Anda di halaman 1dari 73

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Sistem kesehatan nasional bertujuan untuk mencapai derajat kesehatan yang


lebih tinggi yang memungkinkan orang hidup lebih produktif baik sosial
maupun ekonomi dalam bentuk pembangunan kesehatan di Indonesia.
Dengan meningkatnya status sosial dan ekonomi, pelayanan kesehatan
masyarakat, perubahan gaya hidup dan bertambahnya umur harapan hidup,
maka di Indonesia mengalami pergeseran pola penyakit dari penyakit
menular menjadi penyakit tidak menular, hal ini di kenal dengan transisi
epidemiologi. Empat jenis penyakit tidak menular utama menurut WHO
adalah penyakit kardiovaskular (penyakit jantung koroner dan stroke),
kanker, penyakit pernafasan kronis (asma dan penyakit paru obstruksi
kronis), dan diabetes mellitus (Depkes RI dalam Hasdianah, 2012).

Keperawatan keluarga merupakan pelayanan holistik yang menempatkan


keluarga dan komponennya sebagai fokus pelayanan dan melibatkan anggota
keluarga dalam tahap pengkajian, diagnosis keperawatan, perencanaan,
pelaksanaan, dan evaluasi. Pengertian lain dari keperawatan keluarga adalah
proses pemberian pelayanan kesehatan sesuai kebutuhan keluarga dalam
lingkup praktik keperawatan (Depkes RI, 2010).

Pelayanan kesehatan merupakan hak setiap orang yang dijamin dalam


Undang Undang Dasar 1945 untuk melakukan upaya peningkatkan derajat
kesehatan baik perseorangan, maupun kelompok atau masyarakat secara
keseluruhan (Depkes RI, 2009). Namun di Indonesia saat ini, derajat
kesehatan masyarakat yang masih belum optimal pada hakikatnya
dipengaruhi oleh kondisi lingkungan, perilaku masyarakat, pelayanan
kesehatan dan genetika (Riskesdas 2007). Hal ini dibuktikan dengan
Pembangunan Kesehatan di Indonesia saat ini sedang mengalami double
burden diseases, yaitu beban Penyakit Tidak Menular dan Penyakit Menular
sekaligus. Penyakit Tidak Menular (PTM) telah menjadi masalah kesehatan
masyarakat yang cukup besar di Indonesia, hal ini ditandai dengan
bergesernya pola penyakit secara epidemiologi dari penyakit menular yang
cenderung menurun dan penyakit tidak menular yang secara global
meningkat. Penyakit tidak menular (PTM) merupakan penyakit kronis tidak
ditularkan dari orang ke orang, mempunyai durasi yang panjang dan
umumnya berkembang lambat. Menurut Data PTM didapat melalui
pertanyaan/wawancara responden tentang penyakit tidak menular yang terdiri
dari : (1) Asma, (2) Penyakit Paru Obstruksi Kronis (PPOK), (3) Kanker, (4)
Hipertensi (DM), (5) Hipertiroid, (6) Hipertensi, (7) Jantung Koroner, (8)
Gagal Jantung, (9) Stroke, (10) Gagal Ginjal Kronis (GGK), (11) Batu Ginjal,
dan (12) Penyakit Sendi (Riskesdas, 2013).

Hipertensi adalah suatu keadaan dimana terjadi peningkatan tekanan darah,

dimana tekanan sistoliknya lebih dari 160 mmHg dan atau tekanan

diastoliknya lebih dari 90 mmHg. ( Smeltzer, Suzzane, 2002 )

Di Negara maju hipertensi merupakan salah satu masalah kesehatan utama.

Di Indonesia hipertensi juga merupakan masalah kesehatan yang perlu

diperhatikan oleh para tenaga kesehatan yang bekerja di pelayanan

kesehatan primer karena angka pravelensinya yang tinggi dan akibat

jangka panjang yang di timbulkannya. Berdasarkan penyebabnya,

hipertensi di bagi menjadi 2 golongan yaitu hipertensi primer yang tidak

diketahui penyebabnya atau idiopatik dan hipertensi sekunder yaitu

hipertensi yang disebabkan oleh penyakit lain.

Secara epidemologis 30% penduduk di dunia peka terhadap keracunan

garam dapur yang dapat menyebabkan hipertensi. Terdapat beberapa

faktor yang mempengaruhi prevensi hipertensi seperti ras, umur, obesitas,

asupan garam yang berlebih, dan adanya riwayat hipertensi pada


keluarganya. Untuk gejala dari hipertensi itu sendiri biasanya pasien

mengeluhkan nyeri kepala, mata berkunang-kunang, mual, dan kenaikan

tekanan darah dari batas normal Hipertensi memang bukan penyakit

pembunuh sejati, tetapi ia digolongkan sebagai The Sillent Killer

( pembunuh diam – diam ). Penyakit ini gejalanya

tidak nyata dan harus diwaspadai serta perlu diobati sedini mungkin karena

hipertensi yang kronis jika diabaikan, secara tiba – tiba akan membawa

malapetaka, seperti serangan jantung dan stroke. ( Aziza, Lucky, 2007 )

Di Amerika Serikat 15 % golongan kulit putih dewasa dan 25 % - 30 %

golongan kulit hitam dewasa adalah pasien hipertensi. Menurut laporan

National Health and Nutrition Examinition Survey dalam dua dekade

terakhir ini terjadi terjadi kenaikan prosentase kewaspadaan masyarakat

terhadap hipertensi dari 50 % menjadi 84 %, prosentasi pasien hipertensi

yang mendapatkan pengobatan yaitu dari 36 % menjadi 73 % dan

prosentase pasien hipertensi yang tekanan darahnya terkendali dari 16 %

menjadi 55 %. Dalam periode yang sama angka mortalitas stroke dan

jantung koroner menurun. Disimpulkan selain pola makan dan

pengurangan kebiasaan merokok deteksi dan pengelolaan hipertensi yang

lebih baik berperan dalam penurunan morbiditas dan mortalitas

kardiovaskuler tersebut. ( Suyono, Slamet, 2003 )

Di Indonesia sampai saat ini belum terdapat penyelidikan yang bersifat

nasional multisenter, yang dapat menggambarkan prevensi hipertensi

secara tepat. Menurut Boedie Darmojo dalam tulisannya yang


dikumpulkan dari berbagai penelitian melaporkan bahwa 1,8 – 28,6 %

penduduk Indonesia yang berusia diatas 20 tahun adalah pasien hipertensi.

Di keluran munjul jakarta timur Dari data yang didapatkan oleh kelompok
dalam agregat dewasa yaitu penyakit yang sering diderita pada orang dewasa
di RW 04 khususnya RT 01-05 yaitu Hipertensi dengan 9,6% yaitu 44 kasus,
maka mahasiswa Program maka mahasiswa Program profesi ners Universitas
respati Indonesia praktik di Kecamatan cipaayung kelurahan muncul RW 07/
RT 01-05 dengan menggunakan 3 pendekatan, yaitu pendekatan keluarga,
kelompok dan masyarakat, serta secara aktif dalam upaya peningkatan status
kesehatannya

Berdasarkan latar belakang diatas penulis melakukan laporan kasus tentang “


Asuhan Keperawatan pada Keluarga Ny L khususnya Ibu L dengan hipertensi
di RT 007 RW 007Kelurahan Munjul ”

1.2 TUJUAN PENULISAN


1.2.1 Tujuan Umum
Diperolehnya pengalaman secara nyata dalam memberikan asuhan
keperawatan keluarga dengan masalah kesehatan Hipertensi

1.2.2 Tujuan Khusus


a. Melakukan pengkajian keperawatan pada keluarga dengan Hipertensi.
b. Menganalisa data untuk menentukan diagnosa keperawatan pada
keluarga dengan Hipertensi
c. Merencanakan diagnosa tindakan keperawatan.
d. Melaksanakan tindakan keperawatan pada keluarga.
e. Melakukan evaluasi pada keluarga dengan Hipertensi.
f. Mengidentifikasi kesenjangan yang terdapat antara teori dan kasus
g. Mengidentifikasi faktor-faktor pendukung, penghambat serta dapat
mencari solusinya.
h. Mendokumentasikan semua kegiatan keperawatan dalam bentuk narasi.
1.3 MANFAAT PENULISAN
1.3.1 Bagi Puskesmas
Laporan ini dapat digunakan sebagai masukan dan tambahan informasi
pentingnya asuhan keperawatan keluarga terhadap penyakit Hipertensi
sehingga dapat melakukan upaya peningkatan asuhan keperawatan keluarga
dalam mempertahankan atau memperbaiki status kesehatan keluarga di
RT 004 RW 04 Kelurahan Munjul, Kecamatan Cipayung, Jakarta Timur.
1.3.2 Bagi Ilmu Keperawatan
Bagi dunia pendidikan keperawatan bermanfaat sebagai masukan bagi
pembangunan keperawatan khususnya keperawatan keluarga. Laporan ini
dapat dijadikan bahan informasi dan juga sebagai bahan untuk menambah
referensi tentang asuhan keperawatan keluarga dengan penyakit hipertensi.
1.3.3 Bagi Klien
Sebagai bahan informasi dalam mempertahankan atau memperbaiki jenis
makanan yang di hindari, serta gaya hidup, dan dapat mengatasi khususnya
klien dengan hipertensi.
1.3.4 Bagi Keluarga
Sebagai bahan informasi tentang keluarga dengan penyakit Hipertensi,
sehingga pihak keluarga mengetahui cara merawat,dan mengatasi guna
memenuhi kebutuhan, pada keluarga yang sakit.
BAB II
TINJAUAN KEPUSTAKAAN

2.1 KONSEP KELUARGA


2.1.1 Definisi

Keluarga adalah sekelompok orang yang dihubungkan oleh ikatan


perkawinan,adopsi atau kelahiran yang bertujuan untuk menciptakan dan
mempertahankanbudaya yang umum, meningkatkan perkembangan fisik,
mental, emosional, dan sosial dari tiap-tiap anggota keluarganya (Duval,
2013).
Keluarga adalah dua atau lebih individu yang tergabung karena ikatan
tertentuuntuk saling membagi pengalaman dan melakukan pendekatan
emosional serta mengidentifikasi diri mereka sebagai bagian dari keluarga
(Friedman, 2012).
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala
keluargadan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di
bawah suatuatap dalam keadaan saling ketergantungan (Depkes RI, 2011).

2.1.2 Ciri-ciri Keluarga

Menurut pendapat Robert Mac Iver dan Charles Horton (1990) dalam
Setyawan (2012), bahwa ciri-ciri suatukeluarga antara lain :
a. Keluarga merupakan hubungan perkawinan.
b. Keluarga berbentuk suatu kelembagaan yang berkaitan dengan hubungan
perkawinan yang sengaja dibentuk atau dipelihara.
c. Keluarga mempunyai suatu system tata nama (Nomen Clatur) dan
perhitungan garis keturunan.
d. Keluarga mempunyai fungsi ekonomi yang dibentuk oleh anggota-
anggota keluarganya yang berkaitan dengan kemampuan untuk
mempunyai keturunandan membesarkan anak.
e. Keluarga merupakan tempat tinggal bersama, rumah atau rumah tangga
2.1.3Tipe dan Bentuk Keluarga

Tipe keluarga dibedakan menjadi 2 yaitu tipe keluarga tradisional dan non-
tradisional. Penjabarannya adalah sebagai berikut :
a. Tradisional
1) The Nuclear family (keluarga inti)
Keluarga yang terdiri dari suami, istri dan anak
2) The dyad family
Keluarga yang terdiri dari suami dan istri (tanpa anak) yang hidup
bersama dalamsatu rumah.
3) Keluarga usila
Keluarga yang terdiri dari suami dan istri yang sudah tua dengan anak
yang sudahmemisahkan diri.
4) The childless family
Keluarga tanpa anak karena terlambat menikah dan untuk
mendapatkan anakterlambat waktunya yang disebabkan karena
mengejar karier/pendidikan yang terjadi pada wanita.
5) The extended family
Keluarga yang terdiri dari dari tiga generasi yang hidup bersama
dalam satu rumah,seperti nuclear family disertai: paman, tante, orang
tua (kakek-nenek), keponakan
6) The single parent famili
Keluarga yang terdiri dari satu orang tua (ayah atau ibu) dengan anak,
hal ini terjadi biasanya melalui proses perceraian, kematian dan
ditinggalkan(menyalahi hukum pernikahan)
7) Commuter family
Kedua orang tua bekerja di kota yang berbeda, tetapi salah satu kota
tersebutsebagai tempat tinggal dan orang tua yang bekerja di luar kota
bisa berkumpul pada anggota keluarga pad saat ”weekend”.
8) Multigenerational family
Keluarga dengan beberapa generasi atau kelompok umur yang tinggal
bersamadalam satu rumah.
9) Kin-network family
Beberapa keluarga inti yang tinggal dalam satu rumah atau saling
berdekatan dansaling menggunakan barang-barang dan pelayanan
yang sama (contoh: dapur,kamar mandi, televisi, telepon,dll)
10) Blended family
Duda atau janda (karena perceraian) yang menikah kembali dan
membesarkan anak dari perkawinan sebelumnya.
11) The single adult living alone/single adult family
Keluarga yang terdiri dari orang dewasa yang hidup sendiri karena
pilihannya atauperpisahan (perceraian atau ditinggal mati)

b. Non-Tradisional
1) The unmarried teenage mother
Keluarga yang terdiri dari orang tua (terutama ibu) dengan anak dari
hubungan tanpa nikah
2) The step parent family
Keluarga dengan orang tua tiri
3) Commune family
Beberapa pasangan keluarga (dengan anaknya) yang tidak ada
hubungan saudarayang hidup bersama dalam satu rumah, sumber dan
fasilitas yang sama,pengalaman yang sama,
sosialisasi anak dengan melalui aktivitas kelompok / membesarkan
anak bersama.
4) The nonmarital heterosexsual cohabiting family
Keluarga yang hidup bersamaberganti-ganti pasangan tanpa melalui
pernikahan.
5) Gay and lesbian families
Seseorang yang mempunyai persamaan sex hidup bersama
sebagaimana ”maritalpathners”
6) Cohabitating couple
Orang dewasa yang hidup bersama diluar ikatan pernikahan karena
beberapa alasantertentu.
7) Group-marriage family
Beberapa orang dewasa yang menggunakan alat-alat rumah tangga
bersama, yangsaling merasa telah saling menikah satu dengan yang
lainnya, berbagi sesuatutermasuk sexsual dan membesarkan anak.
8) Group network family
Keluarga inti yang dibatasi oleh set aturan/nilai-nilai, hidup
berdekatan satu samalain dan saling menggunakan barang-barang
rumah tangga bersama, pelayanan,dan bertanggung jawab
membesarkan anaknya.
9) Foster family
Keluarga menerima anak yang tidak ada hubungan keluarga/saudara
di dalamwaktu sementara, pada saat orang tua anak tersebut perlu
mendapatkan bantuanuntuk menyatukan kembali keluarga yang
aslinya.
10) Homeless family
Keluarga yang terbentuk dan tidak mempunyai perlindungan yang
permanenkarena krisis personal yang dihubungkan dengan keadaan
ekonomi dan atauproblem kesehatan mental.
11) Gang
Sebuah bentuk keluarga yang destruktif dari orang-orang muda yang
mencariikatan emosional dan keluarga yang mempunyai perhatian
tetapi berkembangdalam kekerasan dan kriminal dalam kehidupannya.

