PENDAHULUAN
Menurut Hamid (2011), dalam Seminar The Scientific Meeting on Hypertension 2011,
tingkat prevalensi hipertensi di Indonesia mencapai 31,7 persen dari total penduduk dewasa.
Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar Tahun 2013, prevalensi hipertensi di Indonesia
berdasarkan hasil pengukuran pada umur ≥ 18 tahun sebesar 25,8 persen. Jadi cakupan nakes
hanya 36,8 persen, sebagian besar (63,2%) kasus hipertensi di masyarakat tidak terdiagnosis.
Data secara nasional yang belum lengkap, sebagian besar penderita hipertensi di Indonesia
tidak terdeteksi, sementara mereka yang terdeteksi umumnya tidak menyadari kondisi
penyakitnya.1,2,3
Berdasarkan data dari rekapan kunjungan pasien Puskesmas Seberang Padang selama
tahun 2016, kasus hipertensi sebanyak 885 dari bulan Januari hingga April 2016, dan
1
hipertensi menduduki peringkat 2 dari 10 penyakit terbanyak di Puskesmas Seberang
Padang.4
Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
terhadap penderita hipertensi dengan judul Gambaran Pengetahuan dan Perilaku Penderita
Hipertensi dalam Upaya Mencapai Tekanan Darah Terkontrol di wilayah Puskesmas
Kelurahan Seberang Padang, Kecamatan Padang Selatan, Padang.
Responden yang diambil pada mini project ini dari Puskesmas Kelurahan Seberang
Padang, Sehingga sebagian responden adalah wanita dan pria yang berusia lanjut.
2. Tujuan Khusus
a) Diketahuinya gambaran tingkat pengetahuan penderita hipertensi di wilayah kerja
Puskesmas Kelurahan Seberang Padang, Kecamatan Padang Selatan, Padang, Tahun
2016. dalam upaya mencapai tekanan darah terkontrol.
b) Diketahuinya gambaran tingkat perilaku penderita hipertensi di wilayah kerja
Puskesmas Kelurahan Seberang Padang, Kecamatan Padang Selatan, Padang, tahun
2016 dalam upaya mencapai tekanan darah terkontrol.
2
1.4 Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengalaman bagi penulis dalam
meneliti secara langsung di lapangan.
b. Untuk memenuhi salah satu tugas peneliti dalam menjalani program internsip
dokter umum Indonesia.
2. Bagi Masyarakat
Hasil penelitian ini diharapkan agar masyarakat tahu dan mengerti tentang cara
mencapai tekanan darah terkontrol pada penyakit hipertensi.
3. Bagi Tenaga Kesehatan
Hasil penelitian ini diharapkan menjadi masukan bagi Puskesmas Kelurahan Seberang
Padang, Kecamatan Padang Selatan, Padang dalam rangka meningkatkan pelayanan
kesehatan khususnya penyakit hipertensi.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengetahuan
2.1.1 Definisi Pengetahuan5
Menurut Notoatmodjo pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah
orang tersebut melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi
melalui panca indera manusia. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata
dan telinga. Pengetahuan kognitif adalah domain yang sangat penting untuk terbentuknya
tindakan seseorang (over behavior). Dari hasil pengalaman serta penelitian terbukti bahwa
perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak
didasari oleh pengetahuan. Penelitian yang dilakukan oleh Rogers (1974) mengungkapkan
bahwa sebelum seseorang mengadaptasi perilaku yang baru didalam diri orang tersebut
terjadi proses yang beruntun yaitu:
a. Awarenes (kesadaran), dimana orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui terlebih
dahulu terhadap stimulus (objek).
b. Interest (merasa tertarik) merasa tertarik terhadap stimulus atau objek tersebut disini
sikap subjek sudah mulai timbul.
c. Evaluation (menimbang-nimbang baik dan tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya) hal ini
berarti sikap responden sudah lebih baik lagi.
d. Trial, dimana subjek mulai mencoba melakukan sesuatu sesuai dengan apa yang
dikehendaki oleh stimulus.
e. Adaption, dimana subjek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran
dan sikapnya terhadap stimulus.
Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk
terbentuknya tindakan seseorang, karena dari pengalaman dan penelitian yang didasari oleh
pengetahuan akan lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan.
4
(recall), terhadap sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau
rangsangan yang telah diterima.
b. Memahami (Comprehension) diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan
secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterprestasikan materi
tersebut secara benar.
c. Aplikasi (Aplication) diartikan kemampuan untuk menggunakan materi yang telah
dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya).
d. Analisis (Analysis) merupakan suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau
suatu objek kedalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam satu struktur
organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain.
e. Sintesis (Syntesis) menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau
menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.
f. Evaluasi (evaluation) berkaitan dengan kemajuan untuk melakukan justifikasi atau
penilaian terhadap suatu materi atau objek.
5
2.2 Perilaku
2.2.1 Definisi Perilaku5
Menurut Notoatmodjo (2007) perilaku adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia,
baik yang dapat diamati langsung maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar. Menurut
Robert kwick (1974) perilaku adalah tindakan atau perbuatan suatu organisme yang dapat
diamati bahkan dapat dipelajari.
Menurut Ensiklopedia Amerika perilaku diartikan sebagai suatu aksi dan reaksi
organisme terhadap lingkungannya. Skiner (1938) seorang ahli psikologi merumuskan bahwa
perilaku merupakan respons atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar).
Namun dalam memberikan respons sangat tergantung pada karakteristik atau
faktorfaktor lain dari orang yang bersangkutan. Faktor-faktor yang membedakan respons
terhadap stimulus yang berbeda disebut determinan perilaku. Determinan perilaku dibedakan
menjadi dua yaitu :
1) Determinan atau faktor internal, yakni karakteristik orang yang bersangkutan yang
bersifat given atau bawaan, misalnya tingkat kecerdasan, tingkat emosional, jenis kelamin,
dan sebagainya.
2) Determinan atau faktor eksternal, yakni lingkungan, baik lingkungan fisik, sosial, budaya,
ekonomi, politik, dan sebagainya. Faktor lingkungan ini merupakan faktor dominan yang
mewarnai perilaku seseorang.
2.3 Hipertensi
2.3.1 Definisi Hipertensi6,7
Hipertensi didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan sistoliknya
diatas 140 mmHg dan tekanan diastoliknya diatas 90 mmHg). Menurut Potter dan Perry
(2006), hipertensi merupakan gangguan asimptomatik yang ditandai dengan peningkatan
tekanan darah persisten, dimana diagnosa hipertensis pada orang dewasa ditetapkan paling
sedikit dua kunjungan dimana lebih tinggi atau pada 140/90 mmHg.
7
2.3.3 Faktor Penyebab Hipertensi
Berhubung lebih dari 90% penderita hipertensi digolongkan atau disebabkan oleh
hipertensi primer, maka secara umum yang disebut hipertensi primer. Meskipun hipertensi
primer belum diketahui dengan pasti penyebabnya, data-data penelitian telah menemukan
beberapa faktor yang sering menyebabkan hipertensi, yaitu :
a. Faktor Keturunan
Hipertensi merupakan suatu kondisi yang bersifat menurun dalam suatu keluarga. Anak
dengan orang tua hipertensi memiliki kemungkinan dua kali lebih besar untuk menderita
hipertensi daripada anak dengan orang tua yang tekanan darahnya normal.9
b. Ras
Statistik menunjukkan prevalensi hipertensi pada orang kulit hitam hampir dua kali lebih
banyak dibandingkan dengan orang kulit putih.
c. Usia
Wanita premenopause cenderung memiliki tekanan darah yang lebih tinggi daripada pria
pada usia yang sama, meskipun perbdaan diantara jenis kelami kurang tampak setelah
usia 50 tahun. Penyebabnya, sebelum menopause, wanita cenderung terlindungi dari
penyakit jantung oleh hormone esterogen.10
d. Jenis Kelamin
Pria lebih banyak mengalami kemungkinan menderita hipertensi daripada wanita.
