S T I K E S
OLEH :
SRI SULISTIANI
NIM. 18.31.1254
S T I K E S
OLEH :
SRI SULISTIANI
NIM. 18.31.1254
Tanah Bumbu,
Mengetahui,
Cairan tubuh adalah larutan yang terdiri dari air ( pelarut) dan zat
tertentu (zat terlarut). Elektrolit adalah zat kimia yang menghasilkan
partikel-partikel bermuatan listrik yang disebut ion jika berada dalam
larutan.
Cairan dan elektrolit masuk ke dalam tubuh melalui makanan,
minuman, dan cairan intravena (IV) dan didistribusi ke seluruh bagian
tubuh. Keseimbangan cairan dan elektrolit berarti adanya distribusi
yang normal dari air tubuh total dan elektrolit ke dalam seluruh bagian
tubuh. Keseimbangan cairan dan elektrolit saling bergantung satu
dengan yang lainnya jika salah satu terganggu maka akan berpengaruh
pada yang lainnya.
Ketidakseimbangan cairan adalah isotonik dan osmolar.
Kekurangan dan kelebihan isotonik terjadi jika air dan elektrolit
diperoleh atau hilang dalam proporsi yang sama. Sebaliknya,
ketidakseimbangan osmolar adalah kehilangan atau kelebihan air saja
sehingga konsentrasi (osmolalitas) serum dipengaruhi (Potter & Perry,
2006).
Kekurangan volume cairan adalah keadaan ketika seorang
individu yang tidak menjalani puasa mengalami atau berisiko
mengelami dehidrasi vaskular, interstitial atau intravaskular (Lynda
Juall, 2007 : 168). Kekurangan volume cairan adalah penurunan cairan
intravaskuler, interstisial, dan/ atau intraseluler yang mengacu pada
dehidrasi, kehilangan cairan saja tanpa perubahan pada natrium (Nanda,
2012 : 264).
Kelebihan volume cairan adalah keadaan ketika seseorang
individu mengalami atau berisiko mengalami kelebihan cairan
intraseluler atau interstisial (Lynda Juall, 2007 : 172). Kelebihan
volume cairan merupakan peningkatan retensi cairan isotonik (Nanda,
2012 : 265).
Risiko ketidakseimbangan elektrolit merupakan berisiko
mengalami perubahan kadar elektrolit serum yang dapat mengganggu
kesehatan (Nanda, 2012 : 262).
1.3.3 Perpindahan cairan dan elektrolit tubuh terjadi dalam tiga fase:
Fase I :
Plasma darah pindah dari seluruh tubuh ke dalam sistem
sirkulasi, dan nutrisi dan oksigen diambil dari paru-paru dan
tractus gastrointestinal.
Fase II :
Cairan interstitial dengan komponennya pindah dari darah
kapiler dan sel
Fase III :
Cairan dan substansi yang ada di dalamnya berpindah dari
cairan interstitial masuk kedalam sel.Pembuluh darah kapiler
dan membran sel yang merupakan membrane semipermiabel
mampu memfilter tidak semua substansi dan komponen
dalam cairan tubuh ikut berpindah.
1.3.4 Cara pengeluaran cairan
Pengeluaran cairan terjadi melalui organ-organ seperti :
Ginjal
Merupakan pengatur utama keseimbangan cairan yang
menerima 170 liter darah untuk disaring setiap hari. Produksi
urine untuk semua usia 1 ml/kg/jam. Pada orang dewasa
produksi urine sekitar 1,5 lt/hari. Jumlah urine yang
diproduksi oleh ginjal dipengaruhi oleh ADH dan aldosteron.
Kulit
Hilangnya cairan melalui kulit diatur oleh saraf simpatis yang
merangsang aktivitas kelenjar keringat. Rangsangan kelenjar
keringat dapat dihasilkan dari aktivitas otot, temperatur
lingkungan yang meningkat, dan demam. Disebut
juga Insesible Water Loss (IWL) sekitar 15-20 ml/24 jam.
Paru-paru
Menghasilkan IWL sekitar 400 ml/hari. Meningkatnya cairan
yang hilang sebagai respons terhadap perubahan kecepatan
dan kedalaman napas akibat pergerakan atau demam.
Gastrointestinal
Dalam kondisi normal cairan yang hilang dari gastrointestinal
setiap hari sekitar 100-200 ml. Perhitungan IWL secara
keseluruhan adalah 10-15 cc/kgBB/24 jam, dengan kenaikan
10 % dari IWL pada setiap kenaikan suhu 1 derajat celcius.
