Anda di halaman 1dari 39

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hipertensi merupakan tekanan darah yang melebihi dari batas normal . Nilai

normal yang digunakan adalah 120/80 mmHg(sistolik/diastolic) sampai dengan

140/90 mmHg yang dipengaruhi oleh penambahan usia ( Junaidi 2010 ).

Sementara itu menurut JNC7 yang dimaksud hipertensi adalah tekanan darah

dengan sistolik lebih dari atau sama dengan 140 mmHg dan diastolic lebih dari

atau sama dengan 90 mmHg. Selain itu perhimpunan hipertensi Indonesia (

PERHI) membuat batasan hipertensi yaitu keadaan dimana tekanan darah

sistolik diatas 140 mmHg dan tekanan darah diastolic 85 mmHg .

Dampak dari hipertensi banyak menimbulkan masalah kesehatan lain di

masyarakat seperti penyakit jantung dan pembulu darah. hipertensi banyak yag

tidak menimbulkan gejala, sehingga baru di ketahui setelah mengalami

gangguan organ lain seperti stroke. (Depkes.2012) hipertensi dapat disebabkan

oleh hiperaktipitas system sarap simpatis, system rening-angiotensin, natrium

dan kalsium intraseluler, kontrasepti hormonal, dan hipertensi vaskuler ginjal.

pasien dengan hipertensi banyak tanpa memperlihatkan gejala, gejala

ditimbulkan seperti yang timbul setelah pasien mengalami hipertensi apabila

diikuti oleh penyakit lain atau sudah mulainya gangguan paslularisasi pada

organ-organ lain seperti adanya angina jika sudah terdapat gangguan pembulu

darah coroner di jantung.

1
Analisis Kearney dkk, memperlihatkan bahwa peningkatan angka kejadian

hipertensi sungguh luar biasa pada tahun 2000, lebih dari 25% populasi dunia

merupakan penderita hipertensi, atau sekitar 1 millyard orang, dan 2/3penderita

hipertensi ada di Negara berkembang. bila tidak dilakukan upaya yang tepat,

jumblah ini akan terus meningkat, pada tahun 2025 yang akan datang, jumblah

penderita hipertensi akan meningkat 29% atau sekitar 1,6 millyard orang di

seluruh dunia. (CKD, 2012).

Prevalensi hipertensi di dunia diperkirakan mencapai 26,4% pada tahun 2000

dan mencapai 29,2% pada tahun 2025. di Indonesia sendiri menurut laporan

RISKESDAS tahun 2012 pripalensi mencapai 31,7% dimana hanya 7,2%

penduduk yang sudah mengetahui memiliki hipertensi dan 0,4% kasus yang,

minum obat hipertensi dan 76% kasus hipertensi di masyarakat belum

terdiagnosa. berdasarkan data yang diperoleh dari rekamedik rumah sakit

umum daerah karawang, diperoleh data penderita hipertensi pada tahun 2012

berjumblah 285 orang dan meningkat pada tahun 2013 yaitu berjumblah 673

orang. dari kasus tersebut yang masuk berulang dengan hipertensi sebanyak

50% pada tahun 2013.

2
Diet hipertensi adalah salah satu cara untuk mengatasi tanpa efek yang serius,

karena metode pengendalian nya yang alami (purwati 1997 dalam maryati

2011). hanya saja banyak orang yang menganggap diet hipertensi sebagai

sesuatu yang merepotkan dan tidak menyenangkan banyak makanan kesukaan

bisa masuk daftar terlarang, misalnya garam penyedap, popcorn asin, dan

kentang. hubungan baik perawat dan pasien merupakan faktor penting untuk

meningkatkan kepatuhan (WHO, 2003 dalam pebianti 2012). kepatuhan serta

pemahaman pemahaman yang baik dalam menjalankan terapi dapat

mempengaruhi tekanan darah dan secara bertahap mencegah komplikasi

(margado, 2011).

Penelitian yang dilakukan setijowati 2013 mengatakan bahwa dukungan

keluarga memiliki dukungan yang signifikan dengan tingkat kepatuhan pasien

hipertensi dalam melaksanakan diet dan pengobatan.

Notoatmojo (2010) mendefinisikan motifasi sebagai interaksi antara perilaku

dan lingkungan sehingga dapat meningkatkan, atau menurunkan

mempertahankan perilaku ingin lebih menekankan pada hal-hal dapat di

obserpasi dari proses motifasi.penelitian yang dilakukan oleh abdilah 2012

mengatakan terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan pasien diet

rendah garam dengan kepatuhan pelaksanaan diet rendah garam. pengetahuan

akan menimbulkan kesadaran dan akan menyebabkan orang berperilaku sesuai

dengan pengetahuan yang dimiliki. tingkat pengetahuan sendiri oleh

demografi. sumber informasi dan status social ekonomi (Eliza, 2012).

3
Kepatuhan adalah tingkat perilaku pasien yang tertuju terhadap intruksi atau

petunjuk yang diberikan dalam bentuk terapi apapun yang ditentukan, baik

diet, latihan, pengobatan, atau menepati janji pertemuan dengan dokter

(Stanley, 2007).kepatuhan adalah merupakan suatu perubahan perilaku yang

tidak mentaati peraturan ke prilaku yang mentaati peraturan ( Gren dalam

Notoatmojo, 2003).

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan fenomena diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul “ Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kepatuhan

Diit Pasien Hipertensi Diruang Rengasdengklok RSUD Karawang 2015 ”.