Hipertensi berdasarkan jenis kelamin ini dapat pula dipengaruhi faktor psikologis. Pada
pria seringkali dipicu oleh perilaku tidak sehat (merokok, kelebihan berat badan), depresi
dan rendahnya status pekerjaan. Sedangkan pada wanita lebih berhubungan dengan
pekerjaan yang mempengaruhi faktor psikis kuat.11
e. Stress psikis
Stress meningkatkan aktivitas saraf simpatis, peningkatan ini mempengaruhi
meningkatnya tekkana darah secara bertahap. Apabila stress berkepanjangan dapat
berakibat tekanan darah tetap tinggi.11
f. Obesitas
Pada orang yang obesitas terjadi peningkatan kerja pada jantung untu memompa darah
agar dapat menggerakan beban berlebih dari tubuh tersebut. Berat badan yang berlebihan
menyebabkan bertambahnya volume darah dan perluasan sistem sirkulasi. Bila bobot
ekstra dihilangkan, TD dapat turun lebih kurang 0,7/1,5 mmHg setiap kg penurunan berat
badan.
8
g. Asupan garam Na
Ion natrium mengakibatkan retemsi air, sehingga volume darah bertambah dan
menyebabkan daya tahan pembuluh meningkat. Juga memperkuat efek vasokonstriksi
noradrenalin.
h. Rokok
Nikotin dalam tembakau adalah penyebab tekanan darah meningkat. Hal ini karena
nikotin terserap oleh pembuluh darah yang kecil dalam paru-paru dan disebarkan
keseluruh aliran darah. Hanya dibutuhkan waktu 10 detik bagi nikotin untuk sampai ke
otak. Otak bereaksi terhadap nikotin dengan memberikan sinyal kepada kelenjar adrenal
untuk melepaskan efinefrin (adrenalin). Hormon yang sangat kuat ini menyempitkan
pembuluh darah, sehingga memaksa jantung untuk memompa lebih keras dibawah
tekanan yang lebih tinggi.12
i. Konsumsi Alkohol
Alkohol memiliki pengaruh terhadap tekanan darah, dan secara keseluruhan semakin
banyak alkohol yang diminum semakin tinggi tekanan darah.10
j. Olahraga
Olahraga yang bersifat kompetensi dan meningkatkan kekuatan dapat memacu emosi
sehingga dapat mempercepat peningkatan tekanan darah seperti tinju, panjat tebing dan
angkat besi. Bentuk latihan yang paling tepat untuk penderita hipertensi adalah jalan kaki,
bersepeda, senam, berenang dan aerobic.
10
a. Hipertensi sulit disadari seseorang karena hipertensi tidak memiliki gejala khusus, gejala
ringan seperti pusing, gelisah, mimisan dan sakit kepala biasanya jarang berhubungan
langsung dengan hipertensi, hipertensi dapat diketahui dengan mengukur secara teratur.
b. Hipertensi apabila tidak ditangani dengan baik, akan mempunyai risiko besar untuk
meninggal karena komplikasi kardiovaskular seperti stroke, serangan jantung, gagal
jantung dan gagal ginjal.
Jika timbul hipertensinya berat atau menahun dan tidak terobati, bisa timbul gejala
berikut:
1. Sakit kepala
2. Kelelahan
3. Jantung berdebar-debar
4. Mual
5. Muntah
6. Sesak nafas
7. Gelisah
8. Pandangan menjadi kabur
9. Telinga berdenging
10. Sering buang air kecil terutama di malam hari.
Kadang penderita hipertensi berat mengalami penurunan kesadaran dan bahkan koma
karena terjadi pembengkakan otak. Keadaan ini disebut ensefalopati hipertensif, yang
memerlukan penanganan segera.
11
2. Penyakit jantung koroner dan gagal jantung
Nilai tekanan darah menunjukan hubungan yang positif dengan resiko terjadinya
penyakit jantung koroner (angina, infark miokard atau kematian mendadak). Bukti dari suatu
studi epidemiologik yang bersifat retrospektif menyatakan bahwa penderita dengan riwayat
hipertensi memiliki resiko enam kali lebih besar untuk menderita gagal jantung daripada
penderita tanpa riwayat hipertensi.
