PENDAHULUAN
tekanan darah dalam pembuluh darah arteri yang mengangkut darah dari jantung
tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari
90 mmHg pada dua kali pengukuran selang waktu lima menit dalam keadaan
cukup tenang/istirahat (Kemenkes RI, 2013). Hipertensi sering kali disebut silent
adalah sakit kepala atau rasa berat di tengkuk, vertigo, jantung berdebar, mudah
Indonesia. Hal ini karena secara statistik jumlah penderita yang terus meningkat
dari waktu ke waktu. Berbagai faktor yang berperan dalam hal ini salah satunya
adalah gaya hidup modern. Pemilihan makanan yang berlemak, kebiasaan aktifitas
yang tidak sehat, merokok, minum kopi serta gaya hidup sedetarian adalah
beberapa hal yang disinyalir sebagai faktor yang berperan terhadap hipertensi ini.
Penyakit ini dapat terjadi akibat dari gaya hidup moderen serta dapat juga
1
2
tidak ditangani dengan tepat maka akan menimbulkan komplikasi yaitu stroke,
infark miokard, gagal jantung, gagal ginjal kronik dan retinopati (Nuraini, 2015).
Data Worlh Health Organization (WHO), di seluruh dunia sekitar 972 juta
orang atau 26,4% orang di seluruh dunia mengidap hipertensi, angka ini
kemungkinan akan meningkat menjadi 29,2% di tahun 2025. Dari 972 juta
pengidap hipertensi, 333 juta berada di negara maju dan 639 sisanya berada di
menempati peringkat ke-2 dari 10 penyakit terbanyak pada pasien rawat jalan di
rumah sakit di Indonesia. Penderitanya lebih banyak wanita (56%) dan pria (44%)
(Triyanto, 2014).
tahun 2018, jumlah penderita hipertensi tercatat menduduki urutan kedua dalam
yaitu sebanyak 36.546. Hal ini menunjukkan tingginya kasus hipertensi yang
mencapai 1.192 kasus hipertensi dimana perempuan sebanyak 540 kasus dan laki-
laki sebanyak 652 kasus. Dari wawancara yang dilakukan pada petugas
Puskesmas Tapung didapatkan bahwa penderita hipertensi banyak yang tidak rutin
mengontrol tekanan darah, memiliki kebiasaan merokok, pola hidup yang tidak
sehat, jika kebiasaan tersebut tidak diatasi maka akan memicu terjadinya
komplikasi seperti gagal jantung, stroke, kerusakan pada ginjal dan kebutaan.
3
Data dari Puskesmas Tapung pada tahun 2019 jumlah penderita hipertensi
sebanyak 1.622 kasus hipertensi dimana perempuan sebanyak 744 kasus dan laki-
penyakit tidak menular masyarakat. Salah satu penyakit tidak menular yang
Puskesmas.
masalah dalam Karya Tulis Ilmiah Studi Kasus yaitu: “Bagaimanakah Asuhan
1.3 Tujuan
Tahun 2020.
hipertensi.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Keluarga adalah perkumpulan dua atau lebih individu yang diikat oleh
hubungan darah, perkawinan atau adopsi, dan tiap-tiap anggota keluarga selalu
berinteraksi satu sama lain (Mubarak dkk, 2011). BKKBN (1999) dalam
Sudiharto (2012) menyatakan bahwa keluarga adalah dua orang atau lebih yang
kebutuhan hidup spiritual dan materil yang layak, bertakwa kepada Tuhan,
memiliki hubungan yang selaras dan seimbang antara anggota keluarga dan
mengidentifikasi diri dan terdiri atas dua individu atau lebih yang memiliki
hubungan khusus, yang dapat terkait dengan hubungan darah atau hukum atau
dapat juga tidak, namun berfungsi sebagai sedemikian rupa sehingga mereka
6
7
tangga.
a. Secara Tradisional
ayah, ibu dan anak yang diperoleh dari keturunannya atau adopsi
atau keduanya.
(kakek-nenek, paman-bibi).
b. Secara Moderen
adalah:
1. Tradisional Nuclear
Keluarga inti (ayah, ibu dan anak) tinggal dalam satu rumah
2. Reconstituted Nuclear
luar rumah.
