PENDAHULUAN
dimana tekanan sistoliknya lebih dari 160 mmHg dan atau tekanan
tidak nyata dan harus diwaspadai serta perlu diobati sedini mungkin karena
hipertensi yang kronis jika diabaikan, secara tiba – tiba akan membawa
Di keluran munjul jakarta timur Dari data yang didapatkan oleh kelompok
dalam agregat dewasa yaitu penyakit yang sering diderita pada orang dewasa
di RW 04 khususnya RT 01-05 yaitu Hipertensi dengan 9,6% yaitu 44 kasus,
maka mahasiswa Program maka mahasiswa Program profesi ners Universitas
respati Indonesia praktik di Kecamatan cipaayung kelurahan muncul RW 07/
RT 01-05 dengan menggunakan 3 pendekatan, yaitu pendekatan keluarga,
kelompok dan masyarakat, serta secara aktif dalam upaya peningkatan status
kesehatannya
Menurut pendapat Robert Mac Iver dan Charles Horton (1990) dalam
Setyawan (2012), bahwa ciri-ciri suatukeluarga antara lain :
a. Keluarga merupakan hubungan perkawinan.
b. Keluarga berbentuk suatu kelembagaan yang berkaitan dengan hubungan
perkawinan yang sengaja dibentuk atau dipelihara.
c. Keluarga mempunyai suatu system tata nama (Nomen Clatur) dan
perhitungan garis keturunan.
d. Keluarga mempunyai fungsi ekonomi yang dibentuk oleh anggota-
anggota keluarganya yang berkaitan dengan kemampuan untuk
mempunyai keturunandan membesarkan anak.
e. Keluarga merupakan tempat tinggal bersama, rumah atau rumah tangga
2.1.3Tipe dan Bentuk Keluarga
Tipe keluarga dibedakan menjadi 2 yaitu tipe keluarga tradisional dan non-
tradisional. Penjabarannya adalah sebagai berikut :
a. Tradisional
1) The Nuclear family (keluarga inti)
Keluarga yang terdiri dari suami, istri dan anak
2) The dyad family
Keluarga yang terdiri dari suami dan istri (tanpa anak) yang hidup
bersama dalamsatu rumah.
3) Keluarga usila
Keluarga yang terdiri dari suami dan istri yang sudah tua dengan anak
yang sudahmemisahkan diri.
4) The childless family
Keluarga tanpa anak karena terlambat menikah dan untuk
mendapatkan anakterlambat waktunya yang disebabkan karena
mengejar karier/pendidikan yang terjadi pada wanita.
5) The extended family
Keluarga yang terdiri dari dari tiga generasi yang hidup bersama
dalam satu rumah,seperti nuclear family disertai: paman, tante, orang
tua (kakek-nenek), keponakan
6) The single parent famili
Keluarga yang terdiri dari satu orang tua (ayah atau ibu) dengan anak,
hal ini terjadi biasanya melalui proses perceraian, kematian dan
ditinggalkan(menyalahi hukum pernikahan)
7) Commuter family
Kedua orang tua bekerja di kota yang berbeda, tetapi salah satu kota
tersebutsebagai tempat tinggal dan orang tua yang bekerja di luar kota
bisa berkumpul pada anggota keluarga pad saat ”weekend”.
8) Multigenerational family
Keluarga dengan beberapa generasi atau kelompok umur yang tinggal
bersamadalam satu rumah.
9) Kin-network family
Beberapa keluarga inti yang tinggal dalam satu rumah atau saling
berdekatan dansaling menggunakan barang-barang dan pelayanan
yang sama (contoh: dapur,kamar mandi, televisi, telepon,dll)
10) Blended family
Duda atau janda (karena perceraian) yang menikah kembali dan
membesarkan anak dari perkawinan sebelumnya.
