DISUSUN OLEH :
a. Pengertian hipertensi
b. Etiologi hipertensi
c. Jenis hipertensi
d. Patofisiologi
e. Klasifikasi hipertensi
f. Gejala hipertensi
g. Faktor resiko yang mempengaruhi hipertensi
h. Komplikasi hipertensi
i. Pencegahan hipertensi
j. Makanan yang diperbolehkan
k. Makanan yang tidak diperbolehkan.
1.2 Manfaat
1.2.1 Untuk mengaplikasikan ilmu keperawatan penyakit dalam yang telah
diperoleh selama dibangku kuliah pada pasien secara langsung.
1.2.2 Sebagai bahan dan media referensi bagi mahasiswa, petugas kesehatan
dan masyarakat secara umum.
1.2.3 Bagi klien dan masyarakat, memberikan informasi tentang penyakit
hipertensi dan perawatannya.
1.2.4 Bagi institusi pendidikan, merupakan sumbangan ilmiah bagi dunia
pendidikan dan dapat menjadi referensi atau kajian empiris untuk peneliti
selanjutnya.
1.2.5 Bagi Puskesmas, dapat dijadikan masukan untuk petugas kesehatan agar
lebih meningkatkan penyuluhan tentang penyakit hipertensi dan
perawatannya dan memaksimalkan asuhan keperawatan yang diberikan
pada pasien dengan diagnosa medis hipertensi.
6
BAB II
TINJAUAN KASUS
2.1 Konsep Keluarga
2.1.1 Pengertian Keluarga
Keluarga merupakan sekumpulan orang yang dihubungkan oleh ikatan
perkawinan, adopsi, kelahiran yang bertujuan menciptakan dan mempertahankan
budaya yang umum: meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional, dan
sosial dari tiap anggota. Keluarga merupakan aspek terpenting dalam unit terkecil
dalam masyarakat, penerima asuhan, kesehatan anggota keluarga dan kualitas
kehidupan keluarga saling berhubungan, dan menempati posisi antara individu
dan masyarakat (Harmoko, 2012)
Keluarga adalah dua atau lebih individu yang bergabung karena hubungan
darah, perkawinan, dan adopsi dalam satu rumah tangga, yang berinteraksi satu
dengan lainnya dalam peran dan menciptakan serta mempertahankan suatu budaya
(Ali, 2010)
Keluarga adalah dua orang atau lebih yang dibentuk berdasarkan ikatan
perkawinan yang sah, mampu memenuhi kebutuhan hidup spritual dan material
yang layak, bertaqwa kepada Tuhan, memiliki hubungan yang selaras, serasi dan
seimbang antara anggota keluarga dan masyarakat serta lingkungannya
(Sudiharto, 2007)
2.1.2 Struktur Keluarga
Struktur keluarga ada bermacam-macam diantaranya adalah :
a. Bilateral : adalah keluarga sdarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah
dalam beberapa generasi dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis
ayah
b. Matrilineal : adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah
dalam beberapa generasi dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis
ibu
c. Matrilokal : sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah istri
d. Patrilokal : adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama kelaurga
sedarah suami
7
a. Fungsi Keagamaan
1. Membina norma ajaran-ajaran agama sebagai dasar dan tujuan hidup
seluruh anggota keluarga
8
legal dalam suatu ikatan perkawinan, satu/ keduanya dapat bekerja diluar
rumah
b. Keluarga besar (exstended family) adalah keluarga inti tambah dengan sanak
saudara, misalnya nenek, kakek, keponakan, saudara sepupu, paman bibi
dan sebagaianya
c. Keluarga berantai (serial family) adalah keluarga yang terdiri dari wanita
dan pria yang menikah lebih dari sati kali dan merupakan satu keluarga inti
d. Keluarga duda / janda (single family) adalah keluarga yang terjadi karena
perceraian atau kematian
e. Keluarga berkomposisi (cmposite) adalah keluarga yang perkawinannya
berpoligami dan hidup secara bersama
f. Keluarga kabitas (cahabitation) adalah dua orang yang menjadi satu tanpa
pernikahan tetapi membentuk suatu kekeluargaan
Tipe kekeluargaan Indonesia umumnya menganut tipe keluarga besar
(extended family), karena masyarakat Indonesia dengan adat istiadat yang
sangat kuat.
