Anda di halaman 1dari 99

KATA PENGANTAR

Puji syukur pemakalah panjatkan kepada Allah SWT yang telah


melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyusun makalah
asuhan keperawatan pada pasien dengan gastritis. Adapun maksud dari
penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas PBL III di Stikes YPIB
Majalengka. Disusunnya laporan ini tidak lepas dari peran dan bantuan beberapa
pihak dan sumber. Karena itu, pemakalah mengucapkan terima kasih dan apresiasi
setinggi-tingginya kepada dosen pembimbing dan CI dari Puskesmas Panyigkiran
yang telah membantu dan membimbing kami dalam mengerjakan makalah ini.
Kiranya amal baik serta budi luhur secara ikhlas yang telah diberikan
kepada kami dari beliau di atas yang dapat maupun belum dapat kami sebutkan,
mendapatkan imbalan yang semestinya dari Allah SWT.
Pemakalah menyadari bahwa dalam menyusun laporan ini masih jauh dari
kesempurnaan, untuk itu pemakalah sangat mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun guna sempurnanya makalah ini. Pemakalah berharap semoga
makalah ini bisa bermanfaat bagi pemakalah khususnya dan bagi pembaca pada
umumnya.

Majalengka, 118 Juni 2021

Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................1
BAB I.......................................................................................................................3
PENDAHULUAN...................................................................................................3
A. LATAR BELAKANG...............................................................................3
B. RUMUSAN MASALAH..........................................................................5
C. TUJUAN PEULISAN...............................................................................5
BAB II......................................................................................................................6
TINJAUAN KASUS................................................................................................6
I. KONSEP KELUARGA................................................................................6
II. KOSEP HIPERTENSI............................................................................18
BAB III..................................................................................................................55
LAPORAN KASUS...............................................................................................55
BAB IV..................................................................................................................98
PENUTUP..............................................................................................................98
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................99
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu peningkatan abnormal
tekanan darah dalam pembuluh darah arteri yang mengangkut darah dari jantung
dan memompa keseluruh jaringan dan organ–organ tubuh secara terus–menerus
lebih dari suatu periode (Irianto, 2014). Hipertensi merupakan peningkatan
tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih
dari 90 mmHg pada dua kali pengukuran selang waktu lima menit dalam
keadaan cukup tenang/istirahat (Kemenkes RI, 2013).
Hipertensi sering kali disebut silent killer karena termasuk yang mematikan
tanpa disertai dengan gejala-gejalanya terlebih dahulu sebagai peringatan bagi
korbannya. Gejala-gejala hipertensi yaitu adalah sakit kepala atau rasa berat di
tengkuk, vertigo, jantung berdebar, mudah lelah, penglihatan kabur, telinga
berdenging (tinnitus), dan mimisan (Kemenkes RI, 2013). Hipertensi menjadi
momok bagi sebagian besar penduduk dunia termasuk Indonesia. Hal ini karena
secara statistik jumlah penderita yang terus meningkat dari waktu ke waktu.
Berbagai faktor yang berperan dalam hal ini salah satunya adalah gaya hidup
modern. Pemilihan makanan yang berlemak, kebiasaan aktifitas yang tidak
sehat, merokok, minum kopi serta gaya hidup sedetarian adalah beberapa hal
yang disinyalir sebagai faktor yang berperan terhadap hipertensi ini.
Penyakit ini dapat menjadi akibat dari gaya hidup modern serta dapat juga
sebagai penyebab berbagai penyakit non infeksi (Anindya,2009). Tingginya
angka kejadian hipertensi yang terus meningkat dan akan menyebabkan
komplikasi. Penatalaksanaan hipertensi yang tidak dilakukan dengan baik dapat
menyebabkan komplikasi (Riskesdas,2013). Apabila hipertensi tidak ditangani
dengan tepat maka akan menimbulkan komplikasi yaitu stroke, infark miokard,
gagal jantung, gagal ginjal kronik dan retinopati (Nuraini, 2015). Data Worlh
Health Organization (WHO), di seluruh dunia sekitar 972 juta orang atau 26,4%
orang di seluruh dunia mengidap hipertensi, angka ini kemungkinan akan
meningkat menjadi 29,2% di tahun 2025. Dari 972 juta pengidap hipertensi, 333
juta berada di negara maju dan 639 sisanya berada di negara berkembang,
termasuk Indonesia (Yonata, 2016).
Hipertensi juga menempati peringkat ke 2 dari 10 penyakit terbanyak pada
pasien rawat jalan dirumah sakit di Indonesia. Penderitanya lebih banyak wanita
(30%) dan pria (29% ) sekitar 80 % kenaikan kasus hipertensi terjadi terutama
dinegara berkembang (Triyanto, 2014). Prevalensi hipertensi di Indonesia
menurut Riskesdas tahun 2013 yang didapat melalui pengukuran pada umur ≥
18 tahun sebesar 25,8 %. Prevelensi hipertensi di Indonesia yang didapat
melalui kuesioner terdiagnosis tenaga kesehatan sebesar 9,4 %, yang didiagnosis
tenaga kesehatan atau sedang minum obat sebesar 9.5 %, jadi ada 0,1 % yang
minum obat sendiri. Penyakit terbanyak pada usia lanjut berdasarkan Riset
Kesehatan Dasar tahun 2013 adalah hipertensi dengan prevalensi 45,9% pada
usia 55-64 tahun, 57,6% pada usia 65,74% dan 63,8% pada usia ≥ 75 tahun.
Berdasarkan data dan informasi pengukuran tekanan darah yang terdiagnosis
hipertensi/darah tinggi tertinggi terjadi pada perempuan yaitu sebanyak 21.006
jiwa (34,47%) dan terendah pada laki-laki sebanyak 10.811 jiwa (50,32%), total
laki-laki dan perempuan sebanyak 31.817 kasus hipertensi (38.60%).
Hal ini menunjukan masih tingginya kasus hipertensi yang terjadi di
Sulawesi Tenggara. Keluarga adalah dua atau lebih individu yang bergabung
karena hubungan darah, perkawinan dan adopsi dalam suatu rumah tangga yang
berinteraksi satu dengan yang lainnya dalam peran serta menciptakan dan
mempertahankan suatu budaya. (Ali, 2010). Keluarga sebagai unit terkecil dari
masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang
berkumpul dan tinggal di suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan.
Keluarga yang sehat sangat berperan penting untuk kelangsungan hidup yang
sejahtera. Dengan memiliki keluarga yang sehat tanpa memiliki penyakit akan
menjamin kesejahteraan keluarga yang harmonis dan bahagia. Beberapa ahli
berpendapat bahwa bertambah umur, merupakan faktor terjadinya Hipertensi.
Oleh sebab itu pengawasan dan pengelolaan keluarga terhadap faktor pencetus
dari peningkatan tekanan darah sangat disarankan agar terhindar dari keadaan
yang lebih parah (Harmoko, 2012).
Keluarga mempunyai tugas di bidang kesehatan yang perlu di pahami dan
dilakukan, ada 5 tugas keluarga dalam bidang kesehatan menurut Friedman
(1998) dalam Dion & Betan, (2013) yaitu :mengenal masalah dalam kesehatan
keluarga, membuat keputusan tindakanyang tepat, memberi perawatan pada
anggota keluarga yang sakit,mempertahankan atau mengusahakan suasana
rumah yang sehat,menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan yang ada di
masyarakat. Tugas keluarga tersebut harus selalu dijalankan. Apabila salah satu
atau beberapa diantara tugas tersebut tidak dijalankan justru akan menimbulkan
masalah kesehatan dalam keluarga.

B. RUMUSAN MASALAH
Bagaimana asuhan keperawatan yang dilakukan pada pasien Hipertensi.

C. TUJUAN PEULISAN
Untuk mengetahui bagaimana asuhan keperawatan yang dilakukan pada
pasien Hipertensi.
BAB II
TINJAUAN KASUS

I. KONSEP KELUARGA
A. Definisi Keperawatan Keluarga
Keluarga adalah perkumpulan dua atau lebih individu yang diikat oleh
hubungan darah, perkawinan atau adopsi, dan tiap-tiap anggota keluarga selalu
berinteraksi satu sama lain (Mubarak dkk, 2011 ). BKKBN (1999) dalam
Sudiharto (2012) menyatakan bahwa keluarga adalah dua orang atau lebih yang
dibentuk berdasarkan ikatan perkawinan yang sah, mampu memenuhi kebutuhan
hidup spiritual dan materil yang layak, bertakwa kepada tuhan, memiliki
hubungan yang selaras dan seimbang antara anggota keluarga dan masyarakat
serta lingkungannya. Sedangkan menurut Wall, (1986) dalam Friedman (2010)
menyatakan bahwa keluarga adalah sebuah kelompok yang mengidentifikasi diri
dan terdiri atas dua individu atau lebih yang memiliki hubungan khusus, yang
dapat terkait dengan hubungan darah atau hukum atau dapat juga tidak, namun
berfungsi sebagai sedemikian rupa sehingga mereka menganggap dirinya sebagai
keluarga.
Keluarga merupakan kumpulan dua orang atau lebih yang hidup
bersama dengan keterikatan aturan dan emosional dan individu
mempunyaiperan masing-masing yang merupakan bagian dari keluarga.
Keadaan ini perlu disadari sepenuhnya bahwa setiap individu merupakan
bagiannya dan di keluarga juga semua dapat diekspresikan tanpa
hambatan yang berarti (Friedman,2010)
sekumpulan yang disatukan oleh ikatan perkawinan darah dan
ikatan adopsi atau ikatan sebuah keluarga yang hidup bersama-sama
dalam satu rumah tangga dan adanya interkasi dan komunikasi satu sama
lain dalam peran sosial keluarga seperti suami, istri, ayah, ibu, anak laki-
laki, saudara perempuan, saudara dan saudari.
A.
Jadi, dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa
keluarga merupakan sekumpulan orang yang terdiri dari satu atau lebih
individu yang diikat oleh hubungan perkawinan dimana anggota keluarga
saling berinterksi dan berkomunikasi antara satu sama lain yang masing-
masing mempunyai peran sosial untuk mencapai tujuan hidup yangsama.
B. Ciri-ciri Keluarga
Setiadi (2008) memaparkan ciri-ciri keluarga yaitu :
a) Keluarga merupakan hubungan perkawinan
b) Keluarga bentuk suatu kelembagaan yang berkaitan dengan hubungan
perkawinan yang senganja dibentuk atau dipelihara.
c) Keluarga mempunyai suatu system tata nama (Nomen Clatur)
termasuk perhitungan garis keturunan.
d) Keluarga mempunyai fumgsi ekonomi yang dibentuk oleh
anggotaanggotanya berkaitan dengan kemampuan untuk mempunyai
keturunan dan membesarkan anak.
e) Keluarga merupakan tempat tingggal bersama, ruamh atau rumah
tangga.
C. Mubarak (2011) membagi tipe keluarga menjadi :
1) Secara Tradisional
Secara tradisional keluarga dikelompokkan menjadi 2 yaitu :
a) Keluarga Inti (Nuclear Family) adalah keluarga yang hanya terdiri ayah,
ibu dan anak yang diperoleh dari keturunannya atau adopsi atau keduanya.
b) Keluarga Besar (Extended Family) adalah keluarga inti ditambah
anggota keluarga lain yang masih mempunyai hubungan darah
( kakeknenek, paman-bibi)
2) Secara Modern
Berkembangnya peran individu dan meningkatnya rasaindividualisme
maka pengelompokkan tipe keluarga selain di atas adalah :
a) Tradisional Nuclear
Keluarga inti (ayah, ibu dan anak) tinggal dalam satu rumah
ditetapkan oleh sanksi-sanksi legal dalam suatu ikatan perkawinan,
satu atau keduanya dapat bekerja di luar rumah.
b) Reconstituted Nuclear
Pembentukan baru dari keluarga inti melalui perkawinan kembali
suami/istri, tinggal dalam pembentukan satu rumah dengan
anakanaknya, baik itu bawaan dari perkawinan lama maupun hasil
dari perkawinan baru, satu/keduanya dapat bekerja di luar rumah.
c) Niddle Age/Aging Couple
Suami sebagai pencari uang, istri di rumah/kedua-duanya bekerja di
rumah, anak-anak sudah meninggalkan rumah
karenasekolah/perkawinan/ meniti karier.
d) Dyadic Nuclear
Suami istri yang sudah berumur dan tidak mempunyai anak yang
keduanya atau salah satu bekerja di luar rumah.
e) Single Parent
Satu orang tua sebagai akibat perceraian atau kematian pasangannya
dan anak-anaknya dapat tinggal di rumah atau di luar rumah.
f) Dual Carrier
Yaitu suami istri atau keduanya orang karier dan tanpa anak.
g) Commuter Married
Suami istri atau keduanya orang karier dan tinggal terpisah pada
jarak tertentu.Keduanya saling mencari pada waktu-waktu tertentu.
h) Single Adult
Wanita atau pria dewasa yang tinggal sendiri dengan tidak adanya
keinginan untuk kawin.
i) Three Generation
Yaitu tiga generasi atau lebih tinggal dalam satu rumah.
j) Institusional
Yaitu anak-anak atau orang-orang dewasa tinggal dalam suatu
pantipanti.
k) Comunal
Yaitu satu rumah terdiri dari dua atau lebih pasangan yang
monogami dengan anak-anaknya dan bersama-sama dalam
penyediaan fasilitas.
l) Group Marriage
Yaitu satu perumahan terdiri dari orang tua dan keturunannya di
dalam satu kesatuan keluarga dan tiap individu adalah kawin dengan
yang lain dan semua adalah orang tua dari anak-anak.
m)Unmaried Parent and Child
Yaitu ibu dan anak dimana perkawinan tidak dikehendaki, anaknya
diadopsi.
n) Cohibing Couple
Yaitu dua orang atau satu pasangan yang tinggal bersama tanpa
kawin.
o) Gay and Lesbian Family
Yaitu keluarga yang dibentuk oleh pasangan yang berjenis kelamin
sama.
D. Struktur Keluarga
Struktur keluarga terdiri dari : pola dan proses komunikasi, strukrur
peran, struktur kekuatan dan struktur nilai dan norma (Mubarak dkk,
2011) menggambarkan sebagai berikut :
1. Struktur komunikasi
Komunikasi dalam keluarga dikatakan berfungsi apabila : jujur,
terbuka, melibatkan emosi, konflik selesai dan ada hirarki kekuatan.
2. Struktur peran
Yang dimaksud struktur peran adalah serangkaian perilaku yang
diharapkan sesuai posisi sosial yang diberikan.Jadi pada struktur
peran bisa bersifat formal atau informal.
3. Struktur kekuatan
Yang dimaksud adalah kemampuan dari individu untuk mengontrol
atau mempengaruhi atau merubah perilaku orang lain : legitimate
power (hak), referent power (ditiru), expert power (keahlian), reward
power (hadiah), coercive power (paksa) dan affective power.
4. Struktur nilai dan norma
Nilai adalah sistem ide-ide, sikap keyakinan yang mengikat anggota
keluarga dalam budaya tertentu, sedangkan norma adalah pola
perilaku yang diterima pada lingkungan sosil tertentu berarti disini
adalah lingkungan keluarga dan lingkungan masyarakat sekitar
keluarga.

E. Fungsi Keluarga
Ada lima fungsi keluarga menurut (Friedman, 2010), yaitu :
1. Fungsi afektif

Fungsi afektif merupakan dasar utama baik untuk


pembentukan maupun untuk berkelanjutan unit keluarga itu sendiri,
sehingga fungsi afektif merupakan salah satu fungsi keluarga yang
paling penting.Peran utama orang dewasa dalam keluarga adalah
fungsi afektif, fungsi ini berhubungan dengan persepsi keluarga dan
kepedulian terhadap kebutuhan sosioemosional semua anggota
keluarganya.

2. Fungsi sosialisasi dan status sosial

Sosialisasi merujuk pada banyaknya pengalaman belajar


yang diberikan dalam keluarg yang ditunjuk untuk mendidik anak –
anak tentang cara menjalankan fungsi dan memikul peran sosial
orang dewasa seperti peran yang di pikul suami-ayah dan istri-ibu.
Status sosial atau pemberian status adalah aspek lain dari fungsi
sosialisasi. Pemberian status kepada anak berarti mewariskan tradisi,
nilai dan hak keluarga, walaupun tradisi saat ini tidak menunjukan
pola sebagian besar orang dewasa Amerika.
3. Fungsi reproduksi

Untuk menjamin kontiniutas antar generasi kleuarga dan


masyarakat yaitu menyediakan angagota baru untuk masyarakat.

