PENDAHULUAN
1
Kalimantan Selatan (44.1%), dan persentasi terendah di Papua sebesai (22,2%).
Estimasi jumlah kasus
2
3
2.1 Pengetahuan
Pengetahuan merupakan segenap apa yang kita ketahui tentang suatu objek
tertentu. Pengetahuan merupakan khasanah kekayaan mental yang secara langsung
atau tidak langsung turut memperkaya kehidupan kita, sebab pengetahuan
merupakan sumber jawaban bagi berbagai pertanyaan yang muncul dalam
kehidupan (Notoatmodjo, 2017). Sedangkan menurut Priyoto (2018), pengetahuan
adalah hasil “tahu” dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap
suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui panca indera manusia, yaitu
indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar
pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.
Menurut Lestari, (2017) terdapat 6 tahap dari pengetahuan yang dicakup dalam
domain kognitif yaitu:
1. Tahu (know)
Tahu didefinisikan sebagai mengingat sesuatu yang dapat dipelajari sebelumnya.
Pada dasarnya pengetahuan ini adalah mengingat kembali (recall) sesuatu spesifik
dari sesuatu bahan yang dipelajari. Berikut ini ada beberapa kata kerja yang
dipelajari untuk mengukur bahwa orang tahu apa yang dipelajari yakni:
menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan, menyatakan, dan sebagainya.
a. Memahami (comprehension)
Memahami ialah menginterprestasikan materi secara benar dan menjelaskan
tentang objek yang diketahui.
b. Aplikasi (application)
Aplikasi ialah mampu memanfaatkan materi yang telah dipelajari pada suatu
kondisi dan situasi nyata.
c. Analisis (analysis)
7
8
3. Pengalaman
Suatu hal yang pernah dilakukan seseorag akan menambah pengetahuan tentang
sesuatu yang bersifat informal
9
4. Budaya
Sikap manusia dalam memenuhi kebutuhan yang mencakup sikap dan
kepercayaan
5. Sosial ekonomi
Kemampuan seseorang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Menurut Lestari (2017), terdapat beberapa upaya untuk memperoleh pengetahuan
yaitu:
1. Orang yang memiliki otoritas
Dengan bertanya pada orang yang memiliki otoritas atau yang dianggapnya
lebih tahu adalah salah satu upaya seseorang mendapatkan pengetahuan.
2. Indra
Salah satu sumber internal pengetahuan yaitu indra pada diri manusia. Dalam
filsafat science modern mengemukakan bahwa pengetahuan pada dasarnya
hanyalah pengalaman-pengalaman konkrit yang terbentuk karena persepsi indra,
seperti persepsi penglihatan, pendengaran, perabaan, penciuman dan pencicipan
dengan lidah.
3. Akal
Pada hakikatnya ada pengetahuan tertentu yang bias dibangun oleh manusia
tanpa harus atau tidak bias mempersepsikannya dengan indra terlebih dahulu.
4. Intuisi (kemampuan memahami sesuatu)
Salah satu sumber pengetahuan yang mungkin adalah intuisi atau pemahaman
yang langsung tentang pengetahuan yang tidak merupakan hasil pemikiran yang
sadar atau persepsi rasa yang langsung. Intuisi dapat berarti kesadaran tentang
data-data yang langsung dirasakan.
memberikan pesan kesehatan pada komunitas, grup, atau individu. Kami berharap
pesan dan kepribadian Anda akan memberi Anda wawasan kesehatan yang lebih
baik. Dengan kata lain, kehadiran pendidikan dapat mempengaruhi perilaku
sasaran.
Pendidikan kesehatan merupakan proses dengan input dan output. Perubahan
sikap ditentukan oleh banyak faktor dalam proses pendidikan kesehatan yang
mengarah di tercapainya tujuan pendidikan. Selain input itu sendiri, faktor yang
mempengaruhi proses pendidikan pula merupakan metode materi atau pesan,
pendidikan atau agen yang melaksanakannya, dan pendidikan atau alat pendidikan.
Faktor-faktor ini perlu bekerjasecara harmonis untuk mencapai hasil yang optimal.
