A. EPIDEMIOLOGI KLINIK
Fokusnya adalah pada diagnosis, prognosis, dan treatment dari suatu penyakit
prognostik.
disiplin ilmu kedokteran klinik adalah bahwa pembuatan itu seharusnya selalu
dengan pria pria muda yg makan dgn menu kerajaan. Setelah 10 hari
biasa dan tidak biasa, resiko lebih tinggi kematian pada pria
3. James Lind
4. William Farr
kesehatan
Aneshtesiologist
Cholera (1949)”
terkontaminasi
7. Richard Doll
B. UJI DIAGNOSTIK
besar kasus.
hasil uji sebelumnya misalnya, untuk diagnosis tuberkulosis paru, foto toraks
baru perlu dikerjakan bila hasil uji tuberkulin positif. Pada uji paralel,
beberapa pemeriksaan dilakukan sekaligus, hal ini biasa dilakukan pada kasus
perbedaan karakteristik uji diagnostik yang dipakai Uji diagnostik yang ideal
jarang sekali ditemukan, yaitu uji yang memberikan hasil positif pada semua
subyek yang sakit dan memberikan hasil negatif pada subyek yang sehat.
hasil uji positif pada subyek yang sehat (positif semu, false positif), dan hasil
terutama prevalens penyakit dan derajat penyakit pada wktu uji diagnostik
dilakukan. Adalah tugas kita pula untuk menginterprestasi hasil suatu uji
klinikus adalah tugas kita pula untuk menilai publikasi mengenai uji
termasuk ;
relative
penyakit
simtomik.
Mengidentifikasi komplikasi
Menetapkan prognosis
yang sama pada waktu yang sama haruslah member hasil yang
sama pula.
klinik. Oleh karena kemajuan dalam bidang teknologi kedokteran saat ini
kompleks. Uji diagnostik adalah suatu analisis untuk membantu para klinisi
pemeriksaan terhadap ada atau tidaknya suatu penyakit yang dianalisis dalam
tabel dua kali dua. Keempat sel dalam tabel tersebut harus terisi. Suatu uji
sensitivitas, spesifisitas, nilai prediktif positif, nilai prediktif negatif dan rasio
proporsi orang tanpa penyakit yang menunjukan hasil tes negatif. Probabilitas
adanya penyakit pada orang-orang yang menunjukkan hasil tes positif disebut
nilai prediktif positif. Nilai prediktif negatif adalah probabilitas tidak adanya
seorang klinisi hendak menginterprestasikan suatu hasil tes. Nilai ini bukan
hanya ditentukan oleh sensitivitas dan spesifisitas tetapi dipengaruhi juga oleh
situasi ke situasi yang lain. Rasio kemungkinan merupakan cara lain untuk
pemeriksaan. Merubah titik potong (cut-o point) dari angka normal dan
spesifisitas. Jika perubahan ini digambarkan pada suatu grafik, maka grafik
1. DIAGNOSIS
yang siap untuk mengolah informasi yang didapat. Namun demikian ada
prinsip-prinsip dasar bagi para klinisi untuk harus membiasakan diri bila
2. PENYEDERHANAAN DATA
interval. Tanpa melihat jenis data didapatkan dengan uji diagnostik, maka
dalam praktek. Sebagian besar skala ordinal adalah contoh dari proses
dari suara yang sangat keras sampai tidak terdengar. Tetapi menunjukkan
tingkatan terinci dari intensitas bising akan sangat menjemukan dan tidak
ada gunanya.
sampai IV bisa berfungsi dengan baik. Dengan cara ini data yang
Hal ini terutama terjadi bila hasil tes itu digunakan untuk menentukan
proses yang tidak pasti, sebab hanya berupa kemungkinan saja. Itulah
klinisi.
tes dan diagnosis yang sebenarnya yaitu tes dinyatakan positif (abnormal)
atau negatif (normal) dan penyakit dinyatakan ada atau tidak ada. Ada
empat kemungkinan interpretasi dari hasil tes , dua diantaranya benar dan
dua lainnya salah. Tes itu memberikan jawaban yang benar apabila ia
ia positif tapi penyakitnya tidak ada (positif palsu, false positive) atau
ilmiah. Oleh karena itu, dalam setiap uji diagnostik seharusnya dilakukan
Namun hal ini tidak akan mungkin dapat dilakukan pada kasus-kasus
keberadaan penyakit :
PENYAKIT Jumlah
Ada Tidak Ada
(a)
(b)
Positif
Positif Palsu
Positif Sebenarnya a+b
(False
(True
positif)
HASIL UJI Positif)
DIAGNOSTIK (c) (d)
Negatif Negatif
Negative Palsu Sebenarnya c+d
(False (True
Negative) Negatif)
Jumlah a+c b+d a+b+c+d
True Positif (a) : Menunjuk pada banyaknya kasus yang benar-
benar menderita
penyakit dengan hasil test yang Positif.
True Negatif (d) : Menunjuk pada banyaknya kasus yang tidak sakit
dengan
hasil test yang Negatif.
b
False Positif ( ) : Menunjuk pada banyaknya kasus yang sebenarnya
b+d
tidak sakit
tetapi test menunjukkan hasil yang positif.
c
False Negative ( ): Menunjuk pada banyaknya kasus sebenarnya
a+c
menderita
penyakit tetapi hasil test Negatif.
a
Sensitivitas ( ) : Probabilitas hasil Uji Positif pada orang-orang
a+c
yang
menderita penyakit.
d
Spesifitas ( ) : Probabilitas hasil uji Negatif pada orang-orang
b+d
yang tidak
menderita penyakit.
DAFTAR PUSTAKA
indonesia.blogspot.com/2012/07/pengantar-uji-diagnostik.html