4. Fungsi perawatan kesehatan

Fungsi fisik keluarga dipenuhi oleh orang tua yang


menyediakan makanan, pakaian, tempat tinggal, perawatan terhadap
kesehatan dan perlindungan terhadap bahaya.Pelayanan dan praktik
kesehatan adalah fungsi keluarga yang paling relafan bagi perawat
keluarga.

5. Fungsi ekonomi

Fungsi ekonomi melibatkan penyediaan keluarga akan


sumber daya yang cukup finansial, ruang dan materi serta alokasinya
yang sesuai melalui proses pengambilan keputusan.

F. Tahapan Perkembangan Keluarga


Tahap perkembangan keluarga dibagi menjadi (Friedman, 2010) :

 Tahap I : Keluarga Pasangan Baru (beginning family)

Pembentukan pasangan menandakan pemulaan suatu


keluarga baru dengan pergerakan dari membentuk keluarga asli
sampai kehubungan intim yang baru.Tahap ini juga disebut sebagai
tahap pernikahan. Tugas perkembangan keluarga tahap I adalah
membentuk pernikahan yang memuaskan bagi satu sama lain,
berhubungan secara harmonis dengan jaringan kekerabatan dan
perencanaan keluarga.

 Tahap II : Keluarga Kelahiran Anak Pertama (childbearing family)

Mulai dengan kelahiran anak pertama dan berlanjut sampai


bayi berusia 30 bulan.Transisi ke masa menjadi orang tua adalah
salah satu kunci dalam siklus kehidupan keluarga.Tugas
perkembangan keluarga disini adalah setelah hadirnya anak pertama,
keluarga memiliki beberapa tugas perkembangan penting.Suami,
istri, dan anak harus memepelajari peran barunya, sementara unit
keluarga inti mengalami pengembangan fungsi dan tanggung jawab.

 Tahap III : Keluarga dengan Anak Prasekolah (families with preschool)


Tahap ketiga siklus kehidupan keluarga dimulai ketika
anak pertama berusia 2½ tahun dan diakhiri ketika anak berusia 5
tahun. Keluarga saatini dapat terdiri dari tiga sampai lima orang,
dengan posisi pasangan suamiayah, istri-ibu, putra-saudara laki-laki,
dan putri-saudara perempuan. Tugas perkembangan keluarga saat ini
berkembang baik secara jumlah maupun kompleksitas. Kebutuhan
anak prasekolah dan anak kecil lainnya untuk mengekplorasi dunia
di sekitar mereka, dan kebutuhan orang tua akan privasi diri,
membuat rumah dan jarak yang adekuat menjadi masalah utama.
Peralatan dan fasilitas juga harus aman untuk anak-anak.
 Tahap IV : Keluarga dengan Anak Sekolah (families with schoolchildren)
Tahap ini dimulai ketika anak pertama memasuki sekolah
dalam waktu penuh, biasanya pada usia 5 tahun, dan diakhiri ketika
ia mencapai pubertas, sekitar 13 tahun. Keluarga biasanya mencapai
jumlah anggota keluarga yang maksimal dan hubungan akhir tahap
ini juga maksimal. Tugas perkembangan keluarga pada tahap ini
adalah keluarga dapat mensosialisasikan anak-anak, dapat
meningkatkan prestasi sekolah dan mempertahankan hubungan
pernikahan yang memuaskan.
 Tahap V : Keluarga dengan Anak Remaja (families with teenagers)
Ketika anak pertama berusia 13 tahun, tahap kelima dari
siklus atau perjalanan kehidupan keluarga dimulai. Biasanya tahap
ini berlangsung selama enam atau tujuh tahun, walaupun dapat lebih
singkat jika anak meninggalkan keluarga lebih awal atau lebih lama,
jika anak tetap tinggal dirumah pada usia lebih dari 19 atau 20 tahun.
Tujuan utamapada keluarga pada tahap anak remaja adalah
melonggarkan ikatankeluarga untuk meberikan tanggung jawab dan
kebebasan remaja yanglebih besar dalam mempersiapkan diri
menjadi seorang dewasa mudah.
Tugas perkembangan keluarga yang pertama pada tahap ini
adalah menyeimbangkan kebebasan dengan tanggung jawab seiring
dengan kematangan remaja dan semakin meningkatnya
otonomi.Tugas perkembangan keluarga yang kedua adalah bagi
orang tua untuk memfokuskan kembali hubungan pernikahan
mereka. Sedangkan tugas perkembangan keluarga yang ketiga
adalah untuk anggota keluarga, terutama orang tua dan anak remaja,
untuk berkomunikasi secara terbuka satu sama lain.
 Tahap VI : Keluarga Melepaskan Anak Dewasa Muda (launching center
families)

Permulaan fase kehidupan keluarga ini ditandai dengan


perginya anak pertama dari rumah orang tua dan berakhir dengan
“kosongnya rumah”, ketika anak terakhir juga telah meninggalkan
rumah. Tahap ini dapat cukup singkat atau cukup lama, bergantung
pada jumlah anak dalam keluarga atau jika anak yang belum
menikah tetap tinggal di rumah setelah mereka menyelesaikan SMU
atau kuliahnya.

Tugas perkembangan keluarga pada tahap ini adalah


keluarga membantu anak tertua untuk terjun ke dunia luar, orang tua
juga terlibat dengan anak terkecilnya, yaitu membantu mereka
menjadi mandiri.

 Tahap VII : Orang Tua Paruh Baya (middle age families)

Tahap ini merupakan tahap masa pertengahan bagi orang


tua, dimulai ketika anak terakhir meninggalkan rumah dan berakhir
dengan pensiun atau kematian salah satu pasangan. Tahap ini
dimulai ketika orang tua berusia sekitar 45 tahun sampai 55 tahun
dan berakhir dengan persiunannya pasangan, biasanya 16 sampai 18
tahun kemudian.
Tugas keperawatan keluarga pada tahap ini adalah wanita
memprogramkan kembali energi mereka dan bersiap-siap untuk
hidup dalam kesepian dan sebagai pendorong anak mereka yang
sedang berkembang untuk lebih mandiri serta menciptakan
lingkungan yang sehat.

 Tahap VIII : Keluarga Lansia dan Pensiunan

Tahap terakhir perkembangan keluarga ini adalah dimulai


pada saat pensiunan salah satu atau kedua pasangan, berlanjut
sampai kehilangan salah satu pasangan, dan berakhir dengan
kematian pasangan yang lain. Tugas perkembangan keluarga pada
tahap terakhir ini adalah mempertahankan penataan kehidupan yang
memuaskan dan kembali kerumah setelah individu pensiun/berhenti
bekerja dapat menjadi problematik.

G. Tugas Kesehatan Keluarga

Adapun tugas kesehatan keluarga adalah sebagai berikut (Friedman,


2010).

1. Mengenal gamgguan perkembangan kesehatan setiap anggota


keluarga
2. Mengambil keputusan untuk tindakan kesehatan yang tepat
3. Memberi perawatan kepada anggota keluarga yang sakit
4. Mempertahankan suasana rumah yang menguntungkan untuk
kesehatan dan perkembangan kepribadian anggota keluarga
5. Mempertahankan hubungan timbale balik antara keluarga dan
fasilitas kesehatan.\

H. Peran Perawat Keluarga


Ada tujuh peran perawat keluarga menurut Sudiharto (2012) adalah
sebagai berikut :
1. Sebagai pendidik
Perawat bertanggung jawab memberikan pendidikan
kesehatan pada keluarga, terutama untuk memandirikan keluarga
dalam merawat anggota keluarga yang memiliki masalah kesehatan.

2. Sebagai koordinator pelaksan pelayanan kesehata


Perawat bertanggung jawab memberikan pelayanan
keperawatan yang komprehensif. Pelayanan keperawatan yang
bersinambungan diberikan untuk menghindari kesenjangan antara
keluarga dan unit pelayanan kesehatan.
3. Sebagai pelaksana pelayanan perawatan
Pelayanan keperawatan dapat diberikan kepada keluarga
melalui kontak pertama dengan anggota keluarga yang sakit yang
memiliki masalah kesehatan. Dengan demikian, anggota keluarga
yang sakit dapat menjadi “entry point” bagi perawatan untuk
memberikan asuhan keperawatan keluarga secara komprehensif.
4. Sebagai supervisor pelayanan keperawatan
Perawat melakukan supervisi ataupun pembinaan terhadap
keluarga melalui kunjungan rumah secara teratur, baik terhadap
keluarga berisiko tinggi maupun yang tidak.Kunjungan rumah
tersebut dapat direncanakan terlebih dahulu atau secara mendadak,
sehingga perawat mengetahui apakah keluarga menerapkan asuhan
yang diberikan oleh perawat.
5. Sebagai pembela (advokat)

keluarga klien.Perawat diharapkan mampu mengetahui


harapan serta memodifikasi system pada perawatan yang diberikan
untuk memenuhi hak dan kebutuhan keluarga.Pemahaman yang baik
oleh keluarga terhadap hak dan kewajiban mereka sebagai klien
mempermudah tugas perawat untuk memandirikan keluarga.
6. Sebagai fasilitator
Perawat dapat menjadi tempat bertanya individu, keluarga
dan masyarakat untuk memecahkan masalah kesehatan dan
keperawatan yang mereka hadapi sehari-hari serta dapat membantu
jalan keluar dalam mengatasi masalah.
7. Sebagai peneliti
Perawat keluarga melatih keluarga untuk dapat memahai
masalah-masalah kesehatan yang dialami oleh angota keluarga.
Masalah kesehatan yang muncul didalam keluarga biasanya terjadi
menurut siklus atau budaya yang dipraktikkan keluarga.

I. Prinsip perawatan kesehatan keluarga


Setiadi (2008) mengatakan ada beberapa prinsip penting yang perlu
diperhatikan dalam memberikan Asuhan Keperawatan keluarga yaitu :
a. Keluarga sebagai unit atau satu kesatuan dalam pelayanan kesehatan.
b. Dalam memberikan Asuhan Keperawatan Kesehatan keluarga sehat
sebagai tujuan utama.

c. Asuhan keperawatan yang diberikan sebagai sarana dalam mencapai


peningkatan kesehatan keluarga.
d. Dalam memberikan Asuhan Keperawatan keluarga, perawat
melibatkan peran aktif seluruh keluarga dalam merumuskan masalah
dan ebutuhan keluarga dalam mengatasi masalah kesehatannya.

e. Lebih mengutamakan kegiatan-kegiatan yang bersifat proinotif dan


preventif dengan tidak mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitatif.
f. Dalam memberikan Asuhan Keperawatan kesehatan keluarga,
keluarga memanfaatkan sumber daya keluarga semaksimal mungkin
untuk kepentingan kesehatan keluarga.
g. Sasaran Asuhan Keperawatan kesehatan keluarga adalah keluarga
secara keseluruhan.
h. Pendekatan yang dipergunakan dalam memberikan Asuhan
Keperawatan kesehatan keluarga adalah pendekatan pemecahan
masalah dengan menggunakan proses keperawatan.
i. Kegiatan utama dalam memberikan Asuhan Keperawatan kesehatan
keluarga adalah penyuluhan kesehatan dan Asuhan Keperawatan
kesehatan dasar atau perawatan dirumah.
j. Diutamakan terhadap keluarga yang termasuk resiko tinggi.
Keluarga-keluarga yang tergolong resiko tinggi dalam bidang
kesehatan antara lain adalah :
1) Keluarga dengan anggota keluarga dalam masa usia subur dengan
masalah :
 Tingkat sosial ekonomi yang rendah.
 Keluarga kurang tahu atau tidak mampu mengatasi masalah
kesehatan sendiri.
 Keluarga dengan keturunan yang kurang baik atau keluarga
dengan penyakit keturunan.
2) Keluarga dengan Ibu dengan resiko tinggi kebidanan yaitu :
 Umur Ibu (16 tahun/lebih dari 35 tahun).
 Menderita kekurangan gizi (anemia).
 Menderita hipertensi.
 Primipara dan Multipara.
 Riwayat persalinan atau komplikasi
3) Keluarga dalam anak menjadi resiko tinggi karena :
 Lahir prematur (BBLR).
 Berat badan sukar naik.
 Lahir dengan cacat bawaan.
 ASI Ibu kurang sehingga tidak mencukupi kebutuhan bayi.
 bu menderita penyakit menular yang dapat mengancam bayi
dan anaknya.
4) Keluarga mempunyai masalah hubungan antara anggota
keluarga

 Anak yang tidak pernah dikehendaki pernah mencoba untuk


digugurkan.
 Tidak ada kesesuaian pendapat antara anggota keluarga dan
sering timbul cekcok dan ketegangan.
 Ada anggota keluarga yang sering sakit
 Salah satu anggota (suami atau istri) meninggal, cerai, lari
meninggalkan rumah.

II. KOSEP HIPERTENSI


A. Definisi
Menurut Sheps (2005) dalam Masriadi (2016), hipertensi adalah penyakit
dengan tanda adanya gangguan tekanan darah sistolik maupun diastolik yang
naik diatas tekana darah normal. Tekanan darah sistolik adalah tekanan puncak
yang tercapai ketika jantung berkontraksi dan memompakan darah keluar melalui
arteri. Tekanan darah diastolik diambil tekanan jatuh ketitik terendah saat jantung
rileks dan mengisi darah kembali.
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu peningkatan abnormal
tekanan darah dalam pembuluh darah arteri yang mengangkut darah dari jantung
dan memompa keseluruh jaringan dan organ–organ tubuh secara terus– menerus
lebih dari suatu periode (Irianto, 2014). Hal ini terjadi bila arteriol– arteriol
konstriksi. Konstriksi arterioli membuat darah sulit mengalir dan meningkatkan
tekanan melawan dinding arteri. Hipertensi menambah beban kerja jantung dan
arteri yang bila berlanjut dapat menimbulkan kerusakan jantung dan pembuluh
darah (Udjianti, 2010). Hipertensi sering juga diartikan sebagai suatu keadaan
dimana tekanan darah sistolik lebih dari 120 mmHg dan tekanan diastolik lebih
dari 80 mmHg (Muttaqin, 2009).