Ini berarti Anda perlu menggunakan metode khusus untuk input tertentu (tujuan
pendidikan). Dengan kata lain, materi juga sesuai dengan tujuan. Artinya, alat itu
cocok. Untuk target kelompok, caranya harus berbeda dengan target massa dan
target individu. Tujuan massa harus berbeda dari tujuan individu. (Hepilita &
Saleman, 2019)
Menurut Melmambessy Moses pendidikan adalah proses pengalihan
pengetahuan secara sistematis dari seseorang kepada orang lain sesuai standar yang
telah ditetapkan oleh para ahli. Dengan adanya transfer pengetahuan tersebut
diharapkan dapat merubah sikap tingkah laku, kedewasaan berpikir dan
kedewasaan kepribadian ke dalam pendidikan formal dan pendidikan informal.
(Retnaningsih et al., 2021)
Tahap konsultasi melacak bahwa penduduk memahami, mengetahui, dan
tertarik, dan bahwa dikomunikasikan dengan benar dan tepat, dan menerapkan
inspirasi perspektif baru dan baru pada kesadaran mereka dalam kehidupan mereka,
seperti mencoba. Menangani. (Notoadmodjo, 2017) Merupakan indikator
keberhasilan berikutnya dan dapat memeriksa orang di semua tahap proses
konseling sebagai berikut:
1. Fase peningkatan kesadaran. pada tahap ini Anda telah mengetahui sesuatu yang
baru, tergantung pada apa yang terjadi melalui komunikasi dengan orang lain.
11
perubahan pada tujuan konseling. Lalu ada ketakutan atau stres masa lalu yang
serius dalam bentuk
2. Ketidakpercayaan orang lain karena kegagalan atau pengalaman kegagalan.
Keadaan lingkungan fisik. Pada hal ini, lingkungan fisik
3. merupakan lingkungan yang secara eksklusif dan tidak eksklusif mempengaruhi
keberhasilan musyawarah.
4. Kondisi sosial budaya masyarakat. Sebagai pola sikap, tidak mengherankan jika
tuntutan sosial budaya masyarakat mempengaruhi efektifitas konseling. Karena
tuntutan Sosial budaya merupakan pola perilaku yang dipelajari yg
dipertahankan oleh seluruh masyarakat negara serta diturunkan berasal generasi
ke generasi, serta asal generasi ke generasi akan sangat sulit untuk mengubah
perilaku masyarakat, budaya sosial masyarakat.
5. Situasi dan jenis kegiatan. Institusi yang tersedia serta mendukung kegiatan
penyuluhan. terdapat tidaknya jalan kaki dan keterlibatan dalam proses
peregangan memilih efektivitas peregangan. pada hal ini, forum bertindak
menjadiproduser
6. Keputusan yang dibuat dengan cara ini harus dibuat oleh kotamadya.
Ketersediaan saat dalam diri seseorang. Saat menyampaikan pesan, perlu
memperhatikan tingkat aktivitas masyarakat untuk memastikan partisipasi publik
dalam konsultasi.
2.3 Hipertensi
Pengertian tekanan darah tinggi dianggap sebagai faktor risiko utama untuk
perkembangan penyakit kardiovaskular (Stanley dan Beare, 2018), WHO juga
menetapkan batasan untuk orang-orang dari segala usia dan jenis kelamin saat
mengukur tekanan darah untuk 140/90 mmHg, diklasifikasikan sebagai pasien
dengan hipertensi (WHO, 2018) Hipertensi didefinisikan sebagai peningkatan
tekanan darah sistolik 140 mmHg dan tekanan diastolik 90 mmHg. Hipertensi
selain beresiko menderita penyakit jantung juga berisiko menderita penyakit lain
yaitu penyakit saraf, ginjal, dan pembuluh darah dan makin tinggi tekanan darah
maka akan semakin berisiko (Nurarif & Kusuma, 2015) Hipertensi merupakan
15
suatu keadaan dimana tekanan darah meningkat secara abnormal dan terus-
menerus pada beberapa kali pemeriksaan tekanan darah yang disebabkan oleh
beberapa faktor risiko yang tidak berjalan semestinya dalam mempertahankan
tekanan darah normal (Wijaya & Putri, 2017). Jadi yang dimaksud Hipertensi
merupakan peningkatan darah atau tekanan darah di atas rata – rata atau normal
dan hipertensi juga beresiko menderita penyakit jantung dan penyakit lainnya yang
bisa menyebabkan kematian. Adapun penyebab dan faktor terjadinya hipertensi
adalah sebagai berikut:
1. Hipertensi primer
Menurut Nelwan, (2019) Hipertensi primer adalah hipertensi esensial atau
hipertensi, 90% diantaranya tidak diketahui penyebabnya dan beberapa faktor
berhubungan dengan perkembangan hipertensi.yaitu dianataranya:
a. Genetika. Orang dengan riwayat keluarga tekanan darah tinggi berada pada
peningkatan risiko mengembangkan kondisi tersebut.
