PENDAHULUAN
2
Hipertensi merupakan penyakit yang tidak dapat disembuhkan
melainkan hanya dapat dikontrol. Seseorang yang mengalami hipertensi yang
terus menerus dan tidak mendapatkan pengobatan dan pengontrolan secara
tepat, menyebabkan jantung seseorang bekerja ekstra keras, akhirnya kondisi
ini berakibatkan terjadinya kerusakan pada pembuluh darah jantung, ginjal,
otak, dan mata. Tekanan darah yang selalu tinggi adalah salah satu faktor
resiko untuk terjadinya stroke, serangan jantung dan gagal jantung (Fitrina,
2013).
Peran perawat keluarga sangat dibutuhkan oleh keluarga untuk
menyelesaikan masalah kesehatan keluarga, pelayanan kesehatan yang
ditunjukan pada keluarga sebagai unit pelayanan untuk mewujudkan keluarga
yang sahat (Muhlisin, 2012). Salah satu peran perawat adalah memberikan
pendidikan kesehatan atau promosi kesehatan merupakan intervensi
keperawatan mandiri yang dapat direncanakan untuk meningkatkan
kemampuan keluarga yang mengalami hipertensi (Mardhiah dkk, 2015).
Tindakan promosi kesehatan terbukti signifikan menurunkan tekanan
darah dan cocok untuk segmen populasi yang luas. Peran perawat dalam
promosi kesehatan tidak hanya terbukti mampu dalam penatalaksanaan
penyakit tetapi memiliki kontribusi luas untuk pengembangan ilmu
keperawatan. Promosi kesehatan yang dilakukan perawat efektif dalam
memanajemen penyakit kronis seperti hipertensi karena perawat
menggunakan pengetahuan dan skill yang dimiliki untuk memberikan asuhan
proses perawatan (Suhardi dkk, 2014).
Tindakan promosi kesehatan yang biasanya dilakukan yaitu edukasi
pada klien. Pendekatan melalui edukasi merupakan salah satu cara terbaik
untuk memberikan informasi yang dapat dipercaya pada masyarakat dan
membantu individu mengembangkan kemampuan membuat keputusan dan
memberikan pencitraan pada masyarakat untuk menggali dan
mengembangkan sikap yang semestinya. Hal ini dikarenakan sikap dan
pengetahuan masyarakat akan mempengaruhi perilaku kesehatan. Edukasi
kesehatan merupakan hal penting dalam meningkatkan status kesehatan.
Salah satu faktor penghambat dalam meningkatkan kesadaran masyarakat
untuk mengontrol tekanan darah dan menurunkan kepatuhan penderita
meminum obat hipertensi antara lain rendahnya tingkat pengetahuan,
pengaruh budaya dan sedikitnya informasi kesehatan (Suhardi dkk, 2014).
3
Perkembangan keluarga adalah proses pertumbuhan yang terjadi
pada sistem keluarga meliputi perubahan pola interaksi dan hubungan antara
anggotanya disepanjang waktu. Perkembangan ini terbagi menjadi beberapa
tahap atau kurun waktu tertentu. Tahap perkembangan keluarga meliputi:
tahap perkembangan keluarga pemula/ pasangan baru (beginning family),
tahap perkembangan keluarga dengan kelahiran anak pertama (childbearing
family), tahap perkembangan keluarga dengan anak usia prasekolah (pre
school family), tahap perkembangan keluarga dengan anak usia sekolah
(school family), tahap perkembangan keluarga dengan anak remaja
(teenagers family), tahap perkembangan keluarga dengan anak dewasa
(pelepasan), tahap perkembangan keluarga dengan usia pertengahan, tahap
perkembangan keluarga dengan lanjut usia (Harmoko, 2012). Pada setiap
tahapnya keluarga memiliki tugas perkembangan yang harus dipenuhi agar
tahapan tersebut dapat dilalui dengan sukses (Muhlisin, 2012). Berdasarkan
latar belakang diatas penulis tertarik untuk membuat “Asuhan Keperawatan
Keluarga dengan Tahap Perkembangan Keluarga Dewasa yang mengalami
hipertensi di RW 12,RT 07 wilayah kerja Puskesmas Janti.
4
2) Menetapkan diagnosis keperawatan pada klien yang mengalami
hipertensi pada tahap perkembangan keluarga lansia.
3) Menyusun perencanaan keperawatan pada klien yang mengalami
hipertensi pada tahap perkembangan keluarga lansia.
4) Melaksanakan tindakan keperawatan pada klien yang mengalami
hipertensi pada tahap perkembangan keluarga lansia.
5) Melakukan evaluasi pada klien yang mengalami hipertensi pada tahap
perkembangan keluarga lansia.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Matrilineal adalah keluarga sedarah yang terdiri atas sanak saudara sedarah
dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur ibu.
3) Matrilokal
Matrilokal adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga
sedarah istri.
4) Patrilokal
Patrilokal adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah
suami.
6
5) Keluarga kawinan
Keluarga kawinan adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi
pembinaan keluarga dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian
keluarga karena adanya hubungan dengan suami istri (Harmoko, 2012).
Struktur keluarga oleh Friedman digambarkan sebagai berikut :
a) Struktur komunikasi
Komunikasi dalam keluarga dikatakan berfungsi apabila dilakukan secara
jujur, terbuka, melibatkan emosi, konflik selesai, dan ada hierarki kekuatan.
