Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................1
BAB I.......................................................................................................................3
PENDAHULUAN...................................................................................................3
A. LATAR BELAKANG...............................................................................3
B. RUMUSAN MASALAH..........................................................................5
C. TUJUAN PEULISAN...............................................................................5
BAB II......................................................................................................................6
TINJAUAN KASUS................................................................................................6
I. KONSEP KELUARGA................................................................................6
II. KOSEP HIPERTENSI............................................................................18
BAB III..................................................................................................................55
LAPORAN KASUS...............................................................................................55
BAB IV..................................................................................................................98
PENUTUP..............................................................................................................98
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................99
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu peningkatan abnormal
tekanan darah dalam pembuluh darah arteri yang mengangkut darah dari jantung
dan memompa keseluruh jaringan dan organ–organ tubuh secara terus–menerus
lebih dari suatu periode (Irianto, 2014). Hipertensi merupakan peningkatan
tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih
dari 90 mmHg pada dua kali pengukuran selang waktu lima menit dalam
keadaan cukup tenang/istirahat (Kemenkes RI, 2013).
Hipertensi sering kali disebut silent killer karena termasuk yang mematikan
tanpa disertai dengan gejala-gejalanya terlebih dahulu sebagai peringatan bagi
korbannya. Gejala-gejala hipertensi yaitu adalah sakit kepala atau rasa berat di
tengkuk, vertigo, jantung berdebar, mudah lelah, penglihatan kabur, telinga
berdenging (tinnitus), dan mimisan (Kemenkes RI, 2013). Hipertensi menjadi
momok bagi sebagian besar penduduk dunia termasuk Indonesia. Hal ini karena
secara statistik jumlah penderita yang terus meningkat dari waktu ke waktu.
Berbagai faktor yang berperan dalam hal ini salah satunya adalah gaya hidup
modern. Pemilihan makanan yang berlemak, kebiasaan aktifitas yang tidak
sehat, merokok, minum kopi serta gaya hidup sedetarian adalah beberapa hal
yang disinyalir sebagai faktor yang berperan terhadap hipertensi ini.
Penyakit ini dapat menjadi akibat dari gaya hidup modern serta dapat juga
sebagai penyebab berbagai penyakit non infeksi (Anindya,2009). Tingginya
angka kejadian hipertensi yang terus meningkat dan akan menyebabkan
komplikasi. Penatalaksanaan hipertensi yang tidak dilakukan dengan baik dapat
menyebabkan komplikasi (Riskesdas,2013). Apabila hipertensi tidak ditangani
dengan tepat maka akan menimbulkan komplikasi yaitu stroke, infark miokard,
gagal jantung, gagal ginjal kronik dan retinopati (Nuraini, 2015). Data Worlh
Health Organization (WHO), di seluruh dunia sekitar 972 juta orang atau 26,4%
orang di seluruh dunia mengidap hipertensi, angka ini kemungkinan akan
meningkat menjadi 29,2% di tahun 2025. Dari 972 juta pengidap hipertensi, 333
juta berada di negara maju dan 639 sisanya berada di negara berkembang,
termasuk Indonesia (Yonata, 2016).
Hipertensi juga menempati peringkat ke 2 dari 10 penyakit terbanyak pada
pasien rawat jalan dirumah sakit di Indonesia. Penderitanya lebih banyak wanita
(30%) dan pria (29% ) sekitar 80 % kenaikan kasus hipertensi terjadi terutama
dinegara berkembang (Triyanto, 2014). Prevalensi hipertensi di Indonesia
menurut Riskesdas tahun 2013 yang didapat melalui pengukuran pada umur ≥
18 tahun sebesar 25,8 %. Prevelensi hipertensi di Indonesia yang didapat
melalui kuesioner terdiagnosis tenaga kesehatan sebesar 9,4 %, yang didiagnosis
tenaga kesehatan atau sedang minum obat sebesar 9.5 %, jadi ada 0,1 % yang
minum obat sendiri. Penyakit terbanyak pada usia lanjut berdasarkan Riset
Kesehatan Dasar tahun 2013 adalah hipertensi dengan prevalensi 45,9% pada
usia 55-64 tahun, 57,6% pada usia 65,74% dan 63,8% pada usia ≥ 75 tahun.
Berdasarkan data dan informasi pengukuran tekanan darah yang terdiagnosis
hipertensi/darah tinggi tertinggi terjadi pada perempuan yaitu sebanyak 21.006
jiwa (34,47%) dan terendah pada laki-laki sebanyak 10.811 jiwa (50,32%), total
laki-laki dan perempuan sebanyak 31.817 kasus hipertensi (38.60%).
Hal ini menunjukan masih tingginya kasus hipertensi yang terjadi di
Sulawesi Tenggara. Keluarga adalah dua atau lebih individu yang bergabung
karena hubungan darah, perkawinan dan adopsi dalam suatu rumah tangga yang
berinteraksi satu dengan yang lainnya dalam peran serta menciptakan dan
mempertahankan suatu budaya. (Ali, 2010). Keluarga sebagai unit terkecil dari
masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang
berkumpul dan tinggal di suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan.
Keluarga yang sehat sangat berperan penting untuk kelangsungan hidup yang
sejahtera. Dengan memiliki keluarga yang sehat tanpa memiliki penyakit akan
menjamin kesejahteraan keluarga yang harmonis dan bahagia. Beberapa ahli
berpendapat bahwa bertambah umur, merupakan faktor terjadinya Hipertensi.
Oleh sebab itu pengawasan dan pengelolaan keluarga terhadap faktor pencetus
dari peningkatan tekanan darah sangat disarankan agar terhindar dari keadaan
yang lebih parah (Harmoko, 2012).
Keluarga mempunyai tugas di bidang kesehatan yang perlu di pahami dan
dilakukan, ada 5 tugas keluarga dalam bidang kesehatan menurut Friedman
(1998) dalam Dion & Betan, (2013) yaitu :mengenal masalah dalam kesehatan
keluarga, membuat keputusan tindakanyang tepat, memberi perawatan pada
anggota keluarga yang sakit,mempertahankan atau mengusahakan suasana
rumah yang sehat,menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan yang ada di
masyarakat. Tugas keluarga tersebut harus selalu dijalankan. Apabila salah satu
atau beberapa diantara tugas tersebut tidak dijalankan justru akan menimbulkan
masalah kesehatan dalam keluarga.
B. RUMUSAN MASALAH
Bagaimana asuhan keperawatan yang dilakukan pada pasien Hipertensi.
C. TUJUAN PEULISAN
Untuk mengetahui bagaimana asuhan keperawatan yang dilakukan pada
pasien Hipertensi.
BAB II
TINJAUAN KASUS
I. KONSEP KELUARGA
A. Definisi Keperawatan Keluarga
Keluarga adalah perkumpulan dua atau lebih individu yang diikat oleh
hubungan darah, perkawinan atau adopsi, dan tiap-tiap anggota keluarga selalu
berinteraksi satu sama lain (Mubarak dkk, 2011 ). BKKBN (1999) dalam
Sudiharto (2012) menyatakan bahwa keluarga adalah dua orang atau lebih yang
dibentuk berdasarkan ikatan perkawinan yang sah, mampu memenuhi kebutuhan
hidup spiritual dan materil yang layak, bertakwa kepada tuhan, memiliki
hubungan yang selaras dan seimbang antara anggota keluarga dan masyarakat
serta lingkungannya. Sedangkan menurut Wall, (1986) dalam Friedman (2010)
menyatakan bahwa keluarga adalah sebuah kelompok yang mengidentifikasi diri
dan terdiri atas dua individu atau lebih yang memiliki hubungan khusus, yang
dapat terkait dengan hubungan darah atau hukum atau dapat juga tidak, namun
berfungsi sebagai sedemikian rupa sehingga mereka menganggap dirinya sebagai
keluarga.