b. Jenis kelamin dan usia, umumnya, ada perubahan vaskular sedang hingga
besar pada hipertensi
c. Orang di usia tua, usia paruh baya, dan penebalan lapisan terdalam dinding
karena arteriosklerosis dan penebalan intima karena proses penuaan karena
perubahan elastisitas Pengamatan pembuluh darah. Hal ini menyebabkan
peningkatan tekanan darah, terutama tekanan darah sistolik dan diastolik.
(Darmojo, 2017)
d. Diet, makan makanan asin dan berlemak hanya dikaitkan dengan
perkembangan tekanan darah tinggi.
e. Obesitas (25% atau lebih Berat badan ideal) sering dikaitkan dengan
perkembangan tekanan darah tinggi. Hingga 60% orang dengan tekanan
darah tinggi kelebihan berat badan.
f. Gaya hidup merokok dan minum
g. Gaya hidup yang tidak sehat dapat meningkatkan tekanan darah terus
berlanjut.
2. Hipertensi sekunder
16
Menurut (Tri Asri et al., 2018) Penurunan berat badan, Obesitas (25% atau
lebih dari berat badan ideal) juga umumnya dikaitkan dengan perkembangan
tekanan darah tinngi. Hingga 60% orang dengan tekanan darah tinggi
kelebihan berat badan. Jika gaya hidup tidak sehat terus berlanjut, gaya hidup
merokok dan minum bisa menaikkan tekanan darah berlanjut diantaranya:
a. Penurunan berat badan. Obesitas (25% atau lebih dari berat badan ideal)
juga umumnya dikaitkan dengan perkembangan hipertensi hingga 60%
orang menggunakan tekanan darah tinggi kelebihan berat badan. Gaya hidup
merokok & minum minuman keras
b. Bisa mempertinggi tekanan darah apabila gaya hidup sehat terus berlanjut.
c. Parenkim ginjal dan penyakit pembuluh darah. Penyakit ini merupakan
penyebab utama hipertensi sekunder. Hipertensi renovaskular dikaitkan
dengan penyempitan satu atau lebih aorta yang hanya membawa darah ke
ginjal. Sekitar 90% dari lesi arteri ginjal pada pasien hipertensi disebabkan
oleh aterosklerosis atau displasia fibrosa (pertumbuhan abnormal jaringan
fibrosa). Penyakit parenkim ginjal berhubungan dengan infeksi, inflamasi,
dan perubahan struktur dan fungsi ginjal.
d. Penggunaan kontrasepsi hormonal (estrogen). Dalam kombinasi dengan
kontrasepsi oral yang mengandung estrogen, ekspansi volume yang
dimediasi reninaldosteron dapat menyebabkan tekanan darah tinggi. Setelah
menghentikan kontrasepsi oral, tekanan darah balik normal sesudah
beberapa bulan kemudian.
e. Gangguan Endokrin Medula Adrenal atau disfungsi kortikal bisa
mengakibatkan hipertensi sekunder. Hipertensi melalui kelenjar Peristiwa
adrenal disebabkan oleh kelebihan aldosteron, kortisol, serta katekolamin.
