Anda di halaman 1dari 10

GAYA KEPEMIMPINAN DAN PEMIMPIN YANG

EFEKTIF
MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH
Manajemen Keperawatan
Yang dibina oleh Bapak Bejo Danang S, M.Kep

Disusun oleh Kelompok 4 :


1. Pramesti Lupitasari
2. Retno Hidayanti
3. Wida Sukmawati
4. Restu Setyaaji winoto
5. Mei Nur Annisa
6. Riska Nola Yolanda
7. Yossi Ismawati

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN AL-IRSYAD


AL-ISLAMIYYAH CILACAP
S1 KEPERAWATAN
2020

i
A. GAYA KEPEMIMPINAN
Menurut para ahli, terdapat gaya kepemimpinan yang dapat
diterapkan dalam suatu organisasi antara lain:
1. Gaya Kepemimpinan Menurut Tannenbau dan Warrant H. Schmitd.
Menurut kedua ahli tersebut, gaya kepemimpinan dapat dijelaskan
melalui dua titik ekstrim yaitu kepemimpinan berfokus pada atasan dan
kepemimpinan berfokus pada bawahan. Gaya tersebut dipengaruhi oleh
faktor manajer, faktor karyawan dan faktor situasi. Jika pemimpin
memandang bahwa kepentingan organisasi harus didahulukan jika
dibanding kepentingan pribadi maka pemimpin akan lebih otoriter, akan
tetapi jika bawahan mempunyai pengalaman yang lebih baik dan
menginginkan partisipasi, maka pemimpin dapat menerapkan gaya
partisipasinya.

2. Gaya Kepemimpinan Menurut Likert


Likert mengelompokkan gaya kepemimpinan dalam empat sistem
yaitu:
a. Sistem Otoriter-Eksploitatif
Pemimpin tipe ini sangat otoriter, mempunyai kepercayaan
yang rendah terhadap bawahannya, memotivasi bawahan melalui
ancaman atau hukuman. Komunikasi yang dilakukan satu arah ke
bawah (top-down).
b. Sistem Benevolent-Authoritative
Pemimpin mempercayai bawahan sampai tingkat tertentu,
memotivasi bawahan dengan ancaman atau hukuman tetapi tidak
selalu dan membolehkan komunikasi ke atas. Pemimpin
memperhatikan ide bawahan dan mendelegasikan wewenang,
meskipun dalam pengambilan keputusan masih melakukan
pengawasan yang ketat.

2
c. Sistem Konsultatif
Pemimpin mempunyai kekuasaan terhadap bawahan yang
cukup besar. Pemimpin menggunakan balasan (insentif) untuk
memotivasi bawahan dan kadang-kadang menggunakan ancaman
atau hukuman. Komunikasi dua arah dan menerima keputusan
spesifik yang dibuat oleh bawahan.
d. Sistem Partisipatif
Pemimpin mempunyai kepercayaan sepenuhnya terhadap
bawahan, menggunakan insentif ekonomi untuk memotivasi
bawahan. Komunikasi dua arah dan menjadikan bawahan sebagai
kelompok kerja.

3. Gaya Kepemimpinan Menurut Teori X dan Teori Y


Dikemukakan oleh Douglas Mc Gregor dalam bukunya The
Human Side Enterprise (1960), dia menyebutkan bahwa perilaku
seseorang dalam suatu organisasi dapat dikelompokkan dalam dua
kutub utama, yaitu sebagai Teori X dan Teori Y. Teori X
mengasumsikan bahwa bawahan itu tidak menyukai pekarjaan, kurang
ambisi, tidak mempunyai tanggung jawab, cenderung menolak
perubahan, dan lebih suka dipimpin daripada memimpin. Sebaliknya
Teori Y mengasumsikan bahwa, bawahan itu senang bekerja, bisa
menerima tanggung jawab, mampu mandiri, mampu mengawasi diri,
mampu berimajinasi, dan kreatif. Dari teori ini, gaya kepemimpinan
dibedakan menjadi empat macam yaitu:
a. Gaya Kepemimpinan Diktator
Gaya kepemimpinan yang dilakukan dengan menimbulkan
ketakutan serta menggunakan ancaman dan hukuman
merupakan bentuk dari pelaksanaan Teori X.
b. Gaya Kepemimpinan Autokratis
Pada dasarnya kepemimpinan ini hampir sama dengan gaya
kepemimpinan diktator namun bobotnya agak kurang. Segala
keputusan berada di tangan pemimpin, pendapat dari bawahan

3
tidak pernah dibenarkan. Gaya ini juga merupakan pelaksanaan
dari Teori X.