3. Penyakit vaskular
Penyakit vaskular meliputi abdominal aortic aneurysm dan penyakit vaskular perifer.
Kedua penyakit ini menunjukan adanya atherosklerosis yang diperbesar oleh hipertensi.
Hipertensi juga meningkatkan terjadinya lesi atherosklerosis pada arteri carotid, dimana lesi
atherosklerosis yang berat seringkali merupakan penyebab terjadinya stroke.
4. Retinopati
Hipertensi dapat menimbulkan perubahan vaskular pada mata, yang disebut retinopati
hipersensitif. Perubahan tersebut meliputi bilateral retinal falmshaped haemorrhages, cotton
woll spots, hard exudates dan papiloedema. Pada tekanan yang sangat tinggi (diastolic >120
mmHg, kadang-kadang setinggi 180 mmHg atau bahkan lebih) cairan mulai bocor dari
arteriol-arteriol kedalam retina, sehingga menyebabkan padangan kabur.
5. Kerusakan ginjal
Ginjal merupakan organ penting yang sering rusak akibat hipertensi. Dalam waktu
beberapa tahun hipertensi parah dapat menyebabkan insufiensi ginjal, kebanyakan sebagai
akibat nekrosis febrinoid insufisiensi arteri-ginjal kecil. Perkembangan kerusakan ginjal
akibat hipertensi biasanya ditandai oleh proteinuria. Proteinuria dapat dikurangi dengan
menurunkan tekanan darah secara efektif.
13
Tabel 2.2. Modifikasi gaya hidup untuk mencegah dan mengatasi hipertensi
Modifikasi Rekomendasi Penurunan potensial TD
sistolik
Diet natrium Membatasi diet natrium tidak 2-8 mmHg
lebih dari 2400 mg/hari atau
100 meq/hari
Penurunan Berat Badan Menjaga berat badan normal; 5-20 mmHg per 10 kg
BMI = 18,5-24,9 kg/ penururnan berat badan
Olahraga aerobik Olahraga aerobik secara 4-9 mmHg
teratur, bertujuan untuk
melakukan aerobik 30 menit
Latihan sehari-hari dalam
seminggu. Disarankan pasien
berjalan-jalan 1 mil per hari di
atas tingkat aktivitas saat ini
Diet DASH Diet yang kaya akan buah- 4-14 mmHg
buahan, sayuran, dan
mengurangi jumlah lemak
jenuh dan total
Membatasi konsumsi alkohol Pria ≤2 minum per hari, 2-4 mmHg
wanita ≤1 minum per hari
Jadi, modifikasi gaya hidup merupakan upaya untuk mengurangi tekanan darah,
mencegah atau memperlambat insiden dari hipertensi, meningkatkan efikasi obat
antihipertensi, dan mengurangi risiko penyakit kardiovaskular.
Jenis-jenis obat antihipertensi untuk terapi farmakologis hipertensi yang dianjurkan
oleh JNC 7 adalah:
a. Diuretika, terutama jenis Thiazide (Thiaz) atau Aldosteron Antagonist
b. Beta Blocker (BB)
c. Calcium Chanel Blocker atau Calcium antagonist (CCB)
d. Angiotensin Converting Enzym Inhibitor (ACEI)
e. Angiotensin II Receptor Blocker atau Areceptor antagonist/blocker (ARB)
Untuk sebagian besar pasien hipertensi, terapi dimulai secara bertahap, dan target
tekanan darah tercapai secara progresif dalam beberapa minggu. Dianjurkan untuk
menggunakan obat antihipertensi dengan masa kerja panjang atau yang memberikan efikasi
24 jam dengan pemberian sekali sehari. Pilihan apakah memulai terapi dengan satu jenis obat
antihipertensi atau dengan kombinasi tergantung pada tekanan darah awal dan ada tidaknya
komplikasi. Jika terapi dimulai dengan satu jenis obat dan dalam dosis rendah, dan kemudian
tekanan darah belum mencapai target, maka langkah selanjutnya adalah meningkatkan dosis
obat tersebut, atau berpindah ke antihipertensif lain dengan dosis rendah. Efek samping
14
umumnya bisa dihindari dengan menggunakan dosis rendah, baik tunggal maupun kombinasi.