2.1.6 Peranan Keluarga
Berbagai peranan yang terdapat dalam keluarga adalah sebagai berikut:
a. Peranan ayah : ayah sebagai suami dari istri dan anak-anak berperan sebagai
pencari nafkah, pendidik, pelindung dan memberi rasa aman, sebagai kepala
keluarga, sebagai anggota dari kelompok sosial serta sebagai anggota
masyarakat dari lingkungannya.
b. Peranan ibu : sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai
pertanan untuk mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dari anak-
anaknya, pelindung dan sebagai salah satu kelompok dari peranan sosialnya
serta sebagai sanggota masyarakat dari lingkungannya, disamping itu juga
dapat berperan sebagai nafkah tanbahan dalam kekeluargaan
c. Peranan anak : anak-anak melaksanakan peranan psiko-sosial sesuai dengan
tingkat perkembangannya baik fisik, mental, social dan spiritual. (uraian
selengkapnya dapat dipelajari dalam perawatan anak)
2.2 Hipertensi
12
Hipertensi lebih banyak terjadi pada pria bila terjadi pada usia dewasa muda.
Tetapi lebih banyak menyerang wanita setelah umur 55 tahun, sekitar 60%
penderita hipertensi adalah wanita. Hal ini sering dikaitkan dengan perubahan
hormon setelah menopause (Marliani, 2007).
2. Umur
Semakin tinggi umur seseorang semakin tinggi tekanan darahnya, jadi orang
yang lebih tua cenderung mempunyai tekanan darah yang tinggi dari orang yang
berusia lebih muda. Hipertensi pada usia lanjut harus ditangani secara khusus. Hal
ini disebabkan pada usia tersebut ginjal dan hati mulai menurun, karena itu dosis
obat yang diberikan harus benar-benar tepat. Tetapi pada kebanyakan kasus ,
hipertensi banyak terjadi pada usia lanjut. Pada wanita, hipertensi sering terjadi
pada usia diatas 50 tahun. Hal ini disebabkan terjadinya perubahan hormon
sesudah menopause.
Hanns Peter (2009) mengemukakan bahwa kondisi yang berkaitan dengan
usia ini adalah produk samping dari keausan arteriosklerosis dari arteri-arteri
utama, terutama aorta, dan akibat dari berkurangnya kelenturan. Dengan
mengerasnya arteri-arteri ini dan menjadi semakin kaku, arteri dan aorta itu
kehilangan daya penyesuaian diri.
Dengan bertambahnya umur, risiko terkena hipertensi lebih besar sehingga
prevalensi dikalangan usia lanjut cukup tinggi yaitu sekitar 40 % dengan kematian
sekitar 50 % diatas umur 60 tahun. Arteri kehilangan elastisitas atau kelenturan
serta tekanan darah meningkat seiring dengan bertambahnya usia. Peningkatan
kasus hipertensi akan berkembang pada umur lima puluhan dan enampuluhan.
Dengan bertambahnya umur, dapat meningkatkan risiko hipertensi
3. Keturunan (Genetik)
Adanya faktor genetik pada keluarga tertentu akan menyebabkan keluarga itu
mempunyai risiko menderita hipertensi. Hal ini berhubungan dengan peningkatan
kadar sodium intraseluler dan rendahnya rasio antara potasium terhadap sodium
Individu dengan orang tua dengan hipertensi mempunyai risiko dua kali lebih
besar untuk menderita hipertensi dari pada orang yang tidak mempunyai keluarga
dengan riwayat hipertensi. Selain itu didapatkan 70-80% kasus hipertensi esensial
18
dengan riwayat hipertensi dalam keluarga (Anggraini dkk, 2009). Seseorang akan
memiliki kemungkinan lebih besar untuk mendapatkan hipertensi jika orang
tuanya adalah penderita hipertensi (Marliani, 2007).