Komunikasi keluarga bagi pengirim yakin, mengemukakan pesan secara jelas
dan berkualitas, serta meminta dan menerima umpan balik. Penerima pesan
mendengarkan pesan, memberikan umpan balik dan valid.
Komunikasi dalam keluarga dikatakan tidak berfungsi apabila tertutup,
adanya isi atau berita negatif, tidak berfokus pada satu hal, dan selalu
mengulang isu dan pendapat sendiri.
Komunikasi keluarga bagi pengirim bersifat asumsi, ekspresi perasaan tidak
jelas, dan komunikasi tidak sesuai. Pengirim pesan gagal mendengarkan,
diskualifikasi, ofensif (bersifat negatif), terjadi miskomunikasi, dan kurang atau
tidak valid.
b) Struktur peran
Struktur peran adalah serangkaian perilaku yang diharapkan sesuai posisi
sosial yang diberikan. Jadi, pada struktur peran bisa bersifat formal atau
informal. Posisi/ status adalah posisi individu dalam masyarakat misal status
sebagai istri/ suami.
c) Struktur kekuatan
Struktur kekuatan adalah kemampuan dari individu untuk mengontrol,
mempengaruhi, atau mengubah perilaku orang
lain.
d) Struktur nilai dan norma
Nilai adalah sistem ide-ide, sikap keyakinan yang mengikat anggota
keluarga dalam budaya tertentu. Sedangkan norma adalah pola perilaku yang
diterima pada lingkungan sosial tertentu, lingkungan keluarga, dan lingkungan
masyarakat sekitar keluarga (Friedman dkk, 2010).
7
2.1.3 Tipe keluarga
1) Tipe keluarga tradisional, terdiri dari:
a) The nuclear family (keluarga inti)
Yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari suami, istri dan anak (kandung
atau angkat).
b) The extended family (keluarga besar)
Yaitu keluarga inti ditambah dengan keluarga lain yang mempunyai
hubungan darah, misalnya kakek, nenek, paman, bibi, atau keluarga yang
terdiri dari tiga generasi yang hidup bersama dalam satu rumah seperti
nuclear family disertai paman, tante, orang tua (kakek-nenek), keponakan.
c) The dyad family (keluarga “dyad”)
Keluarga yang terdiri dari suami dan istri (tanpa anak) yang hidup bersama
dalam satu rumah.
d) Single parent (orang tua tunggal)
Yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari satu orang tua dengan anak
(kandung atau angkat). Kondisi ini dapat disebabkan oleh perceraian atau
kematian.
e) The single adult living alone/ single adult family
Yaitu suatu rumah tangga yang hanya terdiri dari seorang dewasa yang
hidup sendiri karena pilihannya atau perpisahan (perceraian atau ditinggal
kematian).
f) Blended family
Duda atau janda (karena perceraian) yang menikah kembali dan
membesarkan anak dari perkawinan sebelumnya.
g) Kin-network family
Beberapa keluarga inti yang tinggal dalam satu rumah atau saling
berdekatan dan saling menggunakan barangbarang dan pelayanan yang
sama (contoh: dapur, kamar mandi, televisi, dan lain-lain).
h) Multigenerational family
Keluarga dengan beberapa generasi atau kelompok umur yang tinggal
bersama dalam satu rumah.
i) Commuter family
Kedua orang tua bekerja dikota yang berbeda, tetapi salah satu kota
tersebut sebagai tempat tinggal dan orang tua yang bekerja diluar kota bisa
berkumpul pada anggota keluarga pada saat weekend.
8
j) Keluarga usila
Yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari suami istri yang berusia lanjut
dengan anak yang sudah memisahkan diri.
k) Composit family
Yaitu keluarga yang perkawinanya berpoligami dan hidup bersama.
l) The childless family
Keluarga tanpa anak karena terlambat menikah dan untuk mendapatkan
anak terlambat waktunya yang disebabkan karena mengejar karier/
pendidikan yang terjadi pada wanita.
2) Tipe keluarga non tradisional, terdiri dari:
a) The unmarrid teenage mother
Keluarga yang terdiri dari orang tua (terutama ibu) dengan anak dari
hubungan tanpa nikah.
b) Commune family
Beberapa pasangan keluarga yang tidak ada hubungan saudara yang
hidup bersama dalam satu rumah, sumber dan fasilitas yang sama,
pengalaman yang sama, sosialisasi anak dengan melalui aktivitas
kelompok/ membebaskan anak bersama.
c) The nonmarital heterosexsual cohabiting family
Keluarga yang hidup bersama dan berganti-ganti pasangan tanpa melalui
pernikahan.
d) Gay and lesbian family
Dua individu yang sejenis atau yang mempunyai persamaan sex hidup
bersama dalam satu rumah tangga sebagaimana “marital pathners”.
e) Cohabitating couple
Orang dewasa yang hidup bersama diluar ikatan pernikahan karena
beberapa alasan tertentu.
f) Group-marriage family
Beberapa orang dewasa yang menggunakan alat-alat rumah tangga
bersama, yang saling merasa telah menikah satu dengan yang lainnya,
berbagai sesuatu termasuk sexsual dan membesarkan anak.
g) Group network family
Keluarga inti yang dibatasi oleh set aturan/ nilai-nilai, hidup berdekatan
satu sama lain dan saling menggunakan barang-barang rumah tangga
bersama, pelayanan, dan bertanggung jawab membesarkan anaknya.