11) The single adult living alone/single adult family
Keluarga yang terdiri dari orang dewasa yang hidup sendiri karena
pilihannya atauperpisahan (perceraian atau ditinggal mati)
b. Non-Tradisional
1) The unmarried teenage mother
Keluarga yang terdiri dari orang tua (terutama ibu) dengan anak dari
hubungan tanpa nikah
2) The step parent family
Keluarga dengan orang tua tiri
3) Commune family
Beberapa pasangan keluarga (dengan anaknya) yang tidak ada
hubungan saudarayang hidup bersama dalam satu rumah, sumber dan
fasilitas yang sama,pengalaman yang sama,
sosialisasi anak dengan melalui aktivitas kelompok / membesarkan
anak bersama.
4) The nonmarital heterosexsual cohabiting family
Keluarga yang hidup bersamaberganti-ganti pasangan tanpa melalui
pernikahan.
5) Gay and lesbian families
Seseorang yang mempunyai persamaan sex hidup bersama
sebagaimana ”maritalpathners”
6) Cohabitating couple
Orang dewasa yang hidup bersama diluar ikatan pernikahan karena
beberapa alasantertentu.
7) Group-marriage family
Beberapa orang dewasa yang menggunakan alat-alat rumah tangga
bersama, yangsaling merasa telah saling menikah satu dengan yang
lainnya, berbagi sesuatutermasuk sexsual dan membesarkan anak.
8) Group network family
Keluarga inti yang dibatasi oleh set aturan/nilai-nilai, hidup
berdekatan satu samalain dan saling menggunakan barang-barang
rumah tangga bersama, pelayanan,dan bertanggung jawab
membesarkan anaknya.
9) Foster family
Keluarga menerima anak yang tidak ada hubungan keluarga/saudara
di dalamwaktu sementara, pada saat orang tua anak tersebut perlu
mendapatkan bantuanuntuk menyatukan kembali keluarga yang
aslinya.
10) Homeless family
Keluarga yang terbentuk dan tidak mempunyai perlindungan yang
permanenkarena krisis personal yang dihubungkan dengan keadaan
ekonomi dan atauproblem kesehatan mental.
11) Gang
Sebuah bentuk keluarga yang destruktif dari orang-orang muda yang
mencariikatan emosional dan keluarga yang mempunyai perhatian
tetapi berkembangdalam kekerasan dan kriminal dalam kehidupannya.
Keluarga dipandang sebagai sistem sosial terbuka yang ada dan berinteraksi
dengan sistem yang lebih besar (supra sistem) dari masyarakat (misal:
politik, agama, sekolahdan pemberian pelayanan kesehatan). Sistem
keluarga terdiri dari bagian yang salingberhubungan (anggota keluarga)
yang membentuk berbagai macam pola interaksi(subsistem). Seperti pada
seluruh sistem, sistem keluarga mempunyai dua tujuan baik impisit maupun
eksplisit, yang berbeda berdasarkan tahapan dalam siklus hidup keluarga,
nilai keluarga dan kepedulian individual anggota keluarga.
Hipertensi atau darah tinggi adalah penyakit kelainan jantung dan pembuluh
darah yang ditandai dengan peningkatan tekanan darah. WHO (World
Health Organization) memberikan batasan tekanan darah normal adalah
140/90 mmHg, dan tekanan darah sama atau diatas 160/95 mmHg
dinyatakan sebagai hipertensi. Batasan ini tidak membedakan antara usia
dan jenis kelamin (Marliani, 2007).
2.2.2 Klasifikasi
1. Hipertensi dimana tekanan sistolik sama atau lebih besar dari 140 mmHg
dan / atau tekanan diastolik sama atau lebih besar dari 90 mmHg.
2. Hipertensi sistolik terisolasi dimana tekanan sistolik lebih besar dari 160
mmHg dan tekanan diastolik lebih rendah dari 90 mmHg.
Tingkat hipertensi dan anjuran kontrol (Joint National Commitle, U.S 1992)
Tekanan
Tekanan sistolik
Tigkat diastolik Jadwal kontrol
(mmHg)
(mmHg)
1. Faktor keturunan
2. Ciri perseorangan
4. Kebiasaan hidup
Kebiasaan hidup yang sering menyebabkan timbulnya hipertensi adalah :
2.2.4 Patofisiologi
a. Hemoglobin / hematokrit
b. BUN
c. Kalium serum
Hipokalemia dapat megindikasikan adanya aldosteron utama
( penyebab ) atau menjadi efek samping terapi diuretik.