B. Anatomi dan Fisiologi


1) Anatomi
Menurut Tarwoto (2009) Sistem kardiovaskuler terdiri dari jantung,
vaskuler (arteri, vena, kapiler) dan limfatik. Fungsi utama sisitem
kardiovaskuler adalah menghantarkan darah yang kaya oksigen keseluruh
tubuh dan memompakan darah dari seluruh tubuh (jaringan) ke sirkulasi paru
untuk dioksigenasi.
a) Jantung
Jantung merupakan organ utama system kardiovaskuler ,
berotot dan berongga, terletak di rongga toraks bagian
mediastinum, diantara dua paru-paru. Bentuk jantung seperti
kerucut tumpul, pada bagian bawah disebut apeks, letaknya
lebih ke kiri dari garis medial, bagian tepinya pada ruang
interkosta V kiri atau kira-kira 9 cm dari kiri linea
medioclavikularis, sedangkan bagian atasnya disebut basis
terletak agak kekanan tepat nya pada kosta ke lll,1 cm dari tepi
lateral sternum. Ukuran jantung kira-kira panjangnya 12 cm,
lebar 8-9 cm tebalnya 6 cm. beratnya sekitar 200 sampai 425
gram, pada laki-laki sekitar 310 gram, pada perempuan sekitar
225 gram.
b) Pembuluh darah
c) Lubang pusat pada pembuluh darah yang disebut lumen
dikelilinggi oleh dinding yang terdiri atas tiga lapisan :
 Tunika intima adalah lapisan dalam yang berhubungan
langsung dengan darah. Terdiri atas lapisan dalam
endotelium yang dikelilingi berbagai jaringan ikat.
 Tunika media adalah lapisan tengah yang terdiri atas otot
polos dengan berbagai serat elastik.
 Tunika advensia adalah lapisan terluar yang terdiri atas
jaringan ikat.
Sistem jantung dan pembuluh darah terdiri atas tiga macam
pembuluh darah yang membentuk sistem jalur-jalur tertutup :
a. Arteri mengangkut darah menjauhi jantung.
 Arteri elastik adalah arteri terbesar, meliputi aorta dan
cabang- cabang terdekatnya. Mengandung banyak jaringan
ikat.
 Arteri muskular bercabang dari arteri elastik dan
mendistribusikan darah ke berbagai bagian tubuh.
 Arteriol adalah pembuluh darah yang sangat kecil. Sebagian
besar arteriol mempunyai tiga tunika pada dindingnya,
dengan jumlah otot polos yang memadai pada tunika
medika.
 Kapiler adalah pembuluh darah mikroskopik yang
mempunyai dinding sangat tipis. Hanya tunika intima yang
terdapat pada dinding ini. Sebagian dindingnya hanya
mengandung satu lapisan endotelium.
b. Vena mengangkut darah kembali ke jantung.
1) Venula pascapiler adalah vena terkecil, sangat berpori-pori,
tetapi mempunyai serat otot polos yang menyebar pada
tunika media.
2) Venula terbentuk ketika venula pascapiler bersatu. Dinding
venula yang lebih besar berlapis tiga.
3) Vena mempunyai dinding berlapis tiga, namun tunika
intima dan tunika medianya jauh lebih tipis daripada arteri
yang berukuran serupa.
2) Fisiologi
Fisiologi Menurut Mutaqqin (2014) Sistim kardiovaskuler berfungsi
sebagai sistim regulasi melakukan mekanisme yang bervariasi dalam
merespon seluruh aktivitas tubuh. Salah satu contoh adalah mekanisme
meningkatkan suplai darah agar aktivitas jaringan dapat terpenuhi, pada
keadaan tertentu darah akan lebih banyak dialirkan pada organ-organ vital
seperti jantung otak untuk memelihara sistim sirkulasi organ tersebut.
a) Darah
Komponen darah merupakan alat pembawa (carrier) pada sistim
kardiovaskular, secara normal volume darah yang berada dalam
sirkulasi pada seseorang laki-laki dengan berat badan 70 kg berkisar
8% dari berat badan atau sekitar 5600 ml. dari jumlah tersebut sekitar
55% merupakan plasma, volume komponen darah harus memiliki
jumlah yang sesuai dengan rentang yang normal agar system
kardiovaskuler dapat berfungsi sebagaimana mestinya.
b) Curah jantung
Tubuh manusia memiliki berbagai mekanisme control regulasi
yang digunakan untuk menigkatkan suplai darah secara aktif ke
jaringan yaitu dengan meningkatkan jumlah cairan jantung (cardiac
output) pengaturan curah jantung bergantung pada hasil perkalian
denyut jantung (heart rate) dengan volume sekuncup (stroke volume).
Curah jantung orang dewasa adalah antara 4,5-8 liter permenit,
peningkatan curah jantung terjadi karena adanya peningkatan denyut
jantung atau volume sekuncup.
c) Denyut jantung
Denyut jantung normalnya berkisar 70 kali permenit, denyut
jantung ini dikontrol sendiri oleh jantung melalui mekanise regulasi
nodus SA dan system purkinje. Dalam keadaan normal, regulasi
denyut jantung dipengaruhi oleh saraf simpatis, saraf parasimpatis
melalui sistim saraf otonom. Empat reflek utama yang menjadi media
system saraf otonom dalam meregulasi denyut jantung adalah refleks
baroreseptor, refleks kemoreseptor, refleks Bainbrige, refleks
pernapasan.
d) Tekanan vena
Kembalinya darah ke jantung disebabkan adanya tekanan gradient,
ketika darah dipompa oleh jantung, tekanan arteri berkisar 120 mmHg
pada saat sistolik dan 70 mmHg pada saat diastolic. Tekanan ini akan
menurun bersamaan dengan pergerakan darah keluar menuju arteri,
kapiler, venula. Sistem vena mempunyai daya kapasitasnsi yang
sangat besar dan berpengaruh terhadap perubahan tekanan yang kecil.
Adanya kapasitansi dan banyaknya system saraf simpatis akan
mengubah tekanan vena dalam mengatur aliran balik ke jantung,
konstriksi vena yang disebabkan oleh stimulasi saraf simpatis akan
mengurangi kapasitani dan meningkatkan tekanan vena, sehingga
meningkatkan aliran balik ke jantung.
e) Ruang jantung
1) Atrium kanan memiliki lapisan dinding yang tipis berfungsi
sebagai tempat penyimpanan darah mengalirkan darah dari
vena-vena sirkulasi sistemis ke dalam ventrikel kanan dan
kemudian ke paru- paru . darah yang berasal dari pembulu vena
ini masuk ke dalam atrium kanan melalui vena cava superior,
inferior dan sinus koronarius.
2) Ventrikel kanan memiliki bentuk yang unik yaitu bulan sabit
yang berguna untuk menghasilkan kontraksi bertekanan rendah,
yang cukup untuk mengalirkan darah ke dalam arteri
pulmonaris. Sirkulasi pulmunar merupakan sistim aliran darah
bertekanan rendah, dengan resitensi yang jauh lebih kecil
terhadap aliran darah yang berasal dari ventrikel kanan. Oleh
karena itu, beban kerja dari ventrikel kanan jauh lebih ringan
dari pada ventrikel kiri.
3) Atrium kiri menerima darah yang sudah dioksigenisasi dari
paru- paru melalui vena pulmonaris. Tidak terdapat katup sejati
antara vena pulmonalis dan atrium kiri. Oleh karena itu, darah
akan mengalir kembali ke pembuluh paru-paru bila terdapat
perubahan tekanan dalam atrium kiri (retrograde).
4) Ventrikel kiri harus menghasilkan tekanan yang cukup tinggi
untuk mengatasi tahanan sirkulasi sistemis dan mempertahankan
aliran darah ke jaringan-jaringan perifer.
f) Katup jantung
1) Katup atrioventrikuler terletak antara atrium dan ventrikel,
mempunyai tiga buah daun katup yang disebut katup
trikuspidalis. Sedangkan katup yang terletak antara atrium kiri
dan ventrikel kiri mempunyai dua buah daun katup yang disebut
katup mitral.
2) Katup semilunar terdiri atas dua katup yaitu semilunar
pulmonary dan katup semilunar aorta. Katup semilunar
pulmonary terletak pada arteri pulmonaris, memisahkan arteri
pulmonaris dengan ventrikel kanan.katup semilunar aorta
terletak antara ventrikel kiri dan aorta.
C. Klasifikasi
Klasifikasi tekanan darah sistolik dan diastolik dibagi menjadi empat kalasifikasi
(Smeltzer, 2012), yaitu :

Kategori TD Sistolik (mmHg) TD Diastolik (mmHg)


Normal < 120 mmH < 80 mmHg
Prahipertensi 120 – 139 mmHg 80 – 89 mmHg
Stadium I 140 – 159 mmHg 90 – 99 mmHg
Stadium II ≥ 160 mmHg ≥ 100 mmHg
Sumber : Smeltzer, et al, 2012

Hipertensi juga dapat diklasifikasi berdasarkan tekanan darah orang


dewasa menurut Triyanto (2014), adapun klasikasi tersebut sebagai berikut:

Tabel Klasfikasi Hipertensi Berdasarkan Tekanan Darah Pada Orang Dewasa


Kategori TD Sistolik (mmHg) Td Diastolik (mmHg)
Normal < 130 mmHg < 85 mmHg
Normal Tinggi 130 – 139 mmHg 85 – 89 mmHg
Stadium I (Ringa) 140 – 159 mmHg 90 – 99 mmHg
Stadium II (Sedang) 160 – 179 mmHg 100 – 109 mmHg
Stadium II (Berat) 180 – 209 mmHg 110 – 119 mmHg
Stadium IV(Maligna) ≥ 210 mmHg ≥ 120 mmH

D. Etiologi
1) Hipertensi primer atau esensial
Hipertensi primer atau esensial adalah tidak dapat diketahuin
penyebabnya. Hipertensi esensial biasanya dimulai sebagai proses labil
(intermiten) pada individu pada akhir 30-an dan 50-an dan secara
bertahap “ menetap “ pada suatu saat dapat juga terjadi mendadak dan
berat, perjalanannya dipercepat atau “maligna“ yang menyebabkan
kondisi pasien memburuk dengan cepat.
Penyebab hipertensi primer atau esensial adalah gangguan emosi,
obesitas, konsumsi alkohol yang berlebihan, kopi, obat – obatan, faktor
keturunan (Brunner & Suddart, 2015). Sedangkan menurut Robbins
(2007), beberapa faktor yang berperan dalam hipertensi primer atau
esensial mencakup pengaruh genetik dan pengaruh lingkungan seperti
:stress, kegemukan, merokok, aktivitas fisik yang kurang, dan konsumsi
garam dalam jumlah besar dianggap sebagai faktor eksogen dalam
hipertensi.
2) Hipertensi sekunder
Hipertensi sekunder adalah kenaikan tekanan darah dengan
penyebab tertentu seperti penyempitan arteri renalis, penyakit parenkim
ginjal, berbagai obat, disfungsi organ, tumor dan kehamilan (Brunner &
Suddart, 2015). Sedangkan menurut Wijaya & Putri (2013), penyebab
hipertensi sekunder diantaranya berupa kelainan ginjal seperti tumor,
diabetes, kelainan adrenal, kelainan aorta, kelianan endokrin lainnya
seperti obesitas, resistensi insulin, hipertiroidisme dan pemakaian obat-
obatan seperti kontasepsi oral dan kartikosteroid.

E. Faktor-faktor resiko hipertensi


Faktor-faktor resiko hipertensi yang tidak dapat diubah dan yang dapat
diubah oleh penderita hipertensi menurut Black & Hawks (2014) adalah
sebagai berikut :
1) Faktor-faktor resiko yang tidak dapat diubah
a) Riwayat keluarga
Hipertensi dianggap poligenik dan multifaktorial yaitu, pada
seseorang dengan riwayat keluarga, beberapa gen berinteraksi dengan
yang lainnya dan juga lingkungan yang dapat menyebabkan tekanan
darah naik dari waktu ke waktu. Klien dengan orang tua yang
memiliki hipertensi berada pada risiko hipertensi yang lebih tinggi
pada usia muda.
b) Usia
Hipertensi primer biasanya muncul antara usia 30-50 tahun.
Peristiwa hipertensi meningkat dengan usia 50-60 % klien yang
berumur lebih dari 60 tahun memiliki tekanan darah lebih dari 140/90
mmHg. Diantara orang dewasa, pembacaan tekanan darah sistolik
lebih dari pada tekanan darah diastolic karena merupakan predictor
yang lebih baik untuk kemungkinan kejadian dimasa depan seperti
penyakit jantung koroner, stroke, gagal jantung, dan penyakit ginjal.
c) Jenis kelamin Hipertensi lebih banyak terjadi pada pria dibandingkan
wanita sampai kira-kira usia 55 tahun. Resiko pada pria dan wanita
hamper sama antara usia 55 sampai 74 tahun, wanita beresiko lebih
besar.
d) Etnis
Peningkatan pravelensi hipertensi diantara orang berkulit hitam
tidaklah jelas, akan tetapi penigkatannya dikaitkan dengan kadar
rennin yang lebih rendah, sensitivitas yang lebih besar terhadap
vasopressin, tinginya asupan garam, dan tinggi stress lingkungan.
2) Faktor-faktor resiko yang dapat diubah
1) Diabetes mellitus
Hipertensi telah terbukti terjadi lebih dua kali lipat pada klien
diabetes mellitus karena diabetes mempercepat aterosklerosis dan
menyebabkan hipertensi karena kerusakan pada pembuluh darah
besar.
2) Stress
Stress meningkat resistensi vaskuler perifer dan curah jantung serta
menstimulasi aktivitas saraf simpatis. Stress adalah permasalahan
persepsi, interpretasi orang terhadap kejadian yang menciptakan
banyak stressor dan respon stress.
3) Obesitas
Obesitas terutama pada tubuh bagian atas, dengan meningkatnya
jumlah lemak disekitar diafragma, pinggang dan perut, dihubungkan
dengan pengembangan hipertensi. Kombinasi obesitas dengan
faktorfaktor lain dapat ditandai dengan sindrom metabolis, yang juga
meningkatkan resiko hipertensi.
4) Nutrisi
Kelebihan mengosumsi garam bias menjadi pencetus hipertensi
pada individu. Diet tinggi garam menyebabkan pelepasan hormone
natriuretik yang berlebihan, yang mungkin secara tidak langsung
menigkatkan tekanan darah. Muatan natrium juga menstimulasi
mekanisme vaseoresor didalam system saraf pusat. Penelitan juga
menunjukkan bahwa asupan diet rendah kalsim, kalium, dan
magnesium dapat berkontribusi dalam pengembangan hipertensi.
5) Penyalahgunaan obat
Merokok sigaret, mengosumsi banyak alcohol, dan beberapa
penggunaan obat terlarang merupakan faktor-faktor resiko hipertensi.
pada dosis tertentu nikotin dalam rokok sigaret serta obat seperti
kokain dapat menyebabkan naiknya tekanan darah secara langsung.
F. Fatofisiologi
Menurut Yusuf (2008), Tekanan darah dipengaruhi oleh curah
jantung dan tahanan perifer. Tubuh mempunyai sistem yang berfungsi
mencegah perubahan tekanan darah secara akut. Sistem tersebut ada yang
bereaksi ketika terjadi perubahan tekanan darah dan ada juga yang
bereaksi ketika terjadi perubahan tekanan darah secara akut. Sistem
tersebut ada yang bereaksi ketika terjadi perubahan tekanan darah dan ada
yang bereaksi lebih lama. Sistem yang cepat tersebut antara lain reflek
kardiovaskular melalui baroreseptor, reflek kemorereptor, respon iskemia
susunan saraf pusat, dan reflek yang berasal dari atrium, arteri pulmonalis,
dan otot polos. Sistem lain yang kurang cepat merespon perubahan
tekanan darah melibatkan respon ginjal dengan perngaturan hormon
angiotensin dan vasopresor.
Kejadian hipertensi dimulai dengan adanya atherosklerosis yang
merupakan bentuk dari arterioklerosis (pengerasan arteri).
Antherosklerosis ditandai oleh penimbunan lemak yang progresif pada
dinding arteri sehingga mengurangi volume aliran darah ke jantung,
karena sel-sel otot arteri tertimbun lemak kemudian membentuk plak,
maka terjadi penyempitan pada arteri dan penurunan elastisitas arteri
sehingga tidak dapat mengatur tekanan darah kemudian mengakibatkan
hipertensi. Kekakuan arteri dan kelambanan aliran darah menyebabkan
beban jantung bertambah berat yang dimanisfestasikan dalam bentuk
hipertrofo ventrikel kiri (HVK) dan gangguan fungsi diastolik karena
gangguan relaksasi ventrikel kiri sehingga mengakibatkan peningkatan
tekanan darah dalam sistem sirkulasi. (Hull, 1996; dalam Bustan 2007).
Berdasarkan uraian patofisiologi hipertensi diatas dapat
disimpulkan bahwa hipertensi dimulai adanya pengerasan arteri.
Penimbunan lemak terdapat pada dinding arteri yang mengakibatkan
berkurangnya volume cairan darah ke jantung. Penimbunan itu
membentuk plak yang kemudian terjadi penyempitan dan penurunan
elastisitas arteri sehingga tekanan darah tidak dapat diatur yang artinya
beban jantung bertambah berat dan terjadi gangguan diastolik yang
mengakibatkan peningkatan tekanan darah.

G. Manifestasi Klinis
Pada pemeriksaan fisik, mungkin tidak dijumpai kelainan apapun
selain tekanan darah yang tinggi, tetapi dapat pula ditemukan perubahan
pada retina, seperti perdarahan, eksudat (kumpulan cairan), penyempitan
pembuluh darah, dan pada kasus berat edema pupil (edema pada diskus
optikus ) (Brunner & Suddart, 2015).
Individu yang menderita hipertensi kadang tidak menampakkan
gejala sampai bertahun – tahun.Gejala, bila ada, biasanya menunjukkan
adanya kerusakan vaskuler, dengan manifestasi yang khas sesuai system
organ yang divaskularisasi oleh pembuluh darah bersangkutan.Penyakit
arteri koroner dengan angina adalah gejala yang paling menyertai
hipertensi.Hipertrofi ventrikel kiri terjadi sebagai respons peningkatan
beban kerja ventrikel saat dipaksa berkontraksi melawan tekana sistemik
yang menigkat.Apabila jantung tidak mampu lagi menahan peningkatan
beban kerja, maka dapat terjadi gagal jantung kiri (Brunner & Suddart,
2015).
Crowin (2000) dalam Wijaya & Putri (2013), menyebutkan bahwa
sebagian besar gejala klinis timbul :
1) Nyeri kepala saat terjaga, kadang – kadang disertai mual dan muntah
akibat peningkatan tekana intracranial.
2) Penglihatan kabur akibat kerusakan retina akibat hipertensi.
3) Ayunan langkah yang tidak mantap karena kerusakan susunan saraf
pusat,
4) Nokturia karena peningkatan aliran darah ginjal dan filtrasi glomerolus.
5) Edama dependen dan pembengkakan akibat peningkatan tekanan
kapiler.