Menurut Rohaendi (2008), mengatakan bahwa Tekanan darah tinggi
cenderung diwariskan dalam keluarganya. Jika salah seorang dari orang tua anda
ada yang mengidap tekanan darah tinggi, maka anda akan mempunyai peluang
sebesar 25% untuk mewarisinya selama hidup anda. Jika kedua orang tua
mempunyai tekanan darah tingi maka peluang anda untuk terkena penyakit ini
akan meningkat menjadi 60%.
b. Faktor Resiko Yang Dapat Dikontrol:
1. Obesitas
Pada usia pertengahan ( + 50 tahun ) dan dewasa lanjut asupan kalori
sehingga mengimbangi penurunan kebutuhan energi karena kurangnya aktivitas.
Itu sebabnya berat badan meningkat. Obesitas dapat memperburuk kondisi lansia.
Kelompok lansia karena dapat memicu timbulnya berbagai penyakit seperti
artritis, jantung dan pembuluh darah, hipertensi (Rohendi, 2008).
Untuk mengetahui seseorang mengalami obesitas atau tidak, dapatdilakukan
dengan mengukur berat badan dengan tinggi badan, yang kemudian disebut
dengan Indeks Massa Tubuh (IMT). Rumus perhitungan IMT adalah sebagai
berikut:
Berat Badan (kg)
IMT =
Tinggi Badan (m) x Tinggi Badan (m)
IMT berkorelasi langsung dengan tekanan darah, terutama tekanan darah
sistolik. Risiko relatif untuk menderita hipertensi pada orang obes 5 kali lebih
tinggi dibandingkan dengan seorang yang berat badannya normal. Pada penderita
hipertensi ditemukan sekitar 20-30% memiliki berat badan lebih.
Obesitas beresiko terhadap munculnya berbagai penyakit jantung dan
pembuluh darah. Disebut obesitas apabila melebihi Body Mass Index (BMI) atau
Indeks Massa Tubuh (IMT). BMI untuk orang Indonesia adalah 25. BMI
memberikan gambaran tentang resiko kesehatan yang berhubungan dengan berat
19
dari 15 batang perhari. Subyek terus diteliti dan dalam median waktu 9,8 tahun.
Kesimpulan dalam penelitian ini yaitu kejadian hipertensi terbanyak pada
kelompok subyek dengan kebiasaan merokok lebih dari 15 batang perhari
(Rahyani, 2007).
4. Mengkonsumsi garam berlebih
Badan kesehatan dunia yaitu World Health Organization (WHO)
merekomendasikan pola konsumsi garam yang dapat mengurangi risiko terjadinya
hipertensi. Kadar yodium yang direkomendasikan adalah tidak lebih dari 100
mmol (sekitar 2,4 gram yodium atau 6 gram garam) perhari. Konsumsi natrium
yang berlebih menyebabkan konsentrasi natrium di dalam cairan ekstraseluler
meningkat. Untuk menormalkannya cairan intraseluler ditarik ke luar, sehingga
volume cairan ekstraseluler meningkat. Meningkatnya volume cairan ekstraseluler
tersebut menyebabkan meningkatnya volume darah, sehingga berdampak kepada
timbulnya hipertensi. (Wolff, 2008).
5. Minum alkohol
Banyak penelitian membuktikan bahwa alkohol dapat merusak jantung dan
organ-organ lain, termasuk pembuluh darah. Kebiasaan minum alkohol berlebihan
termasuk salah satu faktor resiko hipertensi (Marliani, 2007).
6. Stress
Hubungan antara stress dengan hipertensi diduga melalui aktivitas saraf
simpatis peningkatan saraf dapat menaikan tekanan darah secara intermiten (tidak
menentu). Stress yang berkepanjangan dapat mengakibatkan tekanan darah
menetap tinggi. Walaupun hal ini belum terbukti akan tetapi angka kejadian di
masyarakat perkotaan lebih tinggi dibandingkan dengan di pedesaan. Hal ini dapat
dihubungkan dengan pengaruh stress yang dialami kelompok masyarakat yang
tinggal di kota (Rohaendi, 2003). Menurut Anggraini dkk, (2009)
menagatakan Stress akan meningkatkan resistensi pembuluh darah perifer dan
curah jantung sehingga akan menstimulasi aktivitas saraf simpatis. Adapun stress
ini dapat berhubungan dengan pekerjaan, kelas sosial, ekonomi, dan karakteristik
personal.