Sebagian besar pasien memerlukan kombinasi obat antihipertensi untuk mencapai target
tekanan darah, tetapi terapi kombinasi dapat meningkatkan biaya pengobatan dan
menurunkan kepatuhan pasien karena jumlah obat yang harus diminum bertambah.
Kombinasi obat yang telah terbukti efektif dan dapat ditolerensi pasien adalah :
a. CCB dan BB
b. CCB dan ACEI atau ARB
c. CCB dan diuretika
d. AB dan BB
e. Kadang diperlukan tiga atau empat kombinasi obat
15
BAB III
METODE PENELITIAN
16
3.5 Teknik Pengumpulan dan Pengolahan Data
3.5.1 Tehnik Pengumpulan Data
Data diperoleh dari pengisian kuesioner yang telah disiapkan oleh peneliti dengan
menggunakan teknik wawancara.
3.5.2 Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian berupa kuesioner yang berisi pertanyaan tertulis tentang
pengetahuan dan perilaku penderita hipertensi dalam upaya mencapai tekanan darah
terkontrol. Pengetahuan reponden dianggap baik apabila benar dalam menjawab 12-14
pertanyaan, cukup bila benar 8-11 pertanyaan dan kurang bila hanya menjawab ≤ 7
pertanyaan. Perilaku responden dianggap baik apabila melakukan ≥ 10 perilaku untuk
mencapai tekanan darah terkontrol, dan kurang baik bila melakukan ≤ 9.
17
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Kelurahan Seberang Padang merupakan salah satu dari empat Kelurahan Kecamatan Padang
Selatan dalam lingkungan Kotamadya Padang dengan luas wilayah 2,37 km2 yang terdiri dari
21 RW, 74 RT dengan batas-batas wilayah sebagai berikut:
18
6 Nursima Hayati,S.SiT Penata tk.1/ IIID Pel. Kebidanan D IV Kebidanan
7 Hafizah Penata tk.1/ IIID Pel. Analis SAKMA
8 Nursyamsi AMD Penata tk.1/ IIID Pel. Kebidanan D3 kebidanan
9 Drg. Ira yusrita Penata tk.1/ IIID Dr. Gigi FKG. Unbrah
10 Elfita S.SiT Penata tk.1/ IIID Pel. Kebidanan D4 Kebidanan
11 Tuti ernawati S.kep Penata tk.1/ IIID Pel. Perawatan S1 Keperawatan
12 Yeni Herawati S.SiT Penata tk.1/ IIID Pel. Kebidanan D4 Kebidanan
13 Fery yasma Penata / III C Pel. Farmasi SMF
14 Delli nofa J. Amd Penata / III C Pel. Kebidanan D3 kebidanan
15 Sri mina Amd Penata / III C Pel Kebidanan D3 kebidanan
16 Drg. Vivi sari Penata / III C Dr. Gigi FKG UNBRAH
17 Elmi yenti Penata / III C Pel. Farmasi SMF
18 Nila yenita AMD Penata / III C Pel. Perawat gigi D3 Perawat gigi
19 Sirida Hia, AMD Penata / III C Pel perawatan D3 Keperawatan
20 Suratmi AMD Penata / III C Pel. Imunisasi D3 keperawatan
21 Dr. Putri sari ivanny Penata / III C Dr. Umum FK UNAND
22 Asralaili Penata / III C Pel. Perawatan SPK
23 Estinda, SKM Penata / III C TU FKM
24 Ns. Aziartuti S.Kep Penata / III C Pel.perawatan S.kep
25 Rahmawati S.SiT. M.Kes Penata / III C Pel. Gizi D IV Gizi
26 Aprinur azwira S.kep Penata muda tk I / III B Pel. Perawatan D3 Keperawatan
27 Fitra dewi, Amd kep Penata muda tk I / III B Pel. Perawatan AKPER
28 Meizarina Penata muda tk I / III B TU SMA+ pek. Kes
29 Dr. Devita Rizqi Penata muda tk I / III B Dr. Umum FK UNBRAH
30 Eka damayanti S.Farm Apt Penata muda tk I / III B Pel. Faramasi Apoteker
31 Rahma yeni. Amd Penata muda tk I / III B Pel. Perawat gigi D3 kep gigi