4. Dyadic Nuclear
5. Single Parent
rumah.
6. Dual Carrier
Yaitu suami istri atau keduanya orang karier dan tanpa anak
7. Commuter Married
tertentu.
8. Single Adult
9. Three Generation
10. Institusional
suatu panti-panti.
11. Comunal
Yaitu satu rumah terdiri dari dua atau lebih pasangan yang
penyediaan fasilitas.
adalah kawin dengan yang lain dan semua adalah orang tua dari
anak-anak.
anaknya diadopsi.
tanpa kawin.
kelamin sama.
10
Struktur keluarga terdiri dari: pola dan proses komunikasi, strukrur peran,
struktur kekuatan dan struktur nilai dan norma (Mubarak dkk, 2011)
a. Struktur komunikasi
b. Struktur peran
yang diharapkan sesuai posisi sosial yang diberikan. Jadi pada struktur
c. Struktur kekuatan
affective power.
keluarga.
11
a. Fungsi afektif
Peran utama orang dewasa dalam keluarga adalah fungsi afektif, fungsi
sosial atau pemberian status adalah aspek lain dari fungsi sosialisasi.
Pemberian status kepada anak berarti mewariskan tradisi, nilai dan hak
c. Fungsi reproduksi
keluarga.
12
e. Fungsi ekonomi
daya yang cukup finansial, ruang dan materi serta alokasinya yang
kehubungan intim yang baru. Tahap ini juga disebut sebagai tahap
bayi berusia 30 bulan. Transisi ke masa menjadi orang tua adalah salah
preschool)
Keluarga saat ini dapat terdiri dari tiga sampai lima orang, dengan
sekitar mereka, dan kebutuhan orang tua akan privasi diri, membuat
rumah dan jarak yang adekuat menjadi masalah utama. Peralatan dan
schoolchildren)
dalam waktu penuh, biasanya pada usia 5 tahun, dan diakhiri ketika ia
jumlah anggota keluarga yang maksimal dan hubungan akhir tahap ini
memuaskan.
singkat jika anak meninggalkan keluarga lebih awal atau lebih lama,
jika anak tetap tinggal di rumah pada usia lebih dari 19 atau 20 tahun.
centerfamilies)
perginya anak pertama dari rumah orang tua dan berakhir dengan
rumah. Tahap ini dapat cukup singkat atau cukup lama, bergantung
pada jumlah anak dalam keluarga atau jika anak yang belum menikah
keluarga membantu anak tertua untuk terjun ke dunia luar, orang tua
mandiri.
pensiun atau kematian salah satu pasangan. Tahap ini dimulai ketika
15
yang sehat.
dan perawatannya).
fisik, psikososial).
dengan tanda adanya gangguan tekanan darah sistolik maupun diastolik yang naik
di atas tekanan darah normal. Tekanan darah sistolik adalah tekanan puncak yang
tercapai ketika jantung berkontraksi dan memompakan darah keluar melalui arteri.
Tekanan darah diastolik diambil tekanan jatuh ketitik terendah saat jantung rileks
tekanan darah dalam pembuluh darah arteri yang mengangkut darah dari jantung
lebih dari suatu periode (Irianto, 2014). Hal ini terjadi bila arteriol-arteriol
Hipertensi menambah beban kerja jantung dan arteri yang bila berlanjut
Hipertensi sering juga diartikan sebagai suatu keadaan dimana tekanan darah
18
sistolik lebih dari 120 mmHg dan tekanan diastolik lebih dari 80 mmHg
(Muttaqin, 2009).
b. Hipertensi sekunder
RI, 2013).
Tabel 2.1
Klasifikasi Hipertensi Berdasarkan Tekanan Darah Sistolik dan Diastolik
Kategori TD Sistolik (mmHg) TD diastolik (mmHg)
Normal 90 - 120 mmHg 60 - 80 mmHg
Prahipertensi 120 - 139 mmHg 80 - 89 mmHg
Stadium I 140 - 159 mmHg 90 - 99 mmHg
Stadium II ≥ 160 mmHg ≥ 100 mmHg
Sumber : Smeltzeretal, 2012
Tabel 2.2.