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah :

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui Faktor-faktor yang berhubungan dengan kepatuhan diit

pasien hipertensi diruang rengasdengklok RSUD Karawang.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk Mengetahui Karakteristik Destribusi Frekuensi Tentang

Pengetahuan, Kepatuhan, Dukungan Keluarga Dan Tingkat Ekonomi

b. Untuk mengetahui hubungan pengetahuan pasien hipertensi tentang

kepatuhan diit hipertensi di ruang Rengasdengklok RSUD Karawang

4
c. Untuk mengetahui hubungan tingkat pendidikan pasien hipertensi

tentang kepatuhan diit hipertensi di ruang Rengasdengklok RSUD

Karawang

d. Untuk mengetahui hubungan dukungan keluarga terhadap kepatuhan

diit pasien yang menderita hipertensi di ruang Rengasd engklok RSUD

Karawang

e. Untuk mengetahui hubungan tingkat ekonomi pada pasien hipertensi

tentang keptuhan diit di ruang Rengasdengklok RSUD Karawang

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian adalah :

1. Bagi Peneliti

Dapat memperoleh dan menambah pengetahuan, wawasan dan

pengalaman langsung dalam melakukan penelitian mengenai hipertensi.

2. Bagi Pelayan kesehatan

Sebagai masukan dalam upaya pencegahan dan pengendalian kejadian

hipertensi, agar hipertensi di RSUD Karawang dapat diatasi.

3. Bagi Institusi pendidikan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai acuan untuk

menjadikan sebuah referensi

5
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Konsep Dasar Pengetahuan

1. Definisi Pengetahuan

Pengetahuan berarti segala sesuatu yg diketahui kepandaian atau segala

sesuatu yg diketahui berkenaan dengan hal (mata pelajaran). (Kamus Besar

Bahasa Indonesia (KBBI) Daring, 2007)

Pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang

melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan ini

dilakukan panca indra manusia yakni indra penglihatan, pendengaran,

penciuman, rasa dan raba, penelitian, kejadian dan proses belajar dalam

pendidikan baik formal maupun informal. (Notoadmojo, 2007)

Menurut teori Lawrence Green (dalam Notoatmodjo, 2007) bahwa perilaku

seseorang atau masyarakat tentang kesehatan ditentukan oleh pengetahuan,

sikap, kepercayaan dan tradisi sebagai faktor predisposisi disamping factor

pendukung seperti lingkungan fisik, prasarana atau faktor pendorong yaitu

sikap dan prilaku petugas kesehatan atau petugas lainnya.

2. Tingkat pengetahuan

Meurut Notoatmodjo 2007 yaitu :

a. Tahu (know)

Tahu merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Tahu artinya

dapat meningat atau mengingat kembali suatu materi yang telah

dipelajari sebelumnya.

6
b. Memahami (konfrehensif)

Memahami artinya kemampuan untuk menjelaskan dan

menginterprestasikan dengan benar dengan objek yang diketahui.

c. Penerapan(application)

Penerapan yaitu kemampuan untuk menggunakan materi yang telah

dipelajari pada situasi dan kondisi nyata atau dapat menggunakan

hukum-hukum, rumus, metode dalam situasi nyata.

d. Analisis(analysis)

Analisis artinya adalah kemampuan untuk menguraikan objek ke dalam

bagian-bagian lebih kecil, tetapi masih didalam suatu struktur objek

tersebut dan masih terkait satu sama lain.

e. Sintesis(shynthesis)

Sintesis yaitu kemampuan untuk menghubungkan bagian-bagian didalam

suatu bentuk keseluruhan yang baru atau kemampuan untuk menyusun

formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada

3. Faktor yang mempengaruhi pengetahuan ( Notoatmodjo, 2007 )

a. Pengalaman (experience)

Pengalaman dapat diperoleh dari pengalaman sendiri maupun orang

lain. Pengalaman yang diperloeh dapat memperluas pengetahuan

seseorang.

7
b. Tingkat pendidikan(level ofeducation)

Pendidikan dapat membawa wawasan atau pengetahuan seseorang.

Secara umum, seseorang yang berpendidikan lebih tinggi akan

mempunyai pengetahuan lebih luas dibandingkan dengan seseorang

yang tingkat pendidikannya lebih rendah.

c. Keyakinan (confidence)

Biasanya keyakinan diperoleh secara turun temurun dan tanpa adanya

pembuktian terlebih dahulu. Keyakinan ini bisa mempengaruhi

pengetahuan seseorang, baik keyakinan itu sifatnya positif maupun

negatif.

d. Fasilitas (faciltis)

Fasilitas-fasilitas sebagai sumber informasi yang dapat mempengaruhi

pengetahuan seseorang, misalnya radio, televisi, majalah, koran, dan

buku.

e. Penghasilan (income)

Penghasilan tidak berpengaruh langsung terhadap pengetahuan

seseorang. Namun bila seseorang berpenghasilan cukup besar, maka dia

akan mampu untuk menyediakan atau membeli fasilitas-fasilitas sumber

informasi.

8
f. Sosial budaya (socio cultural)

Kebudayaan setempat dan kebiasaan dalam keluarga dapat

mempengaruhi pengetahuan, persepsi, dan sikap seseorang terhadap

sesuatu.

B. Konsep Kepatuhan

1. Definisi Kepatuhan

Kepatuhan berasal dari kata dasar patuh yang berarti taat, suka menurut

perintah. Kepatuhan adalah tingkat pasien melaksanakan cara pengobatan

dan perilaku yang disarankan dokter atau oleh orang lain (Santoso, 2005).

Menurut(Green dalam Notoatmodjo, 2003).Kepatuhan merupakan suatu

perubahan perilaku dari perilaku yang tidak mentaati peraturan ke perilaku

yang mentaati peraturan .