Di aldosteron utama, kelebihan aldosteron mengakibatkan hipertensi serta
hipokalemia.
f. Kegemukan (obesitas)
g. Kurang olahraga
h. Malas bergerak
17
penurunan curah jantung dan peningkatan resistensi perifer (Susalit et al, 2017).
Walaupun peningkatan resistensi perifer pada hipertensi primer terjadi secara
bertahap dalam jangka waktu yang lama, proses autoregulasi terjadi dalam waktu
yang singkat, sehingga mungkin ada faktor lain yang mempengaruhi peningkatan
tekanan darah yaitu faktor hemodinamik yang meningkat. Kelainan hemodinamik
diikuti dengan hipertrofi dinding pembuluh darah dan penebalan dinding bilik
jantung (Susalit et al., 2017). Perubahan struktur pembuluh darah disebabkan oleh
proses aterosklerosis yang terjadi pada pasien obesitas, terutama obesitas sentral,
akibat penimbunan lemak pada dinding pembuluh darah. (Hall & Guyton, 2018)
2.5 Dewasa
Istilah adult berasal dari kata kerja Latin, seperti juga istilah adolescence-
adolescere yang berarti tumbuh menjadi kedewasaan. Akan tetapi, kata adult
berasal dari bentuk lampau kata kerja adultus yang berarti telah tumbuh menjadi
kekuatan dan ukuran yang sempurna atau telah menjadi dewasa. Jadi, orang
dewasa adalah individu yang telah menyelesaikan pertumbuhannya dan siap
menerima kedudukan dalam masyarakat bersama dengan orang dewasa lainnya.
Menurut WHO dewasa dari umur 20-60 di usia produktif ini, sangat penting untuk
menjaga pola hidup sehat agar bisa tetap bugar dan minim risiko penyakit saat tua.
Masalah kesehatan yang bisa menghampiri sangat beragam, mulai dari keniakan
berat dan penyakit lainnya seperti hipertensi.
Masa dewasa menurut Hurluck dibagi dalam tiga kelompok yaitu pertama,
masa dewasa dini secara usia dimulai pada umur 18-40 tahun, kedua masa dewasa
tengah di mulai umur 40-60 tahun, ketiga masa dewasa lanjut di mulai umur 60
tahun sampai kematian, saat perubahan-perubahan fisik dan psikologis yang
menyertai berkurangnya kemampuan reproduktif (Hurlock, 2019). Menurut
Santrock (2002), masa dewasa adalah masa untuk bekerja dan menjalin hubungan
dengan lawan jenis, terkadang menyisakan sedikit waktu untuk hal lainnya. Bagi
kebanyakan individu, menjadi orang dewasa melibatkan periode transisi yang
panjang. Baru-baru ini, transisi dari masa remaja ke dewasa disebut sebagai masa
beranjak dewasa yang terjadi dari usia 18 sampai 25 tahun, ditandai oleh
21
orang lain namun kehilangan diri sendiri. Saat anak muda membentuk
persahabatan yang sehat dan relasi akrab yang intim dengan orang lain maka
keintiman akan dicapai dan jika tidak akan terjadi isolasi. Sehingga individu
dewasa awal yang tidak dapat menjalankan tugas-tugas perkembangannya secara
optimal dan kehidupannya tidak berjalan secara dinamis sehingga tidak dapat
membina hubungan intim dengan orang lain. Berdasarkan pendapat para tokoh di
atas bisa disimpulkan bahwa tugas perkembangan pada masa dewasa awal adalah
membentuk hubungan akrab yang lebih intim dengan orang lain, menerima dan
bertanggung jawab mengenai kehidupannya.
