik keahlian yang dimilki oleh para pengikut, sehingga para pengikut akan dapat
menerima semua keputusan yang diambil serta dapat menjalankannya.
 b. Konsultasi lateral, pemimpin melibatkan serta orang – orang dalam berbagai sub unit untuk
mengatasi keterbatasan kemampuan yang dimilki pemimpin,
 c. Konsultasi ke atas, memungkinkan seorang pemimpin untuk menaruh keahlian seorang
atasan yang berkemampuan lebih dari manajer.
 2) Gaya Kepemimpinan Otokratik
 Kepemimpinan otokratik lebih menitikberatkan pada otoritas pemimpin dengan
mengesampingkan partispasi dan gaya kreatif para pengikutnya.. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa seorang pemimpin yang bergaya otokratif mempunyai berbagai
sikap,diantaranya ;
 a. Memperlakukan para pengikut sama dengan alat – alat lain dalam oraganisasi.
 c. Mengabaikan peranan para pengikut dalam proses pengambilan keputusan.
 Kepemimpinan otokratik dengan menggunakan “ kepemimpinan klasik “. Kepatuhan pengikut
terhadap pemimpin merupakan corak gaya kepemimpinan otokratik.. Dilihat dari perspektif
kepemimpinannya seorang pemimpin otokratik adalah seseorang yang sangat egois.
3) Gaya Kepemimpinan Lezess Faire (liberal)
 merupakan suatu pola pengabaian (abrogation) sehingga pemimpin berusaha menghindari
tanggung jawab terhadap pengikutnya Seorang pemimpin yang liberal menyebabkan para
pengikutnya menjadi manusia yang penuh kreatif, dan dapat menentukan pilihannya
masing-masing dalam mencapai tujuannya. Interaksi dalam kelompok yang dipimpin oleh
pemimpin tipe ini tidak ada sama sekali karena ia menganut sikap yang tak acuh terhadap
pengikutnya dan menghindari tanggung jawab terhadap mereka.
 Adapun sifat kepemimpinan laissez faire seolah-olah tidak tampak, sebab pada tipe ini
seorang pemimpin memberikan kebebasan penuh kepada para anggotanya dalam
melaksanakan tugasnya. Disini seorang pemimpin mempunyai kenyakinan bahwa dengan
memberikan kebebasan yang seluas-luasnya bterhadap bawahan maka semua usahanya
akan cepat berhasil.
 Pemimpin yang seperti ini menafsirkan demokrasi dalam arti keliru, karena demokrasi
seolah–olah diartikan sebagai kebebasan bagi setiap anggota untuk mengemukakan dan
mempertahankan pendapat dan kebijakannya masing-masing.
 Tingkat keberhasilan organisasi atau lembaga yang dipimpin dengan Gaya Laissez Faire
semata-mata disebabkan karena kesadaran dan dedikasi beberapa anggota kelompok dan
bukan karena pengaruh dari pemimpinnya.
4) Gaya Kepemimpinan Transformatif
 Kepemimpinan transformasional berorientasi kepada proses membangun komitmen
menuju sasaran organisasi dan memberikan kepercayaan kepada para pengikut untuk
mencapai sasaran – sasaran tertentu. Didalam gaya kepemimpianan transformatif terdapat
beberapa hal, yaitu:
 a. Kepemimpinan yang memberi transformasi
 b. Dimensi kepemimpinan transformasional
5) Gaya kepemimpinan Karismatik
 Pemimpin yang kharismatik adalah seseorang yang dikagumi oleh banyak pengikut.Pada
tipe ini mempunyai karakteristik yang khas yaitu daya tariknya yang sangat memikat
sehingga mampu memperoleh pengikut yang jumlahnya kadang- kadang sangat besar.
 Penampilanya bukan merupakan ukuran yang berlaku karena ada pemimpin yang
dipandang sebagai pemimpin yang karismatis kalau dilihat dari penampilanya sebenarnya
tidak atau kurang mempunyai daya tarik.
6) Gaya Kepemimpinan Paternalistis
Ciri –ciri tipe ini ialah:
 a. Bersikap mempunyai wawasan yang luas.
 b. Menutup kesempatan pada bawahan untuk berkreasi dan berfantasi.
 c. Bersifat terlalu melindungi.
 d. Menganggap bahwa bawahan tidak dewasa
 e. Jarang memberi kesempatan untuk memberikan keputusan.
 Persepsi seorang pemimpin ini tentang perananya dalam organisasi dapat dikatakan diwarnai oleh harapan
para pengikutnya kepadanya. Harapan itu pada umumnya berwujud keinginan agar pemimpin mampu
berperan sebagai bapak yang bersifat melindungi dan yang layak dijadikan sebagai tempat bertanya dan
untuk memperoleh petunjuk.
 Seorang pemimpin yang bertipe ini biasanya mengutamakan kebersamaan. Ini terlihat
jelas dari slogannya yaitu seluruh anggota organisasi merupakan anggota satu keluarga
besar. Berdasarkan nilai kebersamaan itu, dalam organisas yang dipimpin oleh seorang
pemimpin yang paternalistik kepentingan bersama dan perlakuan yang seragam terlihat
menonjol pula. Artinya, pemimpin yang bersangkutan berusaha untuk memperlakukan
semua orang dan semua satuan kerja terdapat di dalam organisasi seadil dan serata
mungkin. Dalam organisasi demikian tidak terdapat penonjolan orang atau kelompok
tertentu, kecuali sang pemimpin dengan dominasi keberadaannya.
7) Gaya Kepemimpinan Militeristis
 Tipe kepemimpinan yang biasa memakai cara yang lazim digunakan dalam kemiliteran.
Ciri- ciri gaya ini adalah
 a. Disiplin yang tinggi dan bersikap kaku.
 b. Menggunakan upacara- upacara untuk berbagai keadaan.
 c. Formalitas yang berlebih-lebihan.
 d. Sukar menerima kritik dan saran.
 e. Senang bergantung pada pada pangkat jabatannya.
8) Gaya Kepemimpinan Visioner
 Pemimpin fisioner mengartikulasikan kemana kelompok berjalan, tetapi bukan bagaimana
cara mencapai tujuan membebaskan orang yang berinovasi, bereksperimen, dan
menghadapi resiko yang sudah diperhitungkan.[8]
 Adapun ciri – ciri pemimpin Visioner,yaitu menggunakan inspirasi bersama dengan
tritunggal EI, yaitu kepercayaan diri, kesadaran diri, dan empati, pemimpin fisioner akan
mengartikulasikan suatu tujuan yang baginya merupakan tujuan sejati dan selaras dengan
nilai bersama orang – orang yang dipimpinnya.
Apabila disimpulkan berkaitan dengan tipe-tipe kepemimpinan di atas, dalam pendidikan, tipe-tipe pemimpin yang baik
adalah :
 1. Pemimpin yang demokratis yang diperankan oleh semua pimpinan di sekolah dan pendidikan tinggi. Kepala sekolah
harus berjiwa demokratis sehingga kreativitas dan aspirasi para guru dan karyawan sekolah tiak tertekan.
 2. Pemimpin yang kharismatik, bahwa kepala sekolah, guru dan semua pemimpin akademik harus memiliki
kewibawaan dalam menjalankan tugasnya.
 3. Pemimpin yang memberi teladan bagi semua bawahannya.
 4. Pemimpin yang cerdas dan bijaksana dalam mengambil keputusan.
 5. Pemimpin yang sabar dan tegas
 6. Pemimpin yang amanah dan bertanggung jawab terhadap semua tugas dan kedudukannya.
 7. Pemimpin yang sederhana, tidak mengada-ngada dan pandai memanfaatkan segala yang ada dengan sebaik-baiknya.
  
