Anda di halaman 1dari 46

48

BAB III
TINJAUN KASUS

3.1 Data Umum

3.1.1 Pengkajian

1. Identitas diri

Nama : Tn.I

Umur : 37 tahun

Jenis kelamin : Laki-Laki

Status perkawinan : Menikah

Agama : Islam

Suku : Minang

Pendidikan : SD

Alamat : Lapas Biaro Ampek Angkek, Sumatera Barat

No. Rekam medis : 502690

Tanggal masuk RS : 30 September 2018

Tanggal Pengkajian : 15 Oktober 2018

Diagnosa Medis : TB Paru

Keluarga terdekat yang bisa di hubungi :

Nama : Ny.P

Umur : 44 tahun

Pendidikan :SD

Hubungan dengan klien :Kakak

48
49

2. Status Kesehatan Saat Ini

a. Alasan Kunjungan /Keluhan Utama

Pasien mengatakan masuk ke rumah sakit RSAM Bukittinggi tanggal

30-09-2018 pukul 23.40 WIB dari IGD dibawa oleh keluarganya

dengan keluhan sesak nafas, badan terasa panas, batuk berdarah sejak

2 hari yang lalu dan berat badan menurun.

b. Keluhan Saat Pengkajian

Pada saat pengkajian (15 Oktober 2018) pasien sesak nafas, RR 26

x/menit, batuk berdahak yang disertai darah sejak dua hari yang lalu,

klien mengatakan dahak susah keluar, klien mengatkan nafsu makan

berkurang, mual (+), muntah (+), klien juga mengatakan sering

berkeringat dimalam hari dan demam naik turun.

c. Riwayat Kesehatan Yang Lalu

1) Penyakit yang pernah di alami dan pengobatan

Pasien dan keluarga mengatakan dahulunya pasienmempunyai

riwayat penyakit TB Parupada tahun 2013 dan untuk

mengobatinya pasien dirawat di Rumah Sakit Adnan WD

Payakumbuh tetapi pada saat itu pasien tidak mengkonsumsi obat

rutin untuk penderita TB Paru.

2) Riwayat Alergi

Pasien mengatakan pasien tidak ada alergi terhadap obat maupun

makanan tertentu.

3) Kebiasaan Merokok/kopi/obat-obatan/alkohol/lain-lain
50

Pasien mengatakan klien dulu adalah seorang perokok aktif yang

menghabiskan 2 bungkus rokok dalam sehari bahkan lebih tetapi

sudah sekarang sudah tidak merokok lagi sejak tahun 2015.

Pasien juga mengatakan sering meminum alkohol maupun

mengkonsumsi obat-obatan seperti narkoba tetapi juga sudah

berhenti sejak tahun 2013.

4) Rawatan sebelumnya

Pasien mengatakan pernah dirawat sebelumnya di Rumah Sakit

Adnan WD Payakumbuh pada tahun 2013 dengan penyakit yang

sama.

5) Riwayat kesehatn keluarga

Genogram :

Ket :
: Menikah
: Laki-laki
: Perempuan
: Laki-Laki Meninggal
51

: PerempuanMeninggal
: Serumah

Pasien mengatakan orang tuanya sudah meninggal namun kedua

orang tua istrinya masih hidup. Pasien mengatakan memiliki 3

orang anak yang belum berkeluarga. Tn.I tinggal bersama istri

dan anaknya. Pasien mengatakan istrinya pernah menderita

penyakit yang sama dengan dirinya yaitu TB paru, tetapi pasien

mengatakan tidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit

keturunan.

Gambar 3.1 Aktivitas Klien

No Aktivitas Di rumah Di rumah sakit


1. Pola nutrisi dan  Frekuensi makan :  Frekuensi makan : 3-
cairan 2x sehari 4 sendok
 Intake cairan : 7-8  Intake cairan : 2-4
gelas gelas
 Diet : Tidak  Diet : sesuai aturan
 Makanan dan Rumah Sakit
minuman yang  Makanan dan
disukai: jus ,nasi minuman yang
goreng disukai: jus nasi
 Makanan pantangan goreng
: udang  Makanan
 Napsu makn : pantangan : udang
menurun  Napsu makn :
 Perubahan BB meningkat
bln terakhir : 10  Perubahan BB
kg turusn bln terakhir :
 Keluhan yang 45kg
dirasakan : mual  Keluhan yang
muntah ,sesak dirasakan : masih
batuk berdahak mual

2. Pola eliminasi a. BAB c. BAB


 Frekuensi : 1 x  Frekuensi : 2x
sehari sehari
 Penggunaan  Penggunaan
52

pencahan : - pencahan :-
Warna : kucing  Warna : kuning
kecoklatan kecokltan
 Waktu : subuh  Waktu : subuh
 Konsistensi :  Konsistensi :
sedang d. BAK
b. BAK  Frekuensi : 2-3 x
 Frekuensi : 4-5 x sehari
sehari  warna : kuning
 warna : kuning jernih
jernih  bau : pesing
 bau : pesing output :
 output :

3. Pola istirahat  waktu tidur ( jam  waktu tidur


dan tidur ):6-7 jam ( jam ): 3-4 jam
 lama/hari : 3 jam  lama/hari :
 kebiasaan dalam  kebiasaan dalam
hal tidur : hal tidur :
( - ) ( - ) menjelang
menjelang tidur tidur
( - ) sering ( - ) sering
/mudah /mudah terbangun
terbangun ( ya ) merasa
( ya ) merasa tidak puas setelah
tidak puas bangun tidur
setelah bangun
tidur

Pola aktivitas dan latihan

a. kegiatan dalam pekerjaan : Petani

b. olahraga

jenis :-

frekuensi :-

c. kegiatan diwaktu luang : Rekreasi bersama keluarga

d. kesulitan/keluhan dalam hal

( - ) pergerakan tubuh

( - ) mandi
53

( - ) mengenakan pakaian

( - ) bersolek

( - ) berhajat

( ya ) sesak napas setelah melakukan aktifitas

( ya ) mudah lelah

e. pola bekerja

 jenis pekerjaan : petani

 jumlah jam kerja : 3-4 jam

 jadwal kerja : pagi- sore

 lain-lain ( sebutkan ) :

Tabel 3.3
Skala Resiko Jatuh Morse

NO PENGKAJIAN SKALA NILAI KET.


1. Riwayat jatuh: apakah klienpernah jatuh dalam 3 Tidak 0 0
bulan terakhir? Ya 25
2. Diagnosasekunder: apakah klienmemiliki lebih dari Tidak 0 15
satu penyakit? Ya 15

3. Alat Bantu jalan: 0


-Bedrest/ dibantu perawat 0
- Kruk/ tongkat/ walker 15
-Berpegangan padabenda-bendadi 30
sekitar
4. (kursi, lemari, meja)
TerapiIntravena: apakahsaat ini klien Tidak 0 20
terpasanginfus? Ya 20
5. Gayaberjalan/ caraberpindah: 0
- Normal/ bed rest/ immobile (tidak dapat bergerak 0
sendiri)
-Lemah (tidak bertenaga) 10
- Gangguan/ tidak normal (pincang/ diseret) 20
6. Status Mental 0
-Klienmenyadari kondisi dirinya 0
-Klienmengalami keterbatasan dayaingat 15
Total Nilai 35
54

Berdasarkan skala morse didapatkan total nilai 35, sehingga dapat

dikategorikan risiko sedang untuk jatuh. Berdasarkan Dari hasil

pengkajian diatas tidak ditemukan masalah keperawatan pada Resiko

jatuh.

d. Neurologi

Tn.I mengatakan tidak merasakan pusing ataupun sakit pada

kepalanya. Tn.I mengatakan juga tidak merasa kesemutan, dan kebas

tetapi pasien mengatakan sedikit lemah pada kakinya. Tn.I tidak

pernah mengalami stroke. Dari hasil pemeriksaan fisik pasien, GCS

15, kesadaran compos mentis, status mental terorientasi baik itu

waktu, tempat dan orang. Pasien tidak ada gelisah, halusinasi atau

kehilangan memori. Pasien juga tidak mengalami afasia atau disfagia.