Menurut Hurlock (2019), minat pada dewasa muda sangat luas. Minat ini
dapat dibagi menjadi tiga kategori, yaitu: minat pribadi, yaitu minat yang selalu
menyangkut seseorang tertentu. Minat pribadi pada masa remaja masih terbawa
sampai pada masa dewasa; minat rekreasi, diartikan sebagai kegiatan yang
memberikan kesegaran atau mengembalikan kekuatan dan kesegaran rohani
sesudah lelah bekerja atau sesudah mengalami keresahan batin; minat sosial, yang
pada masa dewasa awal tidak lagi begitu saja dapat menikmati pergaulan 4 yang
spontan sebagaimana dulu ketika masih bersekolah. Sekarang individu harus
mencari jalannya sendiri, menjalin tali persahabatan baru dan memantapkan
identitas mereka lewat upaya mereka sendiri.
uji t diperoleh nilai p-value sebesar 0,000 (< 0,05). Hal ini berarti tindakan
promosi kesehatan berpengaruh terhadap peningkatan pengetahuan responden
tentang hipertensi. Kesimpulan dalam penelitian ini yaitu kegiatan penyuluhan
(promosi kesehatan) tentang hipertensi berhubungan dengan peningkatan
tingkat pengetahuan. Berdasarkan hasil penelitian ini maka perlu dilakukan
kegiatan promosi kesehatan secara berkala.
2. Ratna Wardani (2018) STIKes Surya Mitra Husada Kediri. Dengan judul
Pengaruh Pendidikan kesehatan hipertensi terhadap pengetahuan lansia di
posyandu lansia kelurahan manisrenggo. Hasil penelitian ini adalah: Dengan
lama waktu penelitian di lakukan selama 60 menit dalam kurun waktu satu hari
dengan hasil 66,7% (pre tes) menjadi 80% (post test). Pada penelitian ini
bahwa tingkat Pengaruh Pendidikan Kesehatan terhadap Pengetahuan Lansia di
Posyandu Lansia Kelurahan Manisrenggo sebelum kita melakukan penyuluhan
pada lansia dari 23 responden memiliki kategori cukup atau 43% dari 23
responden yaitu 10 responden. Namun, setelah kita melakukan penyuluhan
tentang pengaruh pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan lansia
mengalami kenaikan dari 43% kategori cukup menjadi 52% memiliki kategori
baik yaitu 12 orang.
3. Yusdianti Rista Sari &wiwin priyantari dengan judul penelitiannya adalah
Pengaruh pendidikan kesehatan tentang hi pertensi terhadap pengetahuan
lansia dalam mencegah hipertensi di panti werdha budhi dharma Yogyakarta.
Hasil penelitian Dengan lama waktu penelitian di lakukan selama 50 menit
dalam kurun waktu satu hari dengan hasi 39% (pre test) menjadi 59% (post
test): penelitian ini menemukan bahwa 59% dari responden dikategorikan
sebagai pemahaman yang baik, dan 41% memiliki pemahaman yang adil. Ada
pengaruh penyuluhan kesehatan tentang hipertensi pada lansia dalam
mencegah hipertensi di Rumah Pembibitan Budhi Dharma, Yogyakarta, yang
diindikasikan dari Wilcoxon signed rank test result, -5,583 dengan nilai p value
0,000
Berdasarkan penelitian yang telah disebutkan, persamaan yang terdapat dengan
penelitian yang penliti lakukan berupa pengaruh penyuluhan kesehatan
24
-genetik Hipertensi
-umur
-jenis kelamin
-obesitas
Klasifikasi Dewasa
-merokok
-stres 20 – 60 tahun
Keterangan:
Di teliti
Pengaruh pengetahuan hipertensi terhadap Hipertensi usia dewasa
26
27
3.2 Hipotesis
4. Perguruan Tinggi
Variabel terikat
Pengetahuan Suatu informasi yang di Pretest 1. Pengetahuan baik skor
peroleh melalui Posstest ≥15
pengalaman terdiri dari 2. Pengetahuan kurang skor
atau pembelajaran 20 petanyaan ≤15
di ukur
dengan skala
dikotomis
hanya ada
dua pilihan
jawaban
yaitu:
1. Ya
2. Tidak
Variabel bebas
Penyuluhan Suatu kegiatan mendidik Alat ukur: Menggunakan
kepada individu atau Proyektor cara presentasi
Kelompok, Memberi dan Power
Pengetahuan, Informasi- Point
informasi agar dapat
membentuk Sikap Cara ukur:
Perilaku hidup yang Metode dan
seharusnya ceramah
29
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
01 X 02
Keteranga:
01: Hasil pengukuran sebelum diberi penyuluhan kesehatan
X: Penyuluhan kesehatan kepada responden
02: Hasil pengukuran setelah diberi penyuluhan kesehatan
30
31
N
n=
1+ n(d )2
115
n=
1+115(0,10)2
115
n=
1+115(0,01)
115
n= 57 responden
2
5. Tabulating
Agregasi adalah input data yang terjadi saat Anda menyelidiki tabel
tersinkronisasi yang terpengaruh dan memiliki kriteria yang sesuai. informasi
lapangan sinkron menggunakan skornya.