21
c. Komplikasi Hipertensi
Menurut Sustrani (2006), membiarkan hipertensi membiarkan jantung bekerja
lebih keras dan membiarkan proses perusakan dinding pembuluh darah
berlangsung dengan lebih cepat. Hipertensi meningkatkan resiko penyakit jantung
dua kali dan meningkatkan resiko stroke delapan kalindibanding dengan orang
yang tidak mengalami hipertensi.
Selain itu hipertensi juga menyebabkan terjadinya payah jantung, gangguan
pada ginjal dan kebutaan. Penelitian juga menunjukkan bahwa hipertensi dapat
mengecilkan volume otak, sehingga mengakibatkan penurunan fungsi kognitif
dan intelektual. Yang paling parah adalah efek jangka panjangnya yang berupa
kematian mendadak.
1. Penyakit jantung koroner dan arteri
Ketika usia bertambah lanjut, seluruh pembuluh darah di tubuh akan semakin
mengeras, terutama di jantung, otak dan ginjal. Hipertensi sering diasosiasikan
dengan kondisi arteri yang mengeras ini.
2. Payah jantung
Payah jantung (Congestive heart failure) adalah kondisi dimana jantung tidak
mampu lagi memompa darah yang dibutuhkan tubuh. Kondisi ini terjadi karena
kerusakan otot jantung atau system listrik jantung.
3. Stroke
Hipertensi adalah faktor penyebab utama terjadinya stroke, karena tekanan darah
yang terlalu tinggi dapat menyebabkan pembuluh darah yang sudah lemah
menjadi pecah. Bila hal ini terjadi pada pembuluh darah di otak, maka terjadi
perdarahan otak yang dapat berakibat kematian. Stroke juga dapat terjadi akibat
sumbatan dari gumpalan darah yang macet di pembuluh yang sudah menyempit.
4. Kerusakan ginjal
Hipertensi dapat menyempitkan dan menebalkan aliran darah yang menuju ginjal,
yang berfungsi sebagai penyaring kotoran tubuh. Dengan adanya gangguan
tersebut, ginjal menyaring lebih sedikit cairan dan membuangnya kembali
kedarah. Gagal ginjal dapat terjadi dan diperlukan cangkok ginjal baru.
5. Kerusakan penglihatan
22
2. Kacang-kacangan
Kacang-kacangan, seperti kacang tanah, almond, kacang merah mengandung
magnesium dan potasium. Potasium dikenal cukup efektif menurunkan tekanan
darah tinggi.
3. Pisang
Buah ini tidak hanya menawarkan rasa lezat tetapi juga membuat tekanan darah
lebih sehat. Pisang mengandung kalium dan serat tinggi yang bermanfaat
mencegah penyakit jantung. Penelitian juga menunjukkan bahwa satu pisang
sehari cukup untuk membantu mencegah tekanan darah tinggi.
4. Kedelai
24
kandungan asam lemak jenuh tinggi). Kolesterol yang tinggi dalam darah dapat
menyebabkan timbulnya penyumbatan pembuluh darah sehingga tekanan darah
menjadi tinggi (hipertensi).
2.2.9 Komplikasi
Tekanan darah tinggi dalam jangka waktu yang lama akan merusak
endhotel arteri dan mempercepat atherosclerosis. Komplikasi dari hipertensi
termasuk rusaknya organ tubuuh seperti jantung, mata, ginjal, otak dan pembuluh
darah besar. Hipertensi adalah faktor resiko utama untuk penyakit serebrovaskular
(stroke, transient ischemic attack), penyakit arteri koroner (infark miokard,
angina), gagal ginjal, dan atrial fibrilasi. Bila penderita hipertensi memiliki faktor
– faktor resiko kardiovaskular maka akan meningkatkan mortalitas dan mordibitas
akibat gangguan kardiovaskulernya. Menurut study Framinghan, pasien dengan
hipertensi mempunyai peningkatan resiko yang bermakna untuk penyakit koroner,
stroke, penyakit arteri perifer, gagal ginjal, dan gagal jantung (Muchid, 2006 : 7).