Pengertian kepatuhan menurut Sacket adalah tingkat perilaku penderita

dalam mengambil suatu tindakan untuk pengobatan, misalnya dalam

melakukan diet dan menentukan kebiasaan hidup sehat dan ketetapan

berobat. Dalam bidang pengobatan, seseorang dikatakan tidak patuh apabila

orang tersebut melalaikan kewajiban untuk berobat sedemikian rupa

sehingga dapat mengakibatkan terhalangnya kesembuhan (Anonim, 2008)

9
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kepatuhan Carpenito

L.j.(2000) :

a. Pendidikan

Pendidikan adalah suatu kegiatan, usaha manusia meningkatkan

kepribadian atau proses perubahan perilaku menuju kedewasaan dan

penyempurnaan kehidupan manusia dengan jalan membina dan

mengembangkan potensi kepribadiannya, yang berupa rohni (cipta,

rasa, karsa) dan jasmani.

Domain pendidikan dapat diukur dari (Notoatmodjo, 2003) :

1) Pengetahuan terhadap pendidikan yang diberikan (knowledge)

2) Sikap atau tanggapan terhadap materi pendidikan yang diberikan

(attitude)

3) Praktek atau tindakan sehubungan dengan materi pendidikan yang

diberikan.

b. Akomodasi

Suatu usaha harus dilakukan untuk memahami ciri kepribadian pasien

yang dapat mempengaruhi kepatuhan. Pasien yang mandiri harus

dilibatkan secara aktif dalam program pengobatan.

c. Modifikasi faktor lingkungan dan sosial.

Membangun dukungan sosial dari keluarga dan teman – teman sangat

penting, kelompok pendukung dapat dibentuk untuk membant

memahami kepatuhan terhadap program pengobatan.

10
d. Perubahan model terapi

Program pengobatan dapat dibuat sesederhana mungkin dan pasien

terlibat aktif dalam pembuatan program tersebut.

e. Meningkatkan interaksi profesional kesehatan dengan pasien.

f. Suatu hal yang penting untuk memberikan umpan balik pada pasien

setelah memperoleh informasi diagnosa.

Carpenito (2000) berpendapat bahwa factor-faktor yang

mempengaruhi tingkat kepatuhan adalah segala sesuatu yang dapat

berpengaruh positif sehingga pasien tidak mampu lagi

mempertahankan kepatuhannya, sampai menjadi kurang patuh dan

tidak patuh. Adapun factor-faktor yang mempengaruhi kepatuhannya:

1) Pemahaman tentang instruksi

Tidak seorang pun mematuhi instuksi jika dirinya salah paham tentang

instruksi yang diberikan padanya.

2) Tingkat pendidikan

Tingkat pendidikan pasien dapat meningkatkan kepatuhan, sepanjang

bahwa pendidikan tersebut merupakan pendidikan yang aktif yang

diperoleh secara mandiri, lewat tahap-tahapan tertentu.( Suparyanto

2010 ) mengemukakan adanya tingkat pendidikan yang rendah.

Sehingga terkadang tidak dapat mencerna kepatuhan untuk diet rendah

garam dengan sempurna, namun hanya berkeinginan untuk diet

rendah garam dengan sempurna, namun hanya menuruti keinginannya

yaitu makan dengan rasa yang diinginkannya.

11
3) Keyakinan,sikap dan kepribadian.

Kepribadian antara orang yang patuh dengan yang gagal berbeda.

Orang yang tidak patuh adalah orang yang mengalami depresi,

ansietas, sangat memperhatikan kesehatannya, memiliki kekuatan ego

yang lebih lemah dan memiliki kehidupan solial yang lebih,

memuaskan perhatian kepada dirinya.

4) Dukungan keluarga

Dukungan keluarga dapat menjadi factor yang dapat berpengaruh

dalam menentukan keyakinan dan nilai kesehatan individu serta

menentukan program pengobatan yang akan mereka terima. Keluarga

juga memberi dukungan dan membuat keputusan mengenai perawatan

anggota keluarga yang sakit. Derajat dimana seseorang tersolasi dari

pendamping orang lain, isolasi secara negative berhubungan dengan

kepatuhan.

5) Tingat ekonomi

Tingkat ekonomi merupakan kemampuan financial untuk memenuhi

segala kehidupan hidup, akan tetapi ada kalanya seseorang yang sudah

pensiun dan tidak bekerja namun biasanya ada sumber keuangan lain

yang bisa digunakan untuk membiayai semua program pengobatan

dan perawatan sehingga belum tahu tingkat ekonomi menengah ke

bawah akan mengalai ketidak patuhan dan sebaliknya tingkat ekonomi

baik tidak terjadi ketidak patuhan.

12
6) Dukungan social

Dukungan social dalam bentuk dukungan emosional dari anggota

keluarga teman, waktu dan uang merupakan factor penting

dalam.Keluarga dan teman dapat membantu mengurangi ansietas yang

disebabkan oleh penyakit tertentu, mereka dapat menghilangkan

godaan pada ketidak patuhan dan dapat juga menjadi pendukung

kepatuhan .