2.1.4 Struktur Keluarga

Struktur sebuah keluarga memberikan gambaran tentang bagaimana suatu


keluargaitu melaksanakan fungsinya dalam masyarakat. Adapun macam-
macam StrukturKeluarga diantaranya adalah :
a. Patrilineal

Adalah : keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah


dalambeberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis
ayah.
b. Matrilineal
Adalah : keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah
dalambeberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis
ibu.
c. Matrilokal
Adalah : sepasang suami-istri yang tinggal bersama keluarga sedarah
istri.
d. Patrilokal
Adalah : sepasang suami-istri yang tinggal bersama keluarga sedarah
suami.
e. Keluarga Kawin
Adalah : hubungan suami-istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga
danbeberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena adanya
hubungandengan suami atau istri.

2.1.5 Fungsi Keluarga

Secara umum, fungsi keluarga menurut Friedman adalah sebagai berikut :


a. Fungsi afektif
Yaitu fungsi keluarga yang utama adalah untuk mengajarkan segala
sesuatuuntuk mempersiapkan anggota keluarganya dalam berhubungan
dengan orang lain.
b. Fungsi sosialisasi
Adalah fungsi mengembangkan dan sebagai tempat melatih anak
untukberkehidupan social sebelum meninggalkan rumah untuk
berhubungandengan orang lain di luar rumah.
c. Fungsi reproduksi
Adalah fungsi untuk mempertahankan generasi dan menjaga
kelangsungankeluarga.
d. Fungsi ekonomi
Adalah fungsi keluarga untuk memenuhi kebutuhan keluarga secara
ekonomidan tempat untuk mengembangkan kemampuan individu
dalammeningkatkan penghasilan dalam rangka memenuhi kebutuhan
keluarga.
e. Fungsi pemeliharaan kesehatan
Yaitu fungsi untuk mempertahankan keadaan kesehatan anggota
keluargaagar tetap memiliki produktivitas yang tinggi.

2.1.6 Tugas Keluarga

Menurut Freeman (1981) dalam Setyawan (2012), sesuai dengan Fungsi


Pemeliharaan Kesehatan, keluargamempunyai Tugas-tugas dalam bidang
kesehatan yang perlu dipahami dandilakukan, yaitu :
a. Mengenal masalah kesehatan setiap anggota keluarganya.
b. Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat bagi
keluarga.
c. Memberikan perawatan bagi anggotanya yang sakit atau yang tidak
mampu membantu dirinya sendiri karena kecacatan atau usianya yang
terlalu muda.
d. Mempertahankan suasana dirumah yang menguntungkan kesehatan dan
perkembangan kepribadian anggota keluarga.
e. Mempertahankan hubungan timbal balik antara keluarga dan lembaga
kesehatan

2.1.7 Tahap Perkembangan Keluarga

Tahap perkembangan keluarga menurut Spradley dalam Setyawan (2012)


adalah :
a. Pasangan baru (keluarga baru)
1) Membina hubungan dan kepuasan bersama
2) Menetapkan tujuan bersama
3) Mengembangkan keakraban
4) Membina hubungan dengan kelaurga lain, teman, kelompok sosial
5) Diskusi tentang anak yang diharapkan
b. Child bearing (menanti kelahiran)
1) Persiapan untuk bayi
2) Role masing-masing dan tanggung jawab
3) Persiapan biaya
4) Adaptasi dengan pola hubungan seksual
5) Pengetahuan tentang kehamilan, persalinan dan menjadi orang tua
c. Keluarga dengan anak pra-remaja
1) Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan keluarga
2) Merencanakan kelahiran anak kemudian
3) Pembagian tanggung jawab dengan anggota keluarga
4) Keluarga dengan anak sekolah
5) Menyediakan aktivitas untuk anak
6) Biaya yang diperlukan semakin meningkat
7) Kerjasama dengan penyelenggara kerja
8) Memperhatikan kepuasan anggota kelaurga dan pasangan
9) Sistem komunikasi keluarga
d. Keluarga dengan anak remaja
1) Menyediakan fasilitas dengan kebutuhan yang berbeda
2) Menyertakan remaja untuk tanggung jawab dalam keluarga
3) Mencegah adanya gap komunikasi
4) Mempertahankan filosuf hidup dalam keluarga
5) Keluarga dengan anak dewasa (pelepasan)
6) Penataan kembali fasilitas dan sumber-sumber
7) Penataan kembali tanggung jawab antar anak
8) Kembali suasana suami istri
9) Mempertahankan komunikasi terbuka
10) Meluasnya keluarga dengan pelepasan anak dan mendapatkan
menantu
e. Keluarga dengan usia pertengahan
1) Mempertahankan suasana rumah yang menyenangkan
2) Tanggung jawab semua tugas rumah tangga
3) Keakraban pasangan
4) Mempertahankan kontak dengan anak
5) Partisipasi aktivitas sosial

f. Keluarga dengan usia lanjut


1) Persiapan dan menghadapi masa pensiun
2) Kesadaran untuk saling merawat
3) Persiapan suasana kesepian dan perpisahan
4) Pertahankan kontak dengan anak cucu
5) Menemukan arti hidup
6) Mempertahankan kontak dengan masyarakat

2.1.8 Keluarga Sebagai Sistem

Keluarga dipandang sebagai sistem sosial terbuka yang ada dan berinteraksi
dengan sistem yang lebih besar (supra sistem) dari masyarakat (misal:
politik, agama, sekolahdan pemberian pelayanan kesehatan). Sistem
keluarga terdiri dari bagian yang salingberhubungan (anggota keluarga)
yang membentuk berbagai macam pola interaksi(subsistem). Seperti pada
seluruh sistem, sistem keluarga mempunyai dua tujuan baik impisit maupun
eksplisit, yang berbeda berdasarkan tahapan dalam siklus hidup keluarga,
nilai keluarga dan kepedulian individual anggota keluarga.

2.2 KONSEP HIPERTENSI


2.2.1 Definisi

Hipertensi dicirikan dengan peningkatan tekanan darah diastolik dan sistolik


yang `intermiten atau menetap.Pengukuran tekanan darah serial 150/95
mmHg atau lebih tinggi pada orang yang berusia diatas 50 tahun
memastikan hipertensi. Insiden hipertensi meningkat seiring bertambahnya
usia (Stockslager , 2008).

Hipertensi atau darah tinggi adalah penyakit kelainan jantung dan pembuluh
darah yang ditandai dengan peningkatan tekanan darah. WHO (World
Health Organization) memberikan batasan tekanan darah normal adalah
140/90 mmHg, dan tekanan darah sama atau diatas 160/95 mmHg
dinyatakan sebagai hipertensi. Batasan ini tidak membedakan antara usia
dan jenis kelamin (Marliani, 2007).

Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana


tekanan sistoliknya di atas 140 mmHg dan diastolik di atas 90 mmHg.Pada
populasi lansia, hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160 mmHg
dan tekanan diastolik 90 mmHg (Rohaendi, 2008).

2.2.2 Klasifikasi

Hipertensi pada usia lanjut dibedakan atas (Darmojo, 1999):

1. Hipertensi dimana tekanan sistolik sama atau lebih besar dari 140 mmHg
dan / atau tekanan diastolik sama atau lebih besar dari 90 mmHg.
2. Hipertensi sistolik terisolasi dimana tekanan sistolik lebih besar dari 160
mmHg dan tekanan diastolik lebih rendah dari 90 mmHg.

Klasifikasi hipertensi berdasarkan penyebabnya dapat dibedakan menjadi 2


golongan besar yaitu :

1. Hipertensi essensial ( hipertensi primer ) yaitu hipertensi yang tidak


diketahui penyebabnya
2. Hipertensi sekunder yaitu hipertensi yang di sebabkan oleh penyakit lain

Tingkat hipertensi dan anjuran kontrol (Joint National Commitle, U.S 1992)

Tekanan
Tekanan sistolik
Tigkat diastolik Jadwal kontrol
(mmHg)
(mmHg)

Tingkat I 140-159 90-99

Tingkat II 160-179 100-109 1 bulan sekali

Tingkat III 180-209 110-119 1 minggu sekali

Tingkat IV 210 satau lebih 120 atau lebuh Dirawat RS


2.2.3 Etiologi
Penyebab hipertensi pada orang dengan lanjut usia adalah terjadinya
perubahan-perubahan pada :

1. Elastisitas dinding aorta menurun

2. Katub jantung menebal dan menjadi kaku

3. Kemampuan jantung memompa darah menurun 1% setiap tahun


sesudah berumur 20 tahun kemampuan jantung memompa darah
menurun menyebabkan menurunnya kontraksi dan volumenya.

4. Kehilangan elastisitas pembuluh darah Hal ini terjadi karena


kurangnya efektifitas pembuluh darah perifer untuk oksigenasi

5. Meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer

Meskipun hipertensi primer belum diketahui dengan pasti


penyebabnya, data-data penelitian telah menemukan beberapa faktor
yang sering menyebabkan terjadinya hipertensi. Faktor tersebut adalah
sebagai berikut :

1. Faktor keturunan

Dari data statistik terbukti bahwa seseorang akan memiliki kemungkinan


lebih besar untuk mendapatkan hipertensi jika orang tuanya adalah
penderita hipertensi

2. Ciri perseorangan

Ciri perseorangan yang mempengaruhi timbulnya hipertensi adalah:

1. Umur ( jika umur bertambah maka TD meningkat )

2. Jenis kelamin ( laki-laki lebih tinggi dari perempuan )

3. Ras ( ras kulit hitam lebih banyak dari kulit putih )

4. Kebiasaan hidup
Kebiasaan hidup yang sering menyebabkan timbulnya hipertensi adalah :

1. Konsumsi garam yang tinggi (melebihi dari 30 gr)


2. Kegemukan atau makan berlebihan
3. Stress
4. Merokok
5. Minum alcohol
6. Minum obat-obatan ( ephedrine, prednison, epineprin )

Sedangkan penyebab hipertensi sekunder adalah penyakit-penyakit seperti


Ginjal, Glomerulonefritis, Pielonefritis, Nekrosis tubular akut, Tumor,
Vascular, Aterosklerosis, Hiperplasia, Trombosis, Aneurisma, Emboli
kolestrol, Vaskulitis, Kelainan endokrin, DM, Hipertiroidisme,
Hipotiroidisme, Saraf, Stroke, Ensepalitis. Selain itu dapat juga
diakibatkan karena Obat–obatan Kontrasepsi oral Kortikosteroid.

2.2.4 Patofisiologi

Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah


terletak dipusat vasomotor, pada medulla diotak.Dari pusat vasomotor ini
bermula jaras saraf simpatis, yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis
dan keluar dari kolumna medulla spinalis ganglia simpatis di toraks dan
abdomen.Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls
yang bergerak ke bawah melalui system saraf simpatis ke ganglia simpatis.
Pada titik ini, neuron preganglion melepaskan asetilkolin, yang akan
merangsang serabut saraf pasca ganglion ke pembuluh darah, dimana
dengan dilepaskannya noreepineprin mengakibatkan konstriksi pembuluh
darah. Berbagai faktor seperti kecemasan dan ketakutan dapat
mempengaruhi respon pembuluh darah terhadap rangsang
vasokonstriksi.Individu dengan hipertensi sangat sensitiv terhadap
norepinefrin, meskipun tidak diketahui dengan jelas mengapa hal tersebut
bisa terjadi.
Pada saat bersamaan dimana sistem saraf simpatis merangsang pembuluh
darah sebagai respons rangsang emosi, kelenjar adrenal juga terangsang,
mengakibatkan tambahan aktivitas vasokonstriksi.Medulla adrenal
mensekresi epinefrin, yang menyebabkan vasokonstriksi.Korteks adrenal
mensekresi kortisol dan steroid lainnya, yang dapat memperkuat respons
vasokonstriktor pembuluh darah.Vasokonstriksi yang mengakibatkan
penurunan aliran ke ginjal, menyebabkan pelepasan rennin.Renin
merangsang pembentukan angiotensin I yang kemudian diubah menjadi
angiotensin II, suatu vasokonstriktor kuat, yang pada gilirannya
merangsang sekresi aldosteron oleh korteks adrenal.Hormon ini
menyebabkan retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal, menyebabkan
peningkatan volume intra vaskuler.Semua faktor ini cenderung
mencetuskan keadaan hipertensi.

