Disusun oleh :
Cairan tubuh adalah larutan yang terdiri dari air ( pelarut) dan zat
tertentu (zat terlarut). Elektrolit adalah zat kimia yang menghasilkan
partikel-partikel bermuatan listrik yang disebut ion jika berada dalam
larutan.
Cairan dan elektrolit masuk ke dalam tubuh melalui makanan,
minuman, dan cairan intravena (IV) dan didistribusi ke seluruh bagian
tubuh. Keseimbangan cairan dan elektrolit berarti adanya distribusi
yang normal dari air tubuh total dan elektrolit ke dalam seluruh bagian
tubuh. Keseimbangan cairan dan elektrolit saling bergantung satu
dengan yang lainnya jika salah satu terganggu maka akan berpengaruh
pada yang lainnya.
Ketidakseimbangan cairan adalah isotonik dan osmolar.
Kekurangan dan kelebihan isotonik terjadi jika air dan elektrolit
diperoleh atau hilang dalam proporsi yang sama. Sebaliknya,
ketidakseimbangan osmolar adalah kehilangan atau kelebihan air saja
sehingga konsentrasi (osmolalitas) serum dipengaruhi (Potter & Perry,
2006).
Kekurangan volume cairan adalah keadaan ketika seorang
individu yang tidak menjalani puasa mengalami atau berisiko
mengelami dehidrasi vaskular, interstitial atau intravaskular (Lynda
Juall, 2007 : 168). Kekurangan volume cairan adalah penurunan cairan
intravaskuler, interstisial, dan/ atau intraseluler yang mengacu pada
dehidrasi, kehilangan cairan saja tanpa perubahan pada natrium (Nanda,
2012 : 264).
Kelebihan volume cairan adalah keadaan ketika seseorang
individu mengalami atau berisiko mengalami kelebihan cairan
intraseluler atau interstisial (Lynda Juall, 2007 : 172). Kelebihan
volume cairan merupakan peningkatan retensi cairan isotonik (Nanda,
2012 : 265).
Risiko ketidakseimbangan elektrolit merupakan berisiko
mengalami perubahan kadar elektrolit serum yang dapat mengganggu
kesehatan (Nanda, 2012 : 262).
Kelebihan volume
cairan terjadi apabila tubuh menyimpan cairan dan ele
ktrolit dalam kompartemen ekstraseluler dalam proporsi yang
seimbang. Karena adanya retensi cairan isotonik, konsentrasi
natrium dalam serum masih normal. Kelebihan cairan tubuh
hampir selalu disebabkan oleh penungkatan jumlah nat
rium dalam serum. Kelebihan cairan terjadi akibat overload
cairan/adanya gangguan mekanisme homeostatispada proses
regulasi keseimbangan cairan. Penyebab spesifik kelebihan
cairan, antara lain :
1. Asupan natrium yang berlebihan
2. Pemberian infus berisi natrium terlalu cepat dan banyak,
terutama pada klien dengan gangguan mekanisme
regulasi cairan.
3. Penyakit yang mengubah mekanisme regulasi, seperti
gangguan jantung (gagal ginjal kongestif), gagal ginjal,
sirosis hati, sindrom Cushing
4. Kelebihan steroid.
Kelebihan Volume Cairan
Faktor resiko :
1. Kelebihan cairan yang mengandung natrium dari terapi
intravena
Tanda klinis : penambahan berat badan
2. Asupan cairan yang mengandung natrium dari diet atau
obat-obatan
Tanda klinis : edema perifer dan nadi kuat.
Edema
Pada kasus kelebihan cairan, jumlah cairan dan natrium yang
berlebihan dalam kompartemen ekstraselulermeningkatkan
tekanan osmotik. Akibatnya, cairan keluar dari sel sehingga
menimbulkan penumpukan cairan dalm ruang interstitial
(Edema). Edema yang sering terlihat disekitar mata, kaki dan
tangan. Edema dapat bersifat local atau
menyeluruh, tergantung pada kelebihan cairan yang terjadi.
Edema dapat terjadi ketika adapeningkatan produksi
cairan interstisial/gangguan perpindahan cairan interstisial.
Hal ini dapat terjadi ketika:
1. Permeabilitas kapiler meningkat (mis.,karena luka bakar,
alergi yang menyebabkan perpindahan cairan dari kapiler
menuju ruang interstisial).
