Anda di halaman 1dari 3

NAMA : YOSI ISMAWATI

NIM : 108117020

Jawaban soal uas pak Agus Prasetyo

1. Keperawatan Paliatif adalah pelayanan kepada pasien yang penyakitnya sudah tidak
bereaksi terhadap pengobatan kuratif, atau tidak dapat disembuhkan secara medis
(stadium akhir)
2. Karena pasien tersebut sudah diberhentikan pengobatannya karena penyakit sudah
termasuk penyakit terminal
3. Terjadinya kanker serviks disebabkan oleh infeksi HPV yang onkogenik umumnya
adalah HPV tipe 16 ( Dethan, 2015 ). Risiko terinfeksi HPV dapat meningkat pada
wanita yang telah melakukan aktivitas seksual. Pada uumumnya, infeksi virus ini
akan menghilang dengan sendirinya, namun apabila infeksi bersifat persisten akan
menyebabkan integrasi genom dari virus ke dalam genom sel serviks. Akibatnya
pertumbuhan sel dan ekspresi onkoprotein E6 atau E7 yang bertanggung jawab
terhadap perubahan maturasi dan diferensiasi dan epitel serviks menjadi tidak normal
atau disebut dengan mutasi sel.
4. Tuberkulosis merupakan infeksi oportunistik paling sering terjadi pada penderita
HIV/AIDS di dunia. Mycobacterium tuberculosis adalah agen menular yang dapat
muncul sebagai reaktivasi infeksi laten pada pasien imunokompromais atau sebagai
infeksi primer setelah penularan dari orang ke orang pada berbagai stadium HIV.
Individu dengan HIV positif memiliki resiko 21-34 kali untuk terinfeksi tuberkulosis
dibandingkan individu dengan HIV negatif.
5. a. Stadium I (penurunan cadangan ginjal)
Selama stadium ini kreatinin serum dan kadar Blood Urea Nitrogen (BUN) normal
dan asimptomatik. Gangguan fungsi ginjal hanya dapat terdeteksi dengan memberi
beban kerja yang berat pada ginjal melalui tes pemekatan urine yang lama atau
dengan mengadakan tes LFG.
b. Stadium II (insufisiensi ginjal)
Pada stadium ini lebih dari 75% jaringan yang berfungsi telah rusak dan kadar BUN
mulai meningkat diatas normal. Peningkatan konsentrasi BUN ini berbeda-beda
tergantung dari protein dalam makanan. Pada stadium ini kadar kreatinin serum juga
meningkat melebihi kadar normalnya.
c. Stadium III (Gagal ginjal progresif atau uremia)
Pada keadaan ini kreatinin serum dan kadar BUN akan meningkat sebagai respon
terhadap LFG yang mengalami sedikit penurunan. Penderita mulai merasakan gejala
gejala yang cukup parah, karena ginjal tidak lagi mampu mempertahankan
homeostasis cairan dan elektrolit dalam tubuh (Wilson, 2006).
6. Kelainan fungsi otot jantung disebabkan oleh aterosklerosis koroner, hipertensi
arterial dan penyakit otot degeneratif atau inflamasi. Aterosklerosis koroner
mengakibatkan disfungsi miokardium karena terganggunya aliran darah ke otot
jantung. Terjadi hipoksia dan asidosis (akibat penumpukan asam laktat). Infark
Miokardium biasanya mendahului terjadinya gagal jantung. Hipertensi sistemik/
pulmonal (peningkatan afterload) meningkatkan beban kerja jantung dan pada
gilirannya mengakibatkan hipertrofi serabut otot jantung. Efek tersebut (hipertrofi
miokard) dapat dianggap sebagai mekanisme kompensasi karena akan meningkatkan
kontraktilitas jantung. Tetapi untuk alasan tidak jelas, hipertrofi otot jantung tadi tidak
dapat berfungsi secara normal, dan akhrinya terjadi gagal jantung.
7. Penyakit diabetes bisa menyebabkan penyembuhan luka lebih lambat. Hal ini
menimbulkan risiko bahwa seseorang pengidap diabetes akan mengalami infeksi dan
komplikasi lainnya. Luka ringan, luka terbuka, dan luka bakar adalah luka yang sering
orang dapatkan, tapi bagi penderita diabetes, luka serius dapat menyebabkan masalah
kesehatan serius juga. Banyak penderita diabetes mengalami luka yang lambat
penyembuhannya atau tidak pernah sembuh. Luka yang tidak sembuh dengan baik
bisa terinfeksi. Infeksi dapat menyebar secara lokal, ke jaringan dan tulang di
sekitarnya atau untuk menjauhi area tubuh. Dalam beberapa kasus, infeksi bahkan
mungkin berakibat fatal. Ulkus kaki diabetik mempengaruhi 15 persen penderita
diabetes. Ini adalah luka yang menyakitkan yang pada akhirnya dapat menyebabkan
amputasi kaki.
8. Glukosa darah yang tidak terkontrol dapat merusak saraf tubuh, yang berarti bahwa
penderita diabetes dapat mempertahankan trauma pada kaki mereka dengan lebih
mudah tanpa menyadari bahwa mereka terluka. Hal ini dapat mencegah mereka untuk
mencari pengobatan, sehingga luka menjadi lebih buruk lagi. Gangguan berkeringat,
kulit kering dan retak, infeksi kuku, dan kelainan bentuk kaki lebih sering ditemukan
pada orang dengan diabetes, meningkatkan risiko infeksi bakteri. Penelitian secara
konsisten mengungkap cara lain bahwa diabetes yang bisa mempengaruhi
penyembuhan luka, termasuk:
a. Melemahkan produksi hormon yang terkait dengan pertumbuhan dan
penyembuhan
b. Penurunan produksi dan perbaikan pembuluh darah baru
c. Kekebalan kulit melemah
d. Penurunan produksi kolagen

Anda mungkin juga menyukai