Keluarga merupakan kumpulan dua orang atau lebih yang hidup
bersama dengan keterikatan aturan dan emosional dan individu
mempunyaiperan masing-masing yang merupakan bagian dari keluarga.
Keadaan ini perlu disadari sepenuhnya bahwa setiap individu merupakan
bagiannya dan di keluarga juga semua dapat diekspresikan tanpa
hambatan yang berarti (Friedman,2010)
sekumpulan yang disatukan oleh ikatan perkawinan darah dan
ikatan adopsi atau ikatan sebuah keluarga yang hidup bersama-sama
dalam satu rumah tangga dan adanya interkasi dan komunikasi satu sama
lain dalam peran sosial keluarga seperti suami, istri, ayah, ibu, anak laki-
laki, saudara perempuan, saudara dan saudari.
A.
Jadi, dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa
keluarga merupakan sekumpulan orang yang terdiri dari satu atau lebih
individu yang diikat oleh hubungan perkawinan dimana anggota keluarga
saling berinterksi dan berkomunikasi antara satu sama lain yang masing-
masing mempunyai peran sosial untuk mencapai tujuan hidup yangsama.
B. Ciri-ciri Keluarga
Setiadi (2008) memaparkan ciri-ciri keluarga yaitu :
a) Keluarga merupakan hubungan perkawinan
b) Keluarga bentuk suatu kelembagaan yang berkaitan dengan hubungan
perkawinan yang senganja dibentuk atau dipelihara.
c) Keluarga mempunyai suatu system tata nama (Nomen Clatur)
termasuk perhitungan garis keturunan.
d) Keluarga mempunyai fumgsi ekonomi yang dibentuk oleh
anggotaanggotanya berkaitan dengan kemampuan untuk mempunyai
keturunan dan membesarkan anak.
e) Keluarga merupakan tempat tingggal bersama, ruamh atau rumah
tangga.
C. Mubarak (2011) membagi tipe keluarga menjadi :
1) Secara Tradisional
Secara tradisional keluarga dikelompokkan menjadi 2 yaitu :
a) Keluarga Inti (Nuclear Family) adalah keluarga yang hanya terdiri ayah,
ibu dan anak yang diperoleh dari keturunannya atau adopsi atau keduanya.
b) Keluarga Besar (Extended Family) adalah keluarga inti ditambah
anggota keluarga lain yang masih mempunyai hubungan darah
( kakeknenek, paman-bibi)
2) Secara Modern
Berkembangnya peran individu dan meningkatnya rasaindividualisme
maka pengelompokkan tipe keluarga selain di atas adalah :
a) Tradisional Nuclear
Keluarga inti (ayah, ibu dan anak) tinggal dalam satu rumah
ditetapkan oleh sanksi-sanksi legal dalam suatu ikatan perkawinan,
satu atau keduanya dapat bekerja di luar rumah.
b) Reconstituted Nuclear
Pembentukan baru dari keluarga inti melalui perkawinan kembali
suami/istri, tinggal dalam pembentukan satu rumah dengan
anakanaknya, baik itu bawaan dari perkawinan lama maupun hasil
dari perkawinan baru, satu/keduanya dapat bekerja di luar rumah.
c) Niddle Age/Aging Couple
Suami sebagai pencari uang, istri di rumah/kedua-duanya bekerja di
rumah, anak-anak sudah meninggalkan rumah
karenasekolah/perkawinan/ meniti karier.
d) Dyadic Nuclear
Suami istri yang sudah berumur dan tidak mempunyai anak yang
keduanya atau salah satu bekerja di luar rumah.
e) Single Parent
Satu orang tua sebagai akibat perceraian atau kematian pasangannya
dan anak-anaknya dapat tinggal di rumah atau di luar rumah.
f) Dual Carrier
Yaitu suami istri atau keduanya orang karier dan tanpa anak.
g) Commuter Married
Suami istri atau keduanya orang karier dan tinggal terpisah pada
jarak tertentu.Keduanya saling mencari pada waktu-waktu tertentu.
h) Single Adult
Wanita atau pria dewasa yang tinggal sendiri dengan tidak adanya
keinginan untuk kawin.
i) Three Generation
Yaitu tiga generasi atau lebih tinggal dalam satu rumah.
j) Institusional
Yaitu anak-anak atau orang-orang dewasa tinggal dalam suatu
pantipanti.
k) Comunal
Yaitu satu rumah terdiri dari dua atau lebih pasangan yang
monogami dengan anak-anaknya dan bersama-sama dalam
penyediaan fasilitas.
l) Group Marriage
Yaitu satu perumahan terdiri dari orang tua dan keturunannya di
dalam satu kesatuan keluarga dan tiap individu adalah kawin dengan
yang lain dan semua adalah orang tua dari anak-anak.
m)Unmaried Parent and Child
Yaitu ibu dan anak dimana perkawinan tidak dikehendaki, anaknya
diadopsi.
n) Cohibing Couple
Yaitu dua orang atau satu pasangan yang tinggal bersama tanpa
kawin.
o) Gay and Lesbian Family
Yaitu keluarga yang dibentuk oleh pasangan yang berjenis kelamin
sama.
D. Struktur Keluarga
Struktur keluarga terdiri dari : pola dan proses komunikasi, strukrur
peran, struktur kekuatan dan struktur nilai dan norma (Mubarak dkk,
2011) menggambarkan sebagai berikut :
1. Struktur komunikasi
Komunikasi dalam keluarga dikatakan berfungsi apabila : jujur,
terbuka, melibatkan emosi, konflik selesai dan ada hirarki kekuatan.
2. Struktur peran
Yang dimaksud struktur peran adalah serangkaian perilaku yang
diharapkan sesuai posisi sosial yang diberikan.Jadi pada struktur
peran bisa bersifat formal atau informal.
3. Struktur kekuatan
Yang dimaksud adalah kemampuan dari individu untuk mengontrol
atau mempengaruhi atau merubah perilaku orang lain : legitimate
power (hak), referent power (ditiru), expert power (keahlian), reward
power (hadiah), coercive power (paksa) dan affective power.
4. Struktur nilai dan norma
Nilai adalah sistem ide-ide, sikap keyakinan yang mengikat anggota
keluarga dalam budaya tertentu, sedangkan norma adalah pola
perilaku yang diterima pada lingkungan sosil tertentu berarti disini
adalah lingkungan keluarga dan lingkungan masyarakat sekitar
keluarga.
E. Fungsi Keluarga
Ada lima fungsi keluarga menurut (Friedman, 2010), yaitu :
1. Fungsi afektif
5. Fungsi ekonomi
D. Etiologi
1) Hipertensi primer atau esensial
Hipertensi primer atau esensial adalah tidak dapat diketahuin
penyebabnya. Hipertensi esensial biasanya dimulai sebagai proses labil
(intermiten) pada individu pada akhir 30-an dan 50-an dan secara
bertahap “ menetap “ pada suatu saat dapat juga terjadi mendadak dan
berat, perjalanannya dipercepat atau “maligna“ yang menyebabkan
kondisi pasien memburuk dengan cepat.
Penyebab hipertensi primer atau esensial adalah gangguan emosi,
obesitas, konsumsi alkohol yang berlebihan, kopi, obat – obatan, faktor
keturunan (Brunner & Suddart, 2015). Sedangkan menurut Robbins
(2007), beberapa faktor yang berperan dalam hipertensi primer atau
esensial mencakup pengaruh genetik dan pengaruh lingkungan seperti
:stress, kegemukan, merokok, aktivitas fisik yang kurang, dan konsumsi
garam dalam jumlah besar dianggap sebagai faktor eksogen dalam
hipertensi.