Ukuran pupil kiri dan kanan 3 mm, reaksi pupil kiri dan kanan isokor.

Hasil pemeriksaan kaku kuduk negative, hasil pemeriksaan reflek

patologis negatif. Hasil pemeriksaan reflek fisiologis positif.

Genggaman lepas tangan kiri dan kanan sama kuat.

Kekuatan otot : 5555 5555

5555 5555

Pemeriksaan CT-Scan tidak dilakukan. Dari hasil pengkajian diatas

maka tidak ditemukan masalah keperawatan.

e. Endokrin

Tn.I tidak memiliki riwayat penyakit diabetes mellitus, pembengkakan

kelenjar.
55

Berdasarkan hasil pengkajian tidak didapatkan adanya masalah

keperawatan.

f. Kebiasaan seksual

 Gangguan hubungan seksual disebabkan kondisi sebagai berikut :

( - ) Fertilasi

( - ) Libido

( - ) Ereksi

( - ) Menstruasi

( - ) Kehamilan

( ya ) Alat kontrasepsi

Pemahaman terhadap fungsi seksual : Tidak

g. Persepsi diri

Hal yang dipikirkan saat ini : Klien mengatakan ingin sembuh dan

kembali keluarganya

Harapan setelah menjalani perawatan : Dapat menjaga kesehatan

dengan baik.

Perubahan yang dirasa setelah sakit : Badan kembali pulih

Kesan terhadap perawat : Perawat sangat memperhatikan pasien dan

terima kasih untuk perawat

h. Suasana hati : Bingung

Rentang perhatian : Baik

i. Hubungan/komunikasi : Baik

a) Bicara
56

Bahasa utama : Minang

Bahasa daerah : Minang

( ya ) jelas

( ya ) relevan

( ya ) mampu mengekpresikan

( ya ) mampu mengerti orang lain

b) Tempat tingggal

( ya ) sendiri

( ) bersama orang lain

c) Kehidupan keluarga

 Adat istiadat yang dianut : Adat minang

 Pembuatan keputusan : Kepala Keluarga

 Pola komunikasi : Baik

 Keuangan : cukup

d) Kesulitan dalam keluarga

(Baik ) Hubungan orang tua

(Baik ) Hubungan sanak keluarga

(Baik ) Hubungan perkawinan

j. Pertahanan koping

 Pengambilan keputusan

( - ) Sendiri

( ya ) Dibantu orang lain, sebutkan : Kluarga

 Yang disukai tentang diri sendiri :-

 Yang ingin diubah dari kehidupan : pola hidup


57

 Yang dilakukan jika setress

( ya ) Pemecahan masalah

( - ) Makan

( - ) Tidur

( - ) Makan Obat

( ya ) Cari pertolongan

( - ) Lain-lain ( Marah,diam dll), sebutkan :

k. Apa yang diakukan perawat agar anda nyaman : Memperhatiakan

keadaan pasien

l. Sistem kepercayaan

a. Siapa atau apa sumber kepercayaan : Ustadz

b. Apakah Tuhan,Agama atau kepercayaan yang dilakukan (Macam dan

frekuensi ), sebutkan: Agama Islam,Ibadah

c. Kegiatan agama atau kepercayaan yang ingin dilakukan selama dirumah

sakit, sebutkan : Sholat dengan tirah baring

3. Pemeriksaan Fisik

a. Keadaan Umum : Lemah

Tingkat Kesadaran: Compos Mentis

Vital Sign : TD: 120/60 mmHg, N: 89x/i, S: 36,6 ̊C, P: 26 x/i

b. Kepala

1) Inspeksi: keadaan rambut dan hygen kepala bersih, rambut klien

bewarna hitam, tidak terlihat adanya benjolan ataupun luka.

2) Palpasi: tidak teraba adanya benjoloan, klien tidak merasakan nyeri

tekan dikepala.
58

c. Mata

1) Inspeksi: sklera klien tidak ikterik, posisi mata simetris kiri dan

kanan, reflek cahaya (+/+), pupil klien isokor, konjungtiva klien

tidak anemis (merah muda ), palpebra dan kantung mata klien hitam

2) Palpasi: tidak teraba benjolan, klien tidak merasakan nyeri tekan.

d. Hidung

1) Inspeksi: lubang hidung klien simetris kiri dan kanan, tidak terdapat

serumen, tidak terdapat pernafasan cuping hidung dan terpasang

oksigen.

2) Palpasi: tidak teraba adanya benjolan, tidak ada nyeri tekan

e. Telinga

1) Inspeksi: Tidak terdapat serumen, tidak terdapat benjolan pada

telinga klien

2) Palpasi: tidak teraba benjolan dan tidak terdapat nyeri tekan pada

telinga klien

f. Mulut

1) Inspeksi: mulut klien sedikit kotor, terdapat caries gigi pada gigi

bagian dalam, gigi klien lengkap, mukosa bibir klien lembab

g. Leher

1) Inspeksi: tidak tampak adanya pembesaran kelenjer tyroid,

2) Palpasi : tidak ada nyeri tekan


59

h. Dada atau Thorak

Inspeksi :

1). Bentuk : simetris kanan dan kiri, tidak ada luka , pengembangan

dada kanan kiri sama

2). Warna : kuning langsat

3). Retraksi : pergerakan kiri dan kanan sama

4). Otot bantu nafas : pasien terdapat penggunaan otot bantu nafas

5). Jenis pernafasan : dada

Palpasi

1). Ekspensi paru : vocal fremitus teraba kanan dan kiri

2). Suhu dada : 36 ˚c

Perkusi

1). Suara : sonor

Auskultasi

1). Bunyi : terdapat suara ronchi di paru kiri

i. Jantung

1) Inspeksi: tidak terlihat ictus cordis di RIC V midclavikula sinistra

2) Palpasi: teraba denyut ictus cordis di RIC V midclavikula sinistra,

frekuensi89x?i

3) Perkusi: Pekak pada batas jantung

 Atas: RIC II midclavikula sinistra

 Bawah: RIC V midclavikula sinistra

 Kiri: Linea Axsila Anterior

 Kanan: 1 x midclavikula dextra


60

4) Auskultasi: irama jantung normal, bunyi jantung S1 S2

j. Abdomen

1) Inspeksi: tidak terlihat asites, tidak teraba adanya benjolan, warna

kuning langsat.

2) Auskultasi: bising usus (+) 11x/i.

3) Perkusi: terdengar bunyi thympani, pada saat perut terisi makanan

hanya sedikit.

4) Palpasi: tidak teraba adanya massa ataupun benjolan pada

abdomen,tidak ada nyeri tekan

k. Muskuloskeletal

1) Inspeksi: ekstermitas atas dan bawah tidak terlita adanya edema.

2) Palpasi: akral klien terba hangat

Kekuatan otot

5555 5555

5555 5555

l. Eksterimitas

1) Atas kanan : terpasang infus NaCL 0,9% tpm

2) Atas kiri : tidak ada ganguuan

4. Pemeriksaan penunjang

a. Pemeriksaan Laboratorium pada tanggal 08 oktober 2018

Pemeriksaan Laboratorium Nilai Normal Analisa


A. Hematologi
Hb : 11.0 g/dL N = 13,0 - 16,0 Menurun
RBC : 4.40 x 106 /uL N = 4,5 - 5,5 Menurun
HCT : 32.1 % N = 40,0 – 48,0 Menurun
WBC : 10.85 x 103 /uL N = 5,0 – 10,0 Meningkat
Platelet : 227 x 103 /uL N = 150 – 400 Normal
B. Kimia Klinik
Glukosa: 110 mg/dL N = 74 – 106 Meningkat
61

Ureum : 20 mg/dL N = 15 – 43 Normal


Creatinin: 0.41 mg/dL N = 0,60 – 1,20 Menurun

b. Pemeriksaan diagnostik

Pemeriksaan Rontgen Thorak: hasil rotgen tanggal 02 oktober 2018

cor dalam batas normal , pada paru terdapat gambaran TB paru di

Apek paru dan lobus medium hasil BTA (+)

Pemeriksaan sputum : BTA ( + )