2. Peningkatan hidrostatik kapiler meningkat
(mis., hipervolemia, obstruksisirkulasi vena) yang
menyebabkan cairann dalam pembuluh darahterdorong ke
ruang interstisial.
3. Perpindahan cairan dari ruangan interstisial terhambat
(mis., pada blokade limfatik)
Edema pitting adalah edema yang meninggalkan sedikit
depresi atau cekungan setelah dilakukan penekanan pada
area yang bengkak. Cekungan unu terjadiakibat
pergerakan cairan dari daerah yang ditekan menuju
jaringan sekitar (menjauhi lokasi tekanan). Umumnya,
edema jenis ini adalah edema yang disebabkan oleh
gangguan natrium. Adapun edema yang disebabkan oleh
retensi cairan hanya menimbulkan edema non pitting.
2. Rencana asuhan keperawatan klien dengan gangguan kebutuhan
cairan dan elektrolit
2.1. Pengkajian
DO :
Merupakan data yang
diperoleh melalui suatu
pengukuran dan
pemeriksaan
menggunakan standart
yang diakui, seperti
:warna
kulit,TTV,kesadaran,dll
A. Definisi Oksigenasi
B. Fisiologi Oksigenasi
Inspirasi terjadi bila otot antar tulang rusuk luar berkontraksi, tulang
rusuk terangkat, volume rongga dada membesar, paru-paru
mengembang, sehingga tekanan udaranya menjadi lebih kecil dari
udara atmosfer, sehingga udara masuk.
b. Menghembuskan udara (ekspirasi)
Terjadi bila otot antar tulang rusuk luar berelaksasi, tulang rusuk akan
tertarik ke posisi semula, volume rongga dada mengecil, tekanan
udara rongga dada meningkat, tekanan udara dalam paru-paru lebih
tinggi dari udara atmosfer, sehingga udara keluar.
Perfusi paru adalah gerakan darah yang melewati sirkulasi paru untuk
di oksigenasi, dimana pada sirkulasi paru adalah darah di oksigenasi
yang mengalir dalam arteri pulomaris dari ventrikel kanan jantung.
Darah ini memperfusi paru bagian respirasi dan ikut serta dalam
proses pertukaran oksigen dan karbondioksida di kapiler dan alveolus.
c. Difusi
MV =VT × RR
Keterangan :
Tekanan O² CO²
Uap Air
Atmosfir Content PO₂ Content PO₂
(mmHg)
(mmHg) (Vol %) (mmHg) (Vol %) (mmHg)
Udara
760 0 20,9 158 0,04 0,3
Inspirasi
Udara
760 48 14,2 101 5,6 40
Alveolus
Udara
760 48 16,1 115 4,4 31
Ekspirasi
a. Faktor Fisiologis
1) Anemia
2) Racun Inhalasi
4) Dataran tinggi
5) Demam
1) Kehamilan
2) Obesitas
3) Kelainan muskuloskeletal
Anak usia sekolah dan remaja terpapar pada infeksi dan faktor-
faktor risiko pernafasan, misalnya asap rokok dan merokok.
5) Lansia
c. Faktor Perilaku
1) Nutrisi
2) Latihan Fisik
3) Merokok
4) Penyalahgunaan substansi
d. Faktor lingkungan
1) Tempat bekerja
2) Ansietas
b. Hipoventilasi
c. Hipoksemia
A. Definisi
Nutrisi berasal dari kata nutrients artinya bahan gizi. Nutrisi adalah proses
tersedianya energi dan bahan kimia dari makanan yang penting untuk
pembentukan, pemeliharaan dan penggantian sel tubuh. Nutrient adalah zat
organik dan anorganik dalam makanan yang diperlukan tubuh agar dapat
berfungsi untuk pertumbuhan dan perkembangan, aktivitas, mencegah
defisiensi,memeliharan kesehatan dan mencegah penyakit, memelihara
fungsi tubuh, kesehatan jaringan, dan suhu tubuh, meningkatkan
kesembuhan, dan membentuk kekebalan. Energi yang didapat dari makanan
diukur dalam bentuk kalori (cal) atau kilokalori (kcal). Kalori adalah jumlah
panas yang diperlukan untuk meningkatkan suhu 1 C dari 1 gr air. (Rahayu
and Harnanto, 2016)
B. Fisiologi
1. Ingesti
2. Digesti
3. Absorpsi
4. Metabolisme
5. Ekskresi
1. Karbohidrat
2. Protein
Protein adalah zat kimia organik yang berisi asam amino, yang
dihubungkan dengan rantai peptida. Protein terdiri dari karbon,
hidrogen, oksigen, dan nitrogen. Tubuh mensintesis protein antara lain
membentuk hemoglobin untuk membawa oksigen ke jaringan, insulin
untuk regulasi glukosa darah, dan albumin untuk regulasi tekanan
osmotic darah. Fungsi protein untuk pertumbuhan, regulasi fungsi dan
proses tubuh, pembentukan kembali protein sel, dan energi,
memelihara sistem imunitas tubuh, sel, cairan tubuh, tulang, kulit, gigi,
otot, rambut, darah, dan serum. Katabolisme protein memberi 4 kcal/g.