32 Erlinda susanti S.ST Penata muda tk I / III B Pel. Kebidanan D4 Kebidanan
33 Rusni Penata muda tk I / III A Pel. Perawatan SPK
34 Susi handriani AMK Penata muda tk I / III A Pel. Perawatan D3 Keperawtan
19
35 Rolidah Hanim AMD kep Penata muda tk I / III A Pel. Perawatan D3 keperawatan
36 Teddy wana AMD Pengatur Tk I/ II D Pel. Perk medis D3 perk medis
37 Ajijah hasni.S.Am.Ak Pengatur Tk I/ II D Pel. Analis D3 Analis
38 Rismayeni AMD Kep Pengatur Tk I/ II D Pel. Keperawatan D3 keperawatan
39 Laili fajri Y. AMD Keb Pengatur Tk I/ II D Pel. Kebidanan D3 Kebidanan
40 Zelfi afriyeni AMD kep Pengatur Tk I/ II D Pel. Keperawatan D3 Keperawatan
41 Linda AMD. AK Pengatur Tk I/ II D Pel. Analis D3 Analis
42 Jessica sonya AMKL Pengatur Tk I/ II D Pel kesling D3 kesling
43 Lili AMD kep Pengatur / II C Pel. Perawatan D3 Keperawatan
44 Susilawati Amd kep Pengatur / II C Pel. Perawatan D3 Keperawatan
45 Yeni astuti Pengatur / II C Pel. Kebidanan D1 Kebidanan
46 Supriyanti Pengatur / II C Pel. Kebidanan D1 kebidanan
47 Syafnidar Pengatur Tk I / II B TU SMA
48 Sari Santi Pengatur Tk I / II B Pel. Kebidanan D1 kebidanan
49 Norian Pengatur Muda / II A Staf TU SMA
50 Yossy Novrianti Pengatur Muda / II A Pel. Perawatan D3 kebidanan
51 Lisa Okdiana, AMD keb Bidan PTT Pel. Kebidanan D3 Kebidanan
52 Rizka Widiarni, AMD keb Bidan PTT Pel. Kebidanan D3 kebidanan
53 Rita martina, AMD keb Bidan PTT Pel. Kebidanan D3 Kebidanan
54 Jefli Mega Surya Voluntir Pel kebidanan D3. Kebidanan
55 Ayu puspita N. AMD keb Sukarela Pel. Kebidanan D3 kebidanan
56 Monika Putri AMD keb Sukarela Pel. Perawatan D3 Kebidanan
57 Desi ratna sari AMD keb Sukarela Pel. Kebidanan D3 Kebidanan
58 Widya suryani Amd Keb Sukarela Pel. Kebidanan D3 Kebidanan
59 Resti Clara Amd. Keb Sukarela Pel. Kebidanan D3 kebidanan
60 Akhriani Juwita Amd Keb Sukarela Pel. Kebidanan D3 kebidanan
61 Fesi Jamaeka Amd keb Sukarela Pel. Kebidanan D3 Kebidanan
62 Lismil Meta S. AMG Sukarela Pel. Gizi D3 Gizi
63 Dasril AmPK Sukarela Pel. Perk medis D3 Perk medis
20
64 Aditya Rahman Sukarela Sopir SMA
65 Gusti Rahmayani Sukarela Pel. Perk medis D3 perk medis
Dengan sarana :
21
29 Ac unit 2 unit
30 Kipas Angin 2 unit
31 Kompos Gas 2 unit
32 Tabung Gas 2 unit
33 Televisi 1 unit
34 Amplifler 1 unit
35 Loudspeaker 5 unit
36 Megaphone 2 unit
37 Microphone 1 unit
38 Timbangan Badan 1 unit
39 Tiang Bendera 1 unit
40 Dispenser 1 unit
41 Peralatan Rumah Tangga 2 unit
42 Lampu Sorot 4 unit
43 Komputer 9 unit
44 Laptop 5 unit
45 Printer 6 unit
46 UPS 1 unit
47 Lemari Arsip 1 unit
48 Infocus 1unit
49 Wifi 1 unit
50 Radio 1 unit
51 Sterilisator 6 unit
52 Stetoskop 14 unit
53 Tensimeter 15 unit
54 Timbangan Badan 5unit
55 Tabung Oksigen 2 unit
56 Minorset 4 unit
57 Bed Side Cabinet 6 unit
58 Bed Pasien 20 unit
59 DentalUnit 1 unit
60 THT Set 4 unit
61 Alat Lab 13 unit
62 Rotator 1 unit
63 Mikroskop 3 unit
64 Hematology Analyzter 1 unit
22
4.5 Data 10 Penyakit Terbanyak Januari-April 2016
23
Pendidikan terakhir responden bervariasi dari 3 orang memiliki pendidikan terakhir
SD, 10 orang tamat SMP, 16 orang tamat SMA, dan 1 orang yang tamat Perguruan Tinggi.