5. Terapi yang diberikan

Tabel 3.4
Keterangan Obat

No Nama Obat Hari/ Indikasi Kontra Efek Samping


tanggal indikasi

1. Fosmicin Dimulai Fosmicin Injeksi Hipersensitif Efek samping


2x2 gr dari 1 merupakan obat terhadap yang mungkin
oktober yang digunakan fosfomisin terjadi gangguan
2018 untuk membantu   saluran cerna,
mencegah infeksi reaksi alergi.
pada operasi
rongga perut
2. Vicilin Dimulai  Kegunaan Penggunaan  kebanyakan
3x1 gr dari 1 viccilin (ampici antibiotik efek samping
oktober llin) adalah viccilin (ampic yang muncul
2018 untuk illin) harus dari
mengobati dihindari pada pemakaian
infeksi yang pasien dengan obat-obat
disebabkan riwayat pernah dengan zat
oleh mengalami aktif
bakteri yang reaksi ampicillin
peka terhadap hipersensitivita adalah mual,
ampicillin s pada muntah, ruam
seperti infeksi ampicillin dan kulit, dan
saluran nafas : antibiotik beta antibiotik
otitis media laktam lainnya kolitis.
akut, faringitis seperti  Efek samping
yang penicillin dan yang jarang
disebabkan stre cephalosporin. seperti
ptococcus, angioedema
faringitis, dan Clostridi
sinusitis. um difficile
 ampicillin diarrhea.
62

adalah  Perawatan
antibiotik medis harus
pilihan pertama segera
untuk diberikan jika
pengobatan tanda-tanda
infeksi-infeksi pertama dari
yang efek samping
disebabkan ent muncul
erococcus sepe karena jika
rti endocarditis seseorang
dan meningitis. mengalami
 Viccilin (ampic reaksi
illin) hipersensitivit
digunakan juga as terhadap
untuk viccilin (ampi
pengobatan cillin), dapat
gonore, infeksi mengalami
kulit dan shock
jaringan lunak,  anafilaktik
Infeksi saluran yang bisa
kemih, berakibat
infeksi Salmon fatal.
ella dan shigel
a

3. OBH Syirup Dimulai Sebagai Penderita Mengantuk,


dari 1 ekspektoran dengan Gangguan
oktober (pengencer dahak) gangguan pencernaan,
2018 pada gangguan fungsi hati dan Gangguan
batuk ginjal psikomotor,
takikardi,
aritmia, mulut
kering, retensi
urin.
Penggunaan
dosis besar dan
jangka panjang
Menyebabkan
kerusakan hati

4. FDC Dimulai Kegunaan FDC  Pender  Efek samping


1x3 dari 1 tablet adalah untuk ita yang yang sering
oktober mengobati penyakit mengalami dilaporkan
2018 tuberkulosis (TBC) reaksi akibat
dan infeksi oleh hipersensitivi pemakaian
mycobakterium tas obat yang
tertentu terhadap sala mengandung
h satu ethambutol
komponen adalah
obat ini. terjadinya
 Pasien gangguan
yang penglihatan
63

menderita (neuritis
neuritis optik, retrobulbar)
kecuali ada yang disertai
penilaian penurunan
klinis yang visus,
menyatakan skotoma
obat ini bisa sentral, buta
diberikan. warna hijau-
 Pasien merah, serta
yang tidak penyempitan
bisa pandangan.
mendeteksi  Efek samping
dan ini lebih
melaporkan rentan dialami
terjadinya jika obat
gangguan digunakan
penglihatan, dengan dosis
misalnya berlebihan
anak-anak < atau penderita
13 tahun. gangguan
 Sebaik ginjal.
nya obat ini  Efek samping
tidak ethambutol
diberikan yang juga
kepada sering adalah
penderita ruam kulit
gangguan karena reaksi
hati yang alergi, dan
diinduksi gangguan
oleh pada saluran
isoniazid pencernaan
(INH).  Efek samping
 Pender ethambutol
ita hepatitis, yang jarang
menderita adalah
gangguan terjadinya
hati yang masalah pada
parah, organ hati
gangguan (penyakit
ginjal, kuning),
epilepsi dan neuritis
pecandu perifer, efek
alkohol samping pada
kronis. sistem saraf
pusat dan
kelainan
darah.
5. Ranitidin Dimulai Ranitidine Obat ranitidine Beberapa efek
2x1 dari 1 digunakan untuk harus samping yang
oktober pengobatan tukak digunakan mungkin saja
2018 lambung dan dengan hati- dapat terjadi
duodenum akut, hati pada setelah
64

refluks esofagitis, kondisi ini menggunakan


keadaan bawah ini: ranitidin adalah:
hipersekresi asam
lambung patologis  Lansia  Diare.
seperti pada  Ibu hamil  Muntah-
sindroma  Ibu muntah.
Zollinger-Ellison, menyusui  Sakit kepala.
hipersekresi pasca
 Kanker  Insomnia.
bedah.
lambung  Vertigo.
 Penyakit  Ruam.
ginjal  Konstipasi.
 Mengonsu  Sakit perut.
msi obat  Sulit
non-steroid  menelan.
anti-  Urine tampak
inflamasi keruh.
 Sakit paru  Bingung.
paru  Berhalusinasi.
 Diabetes
 Masalah
dengan
sistem
kekebalan
tubuh
 Porfiria
akut
(gangguan
metabolis
me langka)

6. KSR Dimulai Obat untuk Gagal ginjal  Efek samping


3x1 dari 1 pengobatan dan yang telah yang sering
oktober pecegahan lanjut, terjadi : mual,
2018 hipokalemia hiperkalemia,p muntah, diare
enyakit dan nyeri
addison yang perut
tidak di obati,  Efek samping
dehidrasi akut, yang jarang
penyumbatan terjadi:
saluran ulserasi
pencernaan saluran
pencernaan
7. Streptomicin Dimulai Obat yang Hipersensitif bisa
1x500 dari 1 digunakan untuk terhadap menyebabkan
oktober mengatasi sejumlah aminoglikosida ototoxicity yang
2018 infeksi salah lain. tidak dapat
satunya diubah, berupa
tuberkulosis kehilangan
pendengaran,
kepeningan,
vertigo);
65

 Efek renal
(nephrotoxicit
y yang dapat
diubah, gagal
ginjal akut
dilaporkan
terjadi
biasanya
ketika obat
nephrotoxic
lainnya juga
diberikan);
 Efek
neuromuskula
r
(penghambata
n
neuromuskula
r yang
menghasilkan
depresi
berturut-turut
dan paralisis
muskuler);
reaksi
hipersensitivit
as.

8. Mefenamat Dimulai Obat yang pengobatan gangguan sistem


k/p dari 1 digunakan untuk nyeri peri darah dan
oktober mengatasi nyeri operatif pada limpatik berupa
2018 ringan sampai operasi CABG, agranulositosis,
sedang seperti sakit peradangan anemia aplastika,
kepala, sakit gigi, usus besar. anemia
dismenore primer, hemolitika
termasuk nyeri autoimun,
karena trauma, hipoplasia
nyeri otot, dan sumsum tulang,
nyeri pasca operasi. penurunan
hematokrit,
eosinofilia,
leukopenia,
pansitopenia, dan
purpura
trombositopenia.
Dapat terjadi
reaksi anafilaksis.
Pada sistem
syaraf dapat
mengakibatkan
meningitis
aseptik,
66

pandangan kabur;
konvulsi,
mengantuk.
Diare, ruam kulit
(hentikan
pengobatan),
kejang pada
overdosis.

6. Dischar planning

Tanggal informasi didapatkan yaitu 15 oktober2018. Tanggal pulang yang

diantisipasi yaitu tanggal 26 oktober 2018 karena sesuai dengan jadwal

pemberian terapi medis yang dibutuhkan oleh pasien. Penyiapan makanan

dan minuman oleh keluarga, transportasi dengan keluarga. Ambulasi

dibantu oleh keluarga. Memotivasi untuk tetap semangat dalam menjalani

kehidupan kedepanya sehingga kualitas hidup lebih baik. Perubahan yang

perlu di antisipasi saat pulang adalah resiko ketidakpatuhan terhadap

manajemen terapi dan resiko terjadinya penularan sehingga pasien perlu

di informasikan tentang cara perawatan dirumah serta kepatuhan dalam

memimum obat.