9
h) Foster family
Keluarga menerima anak yang tidak ada hubungan keluarga/ saudara
didalam waktu sementara, pada saat orang tua anak tersebut perlu
mendapatkan bantuan untuk menyatukan kembali keluarga yang aslinya.
i) Homeless family
Keluarga yang terbentuk dan tidak mempunyai perlindungan yang
permanen karena krisis personal yang dihubungkan dengan keadaan
ekonomi dan atau problem kesehatan mental (Muhlisin, 2012).
11
darah dan makin tinggi tekanan darah, makin besar (Nur A & Kusuma,
2015).
2.2.2 Etiologi
Kusuma, 2015):
12
Tabel 1.Klasifikasi Hipertensi
1. Optimal <80
Tekanan darah
No Kriteria
Sistolik Diastolik
<120
2. Normal 80-84
3. High normal 130-139 85-89
4. Hipertensi
Grade 1: ringan (mild) 140-159 90-99
Grade 2: sedang (moderate) 160-179 100-109
Grade 3: berat (severel) 180-209 110-119
Grade 4: sengat berat (very severe) >209 >120
14
Sedangkan penatalaksanaan farmakologi menggunakan obat atau
senyawa yang dalam kerjanya dapat mempengaruhi tekanan darah pasien.
Pengelompokan terapi farmakologis yang digunakan untuk mengontrol
tekanan darah pada pasien hipertensi adalah Angiotensin Converting
Enzyme (ACE) inhibitor, Angiotensin Receptor Blocker (ARBs), beta-
blocker, calcium chanel blocker, direct renin inhibitor, diuretic, vasodilator
(Triyanto, 2014).
2.3 Asuhan Keperawatan
Asuhan keperawatan keluarga adalah metode ilmiah yang digunakan
secara sistematis untuk mengkaji dan menentukan masalah kesehatan dan
keperawatan keluarga, merencanakan asuhan keperawatan dan
melaksanakan intervensi keperawatan terhadap keluarga sesuai dengan
rencana yang telah disusun dan mengevaluasi mutu hasil keperawatan
yang dilaksanakan terhadap keluarga (Gusti, 2013). Tahapan dari proses
keperawatan keluarga adalah sebagai berikut:
2.3.1 Pengkajian
Hal-Hal yang perlu dikumpulkan datanya dalam pengkajian keluarga
adalah (Padila, 2012):
1) Data umum
a) Nama kepala keluarga (KK)
b) Alamat
c) Pekerjaan kepala keluarga
d) Pendidikan kepala keluarga
e) Komposisi keluarga dan genogram
f) Tipe keluarga
g) Suku bangsa
h) Agama
i) Status sosial ekonomi keluarga
j) Aktivitas rekreasi keluarga
2) Riwayat dan tahap perkembangan keluarga
a) Tahap perkembangan keluarga saat ini
b) Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
c) Riwayat keluarga inti
d) Riwayat keluarga sebelumnya
15
3) Pengkajian lingkungan
a) Karakteristik rumah
b) Karakteristik tetangga
c) Mobilitas geografis keluarga
d) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat.
4) Struktur keluarga
a) Sistem pendukung keluarga
b) Pola komunikasi keluarga
c) Struktur kekuatan keluarga
d) Struktur peran
e) Nilai atau norma keluarga
5) Fungsi keluarga
a) Fungsi afektif
b) Fungsi sosialisasi
c) Fungsi perawatan keluarga
d) Fungsi reproduksi
e) Fungsi ekonomi
6) Stres dan koping keluarga
a) Stressor jangka pendek dan jangka panjang
b) Kemampuan keluarga berespon terhadap stressor
c) Strategi koping yang digunakan
d) Strategi adaptasi disfungsional
2.3.2 Diagnosis
Diagnosa keperawatan keluarga dirumuskan berdasarkan data
yang didapatkan pada pengkajian yang terdiri dari masalah
keperawatan (problem/ P) yang berkenaan pada individu dalam
keluarga yang sakit berhubungan dengan etiologi (E) yang berasal dari
pengkajian fungsi keperawatan keluarga (Muhlisin, 2012).
Diagnosa keperawatan mengacu pada rumusan PES (problem,
etiologi, dan simptom) dimana untuk problem menggunakan rumusan
masalah dari NANDA, sedangkan untuk etiologi dapat menggunakan
pendekatan lima tugas keluarga atau dengan menggambarkan pohon
masalah (Padila, 2012). Tipologi dari diagnosa keperawatan keluarga
terdiri:
1) Diagnosa keperawatan keluarga actual (terjadi defisit/ gangguan
kesehatan).
16
Dari hasil pengkajian didapatkan data mengenai tanda dan gejala dari
gangguan kesehatan
2) Diagnosa keperawatan keluarga risiko (ancaman kesehatan). Sudah
ada data yang menunjang namun belum terjadi gangguan, misalnya:
dilingkungan rumah yang kurang bersih, pola makan yang tidak
adekuat, stimulasi tumbuh kembang yang tidak adekuat.
3) Diagnosa keperawatan keluarga potensial (keadaan sejahtera/
wellness). Suatu keadaan dimana keluarga dalam keadaan sejahtera
sehingga kesehatan keluarga dapat ditingkatkan (Muhlisin, 2012).