Klasifikasi Hipertensi Berdasarkan Tekanan Darah Pada Orang Dewasa
Kategori TD Sistolik (mmHg) TD diastolik (mmHg)
Normal < 130 mmHg < 85 mmHg
Normal Tinggi 130 - 139 mmHg 85 - 89 mmHg
Stadium 1 (ringan) 140 - 159 mmHg 90 - 99 mmHg
Stadium 2 (sedang) 160 - 179 mmHg 100 - 109 mmHg
Stadium 3 (berat) 180 - 209 mmHg 110 - 119 mmHg
Stadium 4 (maligna) ≥ 210 mmHg ≥ 120 mmHg
Sumber: Triyanto, 2014
terletak dipusat vasomotor, pada medulla diotak. Dari pusat vasomotor ini
bermula jaras saraf simpatis, yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan keluar
bawah melalui system saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron
meskipun tidak diketahui dengan jelas mengapa hal tersebut bisa terjadi.
20
yang kemudian diubah menjadi angiotensin II, suatu vasokonstriktor kuat, yang
pada gilirannya merangsang sekresi aldosteron oleh korteks adrenal. Hormon ini
jaringan ikat dan penurunan dalam relaksasi otot polos pembuluh darah, yang
bila demikian, gejala baru ada setelah terjadi komplikasi pada ginjal, mata, otak
atau jantung. Gejala lain yang sering ditemukan adalah sakit kepala, epistaksis,
dkk, 2012).
21
meskipun secara tidak sengaja beberapa gejala terjadi bersamaan dan dipercaya
3. Epistaksis spontan.
4. Kelelahan
6. Sesak nafas
7. Gelisah
2.2.6 Penatalaksanaan
mmHg dan tekanan diastolik di bawah 90 mmHg dan mengontrol faktor risiko.
Hal ini dapat dicapai melalui modifikasi gaya hidup saja atau dengan obat
antihipertensi.
a. Terapi tanpa Obat Diet yang dianjurkan untuk penderita hipertensi adalah:
lain-lain.
latihan.
atau 72-80% dari denyut nadi maksimal yang disebut zona latihan.
kali/minggu.
Skema 2.1
WOC/ Pathway Hipertensi
Umur Jenis kelamin Gaya hidup Obesitas
Hipertensi
Perubahan struktur
Vasokontraksi
Gangguan sirkulasi
Resistensi
Suplai O2 Vasokontraksi Siskemik Coroner
pembuluh darah
otak pembuluh
otak meningkat
menurun darah ginjal
vasokontra Iskemiam
ksi iokart
Gangguan Blood flow
pervusi menurun
jaringan Penurunan
Fatigue
curah jantung
Respon RA
Nyeri kepala Gangguan
pola tidur Intoleransi
Edema
aktivitas
24
2.3.1 Pengkajian
a. Pengumpulan data:
1. Data umum:
b) Tipe keluarga
c) Suku bangsa
kesehatan.
d) Agama
f) Aktifitas rekreasi
dari anak tertua dari keluarga inti dan mengkaji sejauh mana
belum terpenuhi.
3. Data lingkungan
c) Mobilitas keluarga
tinggal.
tinggal.
kesehatan.
4. Struktur keluarga
5. Fungsi keluarga
a) Fungsi afektif
b) Fungsi sosial
yang sakit.
keluarga.
d) Fungsi reproduksi
e) Fungsi ekonomi
Stresor jangka panjang yaitu stresor yang saat ini dialami yang
menghadapi permasalahan.
7. Pemeriksaan fisik
tidak berbeda jauh dengan pemeriksaan fisik pada klien di klinik atau
pemeriksaan penunjang.
8. Harapan keluarga
b. Analisa data
keluarga atau komunitas terhadap masalah kesehatan atau proses kehidupan yang
Proses skoring menggunakan skala yang telah dirumuskan oleh Bailon dan
Maglaya.
Tabel 2.3
Skala Skoring
No Kriteria Skor Bobot
1 Sifat masalah : 1
1.Tidak atau kurang sehat. 3
2.Ancaman kesehatan. 2
3.Krisis atau keadaan sejahtera. 1
2 Kemungkinan masalah dapat di ubah : 2
1.Dengan mudah 2
2.Hanya sebagian 1
3.Tidak dapat 0
3 Potensial masalah untuk dicegah : 1
1.Tinggi 3
2.Cukup 2
3.Rendah 1
4 Menonjolnya masalah : 1
1.masalah berat harus di tangani. 2
2.Ada masalah, tetapi tidak perlu harus 1
segera ditangani. 0
3. Masalah tidak dirasakan.
bobot. Skor yang diperoleh bagi skor tertinggi dikali dengan bobot.
c. Jumlah untuk semua kriteria (skor tertinggi sama dengan jumlah bobot,
yaitu 5).