7. Data Fokus

Tabel 3.5
Data Fokus

Data Subjektif Data Objektif


 Pasien mengatakan batuk berdahak  Pasien saat batuk terlihat
 Pasien mengatakan dahak yang berdahak di tangan
keluar berwarna kemerahan karna  Pasien tampak susah untuk
bercampurDarah mengeluarkan dahak dan saat
 Pasien mengatakn susah untuk keluar terdapat darah pada
mengeluarkan dahak dahak di tangan pasien
 Pasien mengatakan sesak nafas  Auskultasi bunyi nafas ronkhi
67

 Pasien mengatakan badan terasa  Terdapat penggunaan otot bantu


letih nafas
 Klien mengatakan nafsu makan  Pasien tampak gelisah
berkurang  Mata pasien tampak melotot /
 Pasien mengatakan BB turun 10 terbuka lebar
kg dalam 3 bulan terakhir (55 kg  Nafas pasien cepat dan dangkal
menjadi 45 kg)  TD: 120/60 mmHg
 Pasien mengatakan hanya mampu  N: 89 x/i
menghabiskan 3-4 sendok makan  S: 36,6 ̊C
saja  P: 26 x/i
 Pasien mengtakan tidur hanya 4-5  CRT < 2 detik
jam dalam sehari  Pasien tampak hanya mampu
 Pasien mengatakan susah tidur menghabiskan 3-4 sendok dari
dimalam hari porsi makannya
 Klien mengatakan sering  Pasien tampak pucat
terbangun dimalam hari karena  Pasien tampak lemah
batuk-batuk  Mukosa bibir lembab
 Psien mengatakan tidurnya kurang  BB: 55 sebelum sakit
nyenyak karena sesak nafas
 BB: 45 setelah sakit
 Pasien mengatakan tidak segar saat
 TB: 163
bangun di pagi hari
 IMT: 16,99
 Pasien mengatakan tidak mengerti
 HB: 11,0
dengan penyakit yang dialami
 Pasien tampak lebih sering tidur
 Pasien mengatakan bingung
di tempat tidur
bertanya penyakitnya
 Pasien tidak banyak melakukan
kegiatan maupun berjalan
 Pasien tampak lesu
 Pasien tampak tidak segar
 Mata pasien tampak cekung
 Palpebra hitam
 Akral teraba hangat
 Pasien tampak lesu
 Pasien tampak bingung saat
ditanya tentang penyakitnya
 Pasien sering bertanya tentang
penyakitnya
68

8. Analisa Data

Tabel 3.6
Analisa Data

Data Etiologi Masalah


Keperawatan
DS:
 Pasien mengatakan batuk Penumpukan sekret Bersihan jalan nafas
berdahak berlebih
 Pasien mengatakan dahak
yang keluar berwarna
kemerahan karna
bercampurDarah
 Pasien mengatakn susah
untuk mengeluarkan dahak
 Pasien mengatakan sesak
nafas
69

DO:
 Pasien tampak batuk
berdahak
 Pasien tampak susah untuk
mengeluarkan dahak
 Auskultasi bunyi nafas
ronkhi
 Terdapat penggunaan otot
bantu nafas
 Nafas pasien cepat dan
dangkal
 Pasien tampak gelisah
 Mata pasien tampak melotot /
terbuka lebar
 TD: 120/60 mmHg
 N: 89 x/i
 S: 36,6 ̊C
 P: 26 x/i

DS: Intake makanan Defisit nutrisi


 Pasien mengatakan badan tidak adekuat,
terasa letih anoreksia
 Klien mengatakan nafsu
makan berkurang
 Pasien mengatakan BB turun
10 kg dalam 3 bulan terakhir
(55 kg menjadi 45 kg)
 Pasien mengatakan hanya
mampu menghabiskan 3-4
sendok makan saja

DO:
 Pasien tampak hanya mampu
menghabiskan 3-4 sendok
dari porsi makannya
 Pasien tampak pucat
 Pasien tampak lemah
 Mukosa bibir lembab
 BB: 55 sebelum sakit
 BB: 45 setelah sakit
 TB: 163
 IMT : 16, 99
 HB: 11,0
DS: Proses Penyakit Gangguan Pola Tidur
 Pasien mengtakan tidur
hanya 4-5 jam dalam sehari
 Pasien mengatakan susah
tidur dimalam hari
 Klien mengatakan sering
70

terbangun dimalam hari


karena batuk-batuk
 Psien mengatakan tidurnya
kurang nyenyak karena sesak
nafas
 Pasien mengatakan tidak
segar saat bangun di pagi
hari
DO:
 Pasien tampak lesu
 Pasien tampak tidak segar
 Mata pasien tampak cekung
 Palpebra hitam
 Akral teraba hangat
 Pasien tampak lesu

DS: Kurang informasi Defisit Pengetahuan


 Pasien tampak bingung saat tentang penyakitnya
ditanya tentang penyakitnya
 Pasien sering bertanya
tentang penyakitnya

DO:
 Pasien mengatakan tidak
mengerti dengan penyakit
yang dialami
 Pasien mengatakan bingung
bertanya penyakitnya.
3.1.2 Diagnosa Keperawatan

1. Bersihan jalan napas b.d penumpukan sekret berlebih

2. Defisit nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d intake makanan tidak

adekuat, anoreksia

3. Gangguan Pola Tidur b.d Proses Penyakit

4. Defisit Pengetahuan b.d Kurang informasi tentang penyakitnya


71
3.1.3 Intervensi Keperawatan

No Diagnosa Keperawatan Tujuan Intervensi


1 SDKI SLKI SIKI

Bersihan nafas tidak efektif Jalan Nafas 1. Menejemen Jalan Nafas

Definisi : ketidakmampuan Definisi: kemampuan membersihkan sekret atau obstruksi Definisi : mengidentfikasi dan mengelola
membersihkan sekret atau jalan nafas untuk mepertahankan jalan nafas paten kepatenan jalan nafas
obstruksi jalan nafas untuk
mempertahankan jalan nafas Setelah dilakukan tindakan keprawatan diharapkan Tindakan :
tetap paten. masalah pada jalan nafas dapat teratasi dengan kriteria Observasi :
hasil: - Monitor pola nafas ( frekuensi,
Penyebab: 1. Jalan nafas paten kedalaman, usaha napas )
fisiologis 2. Sekret berkurang - Monitor bunyi nafas tambahan
1. Spasme jalan nafas 3. Frekuensi nafas dalam batas normal ( mis, gurgling, mengi, wheezing,
2. Benda asing dalam jalan 4. Kilen mampu melakuan Batuk efektif dengan ronkhi kering )
nafas benar - Monitor sputum ( jumlah, warna,
3. Sekresi yang tertahan aroma )
4. Proses infeksi Teraupeutik :
5. Respon alergi - Pertahankan kapatenan jalan napas
Situasional dengan head-tilt dan chin- lift (
1. Merokok aktif jaw-thrust jika curiga trauma
2. Merokok pasif Servikal )
3. Terpajan polutan - Posisikan semi-fowler atau fowler
Gejala tanda mayor - Berikan minum hangat
Subjektif :- - Lakukan penghisapan lendir kurang
dari 15 detik
Obektif :
- Berikan oksigen , jika perlu
1. Batuk tidak efektif
Edukasi :
2. Tidak mampu batuk
- Anjurkan asupan cairan 2000
3. Sputum berlebih
4. Mengi,wheezing ml/hari,jika tidak kontraindikasi
dan/atau ronkhi kering - Ajarkan teknik batuk efektif
5. Mekonium di jalan Kolaborasi :
nafas ( pada neonatus ) - Kolaborasi pemberian
Gejala tanda minor bronkodilator,
72

Subjektif : ekspetoran,mukolitik, jika perlu


1. Dispnea
2. Sulit bicara 2. Latihan Batuk Efektif
3. Ortopnea
Objektif : Definisi : melatih pasien yang tidak
1. Gelisah memiliki kemampuan batuk efektif secara
2. Sianosis efetif untuk membersihkan laring,
3. Bunyi nafas menurun trakeadan brounklolus dari sekret atau
4. Frekuensi nafas berubah benda asing di jalan nafas.
5. Pola nafas berubah
Tindakan :
Observasi
- Identifikasi kemampuan batuk
- Monitor adanya retensi sputum
- Monitor tanda dan gejala infeksi
saluran nafas
- Monitor input dan output cairan
(mis. Jumlah dan karakteristik)
Terapeutik
- Atur posisi semi fowler atau fowler
- Pasang perlak dan bengkok di
pangkuan pasien
- Buang sekret pada tempat sputum
Edukasi
- Jelaskan tujuan dan prosedur batuk
efektif
- Anjurkan tarik nafas dalam melalui
hidung selama 4 detik ,ditahan
selama 2 detik, kemudian keluarkan
dari mulut dengan bibir mencucu
( dibulatkan) 8 detik.
- Anjurkan mengulangi tarik napas
dalam hingga 3 kali
- Anjurkan batuk dengan kuat
73

langsung setelah tarik napas dalam


yang ke-3
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian mukolitik
atau ekspektoran, jika perlu

3. Pemantauan Respirasi

Definisi : mengupulkan dan menganalisis


data untuk memastikan kepatenan jalan
nafas dan ke efektifan pertukaran gas.