Berdasarkan hasil uji validitas yang di lakukan mahfudz bayu P.S dengan
menggunkan responden sebanyak 30 responden makan df =2 jadi df 30 -2=28
besar df 28, jadi r tabel ialah 0,361. Nilai r hitung =0,382 – 0,525 sehingga dapat
di simpulkan nilai r hitung lebih besar dari r tabel maka kuesioner pengetahuan
valid secara keseluruhannya
Uji reliabilitas adalah indeks yang menunjukan sejauh mana suatu alat ukur dapat
di percaya atau dapat diandalkan, Suatu pertanyaan kuesioner di katakana reliabel
adalah jika nilai Cronbach alpha >0,7 (Notoatmojo, 2017)
36
3. Justice
Prinsip ini bertujuan untuk mendukung keadilan dengan melindungi hak-hak
pribadi subjek penelitian.
Di antara masalah etika yang perlu dipertimbangkan adalah:
a. Informed consent
Untuk menghindari situasi yang tidak diinginkan sebagai responden selama
survei, peserta survei diberikan informed consent sebelum melakukan
survei. Responden harus menandatangani formulir informed consent
setelah menerima pernyataan dari penelitian mengenai tujuan dan manfaat
penelitian.
b. Anonimity
Responden berhak untuk menjamin kerahasiaan datanya dengan tidak
mencantumkan nama responden (informasi lapangan) dalam survei dan
menggantinya dengan kode khusus.
c. Confidentialy
Kerahasiaan pertanyaan yang diajukan oleh responden dijamin oleh penelti.
BAB V
HASIL PENELITIAN
39
40
Dari hasil table di atas yaitu di ketahui pengetahuan di desa Rajeg sebelum di
berikan penyuluhan kesehatan sebagian besar dalam kategori baik yaitu 23
responden (40,4%), dan kategori baik setelah di berikan penyuluhan yaitu 37
responden (64,9%) dan tingkat penegetahuan kurang sebelum di berikan
penyuluhan yaitu 34 responden (59%) dan kategori kurang menurun sesudah di
berikan penyuluhan yaitu 20 responden (35,1 %)
2. Uji Hipotesis
Uji hipotesis di lakukan untuk menngetahui ada atau tidak ada pengaruh
penyuluhan kesehatan terhadap pengetahuan hipertensi. Uji hipotesis yang
dilakukan pada penelitin ini yaitu uji wilxocon signen rank tes
untukmemperhitungkan dua kelompok data yang berbeda tujuannya adalah
untuk mengetahui di bagian mana saja perbedaan antara kedua kelompok data.
42
Total 57
Table PrePengetahuan
PostPengetahuan
Z -6,580
Asymp.sig. 0,000
(2-tailed)
Berdasarkan hasil test statistic pada table di atas di ketahui nilai pada variabel
pre-post tingkat pengetahuan adalah – 6,580 dengan P value signifikasi (2-
tailed) sebesar 0,000 ≤ 0,05 maka dapat di simpulkan bahwa “Hipotesis di
terima” artinya terdapat pengaruh penyuluhan kesehatan sebelum dan sesudah
di lakukan penyuluhan, jika nilai signifikan ≥ 0,05 Maka Hipotesis di tolak
BAB VI
PEMBAHASAN
Pada bab ini peneliti akan membahas hasil penelitian, berupa hasil analisis data
dan pembahasan sesuai dengan tujuan penelitian. Tujuan umum pada peneliti adalah
untuk mengetahui pengaruh penyuluhan kesehatan terhadap pengetahuan hipertensi
pada dewasa di desa Rajeg. Penelitian ini di lakuakan pada tanggal 20 agustus 2022 di
Desa Rajeg dengan responden 57. Penelitan di lakukan secara langsunng
menngunakan metode ceramah.