32
kebutuhan oksigen.
dan keperawatan yang telah di identifikasi dari masalah keperawatan yang sering
muncul.
masalah.
1. Pengetahuan (kognitif).
keperawatan keluarga.
2. Sikap (afektif).
3. Tindakan (psikomotor).
menguntungkan.
c. Rencana tindakan disesuaikan dengan sumber daya dan dana yang dimiliki
implementasi dengan kriteria dan standar yang telah ditetapkan untuk melihat
keberhasilan, bila hasil dari evaluasi implementasi tidak berhasil atau sebagian
keperawatan, yaitu:
BAB 3
TINJAUAN KASUS
3.1 Pengkajian
a) Data Umum
b) Umur : 54 Tahun
e) Pendidikan : SMA
Table 3.1
Komposisi Keluarga
Jenis
No Nama Hubungan Umur Pendidikan
Kelamin
1. Ny. T P Istri 45 th SMP
2. Amja setia L Anak 27 th S1
3. Sela P Anak 20 th SMU
g) Genogram
35
36
Keterangan: : Perempuan
: Laki-laki
: Perempuan meninggal
: Laki-laki meninggal
: Klien
: Tinggal Serumah
h) Tipe Keluarga
yang terdiri ayah, ibu dan anak yang diperoleh dari keturunannya
i) Suku Bangsa
j) Agama
Makan : 2.500.000,00
Listrik : 300.000,00
l) Aktivitas Rekreasi
kadang.
puskesmas 1 bulan sekali untuk cek lab dan mengambil obat rutin,
3. Data Lingkungan
keluarga yaitu sumur bor, dengan kondisi bersih dan tidak berbau.
c) Mobilitas keluarga
Sumatera Utara.
lain.
4. Struktur Keluarga
sebagai ibu rumah tangga dan Ny.T memiliki hak dan tanggung
Tn.K.
dengan sehat dan sakit keluarga juga percaya bahwa tiap sakit ada
5. Fungsi Keluarga
a) Fungsi Afektif
b) Fungsi Sosial
d) Fungsi Produksi
e) Fungsi Ekonomi
sembuh.
42
7. Harapan Keluarga
Tabel 3.2
Pemeriksaan Fisik Keluarga
Data Tn .K Ny. T
TTV TD: 180/90 mmHg TD: 130/70 mmHg
N: 80x/m N: 76x/m
RR: 20 x/m RR: 20 x/m
S: 36,7° C S: 36,8° C
Kepala Bentuk: simetris, bersih, Bentuk: simetris, bersih,
rambut: warna hitam rambut: warna hitam
Leher Tidak ada pembesaran Tidak ada pembesaran
kelenjar getah bening dan kelenjar getah bening dan
tiroid. tiroid.
43
b) Data Fokus
1. Data Subjektif
benda berat
leher
2. Data Objektif
c) Tanda-tanda vital.
e) N: 80x/menit
masalah.
Tabel 3.6
Skoring Diagnosa Keperawatan Defisiensi Pengetahuan
No Prioritas Masalah Keperawatan Skor
1. Nyeri akut b.d ketidak mampuan anggota keluarga 3,6
merawat anggota keluarga yang sakit
2. Defesiensi pengetahuan b.d ketidak mampuan keluarga 3
mengenal masalah.
terapi farmakologi
(analgetik) untuk
megurangi nyeri (katopril
25 mg).