2) Hipertensi sekunder
Hipertensi sekunder adalah kenaikan tekanan darah dengan
penyebab tertentu seperti penyempitan arteri renalis, penyakit parenkim
ginjal, berbagai obat, disfungsi organ, tumor dan kehamilan (Brunner &
Suddart, 2015). Sedangkan menurut Wijaya & Putri (2013), penyebab
hipertensi sekunder diantaranya berupa kelainan ginjal seperti tumor,
diabetes, kelainan adrenal, kelainan aorta, kelianan endokrin lainnya
seperti obesitas, resistensi insulin, hipertiroidisme dan pemakaian obat-
obatan seperti kontasepsi oral dan kartikosteroid.
G. Manifestasi Klinis
Pada pemeriksaan fisik, mungkin tidak dijumpai kelainan apapun
selain tekanan darah yang tinggi, tetapi dapat pula ditemukan perubahan
pada retina, seperti perdarahan, eksudat (kumpulan cairan), penyempitan
pembuluh darah, dan pada kasus berat edema pupil (edema pada diskus
optikus ) (Brunner & Suddart, 2015).
Individu yang menderita hipertensi kadang tidak menampakkan
gejala sampai bertahun – tahun.Gejala, bila ada, biasanya menunjukkan
adanya kerusakan vaskuler, dengan manifestasi yang khas sesuai system
organ yang divaskularisasi oleh pembuluh darah bersangkutan.Penyakit
arteri koroner dengan angina adalah gejala yang paling menyertai
hipertensi.Hipertrofi ventrikel kiri terjadi sebagai respons peningkatan
beban kerja ventrikel saat dipaksa berkontraksi melawan tekana sistemik
yang menigkat.Apabila jantung tidak mampu lagi menahan peningkatan
beban kerja, maka dapat terjadi gagal jantung kiri (Brunner & Suddart,
2015).
Crowin (2000) dalam Wijaya & Putri (2013), menyebutkan bahwa
sebagian besar gejala klinis timbul :
1) Nyeri kepala saat terjaga, kadang – kadang disertai mual dan muntah
akibat peningkatan tekana intracranial.
2) Penglihatan kabur akibat kerusakan retina akibat hipertensi.
3) Ayunan langkah yang tidak mantap karena kerusakan susunan saraf
pusat,
4) Nokturia karena peningkatan aliran darah ginjal dan filtrasi glomerolus.
5) Edama dependen dan pembengkakan akibat peningkatan tekanan
kapiler.
H. Pemeriksaan Penunjang
1) Hemoglobin / hematocrit
Mengkaji hubungan dari sel-sel terhadap volume cairan (viskositas) dan
dapat mengindikasikan faktor-faktor resiko seperti hipokoagulabilitas,
anemia.
2) BUN / kreatinin
Memberikan informasi tentang perfusi/fungsi ginjal.
3) Glukosa
Hiperglikemia (diabetes melitus adalah pencetus hipertensi) dapat
diakibatkan oleh peningkatan kadar katekolamin (meningkatkan
hipertensi).
4) Kalium serum
Hipokalemia dapat mengindikasikan adanya aldosteron utama
(penyebab) atau menjadi efek samping terapi diuretik.
5) Kalsium serum
Peningkatan kadar kalsium serum dapat meningkatkan hipertensi.
6) Kolesterol dan trigeliserida serum
Peningkatan kadar dapat mengindikasikan pencetus untuk/adanya
pembentukan plak ateromatosa (efek kardiofaskuler).
7) Pemeriksaan tiroid
Hipertiroidisme dapat mengakibatkan vasikonstriksi dan hipertensi.
J. Penatalaksanaan
Tujuan tiap program penanganan bagi setiap pasien adalah
mencegah terjadinya morbiditas dan mortalitas penyerta dengan mencapai
dan mempertahankan tekanan darah dibawah 140/90 mmHg. Efektivitas
setiap program ditentukan oleh derajat hipertensi, komplikasi, biaya
perawatan dan kualitas hidup sehubungan dengan terapi (Brunner &
Suddart, 2015).
1) Terapi nonfamakologis
Wijaya & Putri (2013), menjelaskan bahwa penatalaksanaan non
farmakologis terdiri dari berbagai macam cara modifikasi gaya hidup
sangat penting dalam mencegah tekanan darah tinggi. Penatalaksanaan
hipertensi dengan non farmakologis terdiri dari berbagai macam cara
modifikasi gaya hidup untuk menurunkan tekanan darah yaitu :
a) Mempertahankan berat badan ideal Radmarsarry, (2007)
dalam Wijaya & Putri (2013), mengatasi obesitas juga dapat
dilakukan dengan melakukan diet rendah kolesterol namun
kaya dengan serat dan protein, dan jika berhasil menurunkan
berat badan 2,5 – 5 kg maka tekanan darah diastolik dapat
diturunkan sebanyak 5 mmHg.
b) Kurangi asupan natrium Radmarsarry (2007) dalam Wijaya &
Putri (2013), penguramgan konsumsi garam menjadi ½ sendok
the/hari dapat menurunkan tekanan sistolik sebanyak 5 mmHg
dan tekanan diastolic sebanyak 2,5 mmHg.
c) Batasi konsumsi alkohol Radmarsarry (2007) dalam Wijaya &
Putri (2013), konsumsi alkohol harus dibatasi karena konsumsi
alcohol berlebihan dapat meningkatkan tekanan darah.Para
peminum berat mempunyai resiko mengalami hipertensi empat
kali lebih besar dari pada mereka yang tidak meminum
berakohol.
d) Diet yang mengandung kalium dan kalsium Kaplan, (2006)
dalam Wijaya & Putri (2013), Pertahankan asupan diet
potassium ( >90 mmol (3500 mg)/hari) dengan cara konsumsi
diet tinggi buah dan sayur seperti : pisang, alpukat, papaya,
jeruk, apel kacang-kangan, kentang dan diet rendah lemak
dengan cara mengurangi asupan lemak jenuh dan lemat total.
Sedangkan menurut Radmarsarry (2007) dalam Wijaya &
Putri (2013), kalium dapat menurunkan tekanan darah dengan
meningkatkan jumlah natrium yang terbuang bersama
urin.Dengan mengonsumsi buah-buahan sebanyak 3- 5 kali
dalam sehari, seseorang bisa mencapai asupan potassium yamg
cukup.
e) Menghindari merokok Dalimartha (2008) dalam Wijaya &
Putri (2013), merokok memang tidak berhubungan secara
langsung dengan timbulnya hipertensi, tetapi merokok dapat
menimbulkan resiko komplikasi pada pasien hipertensi seperti
penyakit jantung dan stroke, maka perlu dihindari rokok
karena dapat memperberat hipertensi.
f) Penurunan Stress Sheps (2005) dalam Wijaya & Putri ( 2013),
stress memang tidak menyebabkan hipertensi yang menetap
namun jika episode stress sering terjadi dapat menyebabkan
kenaikan sementara yang sangat tinggi.
g) Terapi pijat Dalimartha (2008) dalam Wijaya & Putri (2013),
pada prinsipnya pijat yang dikukan pada penderita hipertensi
adalah untuk memperlancar aliran energy dalam tubuh
sehingga gangguan hipertensi dan komplikasinya dapat
diminalisir, ketika semua jalur energi tidak terhalang oleh
ketegangan otot dan hambatan lain maka risiko hipertensi
dapat ditekan.