Tindakan :
Observasi :
- Monitor frekuensi,irama,
kedalaman dan upaya nafas
- Monitor pola napas seperti ( seperti
bradipnea taipnea,hiperventilasi)
- Monitor kemampuan batuk efektif
- Monitor adanya produksi sputum
- Monitor adanya sumbatan jalan
nafas
- Palpasi kesmetrisan ekspansi paru
- Auskultasi bunyi napas
- Monitor saturasi oksigen
- Monitor nilai AGD
- Monitor hasil x-ray toraks
Terapeutik :
- Atur interval pemantauan resprasi
sesuai kondisi pasien
- Dokumentasikan hasil pemantauan
Eduasi :
- Jelaskan tujuan dan perusedur
pemantauan
74

- Informasikan hasil pemantauan ,


jika perlu.

2 SDKI SLKI SIKI

Defisit nutrisi Setatus Nutrisi 1. Menejemen Nutrisi

Definisi : Asupan nutrisi tidak Definisi : keadekuatan asupan nutrisi untuk memenuhi Definisi : Mengidentifikasi dan mengelola
cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolisme. asupan nutrisi yang seimbang
kebutuhan dari metabolisme
Setelah dilakukan tindakan keprawatan nutrisi dapat Tindakan
Penyebab : terpenuhi dengan kreteria hasil. Observasi :
1. Ketidakmampuan 1. Kekuatan otot mengunyah meningkat  Identifikasi stataus nutrisi
menelan makanan 2. Kekuatan otot menelan meningkat  Identifikasi alergi dan intoleransi
2. Ketidakmapuan 3. Serum albumin meningkat makanan
mencerna makanan 4. Verbalisasi keinganan untuk meningkatkan nutrisi  Identifikasi makanan yang disukai
3. Ketidakmampuan 5. Pengetahuan untuk memilih makanan yang sehat  Identifikasi kebutuhan kalori dan
mengabsorbsi nutrien meningkat jenis cairan
4. Peningkatan kebutuhan 6. Pengetahun untuk memilih minuman yang baik  Identifikasi perlunya penggunaan
metabolisme meningkat selang nasogastric
5. Faktor ekonomi 7. Pengetahuan tentang standar asupan nutrisi yang  Monitor asupan makan makanan
6. Faktor pisikologis tepat
 Monitor berat bedan
8. Penyiapan dan penyimpanan makanan meningkat
 Monitor hasil pemeriksaan
Gejala dan tanda mayor : 9. Sikap terhadap makanan/minuman sesuai dengan
laboraturium
Subjektif : - tujuan kesehatan meningkat
Trapeutik :
10. Perasaan cepat kenyang menurun
Objektif : Berat badan menurun 11. Nyeri abdomen menurun  Lakukan oral hygiene seblum
minimal 10% dibawah rentang 12. Rambut rontok menurun makan, jika perlu
ideal 13. Diare menurun  Fasilitasi menentukan pedoman
14. Berat badan membaik diet, (mis.piramida makanan )
Gejala dan tanda minor : 15. Indek masa tubuh (IMT) membaik  Sajikan makanan secara menarik
Subjektif : 16. Frekuensi makan membaik dan suhu yang sesuai
1. Cepat kenyang setelah 17. Bising usus membaik  Berikan makanan tinggi serat
makan 18. Tebal lipatan kulit trisep membaik untuk mencegah konstipasi
2. Kram/nyeri abdomen 19. Membrane mukosa membaik  Berikan makanan tinggi kalori dan
75

3. Nafsu makan menurun tinggi protein


 Berikan siplemen makanan ,jika
perlu
 Hentikan pemberian makanan
melalui selang nasogastrik jika
asupan oral dapat ditoleransi
Edukasi :
 Anjurkan posisi duduk, jika
mampu
 Ajarkan diet yang di programkan
Kolaborasi :
 Kolaborasi pemberian medikasi
sebelum makan ( mis. Pereda
nyeri, antiemetic), jika perlu
 Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
menentukan jumlah kalori dan
jenis nutrien yang di butuhkan.

2. Peromosi Berat Badan

Definisi : Memfasilitasi peningkatan berat


badan

Tindakan
Observasi :
 Identifikasi kemungkinan
penyebab BB kurang
 Monitor adanya mual dan muntah
 Monitor jumlah kalori yang
dikonsumsinya sehari-hari
 Monitor berat badan
 Monitor albumin,limfosit, dan
elektrolit serum
Terapeutik :
76

 Berika perawatan mulut sebelum


pemberian makan,jika perlu
 Sediakan makanan yang tepat
sesuai kondisi pasien ( mis.
Makanan dengan tekstur
halus,makanan yang dibelender,
makanan yang cair diberikan
melalaui NGT atau gastrostomy,
total parenteral nutrition sesuai
indikasi)
 Hidangkan makanan secara
menarik
 Berikan suplemen, jika perlu
 Berikan pujian pada pasien
/keluaraga untung peningkatan
yang capai
Edukasi :
 jelaskan jenis makanan yang
bergizi tinggi, namun tetap
terjangkau
 jelaskan peningkatan asupan kalori
yang dibutuhkan

3 SDKI SLKI SIKI

Gangguan pola tidur Pola Tidur 1. Dukungan Tidur

Definisi : Gangguan kualitas Definisi : Kedekuatan kualitas dan kuantitas Definisi : Memfasilitasi siklus tidur dan
kuantitas waktu tidur akibat terjaga yang teratur
faktor eksternal Setelah dilakukan tindakan keprawatan diharapkan
kualitas tidur pasien kembali normal dengak kereteria Tindakan
Penyebab hasil sebagai berikut : Observasi :
1. Hambatan lingkungan 1. Keluhan sulit tidur menurun / hilang  Identifikasi pola aktivitas dan tidur
( mis, kelembapan 2. Keluhan sering terjaga menurun/hilang  Identifikasi faktor pengganggu
lingkungan sekitar, suhu 3. Keluhan tidur tidak puas tidur menurun/hilang
77

lingkungan , 4. Keluhan pola tidur berubah menurun/hilang tidur ( fisik dan / atau pisikologi)
pencahayaan , 5. Keluhan istirahat tidak cukup menurun/hilang  Identifikasi makanan dan minuman
kebisingan ,bau tidak 6. Kemampuan beraktivitas meningkat yang mengganggu tidur ( mis.
sedap, jadwal Kopi, the, alcohol. Makan
2. Kurang kontrol tidur mendekti waktu tidur, minum
3. Kurang privasi banyak air sbelum tidur )
4. Restraint fisik  Identifikasi obat tifur yang
5. Ketiadaan teman tidur dikonsumsi
6. Tidak familiar dengan Terapeutik :
peralatan tidur  Modifikasi lingkungan ( mis.
Pencahayaaan,kebisingan,
Gejala dan tanda mayor sushu,matras, dan tempat tidur )
Subjektif :  Batasi waktu tidur siang jika perlu
1. Mengeluh sulit tidur  Fasilitasi menghilangkan stress
2. Mengeluh sering sebelum tidur
terjaga  Tetapkan jadwal tidur rutin
3. Mengeluh tidak puas
 Lakukan perosedur untuk
tidur
meningkatan kenyamanan ( mkis.
4. Mengeluh pola tidur
pijat, pengaturan posisi, terapi
berubah
akupresur )
5. Mengeluh istirahat
 Sesuaikan jadwal pemberian obat
tidak cukup
dan/ atau tinjakan untuk
Objektif :-
menunjang siklur tidur terjaga
Edukasi :
Gejala dan tanda minor
Subjektif :  Jelaskan tidur cukup selama sakit
1. Mengeluh kemampuan  Anjurkan menepati kebiasaan
beraktifitas menurun waktu tidur
Objektif : -  Anjurkan menghindari
makanan/minuman yang
mengganggu tidur
 Anjurkan penggunaan obat tidur
yang tidak mengganggu supresor
terhadap tidur REM
 Ajarkan faktor-faktor yang
78

berkontribusi terhadap gangguan


pola tidur ( mis. Pisikologis, gaya
hidup, sering berubah shift
bekerja )
 Ajarkan relaksasi otot autogenik
atau cara nonfarmokologi lainnya

