“Hubungan Obesitas dengan Keparahan Demam Berdarah Dengue pada Anak di RSU
Wangaya”
DI SUSUN OLEH:
AFIRA KHOFIFAH
2111102412032
I. DESKRIPSI UMUM
No Item :
1. Judul Jurnal :
TheAssociationbetweenObesityandSeverityofDengue Hemorrhagic Fever in Children
at Wangaya General Hospital
(Hubungan Obesitas dengan Keparahan Demam Berdarah Dengue pada Anak di RSU
Wangaya)
2. Penulis Jurnal :
Bella Kurnia, I Wayan Bikin Suryawan
3. Nama Jurnal /dipublikasikan Oleh :
Macedonian Journal of Medical Sciences. 2019 Aug 15; 7(15):2444-2446.
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC6814465/pdf/OAMJMS-7-2444.pdf
4. Penelaah/review jurnal :
Afira Khofifah
5. Sistematika penulisan :
IMRAD ( Introduction, Material and Methode, Result, Discussion)
6. Referensi daftar pustaka :
Terdapat 7 referensi, diantaranya dari tahun 2015 sampai dengan tahun 2018. Untuk
daftar referensi peneliti lebih banyak menggunakan Jurnal dan website resmi
kementerian kesehatan.
Item
Rekomendasi
No
(a) Tunjukkan desain penelitian dengan istilah yang umum
digunakan dalam judul atau abstrak
Penelitian ini merupakan Penelitian ini merupakan
penelitian observasional dengan desain kasus
kontrol.Pengambilan data pasien dilakukan secara
retrospektif(studi kasus kontrol). Bahasa atau istilah
yang disampaikan pada judul maupun abstrak juga
mudah dipahami.
Judul dan
1 (b) Memberikan ringkasan yang informatif dan seimbang
abstrak
tentang apa yang telah dilakukan dan apa yang ditemukan
dalam abstrak
Pada penelitian ini menjelaskan dengue adalah
penyakit yang ditularkan olehnyamuk yang disebabkan
oleh salah satu dari empat virus Dengue (DENV 1-4).
Penelitian ini dirancang untuk mengetahui hubungan
obesitas dengan derajat keparahan Demam Berdarah
Dengue pada anak.
Pengantar
Jelaskan latar belakang ilmiah dan dasar pemikiran investigasi
yang dilaporkan
Pada background/latar belakang penelitian Pada tahun
2009, Indonesia memiliki kasus DBD terbanyak di Asia
Tenggara. Pada tahun 2015, 3 provinsi dengan angka
kejadian DBD tertinggi adalah Bali (208,7 per100 ribu
penduduk), Kalimantan Timur (183,12 per100
ribupenduduk) dan Kalimantan Tenggara (120,08
per100 ribu penduduk).
Beberapa faktor risiko yang berhubungan dengan
Latar belakang / keparahan DBD pada anak salah satunya adalah
2
dasar pemikiran obesitas. Pada DBD terjadi kebocoran plasma yang
dapat menyebabkan syok hipovolemik yang
menyebabkan DSS. Pada pasien obesitas, terjadi
peningkatan produksi interleukin dan Tumor Necrosis
Factors (TNF).
Dari penelitian menurut Devi et al., pada tahun 2015
terdapat hubungan antara obesitas dengan keparahan
DBD, dan juga Elmy pada tahun 2008 menemukan
bahwa obesitas merupakan faktor risiko DSS, lalu pada
penelitian Elmy pada tahun 2008 menemukan bahwa
obesitas merupakan faktor risiko DSS
Nyatakan tujuan spesifik, termasuk hipotesis yang telah
ditentukan sebelumnya
Penelitian ini dirancang untuk mengetahui hubungan
Tujuan 3 obesitas dengan derajat keparahan Demam Berdarah
Dengue pada anak.
Penelitian tidak menjelaskan hipotesis dalam
penetiliannya
Metode
Mempresentasikan elemen kunci dari desain studi di awal
makalah
Penelitian ini merupakan penelitian observasional
Desain studi 4 dengan desain kasus kontrol. Pengambilan data pasien
dilakukan secara retrospektif (studi kasus kontrol) dari
Departemen Kesehatan Anak RSU Wangaya antara
bulan Maret 2019 sampai Mei 2019
Jelaskan pengaturan, lokasi, dan tanggal yang relevan,
termasuk periode perekrutan, paparan, tindak lanjut, dan
pengumpulan data
Penelitian ini terdiri dari 44 sampel. Penelitian ini
menggunakan consecutive sampling (non probability
sampling). Subyek dibagi menjadi dua kelompok.
Kelompok pertama, kelompok kontrol terdiri dari
penderita DBD tanpa syok (derajat I atau derajat II), tes
tourniquet positif, demam 2 – 7 hari, trombositopenia
dan tanda-tanda positif kebocoran plasma seperti
Pengaturan 5 peningkatan hematokrit, atau mengalami efusi pleura,
atau asites.
Kelompok kedua, kelompok kasus termasuk pasien
yang didiagnosis DBD dengan syok (grade III atau
grade IV), yang memenuhi kriteria DBD grade I atau
grade II plus tanda syok, seperti nadi lemah, tekanan
nadi menyempit, perfusi jaringan buruk, kulit lembab,
dan penurunan produksi urin menurut kriteria WHO.
Obesitas dinilai dengan BMI untuk usia p> 85 menurut
grafik pertumbuhan CDC.
Hasil