SYARAT-SYARAT KEPEMIMPINAN PENDIDIKAN

a. Syarat-syarat formal,
 Seseorang yang menjabat kepala sekolah dilingkungan Departemen Pendidikan Nasional
diruskan dalam Kepmen Diknas RI No : 162/U/2003 tentang pedoman penugasan guru
sebagai Kepala Sekolah.
b. Syarat-syarat fundamental,
 Nilai-nilai moral Pancasila menjadi syarat fundamental yang harus dijadikan acuan,
dihayati dan diamalkan oleh para calon pemimpin pendidikan di Indonesia.

c. Syarat-syarat praktis
 · Memiliki kelebihan dalam pengetahuan dan kemampuan
 · Memiliki kelebihan dalam kepribadian
 . Syarat –syarat lainnya
 1) Memiliki kecerdasan atau intelegensi yang cukup baik
 2) Percaya diri sendiri dan bersifat membership
 3) Cakap bergaul dan ramah tamah
 4) Kreatif, inisiatif dan memiliki hasrat untuk maju dan berkembang
 5) Organisatoris yang berpengaruh dan berwibawa
 6) Memiliki keahlian atau ketrampilan dalam bidangnya
 7) Suka menolong, memberi petunjuk dan menghukum secara bijaksana
Keterampilan yang harus dimiliki pemimpin Apendidikan