Sebagai pertimbangan gerontologis dimana terjadi perubahan structural


dan fungsional pada system pembuluh perifer bertanggungjawab pada
perubahan tekanan darah yang terjadi pada usia lanjut. Perubahan tersebut
meliputi aterosklerosis, hilangnya elastisitas jaringan ikat dan penurunan
dalam relaksasi otot polos pembuluh darah, yang pada gilirannya
menurunkan kemampuan distensi dan daya regang pembuluh darah.
Konsekuensinya, aorta dan arteri besar berkurang kemampuannya dalam
mengakomodasi volume darah yang dipompa oleh jantung (volume
sekuncup) mengakibatkan penurunan curang jantung dan peningkatan
tahanan perifer (Smeltzer, 2001).

Pada usia lanjut perlu diperhatikan kemungkinan adanya “hipertensi


palsu” disebabkan kekakuan arteri brachialis sehingga tidak dikompresi
oleh cuff sphygmomanometer (Darmojo, 1999).
Pathway hipertensi
2.2.5 Tanda dan gejala

Tanda dan gejala pada hipertensi dibedakan menjadi :


1. Tidak ada gejala

Tidak ada gejala yang spesifik yang dapat dihubungkan dengan


peningkatan tekanan darah, selain penentuan tekanan arteri oleh dokter
yang memeriksa. Hal ini berarti hipertensi arterial tidak akan pernah
terdiagnosa jika tekanan arteri tidak terukur.

2. Gejala yang lazim

Sering dikatakan bahwa gejala terlazim yang menyertai hipertensi meliputi


nyeri kepala dan kelelahan.Dalam kenyataannya ini merupakan gejala
terlazim yang mengenai kebanyakan pasien yang mencari pertolongan
medis.

Menurut Rokhaeni (2001), manifestasi klinis beberapa pasien yang


menderita hipertensi yaitu : Mengeluh sakit kepala, pusing Lemas,
kelelahan, Sesak nafas, Gelisah, Mual Muntah, Epistaksis, Kesadaran
menurun

2.2.6 Pemeriksaan Penunjang

a. Hemoglobin / hematokrit

Untuk mengkaji hubungan dari sel – sel terhadap volume cairan


( viskositas ) dan dapat mengindikasikan factor – factor resiko seperti
hiperkoagulabilitas, anemia.

b. BUN

Memberikan informasi tentang perfusi ginjal Glukosa Hiperglikemi


(diabetes mellitus adalah pencetus hipertensi) dapat diakibatkan oleh
peningkatan katekolamin (meningkatkan hipertensi)

c. Kalium serum
Hipokalemia dapat megindikasikan adanya aldosteron utama
( penyebab ) atau menjadi efek samping terapi diuretik.

d. Kalsium serum

Peningkatan kadar kalsium serum dapat menyebabkan hipertensi

e. Kolesterol dan trigliserid serum

Peningkatan kadar dapat mengindikasikan pencetus untuk / adanya


pembentukan plak ateromatosa ( efek kardiovaskuler )

f. Pemeriksaan tiroid

Hipertiroidisme dapat menimbulkan vasokonstriksi dan hipertensi

g. Kadar aldosteron urin/serum

Untuk mengkaji aldosteronisme primer ( penyebab )

h. Urinalisa

Darah, protein, glukosa mengisyaratkan disfungsi ginjal dan atau adanya


diabetes.

i. Asam urat

Hiperurisemia telah menjadi implikasi faktor resiko hipertensi

j. Steroid urin

Kenaikan dapat mengindikasikan hiperadrenalisme

k. IVP

Dapat mengidentifikasi penyebab hieprtensiseperti penyakit parenkim


ginjal, batu ginjal / ureter

l. Foto dada

Menunjukkan obstruksi kalsifikasi pada area katub, perbesaran jantung

m. CT scan
n. Untuk mengkaji tumor serebral, ensefalopati

o. EKG

Dapat menunjukkan pembesaran jantung, pola regangan, gangguan


konduksi, peninggian gelombang P adalah salah satu tanda dini penyakit
jantung hipertensi.

2.2.7 Penatalaksanaan

Pengelolaan hipertensi bertujuan untuk mencegah morbiditas dan mortalitas


akibat komplikasi kardiovaskuler yang berhubungan dengan pencapaian dan
pemeliharaan tekanan darah dibawah 140/90 mmHg.

Prinsip pengelolaan penyakit hipertensi meliputi :

1. Terapi tanpa Obat

suportif pada hipertensi sedang dan berat. Terapi tanpa obat ini meliputi :

a. Diet
Diet yang dianjurkan untuk penderita hipertensi adalah :

1. Restriksi garam secara moderat dari 10 gr/hr menjadi 5 gr/hr


2. Diet rendah kolesterol dan rendah asam lemak jenuh
3. Penurunan berat badan
4. Penurunan asupan etanol
5. Menghentikan merokok
b. Latihan Fisik

Latihan fisik atau olah raga yang teratur dan terarah yang dianjurkan untuk
penderita hipertensi adalah olah raga yang mempunyai empat prinsip
yaitu: Macam olah raga yaitu isotonis dan dinamis seperti lari, jogging,
bersepeda, berenang dan lain-lain.

Intensitas olah raga yang baik antara 60-80 % dari kapasitas aerobik atau
72-87 % dari denyut nadi maksimal yang disebut zona latihan. Lamanya
latihan berkisar antara 20 – 25 menit berada dalam zona latihan Frekuensi
latihan sebaiknya 3 x perminggu dan paling baik 5 x perminggu.

c. Edukasi Psikologis

Pemberian edukasi psikologis untuk penderita hipertensi meliputi :

1. Tehnik Biofeedback
Biofeedback adalah suatu tehnik yang dipakai untuk menunjukkan
pada subyek tanda-tanda mengenai keadaan tubuh yang secara sadar
oleh subyek dianggap tidak normal.

Penerapan biofeedback terutama dipakai untuk mengatasi gangguan


somatik seperti nyeri kepala dan migrain, juga untuk gangguan
psikologis seperti kecemasan dan ketegangan.

2. Tehnik relaksasi
Relaksasi adalah suatu prosedur atau tehnik yang bertujuan untuk
mengurangi ketegangan atau kecemasan, dengan cara melatih
penderita untuk dapat belajar membuat otot-otot dalam tubuh
menjadi rileks

3. Pendidikan Kesehatan ( Penyuluhan )


Tujuan pendidikan kesehatan yaitu untuk meningkatkan pengetahuan
pasien tentang penyakit hipertensi dan pengelolaannya sehingga pasien
dapat mempertahankan hidupnya dan mencegah komplikasi lebih
lanjut.

2. Terapi dengan Obat

Tujuan pengobatan hipertensi tidak hanya menurunkan tekanan darah saja


tetapi juga mengurangi dan mencegah komplikasi akibat hipertensi agar
penderita dapat bertambah kuat.Pengobatan hipertensi umumnya perlu
dilakukan seumur hidup penderita.

Pengobatan standar yang dianjurkan oleh Komite Dokter Ahli Hipertensi


( JOINT NATIONAL COMMITTEE ON DETECTION, EVALUATION
AND TREATMENT OF HIGH BLOOD PRESSURE, USA, 1988 )
menyimpulkan bahwa obat diuretika, penyekat beta, antagonis kalsium,
atau penghambat ACE dapat digunakan sebagai obat tunggal pertama
dengan memperhatikan keadaan penderita dan penyakit lain yang ada pada
penderita.

Pengobatannya meliputi :

1. Step 1

Obat pilihan pertama : diuretika, beta blocker, Ca antagonis, ACE


inhibitor

2. Step 2

Alternatif yang bisa diberikan :

Dosis obat pertama dinaikkan Diganti jenis lain dari obat pilihan pertama

Ditambah obat ke –2 jenis lain, dapat berupa diuretika , beta blocker, Ca


antagonis, Alpa blocker, clonidin, reserphin, vasodilator

3. Step 3

Alternatif yang bisa ditempuh Obat ke-2 diganti Ditambah obat ke-3 jenis
lain

4. Step 4

Alternatif pemberian obatnya Ditambah obat ke-3 dan ke-4

Re-evaluasi dan konsultasi Follow Up untuk mempertahankan terapi


Untuk mempertahankan terapi jangka panjang memerlukan interaksi dan
komunikasi yang baik antara pasien dan petugas kesehatan
(perawat,dokter) dengan cara pemberian pendidikan kesehatan.
2.3 ASUHAN KEPERAWATAN
2.3.1 Pengkajian
Adalah suatu tahapan dimana seorang perawat mengambil informasi secara
terus menerus terhadap anggota keluarga yang dibinanya. Metode yang
digunakan dan tahapan pengkajian adalah :
• Wawancara keluarga
• Observasi vasilitas rumah
• Pemeriksaan fisik anggota keluarga
• Data sekunder yang bisa di ambil dari hasil lab, foto ray, dsb
Yang perlu dikaji dalam keluarga adalah :
2.3.1.1 Data umum
a. Pengkajian terhadap data umum keluarga meliputi:
Nama kepala keluarga sebagai penanggung jawab keputusan keluarga,
alamat dan nomor telepon, menentukan demografi wilayah lingkungan
dan memudahkan menghubungi keluarga dalam menggali kesehatan.
Pendidikan KK diketahui untuk landasan komunikasi dan tingkatan
pengetahuan dalam menerima pengetahuan kesehatan serta
pengetahuan untuk mengubah perilaku yang kurang sehat.
Komposisi keluarga untuk mengetahui siapa saja orang yang tinggal
dalam keluarga dan sejauh mana masalah kesehatan keluarga
mempengaruhi komposisi kesehatan keluarga dalam mengambil
prioritas masalah kesehatan yang dihadapai yang perlu diketahui: nama,
jenis kelamin, hubungan dengan keluarga, tingkat pendidikan, status
imunisasi, dan keterangan.
b. Genogram
Untuk menentukan dari status keturunan dalam keluarga adalah resiko
penyakit yang dihadapi keluarga adalah penyakit keturunan/menular,
menjelaskan tentang siapa saja yang tinggal satu rumah serta tidak
adanya pengaruh terhadap masalah yang dihadapi.
c. Tipe keluarga
Menjelaskan mengenai jenis type, beserta kendala masalah yang terjadi
dengan type keluarga tersebut (keluarga inti, keluarga besar, keluarga
ayad, single parent, single adult, keluarga usila).
d. Suku bangsa
Mengkaji asal suku bangsa keluarga tersebut serta mengidentifikasi
budaya, suku bangsa, tersebut terkait dengan kesehatan.
e. Agama
Mengkaji agama yang dianut oleh keluarga serta kepercayaan yang
dapat mempengaruhi kesehatan.
f. Status sosial ekonomi keluarga
Ditentukan oleh pendapatan baik dari keluarga maupun anggota
keluarga lainnya. Selain itu status sosial ekonomi keluarga ditentukan
pula oleh kebutuhan. Kebutuhan yang dikeluarkan oleh keluarga serta
barang-barang yang dimiliki oleh keluarga.
g. Aktivitas rekreasi keluarga
Rekreasi keluarga tidak hanya dilihat kapan saja keluarga pergi
bersama-sama untuk mengunjungi tempat rekreasi tertentu namun
dengan menonton TV dan mendengarkan radio yang merupakan
aktivitas rekreasi.
2.3.1.2 Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga
a. Tahap perkembangan keluarga saat ini
Tahap perkembangan keluarga ditentukan dengan anak tertua dari
keluarga inti. Contoh: Keluarga Ibu L mempunyai 2 anak. Anak
pertama berumur 25 tahun dan anak keduanya berumur 16 tahun, maka
keluarga Ibu L berada pada tahapan perkembangan keluarga dengan
anak sekolah dan dewasa.
b. Riwayat keluarga inti
Menjelaskan mengenai riwayat kesehatan keluarga inti yang meliputi
riwayat penyakit keturunan pada masing-masing keluarga perhatian
terhadap pencegahan penyakit (status imunisasi) sumber pelayanan
kesehatan yang biasa digunakan keluarga serta pengalaman terhadap
pelayanan kesehatan.
2.3.1.3 Pengkajian lingkungan
a. Karakteristik rumah
Karakteristik rumah diidentifikasi dengan melihat luas rumah, tipe
ruangan, jumlah jendela, pemanfaatan ruangan, peletakan perabotan
rumah tangga, jenis septitenk, jarak septitenk dengan sumber air,
sumber air yang digunakan serta denah rumah.
b. Karakteristik tetangga dan komunitas RW
Menjelaskan karakteristik tetangga dan komunitas setempat yang
meliputi kebiasaan, lingkungan fisik, aturan/kesepakatan penduduk
setempat, budaya setempat yang mempengaruhi kesehatan.
c. Mobilitas geografis keluarga
Ditentukan dengan kebiasaan keluarga berpindah tempat.
d. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Menjelaskan mengenai waktu yang digunakan keluarga untuk
berkumpul serta perkumpulan keluarga yang ada dan sejauh mana
keluarga interaksinya dengan masyarakat.
e. Sistem pendukung keluarga
Yang termasuk pada sistem pendukung keluarga adalah jumlah anggota
keluarga yang sehat. Fasilitas-fasilitas yang dimiliki keluarga untuk
menunjang kesehatan. Fasilitas mencakup fasilitas fisik, fasilitas
psikologis atau dukungan dari keluarga dan fasilitas sosial atau
dukungan dari masyarakat setempat.
2.3.1.4 Struktur keluarga
a. Pola komunikasi keluarga
Menjelaskan mengenai cara berkomunikasi antara anggota keluarga.
b. Struktur kekuatan keluarga
Kemampuan anggota keluarga mengendalikan dan mempengaruhi
orang lain untuk merubah perilaku
c. Struktur peran
Menjelaskan peran dari masing-masing keluarga baik secara formal
maupun informal.
d. Nilai atau norma keluarga
Menjelaskan mengenai nilai dan norma yang dianut oleh keluarga yang
berhubungan dengan kesehatan.
2.3.1.5 Fungsi keluarga
a. Fungsi efektif
Hal yang perlu dikaji yaitu gambaran diri anggota keluarga, perasaan
memiliki dan memiliki keluarga. Dukungan keluarga terhadap anggota
keluarga lainya, bagaimana kehangatan tercipta pada anggota keluarga
dan bagaimana keluarga mengembangkan sikap saling menghargai.
b. Fungsi sosialisasi
Hal yang perlu dikaji bagaimana interaksi atau hubungan dalam
keluarga sejauh mana anggota keluarga belajar disiplin, norma, budaya,
dan perilaku.
c. Fungsi reproduksi
Hal yang perlu dikaji mengenai reproduksi keluarga adalah:
a. Berapa jumlah anak
b. Bagaimana keluarga merencanakan jumlah anggota keluarga
c. Metode apa yang digunakan keluarga dalam upaya mengendalikan
jumlah anggota keluarga
d. Fungsi ekonomi
Hal yang perlu dikaji mengenai fungsi ekonomi keluarga adalah:
a. Sejauh mana keluarga memenuhi kebutuhan sandang pangan dan
papan
b. Sejauh mana keluarga memanfaatkan sumberdaya yang ada
dimasyarakat dalam upaya peningkatan status keseehatan keluarga
e. Fungsi perawatan kesehatan
Menanyakan keluhan utama yang dirasakan sasaran/anggota keluarga
yang sakit DM.
2.3.1.6 Stres dan koping keluarga
Stres jangka pendek dan jangka panjang
a. Stressor jangka pendek yaitu stresor yang dialami keluarga yang
memerlukan penyelesaian dalam waktu < 6 bulan
b. Stressor jangka panjang yaitu stressor yang dialami keluarga yang
memerlukan penyelesaian dalam waktu > 6 bulan
• Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi atau stressor
Hal yang perlu dikaji adalah sejauh mana keluarga berespon terhadap
stressor.
• Strategi koping yang digunakan
Strategi koping yang digunakan untuk menyelesaikan masalah
• Strategi adaptasi fungsional
Dijelaskan mengenai strategi adaptasi fungsional yang digunakan keluarga
bila menghadapi masalah
• Pemeriksaan fisik
Dilakukan pada seluruh anggota keluarga, metode yang digunakan dalam
pemeriksaan fisik tidak beda dengan pemeriksaan fisik klinik
Dilakukan pada seluruh anggota keluarga, metode yang digunakan dalam
pemeriksaan fisik tidak beda dengan pemeriksaan fisik klinik.
2.3.1.7 Harapan keluarga
Pada akhirnya pengkajian, perawat menanyakan harapan keluarga
terhadap petugas kesehatan yang ada.