d. Kalsium serum
f. Pemeriksaan tiroid
h. Urinalisa
i. Asam urat
j. Steroid urin
k. IVP
l. Foto dada
m. CT scan
n. Untuk mengkaji tumor serebral, ensefalopati
o. EKG
2.2.7 Penatalaksanaan
suportif pada hipertensi sedang dan berat. Terapi tanpa obat ini meliputi :
a. Diet
Diet yang dianjurkan untuk penderita hipertensi adalah :
Latihan fisik atau olah raga yang teratur dan terarah yang dianjurkan untuk
penderita hipertensi adalah olah raga yang mempunyai empat prinsip
yaitu: Macam olah raga yaitu isotonis dan dinamis seperti lari, jogging,
bersepeda, berenang dan lain-lain.
Intensitas olah raga yang baik antara 60-80 % dari kapasitas aerobik atau
72-87 % dari denyut nadi maksimal yang disebut zona latihan. Lamanya
latihan berkisar antara 20 – 25 menit berada dalam zona latihan Frekuensi
latihan sebaiknya 3 x perminggu dan paling baik 5 x perminggu.
c. Edukasi Psikologis
1. Tehnik Biofeedback
Biofeedback adalah suatu tehnik yang dipakai untuk menunjukkan
pada subyek tanda-tanda mengenai keadaan tubuh yang secara sadar
oleh subyek dianggap tidak normal.
2. Tehnik relaksasi
Relaksasi adalah suatu prosedur atau tehnik yang bertujuan untuk
mengurangi ketegangan atau kecemasan, dengan cara melatih
penderita untuk dapat belajar membuat otot-otot dalam tubuh
menjadi rileks
Pengobatannya meliputi :
1. Step 1
2. Step 2
Dosis obat pertama dinaikkan Diganti jenis lain dari obat pilihan pertama
3. Step 3
Alternatif yang bisa ditempuh Obat ke-2 diganti Ditambah obat ke-3 jenis
lain
4. Step 4
Tabel 2.1
SKALA UNTUK MENENTUKAN PRIORITAS
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
(Bailon dan Maglaya, 1978)
1. Sifat masalah 1
Skala: - Tidak/kurang sehat 3
- Ancaman 2
- Keadaan sejahtera 1
4. Menonjol masalah 1
Skala: - Masalah berat harus di atasi 2
- Ada masalah tapi tidak perlu ditangani 1
- Masalah tidak dirasakan 0
Scoring:
1. Tentukan score untuk setiap kriteria
Skore
Angka tertinggi x bobot
2.3.7 Evaluasi
3.1 PENGKAJIAN
Umur : 52 tahun
Agama : Islam
Suku : betawi
Pendidikan : SMP
Komposisi Keluarga
Ket:
= Laki-laki
= Perempuan
Keluarga kecil
Tidak ada
betawi ( jakarta)
Seluruh keluarga beragama Islam, percaya kepada Tuhan Yang Maha Esa,
dan taat dalam ajaran agamanya
b. Penghasilan
Harta benda yang dimiliki oleh keluarga Ibu L adalah rumah, tanah,
televisi, kulkas, mesin cuci, dan perabotan rumah tangga lainnya, dan
motor.
f. Tabungan
Saat ini Ibu L tidak merasa menderita penyakit. Namun ibu L merasa
kadang pusing.
2. Riwayat penyakit keturunan
RUANG TAMU
T
KAMAR
KAMA
TIDUR
R
DAPUR
Nyeri kronis
2 Data Subjektif : Faktor – faktor pencetus (umur, jenis Defisit
- Ibu L mengatakan hanya tahu makanan kelamin, obesitas, gaya hidup, Pengetahuan
emmosional)
yang seharusnya dihindari adalah asin-asin tentang Hipertensi
saja. (D.0111) pada
- Ibu L mengatakan belum mau berobat lagi Perubahan status kesehatan Keluarga Ibu L
ke puskesmas untuk memeriksakan Khususnya Ibu L
kesehatannya karena belum sempet Paparan informasi tentang hipertensi dengan Hipertensi
- Ibu L mengatakan tidak tahu bagaimana kurang
cara merawat anggota keluarga yang
menderita Hipertensi Defisit pengetahuan tentang hipertensi
Data Objektif :
- Ibu L dan keluarga tampak bertanya-tanya
tentang penyakitnya kepada perawat
- Ibu L dan keluarga tampak bertanya-tanya
tentang buah yang harus dikonsumsi
seperti apa dan cara perawatan memakai
obat seperti apa?