C. Konsep Hipertensi

1. Hipertensi

a. Pengetian

Hipertensi adalah kondisi abnormal dari hemodinamik, dimana menurut

WHO tekanan sistolik  140 mmHg dan atau tekanan diastolik > 90

mmHg (untuk usia < 60 tahun) dan tekanan sistolik  160 mmHg dan

atau tekanan diastolik > 95 mmHg (untuk usia > 60 tahun). (Taufan,

2011)

Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana

tekanan sistoliknya di atas 140 mmHg dan tekanan diastolik di atas 90

mmHg. Pada populasi manula, hipertensi di definisikan sebagai tekanan

sistolik 160 mmHg dan tekanan diastolik 90 mmHg. (Suddart & Brunner,

edisi 8 Vol.2, 2001)

Hipertensi didefinisikan oleh Joint National Committee on Detection,

Evaluation and Treatment of High Blood Pressure (JNC) sebagai tekanan

darah yang lebih tinggi dari 140/90 mmHg dan diklasifikasikan sesuai

13
derajat keparahannya, mempunyai rentang dari tekanan darah (TD)

normal tinggi sampai hipertensi maligna. (Doenges Marilyn E, 2002)

b. Jenis hipertensi

Jenis tekanan darah tinggi terbagi menjadi dua jenis,yaitu ( 2007 ):

1. Hipertensi esensial (hipertensi primer)

Hipertensi esensial biasanya dimulai sebagai [roses labil (intermiten)

pada individu pada akhir 30-An dan awal 50-an dan secara bertahap

“menetap”. Pada suatu saat dapat juga terjadi mendadak dan berat,

perjalanannya dipercepat atau “maligna” yang menyebabkan kondisi

padien memburuk dengan cepat.

Penyakit ini lebih banyak menyerang wanita dari pada pria, tetapi, pria

khususnya pria Amerika keturunan Afrika, lebih tidak mampu

mentoleransi penyakit ini.

2. Hipertensi Sekunder

Dapat diakibatkan karena penyakit parenkim renal/vakuler

renal.Penggunaan kontrasepsi oral yaitu pil.Gangguan endokrin dll.

c. Penyebab hipertensi

Penyebab tekanan darah tinggi,hanya sekitar 5% dari seluruh kasus

tekanan darah tingi darah tinggi, misalnya kelebihan berat badan,

kurang berolahraga, mengkonsumsi makanan berkadar garam tinggi,

kurang mengkonsumsi buah dan sayur segar dan terlalu banyak minum

alkohol.

14
d. Penatalaksanaan Hipertensi

Menurut Smeltzer & Bare (2001), mengemukakan bahwa tujuan dari

tiap program penanganan atau penatalaksanaan pasien hipertensi

adalah mencegah terjadinya morbiditas dan mortalitas penyerta dengan

mencapai dan mempertahankan tekanan darah di bawah 140/90 mmHg.

D. Diit ( Diet ) Hipertensi

Diit ( diet ) adalah salah satu cara untuk mengatasi hipertensi tanpa efek

samping yang serius, karena metode pengendaliannya yang alami. Hanya saja

banyak orang yang menganggap diet hipertensi sebagai yang merepotkan dan

tidak menyenangkan. Banyak makanan kesukaaan bisa masuk daftar

terlarang, misalnya garam penyedap, popcorn asin, keju, dan keripik kentang.

(Health Vita, 2005)

Diet hipertensi adalah diet bagi penderita hipertensi yang ditujukan untuk

membantu menurunkan tekanan darah dan mempertahankan tekanan darah

menuju normal. Selain itu diet hipertensi juga ditujukan untuk menurunkan

faktor risiko hipertensi lainnya seperti berat badan yang berlebih, tingginya

kadar lemak (kolesterol) dan asam urat dalam darah. Penderita hipertensi

yang memiliki tekanan darahdengansistoli lebih dari 160 mmHg, selain

memerlukan pemberian obat-obatan anti hipertensi juga memerlukan terapi

diuretik dan perubahan gaya hidup.

15
1. Tujuan diet hipertensi adalah :

a) Mengurangi Asupan Garam

Mengurangi garam sering juga diimbangi dengan asupan lebih banyak

kalsium, magnesium, dan kalium ( bila diperlukan untuk kasus

tertentu ). Puasa garam untuk kasus tertentu dapat menurunkan

tekanan darah secara nyata. Umumnya kita mengkonsumsi lebih

banyak garam dari pada yang di butuhkan tubuh. Idealnya kita cukup

menggunakan sekitar satu sendok teh saja atau sekitar lima gram

garam perhari.

Masakan untuk penderita hipertensi yang kurang garam terasa agak

hambar bagi orang biasa. Tetapiu dengan menyadari bahwa anda

sedang mengadakan perubahan pola makan, masakan khusus tersebut

dapat menjadi hidangan yang nikmat.

b) Memperbanyak Serat

Mengkonsumsi lebih banyak sayur atau makanan rumahan yang

mengandung banyak serat akan memperlancar buang air besar dan

menahan sebagian asupan natrium. Sebaiknya penderita hipertensi

menghindari makanan kalengan dan makanan siap saji dari restoran,

yang dikhawatirkan mengandung banyak pengawet dan kurang serat.

Dari penelitian lain ditemukan bahwa dengan mengkonsumsi tujuh

gram serat perhari dapat membantu menurunkan tekanan darah

sistolik sebanyak lima poin. Konsumsi serat juga dapat memperlancar

buang air, menyebabkan makan lebih sedikit dan mengurangi asupan

16
natrium. Serat pun mudah di dapat dalam makanan, misalnya

semangkuk sereal mengandung sekitar tujuh gram serat

c) Menghentikan Kebiasaan Buruk

Menghentikan rokok, kopi, dan alkohol dapat mengurangi beban

jantung, sehingga jantung dapat bekerja dengan baik. Rokok dapat

meningkatkan resiko perusakan pembuluh darah jantung koroner,

sehingga jantung bekerja lebih keras.