1.4 Macam-macam gangguan yang mungkin terjadi pada system
1.4.1 Gangguan Keseimbangan Cairan dan Elektrolit Tubuh
Ketidakseimbangan cairan
Ketidakseimbangan cairan meliputi dua kelompok dasar,
yaitu gangguan keseimbangan isotonis dan
osmolar.Ketidakseimbangan isotonis terjadi ketika sejumlah
cairan dan elektrolit hilang bersamaan dalam proporsi yang
seimbang. Sedangkan ketidakseimbangan
osmolar terjadi ketika kehilangan cairan tidak
diimbangi dengan perubahan kadar elektrolit dalam proporsi
yang seimbang sehingga menyebabkan perubahan pada
konsentrasi dan osmolalitas serum.
Berdasarkan hal tersebut, terdapat empat kategori ketidak
seimbangan cairan, yaitu :
1.Kehilangan cairan dan elektrolit isotonik
2.Kehilangan cairan (hanya air yang berkurang,)
3.Penigkatan cairan dan elektrolit isotonis, dan, Penigkatan
osmolal (hanya air yang meningkat).
Defisit Volume Cairan
Defisit volume cairan terjadi ketika tubuh
kehilangan cairan dan elektrolit ekstraseluler dalam jumlah
yang proporsional (isotonik). Kondisi seperti ini disebut juga
hipovolemia.Umumnya, gangguan ini diawali dengan
kehilangan cairan intravaskuler, lalu diikuti
dengan perpindahan cairan interseluler menuju intravaskuler
sehingga menyebabkan penurunan cairan ekstraseluler.Untuk
untuk mengkompensasi kondisi ini, tubuh melakukan
pemindahan cairan intraseluler. Secara umum,
defisit volumecairan disebabkan oleh beberapa hal, yaitu
kehilangan cairan abnormal melalui kulit, penurunan asupan
cairan, perdarahan dan pergerakan cairan ke lokasi ketiga
(lokasi tempat cairan berpindah dan tidak mudah untuk
mengembalikanya ke lokasi semula dalam kondisi cairan
ekstraseluler istirahat). Cairan dapat berpindah
dari lokasi intravaskuler menuju lokasi potensial seperti
pleura, peritonium, perikardium, atau rongga sendi. Selain
itu, kondisitertentu, seperti terperangkapnya cairan dalam
saluran pencernaan, dapat terjadi akibat obstruksi saluran
pencernaan.
Defisit Cairan
Faktor Resiko
1. kehilangan cairan berlebih (muntah, diare,dan
pengisapan lambung)
tanda klinis : kehilangan berat badan
2. ketidakcukupan asupan cairan (anoreksia, mual muntah,
tidak ada cairan dan depresi konfusi)
tanda klinis : penurunan tekanan darah
3. Dehidrasi
Dehidrasi disebut juga ketidakseimbangan hiiper osmolar,
terjadi akibat kehilangan cairan yang tidak diimbangi
dengan kehilangan elektrolit dalam jumlah
proporsional, terutama natrium.Kehilangan cairan
menyebabkan peningkatan kadarnatrium, peningkatan
osmolalitas, serta dehidrasi intraseluler. Air berpindah
dari sel dan kompartemen interstitial menuju ruang
vascular. Kondisi ini menybabkan gangguan fungsi sel da
kolaps sirkulasi. Orang yang beresiko mengalami dehidrasi
salah satunya adalah individu lansia.Mereka mengalami
penurunan respons haus atau pemekatan urine.Di samping itu
lansia memiliki proporsi lemak yang lebih besar sehingga
beresiko tunggi mengalami dehidrasi akibat cadangan air
yang sedikit dalam tubuh.Klien dengan diabetes insipidus
akibat penurunan hormon diuretik sering mengalami
kehilangan cairan tupe hiperosmolar. Pemberian
cairan hipertonik juga meningkatkan jumlah solute dalam
aliran darah.
Kelebihan Volume Cairan (Hipervolemia)
Kelebihan volume
cairan terjadi apabila tubuh menyimpan cairan dan ele
ktrolit dalam kompartemen ekstraseluler dalam proporsi yang
seimbang. Karena adanya retensi cairan isotonik, konsentrasi
natrium dalam serum masih normal. Kelebihan cairan tubuh
hampir selalu disebabkan oleh penungkatan jumlah nat
rium dalam serum. Kelebihan cairan terjadi akibat overload
cairan/adanya gangguan mekanisme homeostatispada proses
regulasi keseimbangan cairan. Penyebab spesifik kelebihan
cairan, antara lain :
1. Asupan natrium yang berlebihan
2. Pemberian infus berisi natrium terlalu cepat dan banyak,
terutama pada klien dengan gangguan mekanisme
regulasi cairan.