Katalis enzim dibentuk dari protein pada regulasi pencernaan,
absorbsi, metabolisme, dan katabolisme.Diit protein diklasifikasikan
menjadi :
4. Vitamin
2) Vitamin D
Vitamin D berfungsi untuk mineralisasi tulang, kartilago, dan gigi,
memelihara calcium cairan ekstra selular, dan untuk kontraksi otot.
Kekurangan vitamin D menyebabkan riketsia, kesehatan gigi
kurang, otot kaku dan kejang, osteomalasia (tulang lunak dan
mudah fraktur spontan).
3) Vitamin E
4) Vitamin K
1) Vitamin B kompleks
2) Vitamin C
5. Mineral
a. Calcium
b. Magnesium
c. Sodium
d. Potasium/kalium
e. Fosfor
f. Besi (Fe)
g. Iodine
6. Air
Air diperlukan untuk memelihara fungsi sel. Air diperoleh dari minum
cairan dan makan makanan tinggi air, dan dengan oksidasi makanan.
Haus menandakan butuh air dan mendorong seseorang untuk minum.
1. Aktivitas fisik
2. Jenis kelamin
3. Usia
4. Kemunduran biologis
5. Pengetahuan
D. Pengukuran Nutrisi
BB
BMI =
TB2
BMI = Body Mass Index
BB = Berat Badan
TB = Tinggi Badan
E. Jenis Gangguan
1. Kekurangan nutrisi
Kemungkinan penyebab:
a. Meningkatnya kebutuhan kalori dan kesulitan dalammencerna kalori
akibat penyakit infeksi atau kanker.
b. Disfagia karena adanya kelainan persarafan
c. Penurunan absorbsi nutrisi akibat penyakit crohn atauintoleransi
laktosa
d. Nafsu makan menurun
2. Kelebihan nutrisi
Kemungkinan penyebab:
a. Perubahan pola makan
b. Penurunan fungsi pengecapan dan penciuman
c. Obesitas
d. Malnutrisi
f. Hipertensi
h. Kanker
i. Anoreksia nervosa
F. Pengkajian Fokus
b. Tes lain
H. Intervensi
PENANGGUNG JAWAB
a. Nama :-
b. Umur :-
c. Pendidikan :-
d. Pekerjaan :
e. Alamat :-
2. RIWAYAT KEPERAWATAN
a. RIWAYAT KESEHATAN PASIEN
1) Keluhan Utama
Klien mengatakan nyeri dirasakan di tangan kanan yang terpasang balutan, skala nyeri 8,
nyeri bertambah bila digerakkan maupun diistirahatkan. Nyeri berkurang apabila diberikan
obat analgetik.
3 minggu Sebelum masuk RS pasien mengalami luka bakar listrik saat bekerja. Pasien
menopang baja yang teraliri listrik 1000 volt selama 10 detik. Pasien kemudian terpental
pasien sempat tidak sadarkan diri selama 5 detik. Pasien dibawa ke RS Delima telah
diberikan resusitasi 9 kolf dan DC Schock.
Tanggal 6 mei pasien dirujuk ke RS HASAN SADIKIN dan dilakukan necrotomi debridement
dari kaki kiri sampai pangkal paha luka bakar
: perempuan yangmeninggal
: laki-laki
: perempuan
: Pasien
Riwayat penyakit keluarga Klien tidak mengetahui keluarga memiliki riwayat penyakit atau
tidak
Pengkajian Biologis
Kondisi psikologis pasien saat ini tampak labil, pasien lebih sering melamun, afek datar, mood
cenderung sedih, dan sering menitikan air mata tiba-tiba.