2. Defisiensi NOC NIC
pengetahuan Setelah dilakukan 1. Kaji pengetahuan klien
berhubungan kunjungan rumah dan keluarga tentang
dengan sebanyak 3 kali hipertensi
ketidakmampuan kunjungan rumah 2. Diskusikan dengan
keluarga diharapkan keluarga keluarga tentang
mengenal mengetahui hipertensi dengan
masalah. proses penyakit. menggunakan
Kriteria hasil: leaflet/lembar balik
1. Pasien dan meliputi pengertian
keluarga hipertensi, penyebab,
menyatakan tanda dan gejala, proses
pemahaman penyakit, komplikasi,
tentang penyakit, perawatan dan
kondisi, dan pencegahan hipertensi.
program 3. Diskusikan dengan
pengobatan. keluarga tentang
2. Pasien dan keputusan untuk merawat
keluarga mampu anggota keluarga yang
melaksanakan sakit.
prosedur yang 4. Diskusikan dengan
dijelaskan secara keluarga cara merawat
benar. anggota keluarga yang
3. Pasien dan sakit.
keluarga mampu 5. Jelaskan makanan yang
menjelaskan harus dikonsumsi dan
kembali apa yang dihindari penderita
dijelaskan perawat. hipertensi.
4. Klien dan keluarga 6. Diskusikan dengan
mengetahui keluarga tentang
komplikasi lingkungan yang
hipertensi menunjang kesehatan.
7. Diskusikan bersama
keluarga tentang
pemanfaatan fasilitas
kesehatan.
49
Tabel 3.8
Implementasi Keperawatan
Hari Diagnosa
No Atau Keperawatan Implementasi
Tanggal Keluarga
1. 6 April Nyeri akut 1. Mengkaji nyeri secara komprehensif.
2020 jam berhubungan 2. Mengobservasi tanda-tanda vital
10.30 Wib dengan 3. Mengajarkan/demonstrasikan teknik
ketidakmampuan manajemen nyeri (teknik relaksasi)
keluarga 4. Mengajarkan dan demonstrasikan
merawat teknik manajemen nyeri (distraksi)
anggota keluarga 5. Menganjurkan/demonstrasikan pada
sakit. klien dan keluarga kompres hangat
pada kepala bagian belakang.
6. Menganjurkan klien untuk
meningkatkan istirahat.
7. Beri lingkungan yang nyaman untuk
mengurangi nyeri.
8. Memberikan informasi pada klien dan
keluarga tentang nyeri dan perawatan
yang diberikan.
9. Berkolaborasi pemberian terapi
farmakologi (analgetik) untuk
mengurangi nyeri (katopril 25 mg).
2. 7 April Defisiensi 1. Mengkaji pengetahuan klien dan
2020 jam pengetahuan keluarga tentang hipertensi
11.00 Wib berhubungan 2. Berdiskusi dengan keluarga tentang
dengan hipertensi dengan menggunakan
ketidakmampuan leaflet/lembar balik meliputi pengertian
keluarga hipertensi, penyebab, tanda dan gejala,
mengenal proses penyakit, komplikasi, perawatan
masalah. dan pencegahan hipertensi.
3. Berdiskusi dengan keluarga tentang
keputusan untuk merawat anggota
keluarga sakit.
4. Berdiskusi dengan keluarga cara
merawat anggota keluarga yang sakit.
5. Jelaskan makanan yang harus
dikonsumsi dan dihindari penderita
hipertensi.
6. Berdiskusi dengan keluarga tentang
lingkungan yang menunjang kesehatan.
7. Berdiskusi bersama keluarga tentang
pemanfaatan fasilitas kesehatan.
50
Tabel 3.8
Evaluasi Keperawatan
Hari/ Tanda
No Diagnosa SOAP
Tanggal Tangan
1. 7 April Nyeri akut Subjektif:
2020 jam berhubungan 1. Klien mengatakan nyeri
10.45 Wib dengan masih dirasakan namun
ketidakmampuan sudah sedikit berkurang
keluarga (skala nyeri 4).
merawat anggota 2. Klien mengatakan mampu
keluarga sakit. mengontrol nyeri dengan
teknik relaksasi dan distraksi
(klien melakukan teknik
distraksi nyeri dengan
membaca Al-Quran).
3. Klien menyebutkan
penyebab terjadinya dan
nyeri.
4. Klien mengatakan nyeri
sedikit berkurang setelah
melakukan teknik
manajemen nyeri yang
diajarkan.
5. Klien mengatakan merasa
lebih nyaman dan nyeri
berkurang setelah melakukan
kompres hangat pada kepala
bagian belakang.