2.3.2 Perumusan diagnosa keperawatan keluarga


Diagnosis keperawatan keeluarga dirumuskan berdasarkan data yang
didapat pada pengkajian. Tipologo dari diagnosa keperawatan

1. Aktual (terjadi deficit atau gangguan kesehatan)


Dari hasil pengkajian didapatkan data mengenai tanda dan gejala dari
gangguan kesehatan
2. Resiko (ancaman kesehatan)
Sudah ada data yang menunjang namun belum terjadi gangguan, misal:
lingkungan rumah yang kurang bersih, pola makan yang tidak adekuat,
stimulasi tumbuh kembang yang tidak adekuat
3. Potensial (keadaan sejahtera)
Suatu keadaan dimana keluarga dalam keadaan sejahtera sehingga
kesehatan keluarga dapat ditingkatkan
Dalam suatu keluarga dapat saja perawat menemukan lebih dari 1
diagnosa keperawatan keluarga. Untuk menemukan prioritas terhadap
diagnosis keperawatan keluarga yang ditemukan dihitung dengan
menggunakan cara berikut:

2.3.3 Skoring Diagnosa Keperawatan

Tabel 2.1
SKALA UNTUK MENENTUKAN PRIORITAS
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
(Bailon dan Maglaya, 1978)

NO KRITERIA SCORE BOBOT

1. Sifat masalah 1
Skala: - Tidak/kurang sehat 3
- Ancaman 2
- Keadaan sejahtera 1

2. Kemungkinan masalah dapat di atasi 2


Skala: - Mudah 2
- Sebagian 1
- Tidak dapat 0
3. Potensial masalah dapat dicegah 1
Skala: - Tinggi 3
- Cukup 2
- Rendah 1

4. Menonjol masalah 1
Skala: - Masalah berat harus di atasi 2
- Ada masalah tapi tidak perlu ditangani 1
- Masalah tidak dirasakan 0

Scoring:
1. Tentukan score untuk setiap kriteria

2. Score dibagi dengan angka tertinggi dan kalikan dengan bobot

Skore
Angka tertinggi x bobot

3. Jumlahkan skor untuk semua kriteria

Selanjutnya skor dibagi dengan skor tertinggi dan dikalikan dengan


bobot, kemudian skor dijumlahkan untuk semua kriteria.

a. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi penentuan prioritas :

1. Kriteria pertama, yaitu sifatnya masalah, bobot yang lebih berat


diberikan pada tidak / kurang sehat karena yang pertama memerlukan
tindakan segera dan biasanya disadari dan dirasakan oleh keluarga.

2. Kriteria kedua, yaitu untuk kemungkinan masalah dapat diubah,


perawat perlu memperhatikan terjangkaunya faktor-faktor berikut :

 Pengetahuan yang ada sekarang, teknologi dan tindakan untuk


menangani masalah.
 Sumber daya keluarga dalam bentuk fisik, keuangan dan tenaga.
 Sumber daya perawat dalam bentuk pengetahuan, ketrampilan dan
waktu.
 Sumber daya masyarakat dalam bentuk fasilitas dan organisasi
dalam masyarakat dan sokongan masyarakat.

3. Kriteria ketiga, yaitu potensial masalah dapat dicegah, faktor-faktor


yang perlu diperhatikan adalah :

 Tingkat keparahan masalah, yang berhubungan dengan penyakit


atau masalah.
 Lamanya masalah, yang berhubungan dengan jangka waktu
masalah itu ada.
 Tindakan yang sedang dijalankan adalah tindakan-tindakan yang
tepat dalam memperbaiki masalah.
 Adanya kelompok “high risk” atau kelompok yang sangat peka
menambah potensi untuk mencegah masalah.

4. Kriteria keempat, menonjolnya masalah, perawat perlu menilai


persepsi atau bagaimana keluarga melihat masalah kesehatan tersebut.

2.3.4 Prioritas Diagnosis Keperawatan

Prioritas didasarkan pada diagnosis keperawatan yang mempunyai skor


tertinggi dan disusun berurutan sampai skor terendah (Suprajitno, 2004).

2.3.5 Intervensi Keperawatan

Menurut Carpenito (2000) dalam Nursalam (2010), rencana intervensi


keperawatan adalah rencana yang disusun oleh perawat untuk kepentingan
asuhan keperawatan. Perencanaan keperawatan keluarga meliputi penentuan
tujuan jangka panjang dan tujuan jangka pendek. Tujuan jangka panjang
menekankan pada perubahan perilaku dan mengarah kepada kemampuan
mandiri pasien dan lebih baik ada batas waktunya. Sedangkan tujuan jangka
pendek ditekankan pada keadaan yang bisa dicapai setiap harinya yang
dihubungkan dengan keadaan yang mengancam kehidupan (Setiadi, 2008).

2.3.6 Implementasi Keperawatan

Implementasi adalah pengelolaan dan perwujudan dari rencana keperawatan


yang telah disusun pada tahap perencanaan (Setiadi, 2008). Menurut
Suprajitno (2004), implementasi dapat dilakukan oleh klien sendiri (anggota
keluarga/keluarga), perawat, anggota tim kesehatan, keluarga lain, dan
orang lain yang masuk dalam jaringan kerja keperawatan.

2.3.7 Evaluasi

Tahap terakhir dari proses keperawatan adalah evaluasi. Evaluasi


merupakan perbandingan yang sistematis dan terencanatentang kesehatan
keluarga dengan tujuan yang telah ditetapkan, dilakukan dengan cara
bersinambungan dengan melibatkan klien dan tenaga kesehatan lainnya.

Evaluasi disusun dengan menggunakan SOAP yang berarti S adalah


ungkapan perasaan dan keluhan yang dirasakan secara subjektif oleh
keluarga setelah diberi implementasi. O adalah keadaan objektif yang dapat
diidentifikasi oleh perawat menggunakan pengamatan yang objektif. A
adalah analisa perawat setelah mengetahui respon subjektif dan objektif
keluarga. P adalah perencanaan selanjutnya setelah perawat melakukan
analisa.
BAB III
TINJAUAN KASUS

3.1 PENGKAJIAN

3.1.1 IDENTITAS UMUM KELUARGA

3.1.1.1 Identitas Umum Keluarga

a. Identitas kepala keluarga

Nama : Ny Lilis silfia

Umur : 52 tahun

Agama : Islam

Suku : betawi

Pekerjaan : Ibu rumah tangga.

Pendidikan : SMP

Alamat : Jl. BUNI RT 04 RW 4 No. , Kel. Munjul

No. Telp. : 089623810673

Komposisi Keluarga

No Nama Sex Umur Hub. Pekerjaan Pendidikan


Dgn
KK
1 Ny. Lilis Perempua 52 tahun Istri IRT SMP
silfia n
2 Moh Laki-laki 23 tahun anak Pelajar SMA
Dzaki N
3 Moh Laki-laki 22tahun anak pelajar SMA
Dzikri N
4 Dinda perempuan 15 tahun Anak Pelajar SMA
putri N
3.1.1.2 Genogram

Ket:

= Laki-laki

= Perempuan

3.1.1.3 Tipe Keluarga

a. Jenis tipe keluarga

Keluarga kecil

b. Masalah yang terjadi dengan tipe tersebut

Tidak ada

3.1.1.4 Suku bangsa

a. Asal suku bangsa

betawi ( jakarta)

b. Budaya yang berhubungan dengan kesehatan


Keluarga memiliki kebiasaan memasak makanan yang garam, di
samping ada riwayat turunan hipertensi dari keluarga ibu Lilis.

3.1.1.5 Agama dan kepercayaan

Seluruh keluarga beragama Islam, percaya kepada Tuhan Yang Maha Esa,
dan taat dalam ajaran agamanya

3.1.1.6 Status sosial ekonomi keluarga

a. Anggota keluarga yang mencari nafkah

Menurut Ibu sumber pendapatan keluarga diperoleh dari kontrakan


rumah yang dimiliki keluarga dan dari hasil penjualan warung kecil di
rumah.

b. Penghasilan

Menurut Ibu L penghasilan yang didapat berkisar lebih dari Rp.


1.500.000,- per bulannya

c. Upaya yang dilakukan

hanya mengharapkan hasil dari kontrakan rumah,dan hasil penjualan


warung, dan di bantu oleh anak yang sudah keluarga.

d. Harta benda yang dimiliki

Harta benda yang dimiliki oleh keluarga Ibu L adalah rumah, tanah,
televisi, kulkas, mesin cuci, dan perabotan rumah tangga lainnya, dan
motor.

e. Kebutuhan yang dikeluarkan tiap bulan

Kebutuhan yang dikeluarkan perbulan cukup minim meliputi


kebutuhan anak yang tidak mau masih sekolah, pembayaran listrik dan
minum dan makan sehari – hari kurang lebih Rp. .1.500.000.

f. Tabungan

Ibu L mengatakan tidak memiliki tabungan.

3.1.1.7 Aktivitas rekreasi keluarga


Ibu L mengatakan rekreasi bersama dengan keluarga sesekali , itupun
tidak menentu dan jarang, tergantung situasi, namun keluarga dari Ibu
sering mengajak anaknya silaturahmi sam keluarga saja taman, dan lain-
lain.

3.1.2 RIWAYAT DAN TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA

3.1.2.1 Tahap keluarga saat ini

Tahap perkembangan keluarga Ibu L termasuk dalam tahap V keluarga


dengan anak remaja, tugas perkembangan antara lain:
a. Memberikan kebebasan yang seimbang dengan tanggung jawab
mengingat remaja yang sudah bertambah dan meningkat otonominya
b. Mempertahankan hubungan yang intim dengan keluarga
c. Mempertahakan komunikasi terbuka antara anak dan orang tua, hindari
perdebatan, kecurigaan dan permusuhan
Perubahan sistem peran,saat ini ibu berperan sebagai ayah juga bagi anak
anaknya karen suami sudah meninggal. dan peraturan untuk tumbuh
kembang keluarga.
3.1.2.2 Riwayat keluarga inti

a. Riwayat kesehatan keluarga saat ini

Saat ini Ibu L tidak merasa menderita penyakit. Namun ibu L merasa
kadang pusing.
2. Riwayat penyakit keturunan

Keluarga mengatakan orang tuanya mempunyai penyakit darah tinggi


dari keluarga ibu L.

3. Riwayat kesehatan masing-masing anggota keluarga

N NAM UMU BB KEADAAN IMUNIS MASALAH TIND. YG


O A R KESEHAT ASI KESEHAT TELAH
AN AN DILAKUK
AN
1 Ny L 52 th 60 Sehat Tidak hipertensi Penyuluhan
kg tahu tentang
hipertensi.
2 Moh . 23 th 70 Sehat lengkap Tidak ada Tidak ada
Dzaki kg
N
3 Moh 22 th 80 Sehat Lengkap Tidak ada Tidak ada
. kg
Dzikr
iN
4 Dinda 15 th 58, Sehat Lengkap Tidak ada Tidak ada
putri 5
kg

4. Sumber pelayanan kesehatan yang dimanfaatkan

Ibu L mengatakan jika ada anggota keluarga yang sakit dibawa ke


puskesmas, dan rumah sakit.

5. Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya

Kurang lebih sebulan lalu, anaknya . Mengalami batuk


pilek,Keduanya dibawa ke fasilitas kesehatan dan sekarang sudah
sembuh.