H. Pemeriksaan Penunjang
1) Hemoglobin / hematocrit
Mengkaji hubungan dari sel-sel terhadap volume cairan (viskositas) dan
dapat mengindikasikan faktor-faktor resiko seperti hipokoagulabilitas,
anemia.
2) BUN / kreatinin
Memberikan informasi tentang perfusi/fungsi ginjal.
3) Glukosa
Hiperglikemia (diabetes melitus adalah pencetus hipertensi) dapat
diakibatkan oleh peningkatan kadar katekolamin (meningkatkan
hipertensi).
4) Kalium serum
Hipokalemia dapat mengindikasikan adanya aldosteron utama
(penyebab) atau menjadi efek samping terapi diuretik.
5) Kalsium serum
Peningkatan kadar kalsium serum dapat meningkatkan hipertensi.
6) Kolesterol dan trigeliserida serum
Peningkatan kadar dapat mengindikasikan pencetus untuk/adanya
pembentukan plak ateromatosa (efek kardiofaskuler).
7) Pemeriksaan tiroid
Hipertiroidisme dapat mengakibatkan vasikonstriksi dan hipertensi.

8) Kadar aldosteron urin dan serum


Untuk menguji aldosteronisme primer (penyebab).
9) Urinalisa
Darah, protein dan glukosa mengisyaratkan disfungsi ginjal dan atau
adanya diabetes.
10) VMA urin (metabolit katekolamin)
Kenaikan dapat mengindikasikan adanya feokomositoma (penyebab);
VMA urin 24 jam dapat digunakan untuk pengkajian feokromositoma
bila hipertensi hilang timbul.
11) Asam urat
Hiperurisemia telah menjadi implikasi sebagai faktor resiko terjadinya
hipertensi.
12) Steroid urin
Kenaikan dapat mengindikasikan hiperadrenalisme, feokromositoma
atau disfungsi ptuitari, sindrom Cushing’s; kadar renin dapat juga
meningkat.
13) IVP
Dapat mengidentifikasi penyebab hipertensi, seperti penyakit parenkim
ginjal, batu ginjal dan ureter.
14) Foto dada
Dapat menunjukkan obstruksi kalsifikasi pada area katub; deposit pada
dan/ EKG atau takik aorta; perbesaran jantung.
15) CT scan
Mengkaji tumor serebral, CSV, ensevalopati, atau feokromositoma.
16) EKG
Dapat menunjukkan perbesaran jantung, pola regangan, gangguan
konduksi. Catatan : Luas, peninggian gelombang P adalah salah satu
tanda dini penyakit jantung hipertensi. (Anonim, 2013)
I. Komplikasi
Hipertensi yang tidak ditanggulangi dalam jangka panjang akan
menyebabkan kerusakan arteri didalam tubuh sampai organ yang
mendapat suplai darah dari arteri tersebut.
Komplikasi hipertensi dapat terjadi pada organ-organ tubuh menurut
Wijaya & Putri (2013), sebagai berikut :

1) Jantung Hipertensi dapat menyebab terjadinya gagal jantung dan


penyakit jantung koroner. Pada penderita hipertensi, beban kerja
jantung akan meningkat, otot jantung akan mengendor dan berkurang
elastisitasnya, yang disebut dekompensasi. Akibatnya, jantung tidak
lagi mampu memompa sehingga banyaknya cairang yang tetahan
diparu maupun jaringan tubuh lain yang dapat menyebabkan sesak
nafas atau oedema. Kondisi ini disebut gagal jantung.
2) Otak Komplikasi hipertensi pada otak, menimbulkan resiko stroke,
apabila tidak diobati resiko terkena stroke 7 kali lebih besar.
3) Ginjal Hipertensi juga menyebabkan kerusakan ginjal, hipertensi dapat
menyebabkan kerusakan system penyaringan didalam ginjal akibat
lambat laun ginjal tidak mampu membuang zat-zat yang tidak
dibutuhkan tubuh yang masuk melalui aliran darah dan terjadi
penumpukan di dalam tubuh.
4) Mata Hipertensi dapat mengakibatkan terjadinya retinopati hipertensi
dan dapat menimbulkan kebutaan.

J. Penatalaksanaan
Tujuan tiap program penanganan bagi setiap pasien adalah
mencegah terjadinya morbiditas dan mortalitas penyerta dengan mencapai
dan mempertahankan tekanan darah dibawah 140/90 mmHg. Efektivitas
setiap program ditentukan oleh derajat hipertensi, komplikasi, biaya
perawatan dan kualitas hidup sehubungan dengan terapi (Brunner &
Suddart, 2015).
1) Terapi nonfamakologis
Wijaya & Putri (2013), menjelaskan bahwa penatalaksanaan non
farmakologis terdiri dari berbagai macam cara modifikasi gaya hidup
sangat penting dalam mencegah tekanan darah tinggi. Penatalaksanaan
hipertensi dengan non farmakologis terdiri dari berbagai macam cara
modifikasi gaya hidup untuk menurunkan tekanan darah yaitu :
a) Mempertahankan berat badan ideal Radmarsarry, (2007)
dalam Wijaya & Putri (2013), mengatasi obesitas juga dapat
dilakukan dengan melakukan diet rendah kolesterol namun
kaya dengan serat dan protein, dan jika berhasil menurunkan
berat badan 2,5 – 5 kg maka tekanan darah diastolik dapat
diturunkan sebanyak 5 mmHg.
b) Kurangi asupan natrium Radmarsarry (2007) dalam Wijaya &
Putri (2013), penguramgan konsumsi garam menjadi ½ sendok
the/hari dapat menurunkan tekanan sistolik sebanyak 5 mmHg
dan tekanan diastolic sebanyak 2,5 mmHg.
c) Batasi konsumsi alkohol Radmarsarry (2007) dalam Wijaya &
Putri (2013), konsumsi alkohol harus dibatasi karena konsumsi
alcohol berlebihan dapat meningkatkan tekanan darah.Para
peminum berat mempunyai resiko mengalami hipertensi empat
kali lebih besar dari pada mereka yang tidak meminum
berakohol.
d) Diet yang mengandung kalium dan kalsium Kaplan, (2006)
dalam Wijaya & Putri (2013), Pertahankan asupan diet
potassium ( >90 mmol (3500 mg)/hari) dengan cara konsumsi
diet tinggi buah dan sayur seperti : pisang, alpukat, papaya,
jeruk, apel kacang-kangan, kentang dan diet rendah lemak
dengan cara mengurangi asupan lemak jenuh dan lemat total.
Sedangkan menurut Radmarsarry (2007) dalam Wijaya &
Putri (2013), kalium dapat menurunkan tekanan darah dengan
meningkatkan jumlah natrium yang terbuang bersama
urin.Dengan mengonsumsi buah-buahan sebanyak 3- 5 kali
dalam sehari, seseorang bisa mencapai asupan potassium yamg
cukup.
e) Menghindari merokok Dalimartha (2008) dalam Wijaya &
Putri (2013), merokok memang tidak berhubungan secara
langsung dengan timbulnya hipertensi, tetapi merokok dapat
menimbulkan resiko komplikasi pada pasien hipertensi seperti
penyakit jantung dan stroke, maka perlu dihindari rokok
karena dapat memperberat hipertensi.
f) Penurunan Stress Sheps (2005) dalam Wijaya & Putri ( 2013),
stress memang tidak menyebabkan hipertensi yang menetap
namun jika episode stress sering terjadi dapat menyebabkan
kenaikan sementara yang sangat tinggi.
g) Terapi pijat Dalimartha (2008) dalam Wijaya & Putri (2013),
pada prinsipnya pijat yang dikukan pada penderita hipertensi
adalah untuk memperlancar aliran energy dalam tubuh
sehingga gangguan hipertensi dan komplikasinya dapat
diminalisir, ketika semua jalur energi tidak terhalang oleh
ketegangan otot dan hambatan lain maka risiko hipertensi
dapat ditekan.
2) Terapi farmakologis
Penatalaksanaan farmakologis menurut Saferi & Mariza (2013)
merupakan penanganan menggunakan obat-obatan, antara lain :
a) Diuretik (Hidroklorotiazid) Diuretik bekerja dengan cara
megeluarkan cairan berlebih dalam tubuh sehingga daya
pompa jantung menjadi lebih ringan.
b) Penghambat simpatetik (Metildopa, Klonidin dan Reserpin)
Obat-obatan jenis penghambat simpatetik berfungsi untuk
menghambat aktifitas saraf simpatis.
c) Betabloker (Metoprolol, propanolol dan atenolol) Fungsi dari
obat jenis betabloker adalah untuk menurunkan daya pompa
jantung, dengan kontraindikasi pada penderita yang mengalami
gangguan pernafasan seperti asma bronkhial.
d) Vasodilator (Prasosin, Hidralisin)
Vasodilator bekerja secara langsung pada pembuluh darah
dengan relaksasi otot polos pembuluh darah.
e) Angiotensin Converting Enzyme (ACE) inhibitor (Captopril)
Fungsi utama adalah untuk menghambat pembentukan zat
angiotensin II dengan efek samping penderita hipertensi akan
mengalami batuk kering, pusing, sakit kepala dan lemas.
f) Penghambat angiotensin II (Valsartan)
Daya pompa jantung akan lebih ringan ketika jenis obat-obat
penghambat reseptor angiotensin II diberikan karena akan
menghalangi penempelan zat angiotensin II pada resptor.
g) Angiotensin kalsium (Diltiasem dan Verapamil) Kontraksi
jantung (kontraktilitas) akan terhambat.
K. PATHWAY
Faktor Predidposisi: Usia, Jenis Kelamin, Merokok, Stres, Kurang Olaraga, Faktor Genetik, Alkohol, Konsentrasi Garam,
Hipertesi Obesitas

Kerusakan vaskuler pembuluh Perubaha Situasi Informasi Yang Minim


darah
Perubaha
Defisiesi Pegetahuan
Struktur
Vaskotruksi Peyumbatan Pembuluh Ansietas
Darah
Krisis Situasional
Gaggua Otak Suplai O2 ke otak
Sirkulasi berkurang
Resitesi Pembuluh darah ke otak meigkat Metode koping tidak efektif Ketidak efektifan koping

NYeri Kepala Ketidak efektifan perfusi jarigan ke otak

GiNjal Retina Pembuluh


Sistemi Darah Koroner
Vaskotruki pembuluh Spasme Arteriol
k
darah Vaskontruksi AfterLoad Iskemik
Blood flow meurun Resiko cidera Kelelahan Miokar
d
Respon Intolerasi aktifitas
RAA
Merangsang Aldonestron

Retensi NA Edema Kelebihan volume


cairan
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN
HIPERTENSI
Asuhan keperawatan keluarga merupakan suatu rangkaian kegiatan dalam
praktek keperawatan yang diberikan pada klien sebagai anggota keluarga pada tatanan
komunitas dengan menggunakan proses keperawatan, berpedoman pada standar
keperawatan dalam lingkup wewenang serta tanggung jawab keperawatan (WHO,
2014).
Asuhan keperawatan keluarga adalah suatu rangkaian yang diberikan melalui
praktik keperawatan dengan sasaran keluarga. Asuhan ini bertujuan untuk
menyelesaikan masalah kesehatan yang dialami keluarga dengan menggunakan
pendekatan proses keperawatan, yaitu sebagai berikut (Heniwati, 2008) :

I. Pengkajian
Pengkajian merupakan langkah awal pelaksanaan asuhan keperawatan, agar
diperoleh data pengkajian yang akurat dan sesuai dengan keadaan keluarga. Sumber
informasi dari tahapan pengkaajian dapat menggunakan metode wawancara
keluarga, observasi fasilitas rumah, pemeriksaan fisik pada anggota keluarga dan
data sekunder. Hal-hal yang perlu dikaji dalam keluarga adalah :

a. Data Umum
Pengkajian terhadap data umum keluarga meliputi:
1) Nama kepala keluarga
2) Alamat dan telepon
3) Pekerjaan kepala keluarga
4) Pendidikan kepala keluarga
5) Komposisi keluarga dan genogram
6) Tipe keluarga
7) Suku bangsa
8) Agama
9) Status social ekonomi keluarga
10) Aktifitas rekreasi keluarga
Riwayat dan tahap perkembangan keluarga meliputi :
1) Tahap perkembangan keluarga saat ini ditentukan dengan anak tertua dari
keluarga inti.
Nyeri
2) Tahap keluarga yang belum terpenuhi yaitu menjelaskan mengenai tugas
perkembangan yang belum terpenuhi oleh keluarga serta kendala mengapa
tugas perkembangan tersebut belum terpenuhi.
3) Riwayat keluarga inti yaitu menjelaskan mengenai riwayat
kesehatan pada keluarga inti yang meliputi riwayat penyakit
keturunan, riwayat kesehatan masing-masing anggota keluarga,
perhatian terhadap pencegahan penyakit, sumber pelayanan
kesehatan yang biasa digunakan keluarga serta
pengalamanpengalaman terhadap pelayanan kesehatan.
4) Riwayat keluarga sebelumnya yaitu dijelaskan mengenai riwayat
kesehatan pada keluarga dari pihak suami dan istri.
b. Pengkajian Lingkungan
1) Karakteristik rumah
2) Karakteristik tetangga dan komunitas RW
3) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
4) Sistem pendukung keluarga
5) Struktur keluarga
6) Pola komunikasi keluarga yaitu menjelaskan mengenai cara
berkomunikasi antar anggota keluarga.
7) Struktur kekuatan keluarga yaitu kemampuan anggota keluarga
mengendalikan dan mempengaruhi orang lain untuk merubah
perilaku.
8) Struktur peran yaitu menjelaskan peran dari masing-masing
anggota keluarga baik secara formal maupun informal.
9) Nilai atau norma keluarga yaitu menjelaskan mengenai nilai dan
norma yang dianut oleh keluarga yang berhubungan dengaan
kesehatan.
d. Fungsi Keluarga:
1. Fungsi afèktif, yaitu perlu dikaji gambaran diri anggota keluarga,
perasaan memiliki dan dimiliki dalam keluarga, dukungan keluarga
terhadap anggota keluarga lain, bagaimana kehangatan tercipta
pada anggota keluarga dan bagaimana keluarga mengembangkan
sikap saling menghargai.
2. Fungsi sosialisai, yaitu perlu mengkaji bagaimana berinteraksi atau
hubungan dalam keluarga, sejauh mana anggota keluarga belajar
disiplin, norma, budaya dan perilaku.
3. Fungsi perawatan kesehatan, yaitu meenjelaskan sejauh mana
keluarga menyediakan makanan, pakaian, perlu dukungan serta
merawat anggota keluarga yang sakit. Sejauh mana pengetahuan
keluarga mengenal sehat sakit. Kesanggupan keluarga dalam
melaksanakan perawatan kesehatan dapat dilihat dari kemampuan
keluarga dalam melaksanakan tugas kesehatan keluarga, yaitu
mampu mengenal masalah kesehatan, mengambil keputusan untuk
melakukan tindakan, melakukan perawatan kesehatan pada
anggota keluarga yang sakit, menciptakan lingkungan yang dapat
meningkatan kesehatan dan keluarga mampu memanfaatkan
fasilitas kesehatan yang terdapat di lingkungan setempat.
4. Pemenuhan tugas keluarga. Hal yang perlu dikaji adalah sejauh
mana kemampuan keluarga dalam mengenal, mengambil
keputusan dalam tindakan, merawat anggota keluarga yang sakit,
menciptakan lingkungan yang mendukung kesehatan dan
memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan yang ada.
e. Stress dan koping keluarga
Stressor jaangka pendek dan panjang. Stressor jangka pendek yaitu
stressor yang dialami keluarga yang memerlukan penyelesaian dalam
waktu kurang dari 5 bulan.
1) Stressorr jangka panjang yaitu stressor yang dialami keluarga yang
memerlukan penyelesaian dalam waktu lebih dari 6 bulan.
2) Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi/ stressor Strategi
koping yang digunakan keluarga bila menghadapi permasalahan.
3) Strategi adaptasi fungsional yang divunakan bila menghadapi
permasalah
f. Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik dilakukan terhadap semua anggotaa


keluarga. Metode yang digunakan pada pemeriksaan fisik tidak
berbeda dengan pemeriksaan fisik di klinik. Harapan keluarga
yang dilakukan pada akhir pengkajian, menanyakan harapan
keluarga terhadap petugas kesehatan yang ada.

II. Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul


Dari pengkajian asuhan keperawatan keluarga di atas maka diagnosa keperawatan
keluarga yang mungkin muncul adalah :
a. Manajemen keluarga tidak efektif, yaitu pola penanganan masalah kesehatan
dalam keluarga tidak memuaskan untuk memulihkan kondisi kesehatan
anggota keluarga.
b. Manajemen kesehatan tidak efektif, yaitu pola pengaturan dan pengintegrasian
penanganan masalah kesehatan ke dalam kebiasaan hidup sehari-hari tidak
memuaskan untuk mencapai status kesehatan yang diharapkan.
c. Pemeliharaan kesehatan tidak efektif, yaitu ketidakmampuan
mengidentifikasi, mengelola dan atau menemukan bantuan untuk
mempertahankan kesehatan.
d. Kesiapan peningkatan koping keluarga yaitu pola adaptasi anggota keluarga
dalam mengatasi situasi yang dialami klien secara efektif dan menunjukkan
keinginan serta kesiapan untuk meningkatkan kesehatan keluarga dan klien.
e. Penurunan koping keluarga yaitu ketidakefektifan dukungan, rasa nyaman,
bantuan dan motivasi orang terdekat (anggota keluarga atau orang berarti)
yang dibutuhkan klien untuk mengelola atau mengatasi masalah kesehatan.
f. Ketidakberdayaan, persepsi bahwa tindakan seseorang tidak akan
mempengaruhi hati secara signifikan, persepsi kurang kontrol pada situasi saat
ini atau yang akan datang.
g. Ketidakmampuan koping keluarga, yaitu perilaku orang terdekat (anggota
keluarga) yang membatasi kemampuan dirinya dan klien untuk beradaptasi
dengan masalah kesehatan yang dihadapi klien.

Yang menjadi etiologi atau penyebab dari masalah keperawatan yang adalah hasil
dari pengkajian tentang tugas kesehatan keluarga yang meliputi 5 unsur sebagai
berikut :
a. Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah hipertensi yang terjadi pada
anggota keluarga
b. Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan yang tepat untuk mengatasi
penyakit hipertensi
c. Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan hipertensi
d. Ketidakmampuan keluarga dalam memelihara atau memodifikasi lingkungan
yang dapat mempengaruhi penyakit hipertensi
e. Ketidakmampuan keluarga menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan guna
perawatan dan pengobatan hipertensi

Tabel diagnose Nanda

No Sasaran Domain Kelas Kode Diagnosa Batasan Karakteristik


1 Individu 12 1 00132 Nyeri Akut  Perubahan selera makan
 Putus asa
 Fokus menyempit
 Perilaku protektif
 Fokus pada diri sendiri
2 Individu 1 2 00080 Ketidakefektif  Kurang perhatian pada
an manajemen penyakit
 Akselerasi gejala penyakit
kesehatan
seorang anggota
keluarga keluarga
 Kegagalan melakukan
tindakan mengurangi
faktor risiko
 Ketidaktepatan aktivitas
keluarga untuk
memenuhi tujuan
kesehatan
 Kesulitan dengan regimen
yang ditetapkan

III. Intervensi Keperawatan


Intervensi atau perencanaan adalah sekelompok tindakan yang ditentukan
untuk dilaporakan dalam memecahkan masalah kesehatan dan
keperawatan yan gtelah diidentifikasi (Effendy, 2007) Perencanaan terdiri
dari:
a. Prioritas masalah Dengan memperhatikan beberapa kriteria, yaitu:
b. Sifat masalah (aktual, risiko, potensial)
c. Kemungkinan masalah dapat diubah (mudah, sebagian, sulit)
d. Potensi dapat dicegah (tinggi, cukup, rendah)
e. Menonjolnya masalah
Adapun cara menghitung skoring prioritas masalah tersebut adalah sebagai
berikut:

Skor x Bobot
Angka Tertinggi
a. Skor dibagi angka tertinggi dan dikalikan dengan bobot
b. Jumlah skor untuk semua kriteria
c. Dari sekian beberapa masalah yang diskoring tadi, maka nilai masalah
dengan nilai tertinggi
d. Prioritas disusun berdasarkan skor tertinggi

Tujuan asuhan keperawatan pada tingkat keluarga adalah


meinigkatkan kemampuan keluarga dalam mengatasi masalah kesehatannya
yang meliputi pelaksanaan tugas kesehatan keluarga. Tujuan terdiri dari
tujuan jangka panjang dan tujuan jangka pendek. Tujuan jangka panjang
mengacu pada bagaimana mengatasi problem keperawatan. Sedangkan
tujuan jangka pendek mengacu pada bagaimana mengatasi etiologi yang
berorientasi pada lima tugas kesehatan keluarga sebagai berikut:

a. Mengenal masalah kesehatannya


b. Mengambil keputusan mengenai tindakan kesehatan yang tepat
c. Merawat atau menolong anggota keluarga yang sakit
d. Memelihara lingkungan rumah yang biasa mempengaruhi kesehatan
dan pengembangan pribadi
e. Memanfaatkan sumber yang ada di masyarakat guna pemeliharaan
kesehatan

Rencana tindakan merupakan suatu rencana tindakan keperawatan


berdasarkan masalah keperawatan untuk menyelesaikan masalah
keperawatan. Rencana ini disesuaikan berdasarkan prioritas masalah
keperawatan. Adapun bentuk tindakan yang dilakukan dalam intervensi:
a. Menggali tingkat pengetahuan atau pemahaman keluarga mengenai
masalah
b. Mendiskusikan dengan keluarga mengenai hal-hal yang belum
diketahui
c. Memberikan penyuluhan atau penjelasan dengan keluarga
d. Memotivasi keluarga untuk melakukan hal-hal yang positif
e. Memberikan pujian pada keluarga atau usahanya
Dx. Kep Noc Nic
Data
No Kode Diagnosa Kode Hasil Kode Intervensi
Batasan Karakteristik
1  Perubahan selera makan 00132 Nyeri Akut TUK 1 : Keluarga Mampu Mengenal
 Putus asa Setelah dilakukan intervensi Masalah:
 Fokus menyempit keluarga mampu mengenal
 Perilaku protektif masalah dengan kriteria hasil : Level 1:
 Fokus pada diri sendiri Domain 3: Perilaku (lanjutan)
Level 1 Level 2
Domain IV: Pengetahuam Kelas S: Pendidikan Kesehatan
tentang kesehatan dan Level 3: Intervensi
Kelas S: Pengetahuan tentang Pengajaran Proses Penyakit
kesehatan - Kaji tingkat Pengetahua pasien
Level 3: Hasil 5602 terkait dengan proses nyeri
Pengetahuan tentang - Jelaskan proses nyeri
1803 penyakit - Review pengetahuan
 Faktor penyebab nyeri pasien mengenai nyeri
180303  Tanda dan gejala nyeri
180306 - Jelaskan tanda gejala yang
 Proses perjalanan nyeri umum dari nyeri
180307  Faktor resiko nyeri
180304 - Jelaskan kemungkinan
 Strategi untuk meminimalkan
180308 penyebab nyeri
perkembangan nyeri
- Berikan informasi pada
pasien mengenai nyeri
- Berikan informasi kepada
keluarga / orang terdekat
mengenai
perkembangan klien
- Diskusikan perubahan gaya
hidup yang mungkin
diperlukan untuk mencegah
komplikasi di masa yang
akan datang dan untuk
mengontrol proses nyeri
- Diskusikan terapi
penanganan nyeri
- pengajaran prosedur
pengobatan

Keluarga mampu mengambil


TUK 2: Setelah dilakukan keputusan mengenai tindakan
intervensi keluarga mampu keperawatan yang tepat:
mengambil keputusan:
Level 1
Level 1 Domain 3: Perilaku (lanjutan)
Domain IV: Pengetahuan Level 2
kesehatan dan perilaku Kelas R: Bantuan Koping
Level 2 Level 3: Intervensi
Kelas Q: Perilaku sehat Dukungan Membuat Keputusan
1606 Level 3: Hasil 5250  Dukungan pengambilan
160602 Partisipasi dalam keputusan keputusan
perawatan kesehatan  Panduan system pelayanan
160605  Menunjukan pengarahan diri kesehatan
dalam membuat keputusan  Peningkatan system dukungan
 Menentukan pilihan yang  Peningkatan keterlibatan
160606 diharapkan terkait dengan keluarga
outcome kesehatan
160608  Identifikasi prioritas outcome
kesehatan
 Menggunakan teknin
penyelesaian masalah untuk Keluarga mampu merawat
mencapai outcome yang anggota yang sakit:
diinginkan
Level 1
Domain 1: Fisiologi Dasar
Level 2
TUK 3 : Kelas E: Peningkatan
Setelah dilakukan intervensi, Kenyamanan Fisik
keluarga mampu melakukan Level 3: Intervensi
perawatan keluarga dengan Manajemen Nyeri
kriteria hasil: - Ajarkan prinsip-prinsip
1400 manajemen nyeri
Level 1 - Berikan informasi mengenai
Domain IV: Pengetahuan tentang nyeri, seperti penyebab nyeri,
kesehatan dan perilaku berapa lama nyeri akan
1605 Level 2 dirasakan, dan antisipasi dari
160502 Kelas Q: Perilaku sehat ketidaknyamanan akibat
Kontrol Nyeri prosedur
160501 Mengenali Kapan nyeri terjadi - Kurangi atau eliminasi factor-
Menggambarkan faktor faktor yang dapat
160503 penyebab mencetuskan atau
Menggunakan tindakan meningkatkan nyeri
160504 pencegahan - Dukung istrirahat/tidur yang
Menggunakan tindakan adekuat untuk membantu
pengurangan (nyeri) tanpa penurunan nyeri
160505 analgesik - Dorong pasien untuk
Menggunakan analgesik yang menggunakan obat-obatan
160509 direkomendasikan penurun nyeri yang adekuat
Mengenali apa yang terkait
dengan gejala nyeri Keluarga mampu dalam
memodifikasi lingkungan:

Level 1
Domain 1: Fisiologi Dasar
Level 2
TUK 4 : Kelas E: Peningkatan
Setelah dilakukan intervensi Kenyamanan Fisik
keluarga mampu memodifikasi Level 3: Intervensi
lingkungan dengan kriteria hasil : Manajemen lingkungan:
Level 1 Kenyamanan
Domain V: Kondisi kesehatan -Hindari gangguan yang tidak
yang dirasakan perludan berikan untuk waktu
Level 2 6482 istirahat
Kelas U: Kesehatan dan kualitas -Ciptakan lingkungan yang tenang
hidup dan mendukung
Level 3: Hasil -Sediakan lingkungan yang aman
2009 Status kenyamanan: Lingkungan dan bersih
 Suplai dan peralatan yang -Sesuaikan suhu ruangan yang
200901 dibutuhkan berada dalam nyaman bagi individu, jika
jangkauan memungkinkan
 Suhu ruangan -Hindari paparan dan aliran udara
200902  Lingkungan yang kondusif yang tidak perlu, terlalu panas,
200903 untuk tidur maupun terlalu dingin
 Ketertiban lingkungan
200905  Kebersihan lingkungan
200906  Pencahayaan ruangan
200909  Tempat tidur yang nyaman Keluarga mampu memanaatkan
200912  Lingkungan yang damai fasilitas pelayanan kesehatan
200915  Kontrol suara rebut
200916 Konsultasi
TUK 5 :  Intruksikan pasien konsultasi
Setelah dilakukan intervensi ke dokter bedah atu tim
keluarga mampu memanfaatkan kesehatan
pelayanan kesehatan untuk
mengobati anggota keluarga 7910 Rujukan
dengan kriteria hasil : - Rujuk pasien untuk kontrol
Level 1 nyeri
Domain : 4 pengetahuan
tentang kesehatan dan perilaku
Level 2 8100
Kelas : Q. Perilaku sehat
Level 3: Hasil
1603 Perilaku pencarian kesehatan
160301  Konsultasi/mengajukan
pertanyaan yang
berhubungan dengan nyeri

Level 1
Domain : 5 Kondisi kesehatan
yang dirasakan
Level 2
Kelas : EE. Kepuasan mengenai
perawatan
3000 Level 3
Outcome
300007 Kepuasan klien : akses terhadap
300009 sumber perawatan
 Bantuan dengan akses ke
3003 layanan kesehatan
300303  Kordinasi ke sumber
keshatan
Kepuasan klien : keberlanjutan
perawatan
 Klien/keluarga dilibatkan
dalam rencana asuhan
2  Kurang perhatian pada 00080 Ketidakefektifan TUK 1 : Keluarga Mampu Mengenal
penyakit manajemen Setelah dilakukan intervensi Masalah:
 Akselerasi gejala penyakit kesehatan keluarga mampu mengenal Level 1:
seorang anggota keluarga masalah dengan kriteria hasil : Domain 3: Perilaku (lanjutan)
keluarga Level 2
 Kegagalan melakukan Level 1 Kelas S: Pendidikan Kesehatan
tindakan mengurangi Domain IV: Pengetahuam Level 3: Intervensi
faktor risiko tentang kesehatan dan Pengajaran Proses Penyakit
 Ketidaktepatan aktivitas Kelas S: Pengetahuan tentang - Kaji tingkat Pengetahua pasien
keluarga untuk kesehatan 5602 terkait dengan proses
memenuhi tujuan Level 3: Hasil hipertensi
kesehatan Pengetahuan tentang - Jelaskan proses hipertensi
Kesulitan dengan regimen 1803 penyakit - Review pengetahuan
yang ditetapkan  Faktor penyebab hipertensi pasien mengenai hipertensi
180303  Tanda dan gejala hipertensi
180306 - Jelaskan tanda gejala yang
180307  Proses perjalanan hipertensi umum dari hipertensi
180304  Faktor resiko hipertensi - Jelaskan kemungkinan
180308  Strategi untuk meminimalkan penyebab hipertensi
perkembangan hipertensi
- Berikan informasi pada
pasien mengenai hipertensi
- Berikan informasi kepada
keluarga / orang terdekat
mengenai
perkembangan klien
- Diskusikan perubahan gaya
hidup yang mungkin
diperlukan untuk mencegah
komplikasi di masa yang
akan datang dan untuk
mengontrol proses
hipertensi
- Diskusikan terapi
penanganan hipertensi
- pengajaran prosedur
pengobatan hipertensi
TUK 2 :
Setelah dilakukan intervensi
keluarga mampu mengambil Keluarga mampu mengambil
keputusan kriteria: keputusan mengenai tindakan
keperawatan yang tepat:
Level 1
Domain IV: Pengetahuan Level 1
kesehatan dan perilaku Domain 3: Perilaku (lanjutan)
Level 2 Level 2
Kelas Q: Perilaku sehat Kelas R: Bantuan Koping
Level 3: Hasil 5250 Level 3: Intervensi
Partisipasi dalam keputusan Dukungan Membuat Keputusan
1606 perawatan kesehatan  Dukungan pengambilan
 Menunjukan pengarahan diri keputusan
160602 dalam membuat keputusan  Panduan system pelayanan
 Menentukan pilihan yang kesehatan
diharapkan terkait dengan  Peningkatan system dukungan
160605 outcome kesehatan  Peningkatan keterlibatan
 Identifikasi prioritas outcome keluarga
kesehatan
 Menggunakan teknin
160606 penyelesaian masalah untuk
mencapai outcome yang
diinginkan Keluarga mampu merawat
160608 anggota yang sakit:
TUK 3 :
Setelah dilakukan intervensi, Level 1
keluarga mampu melakukan Domain 1: Fisiologi Dasar
perawatan keluarga dengan Level 2
kriteria hasil: Kelas A: Manajemen Hipertensi
Level 3: Intervensi
Level 1 Manajemen Hipertensi
Domain IV: Pengetahuan  Instuksikan terkait dengan
tentang kesehatan dan perilaku pola diet yang sehat
Level 2  Instruksikan terkait dengan
Kelas FF: Manajemen kesehatan gaya hidup yang sehat
Level 3: Hasil  Instruksikan untuk
Manajemen diri: Hipertensi melakukan aktivitas fisik
 Berpartisipasi dalam olahraga (misalnya latihan 30 – 45
yang direkomendasikan menit)
 Menggunakan strategi untuk  Instruksikan terkait gaya
mengurangi berat badan hidup yang berkonstribusi
 Mempertahankan berat badan yang harus dihindari
normal (misalnya penggunaan
 Mengikuti diet yang tembakau dan semua
direkomendasikan alcohol)
 Membatasi asupan garam  Instuksikan pasien modifikasi
 Membatasi kudapan berkalori gaya hidup terkait tidur dan
tinggi pola istirahat (misalnya 8
 Menyingkirkan rokok jam/ malam
 Menggunakan strategi untuk direkomendasikan)
3107 mempertahankan tidur yang
adekuat
310710 Keluarga mampu dalam
TUK 4 : memodifikasi lingkungan:
Setelah dilakukan intervensi Level 1
keluarga mampu memodifikasi Domain 1: Fisiologi Dasar
310711 lingkungan dengan kriteria hasil Level 2
: Kelas E: Peningkatan
Kenyamanan Fisik
310712 Level 1 Level 3: Intervensi
Domain V: Kondisi kesehatan Manajemen lingkungan:
yang dirasakan Kenyamanan
310713 Level 2 -Hindari gangguan yang tidak
Kelas U: Kesehatan dan kualitas 6482 perludan berikan untuk waktu
hidup istirahat
310714 Level 3: Hasil -Ciptakan lingkungan yang tenang
Status kenyamanan: Lingkungan dan mendukung
310716  Suplai dan peralatan yang -Sediakan lingkungan yang aman
dibutuhkan berada dalam dan bersih
jangkauan -Sesuaikan suhu ruangan yang
310722  Suhu ruangan nyaman bagi individu, jika
 Lingkungan yang kondusif memungkinkan
310724 untuk tidur -Hindari paparan dan aliran udara
 Ketertiban lingkungan yang tidak perlu, terlalu panas,
 Kebersihan lingkungan maupun terlalu dingin
 Pencahayaan ruangan
 Tempat tidur yang nyaman
 Lingkungan yang damai
 Kontrol suara ribut
Keluarga mampu memanaatkan
TUK 5 : fasilitas pelayanan kesehatan
Setelah dilakukan intervensi
keluarga mampu memanfaatkan Konsultasi
pelayanan kesehatan untuk  Intruksikan pasien konsultasi
mengobati anggota keluarga ke dokter bedah atu tim
dengan kriteria hasil : kesehatan
Level 1 7910
Domain : 4 pengetahuan Rujukan
tentang kesehatan dan perilaku  Rujuk pasien untuk
2009 Level 2 kontrol nyeri
Kelas : Q. Perilaku sehat
200901 Level 3: Hasil 8100
Perilaku pencarian kesehatan
 Konsultasi/mengajukan
200902 pertanyaan yang
200903 berhubungan dengan nyeri