Berdasarkan hasil penelitian terhadap 57 responden, di peroleh hasil data dengan
Teknik Analisa data yang di bagi menjadi dua yaitu univariat dan bivariat. Hasil
analisa univariat berupa karakterstik berdasarkan frekuensi pengetahuan sebelum dan
sesudah penyuluhan kesehatan tentag hipertensi, sedangkan hasil analisa bivariat
berupa pengaruh penyuluhan kesehatan terhadap pengetahuan masyrakat tentang
hipertensi di desa Rajeg.
6.1 Analisa Univariat Karakteristik Responden
Berdasarkan hasil penelitian yang di lakukan di desa Rajeg di dapatkan hasil
dari karakteristik Usia mayoritas 31-52 sebanyak 36 responden (71,6%).
Pendidikan responden bahwa mayoritas Pendidikan yaitu SD sebanyak 34
responden (59,6%). Dengan mayoritas berjenis peremmpuan sebanyak 43
responden (74,4%).
Menurut Kusmiran (2017) Usia setiap orang berbeda-beda karena perbedaan
antara kelahiran maupun kematian seseorang. Usia memiliki suatu pengaruh
dalam pola pikir seseorang. Semakin bertambah usia seseorang maka semakin
berkembang pula pola pikir seseorang.
Menurut Melmambessy Moses (2017) pendidikan adalah proses pengalihan
pengetahuan secara sistematis dari seseorang kepada orang lain sesuai standar
yang telah ditetapkan oleh para ahli. Dengan adanya transfer pengetahuan tersebut
diharapkan dapat merubah sikap tingkah laku, kedewasaan berpikir dan
kedewasaan kepribadian ke dalam pendidikan formal dan pendidikan informal.
Berdasarkan hasil penelitian Wahyuni (2017)
43
44
perempuan cenderung menderita hipertensi dari pada laki – laki. Pada penelitian
tersebut sebanyak 27% perempuan mengalmi hipertensi, sedangkan laki- laki
hanya sebesar 5,8.
Table PrePengetahuan
PostPengetahuan
Z -6,580
Asymp.sig. 0,000
(2-tailed)
7.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian maka kesimpulan tentang pengaruh penyuluhan
kesetahan terhadap pengetahuan hipertensi di Desa Rajeg yang adalah sebagai
berikut:
1. Sebagian besar responden pada pada usia dewasa berjensin perempuan
2. Terjadi perbubahan tingakat pengetahuan sebelum melakukan penyuluhan dan
sesudah melakukan penyuluhan.
3. Data distribusi normalitas menunjukkan bahwa nilai signifikasi pengetahuan
pretest yaitu 0,01, dan nilai signifikasi posttest 0,00. Dengan demikian masing-
masing variabel mempunyai nilai (p>0,05) sehingga semua variabel baik
variabel bebas maupun terikat pada penelitian ini berdistribusi normal.
7.2 Saran
Dalam penelitian ini peneliti merasa masih belum sempurna karena
keterbatasan yang ada dari diri peneliti sendiri atau faktor dari luar diri peneliti,
karena keterbatasan peneliti dalam penelitian ini maka penelitian ini menyarankan
1. Bagi Desa Rajeg
Bagi desa Rajeg diharapkan mengecek tekanan darah secara rutin Karna
tekanan darah sewaktu – waktu bisa berubah bagi yang tidak mempunyai
riwayat Hipertensi maupun yang mempunyai riwayat hipertensi, sehingga
masyaralat dapat mengaplikasikannya dengan harapan yang baik dapat
tercapai.