3.1.3 PENGKAJIAN LINGKUNGAN

3.1.3.1 Karakteristik Rumah

Rumah yang ditempati oleh Ibu L memiliki luas bangunan ± 70 m 2 dengan


tipe rumah yaitu permanen dari depan sampai belakang. Status kepemilikan
adalah rumah sendiri. Atap rumah terdiri dari asbes dan lantai rumah dari
keramik. Terdapat 1 kamar tidur, 1 ruang tamu, 1 dapur, 1 kamar mandi
yang menyatu dengan WC, dan terdapat teras yang dipakai sebagai warung
kecil kecilan. Ventilasi di rumah Ibu terbilang kurang baik karena jendela
yang ada diruang tamu jarang dibuka pada saat matahari terik sehingga
pencahayaan tidak masuk ke dalam rumah. Penerangan menggunakan
listrik. Septi-tank keluarga berjarak ±10 meter dengan sumber air minum.
Sumber air minum sehari-hari biasanya Ibu L menggunakan air sumur yang
disuling dan disaring menggunakan alat advance reverse osmosis. Sistem
pembuangan sampah dikantong plastik kemudian diantarkan ke tempat
penampungan sampah dan diangkut oleh petugas kebersihan. Keadaan
sekitar tampak cukup bersihi, jarak antara tetangga sangat dekat maka sering
bersosialisasi dengan masyarakat sekitar.
3.1.3.2 Denah rumah
B
TERAS
RUMAH
S U

RUANG TAMU
T

KAMAR
KAMA
TIDUR
R

DAPUR

3.1.3.3 Karakteristik Tetangga dan Komunitas


Sebagian besar tetangga Ibu L didaerah tersebut berasal dari suku betawi,
mayoritas beragama islam dan mata pencahariannya adalah karyawan
swasta dan ibu rumah tangga sebelum suaminya meninggal. Posisi rumah di
daerah RT 007 RW 07 cukup padat dan berdempetan namun lingkungan
tempat tinggal Ibu L cukup bersih. Sistem pembuangan sampah dilingkugan
yaitu dengan dibuang ditempat penampungan sampah dan akan di angkut
oleh petugas kebersihan setiap paginya. Bila ada masalah antara warga,
maka diselesaikan dengan musyawah tingkat RT yang di pimpin oleh ketua
RT. Sifat tenggang rasa dan saling tolong menolong serta kekeluargaan di
RT 07 sangat tinggi. Kebiasaan yang dilakukan ibu-ibu warga RT 07 yaitu
arisan dan pengajian setiap bulannya yang di adakan di musola AL-AMIN ,
Dekat rumah yang berjarak Cuma 20 meter.

3.1.3.4 Mobilitas Geografis Keluarga


Keluarga Ibu L sudah cukup lama tinggal di daerah RT 07. Sarana
trasportasi yang digunakan keluarga untuk beraktivitas adalah motor.

3.1.3.5 Perkumpulan Keluarga dan Interaksi dengan Masyarakat


Interaksi anggota keluarga Ibu L dengan masyarakat setempat terlihat dari
keikutsertaan anggota keluarga dalam acara sosial di daearahnya itu.
Misalkan jika ada hajatan atau maka keluarga
Ibu L ikut berpartisipasi dalam kegiatan tersebut.

3.1.3.6 Sistem Pendukung Keluarga


Sistem pendukung keluarga Ibu L adalah Anak pertamanya yang sudah
menikah dalam bentuk moril maupun material, karena suami sudah
meninggal.

3.1.4 STRUKTUR KELUARGA

3.1.4.1 Pola / Cara Komunikasi Keluarga


Pola komunikasi yang digunakan di keluarga Ibu L adalah komunikasi
terbuka. Mereka dapat mengungkapkan pendapatnya masing-masing dengan
anaknya. Interaksi dan komunikasi pada keluarga Ibu L dilakukan pada
siang hari dan pada malam hari. Keluarga tidak pernah menggunakan emosi
dalam penyampaian pesan, jika ada masalah selalu diselesaikan dengan cara
musyawarah dan baik.

3.1.4.2 Struktur Kekuatan Keluarga


Struktur kekuatan keluarga akan diambil alih oleh Ny L selaku ibu rumah
tangga sekaligus kepala keluarga , jika tidak teratasi maka biasanya mereka
akan berdiskusi mencari jalan keluar bersama anak pertamanya yang sudah
menikah. Anggota keluarga dalam mengendalikan dan mempengaruhi
anggota keluarga yang lain dengan afektif power, yaitu Ny L saling
menghargai, menghormati, membantu dan menyayangi serta mengasihi satu
sama lain. Pengambil keputusan dilakukan oleh Ny L, dalam mengambil
keputusan dilakukan dengan musyawarah dengan anak anaknya.

3.1.4.3 Struktur Peran


Ny L yang berperan sebagai kepala rumah tangga sekaligus ibu rumah
tangga bagi anak anaknya,sudah bisa melaksanakan perannya dengan baik
sebagai pencari nafkah untuk keluarganya. Ny. L (usia 52 tahun)
melaksanakan perannya sebagai ibu rumah tangga dari ketiga anaknya
dengan baik. Moh.Dzaki N , berperan sebagai (anak pertama 23) yang sdh
berkeluarga, Moh.Dzikri N (22 tahun ) anak ke dua, Dinda putri lestari (15
Tahun ) anak ketiga.

3.1.4.4 Nilai dan Norma Keluarga


Dalam keluarga saling menghargai satu sama lainnya, khususnya yang lebih
muda menghargai yang lebih tua, meskipun punya kesibukan dan kebiasaan
tersendiri. Tidak ada nilai yang bertentangan dengan kesehatan.

3.1.5 FUNGSI KELUARGA

3.1.5.1 Fungsi afektif

Keluarga Ibu L kurang mengetahui tentang penyakit Hipertensi yang


mungkin dapat mengancam keluarga Ny L hanya mengetahui bahwa
hipertensi itu penyakit keturunan dari orang tuanya. mengenai dampak
lanjut, dan cara penanganannya, keluarga belum cukup memahami dan
cukup hanya minum obat saja.

3.1.5.2 Fungsi Sosialisasi

Interaksi antara anggota keluarga Ny L tercipta dengan baik bukan hanya


antara anggota keluarga yang terdekat tetapi dengan tetangga dan komunitas
yang ada disitu. Ibu L mengatakan hubungan di dalam keluarga baik-baik
saja. Didalam keluarga diajarkan tentang kedisiplinan, norma, dan budaya.
Ibu L mengatakan bertanggung jawab sbagai istri dan ibu serta Ny L dalam
mencari nafkah, membesarkan anak serta membantu anak untuk dapat
bersosialisasi dengan masyarakat dan lingkungan dengan cara saling
merawat, mendidik dan membesarkan secara bersama-sama. Semua anak
Ibu L selama ini bersosialisasi dengan baik di lingkungannya.

3.1.5.3 Fungsi Perawatan Kesehatan


a. Pengetahuan dan Persepsi Keluarga tentang Penyakit/Masalah Kesehatan
Keluarga
Ibu L mengatakan saat ini semua anggota keluarganya dalam keadaan
sehat, namun kadang-kadang saja merasa pusing

b. Kemampuan Keluarga Mengambil Keputusan Tindakan Kesehatan yang


Tepat
Keputusan untuk mengatasi masalah kesehatan lebih diputuskan oleh Ny
L beserta anak pertamanya.

c. Kemampuan Keluarga Merawat Anggota Keluarga yang Sakit


Menurut Ibu L, jika ada anggota keluarga yang sakit, dibawa ke klinik,
puskesmas atau rumah sakit.

d. Kemampuan Keluarga Memelihara Lingkungan yang Sehat


Keluarga mengatakan mampu memelihara lingkungan yang sehat,
terlihat dari lingkungan sekitar rumah yang rapi dan terawat

e. Kemampuan Keluarga Menggunakan Fasilitas Kesehatan di Masyarakat


Keluarga Ny L memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada didaerah
tersebut secara maksimal untuk memeriksakan anggota keluarga yang
sakit. Karena menurut Ibu L bila ada anggota keluarga yang sakit,
keluarga Ibu L membeli obat ke apotik atau warung terlebih dahulu,
namun jika tidak ada perubahan barusalah dibawah Ke puskesmas.

3.1.5.4 Fungsi Reproduksi


Ny memiliki 3 orang anak dan tidak memiliki suami krn sudah meninggal
dunia,. 2 anaknya masih tinggal bersama Ny L. Anak pertama saat ini sudah
menikah yang dimana fungsi reproduksinya sedang aktif. Anak kedua
berada pada usia remaja, dan anak ketiga masih sekolah.
3.1.6 STRES DAN KOPING KELUARGA
3.1.6.1 Stressor Jangka Pendek
Ibu L merasakan ketakutan jika penyakit pada anggota keluarganya tidak
bisa sembuh.

3.1.6.2 Stressor Jangka Panjang


Apabila ada masalah, Ibu L biasanya selalu bersabar dan menyuruh anggota
keluarga yang lain untuk bersabar.

3.1.6.3 Strategi Koping


Dalam menghadapi suatu masalah, biasanya Ny L berunding dengan
keluarganya yang lain, yaitu anak pertamanya yang sudah menikah.

3.1.6.4 Strategi Adaptasi Disfungsional


Tidak ada strategi adaptasi fungsional yang dialami oleh keluarga ibu L

3.1.7 Keadaan Gizi Keluarga


3.1.7.1 Pemenuhan Gizi
Ibu L mengatakan pemenuhan gizi dalam keluarga cukup optimal dimana
sehari-hari anggota keluarga makan 3x sehari dengan komposisi yang
seimbang yakni terdiri dari sumber karbohidrat, protein, lemak vitamin dan
mineral. Proposional gizi anggota keluarga ibu L masuk dalam kategori
baik.

3.1.8 Pemeriksaan Fisik


1. Ibu L (52 Tahun)
Tanda-tanda vital, seperti tekanan darah 220/140 mmHg, nadi 80
kali/menit, pernapasan 19 kali/menit, CRT < 3 detik, bentuk kepala
normal dan tidak ada kelainan, warna rambut hitam dan cukup bersih,
mata tidak mengalami kelainan, konjungtiva ananemis, tidak memakai
kacamata, tidak ada sumbatan pada hidung, keadaan mulut cukup bersih
dan tidak ada sariawan, tidak terdapat pembesaran kelenjar limfe, tidak
terdapat nyeri dada, abdomen tidak ada luka bekas operasi, kekuatan otot
pada extremitas atas kiri nilai 5 dan tidak edema pada extremitas atas
dan bawah, tidak ada kelainan pada kulit.
Kesimpulan: hipertensi.

3.1.9 HARAPAN KELUARGA


3.1.9.1 Terhadap Masalah Kesehatan
Ibu L mengatakan ingin tetap sehat tanpa harus berobat yang terlalu serius
dan mau memulai mengatur pola hidup yang sehat serta mau mengatur jenis
makan, seperti menghindari makanan yang mengandung banyak garam.

3.1.9.2 Terhadap Petugas Kesehatan


Ibu L mengatakan merasa sangat senang dan terbantu akan kehadiran
mahasiswa yang praktik karena dapat terus mengontrol kadar gulanya serta
tekanan darahnya serta mengharapkan penjelasan lebih lanjut mengenai
hipertensi.

3.2 ANALISA DATA


N
DATA ETIOLOGI MASALAH
O
1 Data Subjektif : Faktor pencetus (umur, jenis kelamin, gaya Nyeri Kronis
hidup, obesitas)
- Ibu L mengatakan saat ini badan terasa (D.0077) pada
pegal, kurang tidur, sakit terutama Keluarga Ibu L
Elastisitas , arterosklerosis
ditengkuk, Ibu L mengatakan memang Khususnya Ibu L
mempunyai penyakit Hipertensi sudah dengan Hipertensi
Hipertensi
lama dengan :
P = Klien mengatakan nyeri dirasakan
Kerusakan pembuluh darah
karena penyakit hipertensi, namun
klien belum mau berobat lagi ke
Penyumbatan pembuluh darah
puskesmas karena belum
sempet,Minum amlodipin 2x 10 mg.
Vasokontriksi
Q = Nyeri seperti ditarik dan berdenyut
R = Nyeri dirasakan dibelakang kepala
Gangguan sirkulasi
S = Skala nyeri 4
T = Nyeri dirasakan pada saat beraktivitas
Otak
Data Objektif :
- Klien tampak meringis
Resistensi pembuluh darah
- Klien tampak memegang tengkuk kepala
- Tekanan Darah : 220/140 mmHg
Nyeri kepala terasa hilang timbul ± sejak 2
Nadi : 88 kali/menit
tahun yang lalu
Pernapasan : 20 kali/menit

Nyeri kronis
2 Data Subjektif : Faktor – faktor pencetus (umur, jenis Defisit
- Ibu L mengatakan hanya tahu makanan kelamin, obesitas, gaya hidup, Pengetahuan
emmosional)
yang seharusnya dihindari adalah asin-asin tentang Hipertensi
saja. (D.0111) pada
- Ibu L mengatakan belum mau berobat lagi Perubahan status kesehatan Keluarga Ibu L
ke puskesmas untuk memeriksakan Khususnya Ibu L
kesehatannya karena belum sempet Paparan informasi tentang hipertensi dengan Hipertensi
- Ibu L mengatakan tidak tahu bagaimana kurang
cara merawat anggota keluarga yang
menderita Hipertensi Defisit pengetahuan tentang hipertensi
Data Objektif :
- Ibu L dan keluarga tampak bertanya-tanya
tentang penyakitnya kepada perawat
- Ibu L dan keluarga tampak bertanya-tanya
tentang buah yang harus dikonsumsi
seperti apa dan cara perawatan memakai
obat seperti apa?
- Ibu L dan keluarga tampak bingung