3. Penyakit yang mengubah mekanisme regulasi, seperti
gangguan jantung (gagal ginjal kongestif), gagal ginjal,
sirosis hati, sindrom Cushing
4. Kelebihan steroid.
Kelebihan Volume Cairan
Faktor resiko :
1. Kelebihan cairan yang mengandung natrium dari terapi
intravena
Tanda klinis : penambahan berat badan
2. Asupan cairan yang mengandung natrium dari diet atau
obat-obatan
Tanda klinis : edema perifer dan nadi kuat.
Edema
Pada kasus kelebihan cairan, jumlah cairan dan natrium yang
berlebihan dalam kompartemen ekstraselulermeningkatkan
tekanan osmotik. Akibatnya, cairan keluar dari sel sehingga
menimbulkan penumpukan cairan dalm ruang interstitial
(Edema). Edema yang sering terlihat disekitar mata, kaki dan
tangan. Edema dapat bersifat local atau
menyeluruh, tergantung pada kelebihan cairan yang terjadi.
Edema dapat terjadi ketika adapeningkatan produksi
cairan interstisial/gangguan perpindahan cairan interstisial.
Hal ini dapat terjadi ketika:
1. Permeabilitas kapiler meningkat (mis.,karena luka bakar,
alergi yang menyebabkan perpindahan cairan dari kapiler
menuju ruang interstisial).
2. Peningkatan hidrostatik kapiler meningkat
(mis., hipervolemia, obstruksisirkulasi vena) yang
menyebabkan cairann dalam pembuluh darahterdorong ke
ruang interstisial.
3. Perpindahan cairan dari ruangan interstisial terhambat
(mis., pada blokade limfatik)
Edema pitting adalah edema yang meninggalkan sedikit
depresi atau cekungan setelah dilakukan penekanan pada
area yang bengkak. Cekungan unu terjadiakibat
pergerakan cairan dari daerah yang ditekan menuju
jaringan sekitar (menjauhi lokasi tekanan). Umumnya,
edema jenis ini adalah edema yang disebabkan oleh
gangguan natrium. Adapun edema yang disebabkan oleh
retensi cairan hanya menimbulkan edema non pitting.
2.1. Pengkajian
NIC
Diagnosa NOC
No (Nursing Intervention
Keperawatan (Nursing Outcome)
Clasification)
1. Kelebihan Setelah dilakukan tindakan Fluid Management
keperawatan selama 10 jam 1. Timbang
Volume cairan diharapkan keseimbangan cairan popok/pembalutjika
berhubungan klien dapat teratasi Kriteria Hasil : diperlukan
Fluid Balance 2. pertahankan catatan intake
dengan asupan Indikator IR ER dan output yang akurat
1. Tekanan darah 3. pasang urine kateter jika
natrium diperlukan
dalam batas
berlebihan. normal 4. Monitor status hidrasi jika
2. Rata-rata tekanan diperlukan.
arteri dalam bata 5. Monitor hasil lab yang
yang diharapkan sesuai dengan retensi
3. Tekanan vena cairan
sentral dalam 6. Monitor status
batas yang hemodinamik
diharapkan 7. Monitor vital sign
4. Nadi perifer 8. Monitor kelebihan cairan
9. Monitor berat pasien
teraba jelas sebelum dan setelah
5. Tidak ada dialysis
hipotensi 10.Kaji lokasi dari luas daerah
ortostatik edema
6. Intake dan output 11.Monitor masukan
24 jam seimbang makanan/cairan dan hitung
7. Tidak ada suara intake kalori cairan
nafas tambahan 12.Berikan diuretic sesuai
8. Berat badan stabil interaksi
9. Tidak ada asites 13.Berikan cairan IV sesuai
10. JVP tidak tampak intruksi
11. Tidak terdapat 14.Batasi msukan cairan pada
edema perifer keadaan hiponatermi dilusi
12. Pusing tidak ada dengan serum
13. Tidak terdapat Na<130mEq/l
haus abnormal 15.Monitor respon pasien
14. Hidrasi kulit terhadap terapi elektrolit
15. Membran 16.Kolaborasi dokter jika
mukosa lembab tanda cairan berlebihan
16. Elektrolit serum muncul memburuk
dalam batas 17.Atur kemungkinan
normal transfuse
17. Hemaktorit
dalam batas Fluid Monitoring :
normal 1. Tentukan riwayat julmlah
18. Tidak terdapat dan tipe intake cairan dan
endapan urine eliminasi
2. Tentukan kemungkinan
Ket : resiko dari
1. Keluhan ekstrim ketidakseimbangan
cairan
2. Keluhan berat
3. Monitor berat badan
3. Keluhan sedang 4. Monitor serum dan
4. Keluhan ringan elektrolit cairan
5. Tidak ada keluhan 5. Monitor serum dan
osmalitas urine
6. Monitor tekanan darah
7. Monitor parameter
hemadinomik infasif
8. Catat intake dan output
secara akurat
9. Monitor membrane
mukosa dan turgor
kulit,serta rasa haus
10. Monitor adanya distensi
leher,oedem perifer dan
penambahan BB
11. Monitor tanda gejala dan
oedema
12. Beri cairan sesuai
keperluan
13. Beri obat yang dapat
meningkatkan ouput
urine
14. Lakukan hemodialisa bila
perlu catat respon pasien.
