Anda di halaman 1dari 24

Kepemimpinan Dalam Organisasi

Psikologi Industri
Kepemimpinan
Pengertian Kepemimpinan
Pada lingkungan suatu sekolah dasar pasti memerlukan
seorang pemimpin.
Adapun beberapa definisi/pengertian kepemimpinan yaitu
sebagai berikut:
a. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1997:769),
Kepemimpinan adalah perihal pemimpin; cara memimpin.
b. Menurut Terry (2000:192), Kepemimpinan adalah
keseluruhan kegiatan/aktivitas untuk mempengaruhi
kemauan orang lain untuk mencapai tujuan bersama.
*
c. Menurut Samsudin (2010:287), kepemimpinan
adalah kemampuan
meyakinkan dan menggerakkan orang lain agar
mau bekerja sama di bawah kepemimpinannya
sebagai suatu tim untuk mencapai suatu
tujuan tertentu.
Pemimpin adalah orang yang memiliki
kemampuan untuk menggerakan masa atau
sekelompok orang untuk menggapai tujuan
tertentu.
*
• Tidak semua pemimpin memiliki gaya
kepemimpinan yang sama. Seorang yang
memiliki karakter kepemimpinan biasanya
memiliki visi dan misi yang sudah jelas, yang
kemudian menyuarakan visi dan misinya kepada
kelompoknya dengan cara sedemikian rupa
sehingga mengubah visi misi tersebut menjadi
visi misi kelompok.
• Jenis gaya kepemimpinan dan karakteristik dalam
organisasi yang biasanya dimiliki oleh seorang
pemimpin hebat.
Pengertian Pemimpin dan
Kepemimpinan
• Pemimpin adalah individu yang melakukan proses mempengaruhi
sebuah kelompok atau organisasi untuk mencapai sesuatu tujuan
yang telah disepakati bersama. Sedangkan kepemimpinan adalah
sifat yang diterapkan individu yang bertindak sebagai pemimpin
untuk mempengaruhi anggota kelompoknya untuk mencapai
sasaran dan tujuan yang telah disepakati bersama.
• Teori Kepemimpinan
• Setidaknya ada 3 teori tentang asal-usul terbentuk seorang
pemimpin, diantaranya sebagai berikut:
a) Teori Genetik – menyatakan bahwa pemimpin itu terlahir dengan
bakat yang yang sudah terpendam di dalam diri seseorang.
b) Teori Sosial – menyatakan bahwa seseorang dapat menjadi
pemimpin melalui latihan, kesempatan dan pendidikan.
c) Teori Ekologis – teori ini merupakan gabungan dari 2 teori di atas.
Gaya Kepemimpinan
Setiap pemimpin memiliki gayanya sendiri dalam memimpin kerja
bawahannya. Adapun beberapa gaya kepemimpinan sebagai berikut:
a. Menurut (Lippits dan K. White:2014 dalam www.academia.edu)
terdapat tiga gaya kepemimpinan adalah sebagai berikut:
1. Gaya kepemimpinan otoriter ini memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a. Wewenang mutlak berada pada pimpinan
b. Keputusan selalu dibuat oleh pimpinan
c. Kebijaksanaan selalu dibuat oleh pimpinan
d. Komunikasi berlangsung satu arah dari pimpinan kepada
bawahan
e. Pengawasan terhadap sikap, tingkah laku, perbuatan atau
kegiatan para bawahan dilakukan secara ketat
f. Prakarsa harus selalu berasal dari pimpinan
*
g. Tidak ada kesempatan bagi bawahan untuk
memberikan saran, pertimbangan atau pendapat
h. Tugas-tugas dari bawahan diberikan secara instruktif
i. Lebih banyak kritik daripada pujian
j. Pimpinan menuntut prestasi sempurna dari bawahan
tanpa syarat
k. Pimpinan menuntut kesetiaan tanpa syarat
l. Cenderung adanya paksaan, ancaman dan hukuman
m. Kasar dalam bersikap
n. Tanggung jawab dalam keberhasilan organisasi hanya
dipikul oleh pimpinan
*
2. Demokratis Kepemimpinan gaya demokratis adalah
kemampuan dalam mempengaruhi orang lain agar besedia
bekerja sama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan,
berbagai kegiatan yang akan dilakukan ditentukan bersama
antara pimpinan dan bawahan. Gaya kepemimpinan ini
memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a. Wewenang pimpinan tidak mutlak
b. Pimpinan bersedia melimpahkan sebagian wewenang kepada
bawahan
c. Keputusan dibuat bersama antara pimpinan dan bawahan
d. Komunikasi berlangsung timbal balik
*
e. Pengawasan dilakukan secara wajar
f. Prakarsa datang dari bawahan
g. Banyak kesempatan dari bawahan untuk
menyampaikan saran dan pertimbangan
h. Tugas-tugas dari bawahan diberikan dengan
lebih bersifat permintaan daripada instruktif
i. Pujian dan kritik seimbang
*