3.3 PENAFSIRAN MASALAH (SCORING)


Diagnosa Keperawatan 1 : Nyeri Kronis (D.0077) pada Keluarga Ibu L
Khususnya Ibu L dengan Hipertensi
BOB
NO KRITERIA TOTAL PEMBENARAN
OT
1 Sifat Masalah: 1 3 Ibu L mengalami riwayat
x 1=3
3
Defisit Kesehatan (3) Hipertensi sudah cukup lama,
Ancaman Kesehatan (2) namun Ibu L hanya berobat ke
Krisis yang Dialami (1) puskesmas, dan tidak tau
mengurangi makan yang banyak
garam.
2 Kemungkinan Masalah 2 2 Kemungkinan masalah untuk
x 2=2
2
dapat Diubah: diubah adalah mudah karena Ibu
Mudah (2) L dan keluarga sangat antusias
Sebagian (1) dan kooperatif untuk dapat
Tidak Dapat (0) mengatasi nyeri yang dialami Ibu
L
3 Potensial Masalah untuk 1 2 2 Potensial masalah untuk dicegah
x 1=
3 3
Dicegah: adalah cukup karena keluarga
Tinggi (3) mau mencoba mengatur diet
Cukup (2) Hipertensi yang sesuai anjuran
Rendah (1)
4 Menonjolnya Masalah: 1 2 Hipertensi yang dialami oleh Ibu
x 1=1
2
Membutuhkan perhatian dan L perlu segera ditangani karena
segera diatasi (2) melihat dari hasil pemeriksaan
Tidak membutuhkan perhatian Tekanan Darah Ibu L 220/140
dan tidak segera diatasi (1) mmHg
Tidak dirasakan sebagai
masalah atau kondisi yang
membutuhkan perubahan (0)
1
TOTAL 4
3

Diagnosa Keperawatan 2 : Defisit Pengetahuan tentang hipertensi (D.0111)


pada KeluargaIbu L dengan Hipertensi

NO KRITERIA BOBOT TOTAL PEMBENARAN


1 Sifat Masalah: 1 2 2 Ibu L mengalami riwayat
x 1=
3 3
Defisit Kesehatan (3) Hipertensi sudah cukup lama,
Ancaman Kesehatan (2) namun ibu L tidak tahu terkait
Krisis yang Dialami (1) makanan yang harus dihindari
untuk penderita Hipertensi
2 Kemungkinan Masalah dapat 2 1 Kemungkinan masalah dapat
x 2=1
2
Diubah: diubah adalah sebagian karena
Mudah (2) Ibu L belum mau berobat lagi
Sebagian (1) ke puskesmas untuk
Tidak Dapat (0) memeriksakan kesehatannya
karena akan mencoba untuk
minum obat yang beli diapotik
3 Potensial Masalah untuk 1 2 2 Potensial masalah untuk
x 1=
3 3
Dicegah: dicegah adalah cukup karena
Tinggi (3) Ibu L dan keluarga sangat
Cukup (2) terbuka saat perawat ingin
Rendah (1) membantu menyelesaikan
masalah yang dialami
4 Menonjolnya Masalah: 1 2 Menurut Ibu L, masalah
x 1=1
2
Membutuhkan perhatian dan Hipertensi adalah masalah yang
segera diatasi (2) segera harus diatasi karena
Tidak membutuhkan perhatian dapat mengganggu aktivitas
dan tidak segera diatasi (1) sehari-hari, karena sering
Tidak dirasakan sebagai masalah pusing.
atau kondisi yang membutuhkan
perubahan (0)
1
TOTAL 2
3

3.4 DIAGNOSA KEPERAWATAN PRIORITAS


1. Nyeri Kronis (D.0077) pada Keluarga Ibu L Khususnya Ibu L dengan
Hipertensi
2. Defisit Pengetahuan tentang Hipertensi (D.0111) pada Keluarga Ibu L
Khususnya Ibu L dengan Hipertensi
3.5 NURSING CARE PLANNING (NCP)

Diagnosa Tujuan Evaluasi


No Rencana Tindakan Rasional
Keperawatan Umum Khusus Kriteria Standar
1 Nyeri Kronis Setelah dilakukan Setelah dilakukan asuhan Secara verbal Keluarga mampu  Mengkaji karakteristik  Mempermudah
(D.0078) pada asuhan keperawatan keperawatan keluarga menyebutkan penyebab nyeri, nyeri dan menjelaskan dalam
Keluarga Ibu L keluarga selama 3x selama 1x30 menit pola aktivitas tidak teratur, pada keluarga memberikan
Khususnya Ibu kunjungan diharapkan diharapkan keluarga makan makanan tinggi penyebab nyeri penjelasan kepada
L dengan keluarga Ibu L mampu : garam, santan sehingga keluarga
Hipertensi khususnya Ibu L nyeri Tuk 1 mengenal nyeri hipertensi meningkat atau  Beri kesempatan  Memberikan
teratasi atau berkurang dan penyebabnya membuat nyeri/pusing keluarga untuk informasi kepada
ditandai dengan pasien bertanya keluarga tentang
tidak sakit kepala atau hal yang belum
pusing. dimengertri

 Menanyakan kembali  Mengetahui


yang sudah pengetahuan
diajarkankan kelaurga terhadap
informasi yang
telah disampaikan

 Beri reinforcement  Meningkatkan


positif atas jawaban kepercayaan diri
yang benar keluarga untuk
lebih aktif dalam
penyuluhan
kesehatan

Tuk 2 mengambil Reson verbal Akibat nyeri pada hipertensi  Jelaskan pada keluarga  Memberikan
keputusan mengenai apabila tidak segera ditangani akibat lanjut apabila informasi akibat
akibat lanjut akan terjadi stroke tidak segera ditangani dari hipertensi
kalau tidak
ditangani
Tuk 3 merawat klien dan Respon psikomotor Keluarga mampu merawat  Mengajarkan tehnik  Untuk
keluarga ibu L dengan : relaksasi dengan mengurangi nyeri
- Memantau aktivitas tehnik napas dalam
- Melakukan tehnik
relaksasi napas
dalam apabila nyeri
- Mengatur pola
makan
Tuk 4 memodifikasi Respon psikomotor Keluarga mampu  Menjelaskan kepada  Memberikan
lingkungan memodifikasi makanan keluarga pentingnya informasi kepada
dengan : menjaga kesehatan keluarga tentang
- Mengurangi hal-hal yang
garam,santan,dan belum dimengerti
gorengan
- Merubah cara/tehnik
memasak dengan
direbus/dikukus
Tuk 5 memanfaatkan Respon psikomotor Membawa ke puskesmas jika  Anjurkan keluarga  Memerikan
fasilitas kesehatan nyeri belum kunjung sembuh untukmemanfaatkan informasi kepada
fasilitas kesehatan keluarga tentang
dengan baik fasilitas
kesehatanyang
mudah terjngakau
No. Diagnosa
keperawatan Tujuan Kriteria Evaluasi
Rasional
keluarga Rencana Tindakan
Umum Khusus Kriteria Standar
2. Defisit Setelah dilakukan Setelah dilakukan Secara verbal hipertensi adalah kenaikan tekanan
pengetahuan kunjungan keluarga pendidikan kesehatan keluarga dapat darah sistolik lebih dari 140 mmHg  Diskusikan dengan  Mempermudah
pada keluarga dan intervensi selama 1 x 30 menit menyebutkan dan tekanan diastolik lebih dari 90 keluarga tentang dalam memberikan
Ibu L tentang keperawatan 3 x 30 kunjungan, keluarga pengertian mmHg (Jafar, 2010). hipertensi penjelasan kepada
keluarga
hipertensi menit diharapkan mampu: hipertensi mengguanakan leflet
deficit pengetahuan Tuk 1 keluarga mampu  Beri kesempatan  Memberikan
keluarga Ibu L dapat mengenal masalah keluarga untuk bertanya informasi kepada
teratasi hipertensi keluarga tentang
meliputi:: hal yang belum
 Menyebutkan  Menanyakan kembali dimengertri
pengertian yang sudah dijelaskan  Mengetahui
pengetahuan
hipertensi
kelaurga terhadap
informasi yang
telah disampaikan
 Beri reinforcement  Meningkatkan
positif atas jawaban kepercayaan diri
yang benar keluarga untuk
lebih aktif dalam
penyuluhan
kesehatan
 Klasifikasi Secara verbal  Diskusikan dengan  Mempermudah
hipertensi keluarga dapat Kategori Tekanan Tekanan keluarga tentang dalam memberikan
menyebutkan 3 sistolik diastole klasifikasi hipertensi penjelasan kepada
Normal <130 <85 keluarga
dari 5 klasifikasi mengguanakan leflet
hipertensi Normal 130-139 85 – 89  Beri kesempatan
tinggi  Memberikan
keluarga untuk bertanya informasi kepada
Hipertensi
Stage I 140 –159 90 – 99 keluarga tentang
(ringan) hal yang belum
Stage II 160 –179 100- 109 dimengerti
(sedang)  Mengetahui
 Menanyakan kembali
Stage III 180 - 209 110- 120 pengetahuan
yang sudah dijelaskan kelaurga terhadap
(berat)
informasi yang
telah disampaikan
 Beri reinforcement  Meningkatkan
positif atas jawaban kepercayaan diri
yang benar keluarga untuk
lebih aktif dalam
penyuluhan
kesehatan
 Tanda dan Secara verbal Gambaran klinis secara umum :  Diskusikan dengan  Mempermudah
gejala keluarga dapat  sakit kepala keluarga tentang tanda dalam memberikan
Hipertensi menyebutkan 6  pusing dan gejala hipertensi penjelasan kepada
keluarga
dari 10 tanda dan  Mudah marah mengguanakan leflet
gejala hipertensi  Telinga berdengung  Beri kesempatan keluarga  Memberikan
 mudah lelah untuk bertanya informasi kepada
 mata terasa berat atau pandangan keluarga tentang
kabur hal yang belum
 susah tidur dimengerti
 terasa sakit ditengkuk  Menanyakan kembali  Mengetahui
pengetahuan
yang sudah dijelaskan
kelaurga terhadap
informasi yang
telah disampaikan
 Beri reinforcement positif  Meningkatkan
atas jawaban yang benar kepercayaan diri
keluarga untuk
lebih aktif dalam
penyuluhan
kesehatan

 Penanggulanga Secara verbal Penatalaksanaan hipertensi :  Diskusikan dengan  Mempermudah


n atau keluarga dapat  menurunkan berat badan pada keluarga tentang dalam memberikan
penatalaksanaa menyebutkan 4 penderita yang gemuk penatalaksanaan penjelasan kepada
keluarga
n hipertensi dari 5  diet rendah garam dan rendah hipertensi
dirumah penatalaksanaan lemak mengguanakan leflet  Memberikan
hipertensi  mengubah kebiasaan hidup,  Beri kesempatan informasi kepada
 olah raga secara teratur dan keluarga untuk bertanya keluarga tentang
 kontrol tekanan darah secara hal yang belum
teratur dimengerti
 Menanyakan kembali  Mengetahui
pengetahuan
yang sudah dijelaskan
kelaurga terhadap
informasi yang
telah disampaikan
 Meningkatkan
 Beri reinforcement kepercayaan diri
positif atas jawaban keluarga untuk
yang benar lebih aktif dalam
penyuluhan
kesehatan
Tuk 2: Setelah dilakukan Secara verbal Faktor resiko hipertensi:
pertemuan 1 x 30 menit keluarga dapat  stress,  Diskusikan dengan  Mempermudah
keluarga mampu menyebutkan 5  kegemukan, keluarga tentang factor dalam memberikan
mengambil dari 8 faktor  merokok resiko hipertensi penjelasan kepada
keluarga
keputusan untuk resiko hipertensi  obesitas, mengguanakan leflet
 Memberikan
merawat klien dengan  hiperkolesteroemia,  Beri kesempatan informasi kepada
faktor resiko hipertensi  obat kontrasepsi, keluarga untuk bertanya keluarga tentang
 asupan garam yang tinggi, hal yang belum
 kurang olah raga, dimengerti
 genetik,  Mengetahui
 konsumsi kafein  Menanyakan kembali pengetahuan
kelaurga terhadap
yang sudah dijelaskan
informasi yang
telah disampaikan
 Meningkatkan
 Beri reinforcement kepercayaan diri
positif atas jawaban keluarga untuk
yang benar lebih aktif dalam
penyuluhan
kesehatan
 Mengambil Secara verbal Cara mengatasi hipertensi:  Diskusikan dengan  Mempermudah
keputusan yang tepat keluarga dapat  Mengurangi garam keluarga cara mengatasi dalam memberikan
untuk mengatasi menyebutkan 5  Menghindari kegemukan hipertensi dengan penjelasan kepada
keluarga
hipertensi dari 7 cara  Membatasi konsumsi lemak menggunakan leaflet
mengatasi  Olahraga teratur  Motivasi keluarga untuk  Memberikan
hipertensi  Tidak merokok merawat anggota informasi kepada
 Makan buah dan sayuran segar keluarga yang sakit keluarga tentang
 Pemeriksaan TD secara tertur  Bantu keluarga hal yang belum
mengambil keputusan dimengerti
yang tepat  Mengetahui
pengetahuan
 Menanyakan kembali
kelaurga terhadap
yang sudah dijelaskan informasi yang
 Beri reinforcement telah disampaikan
positif atas jawaban  Meningkatkan
yang benar kepercayaan diri
keluarga untuk lebih
aktif dalam
penyuluhan
kesehatan

Setelah 1x 30 menit Secara verbal Cara pencegahan hipertensi :  Diskusikan dengan  Mempermudah
kunjungan mampu keluarga dapat  Mengurangi konsumsi garam keluarga tentang cara dalam memberikan
2. Merawat anggota menyebutkan 4  Tidak merokok pencegahan hipertensi penjelasan kepada
keluarga
keluarga yang sakit, dari 7 pencegahan  Menghindari kegemukan mengguanakan leflet
dengan mampu hipertensi (obesitas).  Beri kesempatan  Memberikan
 Menyebutkan cara-  Membatasi konsumsi lemak keluarga untuk informasi kepada
cara pencegahan  Olahraga teratur bertanya keluarga tentang
hipertensi  Tidak minum alkohol dan hal yang belum
bersoda  Menanyakan kembali dimengerti
 Pemeriksaan tekana darah secara yang sudah dijelaskan  Mengetahui
pengetahuan
teratur
kelaurga terhadap
informasi yang
telah disampaikan
 Meningkatkan
 Beri reinforcement
kepercayaan diri
positif atas jawaban
keluarga untuk
yang benar
lebih aktif dalam
penyuluhan
kesehatan