- Ibu L dan keluarga tampak bingung
Tuk 2 mengambil Reson verbal Akibat nyeri pada hipertensi Jelaskan pada keluarga Memberikan
keputusan mengenai apabila tidak segera ditangani akibat lanjut apabila informasi akibat
akibat lanjut akan terjadi stroke tidak segera ditangani dari hipertensi
kalau tidak
ditangani
Tuk 3 merawat klien dan Respon psikomotor Keluarga mampu merawat Mengajarkan tehnik Untuk
keluarga ibu L dengan : relaksasi dengan mengurangi nyeri
- Memantau aktivitas tehnik napas dalam
- Melakukan tehnik
relaksasi napas
dalam apabila nyeri
- Mengatur pola
makan
Tuk 4 memodifikasi Respon psikomotor Keluarga mampu Menjelaskan kepada Memberikan
lingkungan memodifikasi makanan keluarga pentingnya informasi kepada
dengan : menjaga kesehatan keluarga tentang
- Mengurangi hal-hal yang
garam,santan,dan belum dimengerti
gorengan
- Merubah cara/tehnik
memasak dengan
direbus/dikukus
Tuk 5 memanfaatkan Respon psikomotor Membawa ke puskesmas jika Anjurkan keluarga Memerikan
fasilitas kesehatan nyeri belum kunjung sembuh untukmemanfaatkan informasi kepada
fasilitas kesehatan keluarga tentang
dengan baik fasilitas
kesehatanyang
mudah terjngakau
No. Diagnosa
keperawatan Tujuan Kriteria Evaluasi
Rasional
keluarga Rencana Tindakan
Umum Khusus Kriteria Standar
2. Defisit Setelah dilakukan Setelah dilakukan Secara verbal hipertensi adalah kenaikan tekanan
pengetahuan kunjungan keluarga pendidikan kesehatan keluarga dapat darah sistolik lebih dari 140 mmHg Diskusikan dengan Mempermudah
pada keluarga dan intervensi selama 1 x 30 menit menyebutkan dan tekanan diastolik lebih dari 90 keluarga tentang dalam memberikan
Ibu L tentang keperawatan 3 x 30 kunjungan, keluarga pengertian mmHg (Jafar, 2010). hipertensi penjelasan kepada
keluarga
hipertensi menit diharapkan mampu: hipertensi mengguanakan leflet
deficit pengetahuan Tuk 1 keluarga mampu Beri kesempatan Memberikan
keluarga Ibu L dapat mengenal masalah keluarga untuk bertanya informasi kepada
teratasi hipertensi keluarga tentang
meliputi:: hal yang belum
Menyebutkan Menanyakan kembali dimengertri
pengertian yang sudah dijelaskan Mengetahui
pengetahuan
hipertensi
kelaurga terhadap
informasi yang
telah disampaikan
Beri reinforcement Meningkatkan
positif atas jawaban kepercayaan diri
yang benar keluarga untuk
lebih aktif dalam
penyuluhan
kesehatan
Klasifikasi Secara verbal Diskusikan dengan Mempermudah
hipertensi keluarga dapat Kategori Tekanan Tekanan keluarga tentang dalam memberikan
menyebutkan 3 sistolik diastole klasifikasi hipertensi penjelasan kepada
Normal <130 <85 keluarga
dari 5 klasifikasi mengguanakan leflet
hipertensi Normal 130-139 85 – 89 Beri kesempatan
tinggi Memberikan
keluarga untuk bertanya informasi kepada
Hipertensi
Stage I 140 –159 90 – 99 keluarga tentang
(ringan) hal yang belum
Stage II 160 –179 100- 109 dimengerti
(sedang) Mengetahui
Menanyakan kembali
Stage III 180 - 209 110- 120 pengetahuan
yang sudah dijelaskan kelaurga terhadap
(berat)
informasi yang
telah disampaikan
Beri reinforcement Meningkatkan
positif atas jawaban kepercayaan diri
yang benar keluarga untuk
lebih aktif dalam
penyuluhan
kesehatan
Tanda dan Secara verbal Gambaran klinis secara umum : Diskusikan dengan Mempermudah