2) Terapi farmakologis
Penatalaksanaan farmakologis menurut Saferi & Mariza (2013)
merupakan penanganan menggunakan obat-obatan, antara lain :
a) Diuretik (Hidroklorotiazid) Diuretik bekerja dengan cara
megeluarkan cairan berlebih dalam tubuh sehingga daya
pompa jantung menjadi lebih ringan.
b) Penghambat simpatetik (Metildopa, Klonidin dan Reserpin)
Obat-obatan jenis penghambat simpatetik berfungsi untuk
menghambat aktifitas saraf simpatis.
c) Betabloker (Metoprolol, propanolol dan atenolol) Fungsi dari
obat jenis betabloker adalah untuk menurunkan daya pompa
jantung, dengan kontraindikasi pada penderita yang mengalami
gangguan pernafasan seperti asma bronkhial.
d) Vasodilator (Prasosin, Hidralisin)
Vasodilator bekerja secara langsung pada pembuluh darah
dengan relaksasi otot polos pembuluh darah.
e) Angiotensin Converting Enzyme (ACE) inhibitor (Captopril)
Fungsi utama adalah untuk menghambat pembentukan zat
angiotensin II dengan efek samping penderita hipertensi akan
mengalami batuk kering, pusing, sakit kepala dan lemas.
f) Penghambat angiotensin II (Valsartan)
Daya pompa jantung akan lebih ringan ketika jenis obat-obat
penghambat reseptor angiotensin II diberikan karena akan
menghalangi penempelan zat angiotensin II pada resptor.
g) Angiotensin kalsium (Diltiasem dan Verapamil) Kontraksi
jantung (kontraktilitas) akan terhambat.
K. PATHWAY
Faktor Predidposisi: Usia, Jenis Kelamin, Merokok, Stres, Kurang Olaraga, Faktor Genetik, Alkohol, Konsentrasi Garam,
Hipertesi Obesitas
I. Pengkajian
Pengkajian merupakan langkah awal pelaksanaan asuhan keperawatan, agar
diperoleh data pengkajian yang akurat dan sesuai dengan keadaan keluarga. Sumber
informasi dari tahapan pengkaajian dapat menggunakan metode wawancara
keluarga, observasi fasilitas rumah, pemeriksaan fisik pada anggota keluarga dan
data sekunder. Hal-hal yang perlu dikaji dalam keluarga adalah :
a. Data Umum
Pengkajian terhadap data umum keluarga meliputi:
1) Nama kepala keluarga
2) Alamat dan telepon
3) Pekerjaan kepala keluarga
4) Pendidikan kepala keluarga
5) Komposisi keluarga dan genogram
6) Tipe keluarga
7) Suku bangsa
8) Agama
9) Status social ekonomi keluarga
10) Aktifitas rekreasi keluarga
Riwayat dan tahap perkembangan keluarga meliputi :
1) Tahap perkembangan keluarga saat ini ditentukan dengan anak tertua dari
keluarga inti.
Nyeri
2) Tahap keluarga yang belum terpenuhi yaitu menjelaskan mengenai tugas
perkembangan yang belum terpenuhi oleh keluarga serta kendala mengapa
tugas perkembangan tersebut belum terpenuhi.
3) Riwayat keluarga inti yaitu menjelaskan mengenai riwayat
kesehatan pada keluarga inti yang meliputi riwayat penyakit
keturunan, riwayat kesehatan masing-masing anggota keluarga,
perhatian terhadap pencegahan penyakit, sumber pelayanan
kesehatan yang biasa digunakan keluarga serta
pengalamanpengalaman terhadap pelayanan kesehatan.
4) Riwayat keluarga sebelumnya yaitu dijelaskan mengenai riwayat
kesehatan pada keluarga dari pihak suami dan istri.
b. Pengkajian Lingkungan
1) Karakteristik rumah
2) Karakteristik tetangga dan komunitas RW
3) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
4) Sistem pendukung keluarga
5) Struktur keluarga
6) Pola komunikasi keluarga yaitu menjelaskan mengenai cara
berkomunikasi antar anggota keluarga.
7) Struktur kekuatan keluarga yaitu kemampuan anggota keluarga
mengendalikan dan mempengaruhi orang lain untuk merubah
perilaku.
8) Struktur peran yaitu menjelaskan peran dari masing-masing
anggota keluarga baik secara formal maupun informal.
9) Nilai atau norma keluarga yaitu menjelaskan mengenai nilai dan
norma yang dianut oleh keluarga yang berhubungan dengaan
kesehatan.
d. Fungsi Keluarga:
1. Fungsi afèktif, yaitu perlu dikaji gambaran diri anggota keluarga,
perasaan memiliki dan dimiliki dalam keluarga, dukungan keluarga
terhadap anggota keluarga lain, bagaimana kehangatan tercipta
pada anggota keluarga dan bagaimana keluarga mengembangkan
sikap saling menghargai.
2. Fungsi sosialisai, yaitu perlu mengkaji bagaimana berinteraksi atau
hubungan dalam keluarga, sejauh mana anggota keluarga belajar
disiplin, norma, budaya dan perilaku.
3. Fungsi perawatan kesehatan, yaitu meenjelaskan sejauh mana
keluarga menyediakan makanan, pakaian, perlu dukungan serta
merawat anggota keluarga yang sakit. Sejauh mana pengetahuan
keluarga mengenal sehat sakit. Kesanggupan keluarga dalam
melaksanakan perawatan kesehatan dapat dilihat dari kemampuan
keluarga dalam melaksanakan tugas kesehatan keluarga, yaitu
mampu mengenal masalah kesehatan, mengambil keputusan untuk
melakukan tindakan, melakukan perawatan kesehatan pada
anggota keluarga yang sakit, menciptakan lingkungan yang dapat
meningkatan kesehatan dan keluarga mampu memanfaatkan
fasilitas kesehatan yang terdapat di lingkungan setempat.
4. Pemenuhan tugas keluarga. Hal yang perlu dikaji adalah sejauh
mana kemampuan keluarga dalam mengenal, mengambil
keputusan dalam tindakan, merawat anggota keluarga yang sakit,
menciptakan lingkungan yang mendukung kesehatan dan
memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan yang ada.
e. Stress dan koping keluarga
Stressor jaangka pendek dan panjang. Stressor jangka pendek yaitu
stressor yang dialami keluarga yang memerlukan penyelesaian dalam
waktu kurang dari 5 bulan.
1) Stressorr jangka panjang yaitu stressor yang dialami keluarga yang
memerlukan penyelesaian dalam waktu lebih dari 6 bulan.
2) Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi/ stressor Strategi
koping yang digunakan keluarga bila menghadapi permasalahan.