Objektif:
1. Klien mampu
mendemonstrasikan teknik
relaksasi, distraksi dan
kompres hangat pada kepala
bagian belakang.
2. Klien mampu menyebutkan
penyebab terjadinya nyeri.
51
tentang hipertensi.
3. Klien dan keluarga
mengetahui komplikasi
hipertensi
Asesmen: Masalah teratasi.
Planing:
Intervensi dipertahankan
keluarga.
3. 9 April Nyeri akut Subjektif:
2020 jam berhubungan 1. Klien mengatakan nyeri
10.00 Wib dengan masih dirasakan namun
ketidakmampuan sudah sedikit demi sedikit
keluarga berkurang (skala nyeri 2 ).
merawat 2. Klien mengatakan mampu
anggota keluarga mengontrol nyeri dengan
sakit. teknik relaksasi dan distraksi
(klien melakukan teknik
distraksi nyeri dengan
membaca Al-Quran).
3. Klien mengatakan masih
menerapkan cara yang di
ajarkan kemaren.
Objektif:
1. Klien mampu
mendemonstrasikan teknik
relaksasi, distraksi dan
kompres hangat pada kepala
bagian belakang.
2. Klien mampu menyebutkan
3. penyebab terjadinya nyeri.
4. Tn. K tidak lagi terlihat
gelisah dan meringis.
5. Tanda-tanda vital :
TD : 160/90.
N : 75 x/m
RR : 18 x/m
S : 36,6° C
Asesmen: Masalah teratasi
Planing:
Intrvensi di hentikan, lajutkan
pemantauan berkala dan
pemeriksaan TD.
53
BAB 4
HASIL STUDI KASUS DAN PEMBAHASAN
Dalam hasil studi kasus ini penulis menguraikan masalah yang terjadi di
dalam kasus serta membandingkan teori dengan kenyataan pada saat melakukan
dilakukan tidak ada kesenjangan antara teori dengan hasil yang didapat.
4.2 Pembahasan
4.2.1 Pengkajian
keluarga berasal dari berbagai sumber: wawancara, observasi rumah keluarga dan
53
54
darahnya yang kembali naik, keluhan yang dirasakan seperti tertekan benda berat
pada daerah kepala dan leher, Skala nyeri 6 (sedang), keluhan timbul secara tiba-
tiba, sakit kepala yang dirasakan hilang timbul. Tn. K mangatakan kepala terasa
sakit disertai pusing, nyeri pada leher dan terasa berat. Saat dilakukan
Keluhan yang disampaikan tersebut sesuai dengan tanda dan gejala hipertensi.
Menurut Crowin, (2000) dalam Wijaya & Putri, (2013) namun tidak
semua gejala muncul dalam kasus keluarga Tn. K, berdasarkan teori Crowin
(2000) dalam Wijaya & Putri (2013) tanda dan gejala hipertensi yaitu nyeri kepala
saat terjaga, kadang-kadang disertai mual dan muntah, akibat peningkatan tekanan
langkah yang tidak mantap karena kerusakan susunan saraf pusat, nokturia karena
peningkatan aliran darah ginjal dan filtrasi glumerolus, edama dependen dan
(Brunner & Suddart, 2015) juga mengatakan bahwa gejala yang timbul
selain dari peningkatan darah yang tinggi, dapat pula ditemukan perubahan pada
darah, dan pada kasus berat edema pupil (edema pada diskus optikus).
sering mengkonsumsi garam dan makanan yang sama dengan anggota keluarga
yang berlebih dan masih sering mengkonsumsi yang bersantan, ikan asin. Data
55
objektif: Tn. K dan keluarga kurang dapat mengingat, Tn. K dan keluarga tampak
Hal tersebut sesuai teori menurut Robbins (2007), beberapa faktor yang
berperan dalam hipertensi primer atau esensial mencakup pengaruh genetik dan
kurang, dan konsumsi garam dalam jumlah besar dianggap sebagai faktor eksogen
dalam hipertensi.
individu atau kelompok perawat secara legal mengidentifikasi dan perawat dapat
memberikan intervensi secara pasti untuk menjaga status kesehatan atau untuk
+ simptom) dimana untuk problem (P) dapat digunakan tipologi dari NANDA.