Sedangkan alkohol dapat memacu tekanan darah karena itu 90 mililiter

per minggu adalah batas tertinggi yang boleh di konsumsi. Ukuran

tersebut sama dengan 6 kaleng bir @360 mililiter atau 16 gelas anggur

@120 mililiter.

Selain itu, kopi dapat memacu detak jantung. Menghentikan atau

mengurangi kopi berarti menyayangi jantung agar tidak terbebani lebih

berat.

d) Perbanyak asupan Kalium

Penelitian menunjukkan bahwa dengan mengkonsumsi 3500 miligram

kalium dapat membantu mengatasi kelebihan natrium, sehingga dengan

volume darah yang ideal dapat dicapai kembali tekanan yang normal.

Kalium bekerja mengusir natrium dari senyawanya, sehingga lebih

mudah dikeluarkan.

Sumber kalium mudah didapatkan dari asupan makanan sehari-hari.

Misalnya, sebutir kentang rebus mengandung 838 miligram kalium

sehingga 4 butir kentang (3352 miligram) akan mendekati kebutuhna

17
tersebut atau dengan semangkuk bayam yang mengandung 800

miligram kalium cukup ditambahkan 3 butir kentang.

Makanan lain yang kaya kalium adalah pisang, sari jeruk, jagung, kubis,

dan brokoli. Bila anda bermaksud untuk mengkonsumsi suplemen

kalium, sebaiknya konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter, karena

kelebihan kalium dapat mengganggu ginjal.

e) Penuhi Kebutuhan Magnesium

Juga ditemukan hubungan antara rendahnya asupan magnesium dengan

hipertensi. Tetapi belum dapat dipastikan berapa banyak magnesium

yang dibutuhkan untuk mengatasi hipertensi. Kebutuhan magnesium

menurut kecukupan gizi yang di anjurkan atau RDA (Recommended

Dietary Allowonce) adalah sekitar 350 miligram kekurangan asupan

magnesium terjadi dengan semakin banyaknya makanan olahan yang

dikonsumsi. Sumber makanan yang kaya magnesium anatara lain

kacang tanah, bayam, kacang polong, dan makanan laut.

f) Macam-macam diet rendah garam

1) Diet Rendah garam I ( 200-400 )

Diet rendah garam I diberikan kepada pasien dengan edema, asites

dan atau hipertensi berat. Diet ini pada pengolahan makanan tidak

ditambahkan garam, dihindari bahan makan yang tinggi kadar

natriumnya.

18
2) diet garam rendah II (600/1200 mmhg)

Diet garam rendah II diberikan pada pasien edema,asites dan atau

hipertensi tidak terlalu berat. pemberian makanan sehari-hari sama

dengan diet garam rendah I. pada pengolahan makanan boleh

menggunakan ½ sendok garam dapur (2gr). di hindari bahan

makanan yang tinggi kadar natrium nya.

3) Diet garam rendah III (1000/1200 mmhg)

Diet garam rendah III diberikan kepada pasien dengan edema dan

atau hipertensi ringan.pemberian makanan sehari sama denga diet

garam rendah I. pada pengolahan makanannya boleh menggunakan 1

sendok (4gr) dapur.

19
Kerangka teori

G. Kerangka Konsep
Faktor Yang Mempengaruhi
Pengetahuan

1. Pendidikan
2. Informasi
3. Social Budaya
4. Lingkungan
5. Pengalaman
6. Usia

(Natoatmodjo,2007)

Kepatuhan diit hipertensi

Faktor Yang Mempengaruhi


kepatuhan

1. Pendidikan
2. Dukungan keluarga
3. Tingkat ekonomi

Carpenito (2000)

20
BAB III
KERANGKA KONSEP

A. Kerangka Konsep

Kerangka konsep penelitian pada dasarnya adalah kerangka hubungan antara

konsep-konsep yang ingin diamati atau di ukur melalui penelitian-penelitian

yang akan dilakukan. (Notoatmodjo, 2005)

Variabel Independen Variabel Dependen

 Pengetahuan
 Kepatuhan diit
 Pendidikan
Hipertensi
 Dukungan keluarga
 Tingkat ekonomi

Keterangan : = Variabel yang diteliti

21
B. Definisi Operasional

Variabel Dependen

No Variabel Definisi Skala

Dependen Cara Ukur Hasil Ukur Ukur

1 Hipertensi  Definisi Operasional Kuesioner 1. Normal Rasio

Hipertensi adalah suatu ( Td sistolik

keadaan tubuh dimana tekanan 100-120

darah yang meningkat secara mmgh)

kronis dalam waktu yang ( Td Diastolik

cukup lama dengan sistoliknya 60-90 Mmhg)

140 mmHg dan diastoliknya

90 mmHg pada usia manula 2. Hipertensi

sekitar 60 sampai 74 tahun. ( > 130 Mmhg

> 90 Mmhg )

22
Variabel Independen

No Variabel Definisi Cara Hasil ukur Skala

Independen Ukur Ukur

1 Pengetahuan  Definisi Operasional Kuesioner 1. Tinggi Ordinal

Pengetahuan adalah ( memahami )

informasi yang telah 2.Rendah

diperoleh oleh seseorang (Kurang

melalui pengamatan dan memahami)

pemikirannya, seseorang

yang hanya tahu merupakan

tingkat pengetahuan yang

paling rendah, sedangkan

seseorang yang bisa

memahami dan menerapkan

memiliki tingkat

pengetahuan yang sedang

dan yang tingkat

penegtahuannya tinggi

adalah seseorang yang bisa

menganalisa dan sintesis.