Aktivitas : Klien tidak bisa melakukan aktivitas karena nyeri jika tubuh bergerak
Cairan
Pasien terpasang CVP, terpasang IVFD 2 line dengan syrnge pump, Nacl 0,9 % dan aminofusin
500 cc, terpasang kateter urin, terpasang oksigen nasal canul 2 liter/menit Terpasang cairan infus
3 line, cairan aminofusin 500 ml, Nacl 3 % menggunakan infus pump .serta line nacl 0,9 % asnet
Nutrisi
pasien mampu makan secara oral makanan biasa . Pasien selalu menghabiskan makanan dari
RS
Eliminasi Urine:
Pasien terpasang kateter dengan rata-rata produksi urine 100 – 150 ml/jam dengan konsistensi
kuning jernih. Tidak terdapat distensi vesika urinaria
Eliminasi Feses:
Pasien belum buang air besar sudah 1 minggu. Tidak ada hematuri.
Pernafasan
Tidak terdapat distress pernapasan, tidak ada akulumuasi lendir, tidak ada spasme laring. Batuk
tidak ada, PCH (-). Suara pasien tidak seak. Tidak ada retraksi otot otot pernapasan tambahan,
aukultasi terdengar vesikuler, perkusi terdengan resonan, frekuensi napas : 18 x /menit. Tidak
terpasang Oksigen.
Kardiovaskular
Personal hygiene
Tidak terkaji
SEX
Tidak terkaji
a. Psikologi
Kondisi psikologis pasien saat ini tampak labil, pasien lebih sering melamun, afek datar, mood
cenderung sedih, dan sering menitikan air mata tiba-tiba.
b. Hubungan sosial
Tidak terkaji
c. Spiritual
Pasien beragama islam, pasien menerima kondisi ini sebagai bagian dari ujian dari Allah
SWT,
3. PEMERIKSAAN FISIK
a. Keadaan Umum
1) Kesadaran: Compos mentis GCS: E(4) V(5) M(6)
Kondisi klien secara umum: Pasien tampak lemah, Pasien terpasang CVP, terpasang IVFD 2
line dengan syrnge pump, Nacl 0,9 % dan aminofusin 500 cc, terpasang kateter urin, terpasang
oksigen nasal canul 2 liter/menit. Luka bakar terbalut di kaki kiri sampai pangkal paha, kaki
kanan sampai 1/3 distal, dan kedua telapak tangan.
2) BB : tidak terkaji
1) Kepala
Rambut : tidak terkaji
2) Leher
Tidak terkaji
3) Dada
Tidak ada retraksi dada
4) Abdomen
Tidak terkaji
6) Ekstremitas
Terdapat kontraktur di tangan kiri. ROM Pasif karena area ekstremitas mengalami cedera . Kekuatan
otot 3/3 ekstremitas atas dan 3/3 ekstremitas bawah. Kemampuan fleksi dan ekstensi terbatas.
Kemampuan abduksi dan addksi mampu tetapi harus dibantu, kemampuan rotasi belum bisa, posisi
pronasi dan supinasi belum mampu mandiri. Terdapat luka bakar grade II B di tangan kanan,
grade III di tangan kiri . Di kaki kanan grade IIB, dan grade III di kaki kiri.
Terdapat edema di bagian luka di tangan kiri tetapi edema lokal. Ekstremitas lain tidak tampak
edema. Terdapat tanda –tanda infeksi berupa peningkatan suhu, bau pada area luka
PRIORITAS MASALAH
Diagnosa Keperawatan
DAFTAR PUSTA KA
Potter & Perry. 2006. Buku Ajar Fundamental Keperawatan Edisi 4. Jakarta: EGC
Tamsuri, Anas. 2009. Seri Asuhan Keperawatan “Klien Gangguan Keseimbangan Cairan &
Elektrolit”. Jakarta: ECG
Syaifudin, Drs. 2012. Anatomi Fisiologi Kurikulum Berbasis Kompetensi Edisi 4. Jakarta: EGC
Laporan pendahuluan dan askep chronic kidney disease ( ckd ) aplikasi nanda nic noc
(septiawanputratanjung.blogspot.co.id/2015/10/laporan-pendahuluan-dan-askep-
chronic.html) DIAKSES 13 APRIL 3019