200905 Level 1
200906 Domain : 5 Kondisi kesehatan
200909 yang dirasakan
200912 Level 2
200915 Kelas : EE. Kepuasan mengenai
200916 perawatan
Level 3: Hasil
Kepuasan klien : akses terhadap
sumber perawatan
 Bantuan dengan akses ke
layanan kesehatan
 Kordinasi ke sumber
keshatan
Kepuasan klien : keberlanjutan
perawatan
 Klien/keluarga dilibatkan
dalam rencana asuhan

1603

160301
3000

300007

300009

3003

300303
BAB III
LAPORAN KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA


PADA KELUARGA NY.E DI DESA KARYAMUKTI

I. DATA UMUM
a) Kepala keluarga
1. Nama Kepala Keluarga (KK) : Tn.A
2. Usia : 41 Tahun
3. Pendidikan : SLTP
4. Agama : Islam
5. Suku Bangsa : Sunda
6. Pekerjaan : Wirasuasta
7. Alamat : Desa Karyamukti
8. Komposisi Keluarga : Keluarga inti
9. Tanggal Pengkajian : Jumat, 18 Juni 2021
No Nama L/ Hub dg KK Umur Pend Pek Imunisasi Ket
( Inisial) P BCG DPT Polio Campak
1 Tn. A L Suami 41 SLTP Wirasuast √ √ √ √ √ √ √ √ Normal
a
2 Ny. E P Istri 38 SLTP IRT √ √ √ √ √ √ √ √ Hipertensi
3 An. F L Anak 10 SD - √ √ √ √ √ √ √ √ Normal

4 An. L L Anak 2 - - √ √ √ √ √ √ √ √ Normal

b) Genogram

Keteranga :
Tinggal serumah Garis penikahan
Garis keturunan
Perempuan
Meninggal dunia
Laki-laki
c) Tipe Keluarga
Keluarga Tn. A merupakan keluarga dengan tipe keluarga inti (Nuclear Family)
yaitu keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan anak-anak.
d) Struktur Peran
a) Tn. A Berperan sebagai kepala rumah tangga
b) Ny. E Berperan sebagai istri dari Tn. A
c) An. F Berperan sebagai anak pertama dari Tn. A dan Ny. E
d) An. L Berperan sebagai anak kedua dari Tn. A dan Ny. E
e) Suku Bangsa
Keluarga Tn. A termasuk dalam suku sunda dan kewarganegaraan Indonesia
f) Agama
Semua anggota keluarga beragama islam dan menjalankan ibadah sesuai dengan
agama islam
g) Riwayat Tahap Perkembangan
1. Tahap perkembangan keluarga saat ini
Keluarga Ny. E saat ini berada pada tahap perkembangan keluarga
dengan . Keluarga inti yaitu rumah tangga yang terdiri dari suami istri
dan anak, Pasangan usia pertengahan atau lansia, suami sebagai
pencari nafkah, istri tinggal di rumah Bersama dengan anak.
2. Tahap perkembangan keluarga yang belum tercapai
Berdasarkan identifikasi yang dilakukan pada keluarga Ny. E,tahap
perkembangan keluarga Ny. E yang saat ini belum terpenuhi adalah
tidak ada
3. Riwayat keluarga inti
Ny. E dan Tn. A merupakan pasangan suami istri yang menikah
dengan latar belakang suku dan budaya yang sama. Dan memiliki 2
anak yaitu An. F dan An. L. Terkait masalah kesehatan anggota
keluarga, Ny. E mengatakan ia sudah menderita hipertensi sejak 1
bulan yang lalu.
4. Riwayat keluarga sebelumnya (pihak suami & istri)
Keluarga Tn. A dan Ny. E tidak memiliki riwayat penyakit keturunan.
II. RIWAYAT KESEHATAN
a) Kebutuhan Nutrisi
 Kebiasaan Makan : 2 – 3x per hari
 Kebiasaan Minum : Minum air putih
b) Kebiasaan Eliminasi
 Pola BAB : 1 – 2x per hari
 Pola BAK : ± 5-7x/hari
c) Istirahat Tidur
 Waktu Tidur : 21.00 WIB
 Waktu Bangun : 05.00 WIB
d) Kebersihan Diri
 Mandi : 2x sehari
 Gosok gigi : 2 – 3x per hari
 Keramas : 1x per 2 hari
 Potong kuku : 1 minggu 1x
e) Rekreasi/ waktu senggang
Ny. E mengatakan dirinya jarang melakukan rekreasi, Ny. E
mengatakan lebih sering menghabiskan waktunya berdiam diri
dirumah menghabiskan waktunya Bersama keluarganya.

I. FUNGSI KELUARGA
A. Fungsi afektif
Keluarga Ny. E selalu memperhatikan anggota keluarganya satu sama lain.
Keluarga saling mendukung dengan hubungan yang akrab.
B. Fungsi sosial
Ny. E sangat mudah bersosialisasi dengan anggota tetangga lain disekitar
tempat tinggalnya.
C. Fungsi perawatan kesehatan
Keluarga meyakini pengobatan yang disediakan di pelayanan Kesehatan,
Ny. E mengatakan jika ada anggota keluarga yang sakit biasanya di bawa ke
puskesmas, saat ini Ny. E mengetahui bahwa sudah menderita penyakit
hipertensi sejak kurang lebih satu bulan yang lalu dengan keluhan kepala
sering pusing, tengkuk terasa berat seperti tertimpa benda berat, dan tidak tau
banyak mengenai hipertensi. Lalu Ny. E memeriksakan kesehatan nya ke
puskesmas terdekat dan dokter mengatakan bahwa Ny. E menderita hipertensi
dan diberikan obat untuk menurunkan tekanan darahnya. Ny. E mengatakan
tidak tau banyak mengenai hipertensi, karena Ny. E sudah lama tidak
memeriksakan kesehatanya ke puskesmas atau pelayanan kesehatan lainnya.
D. Fungsi Reproduksi
Sistem reproduksi Tn. A dan Ny. E cukup baik, mereka memiliki 2 anak dari
hasil perkawinannya.

II. FAKTOR SOSIAL BUDAYA DAN EKONOMI


A. Pekerjaan Ny. E
Tidak bekerja
B. Penghasilan Dan Pengeluaran
Penghasilan Tn. A kurang lebih Rp 1.800.000, sedangkan pengeluaran
perbulan untuk keluarganya biasanya mengeluarkan Rp 5.00.000,.
C. Simpanan/Uang Keluarga
Uang keluarga di kelola oleh Ny. E
D. Penentu Keuangan Keluarga
Keuangan keluarga di kelola Ny. E
E. Hubungan Dengan Masyarakat
Ny. E mengatakan keluarga bersosialisasi dengan baik di mayarakat
F. Mobilitas Geografis Keluarga
Keluarga Ny. E sudah menempati rumahnya ± 8 tahun
III. LINGKUNGAN
1. Karakteristik rumah
a. Tipe, ukuran rumah, jumlah ruangan
Rumah Ny. E, saat ini merupakan rumah sendiri. Tipe bangunan
rumah bersifat permanen, yang terdiri atas ruang tamu sekaligus
ruang keluarga, 2 kamar tidur, 1 dapur, dan 1 kamar mandi.
b. Ventilasi dan penerangan
Ventilasi dari rumah Ny. E berasal dari jendela dan pintu depan.
Udara yang masuk di rumah Ny. E berasal dari depan rumah karena
didepan rumah Ny. E terdapat pohon dan pekarangan yang cukup
luass, dan bangunan rumah yang rendah.
c. Persediaan air bersih
Ny. E mengatakan kebutuhan air berasal dari air sumur/air tanah
(yang dipompa menggunakan mesin), airnya jernih.untuk masak dan
minum menggunakan air sumur juga.
d. Pembuangan sampah
Sampah rumah tangga dari keluarga Ny. E, dikumpulkan didalam
satu wadah tertutup, yang sudah disediakan di depan rumah. Sampah
tersebut akan diangkut ke tempat penampungan sampah setiap 3x
seminggu.
e. Pembuangan air limbah
Pembuangan air limbah dialirkan ke septictank, yang berada di
depan rumah Ny. E
f. Jamban/WC (tipe, jarak dengan sumber air)
Kamar mandi dirumah Ny. E menggunakan jamban tipe jongkok,
jarak sumber air dengan septitank ± 3-8 meter.
g. Denah (rumah dan lingkungan)

WC DAPUR

RuKAMAR RUANG
TAMU/KELUARGA
KAMAR
2. Karakteristik lingkungan dan komunitas
Kediaman Ny. E berada pada pemukiman padat penduduk, rumah
saling berdempetan dan untuk menuju kediaman Ny. E harus melewati
gang kecil, kediaman Ny. E hanya bisa diakses dengan motor, sepeda
atau jalan kaki. Mayoritas masyarakat di sekitar kediaman Ny. E adalah
masyarakat suku sunda. Masyarakat disekitar kediaman Ny. E sangat
kompak dan menjunjung sifat saling tolong menolong, menurut Ny. E
jika di sekitar kediaman mereka ada yang sakit atau meninggal dunia,
mereka bersama-sama menjenguk atau melayat.
3. Mobilisasi geografis keluarga
Keluarga Ny. E tinggal dirumahnya sekitar ±8 tahun, Ny. E
mengatakan nyaman dengan rumahnya karena bersih, udara segar dan
mobilisasi mudah.
4. Perkumpulan keluarga dan interaksi keluarga dengan masyarakat
Ny. E dan Tn. A merupakan penduduk asli. Ny. E mengatakan aktif
dan berinteraksi dengan masyarakat lain.
5. Sistem pendukung keluarga
Semua anggota keluarga Ny. E memiliki kartu jaminan kesehatan
(BPJS) yang mendukung kesehatan semua anggota keluarga. Selain itu,
Ny. E mengatakan keluarga besarnya selalu saling mendukung baik dari
pihak Tn. A maupun dari keluarganya di kampung, semuanya saling
membantu jika salah satu anggota keluarga ada yang mengalami
masalah.
IV. PSIKOLOGIS
A. Status Emosi
1. Stressor jangka pendek dan jangka panjang
a. Stresor jangka pendek
Ny. E merasa kawatir jika sakit tidak sembuh – sembuh, atau
bertambah parah bila tidak di obati.
b. Stresor jangka panjang
Ny. E mengatakan tidak memiliki masalah lain yang dipikirkan selain
masalah kesehatannya yang di alami saat ini
2. Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi stressor
Ny. E sangat khawatir dalam menghadapi masalah kesehatan yang
cukup serius jika di alami oleh salah satu anggota keluarga, dan
untuk mencari jalan keluarnya keluarga pergi ke puskesmas.
3. Strategi koping yang digunakan
Ny. E mengatakan hanya bisa berdo’a untuk kesembuhan dirinya.
Selain itu mereka juga mencari informasi dan memelihara hubungan
baik dengan masyarakat sekitar.
B. Pola Komunikasi
Komunikasi yang terjalin di keluarga Ny. E baik, keluarga selalu
membicarakan kegiatan atau hal-hal kepada satu sama lain.
V. DERAJAT KESEHATAN
a) Kejadian Kesehatan
Masalah kesehatan keluarga Tn. A yaitu hipertensi yang dialami oleh
Ny. E.
b) Kejadian Cacat
Tidak ada kejadian cacat yang dialami oleh keluarga Ny. E
c) Kejadian Kematian Dalam 1 Tahun Terakhir
Tidak ada kematian yang dialami keluarga Ny. E dalam 1 tahun
terakhir
d) Perilaku Keluarga Dalam Penanggulangan Sakit
Ketika ada anggota keluarga yang sakit, keluarga langsung
membawa ke puskesmas, rumah sakit atau unit pelayanan kesehatan
lainnya.

VI. PENGKAJIAN FISIK KELUARGA


1. Pemeriksaan Fisik Tn. A
2. Pemeriksaan Fisik Ny. E
3. Pemeriksaan Fisik An. F
4. Pemeriksaan Fisik An. L
No. Pemeriksaan Ny. E
1. Keadaan umum Tampak lemas, letih
2. Tanda – tanda vital :
TD (mmHg) TD = 130/80 mmHg
Nadi (x/menit) Nadi = 90 x/menit
Suhu (celcius) Pernapasan = 20x/menit
RR (x/menit) Suhu = 36,8 o C
3. TB (cm) & BB (kg) TB = 154 cm ; BB = 64 kg
4. Kepala Bentuk mesochepal, Ny. E mengatakan tidak ada
nyeri tekan pada kulit kepala, rambut terlihat
rapih,bersih dan sedikit beruban.
5. Mata Kelopak mata terlihat dapat membuka menutup,
sclera unikterik, konjungtiva tidak anemia, alis mata
berbatas tegas dan simetris, pembengkakan mata
(-), respon terhadap cahaya (+)
6. Mulut dan Hidung Bentuk simetris, ekspresi muk lemas, lidah
berwarna putih kemerahan, tidak ada secret yang
keluar melalui hidung, tidak ada kotoran yang
terlihat melalui hidung, lidah pada posisi normal,
bicara tidak pelo, tidak ada gangguan menelan, bibir
simetris, mukosa bibir lembab, tidak ada cuping
hidung, Tidak ada lesi pada rongga mulut,
perdarahan dan pembengkakan (-), karies gigi (+)
7. Telinga Bentuk simetris antara telinga kanan dan kiri,
lubang telinga terlihat bersih, eritema (-), tidak ada
ganngguan pendengaran, Tn. B mengatakan belum
pernah merasakan telinganya berdengung.
8. Leher Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
9. Dada Pernapasan :
Inspeksi tidak ada rektaksi dada saat bernafas,
Palpasi dada mengembang secara seimbang perkusi
(tidak dilakukan), Auskultasi paru : vesikuler, tidak
terdenagr bunyi tambahan dan tidak ada keluhan
pada pernapasan.

Jantung :
Auskultasi : Suara jantung S1S2 tunggal tidak
terdengar bunyi tambahan. Tidak ada keluhan
sesak napas, nyeri dada, tidak tampak sianosis.
10. Abdomen Ny. E mengatkan tidak ada nyeri tekan pada
abdomennya. Tidak tampak adanya pembengkakan.
11. Eliminasi Eliminasi Urine (BAK)
Pola : ± 5-7 x/sehari, tidak mengalami inkontinensia

Eliminasi Alvi (BAB)


pola 1x sehari di pagi hari, tidak ada konstipasi.
12. Integumen Turgor kulit elastis,
13. Muskuloskeletal Ekstremitas atas dan bawah simetris

VII. HARAPAN KELUARGA TERHADAP PETUGAS KESEHATAN


Keluarga Ny. E mengharapkan agar petugas kesehatan dapat
memberikan pelayanan kesehatan terhadap mereka dan membantu bila
keluarga mengalami kesulitan dalam hal kesehatan semaksimal
mungkin.
VIII. ANALISA DATA
No Data Masalah
1. DS: Nyeri Akut

 Ny. E mengeluh kepala terasa sakit/pusing.