4. Gaya Kepemimpinan Demokratis


Ditemukan adanya peran serta dari bawahan dalam pengambilan
keputusan yang dilakukan dengan musyawarah. Gaya ini pada dasarnya
sesuai dengan Teori Y.
5. Gaya Kepemimpinan Santai
Peranan dari pemimpin hampir tidak terlihat karena segala
keputusan diserahkan pada bawahannya (Azwar dalam Nursalam, 2008:
64)
6. Gaya Kepemimpinan Menurut Robbet House
Berdasarkan Teori Motivasi pengharapan, Robert House dalam
Nursalam (2002) mengemukakan empat gaya kepemimpinan yaitu:
a. Direktif
Pemimpin menyatakan kepada bawahan tentang bagaimana
melaksanakan suatu tugas. Gaya ini mengandung arti bahwa
pemimpin selalu berorientasi pada hasil yang dicapai oleh
bawahannya.
b. Suportif
Pemimpin berusaha mendekatkan diri kepada bawahan dan
bersikap ramah terhadap bawahan.
c. Parsitipatif
Pemimpin berkonsultasi dengan bawahan untuk
mendapatkan masukan dan saran dalam rangka pengambilan
sebuah keputusan.
d. Berorientasi Tujuan
Pemimpin menetapkan tujuan yang menantang dan
mengharapkan bawahan berusaha untuk mencapai tujuan
tersebut dengan seoptimal mungkin (Sujak dalam Nursalam,
1990)

4
7. Gaya Kepemimpinan Menurut Hersey dan Blanchard
Ciri-ciri kepemimpinan menurut Hersey dan Blanchard (1997)
meliputi:
a. Instruksi
a) Tinggi tugas dan rendah hubungan
b) Komunikasi sejarah
c) Pengambilan berada pada pemimpin dan peran bawahan
sangat minimal
d) Pemimpin banyak memberikan pengarahan atau instruksi
yang spesifikserta mengawasi dengan ketat.
b. Konsultasi
a) Tinggi tugas dan tinggi hubungan
b) Komunikasi dua arah
c) Peran pemimpin dalam pemecahan masalah dan
pengambilan keputusan cukup besar
c. Parsitipatif
a) Tinggi hubungan rendah tugas
b) Pemimpin dan bawahan bersama-sama member gagasan
dalam pengambilan keputusan
c) Delegasi
d) Rendah hubungan dan rendah tugas
e) Komunikasi dua arah, terjadi diskusi antara pemimpin dan
bawahan dalam pemecahan masalah serta bawahan diberi
delegasi untuk mengambil keputusan.

8. Gaya Kepemimpinan Menurut Lippits dan K. White


Menurut Lippits dan White, terdapat tiga gaya kepemimpinan yaitu
otoriter, demokrasi, liberal yang mulai dikembangkan di Unversitas
Lowa.
a. Otoriter
Gaya kepemimpinan ini memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a) Wewenang mutlak berada pada pimpinan

5
b) Keputusan selalu dibuat oleh pimpinan
c) Kebijaksanaan selalu dibuat oleh pimpinan
d) Komunikasi berlangsung satu arah dari pimpinan kepada
bawahan
e) Pengawasan terhadap sikap, tingkah laku, perbuatan atau
kegiatan para bawahan dilakukan secara ketat
b. Demokratis
Kepemimpinan gaya demokratis adalah kemampuan dalam
mempengaruhi orang lain agar besedia bekerja sama untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan, berbagai kegiatan yang
akan dilakukan ditentukan bersama antara pimpinan dan
bawahan.
Gaya kepemimpinan ini memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a) Wewenang pimpinan tidak mutlak
b) Pimpinan bersedia melimpahkan sebagian
wewenang kepada bawahan
c) Keputusan dibuat bersama antara pimpinan dan
bawahan
d) Komunikasi berlangsung timbal balik
e) Pengawasan dilakukan secara wajar
f) Prakarsa datang dari bawahan
g) Banyak kesempatan dari bawahan untuk
menyampaikan saran dan pertimbangan
c. Liberal atau Laissez Faire
Kepemimpinan gaya liberal atau Laisssez Faire adalah
kemampuan mempengaruhi orang lain agar bersedia bekerja
sama untuk mencapai tujuan dengan cara berbagai kegiatan dan
pelaksanaanya dilakukan lebih banyak diserahkan kepada
bawahan.
Gaya kepemimpinan ini bercirikan sebagai berikut:
a) Pemimpin melimpahkan wewenang sepenuhnya
kepada bawahan

6
b) Keputusan lebih banyak dibuat oleh bawahan
c) Kebijaksanaan lebih banyak dibuat oleh bawahan
d) Pimpinan hanya berkomunikasi apabila diperlukan
oleh bawahan
e) Hampir tiada pengawasan terhadap tingkah laku
f) Prakarsa selalu berasal dari bawahan