Setelah seluruh diagnosa keperawatan keluarga ditetapkan
sesuai prioritas, maka selanjutnya dikaji tingkat kemandirian keluarga.
Pada satu keluarga mungkin saja perawat menemukan lebih dari satu
diagnosa keperawatan keluarga, maka selanjutnya bersama keluarga
harus menentukan prioritas dengan menggunakan skala perhitungan
(Padila, 2012).
Untuk menentukan prioritas terhadap diagnosis keperawatan
keluarga yang ditemukan dihitung dengan
menggunakan cara sebagai berikut (Muhlisin, 2012):
Tabel 2.Skala Menentukan Prioritas Masalah
2. Kemungkinan masalah
dapat diubah Skala:
2 2
Mudah
Sebagian 1
Tidak dapat
0
17
3. Potensi masalah untuk
dicegah Skala:
3
Tinggi
Cukup 2
Rendah
1 1
4. Menonjolnya masalah
Skala:
Masalah berat harus
segera ditangani 2
Ada masalah tetapi
tidak perlu ditangani
Masalah tidak 1 1
dirasakan.
Skoring :
1. Tentukan skor untuk setiap kriteria
2. Skor dibagi dengan angka tertinggi dan dikalikan dengan bobot
Skor
Bobot
Angka tertinggi
3. Jumlahkan skor untuk semua kriteria
2.3.3 Perencanaan
Perencanaan tindakan keperawatan adalah sekumpulan
tindakan yang ditentukan oleh perawat untuk dilaksanakan guna
memecahkan masalah kesehatan dan masalah perawatan yang telah
diidentifikasi (Muhlisin, 2012).
Perencanaan keperawatan keluarga terdiri dari penetapan
tujuan, mencakup tujuan umum dan tujuan kusus, rencana/ intervensi
serta dilengkapi dengan rencana evaluasi yang memuat kriteria dan
standar. Tujuan dirumuskan secara spesifik, dapat diukur (measurable),
dapat dicapai (achivable), rasional dan menunjukkan waktu SMART.
18
Rencana/ intervensi ditetapkan untuk mencapai tujuan. Selanjutnya
intervensi keperawatan keluarga diklasifikasikan menjadi intervensi
yang mengarah pada aspek kognitif, efektif dan psikomotor (perilaku).
Semua intervensi baik berupa pendidikan kesehatan, terapi modalitas
ataupun terapi koplementer pada akhirnya ditunjukan untuk
meningkatkan kemampuan keluarga melaksanakan lima tugas keluarga
dalam kesehatan yaitu:
1) Kesadaran atau penerimaan keluarga mengenal masalah dan
kebutuhan kesehatan.
2) Kemampuan keluarga untuk memutuskan cara perawatan yang tepat
3) Memberikan kepercayaan diri dalam merawat anggota keluarga
yang sakit.
4) Membantu keluarga menemukan cara untuk memelihara/menjaga
lingkungan.
5) Memotivasi keluarga untuk menggunakan fasilitas kesehatan yang
ada.
2.3.4 Implementasi
Pelaksanaan atau implementasi adalah serangkaian tindakan
perawat pada keluarga bedasarkan perencanaan
sebelumnya (Padila, 2012).
Tindakan yang dilakukan perawat kepada keluarga berdasarkan
perencanaan yang mengacu pada diagnosa yang telah ditegakkan dan
dibuat sebelumnya. Tindakan keperawatan terhadap keluarga
mencakup hal-hal dibawah ini (Muhlisin, 2012):
1) Menstimulasi kesadaran atau penerimaan keluarga mengenai
masalah dan kebutuhan kesehatan.
2) Menstimulasi keluarga untuk memutuskan cara perawatan yang
tepat.
3) Memberikan kepercayaan diri dalam merawat anggota keluarga
yang sakit.
4) Membangun keluarga untuk menemukan cara bagaimana membuat
lingkungan menjadi sehat.
5) Memotifasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan yang
ada.
19
2.3.5 Evaluasi
20
BAB IV
4.1. Pengkajian
1. Data Umum
21
No Data umum Keluarga 1 Keluarga 2
22
6. Komposisi Keluarga
Keluarga 1
Hubungan
Jenis
No Nama dengan Usia Pekerjaan Pendidikan
kelamin
KK
1. Ny. R P Kepala 64 Pedagang SD
keluarga
23
Keluarga 2
Hubungan
Jenis
No Nama dengan Usia Pekerjaan Pendidikan
kelamin
KK
1. Ny. F P Kepala 31 Karyawan SMA
keluarga Swasta
2. An. J L Anak 11 Sekolah SD
3. An. A P Anak 9 Sekolah SD
Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: : Klien
: Tinggal serumah
: Menikah
24
2. Riwayat Dan Tahap Perkembangan Keluarga
Riwayat dan
tahap
No Keluarga 1 Keluarga 2
perkembangan
keluarga
1. Tahap Pada saat ini keluarga Pada saat ini keluarga
perkembangan Ny.R berada pada Ny.F berada pada
keluarga saat ini tahap perkembangan tahap perkembangan
keluarga lansia yaitu keluarga dengan anak
dimulai pada saat usia sekolah (school
pensiunan salah satu family). Ny.F memiliki 2
atau kedua pasangan, orang anak usia
berlanjut sampai sekolah tetapi Ny. F
kehilangan salah satu telah bercerai dengan
pasangan, dan berakhir suaminya.
dengan kematian
pasangan yang lain. Tugas perkembangan
pada tahap ini adalah
Tugas perkembangan menyosialisasikan
pada tahap ini adalah anak-anak, termasuk
meningkatkan meningkatkan prestasi
spiritualitas, menjaga anak sekolah dan
hubungan dengan anak membantu hubungan
cucu, mempertahankan anak-anak yang sehat
kehidupan keluarga dengan teman sebaya.
seimbang, Selain itu juga
menyesuaikan pada mempertahankan
penghasilan yang hubungan pernikahan
berkurang, dan yang memuaskan dan
menyesuaikan memenuhi kebutuhan
terhadap kehilangan kesehatan fisik anggota
pasangan. keluarga.