2. Edukasi Aktivitas /Istirahat

Definisi :
Mengajarkan pengaturan aktivitas dan
istirahat

Tindakan :
Observasi :
 Identifikasi kesiapan dan
kemampuan menerima informasi
Terapeutik :
 Sediakan materi dan media
pengaturan aktivitas dan istirahat
 Jadwalkan pemeberian pendidikan
kesehatan sesuai kesepakatan
 Berikan kesempatan kepada pasien
dan keluarga untuk bertanya
Edukasi :
 Jelaskan pentingnya melakukan
aktivitas fisik / olahraga secara
rutin
 Anjurkan terlibat dalam aktivitas
kelompok, aktivitas bermain atau
aktivitas lainnya
 Anjurkan menyusun jadwal
aktivitas dan istirahat
 Ajarkan cara mengindentifikasi
79

kebutuhan istirahat ( mis.


Kelelahan , sesak napas saat
aktivitas)
 Ajarkan cara mengidentifikasi
target dan jenis aktivitas sesuai
kemampuan

4 SDKI SLKI SIKI

Defisit Pengetahuan Tingkat Pengetahuan 1. Eedukasi Kesehatan

Definisi : ketiadaan atau Definisi : kecukupan informasi kognitif yang berkaitan Definisi : mengajarkan mengelola faktor
kurangnya informasi kognitif dengan topik tertentu resiko penyakit dan perilaku hidup bersih
yang berkaitan dengan topik dan sehat.
tertentu. Setelah dilakukan tindakan keprawatan diaharapkan
pengetahuan dapat terpenuhi dank lien mampu memahami Tindakan
Penyabab : tentang kesehatan dengan kriteria hasil : Observasi :
1. Keteratasan kognitif 1. Perilaku sesuai enjuran meningkat  Identifikasi kesiapan dan
2. Gangguan fungsi kognitif 2. Verbalisasi minat dalam belajar meningkat kemampuan menerima informasi
3. Kekeliruan mengikuti 3. Kemampuan menjelaskan pengetahuan tentang  Identifikasi faktor-faktor yang
anjuran suatu topik meningkat dapat meningkatkan dan
4. Kurang terpapar 4. Kemampuan menggambarkan pengalaman menurunkan motivasi perilaku
informasi sebelumnya yang sesuai topik meningkat hidup bersih dan sehat.
5. Kurang minat dalam 5. Perilaku sesuai dengan pengetahuan Terapeutik :
belajar 6. Pertanyaan tentang masalah yang di hadapi  Sediakan materi dan media
6. Kurang mampu menurun pendidikan kesehatan
mengingat 7. Peresepsi yang keliru terhadap masalah menurun  Jadwalkan pendidikan kesehatan
7. Ketidaktahuan 8. Menjalani pemeriksaan yang tidak tepat menurun sesuai kesepakatan
menemukan sumber 9. Perilaku membaik  Berikan kesempatan untuk
informasi bertanya
Edukasi :
Gejala dan Tanda Mayor  Jelaskan faktor risiko yang dapat
Subjektif : mempengaruhi kesehatan
1. Menanayakan masalah
 Ajarkan perilaku hidup bersih
yang di haadapi
sehat
80

Objektif :  Ajarkan strategi yang dapat


1. Menunjukan perilaku digunakan untuk meningkatkan
tidak sesuai anjuran perilaku hidup bersih dan sehat
2. Menunjukan persepsi
yang keliru terhadap 2. Edukasi Pola Perilaku Kesehatan
masalah
Gejala dan Tanda Minor Definisi : Memberikan infomasi untuk
Subjektif : - meningkatkan atau mempertahankan
perilaku kebersihan diri dan lingkungan
Objektif :
1. Menjalani pemeriksaan Tindakan
yang tidak tepat Observasi :
2. Menunjukan perilaku  Identifikasi kesiapan dan
berlebihan ( mis. Apatis, kemampuan menerima informasi
bermusuhan, agitas,  Identifikasi kemampuan menjaga
heteria ) kebersihan diri dan lingkungan
 Monitor kemampuan melakukan
dan mempertahankan kebersihan
diri dan lingkungan
Terapeutik :
 Sediakan materi dan media
pendidikan kesehatan
 Jadwalkan pendidikan kesehatan
sesuai kesepakatan
 Berikan kesempatan untuk
bertanya
 Peraktekan bersama keluarga cara
menjaga kebersihan diri dan
lingkungan
Edukasi :
 Jelaskan masalah yang dapat
timbul akibat tidak menjaga
kebersihan diri dan lingkungan
 Ajarkan cara menjaga kebersihan
81

diri dan lingkungan

3. Edukasi Berhenti Merokok

Definisi : Memberikan inbformasi terkait


dampak merokok dan upaya berhenti
merokok.

Tindakan :
Observasi :
 Identifikasi kesiapan dan
kemampuan menerima informasi
Terapeutik :
 Sediakan materi dan media
edukasi
 Jadwalkan pendidikan kesehatan
sesuai kesepakatan
 Berikan kesempatan keluargan dan
pasien untuk bertanya
Edukasi :
 jelaskan gejala fisik penarikan
nikotin (mis. Sakit kepala, pusing,
mual, dan insomnia )
 jelaskan gejala berhenti merokok
( mis. Mulut kering, batuk ,
tenggorokan gatal )
 jelaskan aspek pisikososial yang
mempengaruhi perilaku merokok
 informasikan produk pengganti
nikotin ( mis, permen karet,
semprotan hidung, inhaler )
 ajarkan cara berhenti merokok.
82

3.1.4 Implementasi Dan Evaluasi Keperawatan

CATATAN PERKEMBANGAN

NO Diagnosa Tanggal/Jam Implementasi Evaluasi Paraf


1. Bersihan 17-10-18/ 1) Memonitor status S:
jalan 10.00 WIB respirasi: ventilasi  Klien mengatakan batuk berdahak
nafas 2) Mengajurkan  Klien mengatakan nafas masih sesak
b.d pasien minum air O:
penumpukan hangat  Klien terdengar batuk berdahak dan tampak
sekret berlebih 3) Mengatur Posisi dahak di tangan pasien
Semi Fowler  Klien tampak sesak
4) Mengajarkan  TD: 120/60 mmHg
tehnik batuk  N: 89 x/i
efektif  S: 36,6 ̊C
5) Memberikan  P: 25 x/i
terapi Oksigenasi A:
nasal kanul 3 Masalah bersihan jalan nafas belum teratasi
liter/menit P:Intervensi dilanjutkan