3) Strategi adaptasi fungsional yang divunakan bila menghadapi
permasalah
f. Pemeriksaan Fisik
Yang menjadi etiologi atau penyebab dari masalah keperawatan yang adalah hasil
dari pengkajian tentang tugas kesehatan keluarga yang meliputi 5 unsur sebagai
berikut :
a. Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah hipertensi yang terjadi pada
anggota keluarga
b. Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan yang tepat untuk mengatasi
penyakit hipertensi
c. Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan hipertensi
d. Ketidakmampuan keluarga dalam memelihara atau memodifikasi lingkungan
yang dapat mempengaruhi penyakit hipertensi
e. Ketidakmampuan keluarga menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan guna
perawatan dan pengobatan hipertensi
Skor x Bobot
Angka Tertinggi
a. Skor dibagi angka tertinggi dan dikalikan dengan bobot
b. Jumlah skor untuk semua kriteria
c. Dari sekian beberapa masalah yang diskoring tadi, maka nilai masalah
dengan nilai tertinggi
d. Prioritas disusun berdasarkan skor tertinggi
Level 1
Domain 1: Fisiologi Dasar
Level 2
TUK 4 : Kelas E: Peningkatan
Setelah dilakukan intervensi Kenyamanan Fisik
keluarga mampu memodifikasi Level 3: Intervensi
lingkungan dengan kriteria hasil : Manajemen lingkungan:
Level 1 Kenyamanan
Domain V: Kondisi kesehatan -Hindari gangguan yang tidak
yang dirasakan perludan berikan untuk waktu
Level 2 6482 istirahat
Kelas U: Kesehatan dan kualitas -Ciptakan lingkungan yang tenang
hidup dan mendukung
Level 3: Hasil -Sediakan lingkungan yang aman
2009 Status kenyamanan: Lingkungan dan bersih
Suplai dan peralatan yang -Sesuaikan suhu ruangan yang
200901 dibutuhkan berada dalam nyaman bagi individu, jika
jangkauan memungkinkan
Suhu ruangan -Hindari paparan dan aliran udara
200902 Lingkungan yang kondusif yang tidak perlu, terlalu panas,
200903 untuk tidur maupun terlalu dingin
Ketertiban lingkungan
200905 Kebersihan lingkungan
200906 Pencahayaan ruangan
200909 Tempat tidur yang nyaman Keluarga mampu memanaatkan
200912 Lingkungan yang damai fasilitas pelayanan kesehatan
200915 Kontrol suara rebut
200916 Konsultasi
TUK 5 : Intruksikan pasien konsultasi
Setelah dilakukan intervensi ke dokter bedah atu tim
keluarga mampu memanfaatkan kesehatan
pelayanan kesehatan untuk
mengobati anggota keluarga 7910 Rujukan
dengan kriteria hasil : - Rujuk pasien untuk kontrol
Level 1 nyeri
Domain : 4 pengetahuan
tentang kesehatan dan perilaku
Level 2 8100
Kelas : Q. Perilaku sehat
Level 3: Hasil
1603 Perilaku pencarian kesehatan
160301 Konsultasi/mengajukan
pertanyaan yang
berhubungan dengan nyeri
Level 1
Domain : 5 Kondisi kesehatan
yang dirasakan
Level 2
Kelas : EE. Kepuasan mengenai
perawatan
3000 Level 3
Outcome
300007 Kepuasan klien : akses terhadap
300009 sumber perawatan
Bantuan dengan akses ke
3003 layanan kesehatan
300303 Kordinasi ke sumber
keshatan
Kepuasan klien : keberlanjutan
perawatan
Klien/keluarga dilibatkan
dalam rencana asuhan
2 Kurang perhatian pada 00080 Ketidakefektifan TUK 1 : Keluarga Mampu Mengenal
penyakit manajemen Setelah dilakukan intervensi Masalah:
Akselerasi gejala penyakit kesehatan keluarga mampu mengenal Level 1:
seorang anggota keluarga masalah dengan kriteria hasil : Domain 3: Perilaku (lanjutan)
keluarga Level 2
Kegagalan melakukan Level 1 Kelas S: Pendidikan Kesehatan
tindakan mengurangi Domain IV: Pengetahuam Level 3: Intervensi
faktor risiko tentang kesehatan dan Pengajaran Proses Penyakit
Ketidaktepatan aktivitas Kelas S: Pengetahuan tentang - Kaji tingkat Pengetahua pasien
keluarga untuk kesehatan 5602 terkait dengan proses
memenuhi tujuan Level 3: Hasil hipertensi
kesehatan Pengetahuan tentang - Jelaskan proses hipertensi
Kesulitan dengan regimen 1803 penyakit - Review pengetahuan
yang ditetapkan Faktor penyebab hipertensi pasien mengenai hipertensi
180303 Tanda dan gejala hipertensi
180306 - Jelaskan tanda gejala yang
180307 Proses perjalanan hipertensi umum dari hipertensi
180304 Faktor resiko hipertensi - Jelaskan kemungkinan
180308 Strategi untuk meminimalkan penyebab hipertensi
perkembangan hipertensi
- Berikan informasi pada
pasien mengenai hipertensi
- Berikan informasi kepada
keluarga / orang terdekat
mengenai
perkembangan klien
- Diskusikan perubahan gaya
hidup yang mungkin
diperlukan untuk mencegah
komplikasi di masa yang
akan datang dan untuk
mengontrol proses
hipertensi
- Diskusikan terapi
penanganan hipertensi
- pengajaran prosedur
pengobatan hipertensi
TUK 2 :
Setelah dilakukan intervensi
keluarga mampu mengambil Keluarga mampu mengambil
keputusan kriteria: keputusan mengenai tindakan
keperawatan yang tepat:
Level 1
Domain IV: Pengetahuan Level 1
kesehatan dan perilaku Domain 3: Perilaku (lanjutan)
Level 2 Level 2
Kelas Q: Perilaku sehat Kelas R: Bantuan Koping
Level 3: Hasil 5250 Level 3: Intervensi
Partisipasi dalam keputusan Dukungan Membuat Keputusan
1606 perawatan kesehatan Dukungan pengambilan
Menunjukan pengarahan diri keputusan
160602 dalam membuat keputusan Panduan system pelayanan
Menentukan pilihan yang kesehatan
diharapkan terkait dengan Peningkatan system dukungan
160605 outcome kesehatan Peningkatan keterlibatan
Identifikasi prioritas outcome keluarga
kesehatan
Menggunakan teknin
160606 penyelesaian masalah untuk
mencapai outcome yang
diinginkan Keluarga mampu merawat
160608 anggota yang sakit:
TUK 3 :
Setelah dilakukan intervensi, Level 1
keluarga mampu melakukan Domain 1: Fisiologi Dasar
perawatan keluarga dengan Level 2
kriteria hasil: Kelas A: Manajemen Hipertensi
Level 3: Intervensi
Level 1 Manajemen Hipertensi
Domain IV: Pengetahuan Instuksikan terkait dengan
tentang kesehatan dan perilaku pola diet yang sehat
Level 2 Instruksikan terkait dengan
Kelas FF: Manajemen kesehatan gaya hidup yang sehat
Level 3: Hasil Instruksikan untuk
Manajemen diri: Hipertensi melakukan aktivitas fisik
Berpartisipasi dalam olahraga (misalnya latihan 30 – 45
yang direkomendasikan menit)
Menggunakan strategi untuk Instruksikan terkait gaya
mengurangi berat badan hidup yang berkonstribusi
Mempertahankan berat badan yang harus dihindari
normal (misalnya penggunaan
Mengikuti diet yang tembakau dan semua
direkomendasikan alcohol)
Membatasi asupan garam Instuksikan pasien modifikasi
Membatasi kudapan berkalori gaya hidup terkait tidur dan
tinggi pola istirahat (misalnya 8
Menyingkirkan rokok jam/ malam
Menggunakan strategi untuk direkomendasikan)
3107 mempertahankan tidur yang
adekuat
310710 Keluarga mampu dalam
TUK 4 : memodifikasi lingkungan:
Setelah dilakukan intervensi Level 1