23
2 Kepatuhan Diit  Definisi Operasional Kuesioner 1.Patuh Ordinal

Diit hipertensi adalah diit (menjalankan

yang di anjurkan pada diit hipertensi)

penderita hipertensi dengan 2. Tidak patuh

cara mengkonsumsi garam (tidak

sekitar 1 sendok teh atau 5 menjalankan diit

gram perhari, hipertensi)

memperbanyak serat

3 Tingkat Definisi Operasional Kuesioner 1.>UMR Ordinal

Ekonomi Tingkat ekonomi merupakan Karawang

kemampuan financial untuk 2.<UMR

memenuhi segala kehidupan Karwang

hidup, akan tetapi ada

kalanya seseorang yang

sudah pensiun dan tidak

bekerja namun biasanya ada

sumber keuangan lain yang

bisa digunakan untuk

membiayai semua program

pengobatan

24
4 Dukungan Definisi Operasional : Kuesioner 1.Mendukung Ordinal

keluarga Dukungan keluarga dapat (sering

menjadi factor yang dapat mengingat

berpengaruh dalam kan ttg diit

menentukan keyakinan dan )

nilai kesehatan individu serta 2.Tidak

menentukan program mendukung

pengobatan yang akan ( tidak peduli )

mereka terima.

C. Hipotesis

H0 :

Tidak ada hubungan tingkat pengetahuan dengan kepatuhan diit pada


penderita hipertensi

HA :

Ada hubungan tingkat pengetahuan dengan kepatuhan diit pada penderita

hipertensi

25
BAB IV
METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian deskriptif

dengan pendekatan cros section, dimana data yang menyangkut variabel

independen dan variabel dependen akan dikumpulkan dalam waktu yang

bersamaan.

Deskriptif adalah suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan untuk

membuat gambaran deskriptif tentang suatu keadaan secara objektif.

(Notoatmodjo, 2002)

Metode penelitian deskriptif adalah suatu metode penelitian yang dilakukan

dengan tujuan utama untuk membuat gambaran tentang suatu keadaan secara

objectif. Metode penelitian deskriftif digunakan untuk memecahkan atau

menjawab permasalahan yang sedang dihadapi pada situasi sekarang.

Penelitian ini dilakukan dengan menempuh langkah langkah pengumpulan

data, klasifikasi, pengolahan, membuat kesimpulan da laporan. ( Setiadi, 2007 )

B. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di ruang Rengasdengklok Rumah Sakit Umum Daerah

Karawang.

26
C. Etika Penelitian

Penelitian ini diawali meminta perijinan terlebih dahulu ke pihak RSUD

Karawang dengan membawa surat rekomendasi dari STIKes Kharisma

Karawang yang ditanda tangani oleh ketua STIKes Kharisma dengan segala

pertimbangannya, kemudian peneliti menghubungi responden dan menjelaskan

kepada responden tentang penelitian ini agar responden bersedia untuk menjadi

objek penelitian dan menandatangani surat kesediannya untuk dilakukan objek.

D. Subjek Penelitian

Dalam penelitian ini, subjek penelitian adalah pasien usia antara 30 tahun

sampai usia 60 tahun di ruang Rengasdengklok Rumah Sakit Umum Daerah

Karawang.

1. Populasi dan Sempel

a. Populasi

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang di teliti

(notoadmodjo , 2010). Populasi penelitian adalah orang dewasa pasien

hipertensi di RSUD kabupaten karawang.

b. Sampel

Sampel penelitian ini adalah bagian penelitian atau sebagian dari jumlah

dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi (sugiyono, 2012) pasien

hipertensi yang berusia 30-60 tahun di ruangan bedah RSUD kabupaten

karawang.

27
1) Besaran sampel

Setiadi (2007) menyatakan bahwa:

Makin kecil sampel yang dipilih, makin rendah pula kemampuan untuk

membuat generalisasi atas kesimpulan penelitian, kecuali ada bukti-bukti

kuat bahwa karakteristik sampel benar-benar sama dengan karakteristik

populasi diluarnya.

Makin kecil sampel penelitian yang diambil dari sekelompok populasi,

makin tinggi kecenderungan kekeliruan penarikan kesimpulan, sebaliknya

makin besar ukuran sampel makin kecil kecenderungan kekeliruan dalam

penarikan sampel.

Dalam penelitian ini jumlah populasinya adalah 70 orang. Penentuan besar

sampel penelitian yang jumlah populasinya kurang dari 10.000 orang

biasanya menggunakan rumus :

N
𝑛=
1 + N (d²)

Keterangan :

n : Besaran sampel

N : Besaran populasi

d : Tingkat signifikan / derajat penyimpangan = 10% (0,10),

5% (0,5), 1% (0,01)

28
A. Cara Pengambilan Sampele

N
1 + N (d2 )

70
𝑛=
1 + 70 (0,10²)

70
𝑛=
1 + 70 (0,01)

70
𝑛=
1 + 0.70

70
𝑛=
1,70

𝑛 = 41,17

Di bulatkan menjadi 41

Dari hasil perhitungan jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini

adalah 41 orang. Penelitian ini yang akan diambil dengan metode sampling

“accidental sampling”. Pengambilan sampel secara accidental sampling ini

dilakukan dengan mengambil kasus atau responden yang kebetulan ada atau

bersedia disuatu tempat ruangan sesuai dengan konteks penelitian.