gejala keluarga dapat sakit kepala keluarga tentang tanda dalam memberikan
Hipertensi menyebutkan 6 pusing dan gejala hipertensi penjelasan kepada
keluarga
dari 10 tanda dan Mudah marah mengguanakan leflet
gejala hipertensi Telinga berdengung Beri kesempatan keluarga Memberikan
mudah lelah untuk bertanya informasi kepada
mata terasa berat atau pandangan keluarga tentang
kabur hal yang belum
susah tidur dimengerti
terasa sakit ditengkuk Menanyakan kembali Mengetahui
pengetahuan
yang sudah dijelaskan
kelaurga terhadap
informasi yang
telah disampaikan
Beri reinforcement positif Meningkatkan
atas jawaban yang benar kepercayaan diri
keluarga untuk
lebih aktif dalam
penyuluhan
kesehatan
Setelah 1x 30 menit Secara verbal Cara pencegahan hipertensi : Diskusikan dengan Mempermudah
kunjungan mampu keluarga dapat Mengurangi konsumsi garam keluarga tentang cara dalam memberikan
2. Merawat anggota menyebutkan 4 Tidak merokok pencegahan hipertensi penjelasan kepada
keluarga
keluarga yang sakit, dari 7 pencegahan Menghindari kegemukan mengguanakan leflet
dengan mampu hipertensi (obesitas). Beri kesempatan Memberikan
Menyebutkan cara- Membatasi konsumsi lemak keluarga untuk informasi kepada
cara pencegahan Olahraga teratur bertanya keluarga tentang
hipertensi Tidak minum alkohol dan hal yang belum
bersoda Menanyakan kembali dimengerti
Pemeriksaan tekana darah secara yang sudah dijelaskan Mengetahui
pengetahuan
teratur
kelaurga terhadap
informasi yang
telah disampaikan
Meningkatkan
Beri reinforcement
kepercayaan diri
positif atas jawaban
keluarga untuk
yang benar
lebih aktif dalam
penyuluhan
kesehatan
Mengajarkan tehnik relaksasi dengan tehnik Keluarga mampu merawat ibu L dengan :
napas dalam, tarik nafas dari hidung Memantau aktivitas
keluarkan dari mulut,di ulang sampai 5x Melakukan tehnik relaksasi napas dalam
apabila nyeri
Mengatur pola makan
Menjelaskan kepada keluarga pentingnya Keluarga mampu memodifikasi makanan dengan :
menjaga kesehatan, dan menjaga pola hidup Mengurangi garam,santan,dan gorengan
sehat, dan mengurangi garam dan santan Merubah cara/tehnik memasak dengan
saat memasak. direbus/dikukus
2. Defisit pengetahuan
pada keluarga Ibu L Mendiskusikan dengan keluarga tentang hipertensi adalah kenaikan tekanan darah sistolik
tentang hipertensi hipertensi mengguanakan leflet lebih dari 140 mmHg dan tekanan diastolik lebih
Memberi kesempatan keluarga untuk dari 90 mmHg (Jafar, 2010).
bertanya
4.1 Pengkajian
Pengkajian merupakan langkah awal pelaksanaan asuhan keperawatan, agar
diperoleh data pengkajian yang akurat dan sesuai dengan keadaan yang
dialaminya (Suprajitno, 2004). Pengkajian adalah sekumpulan tindakan yang
digunakan perawat untuk mengukur keadaan pasien/keluarga dengan
menggunakan standar norma kesehatan pribadi maupun sosial serta integritas dan
kesanggupan untuk mengatasi masalah (Ali, 2010). Pengkajian merupakan suatu
tahap awal ketika seorang perawat mengumpulkan data informasi tentang
keluarga Ibu L khususnya Ibu L yang akan diberikan intervensi. Proses
pengkajian dilakukan selama 1 (satu) hari pada Senin 18 Januari 2021 pada
keluarga Ibu L khususnya Ibu L di RT 07 RW 07 Kelurahan Munjul Kecamatan
Cipayung Jakarta Timur.