keluarga mampu memodifikasi Domain 1: Fisiologi Dasar
310711 lingkungan dengan kriteria hasil Level 2
: Kelas E: Peningkatan
Kenyamanan Fisik
310712 Level 1 Level 3: Intervensi
Domain V: Kondisi kesehatan Manajemen lingkungan:
yang dirasakan Kenyamanan
310713 Level 2 -Hindari gangguan yang tidak
Kelas U: Kesehatan dan kualitas 6482 perludan berikan untuk waktu
hidup istirahat
310714 Level 3: Hasil -Ciptakan lingkungan yang tenang
Status kenyamanan: Lingkungan dan mendukung
310716 Suplai dan peralatan yang -Sediakan lingkungan yang aman
dibutuhkan berada dalam dan bersih
jangkauan -Sesuaikan suhu ruangan yang
310722 Suhu ruangan nyaman bagi individu, jika
Lingkungan yang kondusif memungkinkan
310724 untuk tidur -Hindari paparan dan aliran udara
Ketertiban lingkungan yang tidak perlu, terlalu panas,
Kebersihan lingkungan maupun terlalu dingin
Pencahayaan ruangan
Tempat tidur yang nyaman
Lingkungan yang damai
Kontrol suara ribut
Keluarga mampu memanaatkan
TUK 5 : fasilitas pelayanan kesehatan
Setelah dilakukan intervensi
keluarga mampu memanfaatkan Konsultasi
pelayanan kesehatan untuk Intruksikan pasien konsultasi
mengobati anggota keluarga ke dokter bedah atu tim
dengan kriteria hasil : kesehatan
Level 1 7910
Domain : 4 pengetahuan Rujukan
tentang kesehatan dan perilaku Rujuk pasien untuk
2009 Level 2 kontrol nyeri
Kelas : Q. Perilaku sehat
200901 Level 3: Hasil 8100
Perilaku pencarian kesehatan
Konsultasi/mengajukan
200902 pertanyaan yang
200903 berhubungan dengan nyeri
200905 Level 1
200906 Domain : 5 Kondisi kesehatan
200909 yang dirasakan
200912 Level 2
200915 Kelas : EE. Kepuasan mengenai
200916 perawatan
Level 3: Hasil
Kepuasan klien : akses terhadap
sumber perawatan
Bantuan dengan akses ke
layanan kesehatan
Kordinasi ke sumber
keshatan
Kepuasan klien : keberlanjutan
perawatan
Klien/keluarga dilibatkan
dalam rencana asuhan
1603
160301
3000
300007
300009
3003
300303
BAB III
LAPORAN KASUS
I. DATA UMUM
a) Kepala keluarga
1. Nama Kepala Keluarga (KK) : Tn.A
2. Usia : 41 Tahun
3. Pendidikan : SLTP
4. Agama : Islam
5. Suku Bangsa : Sunda
6. Pekerjaan : Wirasuasta
7. Alamat : Desa Karyamukti
8. Komposisi Keluarga : Keluarga inti
9. Tanggal Pengkajian : Jumat, 18 Juni 2021
No Nama L/ Hub dg KK Umur Pend Pek Imunisasi Ket
( Inisial) P BCG DPT Polio Campak
1 Tn. A L Suami 41 SLTP Wirasuast √ √ √ √ √ √ √ √ Normal
a
2 Ny. E P Istri 38 SLTP IRT √ √ √ √ √ √ √ √ Hipertensi
3 An. F L Anak 10 SD - √ √ √ √ √ √ √ √ Normal
b) Genogram
Keteranga :
Tinggal serumah Garis penikahan
Garis keturunan
Perempuan
Meninggal dunia
Laki-laki
c) Tipe Keluarga
Keluarga Tn. A merupakan keluarga dengan tipe keluarga inti (Nuclear Family)
yaitu keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan anak-anak.
d) Struktur Peran
a) Tn. A Berperan sebagai kepala rumah tangga
b) Ny. E Berperan sebagai istri dari Tn. A
c) An. F Berperan sebagai anak pertama dari Tn. A dan Ny. E
d) An. L Berperan sebagai anak kedua dari Tn. A dan Ny. E
e) Suku Bangsa
Keluarga Tn. A termasuk dalam suku sunda dan kewarganegaraan Indonesia
f) Agama
Semua anggota keluarga beragama islam dan menjalankan ibadah sesuai dengan
agama islam
g) Riwayat Tahap Perkembangan
1. Tahap perkembangan keluarga saat ini
Keluarga Ny. E saat ini berada pada tahap perkembangan keluarga
dengan . Keluarga inti yaitu rumah tangga yang terdiri dari suami istri
dan anak, Pasangan usia pertengahan atau lansia, suami sebagai
pencari nafkah, istri tinggal di rumah Bersama dengan anak.
2. Tahap perkembangan keluarga yang belum tercapai
Berdasarkan identifikasi yang dilakukan pada keluarga Ny. E,tahap
perkembangan keluarga Ny. E yang saat ini belum terpenuhi adalah
tidak ada
3. Riwayat keluarga inti
Ny. E dan Tn. A merupakan pasangan suami istri yang menikah
dengan latar belakang suku dan budaya yang sama. Dan memiliki 2
anak yaitu An. F dan An. L. Terkait masalah kesehatan anggota
keluarga, Ny. E mengatakan ia sudah menderita hipertensi sejak 1
bulan yang lalu.
4. Riwayat keluarga sebelumnya (pihak suami & istri)
Keluarga Tn. A dan Ny. E tidak memiliki riwayat penyakit keturunan.
II. RIWAYAT KESEHATAN
a) Kebutuhan Nutrisi
Kebiasaan Makan : 2 – 3x per hari
Kebiasaan Minum : Minum air putih
b) Kebiasaan Eliminasi
Pola BAB : 1 – 2x per hari
Pola BAK : ± 5-7x/hari
c) Istirahat Tidur
Waktu Tidur : 21.00 WIB
Waktu Bangun : 05.00 WIB
d) Kebersihan Diri
Mandi : 2x sehari
Gosok gigi : 2 – 3x per hari
Keramas : 1x per 2 hari
Potong kuku : 1 minggu 1x
e) Rekreasi/ waktu senggang
Ny. E mengatakan dirinya jarang melakukan rekreasi, Ny. E
mengatakan lebih sering menghabiskan waktunya berdiam diri
dirumah menghabiskan waktunya Bersama keluarganya.
I. FUNGSI KELUARGA
A. Fungsi afektif
Keluarga Ny. E selalu memperhatikan anggota keluarganya satu sama lain.
Keluarga saling mendukung dengan hubungan yang akrab.
B. Fungsi sosial
Ny. E sangat mudah bersosialisasi dengan anggota tetangga lain disekitar
tempat tinggalnya.
C. Fungsi perawatan kesehatan
Keluarga meyakini pengobatan yang disediakan di pelayanan Kesehatan,
Ny. E mengatakan jika ada anggota keluarga yang sakit biasanya di bawa ke
puskesmas, saat ini Ny. E mengetahui bahwa sudah menderita penyakit
hipertensi sejak kurang lebih satu bulan yang lalu dengan keluhan kepala
sering pusing, tengkuk terasa berat seperti tertimpa benda berat, dan tidak tau
banyak mengenai hipertensi. Lalu Ny. E memeriksakan kesehatan nya ke
puskesmas terdekat dan dokter mengatakan bahwa Ny. E menderita hipertensi
dan diberikan obat untuk menurunkan tekanan darahnya. Ny. E mengatakan
tidak tau banyak mengenai hipertensi, karena Ny. E sudah lama tidak
memeriksakan kesehatanya ke puskesmas atau pelayanan kesehatan lainnya.
D. Fungsi Reproduksi
Sistem reproduksi Tn. A dan Ny. E cukup baik, mereka memiliki 2 anak dari
hasil perkawinannya.
WC DAPUR
RuKAMAR RUANG
TAMU/KELUARGA
KAMAR
2. Karakteristik lingkungan dan komunitas
Kediaman Ny. E berada pada pemukiman padat penduduk, rumah
saling berdempetan dan untuk menuju kediaman Ny. E harus melewati
gang kecil, kediaman Ny. E hanya bisa diakses dengan motor, sepeda
atau jalan kaki. Mayoritas masyarakat di sekitar kediaman Ny. E adalah
masyarakat suku sunda. Masyarakat disekitar kediaman Ny. E sangat
kompak dan menjunjung sifat saling tolong menolong, menurut Ny. E
jika di sekitar kediaman mereka ada yang sakit atau meninggal dunia,
mereka bersama-sama menjenguk atau melayat.
3. Mobilisasi geografis keluarga
Keluarga Ny. E tinggal dirumahnya sekitar ±8 tahun, Ny. E
mengatakan nyaman dengan rumahnya karena bersih, udara segar dan
mobilisasi mudah.