1. Keterampilan dalam memimpin


• Pemimpin harus menguasai cara-cara kepemimpinan, memiliki keterampilan memimpin supaya dapat bertindak sebagai seorang pemimpin yang baik. Untuk hal itu anjtara lain dia
harus menguasai bagaimana caranya : menyusun rencana bersama, mengajak anggota berprestasi, memberi bantuan kepada anggota kelompok, memupuk moral kelompok, bersama-
sama membuat keputusan, menghindarkan “working on the group and working for the group” dan mengembangkan “working within the group”, membagi dan menyerahkan
tanggung jawab, dan sebagainya

2. Keterampilan dalam hubungan insani

• Hubungan insani adaalah hubungan antar manusia,ada 2 macam hubungan yaitu :


• - Hubungan formal dan hubungan informal
3. Keterampilan dalam proses kelompok

• Maksud utama dari proses kelompok ialah bagaimana meningkatkan partisipasi anggota kelompok setinggi-tingginya sehingga potensi yang
dimiliki anggota kelompok itu dapat diefektifkan secara maksimal.

4. Keterampilan dalam administrasi personil

• Administrasi personil mencakup segala usaha untuk menggunakan keahlian dan kesanggupan yang dimiliki oleh petugas-petugas secara
efektif dan efisien.

5. Keterampilan dalam menilai


Model-model kepemimpinan dalam pendidikan visioner dan transformasional

1. Kepemimpinan transformasional
kepemimpianan trnformasional ini merupakan jenis kepemimpinan baru (new leadership
paradigm) yang dipandang efektif untuk mendinamisikan perubahan, terutama pada situasi
lingkungan yang bersifat transisional.
Prinsip-prinsip kepemimpinan Transformasional

• 1.Simflikasi, keberhasilan dari pemimpin diawali dengan sebuah visi yang akan menjadi cermin dan tujuan bersama.
• 2. Motivasi, kemampuan untuk mendapat komitmet dari setiap orang yang terlibat terhadap visi yang telah dijelaskan.

• 3. Fasilitas, kemapuan secara efektif memfasilitasi pembelajaran.


• 4.  Inovasi, kemampuan untuk secara berani dan tanggung jawab melakukan suatu perubahan.

• 5.Mobilitas, pengerahan semua sumber yang ada untuk melengkapi dan memperkuat visi.
• 6.  Siap siaga, kemampaun utuk siap belajar tentang diri sendiri.
• 7. Tekad, tekad yang kuat untuk selalu sampai pada pada akhir.
3. Kepemimpinan Visioner
Kepemimpian visioner (visioner leadership) adalah sebuah model atau pola kepemimpianan yang di
maksudkan memeberi arti pada kerja dan usaha yang dilakukan secara bersama-sama oleh seluruh komponen
organisasi memeberi arahan berdasarkan visi yang dibuat secara jelas. Konsep kunci kepemimpinan visioner
adalah visi.
Ada empat kompetensi Kepemimpian visioner yang dikemukakan oleh Burt Nanus
(1992):

• 1. Mampu bekomunikasi secara efektif dengan manager dan


karyawan dalam organisasi.
• 2.Memahami lingkungan luar dan memilki kemampuan berinteraksi
secara tepat atas segala ancaman.

• 3.Memegang peran penting untuk memebentuk dan mempengaruhi


praktik organisasi.
• 4. Memiliki dan mengembangkan ceruk untuk mengantisifasi masa
depan.
Namun menurut Brown mengajukan 10 kompetensi yang harus dimiliki oleh
pemimpin visioner:

• 1.Visualizing, mempunyai gambaran yang jelas tenang yang hnedak di capai.


• 2.Futuristic thinking, menginginkan diman posisi yang diinginkan pada masa yang akan datang.

• 3.Showing Foresight, perencana yang dapat memperkirakan masa depan.


• 4.Proactive planning, menetapkan sasaran dan strategi yang spesifik untuk mencapai sasaran tersebut.

• 5. Creative thinking. Berusaha mencari alternative jalan keluar yang baru dengan memperhatikan isu, peluang dan
masalah.
• 6.Taking Risks. Berani mengambil resiko dan mengannggap kegagalan sebagai peluang.
• 7. Process alignmen. Mengetahui cara menghubungkan sasaran dirinya dengan
organisasi.
• 8.Coalition building. Menyadari dalam menciptakan sasaran harus menciptakan
hubungan yang harmonis.

• 9.Continous learning. Mampu teratur mengambil bagian dalam pelatihan.


• 10. Embracing change. Mengetahui perubahan ketika di temukan hal yang tidak
diinginkan.
• Peran pemimpin visioner:
• a.       Peran penentu arah (Direction Setter)
• b.       Agen perubahan (Agent Of Change)
• c.       Juru bicara (Spokerespon)
• d.       Pelatiih (Coach)

Anda mungkin juga menyukai