2. Devisit Nutrisi 17-10-18/ 1) Memonitor adanya S :


Kurang Dari 11.00 WIB penurunan BB  Klien mengatakan hanya bisa menghabiskan
Kebutuhan Tubuh 2) Memberikan makanan ¼ porsi dari makanan rumah sakit
b.d Intake Yang makanan yang  Klien mengatakan nafsu makannya menurun
Tidak sudah terpilih  Klien mengatakan badannya terasa lemas
Adekuat, Anoreksia (sudah O:
dikonsultasikan  Makanan klien Terlihat bersisa
dengan ahli gizi)  Klien terlihat lemas
3) Memberikan  Klien tampak pucat
informasi/edukasi A :
tentang Masalah defisit nutrisi belum teratasi
83

kebutuhan nutrisi P :
4) berkolaborasi Intervensi dilanjutkan
dengan ahli gizi
untuk
menentukanjumlah
kalori dan nutrisi
yang dibutuhkan
pasien
5) Menganjurkan
klien makan sedikit
tapi sering

3. Gangguan Pola 17-10-18/ 1) Monitor jam tidur S:


Tidur b.d Status 13.00 WIB pasien sehari-hari  Pasien mengatakan sulit tidur pada malam hari
Kenyamanan: 2) Menjelaskan  Pasien mengatakan sering terbangun dimalam
Lingkungan pentingnya tidur hari
yang adekuat O:
3) Menfasilitasi untuk  Klien terlihat lemas
mempertahankan  Terlihat alpebral hitam
aktivitas sebelum  Mata klientampak cekung dan ada kantung mata
tidur Klien terlihat mengantuk
4) Menciptakan  TD 120/60 mmHg, N 89 x/i, S : 36,6°C, P : 25
lingkungan yang x/i
aman dan nyaman A:
5) Mambatasi Masalah gangguan pola tidur belum teratasi
pengunjung
P:
Intervensi dilanjutkan

4. Defisit Pengetahuan 17-10-18/ 1) Mengkaji S:


b.d Kurang informasi 10.00 WIB pengetahuan pasien  Pasien mengatakan masih kurang paham tentang
tentang penyakitnya tentang penyakitnya
penyakitnya O:
84

2) Memberikan  Pasien masih terlihat bingung jika ditanya soal


pendidikan penyakitnya,
kesehatan tentang  Pasien masih banyak bertanya tentang
penyakit TB Paru penyakitnya
3) Menanyakan A:
kembali Masalah keperawatan defisit pengetahuan belum
pengetahuan pasien teratasi
tentang penyakit, P :
penyabab dan Lanjutkan intervensi
tanda gejala
penyakit TB Parau

CATATAN PERKEMBANGAN

NO Diagnosa Tanggal/Jam Implementasi Evaluasi Paraf


1. Bersihan 18-10-18/ 1) Memonitor kembali S:
jalan 10. 00 WIB status respirasi: Klien mengtakan masih batuk berdahak
nafas ventilasi  Klien mengatakan masih sesk nafas
b.d 2) Menganjurkan O:
penumpukan pasien minum air  Klien masih terdengar batuk berdahak
sekret berlebih hangat  Klien masih tampak sesak
3) Mengatur Posisi  TD: 120/60 mmHg
Semi Fowler  N: 89 x/i
6) Mengajarkan tehnik  S: 36,6 ̊C
batuk efektif
 P: 25 x/i
7) Memberikan terapi A:
Oksigenasi nasal Masalah bersihan jalan nafas belum teratasi
kanul 3 liter/menit
P:
Intervensi dilanjutkan
2. Devisit Nutrisi 18-10-18/ 1) Memonitor kembali S :
85

Kurang Dari 11. 00 WIB adanya penurunan  Klien mengatakan masih menghabiskan
Kebutuhan Tubuh BB makanan ¼ porsi dari makanan rumah
b.d Intake Yang 2) Memberikan sakit
Tidak makanan yang  Klien mengatakan nafsu makannya masih
Adekuat, Anoreksia sudah terpilih berkurang
(sudah  Klien mengatakan badannya masih terasa
dikonsultasikan lemas
dengan ahli gizi)
3) Memberikan O:
informasi/edukasi  Makanan klien masih Terlihat bersisa
tentang kebutuhan  Klien masih terlihat lemas
nutrisi  Klien masih tampak pucat
4) Berkolaborasi A:
dengan ahli gizi Masalah devisit nutrisi belum teratasi
untuk menentukan P :
jumlah kalori dan Intervensi dilanjutkan
nutrisi yang
dibutuhkan pasien
5) Menganjurkan klien
makan sedikit tapi
sering

3. Gangguan Pola 18-10-18/ 1) Menjelaskan S:


Tidur b.d Status 13. 00 WIB kembali pentingnya  Pasien mengatakan masih sulit tidur pada
Kenyamanan: tidur yang adekuat malam hari
Lingkungan 2) Memonitor kembali  Pasien mengatakan masih sering terbangun
jam tidur pasien dimalam hari
3) Menciptakan O:
kembali lingkungan  Klien masih terlihat lemas
yang aman dan  Terlihat palpebral klien masih hitam
nyaman  Mata klien masih cekung dan ada kantung
4) Membatasi mata
pengunjung  Klien terlihat mengantuk
 TD 120/60 mmHg, N 89 x/i, S : 36,6°C,
86

P : 25 x/i
A:
Masalah gangguan pola tidur belum teratasi
P:
Intervensi dilanjutkan
4. Defisit Pengetahuan 18-10-18/ 1) Mengkaji ulang S:
b.d Kurang informasi 14.00 WIB pengetahuan pasien  Pasien mengatakan sudah mulai mengerti
tentang penyakitnya tentang penyakitnya tentang penyakitnya
( pengertian, O:
penyebab, serta  Pasien sudah bisa menjawab ketika ditanya
tanda dan gejala) soal penyakitnya,
2) Memberikan  Pasien sudak tidak banyak bertanya tentang
reinforcementterhad penyakitnya
ap tingkat A:
pengetahuan pasien Masalah keperawatan defisit pengetahuan
tentang proses teratasi sebagian
penyakit P:
3) Melakukan Penkes Lanjutkan intervensi
tentang program
pengobatan pasien
4) Menanyakan
kembali
pengetahuan pasien
tentang penyakit,
prosedur perawatan
dan pengobatan

CATATAN PERKEMBANGAN

NO Diagnosa Tanggal/Jam Implementasi Evaluasi Paraf


1. Bersihan 19-10-18/ 1) Memonitor kembali S:
87

jalan 10.00 WIB status respirasi:  Klien mengtakan masih batuk sudah berkurang
nafas ventilasi  Klien mengatakan masih sesk nafas sudah
b.d 2) Menganjurkan pasien sedikit berkurang
penumpukan munum air hangat O:
sekret berlebih 3) Mengatur Posisi Semi  Klien masih terdengar batuk berdahak
Fowler  Klien masih tampak sesak
4) Mengajarkan  TD: 120/60 mmHg
kembali tehnik batuk  N: 89 x/i
efektif
 S: 36,6 ̊C
5) Memberikan terapi
 P: 23 x/i
Oksigenasi nasal kanul
A:
3 liter/menit
Masalah bersihan jalan nafas teratasi sebagian
P:
Intervensi dilanjutkan
2. Devisit Nutrisi `19-10-18/ 1) Memonitor kembali S :
Kurang Dari 11.00 WIB adanya penurunan BB  Klien mengatakan sudah menghabiskan
Kebutuhan Tubuh 2) Memberikan makanan makanan ½ porsi dari makanan rumah sakit
b.d Intake Yang yang sudah terpilih  Klien mengatakan nafsu makannya sudah
Tidak (sudah dikonsultasikan sedikit membaik
Adekuat, Anoreksia dengan ahli gizi)  Klien mengatakan badannya masih terasa
3) Memberikan lemas
informasi/edukasi
tentang kebutuhan O :
nutrisi  Makanan klien masih Terlihat bersisa
4) Berkolaborasi dengan  Klien sudah terlihat tidak lemas
ahli gizi untuk  Klien sudah terlihat tidak pucat
menentukan jumlah A :
kalori dan nutrisi yang Masalah ketidakseimbangan nutrisi teratasi
dibutuhkan pasien sebagian
5) Menganjurkan klien P :
makan sedikit tapi Intervensi dilanjutkan
sering
3. Gangguan Pola Tidur 19-10-18/ 1) Menjelaskan kembali S:
b.d Status 13.00 WIB pentingnya tidur yang  Pasien mengatakan masih sulit tidur pada
88

