Anda di halaman 1dari 7

MADU MENURUNKAN FREKUENSI BATUK PADA MALAM HARI DAN

MENINGKATKAN KUALITAS TIDUR BALITA PNEUMONIA

ANALISIS JURNAL

Dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Stase Keperawatan Anak

Dosen Pembimbing :

Yusi Sofiyah, M.Kep.,Ns.Sp.Kep.An.

Disusun oleh :

Rizqi Ahmad Fauzi

NIM 402020051

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS

UNIVERSITAS AISYIYAH BANDUNG

2020-2021
ANALISIS JURNAL
Pasien (P) : Balita dengan penyakit pneumonia
Intervensi (I) : Pemberian terapi komplementer madu pada penyakit pneumonia
Comparison (C) : Tidak ada pembanding (comparison)
Outcome (O) : Untuk mengatasi masalah batuk pada malam hari dan kualitas tidur anak

JURNAL VALIDITY IMPORTANCY APLICABILITY


Judul: V1: Penelitian ini memiliki Penelitian ini
MADU Responden dipilih dengan teknik kontribusi terhadap menjelaskan manfaat
MENURUNKAN consecutive sampling. Kriteria inklusi perkembangan ilmu penelitian, sehingga bisa
FREKUENSI BATUK
dalam penelitian ini adalah (1) anak yang keperawatan khsususnya diterapkan sebagai
PADA MALAM HARI
DAN sedang dirawat inap, (2) anak usia 1-5 dalam meningkatan asuhan bagian dari asuhan
MENINGKATKAN tahun yang didiagnosis keperawatan pada pasien keperawatan
KUALITAS TIDUR pneumonia/bronkopneumonia, (3) anak anak dengan pneumonia .
BALITA mendapat terapi medis berupa antibiotik, Maka dari itu madu dapat
PNEUMONIA mukolitik, dan inhalasi, (4) anak dirawat menurunkan frekuensi
pada hari pertama saat penetapan sebagai batuk dan meningkatkan
Penulis:
responden, (5) orang tua atau wali dapat kualitas tidur pada pasien
Rokhaidah, Nani
Nurhaeni , Nur diajak bekerja sama dan menyetujui anak dengan pneumonia
Agustini anaknya menjadi responden penelitian.
Kriteria ekslusi adalah anak pneumonia
Tahun: 2015 berat dan disertai kom plikasi penyakit
lain sehingga anak membutuhkan
Keywords: cough,
honey, pneumonia, perawatan intensif.
quality of sleep Kesimpulan:
Prosedur penelitian dijelaskan secara
detail dan juga kriteria inklusi dan
eksklusi dengan baik.

V2 :
Desain penelitian yang digunakan adalah
kuasi eksperimen dengan pendekatan
nonequivalent control group before after
design dan juga menggunakan rancangan
eksperimen semu pretest posttest with
non equivalent control group.
Kesimpulan:
Penelitian ini kurang menjelaskan tentang
prosedur secara detail tentang konsentrasi
madu yang digunakan, kemudian tidak
ada penjelasan atu poin-poin mengenai
konsentrasi pemberian madu

V3 :
Pemilihan sample pada penelitian ini
berdasarkan Kriteria inklusi dan eksklusi
dengan Teknik consecutive sampling
kriteria inklusi (1) anak yang sedang
dirawat inap, (2) anak usia 1-5 tahun
yang didiagnosis
pneumonia/bronkopneumonia, (3) anak
mendapat terapi medis berupa antibiotik,
mukolitik, dan inhalasi, (4) anak dirawat
pada hari pertama saat penetapan sebagai
responden, (5) orang tua atau wali dapat
diajak bekerja sama dan menyetujui
anaknya menjadi responden penelitian.
Kriteria ekslusi adalah anak pneumonia
berat dan disertai kom plikasi penyakit
lain sehingga anak membutuhkan
perawatan intensif.

Kesimpulan :
Pengontrolan variable perancu cukup
baik

V4 :
Analisis data dilakukan dengan analisis
univariat dan analisis bivariat. Analisis
bivariat dilakukan dengan menggunakan
uji parametrik (paired t test dan
independent t test). Penelitian ini telah
mendapatkan izin dari tim kaji etik
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas
Indonesia.
Penelitian ini juga mengidentifikasi
beberapa karakteristik responden, yaitu
usia anak pneumonia berkisar 17,7 bulan
sampai 19,4 bulan. Mayoritas berjenis
kelamin laki-laki (58,3%), status gizi
sebagian besar (63,8%) normal,
mayoritas(69,5%) tidak mendapatkan Air
Susu Ibu (ASI) eksklusif dan mayoritas
(63,9%) anak pneumonia mendapatkan
imunisasi Difteri, Pertusis, dan Tetanus
(DPT) dan campak.
Kesimpulan:
Analisis yang dilakukan tepat. Terdapat
sajian data univariat sebagai baseline data
dan bivariat.

V5 :
Pembahasan menyebutkan kesaamaan
hasil penelitian dengan penelitian
sebelumnya, membahas tentang hasil
penelitian dalam artikel. Terdapat
penjelasan mengenai kesamaan penelitian
ini dengan penelitian sebelumnya.
Penelitian menggunakan sampel yang
cukup untuk penelitian intervensi,
sehingga hasilnya dapat digeneralisasi
Kesimpulan:
Terdapat pembahasan internal casual
validity, dan eksternal validity, namun
pembahasan non internal validity tidak
ditemukan.

Anda mungkin juga menyukai