P: Ny. E mengatakan timbulnya keluhan karena tekanan


darahnya yang kembali naik.
Q: Ny. E mengatakan keluhan yang dirasakan seperti
tertekan benda berat
R: Ny. E mengatakan keluhan dirasakan pada daerah
kepala dan leher
S: Skala nyeri 4 (sedang)
T: Ny. E mengatakan keluhan timbul secara tiba-tiba, sakit
kepala yang dirasakan hilang
DO:
 Ny. E tampak lemas, letih
 Tanda-tanda vital.
- TD:180/110
- N: 90x/m
- RR: 20x/m
- S : 36,8 ̊ C
2. DS : Ketidakefektifan
manajemen
 Ny. E mengatakan belum pernah mendapatkan informasi
kesehatan
kesehatan tentang Hipertensi, belum mengethaui
keluarga
bagaimana perawatannya.
 Ny. E mengatakan sudah rutin meminum obat Hipertensi.
Namun, tekanan darahnya masih diatas 150/90
 Mengatakan sulit tidur
DO :
 Tampak cemas
 Tampak lemas.
TD = 130/70 mmHg
IX. DIAGNOSA KEPERAWATAN RUMUSAN DIAGNOSA
KEPERAWATAN PRIORITAS MASALAH (SKORING)
(BAILON DAN MAGLAYA, 1978)
A. Diagnosa Keperawatan 1 : Nyeri Akut
Kriteria dan Skor Bobot Total Pembenaran
Sifat Masalah: 3 3/3x1=1 Masalah nyeri akut pada Ny. E dirasakan dan
1. A perlu tindakan perawatan
ktual (3)
2. R
esiko (2)
3. P
otensial (1)

Kemungkinan Masalah 2 1/2x2= Kemungkinan masalah untuk diubah


dapat Diubah: 2 adalah sebagian karena Ny. E memiliki
1. Mudah (2) Jaminan Kesehatan BPJS, layanan
2. Sebagian (1) kesehatan mudah dijangkau, ada klinik
3. Tidak Dapat (0) kesehatan dan akses dengan puskesmas
terjangkau. Namun untuk pergi ke
pelayanan kesehatan perlu bantuan
tetangga atau saudara karena suami dan
anak diluar kota.
Potensial Masalah untuk 1 2/1x1=2 Nyeri dapat dicegah bila keluarga
Dicegah: mengetahui cara perawatan yang benar
1. Tinggi (3)
2. Cukup (2)
3. Rendah (1)
Menonjolnya Masalah: 1 2/2x1=1 Masalah dirasakan oleh Ny. E dan bisa
1. Membutuhkan menjadi lebih serius bila tidak segera
perhatian dan segera ditanggani
diatasi (2)
2. Tidak membutuhkan
perhatian dan tidak
segera diatasi (1)
3. Tidak dirasakan sebagai
masalah atau kondisi
yang membutuhkan
perubahan (0)
Total 6
B. Diagnosa keperawatan 2 : Ketidakefektifan manajemen kesehatankeluarga
Kriteria dan Skor Bobot Total Pembenaran
Sifat Masalah: 3 3/3x1=1 Ny. E mengatakan belum pernah
1. Keadaan Sejahtera (3) mendapatkan informasi kesehatan tentang
2. Defisit Kesehatan (3) Hipertensi, belum mengethaui bagaimana
perawatannya
3. Ancaman Kesehatan (2)
4. Krisis yang Dialami (1)

Kemungkinan Masalah 3 1/2x2=1 Ny. E mengatakan mau diberi informasi


dapat Diubah: tentang perawatan hipertensi
1. Mudah (2)
2. Sebagian (1)
3. Tidak Dapat (0)
Potensial Masalah untuk 1 2/3x1= Ny. E mengatakan mau diberi informasi
Dicegah: 2/3 tentang perawatan hipertensi
1. Tinggi (3)
2. Cukup (2)
3. Rendah (1)
Menonjolnya Masalah: 1 2/2x1=1 Ny. E mengatakan khawatir penyakitnya
1. Membutuhkan bertambah parah.
perhatian dan segera
diatasi (2)
2. Tidak membutuhkan
perhatian dan tidak segera
diatasi (1)
3. Tidak dirasakan sebagai
masalah atau kondisi
yang membutuhkan
perubahan (0)
Total 5 2/3

X. DIAGNOSA KEPERAWATAN SESUAI PRIORITAS


No Diagnosis Keperawatan Skor
1. Nyeri akut 6
2. Ketidakefektifan manajemen kesehatan keluarga 5 2/3
XI. PERENCANAAN KEPERAWATAN
Dx. Kep Noc Nic
Data
No Kode Diagnosa Kode Hasil Kode Intervensi
Batasan Karakteristik
1  Perubahan selera makan 00132 Nyeri Akut TUK 1 : Keluarga Mampu Mengenal
 Putus asa Setelah dilakukan intervensi Masalah:

 Fokus menyempit keluarga mampu mengenal

 Perilaku protektif masalah dengan kriteria hasil : Level 1:


Domain 3: Perilaku (lanjutan)
 Fokus pada diri sendiri
Level 1 Level 2
Domain IV: Pengetahuam Kelas S: Pendidikan Kesehatan
tentang kesehatan dan Level 3: Intervensi
Kelas S: Pengetahuan tentang Pengajaran Proses Penyakit
kesehatan - Kaji tingkat Pengetahua pasien
Level 3: Hasil 5602 terkait dengan proses nyeri
Pengetahuan tentang penyakit - Jelaskan proses nyeri
1803  Faktor penyebab nyeri - Review pengetahuan
 Tanda dan gejala nyeri
pasien mengenai nyeri
180303  Proses perjalanan nyeri
- Jelaskan tanda gejala yang
180306
180307  Faktor resiko nyeri umum dari nyeri
180304  Strategi untuk meminimalkan - Jelaskan kemungkinan
180308 perkembangan nyeri penyebab nyeri

- Berikan informasi pada pasien


mengenai nyeri
- Berikan informasi kepada
keluarga / orang terdekat
mengenai perkembangan
klien
- Diskusikan perubahan gaya
hidup yang mungkin
diperlukan untuk mencegah
komplikasi di masa yang akan
datang dan untuk mengontrol
proses nyeri
- Diskusikan terapi penanganan
nyeri
- pengajaran prosedur
pengobatan
TUK 2: Setelah dilakukan Keluarga mampu mengambil
intervensi keluarga mampu keputusan mengenai tindakan
mengambil keputusan: keperawatan yang tepat:

Level 1 Level 1
Domain IV: Pengetahuan Domain 3: Perilaku (lanjutan)
kesehatan dan perilaku Level 2
Level 2 Kelas R: Bantuan Koping
Kelas Q: Perilaku sehat Level 3: Intervensi
1606 Level 3: Hasil 5250 Dukungan Membuat Keputusan
160602 Partisipasi dalam keputusan  Dukungan pengambilan
perawatan kesehatan keputusan
160605  Menunjukan pengarahan diri  Panduan system pelayanan
dalam membuat keputusan kesehatan
160606  Menentukan pilihan yang  Peningkatan system dukungan
diharapkan terkait dengan  Peningkatan keterlibatan
160608 outcome kesehatan keluarga
 Identifikasi prioritas outcome
kesehatan
 Menggunakan teknin
penyelesaian masalah untuk
mencapai outcome yang Keluarga mampu merawat
diinginkan anggota yang sakit:

Level 1
Domain 1: Fisiologi Dasar
TUK 3 : Level 2
Setelah dilakukan intervensi, Kelas E: Peningkatan
keluarga mampu melakukan Kenyamanan Fisik
perawatan keluarga dengan Level 3: Intervensi
kriteria hasil: Manajemen Nyeri
- Ajarkan prinsip-prinsip
Level 1 1400 manajemen nyeri
Domain IV: Pengetahuan - Berikan informasi mengenai
tentang kesehatan dan perilaku nyeri, seperti penyebab nyeri,
1605 Level 2 berapa lama nyeri akan
160502 Kelas Q: Perilaku sehat dirasakan, dan antisipasi dari
Kontrol Nyeri ketidaknyamanan akibat
160501  Mengenali Kapan nyeri terjadi prosedur
 Menggambarkan faktor - Kurangi atau eliminasi factor-
160503 penyebab faktor yang dapat mencetuskan
 Menggunakan tindakan atau meningkatkan nyeri
160504 pencegahan - Dukung istrirahat/tidur yang
 Menggunakan tindakan adekuat untuk membantu
pengurangan (nyeri) tanpa penurunan nyeri
160505 analgesik - Dorong pasien untuk
 Menggunakan analgesik yang menggunakan obat-obatan
160509 direkomendasikan penurun nyeri yang adekuat

 Mengenali apa yang terkait


dengan gejala nyeri Keluarga mampu dalam
memodifikasi lingkungan:

Level 1
Domain 1: Fisiologi Dasar
Level 2

TUK 4 : Kelas E: Peningkatan

Setelah dilakukan intervensi Kenyamanan Fisik

keluarga mampu memodifikasi Level 3: Intervensi

lingkungan dengan kriteria hasil Manajemen lingkungan:

: Kenyamanan

Level 1 -Hindari gangguan yang tidak

Domain V: Kondisi kesehatan perludan berikan untuk waktu


yang dirasakan 6482 istirahat
Level 2 -Ciptakan lingkungan yang tenang
Kelas U: Kesehatan dan kualitas dan mendukung
hidup -Sediakan lingkungan yang aman
2009 Level 3: Hasil dan bersih
Status kenyamanan: -Sesuaikan suhu ruangan yang
200901 Lingkungan nyaman bagi individu, jika
 Suplai dan peralatan yang memungkinkan
dibutuhkan berada dalam -Hindari paparan dan aliran udara
200902 jangkauan yang tidak perlu, terlalu panas,
200903  Suhu ruangan maupun terlalu dingin
 Lingkungan yang kondusif
200905 untuk tidur
200906  Ketertiban lingkungan
200909  Kebersihan lingkungan Keluarga mampu memanaatkan
200912 fasilitas pelayanan kesehatan
 Pencahayaan ruangan
200915
 Tempat tidur yang nyaman Konsultasi
200916  Intruksikan pasien konsultasi
 Lingkungan yang damai
ke dokter bedah atu tim
 Kontrol suara rebut kesehatan

Rujukan
TUK 5 : - Rujuk pasien untuk kontrol
Setelah dilakukan intervensi 7910 nyeri
keluarga mampu
memanfaatkan pelayanan
kesehatan untuk mengobati
anggota keluarga dengan
kriteria hasil :
Level 1
Domain : 4 pengetahuan 8100
tentang kesehatan dan perilaku
Level 2
Kelas : Q. Perilaku sehat
1603 Level 3: Hasil
160301 Perilaku pencarian kesehatan
 Konsultasi/mengajukan
pertanyaan yang
berhubungan dengan nyeri

Level 1
Domain : 5 Kondisi kesehatan
yang dirasakan
Level 2
Kelas : EE. Kepuasan
mengenai perawatan
Level 3
Outcome
3000 Kepuasan klien : akses
terhadap sumber perawatan
300007  Bantuan dengan akses ke
layanan kesehatan
300009
 Kordinasi ke sumber
keshatan
3003 Kepuasan klien :
keberlanjutan perawatan
300303
 Klien/keluarga dilibatkan
dalam rencana asuhan
2  Kurang perhatian pada 00080 Ketidakefektifa TUK 1 : Keluarga Mampu Mengenal
penyakit n manajemen Setelah dilakukan intervensi Masalah:
 Akselerasi gejala penyakit kesehatan keluarga mampu mengenal Level 1:
seorang anggota keluarga keluarga masalah dengan kriteria hasil : Domain 3: Perilaku (lanjutan)
 Kegagalan melakukan Level 2
tindakan mengurangi Level 1 Kelas S: Pendidikan Kesehatan
faktor risiko Domain IV: Pengetahuam Level 3: Intervensi

 Ketidaktepatan aktivitas tentang kesehatan dan Pengajaran Proses Penyakit

keluarga untuk Kelas S: Pengetahuan tentang - Kaji tingkat Pengetahua pasien


memenuhi tujuan kesehatan 5602 terkait dengan proses
kesehatan Level 3: Hasil hipertensi
Kesulitan dengan regimen Pengetahuan tentang penyakit - Jelaskan proses hipertensi
yang ditetapkan 1803  Faktor penyebab hipertensi - Review pengetahuan
180303  Tanda dan gejala hipertensi pasien mengenai hipertensi
180306  Proses perjalanan hipertensi - Jelaskan tanda gejala yang
180307  Faktor resiko hipertensi umum dari hipertensi
180304  Strategi untuk meminimalkan - Jelaskan kemungkinan
180308 perkembangan hipertensi penyebab hipertensi

- Berikan informasi pada pasien


mengenai hipertensi
- Berikan informasi kepada
keluarga / orang terdekat
mengenai perkembangan
klien
- Diskusikan perubahan gaya
hidup yang mungkin
diperlukan untuk mencegah
komplikasi di masa yang akan
datang dan untuk mengontrol
proses hipertensi
- Diskusikan terapi penanganan
hipertensi
- pengajaran prosedur
pengobatan hipertensi

TUK 2 :
Setelah dilakukan intervensi Keluarga mampu mengambil
keluarga mampu mengambil keputusan mengenai tindakan
keputusan kriteria: keperawatan yang tepat:

Level 1 Level 1
Domain IV: Pengetahuan Domain 3: Perilaku (lanjutan)
kesehatan dan perilaku Level 2
Level 2 Kelas R: Bantuan Koping
Kelas Q: Perilaku sehat Level 3: Intervensi
Level 3: Hasil Dukungan Membuat Keputusan
Partisipasi dalam keputusan 5250  Dukungan pengambilan
1606 perawatan kesehatan keputusan
 Menunjukan pengarahan diri  Panduan system pelayanan
160602
dalam membuat keputusan kesehatan

160605  Menentukan pilihan yang  Peningkatan system dukungan


diharapkan terkait dengan  Peningkatan keterlibatan
outcome kesehatan keluarga
160606  Identifikasi prioritas outcome
kesehatan
 Menggunakan teknin
160608
penyelesaian masalah untuk
mencapai outcome yang Keluarga mampu merawat
diinginkan anggota yang sakit:

TUK 3 : Level 1
Setelah dilakukan intervensi, Domain 1: Fisiologi Dasar
keluarga mampu melakukan Level 2
perawatan keluarga dengan Kelas A: Manajemen Hipertensi
kriteria hasil: Level 3: Intervensi
Manajemen Hipertensi
Level 1  Instuksikan terkait dengan
Domain IV: Pengetahuan pola diet yang sehat
tentang kesehatan dan perilaku  Instruksikan terkait dengan
Level 2 gaya hidup yang sehat
Kelas FF: Manajemen  Instruksikan untuk melakukan
kesehatan aktivitas fisik (misalnya
Level 3: Hasil latihan 30 – 45 menit)
Manajemen diri: Hipertensi  Instruksikan terkait gaya
3107
 Berpartisipasi dalam olahraga hidup yang berkonstribusi
310710 yang direkomendasikan yang harus dihindari
 Menggunakan strategi untuk (misalnya penggunaan
mengurangi berat badan tembakau dan semua alcohol)
310711
 Mempertahankan berat badan  Instuksikan pasien modifikasi
normal gaya hidup terkait tidur dan
310712
 Mengikuti diet yang pola istirahat (misalnya 8
direkomendasikan jam/ malam
310713
 Membatasi asupan garam direkomendasikan)

 Membatasi kudapan berkalori


310714
tinggi
310716  Menyingkirkan rokok Keluarga mampu dalam
memodifikasi lingkungan:
 Menggunakan strategi untuk
310722 Level 1
mempertahankan tidur yang
Domain 1: Fisiologi Dasar
310724 adekuat
Level 2
Kelas E: Peningkatan
Kenyamanan Fisik
Level 3: Intervensi
TUK 4 :
Manajemen lingkungan:
Setelah dilakukan intervensi
Kenyamanan
keluarga mampu memodifikasi
-Hindari gangguan yang tidak
lingkungan dengan kriteria perludan berikan untuk waktu
hasil : istirahat
-Ciptakan lingkungan yang tenang
Level 1 dan mendukung
Domain V: Kondisi kesehatan 6482 -Sediakan lingkungan yang aman
yang dirasakan dan bersih
Level 2 -Sesuaikan suhu ruangan yang
Kelas U: Kesehatan dan kualitas nyaman bagi individu, jika
hidup memungkinkan
Level 3: Hasil -Hindari paparan dan aliran udara
Status kenyamanan: yang tidak perlu, terlalu panas,
2009 Lingkungan maupun terlalu dingin
 Suplai dan peralatan yang
200901 dibutuhkan berada dalam
jangkauan
 Suhu ruangan
200902  Lingkungan yang kondusif Keluarga mampu memanaatkan
200903 fasilitas pelayanan kesehatan
untuk tidur
 Ketertiban lingkungan Konsultasi
200905  Kebersihan lingkungan  Intruksikan pasien konsultasi
200906 ke dokter bedah atu tim
200909  Pencahayaan ruangan kesehatan
200912  Tempat tidur yang nyaman
Rujukan
200915  Lingkungan yang damai  Rujuk pasien untuk
200916  Kontrol suara ribut kontrol nyeri