Kenyamanan: adekuat malam hari


Lingkungan 2) Memonitor jam tidur  Pasien mengatakan masih sering terbangun
pasien dimalam hari
3) Menciptakan kembali O:
lingkungan yang aman  Terlihat palpebral klien masih hitam
dan nyaman  Mata klien masih cekung dan ada kantung
4) Membatasi mata
pengunjung  TD 120/60 mmHg, N 89 x/i, S : 36,6°C, P :
23 x/i
A:
Masalah gangguan pola tidur belum teratasi
P:
Intervensi dilanjutkan
4. Defisit Pengetahuan 19-10-18/ 1) Mengkaji kembali S:
b.d Kurang informasi 14.00 WIB pengetahuan pasien  Pasien mengatakan sudah mulai mengerti
tentang penyakitnya tentang pengobatan TB tentang penyakitnya
Paru O:
2) Memberikan Penkes  Pasien sudah bisa menjawab ketika ditanya
tentang cara soal penyakitnya,
penularan TB paru  Pasien sudak tidak banyak bertanya tentang
3) Menanyakan kembali penyakitnya
pengetahuan pasien A:
tentang penyakit, Masalah keperawatan defisit pengetahuan teratasi
pengobatan serata cara sebagian
penularannyan P:
Lanjutkan intervensi
89

CATATAN PERKEMBANGAN

NO Diagnosa Tanggal/Jam Implementasi Evaluasi Paraf


1. Bersihan 19-10-18/ 1) Memonitor kembali S:
jalan 10.00 WIB status respirasi:  Klien mengatakan hanya batuk sekali-sekali
nafas ventilasi  Klien mengatakan sudah bisa mengeluarkan
b.d menganjurkan dahaknya
penumpukan pasien minum air  Klien mengatakan masih sesak nafas sudah
sekret berlebih hangat berkurang
2) Mengatur Posisi O:
Semi Fowler  Klien sudah jarang terdengar batuk berdahak
3) Mengajarkan  Klien masih tampak sesak
kembali tehnik  TD: 120/60 mmHg
batuk efektif
 N: 89 x/i
4) Memberikan terapi
 S: 36,6 ̊C
Oksigenasi nasal
kanul 3 liter/menit  P: 21 x/i
jika diperlukan A:
Masalah bersihan jalan nafas teratasi sebagian
P:
Intervensi dilanjutkan
2. Devisit Nutrisi 19-10-18/ 1) Memonitor kembali S:
Kurang Dari 11.00WIB adanya penurunan  Klien mengatakan sudah bisa menghabiskan
Kebutuhan Tubuh BB makanan 1 porsi dari makanan rumah sakit
b.d Intake Yang 2) Memberikan  Klien mengatakan nafsu makannya sudah
Tidak makanan yang membaik
Adekuat, Anoreksia sudah terpilih O:
(sudah  Makanan klien sudah tidak Terlihat bersisa
dikonsultasikan  Klien sudah terlihat tidak lemas
dengan ahli gizi)  Klien sudah terlihat tidak pucat
3) Memberikan A:
informasi/edukasi Masalah ketidakseimbangan nutrisi sudah teratasi
tentang kebutuhan P:
nutrisi Intervensi dilanjutkan
90

4) Berkolaborasi
dengan ahli gizi
untuk menentukan
jumlah kalori dan
nutrisi yang
dibutuhkan pasien
5) Menganjurkan klien
makan sedikit tapi
sering

3. Gangguan Pola Tidur 20-10-18/ 1) Menjelaskan S:


b.d Status 13.00 WIB kembali pentingnya  Pasien mengatakan masih sulit tidur pada malam
Kenyamanan: tidur yang adekuat hari
Lingkungan 2) Memonitor kembali  Pasien mengatakan masih sering terbangun
jam tidur pasien dimalam hari
3) Menciptakan O:
kembali lingkungan  Terlihat palpebral klien masih hitam
yang aman dan  Mata klien masih cekung dan ada kantung mata
nyaman  TD 120/60 mmHg, N 89 x/i, S : 36,6°C, P : 21
4) Membatasi x/i
pengunjung A:
Masalah gangguan pola tidur belum teratasi

P:
Intervensi dilanjutkan

4. Defisit Pengetahuan 20-10-18/ 1) Mengkaji kembali S :


b.d Kurang informasi 14.00 WIB pengetahuan pasien  Pasien mengatakan sudah mengerti tentang
tentang penyakitnya tentang pengobatan penyakitnya
TB Paru O:
2) Memberikan  Pasien sudah bisa menjawab ketika ditanya soal
Penkes tentang penyakitnya,
cara pencegahan  Pasien sudak tidak banyak bertanya tentang
TB paru
91

3) Menanyakan penyakitnya
kembali A:
pengetahuan pasien Masalah keperawatan defisit pengetahuan sudah
tentang penyakit, teratasi
pengobatan, P:
penularan, serta Intervensi dilanjutkan
cara
pencegahannyan

CATATAN PERKEMBANGAN

NO Diagnosa Tanggal/Jam Implementasi Evaluasi Paraf


1. Bersihan 22-10-18/ 1) Memonitor kembali S:
jalan 10.00 WIB status respirasi:  Klien mengatakan hanya batuk sekali-sekali
nafas ventilasi  Klien mengatakan sudah tidak sesak
b.d 2) Mengajurkan O:
penumpukan pasien minum air  Klien sudah jarang terdengar batuk berdahak
sekret berlebih hangat  TD: 120/60 mmHg
3) Mengatur Posisi  N: 89 x/i
Semi Fowler  S: 36,6 ̊C
4) Mengajarkan
 P: 20 x/i
kembali tehnik
A:
batuk efektif
Masalah bersihan jalan nafas teratasi sebagian
P:
Intervensi dihentikan ( Pasien pulang)
2. Devisit Nutrisi 22-10-18/ 1) Memonitor kembali S:
Kurang Dari 11.0 WIB adanya penurunan  Klien mengatakan sudah bisa menghabiskan
Kebutuhan Tubuh BB makanan 1 porsi dari makanan rumah sakit
b.d Intake Yang 2) Memberikan  Klien mengatakan nafsu makannya sudah
Tidak makanan yang membaik
Adekuat, Anoreksia sudah terpilih O:
(sudah
92

dikonsultasikan  Makanan klien sudah tidak Terlihat bersisa


dengan ahli gizi)  Klien sudah terlihat tidak lemas
3) Memberikan  Klien sudah terlihat tidak pucat
informasi/edukasi A:
tentang kebutuhan Masalah ketidakseimbangan nutrisi sudah teratasi
nutrisi P:
4) Berkolaborasi Intervensi dihentikan ( pasien pulang)
dengan ahli gizi
untuk menentukan
jumlah kalori dan
nutrisi yang
dibutuhkan pasien
5) Menganjurkan klien
makan sedikit tapi
sering

3. Gangguan Pola 22-10-18/ 1) Menjelaskan S:


Tidur b.d Status 12.00 WIB kembali pentingnya  Pasien mengatakan masih sulit tidur pada
Kenyamanan: tidur yang adekuat malam hari
Lingkungan 2) Memonitor kembali  Pasien mengatakan sudah jarang terbangun
jam tidur pasien dimalam hari
3) Menciptakan O:
kembali lingkungan  Terlihat palpebral klien masih hitam
yang aman dan  Mata klien masih cekung dan ada kantung
nyaman mata
4) Membatasi  TD 120/60 mmHg, N 89 x/i, S : 36,6°C, P :
pengunjung 20 x/i
A:
Masalah gangguan pola tidur teratasi sebagian

P:
Intervensi dihentikan ( Pasien pulang)
4. Defisit Pengetahuan 22-10-18/ 1) Menanyakan S:
b.d Kurang informasi 14.0 WIB kembali  Pasien mengatakan sudah mengerti tentang
tentang penyakitnya pengetahuan pasien penyakitnya
93

tentang penyakitnya O:
2) Melakukan  Pasien sudah bisa menjawab ketika ditanya
discharge Planning soal penyakitnya,
 Pasien sudak tidak banyak bertanya tentang
penyakitnya
A:
Masalah keperawatan defisit pengetahuan sudah
teratasi
P:
Intervensi dilanjutkan (Pasien pulang)

Anda mungkin juga menyukai