 Mendemonstrasika Psikomotor Obat tradisional untuk hipertensi  Demonstrasikan cara  Mempermudah


n cara pembuatan pembuatan obat dalam memberikan
obat tradisional  Bahan dan alat yang harus tradisional hipertensi penjelasan
disipakan: mengenai terapi
untuk hipertensi pada anggota keluarga
 Timun modalitas kepada
 Pisau keluarga
 Beri kesempatan  Agar keluarga
 Blender
 Gelas anggota keluarga mengerti tentag
untuk cara pembuatan
mendemonstrasikan terapi modalitas Jus
cara pembuatan obat tomat
 Cara pembuatan tradisional hipertensi
 Timun secukupnya
 dipotong-potong dan  Beri inforcement atas  Meningkatkan
dimasukan kedalam blender usaha keluarga kepercayaan diri
 Timun yang sudah dipotong keluarga untuk
ditambahkan dengan air 100 cc
lebih aktif dalam
lalu dibelender selama 3 menit
penyuluhan
 Masukan jus Timun yang
sudah diblender kedalam gelas kesehatan
diminum setiap pagi dan sore
hari

Setelah 1 x 30 menit Secara verbal penyebab hipertensi yaitu :


keluarga mampu: keluarga dapat  Stress  Diskusikan dengan  Memberikan
3. memodifikasi menyebutkan 4  Kegemukan keluarga tentang informasi kepada
keluarga tentang
lingkungan dengan dari 10 penyebab  merokok, penyebab hipertensi
pentingnya
mampu : hipertensi  Hipernatriumia mengguanakan leflet lingkungan dalam
 Menyebutkan apa  retensi air dan garam yang mencegah
saja yang bisa tidak normal terjadinya
menyebabkan  sensitifitas terhadap hipertensi kembali
hipertensi angiotensin  Beri kesempatan  Memberikan
 obesitas, keluarga untuk informasi kepada
keluarga tentang
 hiperkolesteroemia bertanya
hal yang belum
 penyakit ginjal dimengerti
 asupan garam yang tinggi  Menanyakan kembali  Mengetahui
 kurang olah raga, yang sudah dijelaskan pengetahuan
Beri reinforcement kelaurga terhadap
positif atas jawaban informasi yang
yang benar telah disampaikan
Setelah 1x30 menit Secara verbal Fasilitas pelayanan kesehatan  Diskusikan dengan  Memberikan
keluarga mampu keluarga dapat seperti : keluarga tentang informasi kepada
4. Menggunakan menyebutkan fasilitas pelayanan keluarga mengenai
1. Puskesmas fasilitas kesehatan
fasilitas pelayanan fasilitas hipertensi kesehatan apa yang
2. Rumah sakit pemerintah yang mudah
kesehatan dengan terdekat didaerahnya terjangkau jaraknya
mampu : 3. Posbindu di RW  Penggunaan kartu  Menyarankan
 Memahami Penggunaan kartu BPJS JKS/BPJS/Jamkesmas keluarga untuk
pentingnya kontrol yang bisa digunakan memiliki dan
yang teratur ke menggunakan kartu
pusat kesehatan JKS/BPJS/Jamkes
terdekat untuk mas ketika berobat
menyembuhkan kepelayanan
sakit hipertensi kesehatan
yang diderita  Beri reinforcement  Meningkatkan
positif kepada keluarga kepercayaan diri
keluarga untuk
tindakan yang telah
dilakukan
3.6 CATATAN PERKEMBANGAN
Diagnosa Hari/Tanggal Tanda Tangan dan
No Implementasi Evaluasi
Keperawatan dan Waktu Nama Terang
1 Nyeri Kronis Selasa tgl 10 april  Mengkaji karakteristik nyeri dan Keluarga mampu menyebutkan penyebab nyeri, Perawat yang Merawat,
2019 jam 14.30 menjelaskan pada keluarga penyebab nyeri, pola aktivitas tidak teratur, makan makanan tinggi
observasi ttv TD;210/110 mm Hg, Nadi garam, santan sehingga hipertensi meningkat atau
100x/ menit, pernafasan 20 x/ menit. membuat nyeri/pusing

 memberikan kesempatan keluarga untuk


bertanya, tentang masalah hipertensi. (Mariyam HI Muhamad,
, S.Kep)

 Menanyakan kembali yang sudah


diajarkankan

 Memberikan informasi yang positif atas


jawaban yang benar
 Menganjurkan keluarga
untukmemanfaatkan fasilitas kesehatan
dengan baik
 Menjelaskan pada keluarga akibat lanjut Akibat nyeri pada hipertensi apabila tidak segera
apabila tidak segera ditangani ditangani akan terjadi stroke

 Mengajarkan tehnik relaksasi dengan tehnik Keluarga mampu merawat ibu L dengan :
napas dalam, tarik nafas dari hidung  Memantau aktivitas
keluarkan dari mulut,di ulang sampai 5x  Melakukan tehnik relaksasi napas dalam
apabila nyeri
 Mengatur pola makan
 Menjelaskan kepada keluarga pentingnya Keluarga mampu memodifikasi makanan dengan :
menjaga kesehatan, dan menjaga pola hidup  Mengurangi garam,santan,dan gorengan
sehat, dan mengurangi garam dan santan  Merubah cara/tehnik memasak dengan
saat memasak. direbus/dikukus

 menganjurkan keluarga Membawa ke puskesmas jika nyeri belum kunjung


untukmemanfaatkan fasilitas kesehatan sembuh
dengan baik

2. Defisit pengetahuan
pada keluarga Ibu L  Mendiskusikan dengan keluarga tentang hipertensi adalah kenaikan tekanan darah sistolik
tentang hipertensi hipertensi mengguanakan leflet lebih dari 140 mmHg dan tekanan diastolik lebih
 Memberi kesempatan keluarga untuk dari 90 mmHg (Jafar, 2010).
bertanya

Perawat yang Merawat,


 Menanyakan kembali yang sudah dijelaskan

 memberi reinforcement positif atas jawaban


yang benar
(Mariyam HI Muhamad,
S.Kep)

 mendiskusikan dengan keluarga tentang


klasifikasi hipertensi mengguanakan leflet Kategori Tekanan Tekanan
 memberi kesempatan keluarga untuk bertanya sistolik diastole
Normal <130 <85
Normal 130-139 85 – 89
tinggi
 Menanyakan kembali yang sudah dijelaskan Hipertensi
Stage I 140 –159 90 – 99
(ringan)
 memberi reinforcement positif atas jawaban Stage II 160 –179 100- 109
yang benar (sedang)
Stage III 180 - 209 110- 120
(berat)
 mendiskusikan dengan keluarga tentang
tanda dan gejala hipertensi mengguanakan Gambaran klinis secara umum :
leflet  sakit kepala
 memberi kesempatan keluarga untuk bertanya  pusing
 Mudah marah
 Telinga berdengung
 Menanyakan kembali yang sudah dijelaskan  mudah lelah
 mata terasa berat atau pandangan kabur
 susah tidur
 memberi reinforcement positif atas jawaban  terasa sakit ditengkuk
yang benar

 mendiskusikan dengan keluarga tentang Penatalaksanaan hipertensi :


penatalaksanaan hipertensi mengguanakan  menurunkan berat badan pada penderita yang Perawat yang Merawat,
leflet gemuk
 memberi kesempatan keluarga untuk bertanya  diet rendah garam dan rendah lemak
 mengubah kebiasaan hidup,
 olah raga secara teratur dan
 Menanyakan kembali yang sudah dijelaskan  kontrol tekanan darah secara teratur
 memberi reinforcement positif atas jawaban (Mariyam HI Muhamad,
yang benar S.Kep)
Faktor resiko hipertensi:
 mendiskusikan dengan keluarga tentang  stress,
factor resiko hipertensi mengguanakan leflet  kegemukan,
 memberi kesempatan keluarga untuk bertanya  merokok
 obesitas,
 hiperkolesteroemia,
 Menanyakan kembali yang sudah dijelaskan  obat kontrasepsi,
 asupan garam yang tinggi,
memberi reinforcement positif atas jawaban  kurang olah raga,
yang benar  genetik,
 konsumsi kafein
 mendiskusikan dengan keluarga cara Cara mengatasi hipertensi:
mengatasi hipertensi dengan menggunakan  Mengurangi garam
leaflet  Menghindari kegemukan
 memotivasiotivasi keluarga untuk merawat  Membatasi konsumsi lemak
anggota keluarga yang sakit  Olahraga teratur
 Bantu keluarga mengambil keputusan yang  Tidak merokok
tepat  Makan buah dan sayuran segar
 Menanyakan kembali yang sudah dijelaskan  Pemeriksaan TD secara tertur
Beri reinforcement positif atas jawaban yang
benar
 mendiskusikan dengan keluarga tentang Cara pencegahan hipertensi :
cara pencegahan hipertensi mengguanakan  Mengurangi konsumsi garam
leflet  Tidak merokok
 memberi kesempatan keluarga untuk  Menghindari kegemukan (obesitas).
Perawat yang Merawat,
bertanya  Membatasi konsumsi lemak
 Olahraga teratur
 Menanyakan kembali yang sudah dijelaskan  Tidak minum alkohol dan bersoda
 Pemeriksaan tekana darah secara teratur

memberi reinforcement positif atas jawaban


yang benar
(Mariyam HI Muhamad,
S.Kep)

 mendemonstrasikan cara pembuatan obat Obat tradisional untuk hipertensi


tradisional hipertensi pada anggota
keluarga,cara membuat jus timun. Bahan dan alat yang harus disipakan:
 Timun
 Memberi kesempatan anggota keluarga  Pisau
untuk mendemonstrasikan cara pembuatan  Blender
obat tradisional hipertensi, yaitu cara  Gelas
membuat jus timun. Cara pembuatan
 Timun 100 gram
Memberi inforcement atas usaha keluarga  dipotong-potong dan dimasukan kedalam
blender
 Timun yang sudah dipotong ditambahkan
dengan air 100 cc lalu dibelender selama 3
menit
 Masukan jus Timun yang sudah diblender
kedalam gelas diminum setiap pagi dan sore
hari

 Mendiskusikan dengan keluarga tentang penyebab hipertensi yaitu :


penyebab hipertensi mengguanakan leflet  Stress Perawat yang Merawat,
 Kegemukan
 merokok,
 Hipernatriumia
 Memeri kesempatan keluarga untuk  retensi air dan garam yang tidak normal
bertanya  sensitifitas terhadap angiotensin
 obesitas,
 Menanyakan kembali yang sudah dijelaskan  hiperkolesteroemia (Mariyam HI Muhamad,
Beri reinforcement positif atas jawaban yang  penyakit ginjal
benar  asupan garam yang tinggi
S.Kep)
 kurang olah raga,

 Mendiskusikan dengan keluarga tentang Fasilitas pelayanan kesehatan seperti :


fasilitas pelayanan kesehatan apa yang  Puskesmas Perawat yang Merawat,
terdekat didaerahnya  Rumah sakit pemerintah
 Penggunaan kartu JKS/BPJS/Jamkesmas yang  Posbindu di RW
bisa digunakan  Penggunaan kartu BPJS

Memberi reinforcement positif kepada keluarga (Mariyam HI Muhamad,


S.Kep)
BAB IV
PEMBAHASAN

Praktik Keperawatan Keluarga merupakan bagian aplikasi dari


stase keperawatan keluarga yang dilaksanakan sejak 18 Januari
sampai 23 Januari 2021 di RT 04 RW 04 Kelurahan Munjul
Kecamatan Cipayung Jakarta Timur. Praktik keperawatan
keluarga ini merupakan bagian dari praktik keperawatan yang
memiliki proses keperawatan, yaitu proses pengkajian, diagnosa,
intervensi,implementasi, dan evaluasi keperawatan. Pada bab ini,
penulis akan menguraikan tentang hasil implementasi yang telah
dilaksanakan kepada keluarga Ibu L khususnya Ibu L dengan
penyakit Hipertensi, serta membahas kesenjangan yang didapat
antara teori dengan keadaan di lapangan selama melakukan
implementasi.