2. Bagi Institusi Pendidikan
Bisa dapat menambah wawasan baru baik untuk pengajar maupun mahasiswa,
sehingga menjadi bahan rujukan untuk pengembangan ekperimen
3. Bagi Universitas Yatsi Madani
Menyediakan sumber-sumber kepustakaan lebih banyak dan terbaru yang
berkaitan dengan Pengetahuan Hipertensi sehingga memudahkan mahasiswa/i
untuk mengembangkan penelitian melalui literatur-literatur yang bervariasi
46
47
48
48
DAFTAR PUSTAKA
Afrioza, S., & Mardianti. (2021). Pengaruh Penyuluhan Pengetahuan Tanaman Toga
untuk hipertensi di kelurahan Sepatan. Jurnal Sosial Sains, 2(1), 8–14.
Budiman, & Agus, R. (2013). Pengetahuan dan Sikap Dalam Penelitian Kesehatan. In
Salemba Medika. https://doi.org/10.22435/bpsk.v15i4 Okt.3050
Erika, C., & Rosalina, E. (2021). Pengaruh Promosi Kesehatan Dengan Media Leaflet
Terhadap Peningkatan Pengetahuan Pencegahan Hipertensi Pada Lansia Di
Kampung Sawah Jakarta Utara. Carolus Journal of Nursing, Vol 4 No 1, 2021 | 1,
4(1), 1–12.
Han, E. S., & goleman, daniel; boyatzis, Richard; Mckee, A. (2019). Pengaruh
pendidikan kesehatan tentang hipertensi terhadap pengetahuan lansia dalam
mencegah hipertensi di panti wherdha budhi dharma Yogyakarta. Journal of
Chemical Information and Modeling, 53(9), 1689–1699.
Haryani, S., Sahar, J., & Sukihananto, S. (2016). Penyuluhan Kesehatan Langsung dan
melalui Media Massa Berpengaruh terhadap Perawatan Hipertensi pada Usia
Dewasa Di Kota Depok. Jurnal Keperawatan Indonesia, 19(3), 161–168.
https://doi.org/10.7454/jki.v19i3.469
Lestari, T. (2015). Kumpulan Teori Untuk Kajian Pustaka Penelitian Kesehatan. Nuha
Medika.
49
Luthfiani, L. & M. (2021). Pengaruh Penyuluhan Dengan Menggunakan Media Video
Terhadap Pengetahuan Pra Lansia Mengenai Hipertensi. 17(2), 329–338.
Maharani, I. Z., Yuniarti, M., Sari, N. R., & Aulia, T. W. (2021). Edukasi Perilaku
Cerdik Pada Lansia Dengan Hipertensi Di. Jurnal Abdi Masyarakat, 3(2), 65–68.
Priyoto. (2014). Teori sikap dan perilaku dalam kesehatan : dilengkapi contoh
kuesioner / Priyoto. In ISBN: 978-602-1547-53-3.
Sofiana, L., Puratmadja, Y., Sari, B. S. K., Pangulu, A. H. R., & Putri, I. H. (2018).
Pengetahuan Tentang Hipertensi Melalui Metode Penyuluhan. Jurnal
Pemberdayaan: Publikasi Hasil Pengabdian Kepada Masyarakat, 2(1), 171.
50
https://doi.org/10.12928/jp.v2i1.443
Tri Asri, R. L., Wardani, R., Widyastika, K., Ardiana, O., & Sila, I. (2018). Pengaruh
Pendidikan Kesehatan Hipertensi terhadap Pengetahuan Lansia di Posyandu
Lansia Kelurahan Manisrenggo. Journal of Community Engagement in Health,
1(2), 267970. https://doi.org/10.30994/jceh.v1i2.11
Wulan, S., Gurusinga, R., Ginting Munthe, N. B., Lubis, B., & Markus, I. (2021).
Penyuluhan Protokol Kesehatan Dengan Media Video Dan Leaflet Terhadap
Pengetahuan Dan Sikap Lansia Tentang Pencegahan Covid-19. Jurnal Pengmas
Kestra (Jpk), 1(1), 34–37. https://doi.org/10.35451/jpk.v1i1.707
51
52