29
B. Uji Validitas dan Reliabilitas

1. Uji Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat

kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen. (Arikunto, 2010). Untuk

menguji validitas menggunakan Korelasi Pearson Product Moment :

𝑛 (∑ 𝑥𝑦) − (∑ 𝑥 ∑ 𝑦)
𝑟=
√{𝑛 ∑ 𝑥 2 − (∑ 𝑥)² {𝑛 ∑ 𝑦 2 − (∑ 𝑦)²}

Keterangan :

r : Koefisien validitas item yang dicari

n : Jumlah responden

X : Skor yang diperoleh subjek dalam setiap item

Y : Skor yang diperoleh objek dalam setiap item

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah tingkat konsistensi hasil yang dicapai oleh sebuah alat

ukur, meskipun digunakan secara berulang-ulang pada subjek yang sama

atau berbeda. (Danim, 2003).

Uji reliabilitas digunakan hanya untuk menguji item yang valid, untuk

menguji reliabilitas dengan menggunakan metode Alpha-

Cronbrach.Metode Alpha-Cronbrach merupakan teknik pengujian

reliabilitas suatu tes atau angket yang sering digunakan karena dapat

30
digunakan pada tes dengan jawaban dari pertanyaan yang berupa pilihan,

dengan pilihan terdiri dari dua atau lebih.(Nurgiyantoro, 2004.

Cronbrach’s Alpha diperoleh dengan rumus : Arikunto, 2010).

1
ƙ
𝑟= {∑ 𝜎𝑖 2 }
ƙ−1 2
𝜎

Keterangan :

r : Koefisien reliabilitas

ƙ : Jumlah butir pertanyaan

𝜎𝑖 : Variance butir pertanyaan

𝜎 : Variance skor test

∑ : Jumlah skor jawaban subjek untuk butir pertanyaan ke-n

Tingkat reliabilitas berdasarkan nilai Alpha (α) :

Tabel 4.2 : Tingkat Reliabilitas

Alpha Tingkat Reliabilitas

< 0.59 Reliabilitas rendah

0.60-0.89 Reliabilitas sedang

0.90-1.00 Realibilitas tinggi

31
C. Alat dan Cara Pengumpulan Data

1. Alat Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan instrument yang

dibuat dengan mengacu pada kerangka konsep yang telah dibuat

berdasarkan studi literature.Alat pengumpulan data dari penelitian ini

menggunakan instrument lembar kuesioner.

2. Pengelolaan Data

Menurut Notoatmodjo (2012) pengelolaan data hasil penelitian

dilakukan melalui tahap-tahap sebagai berikut:

a. Editing

Hasil wawancara, angket, atau pengamatan dari lapangan harus

dilakukan penyuntingan (editing) terlebih dahulu.Secara umum editing

adalah merupakan kegiatan untuk pengecekan dan perbaikan isian

formulir atau kuesioner.

b. Coding

Setelah semua kuesioner diedit atau disunting, selanjutnya dilakukan

pengkodean atau coding, yakni mengubah data berbentuk kalimat atau

huruf menjadi data angka atau bilangan. Misalnya jenis kelamin: 1 =

laki-laki, 2 = perempuan. Koding atau pemberian kode ini sangat

berguna dalam memasukkan data (data entry).

32
c. Memasukan Data (Data Entry) atau Processing

Jawaban dari masing-masing responden yang dalam bentuk kode (angka

atau huruf) dimasukan kedalam program atau software computer.

d. Pembersihan Data (Cleaning)

Apabila semua data dari setiap sumber data atau responden selesai

dimasukan, perlu dicek kembali untuk melihat kemungkinan-

kemungkinan adanya kesalahan-kesalahan kode, ketidak lengkapan, dan

sebagainya, kemudian dilakukan pembetulan atau koreksi.

e. Scoring

Yaitu Pemberian Nilai untuk setiap perilaku individu tentang kepatuhan

diit hipertensi dari langkah – lankah penilaian tentang perilaku.

D. Etika Penelitian

Dalam melakukan penelitian, peneliti harus memperhatikan masalah

etika penelitian. Etika penelitian yang meliputi

1. Persetujuan responden (Informed Concent)

Lembar persetujuan diberikan kepada responden yang akan diteliti.

Peneliti menjelaskan maksud dan tujuan riset yang akan dilakukan serta

dampak yang mungkin terjadi selama dan sesudah mengumpulkan data.

Jika responden penelitian bersedia diteliti, maka responden harus

menandatangani lembar persetujuan tersebut tetapi jika menolak untuk

diteliti, maka tidak akan memaksa dan tetap menghormati hak-hak

responden.

33
2. Tanpa nama (Anomity)

Untuk menjaga kerahasiaan responden dalam penelitian, maka peneliti

tidak mencantumkan namnya pada lembar kuesioner data cukup dengan

memberi nomor kode pada masing-masing lembar yang hanya diketahui

oleh peneliti.

3. Kerahasiaan (Confidentiality)

Kerahasiaan informasi responden dijamin oleh peneliti, hanya

kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil riset.

E. Analisa data

1. Analisa Univariat

Analisa univariat dipergunakan untuk mengetahui distribusi frekuensi

semua variable yang diamati baik variable bebas maupun terikat dengan

menggunakan proses komputerisasi.

2. Analisa Bivariat

Yaitu dilakukan terhadap dua variable yang di duga berhubungan atau

berkolerasi. analisa X2 (Chi-Square), digunakan untuk melihat antara 2

variabel dengan rumus :

(𝑂−𝐸)2
X2 =∑ 𝐸

34
1. Lampiran lembar persetujuan tertulis responden

PERSETUJUAN TERTULIS RESPONDEN PENELITIAN

Judul Penelitian : Faktor-Faktor Yang Berhubungan dengan Kepatuhan Diit

Pasien Hipertensi Diruang Rengasdengklok RSUD Karawang 2015

Peneliti : Abdul Basith Al Zufri Mahasiswa Keperawatan Medikal Stikes

Kharisma Karawang

Tujun penelitian ini adalah untuk mengetahui adakah hubungan antara

kurang pengetahuan pasien dengan pola makan pada pasien hipertensi di ruang

rengasdengklok RSUD Karawang. Masyarakat dapat mengetahui bagaimana cara

mencegah kekambuhan terhadap pola makan pada pasien gastritis akut.