NIC
Diagnosa NOC
No (Nursing Intervention
Keperawatan (Nursing Outcome)
Clasification)
2 Devisit Setelah dilakukan tindakan Fluid Management
keperawatan selama 10 jam 1. Timbang popok/pembalut
volume cairan diharapkan keseimbangan cairan jika diperlukan
berhubungan klien dapat teratasi Kriteria 2. pertahankan catatan
Hasil : intake dan output yang
dengan Fluid Balance akurat
3. pasang urine kateter jika
kegagalan diperlukan
Indikator IR ER
mekanisme 1. Tekanan darah 4. Monitor status hidrasi
dalam batas jika diperlukan.
cairan. normal 5. Monitor hasil lab yang
2. Rata-rata tekanan sesuai dengan retensi
arteri dalam batas cairan
normal 6. Monitor status
3. Tekanan vena hemodinamik
sentral dalam 7. Monitor vital sign
batas normal 8. Monitor kelebihan cairan
4. Nadi perifer 9. Monitor berat pasien
dalam keadaan sebelum dan setelah
jelas dialysis
5. Tidak ada 10. Kaji lokasi dari luas
hipotensi ortastik daerah edema
6. Intake dan output 11. Monitor masukan
dalam 24 jam makanan/cairan dan
seimbang hitung intake kalori
7. Tidak ada suara cairan
nafas tambahan 12. Berikan diuretic sesuai
8. Berat badan interaksi
stabil 13. Berikan cairan IV sesuai
9. Tidak ada asites intruksi
14. Batasi msukan cairan
pada keadaan
hiponatermi dilusi dengan
serum Na<130mEq/l
15. Monitor respon pasien
terhadap terapi elektrolit
Ket : 16. Kolaborasi dokter jika
tanda cairan berlebihan
1. Keluhan ekstrim muncul memburuk
2. Keluhan berat 17. Atur kemungkinan
3. Keluhan sedang transfuse
4. Keluhan ringan
Fluid Monitoring :
5. Tidak ada keluhan
1. Tentukan riwayat julmlah
dan tipe intake cairan dan
eliminasi
2. Tentukan kemungkinan
resiko dari
ketidakseimbangan cairan
3. Monitor berat badan
4. Monitor serum dan
elektrolit cairan
5. Monitor serum dan
osmalitas urine
6. Monitor tekanan darah
7. Monitor parameter
hemadinomik infasif
8. Catat intake dan output
secara akurat
9. Monitor membrane
mukosa dan turgor
kulit,serta rasa haus
10. Monitor adanya distensi
leher,oedem perifer dan
penambahan BB
11. Monitor tanda gejala dan
oedema
12. Beri cairan sesuai
keperluan
13. Beri obat yang dapat
meningkatkan ouput urine
14. Lakukan hemodialisa bila
perlu catat respon pasien.
1. Mempertahankan catatan
S:
2. Devisit volume intake dan output yang O:
A:
cairan berhubungan akurat.
Indikator IR ER
dengan kegagalan 2. Memonitor status hidrasi
mekanisme cairan jika diperlukan ( turgor P :
kulit)
3. Memonitor vital sign
DAFTAR PUSTA KA
Potter & Perry. 2006. Buku Ajar Fundamental Keperawatan Edisi 4. Jakarta: EGC
Tamsuri, Anas. 2009. Seri Asuhan Keperawatan “Klien Gangguan Keseimbangan
Cairan & Elektrolit”. Jakarta: ECG
Syaifudin, Drs. 2012. Anatomi Fisiologi Kurikulum Berbasis Kompetensi Edisi
4. Jakarta: EGC
Laporan pendahuluan dan askep chronic kidney disease ( ckd ) aplikasi nanda nic
noc (septiawanputratanjung.blogspot.co.id/2015/10/laporan-pendahuluan-
dan-askep-chronic.html) DIAKSES 13 APRIL 3019