j. Pimpinan mendorong prestasi sempurna para


bawahan dalam batas masing-masing
k. Pimpinan kesetiaan bawahan secara wajar
l. Pimpinan memperhatikan perasaan dalam
bersikap dan bertindak
m. Tercipta suasana saling percaya saling hormat
menghormati, dan saling menghargai
n. Tanggung jawab keberhasilan organisasi
ditanggung secara bersama-sama
3. Liberal atau Laissez Faire Kepemimpinan gaya
liberal atau Laisssez

Faire adalah kemampuan mempengaruhi orang


lain agar bersedia bekerja sama untuk
mencapai tujuan dengan cara berbagai kegiatan
dan pelaksanaanya dilakukan lebih banyak
diserahkan kepada bawahan.
Gaya kepemimpinan ini bercirikan sebagai berikut:
a. Pemimpin melimpahkan wewenang sepenuhnya
kepada bawahan
b. Keputusan lebih banyak dibuat oleh bawahan
*
c. Kebijaksanaan lebih banyak dibuat oleh bawahan
d. Pimpinan hanya berkomunikasi apabila diperlukan
oleh bawahan
e. Hampir tiada pengawasan terhadap tingkah laku
f. Prakarsa selalu berasal dari bawahan
g. Hampir tiada pengarahan dari pimpinan
h. Peranan pimpinan sangat sedikit dalam kegiatan
kelompok
i. Kepentingan pribadi lebih penting dari kepentingan
kelompok
j. Tanggung jawab keberhasilan organisasi dipikul oleh
perseorangan
*

i. Kepentingan pribadi lebih penting dari


kepentingan kelompok
j. Tanggung jawab keberhasilan organisasi
dipikul oleh perseorangan.

10 Jenis Gaya Kepemimpinan Dalam


Organisasi dan Perbedaannya, antara lain :
1. Gaya demokratis
• Gaya demokratis berarti mencari kolaborasi
dan konsensus. Anggota tim adalah bagian
dari proses pengambilan keputusan. Arus
komunikasi naik, turun, dan melintasi bagan
organisasi. Gaya demokratis itu kolaboratif.
Penulis dan pembicara motivasi Simon Sinek
adalah contoh dari seorang pemimpin yang
tampaknya memiliki gaya kepemimpinan yang
demokratis
2. Gaya otokratis