Pada perumusan diagnosa yang didapatkan dari analisa data berdasarkan data
subjektif dan objektif diagnosa yang muncul dan ditemukan pada tinjauan teori
keperawatan yang muncul dalam tinjauan teori (NANDA NIC-NOC 2013) yaitu :
2. Intoleransi aktivitas
56
6. Ketidakefektifan koping
7. Defisiensi pengetahuan
8. Ansietas
9. Resiko cidera
mengenal masalah.
rupa (International Association For The Study Of Pain) : awitan yang tiba-
tiba atau lambat dari intensitas ringan hingga berat dengan akhir yang
NIC-NOC, 2013).
57
mengurangi/mengatasi nyeri.
masalah.
menentukan prioritas, intervensi tidak bersifat rutin, acak, atau standar, tetapi
dirancang bagi keluarga tertentu dengan siapa perawat keluarga sedang bekerja
(Friedman, 2010).
NANDA NIC-NOC yaitu manajemen nyeri, intervensi yang diberikan adalah kaji
kompres hangat pada kepala bagian belakang, anjurkan klien untuk meningkatkan
istirahat, beri lingkungan yang nyaman untuk mengurangi nyeri, beri informasi
pada klien dan keluarga tentang nyeri dan perawatan yang diberikan serta
kesehatan keluarga, intervensi yang diberikan yaitu kaji pengetahuan klien dan
sakit, diskusikan dengan keluarga cara merawat anggota keluarga yang sakit,
keluarga yang telah disusun. Implementasi dari diagnosa pertama yaitu nyeri akut
informasi pada klien dan keluarga tentang nyeri dan perawatan yang diberikan.
60
cara merawat anggota keluarga yang sakit, menjelaskan makanan yang harus
Sebagai komponen kelima dalam proses keperawatan, evaluasi adalah tahap yang
menentukan apakah tujuan yang telah ditetapkan akan menentukan mudah atau
evaluasi pada tanggal 7 April didapatkan hasil subjektif klien mengatakan nyeri
masih dirasakan namun sudah sedikit berkurang (skala nyeri 4), klien mengatakan
mampu mengontrol nyeri dengan teknik relaksasi dan distraksi (klien melakukan
61
lebih nyaman dan nyeri berkurang setelah melakukan kompres hangat pada kepala
teknik relaksasi, distraksi dan kompres hangat pada kepala bagian belakang, klien
mampu menyebutkan penyebab terjadinya nyeri, Tn. K tidak lagi terlihat gelisah
relaksasi, distraksi dan kompres hangat pada kepala bagian belakang, Tn.
18x/m dan suhu 36,7ºC. Hasil analisis masalah teratasi sebagian dengan
distraksi dan kompres hangat pada kepala bagian belakang, klien mampu
menjelaskan kembali apa yang dijelaskan namun masih sering lupa dan
kembali apa yang dijelaskan namun masih sering lupa dan tidak lancar,
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
1. Pengkajian dilakukan sesuai dengan teori yang sudah ada. Pada hasil
pengkajian didapatkan data dimana anggota keluarga Tn. K dalam hal ini
Tn. K mengeluhkan sakit kepala, pusing, nyeri pada leher dan terasa berat,
keluarga tidak tahu tentang masalah yang dialami, tidak mampu merawat
diagnosa nyeri akut yaitu kaji nyeri secara komprehensif, observasi tanda-
65
66
klien dan keluarga tentang nyeri dan perawatan yang diberikan dan
6. Evaluasi dilakukan pada tanggal 6-9 April 2020. Evaluasi yang telah
disusun. Analisis masalah nyeri akut didapatkan hasil masalah teratasi dan
masalah teratasi.
5.2 Saran
Diharapkan hasil laporan studi kasus ini dapat dijadikan sebagai tambahan
informasi dan ilmu pengetahuan untuk institusi pendidikan dan sebagai referensi
perpustakaan yang bisa digunakan untuk mahasiswa sebagai bahan acuan dan
DAFTAR PUSTAKA
Dinkes Kab. Kampar 2018. Profil Kesehatan Kabupaten Kampar Tahun 2018,
Dinkes Kampar, Profil 2018
Kemenkes RI. Info Data dan Informasi Kesehatan Indonesia Tahun 2013.
Jakarta : Kemenkes RI; 2014.