25
4. Riwayat keluarga Ny.R mengatakan Ny.F telah menikah 11
sebelumnya (suami- bahwa Tn.AS tahun lalu bercerai
istri) sebelumnya pernah dengan suaminya
menikah dan dikaruniai setahun yang lalu.
2 anak dari pernikahan Keluarga Ny.F memiliki
sebelumnya. riwayat penyakit DM
Ny.R juga mengatakan dan hipertensi pada dari
bahwa Tn.AS mengidap bapaknya.
DM dan hipertensi.
3. Lingkungan
26
4. Perkumpulan Ny.R masih mengikuti Keluarga Ny.F masih
keluarga dan perkumpulan didesanya mengikuti arisan PKK
interaksi dengan seperti arisan, PKK, didaerahnya, interaksi
masyarakat pengajian, terbangan dan dengan masyarakat
posyandu, interaksi terjalin dengan baik.
dengan masyarakat
terjalin dengan baik.
Struktur
No komunikasi Keluarga 1 Keluarga 2
keluarga
1. Pola komunikasi Ny.R termasuk orang yang Dalam keseharianya Ny.F
keluarga terbuka dalam segala menggunakan bahasa
masalah apapun selalu jawa untuk berkomunikasi.
dimusyawarahkan dengan
anggota keluarganya. Dalam
keseharianya Ny.R
menggunakan bahasa jawa
untuk berkomunikasi dan
kadang kala menggunakan
bahasa indonesia.
27
yang berhubungan dengan
pengobatan hipertensi Ny.R.
5. Fungsi Keluarga
28
4. Memelihara/ klien keluarga hanya
mempertahankan memberikan obat
suasana rumah yang untuk diminum klien
sehat: Ny.R dan tidak tahu cara
keluarganya mengurangi nyeri
membersihkan rumah yang dirasakan Ny.F.
setiap hari yaitu pada 4. Memelihara/
pagi hari dan sore mempertahankan
hari. Sehingga rumah suasana rumah yang
keluarga Ny. R sehat. Dengan
tampak bersih. membersihkan rumah
5. Menggunakan setiap pagi dan sore.
fasilitas kesehatan 5. Menggunakan fasilitas
yang ada di kesehatan yang ada
masyarakat: Keluarga dimasyarakat:
Ny.G memeriksakan keluarga Ny.F
memeriksakan
keluarganya jika sakit
keluarganya ke
ke Rumah Sakit. pelayanan kesehatan
apabila sudah dirasa
parah.
29
6. Stress Dan Koping
Keluarga
30
7. Harapan Keluarga
No Harapan keluarga Keluarga 1 Keluarga 2
8. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik Nama
Klien 1 ( Ny. G ) Klien 2 ( Ny. S )
Tekanan darah 160/ 100 mmHg 150/ 100 mmHg
Nadi 92X / menit 96X/ menit
Respirasi 20X/ menit 22X/ menit
BB/ TB 45 kg/ 140 cm 40 kg/ 120 cm
Rambut Rambut bersih, warna hitam, Rambut bersih, warna
rambut agak panjang hitam
dan beruban, rambut
panjang
Konjungtiva Tidak anemis Tidak anemis
Sklera Tidak ikterik Tidak ikterik
Hidung Bersih Bersih
Telinga Tidak ada serumen berlebih, Tidak ada serumen
pendengaran baik berlebih, pendengaran baik
Mulut Bibir lembab, gigi masih utuh Bibir lembab, ada gigi yang
sudah ompong
Leher Tidak ada pembesaran Tidak ada pembesaran
kelenjar tiroid kelenjar tiroid
Paru Tidak terkaji (karena klien Tidak terkaji (karena klien
tidak mau dilakukan tidak mau dilakukan
pemeriksaan) pemeriksaan)
31
Jantung Tidak terkaji (karena klien Tidak terkaji (karena klien
tidak mau dilakukan tidak mau dilakukan
pemeriksaan) pemeriksaan)
Abdomen Tidak terkaji (karena klien Tidak terkaji (karena klien
tidak mau dilakukan tidak mau dilakukan
pemeriksaan) pemeriksaan)
Nyeri P : Klien mengatakan nyeri P : Klien mengatakan nyeri
kepala kepala
Q : Nyeri terasa cekot-cekot Q : Nyeri seperti
R : Nyeri dirasakan dibagian berputarputar
kepala sampai ke leher R : Nyeri dirasakan
S : Skala nyeri 5 dibagian kepala
T : Nyeri terasa hilang timbul S : Skala nyeri 4
T : Nyeri terjadi secara
tibatiba
DO:
TD : 160/ 100 mmHg
Nadi : 96X/ menit
RR : 22X/ menit
32
DS : Defisiensi Ketidakmampuan
Ny.G mengatakan belum tahu pengetahuan (00126) keluarga mengenal
betul tentang hipertensi, masalah kesehatan
Keluarga klien tentang hipertensi.
juga mengatakan
kurang mengetahui apa itu
hipertensi, penyebab, tanda
dan gejala serta
pencegahanya.