• Kepemimpinan otokratis disebut juga


kepemimpinan diktator atau direktif. Orang yang
menganut pendekatan ini mengambil keputusan
tanpa berkonsultasi dengan para karyawan yang
harus melaksanakannya atau karyawan yang
dipengaruhi keputusan tersebut. Mereka
menentukan apa yang harus dilakukan orang lain
dan mengharapkan mereka mematuhinya. Kritik
yang muncul adalah bahwa pendekatan ini tidak
akan efektif dalam jangka panjang.
3. Gaya transformasional
• Pemimpin transformasional mendorong perubahan.
Mereka masuk ke organisasi untuk membalikkan keadaan,
mengembalikan keuntungan, atau meningkatkan budaya.
Sebagai alternatif, pemimpin transformasional mungkin
memiliki visi untuk apa yang mungkin dibutuhkan
pelanggan, pemangku kepentingan, atau konstituen di
masa depan dan bekerja untuk mencapai tujuan tersebut.
Mereka adalah agen perubahan yang berfokus pada masa
depan. Contoh pemimpin transformasional adalah Oprah
dan Robert C. Smith, miliarder yang telah menawarkan
untuk melunasi hutang pinjaman mahasiswa dari seluruh
kelas kelulusan 2019 di Morehouse College.
4. Gaya transaksional
• Pemimpin transaksional melanjutkan agenda langsung.
Mereka khawatir tentang menyelesaikan tugas dan
melakukan apa yang mereka katakan telah mereka
lakukan. Mereka kurang tertarik untuk mengubah
status quo dan lebih fokus untuk memastikan bahwa
orang melakukan tugas khusus yang harus mereka
lakukan. Gaya kepemimpinan transaksional berpusat
pada perencanaan jangka pendek. Gaya ini dapat
menahan kreativitas dan membuat karyawan terjebak
dalam peran mereka saat ini.
• 10 Jenis Gaya Kepemimpinan Dalam Organisasi dan
Perbedaannya
5. Gaya delegatif
• Gaya kepemimpinan ini biasa disebut Laissez-faire
dimana pemimpin memberikan kebebasan secara
mutlak kepada para anggota untuk melakukan tujuan
dan cara mereka masing-masing. Pemimpin cenderung
membiarkan keputusan dibuat oleh siapa saja dalam
kelompok sehingga terkadang membuat semangat
kerja tim pada umumnya menjadi rendah. Jenis
kepemimpinan ini akan sangat merugikan apabila para
anggota belum cukup matang dalam melaksanakan
tanggung jawabnya dan memiliki motivasi tinggi
terhadap pekerjaan. Namun sebaliknya dapat menjadi
boomerang bagi perusahaan bila memiliki karyawan
yang bertolak belakang dari pernyataan sebelumnya.
6. Gaya partisipatif
• Kepemimpinan partisipatif juga dikenal dengan istilah
kepemimpinan terbuka, bebas atau nondirective. Orang
yang menganut pendekatan ini hanya sedikit memegang
kendali dalam proses pengambilan keputusan. Ia hanya
menyajikan informasi mengenai suatu permasalahan
dan memberikan kesempatan kepada anggota tim
untuk mengembangkan strategi dan pemecahannya.
Disini tugas pemimpin adalah mengarahkan tim kepada
tercapainya consensus. Asumsi yang mendasari gaya
kepemimpinan ini adalah bahwa para karyawan akan
lebih siap menerima tanggungjawab terhadap solusi,
tujuan, dan strategi di mana mereka diberdayakan
untuk mengembangkannya
7. Gaya visioner
• Gaya kepemimpinan selanjutnya adalah visioner.
Dalam hal ini, seorang pemimpin perlu menjadi
individu yang visioner, dimana dirinya mampu untuk
merancang tujuan dan visi misi yang jelas, serta
meyakinkan seluruh anggotanya bahwa mereka
sedang menuju jalan keberhasilan. Selain itu, mereka
juga mampu untuk mempertimbangkan dan
mengintegrasikan berbagai perspektif orang lain
dengan pemikiran original yang mereka miliki. Tidak
hanya itu, sebagai pemimpin yang visioner, mereka
mampu bekerja dengan baik dalam tim dan
membimbing anggotanya untuk menuju visi misi yang
diharapkan.
8.Kepemimpinan ala Arsitek
• Untuk jenis ini, para pemimpin ahli dalam
merancang masa depan, mendesain organisasi
menjadi sebuah sistem yang transparan dan
canggih. Selain itu, para pemimpin juga
diharapkan secara berkala memeriksa desain inti
dari dasar organisasi tersebut. Misalnya,
mengecek kembali tentang bagaimana produk-
produk organisasi dapat diproduksi secara
efisien, bagaimana jumlah penjualan dapat
ditingkatkan, bagaimana cara meningkatkan
produktivitas dan motivasi karyawan, dan lain-
lain.
9.Kepemimpinan sebagai Pelatih
• Kepemimpinan dalam organisasi akan terasa
tidak lengkap jika pemimpinnya tidak bertindak
sebagai pelatih (coach) bagi para karyawan atau
anggota timnya. Ketika seorang pemimpin
berhasil membimbing para anggotanya untuk
mencapai tujuan organisasi yang diharapkan,
maka secara otomatis organisasi tersebut akan
lebih mudah untuk mencapai kesuksesan. Tidak
hanya itu, para karyawannya juga akan berpikir
lebih strategis dan mencoba mengasah
kemampuan mereka untuk bekerja lebih baik
dalam kolaborasi
10.Kepemimpinan situasional
• Gaya kepemimpinan ini dikenal pula sebagai
kepemimpinan tak tetap(fluid) atau kontingensi.
Asumsi yang digunakan dalam gaya ini adalah
bahwa tidak ada satupun gaya kepemimpinan
yang tepat bagi setiap manajer dalam segala
kondisi. Oleh karena itu gaya kepemimpinan
situasional akan menerapkan suatu gaya tertentu
berdasarkan pertimbangan atas faktor-faktor
sep[erti pemimpin, pengikut, dan situasi( dalam
arti struktur tugas, peta kekuasaan, dan dinamika
kelompok ). Hal ini sering dikenal dengan
Latihan Soal :
• Menurut Saudara gaya kepemimpinan seperti
apakah yang harus diterapkan pada suatu
perusahaan yang sedang berkembang.
• Bagaimanakah Saudara menanggapi terhadap
gaya kepemimpinan atasan ? Apa yang perlu
Saudara lakukan apabila tidak sesuai dengan
pendapat Saudara?

Anda mungkin juga menyukai