24
Tabel diatas memperlihatkan bahwa sebagian besar responden memiliki pengetahuan
baik sejumlah 6 responden (20 %), cukup baik sejumlah 21 responden (70 %), dan sisanya
berpengetahuan kurang sejumlah 4 orang (10%).
Dari tabel diatas didapatkan hampir semua responden, yaitu sebanyak 27 orang yang
salah menjawab di nomor 6 yaitu mengenai tidak semua pendeta hipertensi timbul gejala.
4.7.2 Gambaran Perilaku Penderita Hipertensi dalam Upaya Mencapai Tekanan Darah
Terkontrol
25
Tabel diatas memperlihatkan bahwa sebagian besar responden memiliki perilaku baik
sejumlah 24 responden (80 %), dan sisanya kurang baik sejumlah 6 orang (20%).
Dari tabel di atas terlihat bahwa dari 30 responden yang diteliti sebanyak 12
responden yang merokok, dan sebanyak 10 responden tidak mengontrol emosi.
Perilaku
Total
Pengetahuan Baik Kurang Baik
Baik 6 0 6
Cukup 13 8 21
Kurang 1 2 3
Total 20 10 30
26
Dari tabel diatas terlihat bahwa antara pengetahuan dan perilaku responden dalam
upaya mencapai tekanan darah terkontrol berbanding lurus.
27
BAB V
PEMBAHASAN
6.1 Kesimpulan
6.2 Saran
Perlu ditingkatkan sosialisasi tentang penyakit tekanan darah tinggi dan penyuluhan
mengenai upaya mencapai tekanan darah terkontrol dan tindakan apa saja yang harus
dilakukan jika tekanan darah meningkat serta menjelaskan pentingnya memeriksakan
tekanan darah secara teatur ke pelayanan kesehatan terdekat.
Ditingkatkan kegiatan seperti posbindu atau pos lansia untuk menjaring penderita
hipertensi dan memberikan penyuluhan atau motivasi untuk kontrol rutin tekanan
darah ke puskesmas atau fasilitas kesehatan terdekat.
29
BAB VII
DAFTAR PUSTAKA
1. Hanid, Seminar the 5th scientific meeting on hypertension 2011. Available from:
http://www.to-
day.co.id/read/2011/02/26/13140/astagaprevalensi_hipertensi_di_indonesia_sangat_ti
nggi.
2. Depkes RI. 2007. Pedoman Surveilans Epidemiologi Penyakit Jantung dan Pembuluh
Darah. Depkes, Jakarta : ii + 52 hlm.
3. Riskesda. 2013. Riset Kesehatan Dasar. Depkes RI. Jakarta.
4. Salwati S. Laporan Tahunan Puskesmas Kelurahan Seberang Padang 2013.
Jakarta.2014
5. Notoatmodjo, S. 2007.Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta
6. Smeltzer, C. Suzanne, Bare G. Brenda., 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal –
Bedah. Alih Bahasa: dr. H. Y. Kuncara. Jakarta: EGC
7. Potter & Perry. (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan : konsep, proses, dan
praktik edisi 4. Jakarta : EGC
8. Gray, et al. (2005). Lecture Notes Kardiologi edisi 4. Jakarta: Erlangga Medical
Series.