DO:
Ny.G dan keluarga terlihat
klihatan bingung saat ditanya
mengenai apa itu hipertensi.
Klien 2 (Ny. S)
DS : Nyeri akut Ketidakmampuan
P : Klien mengatakan nyeri (00132) keluarga dalam
kepala merawat anggota
Q : Nyeri seperti berputar- keluarga yang sakit.
putar
R : Nyeri dirasakan dibagian
kepala
S : Skala nyeri 4
T : Nyeri terjadi secara tiba-
tiba
DO:
TD : 150/ 100 mmHg
Nadi : 92X/ menit
RR : 22X/ menit
DS : Defisiensi Ketidakmampuan
Ny. S dan keluarga pengetahuan (00126) keluarga mengenal
mengatakan belum tahu masalah kesehatan
secara rinci tentang penyakit tentang hipertensi.
hipertensi yang diderita Ny.S.
Ny.S dan keluarga hanya
diberitahu bahwa Ny.S
menderita hipertensi. Ny. S
tidak tahu pasti tentang
penyebab, tanda dan gejala
serta pencegahan hipertensi
DO:
Ny.S dan keluarga hanya
diam ketika ditanya mengenai
apa itu hipertensi.
SKORING DAN PRIORITAS MASALAH ASUHAN
33
KEPERAWATAN KELUARGA
34
Masalah tidak tetapi tidak merasakan
dirasakan masalah tersebut.
Jumlah 3 1/3
KEPERAWATAN KELUARGA
36
1 Setelah Setelah - Ukur TTV
diberikan dilakukan klien.
asuhan intervensi
keperawatan keperawatan - Kaji
selama 2 selama 3X45 karakteristik
minggu menit (3 kali nyeri.
diharapkan kunjungan)
nyeri klien dan
- Gali
dap keluarga
pengetahuan
at berkurang mampu
merawat klie dan
atau keluarga
anggota
teratasi. keluarga yang dalam
sakit: mengatasi
nyeri.
- Klien dapat
mengontrol - Diskusikan
nyeri. cara
mengontrol/
mengurangi
- Nyeri dapat nyeri yaitu
berkurang. dengan
relaksasi
- Skala nyeri nafas dalam.
ringan (1-3).
- Ajarkan cara
- TTV dalam mengontrol/
batas mengurangi
normal. nyeri dengan
relaksasi
- Dapat nafas dalam.
mengetahui
cara - Ajarkan
mengontrol/ senam
mengurangi hipertensi.
nyeri.
Mengeva Cara
luasi klien mengurangi
dan nyeri adalah
keluarga salah
mengena satunya
i cara dengan
mengontr relaksasi
ol/ nafas
mengura dalam.
ngi nyeri.
37
2 Setelah Setelah Klien dan - Gali
diberikan dilakukan keluarga pengetahuan
asuhan intervensi dapat klien dan
keperawatan keperawatan menjelaskan keluarga
selama 2 selama 3X45 kembali tentang
minggu menit (3 kali mengenai hipertensi.
diharapkan kunjungan)
pendidikan
klien dan klien dan - Beri
kesehatan
keluarga keluarga pendidikan
mampu yang
dapat kesehatan
mengenal tela
mengenal tentang
masalah: h diberikan.
masalah hipertensi.
kesehatan
tentang - Memahami - Ingatkan
hipertensi. tentang klien dan
hipertensi.
keluarga
- Memahami
Mengeva mengenai
tanda dan
luasi pendidikan
gejala.
klien dan yang telah
hipertensi
keluarga diberikan.
- Memahami
menge
penyebab
hipertensi. nai - Beri
- Memahami pendidik kesempatan
an klien dan
cara
kesehata keluarga
pencegahan
n yang untuk
hipertensi.
telah menyampai
diberikan kan kembali
pendidikan
yang telah
diberikan.