4. Perkumpulan keluarga dan interaksi keluarga dengan masyarakat
Ny. E dan Tn. A merupakan penduduk asli. Ny. E mengatakan aktif
dan berinteraksi dengan masyarakat lain.
5. Sistem pendukung keluarga
Semua anggota keluarga Ny. E memiliki kartu jaminan kesehatan
(BPJS) yang mendukung kesehatan semua anggota keluarga. Selain itu,
Ny. E mengatakan keluarga besarnya selalu saling mendukung baik dari
pihak Tn. A maupun dari keluarganya di kampung, semuanya saling
membantu jika salah satu anggota keluarga ada yang mengalami
masalah.
IV. PSIKOLOGIS
A. Status Emosi
1. Stressor jangka pendek dan jangka panjang
a. Stresor jangka pendek
Ny. E merasa kawatir jika sakit tidak sembuh – sembuh, atau
bertambah parah bila tidak di obati.
b. Stresor jangka panjang
Ny. E mengatakan tidak memiliki masalah lain yang dipikirkan selain
masalah kesehatannya yang di alami saat ini
2. Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi stressor
Ny. E sangat khawatir dalam menghadapi masalah kesehatan yang
cukup serius jika di alami oleh salah satu anggota keluarga, dan
untuk mencari jalan keluarnya keluarga pergi ke puskesmas.
3. Strategi koping yang digunakan
Ny. E mengatakan hanya bisa berdo’a untuk kesembuhan dirinya.
Selain itu mereka juga mencari informasi dan memelihara hubungan
baik dengan masyarakat sekitar.
B. Pola Komunikasi
Komunikasi yang terjalin di keluarga Ny. E baik, keluarga selalu
membicarakan kegiatan atau hal-hal kepada satu sama lain.
V. DERAJAT KESEHATAN
a) Kejadian Kesehatan
Masalah kesehatan keluarga Tn. A yaitu hipertensi yang dialami oleh
Ny. E.
b) Kejadian Cacat
Tidak ada kejadian cacat yang dialami oleh keluarga Ny. E
c) Kejadian Kematian Dalam 1 Tahun Terakhir
Tidak ada kematian yang dialami keluarga Ny. E dalam 1 tahun
terakhir
d) Perilaku Keluarga Dalam Penanggulangan Sakit
Ketika ada anggota keluarga yang sakit, keluarga langsung
membawa ke puskesmas, rumah sakit atau unit pelayanan kesehatan
lainnya.
Jantung :
Auskultasi : Suara jantung S1S2 tunggal tidak
terdengar bunyi tambahan. Tidak ada keluhan
sesak napas, nyeri dada, tidak tampak sianosis.
10. Abdomen Ny. E mengatkan tidak ada nyeri tekan pada
abdomennya. Tidak tampak adanya pembengkakan.
11. Eliminasi Eliminasi Urine (BAK)
Pola : ± 5-7 x/sehari, tidak mengalami inkontinensia
Level 1 Level 1
Domain IV: Pengetahuan Domain 3: Perilaku (lanjutan)
kesehatan dan perilaku Level 2
Level 2 Kelas R: Bantuan Koping
Kelas Q: Perilaku sehat Level 3: Intervensi
1606 Level 3: Hasil 5250 Dukungan Membuat Keputusan
160602 Partisipasi dalam keputusan Dukungan pengambilan
perawatan kesehatan keputusan
160605 Menunjukan pengarahan diri Panduan system pelayanan
dalam membuat keputusan kesehatan
160606 Menentukan pilihan yang Peningkatan system dukungan
diharapkan terkait dengan Peningkatan keterlibatan
160608 outcome kesehatan keluarga
Identifikasi prioritas outcome
kesehatan
Menggunakan teknin
penyelesaian masalah untuk
mencapai outcome yang Keluarga mampu merawat
diinginkan anggota yang sakit:
Level 1
Domain 1: Fisiologi Dasar
TUK 3 : Level 2
Setelah dilakukan intervensi, Kelas E: Peningkatan
keluarga mampu melakukan Kenyamanan Fisik
perawatan keluarga dengan Level 3: Intervensi
kriteria hasil: Manajemen Nyeri
- Ajarkan prinsip-prinsip
Level 1 1400 manajemen nyeri
Domain IV: Pengetahuan - Berikan informasi mengenai
tentang kesehatan dan perilaku nyeri, seperti penyebab nyeri,
1605 Level 2 berapa lama nyeri akan
160502 Kelas Q: Perilaku sehat dirasakan, dan antisipasi dari
Kontrol Nyeri ketidaknyamanan akibat
160501 Mengenali Kapan nyeri terjadi prosedur
Menggambarkan faktor - Kurangi atau eliminasi factor-
160503 penyebab faktor yang dapat mencetuskan
Menggunakan tindakan atau meningkatkan nyeri
160504 pencegahan - Dukung istrirahat/tidur yang
Menggunakan tindakan adekuat untuk membantu
pengurangan (nyeri) tanpa penurunan nyeri
160505 analgesik - Dorong pasien untuk
Menggunakan analgesik yang menggunakan obat-obatan
160509 direkomendasikan penurun nyeri yang adekuat
Level 1
Domain 1: Fisiologi Dasar
Level 2
: Kenyamanan
Rujukan
TUK 5 : - Rujuk pasien untuk kontrol
Setelah dilakukan intervensi 7910 nyeri
keluarga mampu
memanfaatkan pelayanan
kesehatan untuk mengobati
anggota keluarga dengan
kriteria hasil :
Level 1
Domain : 4 pengetahuan 8100
tentang kesehatan dan perilaku
Level 2
Kelas : Q. Perilaku sehat
1603 Level 3: Hasil
160301 Perilaku pencarian kesehatan
Konsultasi/mengajukan
pertanyaan yang
berhubungan dengan nyeri
Level 1
Domain : 5 Kondisi kesehatan
yang dirasakan
Level 2
Kelas : EE. Kepuasan
mengenai perawatan
Level 3
Outcome
3000 Kepuasan klien : akses
terhadap sumber perawatan
300007 Bantuan dengan akses ke
layanan kesehatan
300009
Kordinasi ke sumber
keshatan
3003 Kepuasan klien :
keberlanjutan perawatan
300303
Klien/keluarga dilibatkan
dalam rencana asuhan
2 Kurang perhatian pada 00080 Ketidakefektifa TUK 1 : Keluarga Mampu Mengenal
penyakit n manajemen Setelah dilakukan intervensi Masalah:
Akselerasi gejala penyakit kesehatan keluarga mampu mengenal Level 1:
seorang anggota keluarga keluarga masalah dengan kriteria hasil : Domain 3: Perilaku (lanjutan)
Kegagalan melakukan Level 2
tindakan mengurangi Level 1 Kelas S: Pendidikan Kesehatan
faktor risiko Domain IV: Pengetahuam Level 3: Intervensi
TUK 2 :
Setelah dilakukan intervensi Keluarga mampu mengambil
keluarga mampu mengambil keputusan mengenai tindakan
keputusan kriteria: keperawatan yang tepat:
Level 1 Level 1
Domain IV: Pengetahuan Domain 3: Perilaku (lanjutan)
kesehatan dan perilaku Level 2
Level 2 Kelas R: Bantuan Koping
Kelas Q: Perilaku sehat Level 3: Intervensi
Level 3: Hasil Dukungan Membuat Keputusan
Partisipasi dalam keputusan 5250 Dukungan pengambilan
1606 perawatan kesehatan keputusan
Menunjukan pengarahan diri Panduan system pelayanan
160602
dalam membuat keputusan kesehatan
TUK 3 : Level 1
Setelah dilakukan intervensi, Domain 1: Fisiologi Dasar