9. Gaya Kepemimpinan Berdasarkan Kekuasaan dan Wewenang


Menurut Gillies (1996), gaya kepemimpinan berdasarkan
wewenang dan kekuasaan dibedakan menjadi empat yaitu:
1) Otoriter
Merupakan kepemimpinan yang berorientasi pada
tugas atau pekarjaan. Menggunakan kekuasaan posisi dan
kekuatan dalam memimpin. Pemimpin menentukan semua
tujuan yang akan dicapai dalam pengambilan keputusan.
Informasi yang diberikan hanya pada kepentiungan tugas.
Motivasi dengan reward dan punishment.
2) Demokratis
Merupakan kepemimpinan yang menghargai sifat
dan kemampuan setiap staf. Menggunakan kekuatan posisi
dan pribadinya untuk mendorong ide dari staf, memotivasi
kelompok untuk menentukan tujuan sendiri. Membuat
rencana dan pengontrolan dalam penerapannya. Informasi
diberikan seluas-luasnya dan terbuka.
3) Partisipatif
Merupakan gabungan antara otoriter dan demokratis,
yaitu pemimpin yang menyampaikan hasil analisis masalah
dan kemudian mengusulkan tindakan tersebut pada
bawahannya. Staf dimintai saran dan kritiknya serta
mempertimbangkan respon staf terhadap usulannya, dan
keputusan akhir ada pada kelompok.

7
4) Bebas Tindak
Merupakan pimpinan ofisial, karyawan menentukan
sendiri kegiatan tanpa pengarahan, supervisi dan koordinasi.
Staf/bawahan mengevaluasi pekarjaan sesuai dengan
caranya sendiri. Pimpinan hanya sebagai sumber informasi
dan pengendalian secara minimal.

B. PEMIMPIN YANG EFEKTIF


Kepemimpinan yang efektif di RS akan terwujud apabila pemimpin
menelaah dengan sistem yang efektif. Seorang pemimpin yang efektif
adalah seorang pemimpin yang dapat mempengaruhi orang lain agar
dapat bekerja sama untuk mencapai hasil yang memuaskan bagi terjadinya
perubahan yang bermanfaat. Ada beberapa kepemimpinan yang efektif
antara lain menurut :
a. Ruth M. Trapper (1989 ), membagi menjadi 6 komponen :
a) Menentukan tujuan yang jelas, cocok, dan bermakna bagi
kelompok. Memilih pengetahuan dan ketrampilan
kepemimpinan dan dalam bidang profesinya.
b) Memiliki kesadaran diri dan menggunakannya untuk
memahami kebutuhan sendiri serta kebutuhan orang lain.
c) Berkomunikasi dengan jelas dan efektif.
d) Mengerahkan energi yang cukup untuk kegiatan
kepemimpinan
e) Mengambil tindakan
b. Hellander ( 1974 )
Dikatakan efektif bila pengikutnya melihat pemimpin
sebagai seorang yang bersama-sama mengidentifikasi tujuan dan
menentukan alternatif kegiatan.

8
c. Bennis ( Lancaster dan Lancaster, 1982 )
Mengidentifikasi empat kemampuan penting bagi seorang
pemimpin, yaitu :
a) Mempunyai pengetahuan yang luas dan kompleks
tentang sistem manusia ( hubungan antar manusia ).
b) Menerapkan pengetahuan tentang pengembangan dan
pembinaan bawahan.
c) Mempunyai kemampuan hubungan antar manusia,
terutama dalam mempengaruhi orang lain.
d) Mempunyai sekelompok nilai dan kemampuan yang
memungkinkan seseorang mengenal orang lain dengan
baik.
d. Gibson ( Lancaster dan Lancaster,1982 )
Seorang pemimpin harus mempertimbangkan :
a) Kewaspadaan diri ( self awarness )
Kewaspadaan diri berarti menyadari bagaimana seorang
pemimpin mempengaruhi orang lain. Kadang seorang
pemimpin merasa ia sudah membantu orang lain, tetapi
sebenarnya justru telah menghambatnya.
b) Karakteristik kelompok
Seorang pemimpin harus memahami karakteristik kelompok
meliputi : norma, nilai - nilai kemampuannya, pola komunikasi,
tujuan, ekspresi dan keakraban kelompok.
c) Karakteristik individu
Pemahaman tentang karakteristik individu juga sangat
penting karena setiap individu unik dan masing - masing
mempunyai kontribusi yang berbeda.

9
DAFTAR PUSTAKA

Anwar Kurniadi, S. M. (2013). Manajemen Keperawatan dan Prospektifnya.


Nursalam. (2012). MANAJEMEN KEPERAWATAN. Jakarta: Salemba
Medika
Nursalam. 2008. Manajemen Keperawatan: Aplikasi dalam prektik
Keperawatan Profesional Edisi 2. Jakarta: Salemba Medika.
Suarli S dan Bahtiar nYanyan. Manajemen Keperawatan dengan Pendekatan
Praktis. Jakarta: Erlangga
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Swansburg, Russel C. Pengantar Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan;
alih bahasa, Suharyati Samba; editor, Monica Ester. Jakarta : EGC, 2000.

10

Anda mungkin juga menyukai