Penelitian ini dan prosedurnya telah disetujui oleh Tim pembimbing M.A Riset

Keperawatan yang ditujukan oleh STIKes KHARISMA KARAWANG. Penelitian

ini tidak akan mempengaruhi dan merugikan baik fisik maupun emosi saudara.

Saudara berhak bertanya mengenai penelitian ini atau mengenai keberadaan

menjadi responden, dan dapat menghubungi peneliti jika ada pertanyaan lebih

lanjut.

Partisipasi saudara pada penelitian ini bersifat sukarela.Saudara berhak

mengundurkan diri kapanpun tanpa menimbulkan kerugian apapun.

Kerahasiaan data penelitian ini akan dijaga dengan memberi kode pada

instrument penelitian, sehingga nama anda tidak akan dikaitkan. Identitas saudara

35
tidak akan disebutkan selama pelaksanaan penelitian ini atau ketika hasil

penelitian ini dipublikasikan. Semua data akan dikumpulkan oleh peneliti,

disimpan ditempat yang aman dan tidak dapat diakses oleh apapun tanpa izin.

Bila saudara bersedia menjadi responden dalam penelitian ini, maka saudara

diharapkan menandatangani kolom dibawah ini.

Saya telah membaca persetujuan tertulis ini dan bersedia

berpartisipasi dalam penelitian secara sukarela.

Karawang, Februari 2015

( ………………… )

36
2. Lampiran kuesioner

KUESIONAR PENGETAHUAN

Cara pengisian : Berikanlah tanda checklist () pada kolom yang ada di sebelah
kanan pada masing – masing pertanyaan dengan pilihan yang sesuai dengan yang
anda alami.

Tingkat
No Penyataan Persetujuan
Benar Tidak
Hipertensi merupakan suatu penyakit dimana Tekanan darah
1
mencapai ≥140/90 mmHg
2 Hipertensi merupakan dapat menyebabkan stroke.

3 Hipertensi dapat disebabkan karena keturunan


Tekanan darah mencapai ≥180/110 mmHg termasuk kedalam
4
hipertensi berat.
Merokok merupakan salah satu faktor yang dapat menyebabkan
5
hipertensi
Rokok dapat menimbulkan aterosklerosis atau pengerasan
6
pembuluh darah nadi
Zat yang terkandung dalam rokok menyebabkan jantung akan
7 bekerja keras
sehingga tekanan darah akan meninggi
Gejala yang ditemui pada penderita hipertensiadalah sakit
8 kepala, rasa berat di tengkuk dan mudah marah

9 Hipertensi hanya bisa diobati dengan obat-obatan dari dokter.

10 Hipertensi merupakan peningkatan darah yang tidak menetap

Keterangan :

1 = Benar

2 = Tidak

37
KUISIONER KEPATUHAN PASIEN DALAM MELAKSANAKAN DIET
HIPERTENSI

Tingkat
Persetujuan
No Pernyataan
Tidak
Setuju
Setuju
Diit yang diberikan yaiutu harus mengatur jenis
1 makanan,jumlah makanan,dan jadwal makan.

Dalam menjalani diit yang di berikan aturan maka makanan


2 harus 3 kali makan selinga ,da 3 kali makan utama .

Setiap hai kita harus mengonsumsi diit yang diberikan rumah


3
sakit.
Diit yang diberikan rumah sakit selalu habis di konsumsi .
4

Saya menyukai masakan yang di sediaken rumah sakit.


5

6 Saya selalu membeli makanan yang di anjurkan oleh dokter.

7 Saya selalu mengkomsumsi makanan selinagan di rumah saki.


Susu kedelai,buur kacang ,bubur ayam,serta buah buahan
8 segar,dan kue-kue basah yang di kukus saya sering konsumsi
diluar diit yang di berikan .
Saya selalu membeli lontong sayur ,atu nasi gurih yang
9 berjualan di area rumah sakit.
Jika lapar di antara waktu makan saya selalu makan buah
10 buahan segar .

Keterangan :

Setuju = 1

Tidak Setuju = 2

38
KUESIONER DUKUNGAN KELUARGA

Cara pengisian : Berikanlah tanda checklist () pada kolom yang ada di sebelah
kanan pada masing – masing pertanyaan dengan pilihan yang sesuai dengan yang
anda alami.

Tingkat
No Penyataan Persetujuan
Ya Tidak
Keluarga memberi nasehat kepada anak untuk tidak
1 terlalu lama bermain alat elektronik seperti
hp,komputer, serta video game.
Keluarga memberikan perhatian dan memantau setiap
2 anak melakukan kegiatan.
Keluarga memberikan makanan yang sehat
3

Keluarga bersedia untuk mengantar atau menemani saya


4 untuk berobat

5 Keluarga acuh dengan keadaan saya

6 Keluarga menganjurkan minum obat tepat waktu

Keluarga memfasilitasi untuk berobat kembali ke


7 puskesmas ketika obat habis

8 Keluarga mengawasi ketika saya minum obat

Keluarga mengingatkan saya untuk hidup sehat


9 (berolahraga, istirahat, dan makan-makanan yang
bergizi)
Keluarga dan saya membahas tentang gejala dan
10 pencegahan penyakit yang saya derita

Keterangan :

Ya :1

Tidak : 2

39

Anda mungkin juga menyukai