4.2 Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah respon individu pada masalah kesehatan baik yang
aktual maupun resiko tinggil. Masalah keperawatan aktual adalah masalah yang
diperoleh saat pengkajian, sedangkan masalah potensial adalah masalah yang
timbul kemudian. Diagnosa keperawatan adalah suatu pernyataan yang jelas, dan
pasti tentang status masalah kesehatan yang dapat diatasi dengan tindakan
keperawatan. Diagnosa keperawatan ditetapkan berdasarkan masalah yang
ditemukan, diagnosa keperawatan akan memberikan gambaran tentang masalah
dan status kesehatan masyarakat baik yang nyata (aktual) dan yang mungkin
terjadi (potensial) (Mubarak & Chayatin, 2009).
Setelah dilakukan pengkajian pada keluarga Ibu L khususnya Ibu L di RT 07 RW
07 Kelurahan Munjul Kecamatan Cipayung Jakarta Timur mahasiswa
menemukan beberapa masalah keperawatan, yaitu :
1. Nyeri Kronis
2. Defisit Pengetahuan tentang Hipertensi
Hipertensi
12
10
0
Hari Ke-1 Hari Ke-2 Hari Ke-3 Hari Ke-4 Hari Ke-5
4.5 Evaluasi
Untuk penilaian keberhasilan tindakan, maka selanjutnya dilakukan
penilaian. Tindakan-tindakan keperawatan keluarga mungkin saja tidak dapat
dilakukan dalam satu kali kunjungan, untuk itu dilakukan secara bertahap,
demikian halnya dengan penilaian. Penilaian dilaksanakan dengan
menggunakan pendekatan SOAP (subyektif, obyektif, analisa dan planning).
S: Hal-hal yang dikemukakan keluarga.
O: Hal-hal yang ditemukan perawat yang dapat diukur.
A: Analisa hasil yang telah dicapai , mengacu pada tujuan dan diagnosa.
P: perencanaan yang akan datang setelah melihat respon keluarga.
Evaluasi pada tanggal 21 Januari 2021 yaitu dengan data subjektif
keluarga mengatakan hipertensi adalah tekanan darah tinggi, keluarga
mengatakan tanda dan gejala hipertensi adalah naiknya tekanan darah dan
pusing, keluarga mengatakan komplikasi dari hipertensi adalah stroke, pasien
mengatakan bersedia diajarkan teknik relaksasi nafas dalam, pasien
mengatakan merasa nyeri; P: nyeri karena tekanan darah tinggi, Q: nyerinya
seperti dipukuli, R: nyeri dikepala belakang, S: skala nyeri 4, T: nyerinya
hilang timbul dirasakan saat aktifitas, keluarga mengatakan mengerti cara
membuat jus mentimun,
pasien mengatakan bersedia minum jus mentimun, pasien mengatakan
bersedia diukur tekanan darahnya. Data obyektif : keluarga memperhatikan
penjelasan tentang hipertensi, keluarga bisa menjawab sebagian dari
pertanyaan yang diberikan, pasien tampak melakukan teknik relaksasi nafas
dalam yang diajarkan, pasien terlihat mempraktekkan cara membuat obat
tradisional (jus mentimun), tekanan darah 190/110 mmHg. Analisa: diagnosa
nyeri kronis pada ny L, (D.0077)
teratasi sebagian, planning: lanjutkan intervensi; jelaskan pengertian
hipertensi, tanda dan gejala dan komplikasi, anjurkan membuat obat
tradisional, kaji nyeri, anjurkan tehnik relaksasi.