9. Kumar, P., and Clark, M., 2005. Clinical Medicine 6th ed. London, UK: Elseveir
Saunders.
10. Beevers, D. G. 2002. Tekanan Darah. Jakarta : Dian Rakyat.
11. Hariwijaya, M., & Sutanto. (2007). Pencegahan Dan Pengobatan Penyakit Kronis.
Jakarta : Edsa Mahkota.
12. Gardner, D.S. Hypertension and impaired renal function accompany juvenileobesity:
the effect of prenatal diet. Kidney International. 2007
13. Soemantri, Djoko, Nugroho, J. 2006. Standar Diagnosis dan Terapi Penyakit Jantung
dan Pembuluh Darah. Edisi 4. Surabaya: Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga.
14. Dipiro, J.T., et al. 2005. Pharmacotherapy Handbook. Sixth edition. The Mc. Graw
Hill Company. USA.
15. Macnair, Trisha. 2001. Tekanan Darah Tinggi. Jakarta : Erlangga
16. Shankie, Susan. 2001. Hypertension In Focus. Pharmaceutical Pr. USA.
17. Padmawinata, Kosasih. (2001). Pengendalian Hipertensi, Bandung: ITB
18. Cohen, L.D., Townsend, R.R., 2008. In the Clinic Hypertension. Available from:
www.annals.org/intheclinic/
19. Joint National Comitte on Prevention, Detection, Evaluation, and Treatment of High
Blood Pressure. 2003. Seventh Report of The Joint National Committe on
Prevention,Detection,Evaluation,and Treatment of High Blood Pressure JNC
Express(NIH Publication No.03-5233). Bethesda, MD:U.S.Department of Helath and
Human Services.
20. Yogiantoro Mohammad, 2006. Hipertensi Esensial. In: Sudoyo, Aru.w., ed. Ilmu Penyakit
Dalam Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI,
30
Lampiran
Kuisioner Penelitian
Nama :
Alamat :
No. Telpon :
Tekanan Darah :
Kontrol TD Terakhir :
A. Data demografi
1. Umur : tahun
2. Jenis kelamin : Laki-laki Perempuan
3. Pendidikan : SD SMP
SMA Perguruan Tinggi
4. Pekerjaan : Peg. Swasta Wiraswasta
Peg. Negeri Pensiunan
Lainnya
5. Riwayat hipertensi : Diri Sendiri Orangtua
Tidak Ada
6. Mendapat informasi tentang hipertensi :
Keluarga
Pelayanan Kesehatan
Media massa/TV
Lain-lain
Tidak pernah
31
B. Aspek pernyataan pengetahuan hipertensi
32
C. Aspek pernyataan perilaku
Tidak
No. Pernyataan Melakukan
Melakukan
1. Saya selalu mengontrol tekanan darah setiap X
bulannya.
2. Saya membatasi mengkonsumsi makanan yang X
mengandung kolesterol tinggi seperti daging
merah, gorengan, jeroan.
3. Saya mengkonsumsi buah dan sayuran segar X
setiap hari.
4. Saya selalu minum obat anti hipertensi secara X
teratur.
5. Saya tidur dan istirahat dengan cukup. X
6. Saya berolahraga teratur minimal 3 kali X
seminggu.
7. Saya mengkonsumsi minuman keras. X
8.. Saya tidak merokok. X
9. Saya akan mengontrol emosi jika sedang X
marah/banyak pikiran.
10. Saya membatasi jumlah garam yang saya X
makan,
11. Saya bertanya kepada petugas kesehatan X
tentang penyebab, faktor reiko dan cara
pencegahan atau pengobatan tekanan darah
tinggi pada saat pemeriksaan tekanan darah.
12. Jika merasa sakit kepala dan jantung berdebar- X
debar saya akan langsung
mengkonsultasikannya ke petugas kesehatan.
33