keluarga mampu melakukan Level 2
perawatan keluarga dengan Kelas A: Manajemen Hipertensi
kriteria hasil: Level 3: Intervensi
Manajemen Hipertensi
Level 1 Instuksikan terkait dengan
Domain IV: Pengetahuan pola diet yang sehat
tentang kesehatan dan perilaku Instruksikan terkait dengan
Level 2 gaya hidup yang sehat
Kelas FF: Manajemen Instruksikan untuk melakukan
kesehatan aktivitas fisik (misalnya
Level 3: Hasil latihan 30 – 45 menit)
Manajemen diri: Hipertensi Instruksikan terkait gaya
3107
Berpartisipasi dalam olahraga hidup yang berkonstribusi
310710 yang direkomendasikan yang harus dihindari
Menggunakan strategi untuk (misalnya penggunaan
mengurangi berat badan tembakau dan semua alcohol)
310711
Mempertahankan berat badan Instuksikan pasien modifikasi
normal gaya hidup terkait tidur dan
310712
Mengikuti diet yang pola istirahat (misalnya 8
direkomendasikan jam/ malam
310713
Membatasi asupan garam direkomendasikan)
TUK 5 :
Setelah dilakukan intervensi 7910
keluarga mampu
memanfaatkan pelayanan
kesehatan untuk mengobati
anggota keluarga dengan
kriteria hasil :
Level 1
8100
Domain : 4 pengetahuan
tentang kesehatan dan perilaku
Level 2
Kelas : Q. Perilaku sehat
Level 3: Hasil
Perilaku pencarian kesehatan
1603 Konsultasi/mengajukan
pertanyaan yang
160301 berhubungan dengan nyeri
Level 1
Domain : 5 Kondisi kesehatan
yang dirasakan
Level 2
Kelas : EE. Kepuasan
mengenai perawatan
Level 3: Hasil
Kepuasan klien : akses
terhadap sumber perawatan
3000 Bantuan dengan akses ke
layanan kesehatan
300007 Kordinasi ke sumber
keshatan
300009 Kepuasan klien :
keberlanjutan perawatan
3003 Klien/keluarga dilibatkan
dalam rencana asuhan
300303
XII. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
TGL
No DIAGNOSA IMPLEMENTASI EVALUASI (SOAP)
WAKTU
1 TUK 1 : TUK 1 :
Objektif :
TUK 2 tercapai dengan indikator
keluarga mampu mengambil
keputusanyang tepat untuk
mengatasi masalah nyeri akut
Mengambil keputusan tindakan
yang tepat (skala 4)
Perencanaan:
Level:1 Subjektif :
Analisis :
Perencanaan :
TUK 1 : TUK 1 :
Domain 1 18/6/21 keluarga mampu mengenal masalah keluarga mampu mengenal masalah:
hipertensi dengan kriteria hasil :
Kelas 2 13.00 Subjektif :
Level 1
00080: Ny. E menjelaskan kembali terkait
Domain IV: Pengetahuam tentang
Ketidakefektifan hipertensi
manajemen kesehatan kesehatan dan Ny. E mengatakan penyebab
keluarga Level 2 hipertensi
Kelas S: Pengetahuan tentang kesehatan Ny. E mengatakan tanda dan gejala
hipertensi, seperti: sakit kepala seperti
DS: tertimpa benda berat, mudah lelah
1803: Pengetahuan tentang penyakit Ny. E mengatakan akan menerapkan
Ny. E mengatakan Media yang digunakan leaflet pola makan yang baik dan sehat
belum pernah seperti mengurangi jumlah garam
mendapatkan Faktor penyebab hipertensi
dalam makanan.
informasi Tanda dan gejala hipertensi
kesehatan tentang
Proses perjalanan hipertensi
Hipertensi, belum Objektif :
mengethaui Faktor resiko hipertensi
bagaimana Strategi untuk meminimalkan perkembangan Ny. E kooperatif saat diskusi
perawatannya. berlangsung
hipertensi
Ny. E mengatakan Ny. E tampak mengerti dengan yang
sudah rutin
dijelaskan (dari pengetahuan terbatas
meminum obat
(skala 2) menjadi pengetahuan baik
Hipertensi. Namun,
tekanan darahnya (skala 4).
masih diatas Analisis :
150/90
TUK 1 tercapai, dimana keluarga
mampu mengetahui Nyeri Akut
DO: akibat hipertensi dan memiliki
Ny. E tampak pandangan terbuka terhadap
kesehatan.
bingung ketika
ditanya Perencanaan :
tentang Lanjutkan pada perencanaan di
penyakit TUK 2 tentang cara keluarga
hipertensi TUK 2 : mengambil keputusan terkait
kesehatan anggota keluarga
Ny. E tidak keluarga mampu mengambil keputusan
mengetahui
kriteria:
bagaimana cara
merawat hipertensi TUK 2 :
18/6/21
Level 1 Skeluarga mampu mengambil
Domain IV: Pengetahuan kesehatan dan keputusan:
perilaku
Subjektif :
Level 2
Kelas Q: Perilaku sehat Ny. E mengatakan akan
melakukan pemeriksaan kesehatan
Level 3: Hasil
ke puskesmas dan rumah sakit
Partisipasi dalam keputusan perawatan
terdekat
kesehatan Ny. E mengatakan ingin sembuh
Keluarga mampu membuat keputusan mengenai dari hipertensi
hipertensi Ny. E mengatakan khawatir
tentang hipertensi
Menentukan pilihan yang diharapkan terkait
Ny. E akan mencoba
dengan hipertensi
merubah/memperbaiki pola
Menggunakan teknin penyelesaian masalah makannya dengan mengurangi
untuk mencapai outcome yang diinginkan garam
Objektif :
Perencanaan:
TUK 3 : Lanjutkan pada perencanaan di TUK 3
Setelah dilakukan intervensi, keluarga tentang cara manajemen nyeri dan
mampu melakukan perawatan keluarga kontrol nyeri
Analisis :
TUK 4 :
TUK 3 tercapai, mengenali
Setelah dilakukan intervensi keluarga
manajemen hipertensi
mampu memodifikasi lingkungan dengan
kriteria hasil :
Perencanaan :
Level 1
Domain V: Kondisi kesehatan yang Lanjutkan pada perencanaan di
18/6/21 TUK 4 tentang cara keluarga
dirasakan
Memodipikasi lingkungan terkait
Level 2 kesehatan anggota keluarga
Kelas U: Kesehatan dan kualitas hidup TUK 4 :
Level 3: Hasil keluarga mampu memodifikasi
Status kenyamanan: Lingkungan lingkungan:
Suplai dan peralatan yang dibutuhkan berada
Subjektif :
dalam jangkauan
Ny. E mengatakan komunikasi dengan
Suhu ruangan
keluarganya baik
Lingkungan yang kondusif untuk tidur
Ketertiban lingkungan
Kebersihan lingkungan
Objektif :
Pencahayaan ruangan
Ny. E terlihat senang
Tempat tidur yang nyaman
Lingkungan yang damai
Analisis :
Kontrol suara rebut
TUK 4 tercapai keluarga mampu
memodifikasi lingkungan Keluarga
TUK 5 :
mampu merawat klien yang sakit
keluarga mampu memanfaatkan fasilitas
pelayanan kesehatan dengan kriteria hasil :
Perencanaan :
Prilaku mencari sehat
Lanjutkan pada perencanaan di
Klien atau keluarga mau konsultasi TUK 5 tentang keluarga mamapu
tentang hipertensi memanfaatkan fasilitas pelayanan
terkait kesehatan anggota keluarga
Kepuasan pasien : akses ke sumber
Subjektif :
Perencanaan :