Kemudian evaluasi pada tanggal 21 januari 2021 yaitu dengan data
subjektif: keluarga mengatakan hipertensi adalah tekanan darah tinggi,
keluarga mengatakan tanda dan gejala hipertensi adalah pusing, mual muntah,
dan mata berkunang-kunang, Ny L mengatakan nyerinya sudah berkurang,
Ny L mengatakan sudah membuat jus mentimun dan Ny L sudah
meminumnya rutin. Data objektif: pasien tampak rileks, keluarga dan Ny L
tampak memperhatikan penjelasan tentang hipertensi, tekanan darah 190/110
mmHg. Analisa: diagnosa nyeri kronis (D.0077) Ny L dengan hipertensi
berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota
keluarga yang sakit teratasi. Planning : intervensi lanjutkan.
Karena dari ketelitian penulis saat pengelolaan pasien, maka
pemberian jus mentimun didapatkan data tekanan darah sebelum diberikan
jus mentimun 220/140 mmHg. Sedangkan setelah diberikan jus mentimun
tekanan darah turun menjadi 190/110 mmHg
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Setelah dilakukan pengkajian pada keluarga Ny L di RT 07 RW 07 Kelurahan
Munjul Kecamatan Cipayung Jakarta Timur, mahasiswa menemukan beberapa
masalah keperawatan, seperti nyeri kronis dan Defisit Pengetahuan.
Dalam pembuatan perencanaan, penulis membuatnya dengan landasan teori, dan
mempertimbangkan sumber-sumber yang ada pada keluarga. Perencanaan yang
telah dibuat oleh penulis pada diagnosa utama meliputi berdiskusi dengan
keluarga tentang pengertian hipertensi, penyebab Hipertensi, tanda dan gejala
Hipertensi. Motivasi keluarga untuk mengidentifikasi penyebab Hipertensi,
mengidentifikasi tanda dan gejala yang timbul pada anggota keluarga.
Menjelaskan akibat lanjut dari Hipertensi apabila tidak diobati. Motivasi keluarga
untuk menyebutkan kembali tentang akibat lanjut dari Hipertensi apabila tidak
diobati. Diskusikan dengan keluarga tentang keinginan untuk merawat anggota
keluarga dengan Hipertensi. Diskusikan dengan keluarga tentang makanan dan
minuman yang harus dihindari, cara pencegahan, cara menghitung berat badan
ideal, cara senam kaki Hipertensi dan cara membuat obat tradisional.
Demonstrasikan cara pembuatan obat tradisiona jus timun. Motivasi keluarga
untuk mendemonstrasikan cara membuat obat tradisional untuk Hipertensi.
Mendiskusikan dengan keluarga tentang hal positif yang dimiliki keluarga.
Motivasi keluarga untuk menyebutkan cara memodifikasi lingkungan yang baik
untuk penderita Hipertensi. Motivasi keluarga untuk meningkatkan penggunaan
layanan kesehatan. Tindakan yang telah dilakukan oleh penulis dengan
menggunakan pendekatan teori keperawatan keluarga. mahasiswa bekerja sama
dengan keluarga dalam mencapai tujuan yang diharapkan. Untuk mencapai tujuan
tersebut penulis melakukan penyuluhan kesehatan dan memotivasi keluarga untuk
mengatasinya. Penyuluhan kesehatan yang dilakukan oleh penulis sifatnya
promotif dan preventif.
Evaluasi dilakukan setelah implementasi dan hari berikutnya didapatkan
pengetahuan anggota keluarga meningkat tentang mengenal masalah Hipertensi.
Memutuskan merawat anggota keluarga dengan Hipertensi, keluarga mampu
merawat anggota keluarga dengan Hipertensi, keluarga mampu memodifikasi
lingkungan untuk pencegahan Hipertensi, keluarga mampu memanfaatkan
fasilitas kesehatan yang ada.
5.2 Saran
5.2.1 Bagi ilmu keperawatan
Memberikan kesempatan kepada perawat untuk mengembangkan ilmunya dengan
cara melakukan praktik klinik keperawatan keluarga khususnya keluarga yang
memiliki penyakit Hipertensi seperti memberikan edukasi.
5.2.2 Bagi Keluarga
Setelah mendapatkan pendidikan kesehatan tentang Hipertensi, diharapkan
keluarga mampu dan mau menjaga kesehatan keluarga dengan cara menerapkan
gaya hidup sehat dan mengurangi garam dan santen saat memasak makanan di
rumah.