28
BAB III
LAPORAN KASUS
3.1 Pengkajian
3.1.1 Identitas
Kepala Keluarga : Tn.M
Alamat : Desa Bonan Dolok I
Pekerjaan KK : Petani
Pendidikan KK : SMA
3.1.2 Komposisi Anggota Keluarga
3.1.3 Genogram
Keterangan :
:laki2
:Pr
29
: Meninggal
: Klien
: Tinggal serumah
dengan skala
nyeri 5
(sedang)
DO
➢ TD : 150/90 mmHg
➢ HR : 80 x/ menit
➢ RR : 20 x/ menit
➢ SB : 370C
➢ Tampak meringis
2 DS Sumber daya Ketidakefektifan
➢ Tn.M mengatakan pernah tidak cukup pemeliharaan
membawa Ny.L ke kesehatan
puskesmas dan ke dokter,
setelah obat habis tidak
pernah lagi ke puskesmas
➢ Tn.M mengatakan tidak
mengetahui bagaimana cara
memulihkan kondisi Ny.L
DO
➢ Tn. L tampak lemas
➢ TD : 150/90 mmHg
➢ HR : 80 x/ menit
➢ RR : 20 x/ menit
➢ SB : 370C
mempengaruhi nyeri
seperti suhu ruangan,
pencahayaan dan
kebisingan
▪ Ajarkan tentang teknik
non farmakologi
▪ Berikan analgetik
untuk mengurangi
nyeri
2 Ketidakefektifan Setelah dilakukan Pengajaran: proses
pemeliharaan perawatan selama 3 x 24 penyakit
kesehatan jam, klien dan Keluarga • Kaji tingkat
berhubungan dapat mencapai : pengetahuan
dengan sumber Tingkat pengetahuan keluarga tentang
daya tidak cukup meningkat hipertensi
ditandai dengan • Lakukan HE dengan
Ny. N penyuluhan tentang
mengatakan hipertensi
pernah membawa • Review ulang hasil
Tn. L ke penyuluhan
38
2. Melakukan penyuluhan
tentang hipertensi
Hasil :
Keluarga dapat
mengulangi 70%
penjelasan tentang
hipertensi dan dapat
menjawab pertanyaan
yang diajukan 100%
41
perawatan seadanya
dengan memijat
3. Membantu keluarga
membuat bahan herbal
untuk menurunkan TD
Hasil : keluarga memilih
untuk memberikan Jus
ketimun
4. Mendemonstrasikan cara
pembuatan herbal untuk
menurunkan TD
Hasil : keluarga dapat
membut jus timun untuk
menurunkan TD
5. Mengkaji kemampuan
keluarga menggunakan
fasilitas kesehatan
Hasil : keluarga tidak
memiliki JKN dan biaya
terbatas untuk obat
6. Memberikan dukungan
keluarga menggunakan
JKN
Hasil : keluarga bersedia
untuk mengurus BPJS
melalui Kelurahan
43
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Seseorang dikatakan terkena hipertensi adalah dimana tekanan darah sistolik >
140 mmHg dan tekanan diastolik > 90 mmHg. Penyakit ini adalah penyakit yang
berbahaya karena merupakan salah satu faktorresiko terjadinya stroke.
Hipertensi berdasarkan penyebabnya dibagi menjadi dua yaitu :
A. Hipertensi primer atau esensial merupakan hipertensi dengan penyebab
yang tidak diketahui secara pasti/
B. Hipertensi sekunder yaitu hipertensi yang disebabkan oleh penyebab
spesifik tertentu, misalnya penyakit ginjal, penyakit endokrin atau
karena penyakit koartasio aorta.
4.2 Saran
Setelah membaca laporan ini saya berpesan kepada para pembaca agar selalu
menjaga kesehatan. Kesehatan merupakan anugrah yang tak ternilai harganya.
Karena di dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang sehat. Selalu memperhatikan
asupan makanan yang masuk dalam tubuh kita/ Makanlah makanan yang bergizi
tinggi yang dapat memenuhi semua kebutuhan tubuh kita agar tidak terjadi
hipertensi.