4.1 Pengkajian
Pengkajian merupakan langkah awal pelaksanaan asuhan keperawatan, agar
diperoleh data pengkajian yang akurat dan sesuai dengan keadaan yang
dialaminya (Suprajitno, 2004). Pengkajian adalah sekumpulan tindakan yang
digunakan perawat untuk mengukur keadaan pasien/keluarga dengan
menggunakan standar norma kesehatan pribadi maupun sosial serta integritas dan
kesanggupan untuk mengatasi masalah (Ali, 2010). Pengkajian merupakan suatu
tahap awal ketika seorang perawat mengumpulkan data informasi tentang
keluarga Ibu L khususnya Ibu L yang akan diberikan intervensi. Proses
pengkajian dilakukan selama 1 (satu) hari pada Senin 18 Januari 2021 pada
keluarga Ibu L khususnya Ibu L di RT 07 RW 07 Kelurahan Munjul Kecamatan
Cipayung Jakarta Timur.
4.2 Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah respon individu pada masalah kesehatan baik yang
aktual maupun resiko tinggil. Masalah keperawatan aktual adalah masalah yang
diperoleh saat pengkajian, sedangkan masalah potensial adalah masalah yang
timbul kemudian. Diagnosa keperawatan adalah suatu pernyataan yang jelas, dan
pasti tentang status masalah kesehatan yang dapat diatasi dengan tindakan
keperawatan. Diagnosa keperawatan ditetapkan berdasarkan masalah yang
ditemukan, diagnosa keperawatan akan memberikan gambaran tentang masalah
dan status kesehatan masyarakat baik yang nyata (aktual) dan yang mungkin
terjadi (potensial) (Mubarak & Chayatin, 2009).
Setelah dilakukan pengkajian pada keluarga Ibu L khususnya Ibu L di RT 07 RW
07 Kelurahan Munjul Kecamatan Cipayung Jakarta Timur mahasiswa
menemukan beberapa masalah keperawatan, yaitu :
1. Nyeri Kronis
2. Defisit Pengetahuan tentang Hipertensi

4.3 Intervensi Keperawatan


Perencanaan keperawatan adalah penyusunan rencana tindakan keperawatan yang
akan dilaksanakan untuk mengatasi masalah sesuai dengan diagnosis yang telah
ditentukan dengan terpenuhinya kebutuhan keluarga Ibu L khususnya Ibu L. Jadi,
perencanaan asuhan keperawatan kesehatan masyarakat disusun berdasarkan
diagnosa keperawatan yang telah ditetapkan dan rencana keperawatan yang
disusun harus mencakup rumusan tujuan rencana tindakan keperawatan yang akan
dilakukan dan kriteria hasil untuk menilai pencapaian tujuan (Mubarak &
Chayanti, 2009).
Rencana tindakan keperawatan pada proses ini diperoleh kesepakatan dengan
WBS yang dikelola, meliputi waktu, tempat dan penanggung jawab kegiatan yang
akan dilaksanakan. Kegiatan yang akan direncanakan untuk mengatasi masalah
yang muncul, antara lain memberikan konsumsi jus mentimun dengan redam kaki
air hangat.
Rencana keperawatan pada diagnosa pertama adalah :
1. Kaji tipe/lokasi nyeri. Perhatikan intensitas pada skala nyeri (1-10)
2. Kaji Tanda-Tanda Vital
3. Ajarkan tekhnik relaksasi tarik nafas dalam dan berikan massage
4. Berikan rendaman air hangat pada kaki klien
5. Berikan obat herbal Jus mentimun

Rencana keperawatan pada diagnosa kedua adalah :


1. Diskusikan dengan keluarga tentang hipertensi menggunakan leflet dan
lembar balik
2. Beri kesempatan keluarga untuk bertanya
3. Menanyakan kembali yang sudah dijelaskan
4. Beri reinforcement positif atas jawaban yang benar
5. Motivasi keluarga untuk merawat anggota keluarga yang sakit
6. Bantu keluarga mengambil keputusan yang tepat
7. Demonstrasikan cara pembuatan obat tradisional hipertensi pada anggota
keluarga
8. Beri kesempatan anggota keluarga untuk mendemonstrasikan cara
pembuatan obat tradisional hipertensi
9. Penggunaan kartu JKS/BPJS/Jamkesmas yang bisa digunakan
10. Beri reinforcement positif kepada keluarga
Grafik 4.1
Hasil Pengukuran Tekanan darah pada Ibu L di RT 07 RW 07Kel.Munjul
Kec. Cipayung Jakarta Timur

Hipertensi
12

10

0
Hari Ke-1 Hari Ke-2 Hari Ke-3 Hari Ke-4 Hari Ke-5

4.4 Implementasi Keperawatan


4.4.1 Pemberian Jus Timun
Implementasi keperawatan merupakan komponen dari proses
keperawatan yang merupakan kategori dari perilaku keperawatan dimana
tindakan yang diperlukan untuk mencapai tujuan dan hasil yang diperkirakan
dari asuhan keperawatan dilakukan dan diselesaikan (Potter & Perry, 2005:
95).
Implementasi yang dilakukan yaitu menjelaskan pengertian hipertensi
rasionalnya adalah agar keluarga memahami pengertian hipertensi. Hipertensi
adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami peningkatan tekanan
darah diatas normal yang ditunjukkan oleh angka systolik dan angka
dyastolik (Dewi, 2013: 13).
Menjelaskan tanda dan gejala hipertensi, rasionalisasinya agar
keluarga mengetahui tanda dan gejala hipertensi. Tanda dan gejala hipertensi
yaitu Penglihatan kabur karena kerusakan retina, nyeri pada kepala, mual dan
muntah akibat meningkatnya tekanan intra kranial, edema dependent, adanya
pembekakan karena meningkatnya tekanan kapiler (Pudiastuti, 2013: 22-23).
Menjelaskan komplikasi hipertensi, rasionalisasinya agar keluarga
mengetahui komplikasi hipertensi. Komplikasi hipertensi adalah stroke,
infark miokard, gagal ginjal, ketidakmampuan jantung dalam memompa
darah yang kembalinya kejantung dengan cepat mengakibatkan cairan
terkumpul diparu, kaki dan jaringan lain sering disebut edema (Triyanto,
2014: 15).
Mengajarkan cara membuat obat tradisional (jus mentimun),
rasionalisasinya untuk menurunkan tekanan darah. Implementasi ini sesuai
dengan teori mentimun adalah tanaman ini tidak tahan terhadap hujan yang
terus-menerus pertumbuhannya memerlukan kelembapan udara yang tinggi,
tanah subur yang gembur dan mendapatkan sinar matahari penuh dengan
drainase yang baik. Daun dan tangkai muda bisa dimakan sebagai lalap
mentah, direbus, dikukus atau disayur. Bisa juga dibuat acar atau dimakan
bersama rujak. Banyak jenis ketimun yang ada dipasar, seperti ketimun biasa,
ketimun wuku, ketimun poan dan ketimun watang. Perbanyakan bisa
dilakukan dengan biji (Wijoyo, 2008: 84-85).
Kandungan pada mentimun yang mampu membantu menurunkan
tekanan darah, kandungan pada mentimun diantaranya kalium (potassium),
magnesium, dan faktor efektif mengobati hipertensi. Selain itu, mentimun
juga bersifat diuretik karena kandungan airnya yang tinggi sehingga
membantu menurunkan tekanan darah (Dewi & Familia, 2010).
Cara membuat obat tradisional dari mentimun:
 Dua buah mentimun segar dicuci bersih lalu diparut. Hasil parutannya
diperas dan disaring, lalu diminum sekaligus. Lakukan 2-3 kali sehari
(Padmiarso, 2008: 85).
 Mentimun sebanyak 100 gram yang diblender dengan 100 cc air tanpa
tambahan bahan apapun, diberikan sekali sehari (Khusnul, 2012)

Pada langkah implementasi penulis tidak mengalami hambatan karena


didukung keluarga Ny L sangat kooperatif, sehingga didukung dengan data
subjektif keluarga Ny L mengatakan mengerti pendidikan kesehatan yang
diberikan, didapatkan data objektif keluarga Ny L tampak paham tentang
hipertensi.
Pada hari senin tanggal 18 Januari 2021 pukul 13.00 WIB didapatkan
tekanan darah 220/140 mmHg, pada hari kedua selasa 19 Januari 2021 pukul
14.30 WIB pasien diberikan jus mentimun kemudian pukul 14.35 diukur
tekanan darahnya didapatkan tekanan darahnya 200/140 mmHg, kemudian hari
rabu tanggal 20 Januari 2021 pukul 14.00 WIB diberikan jus mentimun dan
pukul 14.10 WIB diukur tekanan darahnya dan didapatkan hasil tekanan
darah 190/110 mmHg.
pemberian jus mentimun sebanyak 100 gram yang diblender dengan
100 cc air tanpa tambahan bahan apapun, diberikan sekali sehari pada jam
09.00 pagi dan tekanan darah diukur pada jam 11.00 siang (2 jam setelah
perlakuan), jam 15.00 sore (6 jam setelah perlakuan) dan jam 18.00 petang (9
jam setelah perlakuan) (Kusnul, 2012).

4.5 Evaluasi
Untuk penilaian keberhasilan tindakan, maka selanjutnya dilakukan
penilaian. Tindakan-tindakan keperawatan keluarga mungkin saja tidak dapat
dilakukan dalam satu kali kunjungan, untuk itu dilakukan secara bertahap,
demikian halnya dengan penilaian. Penilaian dilaksanakan dengan
menggunakan pendekatan SOAP (subyektif, obyektif, analisa dan planning).
S: Hal-hal yang dikemukakan keluarga.
O: Hal-hal yang ditemukan perawat yang dapat diukur.
A: Analisa hasil yang telah dicapai , mengacu pada tujuan dan diagnosa.
P: perencanaan yang akan datang setelah melihat respon keluarga.
Evaluasi pada tanggal 21 Januari 2021 yaitu dengan data subjektif
keluarga mengatakan hipertensi adalah tekanan darah tinggi, keluarga
mengatakan tanda dan gejala hipertensi adalah naiknya tekanan darah dan
pusing, keluarga mengatakan komplikasi dari hipertensi adalah stroke, pasien
mengatakan bersedia diajarkan teknik relaksasi nafas dalam, pasien
mengatakan merasa nyeri; P: nyeri karena tekanan darah tinggi, Q: nyerinya
seperti dipukuli, R: nyeri dikepala belakang, S: skala nyeri 4, T: nyerinya
hilang timbul dirasakan saat aktifitas, keluarga mengatakan mengerti cara
membuat jus mentimun,
pasien mengatakan bersedia minum jus mentimun, pasien mengatakan
bersedia diukur tekanan darahnya. Data obyektif : keluarga memperhatikan
penjelasan tentang hipertensi, keluarga bisa menjawab sebagian dari
pertanyaan yang diberikan, pasien tampak melakukan teknik relaksasi nafas
dalam yang diajarkan, pasien terlihat mempraktekkan cara membuat obat
tradisional (jus mentimun), tekanan darah 190/110 mmHg. Analisa: diagnosa
nyeri kronis pada ny L, (D.0077)
teratasi sebagian, planning: lanjutkan intervensi; jelaskan pengertian
hipertensi, tanda dan gejala dan komplikasi, anjurkan membuat obat
tradisional, kaji nyeri, anjurkan tehnik relaksasi.
Kemudian evaluasi pada tanggal 21 januari 2021 yaitu dengan data
subjektif: keluarga mengatakan hipertensi adalah tekanan darah tinggi,
keluarga mengatakan tanda dan gejala hipertensi adalah pusing, mual muntah,
dan mata berkunang-kunang, Ny L mengatakan nyerinya sudah berkurang,
Ny L mengatakan sudah membuat jus mentimun dan Ny L sudah
meminumnya rutin. Data objektif: pasien tampak rileks, keluarga dan Ny L
tampak memperhatikan penjelasan tentang hipertensi, tekanan darah 190/110
mmHg. Analisa: diagnosa nyeri kronis (D.0077) Ny L dengan hipertensi
berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota
keluarga yang sakit teratasi. Planning : intervensi lanjutkan.
Karena dari ketelitian penulis saat pengelolaan pasien, maka
pemberian jus mentimun didapatkan data tekanan darah sebelum diberikan
jus mentimun 220/140 mmHg. Sedangkan setelah diberikan jus mentimun
tekanan darah turun menjadi 190/110 mmHg
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Setelah dilakukan pengkajian pada keluarga Ny L di RT 07 RW 07 Kelurahan
Munjul Kecamatan Cipayung Jakarta Timur, mahasiswa menemukan beberapa
masalah keperawatan, seperti nyeri kronis dan Defisit Pengetahuan.
Dalam pembuatan perencanaan, penulis membuatnya dengan landasan teori, dan
mempertimbangkan sumber-sumber yang ada pada keluarga. Perencanaan yang
telah dibuat oleh penulis pada diagnosa utama meliputi berdiskusi dengan
keluarga tentang pengertian hipertensi, penyebab Hipertensi, tanda dan gejala
Hipertensi. Motivasi keluarga untuk mengidentifikasi penyebab Hipertensi,
mengidentifikasi tanda dan gejala yang timbul pada anggota keluarga.
Menjelaskan akibat lanjut dari Hipertensi apabila tidak diobati. Motivasi keluarga
untuk menyebutkan kembali tentang akibat lanjut dari Hipertensi apabila tidak
diobati. Diskusikan dengan keluarga tentang keinginan untuk merawat anggota
keluarga dengan Hipertensi. Diskusikan dengan keluarga tentang makanan dan
minuman yang harus dihindari, cara pencegahan, cara menghitung berat badan
ideal, cara senam kaki Hipertensi dan cara membuat obat tradisional.
Demonstrasikan cara pembuatan obat tradisiona jus timun. Motivasi keluarga
untuk mendemonstrasikan cara membuat obat tradisional untuk Hipertensi.
Mendiskusikan dengan keluarga tentang hal positif yang dimiliki keluarga.
Motivasi keluarga untuk menyebutkan cara memodifikasi lingkungan yang baik
untuk penderita Hipertensi. Motivasi keluarga untuk meningkatkan penggunaan
layanan kesehatan. Tindakan yang telah dilakukan oleh penulis dengan
menggunakan pendekatan teori keperawatan keluarga. mahasiswa bekerja sama
dengan keluarga dalam mencapai tujuan yang diharapkan. Untuk mencapai tujuan
tersebut penulis melakukan penyuluhan kesehatan dan memotivasi keluarga untuk
mengatasinya. Penyuluhan kesehatan yang dilakukan oleh penulis sifatnya
promotif dan preventif.
Evaluasi dilakukan setelah implementasi dan hari berikutnya didapatkan
pengetahuan anggota keluarga meningkat tentang mengenal masalah Hipertensi.
Memutuskan merawat anggota keluarga dengan Hipertensi, keluarga mampu
merawat anggota keluarga dengan Hipertensi, keluarga mampu memodifikasi
lingkungan untuk pencegahan Hipertensi, keluarga mampu memanfaatkan
fasilitas kesehatan yang ada.

5.2 Saran
5.2.1 Bagi ilmu keperawatan
Memberikan kesempatan kepada perawat untuk mengembangkan ilmunya dengan
cara melakukan praktik klinik keperawatan keluarga khususnya keluarga yang
memiliki penyakit Hipertensi seperti memberikan edukasi.
5.2.2 Bagi Keluarga
Setelah mendapatkan pendidikan kesehatan tentang Hipertensi, diharapkan
keluarga mampu dan mau menjaga kesehatan keluarga dengan cara menerapkan
gaya hidup sehat dan mengurangi garam dan santen saat memasak makanan di
rumah.

Anda mungkin juga menyukai