38
4.1.6. Implementasi Asuhan keperawatan keluarga
Diagnosa Sabtu, 27 Mei 2017 Senin, 29 Mei 2017 Selasa, 30 Mei 2017
keperawatan
Klien 1
(Ny. G)
Nyeri akut 14.30 - Mengukur 14.30 - Mengukur TTV 14.30 - Meminta
b.d ketidak TTV klien klien kien untuk
mampuan TD : 160/ TD : 140/ 90 mempraktek
keluarga 100 mmHg mmHg kan ulang
dalam Nadi : 96X/ Nadi : 92X/ cara
merawat menit menit mengontrol/
anggota RR : 22X/ RR : 22X/ mengurangi
keluarga menit menit nyeri yang
yang sakit telah
- Mengajarkan diajarkan
- Mengkaji
karakteristik cara
14.35 nyeri 14.35 mengontrol/ - Mengajarkan
mengurangi senam
nyeri yaitu hipertensi
P: klien dengan 14.40
mengatakan relaksasi
nyeri kepala nafas dalam
Q: nyeri
terasa
cekot-cekot - Mengkaji
R: nyeri karakteristik
dirasakan nyeri
dibagian
kepala 14.45 P: klien
sampai mengatakan
leher nyeri kepala
S: skala nyeri Q: nyeri
5 T: nyeri terasa
terjadi cekot-cekot
hilang R: nyeri
timbul
i
dirasakan
dibagian
kepala
14.40 - Menggali sampai
pengetahuan leher
klie dan
S: skala nyeri 3
keluarga
T: nyeri terjadi
dalam
hilang
mengontrol/
timbul
mengurangi
nyeri
14.50 - Mendiskusi
kan dengan
kien dan
keluarga cara
mengontrol
nyeri
Klien 2 Sabtu, 27 Mei 2017 Senin, 29 Mei 2017 Selasa, 30 Mei 2017
(Ny. S)
ii
Nyeri akut 16.30 - Mengukur 16.30 - Mengukur TTV 16.30 - Meminta kien
b.d TTV klien klien untuk
ketida TD : 150/ TD : 140/ 90 mempraktek
k mampuan 100 mmHg mmHg kan ulang
Nadi : 92X/ Nadi : 84X/ cara
keluarga menit menit mengontrol/
RR : 22X/ RR : 20X/ mengurangi
dalam menit menit nyeri yang
merawat telah
16.35 - Mengkaji - Mengajarkan diajarkan
anggota karakteristik cara
nyeri 16.35 mengontrol/
keluarga mengurangi
yang sakit nyeri yaitu
P: klien dengan
mengatakan relaksasi
nyeri kepala nafas dalam
Q: nyeri seperti
berputarputar
R: nyeri - Mengkaji
dirasakan karakteristik
dibagian nyeri
kepala,
S: skala nyeri 16.40 P: klien
4 mengatakan
T: nyeri terjadi nyeri kepala
secara Q: nyeri seperti
tibatiba berputarputar
R: nyeri
- Menggali dirasakan
dibagian
16.40
pengetahuan kepala,
klien dan S: skala nyeri 3
keluarga dalam T: nyeri terjadi
mengontrol/ secara
mengurangi tibatiba
nyeri
-
- Mendiskusi
kan dengan klien
17.00 dan
keluarga cara
mengontrol nyeri
iii
Defisiensi 17.00 - Menggali 17.00 - Memberikan
pengetahuan pengetahuan pendidikan
b.d klien dan kesehatan
ketidakmam keluarga mengenai
puan tentang pengertian
keluarga informasi hipertensi,
mengenal hipertensi tanda dan
masalah gejala,
kesehatan penyebab
tentang serta
hipertensi pencegahanya
Diagnosa Sabtu, 27 Mei 2017 Senin, 29 Mei 2017 Selasa, 30 Mei 2017
keperawatan
Klien 1
(Ny. G)
Nyeri akut 15.00 S: 15.00 S: 15.00 S:
b.d P: klien - Klien dan - Klien mau
ketid keluarga diajarkan
ak Mengatakan mau senam
mampuan nyeri kepala diajarkan hipertensi
Q: nyeri terasa relaksasi
keluarga cekot-cekot R: nafas dalam
O:
dalam nyeri untuk
- Klien
merawat dirasakan mengontrol/
mengurangi mengikuti
anggota dibagian
apa yang
keluarga kepala nyeri
diajarkan
yang sakit sampai
leher P: klien
S: skala nyeri A:
5 T: nyeri Mengatakan - Masalah
terjadi hilang nyeri kepala teratasi
timbul Q: nyeri terasa sebagian
cekot-cekot R:
- keluarga nyeri P:
klien dirasakan Lanjutkan
mengatakan dibagian intervensi:
tidak tau kepala
cara sampai - Ukur
mengatasi leher tekanan
nyeri yang S: skala nyeri 3 darah klien
dialami T: nyeri terjadi - Ingatkan
klien. hilang cara untuk
timbul
mengontro/
O: mengura
TD : 160/ O:
100 mmHg Klien dan
iv
Nadi : 96X/ keluarga ngi nyeri
menit terlihat yaitu
RR : 22X/ mengikuti dengan
menit A: apa yang relaksasi
- Masalah diajarkan nafas
belum dalam
teratasi TD : 140/ 90
mmHg
P: Nadi : 92X/
Lanjutkan menit
intervensi: RR : 22X/
menit
- Ukur
tekanan A:
darah klien - Masalah
- Ajarkan cara teratasi
untuk sebagian
mengontrol/
mengurangi P:
nyeri
Lanjutkan
intervensi:
- Ukur tekanan
darah klien
- Ingatkan cara
untuk
mengontrol/
mengurangi
nyeri yaitu
dengan
relaksasi
nafas dalam
v
Defisiensi 16.00 S: 16.00 S: 1600 S:
pengetahuan - Klien dan - Klien dan - Klien dan
b.d keluarga keluarga keluarga
ketidakmam mengatakan mengatakan mengata
puan belum tahu sudah sedikit kan sudah
keluarga betul mengerti mengerti
mengenal tentang apa mengenai mengenai
masalah itu apa itu apa itu
kesehatan hipertensi, hipertensi hipertensi,
tentang tanda dan tanda dan
hipertensi gejala, gejala,
penyebab penyebab,
serta O: serta
pencegaha - Klien dan pencegaha
nya keluarga nya
dapat
menjawab
O: apabila O:
- Klien dan ditanyai - Klien dan
keluarga mengenai keluarga
terlihat apa itu dapat
bingung hipertensi menjawab
saat ditanyai apabila
mengenai ditanyai
apa itu A:
mengenai
hipertensi - Masalah apa itu
teratasi hipertensi
sebagian
A:
- Masalah A:
belum P:
- Masalah
teratasi Lanjutkan teratasi
intervensi: sebagian
P:
Lanjutkan - Ingatkan
P:
intervensi: kembali
Lanjutkan
mengenai
pendidikan
- Gali
kesehatan
yang telah
vi
Klien 2 Sabtu, 27 Mei 2017 Senin, 29 Mei 2017 Selasa, 30 Mei 2017
(Ny. S)
vii
- Keluarga R: nyeri O:
klien tidak tau dirasakan - Klien dan
pasti cara dibagian keluarga
mengatasi kepala S: dapat
nyeri yang skala nyeri 3 memprakte
dialami klien T: nyeri kkan teknik
keluarga terjadi relaksasi
hanya secara tiba- nafas
memberikan tiba dalam
obat untuk
diminum klien O: A:
- Klien dan - Masalah
O: keluarga teratasi
TD : 150/ terlihat sebagian
100 mmHg mengikuti apa
Nadi : 92X/ yang
diajarkan P:
menit Lanjutkan
RR : 22X/ intervensi:
menit TD : 140/ 90
mmHg
Nadi : 84X/
menit - Ingatkan
A: RR : 20X/ cara untuk
- Masalah menit mengontro/
belum mengurangi
teratasi nyeri yaitu
A:
- Masalah dengan
P: teratasi relaksasi
Lanjutkan sebagian nafas
intervensi: dalam
P:
- Ukur Lanjutkan
tekanan intervensi:
darah klien
- Ajarkan cara
- Ukur tekanan
untuk
darah klien
mengontrol/
viii
Defisiensi 17.30 S: 17.30 S: 17
pengetahuan - Klien dan - Klien dan
b.d keluarga keluarga
ketidakmam mengatakan mengata
puan belum tahu kan sudah
keluarga secara rinci mengerti
mengenal tentang mengenai
masalah penyakit yang apa itu
kesehatan diderita klien. hipertensi
tentang Keluarga
hipertensi hanya O:
diberitahu
- Klien dan
bahwa klien
keluarga
menderita
dapat
hipertensi,
menjawab
klien dan
apabila
keluarga
ditanyai
belum tahu
mengenai
pasti tentang
apa itu
tanda dan
hipertensi
gejala
hipertensi,pen
yebab, serta A:
pencegahanya - Masalah
teratasi
sebagian
O:
- Klien dan P:
keluarga Lanjutkan
terlihat diam intervensi:
saja saat
ditanyai
mengenai apa - Ingatkan
itu hipertensi kembali
mengenai
pendidikan
A: kesehatan
- Masalah yang telah
belum teratasi diberikan
mengenai
P: apa itu
Lanjutkan hipertensi,
intervensi: tanda dan
gejala,
penyebab
- Gali
serta
pengetahuan
pencegaha
klien dan
nya
keluarga
mengenai
hipertensi
- Berikan
pendidikan
kesehatan
mengenai
hipertensi
ix
BAB VI
6.1 Kesimpulan
dewasa yang mengalami hipertensi dengan nyeri akut di Desa Jetak Kelurahan
dialami klien. Data obyektif TD: 160/ 100 mmHg, Nadi: 96X/ menit,
92
memberikan obat untuk diminum klien. Data obyektif TD: 150/
xi
ajarkan cara mengontrol/ mengurangi nyeri dengan relaksasi nafas
klien 1 (Ny.G) dari skala nyeri 5 menjadi skala nyeri 2. Dan pada
klien 2 (Ny.S) juga terjadi penurunan skala nyeri dari skala nyeri 4
6.2 SARAN
hipertensi.
d. Bagi penulis
menjadi pegangan atau manfaat bagi penulis dalam hal pemberian teknik
xiii
DAFTAR PUSTAKA
Friedman MM, Bowden VR, & Jones EG. 2010. Buku Ajar Keperawatan
Keluarga Riset, Teori, & Praktik. Jakarta: EGC.
Gusti, Salvari. 2013. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakarta: Trans
Info Media.
Herawati RM, Susilo E & Lestari P. 2016. Hubungan Intensitas Nyeri Akut
Dengan Tekanan Darah Pada Pasien Di Rumah Sakit Umum
Daerah Temanggung. https://www.google.com/search. Diakses
pada tanggal 01/07/2017 Jam 10.00.
xiv
Judah, Sudarti, & Fauziah. 2012. Teori Pengukuran Nyeri Dan Nyeri
Persalinan. Yogyakarta: Nuha Medika.
Kristmas S, Elysabeth D & Ferawati F. 2013. Slow Deep Breathing Dalam
Menurunkan Nyeri Kepala Pada Penderita
Hipertensi. https://www.google.com/search. Diakses pada tanggal
11/02/2017 Jam 21.50.
Putra EK, Widodo A & Kartinah. 2013. Pengaruh Latihan Nafas Dalam
Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi
Di Wilayah Kecamatan Karas Kabupaten
Magetan. https://www.google.com/search. Diakses pada tanggal
01/07/2017 Jam 10.00.
xvi