TUK 5 :
Setelah dilakukan intervensi 7910
keluarga mampu
memanfaatkan pelayanan
kesehatan untuk mengobati
anggota keluarga dengan
kriteria hasil :
Level 1
8100
Domain : 4 pengetahuan
tentang kesehatan dan perilaku
Level 2
Kelas : Q. Perilaku sehat
Level 3: Hasil
Perilaku pencarian kesehatan
1603  Konsultasi/mengajukan
pertanyaan yang
160301 berhubungan dengan nyeri

Level 1
Domain : 5 Kondisi kesehatan
yang dirasakan
Level 2
Kelas : EE. Kepuasan
mengenai perawatan
Level 3: Hasil
Kepuasan klien : akses
terhadap sumber perawatan
3000  Bantuan dengan akses ke
layanan kesehatan
300007  Kordinasi ke sumber
keshatan
300009 Kepuasan klien :
keberlanjutan perawatan
3003  Klien/keluarga dilibatkan
dalam rencana asuhan
300303
XII. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

TGL
No DIAGNOSA IMPLEMENTASI EVALUASI (SOAP)
WAKTU

1 TUK 1 : TUK 1 :

Domain :2 keluarga mampu mengenal masalah keluarga mampu mengenal masalah:


diabetes dengan kriteria hasil :
Kelas :1 Subjektif :
 Level:1  Ny. E menjelaskan kembali terkait
Domain:4:pengetahuan tentang Nyeri akut bahwa nyeri akut
0004: Nyeri Akut
kesehatan & perilaku merupakan rasa nyeri yang menyerang
tiba-tiba.
 Level : 2  Ny. E mengatakan penyebab nyeri
 Kelas S : pengetahuan tentang akut adalah karena terlalu banyak
kesehatan mengkonsumsi zat yang mengandung
DS:
garam
 Ny. E mengatakan  Ny. E mengatakan tanda dan gejala
1803 :Pengetahuan proses penyakit
sakit kepala Media yang digunakan adalah leaflet Nyeri akut seperti : nyeri seperti
Mengkaji pemahaman klien dan keluarga tentang tertimpa benda berat
 Ny. E mengatakan
nyeri akut
sakit kepala seperti
tertimpa benda  Menjelaskan faktor penyebab nyeri akut Objektif :
berat  Menjelaskan Faktor rsiko nyeri akut
 Ny. E kooperatif saat diskusi
 Menjelaskan Efek fisiologis nyeri akut
 Ny.E mengatakan berlangsung
 Menjelaskan Tanda dan gejal nyeri akut
keluhan timbul  Ny. E tampak mengerti dengan yang
 Menjelaskan Strategi untuk
dijelaskan (dari pengetahuan terbatas
secara tibatiba, meminimalkn perkembangan nyeri akut
(skala 2) menjadi pengetahuan baik
sakit kepala yang  Menjelaskan manfaat nyeri akut (skala 4).
dirasakan hilang Analisis :

DO:  TUK 1 tercapai, dimana Ny. E


TUK 2 : mampu mengetahui Nyeri Akut
 Ny. E terlihat
baik baik saja keluarga mampu mengambil keputusan akibat hipertensi dan memiliki
 Tekanan darah kriteria: pandangan terbuka terhadap
kesehatan.
Ny.M 160/100 Level : 1 domain: 4 pengetahuan tentang Perencanaan :
kesehatan & prilaku
Lanjutkan pada perencanaan di TUK
Level :2 2 tentang cara keluarga mengambil
Kelas Q; perilaku sehat keputusan terkait kesehatan anggota
keluarga
17/6/21 Level ;3
13.00 Outcome

partisipasi dalam keputusan perawatan TUK 2 :


kesehatan:
Skeluarga mampu mengambil
 Keluarga mampu Membuat keputusan keputusan:
terkait Nyeri akut
 Melakukan identifikasi hasil perawatan Subjektif :
nyeri akut  Ny. E mengatakan akan melakukan
 Menggunakan teknik pemecahan masalah pemeriksaan kesehatan ke puskesmas
untuk mencapai hasil yang maksimal dan rumah sakit terdekat
 Ny. E mengatakan ingin sembuh dari
hipertensi
 Ny. E mengatakan khawatir trntang
penyakitnya
 Ny. E akan mencoba
merubah/memperbaiki pola
makannya

Objektif :

 Ny. E kooperatif saat diskusi


berlangsung
 Ada kontak mata selama diskusi
berjalan
Analisis :


TUK 2 tercapai dengan indikator
keluarga mampu mengambil
keputusanyang tepat untuk
mengatasi masalah nyeri akut
 Mengambil keputusan tindakan
yang tepat (skala 4)
Perencanaan:

Lanjutkan pada perencanaan di TUK


3 tentang cara manajemen nyeri dan
kontrol nyeri

17/6/21 TUK 3 TUK 3


14.00 keluarga mampu melakukan perawatan keluarga mampu melakukan
keluarga dengan kriteria hasil: perawatan keluarga:

Level:1 Subjektif :

Domain: 4 pengetahuan tentang kesehatan  Ny. E mengatakan mau


& perilaku mengetahui penyebab nyeri
 Ny. E mengatakan mau
Level :2
mengetahui strategi penanganan
Kelas S : Pengetahuan promosi kesehatan nyeri dengan kompres hangat
 Ny. E mengatakan mau
mendiskusikan pilihan
1843 : Pengetahuan Manajemen Nyeri penanganan nyeri dengan
profesional kesehatan dan terapi
 Keluarga /pasien mengetahui penyebab dan non – farmakologis, yaitu kompres
factor kontribusi nyeri hangat dibagian nyeri
 Keluarga mampu mengetahui strategi  Ny. E mengatakan mau
mengontrol nyeri menggunakan tindakan
 Keluarga mampu menggunakan obat yang pencegahan
benar dari obat analgesik yang diresepkan Objektif :
 Keluarga mengetahui efek samping obat
 Ny. E kooperatif saat dijelaskan
tentang cara kontrol nyeri
Level 1  Ny. E tampak antusias slama
Domain 4 : pengetahuan tentang kesehatan dan diskusi terkait strategi penanganan
perilaku
Level 2 nyeri
Kelas Q : perilaku sehat  Ada kontak mata selama diskusi
Analisis :
1605 : Kontrol Nyeri  TUK 3 tercapai, mengenali
manajemen nyeri dan kontrol nyeri
 Keluarga mampu mengenali kapan nyeri
terjadi
 Keluarga mampu menggambarkan faktor Perencanaan :
penyebab nyeri
 Keluarga mampu mendiskusikan pilihan  Lanjutkan pada perencanaan di
penanganan nyeri dengan profesional TUK 4 tentang cara keluarga
kesehatan Memodipikasi lingkungan terkait
 Keluarga mampu menggunakan tindakan kesehatan anggota keluarga
pencegahan
17/6/21 TUK 4 : TUK 4 :

14.30 keluarga mampu memodifikasi lingkungan keluarga mampu memodifikasi


dengan kriteria hasil : lingkungan:

Menunjukan perannya Subjektif :

 Sebagai anggota keluarga untuk  Ny. E mengatakan komunikasi dengan


membantu perawatan pasien keluarganya baik
Control resiko Objektif :

 Mampu mengontrol resiko gangguan  Ny. E terlihat senang


psikologis

Analisis :

 TUK 4 tercapai keluarga mampu


memodifikasi lingkungan Keluarga
mampu merawat klien yang sakit
Perencanaan :

 Lanjutkan pada perencanaan di


TUK 5 tentang keluarga mamapu
memanfaatkan fasilitas pelayanan
terkait kesehatan anggota keluarga
17/6/21 TUK 5 : TUK 5 :

15.00 keluarga mampu memanfaatkan fasilitas keluarga mampu memanfaatkan


pelayanan kesehatan dengan kriteria hasil : fasilitas pelayanan kesehatan:

Prilaku mencari sehat Subjektif :

 Klien atau keluarga mau konsultasi  Ny. E mulai bertanya bagaimana


tentang nyeri sakit kepalanya caranya untuk mendapatkan perawatan
yang baik dan tanpa mengeluarkan
Kepuasan pasien : akses ke sumber biaya banyak
 Keluarga mampu menjangkau tempat Objektif
pelayanan kesehatan
 Ny. E mau memeriksaakan dirinya ke
puskesmas atau rumah sakit
Kepuasan pasien : perawatan berkelanjutan Analisis :

 Klien mau mengontrol nyeri sampai  TUK 5 tercapai keluarga mampu


sembuh memodifikasi lingkungan
 Keluarga mampu merawat klien yang
sakit

Perencanaan :

Lanjutkan pada perencanaan di TUK


3 tentang manajemen nyeri dan cara
mengontrol nyeri

TUK 1 : TUK 1 :

Domain 1 18/6/21 keluarga mampu mengenal masalah keluarga mampu mengenal masalah:
hipertensi dengan kriteria hasil :
Kelas 2 13.00 Subjektif :
 Level 1
00080:  Ny. E menjelaskan kembali terkait
Domain IV: Pengetahuam tentang
Ketidakefektifan hipertensi
manajemen kesehatan kesehatan dan  Ny. E mengatakan penyebab
keluarga  Level 2 hipertensi
Kelas S: Pengetahuan tentang kesehatan  Ny. E mengatakan tanda dan gejala
hipertensi, seperti: sakit kepala seperti
DS: tertimpa benda berat, mudah lelah
1803: Pengetahuan tentang penyakit  Ny. E mengatakan akan menerapkan
 Ny. E mengatakan Media yang digunakan leaflet pola makan yang baik dan sehat
belum pernah seperti mengurangi jumlah garam
mendapatkan  Faktor penyebab hipertensi
dalam makanan.
informasi  Tanda dan gejala hipertensi
kesehatan tentang
 Proses perjalanan hipertensi
Hipertensi, belum Objektif :
mengethaui  Faktor resiko hipertensi
bagaimana  Strategi untuk meminimalkan perkembangan  Ny. E kooperatif saat diskusi
perawatannya. berlangsung
hipertensi
 Ny. E mengatakan  Ny. E tampak mengerti dengan yang
sudah rutin
dijelaskan (dari pengetahuan terbatas
meminum obat
(skala 2) menjadi pengetahuan baik
Hipertensi. Namun,
tekanan darahnya (skala 4).
masih diatas Analisis :
150/90
 TUK 1 tercapai, dimana keluarga
mampu mengetahui Nyeri Akut
DO: akibat hipertensi dan memiliki
 Ny. E tampak pandangan terbuka terhadap
kesehatan.
bingung ketika
ditanya Perencanaan :
tentang  Lanjutkan pada perencanaan di
penyakit TUK 2 tentang cara keluarga
hipertensi TUK 2 : mengambil keputusan terkait
kesehatan anggota keluarga
 Ny. E tidak keluarga mampu mengambil keputusan
mengetahui
kriteria:
bagaimana cara
merawat hipertensi TUK 2 :
18/6/21
Level 1 Skeluarga mampu mengambil
Domain IV: Pengetahuan kesehatan dan keputusan:
perilaku
Subjektif :
Level 2
Kelas Q: Perilaku sehat  Ny. E mengatakan akan
melakukan pemeriksaan kesehatan
Level 3: Hasil
ke puskesmas dan rumah sakit
Partisipasi dalam keputusan perawatan
terdekat
kesehatan  Ny. E mengatakan ingin sembuh
 Keluarga mampu membuat keputusan mengenai dari hipertensi
hipertensi  Ny. E mengatakan khawatir
tentang hipertensi
 Menentukan pilihan yang diharapkan terkait
 Ny. E akan mencoba
dengan hipertensi
merubah/memperbaiki pola
 Menggunakan teknin penyelesaian masalah makannya dengan mengurangi
untuk mencapai outcome yang diinginkan garam

Objektif :

 Ny. E kooperatif saat diskusi


berlangsung
 Ada kontak mata selama diskusi
berjalan
Analisis :

 TUK 2 tercapai dengan indikator


keluarga mampu mengambil
keputusanyang tepat untuk
mengatasi masalah nyeri akut
 Mengambil keputusan tindakan
yang tepat (skala 4)

Perencanaan:
TUK 3 : Lanjutkan pada perencanaan di TUK 3
Setelah dilakukan intervensi, keluarga tentang cara manajemen nyeri dan
mampu melakukan perawatan keluarga kontrol nyeri

dengan kriteria hasil:


18/6/21 TUK 3
Level 1 keluarga mampu melakukan
Domain IV: Pengetahuan tentang kesehatan perawatan keluarga:
dan perilaku Subjektif :
Level 2
 Ny. E mengatakan mau mengetahui
Kelas FF: Manajemen kesehatan
penyebab hipertensi
Level 3: Hasil  Ny. E mengatakan mau mengetahui
Manajemen diri: Hipertensi strategi penanganan hipertensi
 Ny. E mengatakan mau
 Berpartisipasi dalam olahraga yang
mendiskusikan pilihan penanganan
direkomendasikan
nyeri dengan profesional kesehatan
 Menggunakan strategi untuk mengurangi berat  Ny. E mengatakan mau
badan menggunakan tindakan pencegahan
 Mempertahankan berat badan normal hipertensi
 Ny. E mengatakan mau melakukan
 Mengikuti diet yang direkomendasikan
perubahan gaya hidup
 Membatasi asupan garam
 Membatasi kudapan berkalori tinggi
Objektif :
 Menyingkirkan rokok
 Menggunakan strategi untuk mempertahankan  Ny. E kooperatif saat dijelaskan
tentang cara kontrol nyeri
tidur yang adekuat
 Ny. E tampak antusias slama diskusi
terkait strategi penanganan nyeri
 Ada kontak mata selama diskusi

Analisis :
TUK 4 :
 TUK 3 tercapai, mengenali
Setelah dilakukan intervensi keluarga
manajemen hipertensi
mampu memodifikasi lingkungan dengan
kriteria hasil :

Perencanaan :
Level 1
Domain V: Kondisi kesehatan yang  Lanjutkan pada perencanaan di
18/6/21 TUK 4 tentang cara keluarga
dirasakan
Memodipikasi lingkungan terkait
Level 2 kesehatan anggota keluarga
Kelas U: Kesehatan dan kualitas hidup TUK 4 :
Level 3: Hasil keluarga mampu memodifikasi
Status kenyamanan: Lingkungan lingkungan:
 Suplai dan peralatan yang dibutuhkan berada
Subjektif :
dalam jangkauan
 Ny. E mengatakan komunikasi dengan
 Suhu ruangan
keluarganya baik
 Lingkungan yang kondusif untuk tidur
 Ketertiban lingkungan
 Kebersihan lingkungan
Objektif :
 Pencahayaan ruangan
 Ny. E terlihat senang
 Tempat tidur yang nyaman
 Lingkungan yang damai
Analisis :
 Kontrol suara rebut
 TUK 4 tercapai keluarga mampu
memodifikasi lingkungan Keluarga
TUK 5 :
mampu merawat klien yang sakit
keluarga mampu memanfaatkan fasilitas
pelayanan kesehatan dengan kriteria hasil :
Perencanaan :
Prilaku mencari sehat
 Lanjutkan pada perencanaan di
 Klien atau keluarga mau konsultasi TUK 5 tentang keluarga mamapu
tentang hipertensi memanfaatkan fasilitas pelayanan
terkait kesehatan anggota keluarga
Kepuasan pasien : akses ke sumber

 Keluarga mampu menjangkau tempat


pelayanan kesehatan
18/06/21

Kepuasan pasien : perawatan berkelanjutan


 Klien mau mengontrol hipertensi sampai
sembuh
TUK 5 :

keluarga mampu memanfaatkan


fasilitas pelayanan kesehatan:

Subjektif :

 Ny. E mulai bertanya bagaimana


caranya untuk mendapatkan perawatan
yang baik dan tanpa mengeluarkan
biaya banyak
Objektif

 Ny. E mau memeriksaakan dirinya ke


puskesmas atau rumah sakit
Analisis :

 TUK 5 tercapai keluarga mampu


memodifikasi lingkungan
 Keluarga mampu merawat klien yang
sakit

Perencanaan :

Lanjutkan pada perencanaan di TUK


3 tentang manajemen hipertensi
menggunakan cara non-farmakologis,
kompres hangat.
BAB IV
PENUTUP

Berdasarkan hasil penerapan Asuhan Keperawatan Keluarga Tn.


I dengan Salah satu Anggota Keluarga Ny. E Menderita Hipertensi di
Desa. Babakan Waru Tahun 2021, maka penulis dapat mengambil
kesimpulan sebagai berikut:
1. Hasil pengkajian didapatkan kesamaan data dari kasus yang diangkat dengan teori
yang ada, dimana keluarga Tn. A khususnya Ny. E mengalami Hipertensi.
2. Diagnosa yang muncul pada kasus sebanyak 2 diagnosa keperawatan dengan
diagnosa utamanya adalah Nyeri akut pada Ny. E Diagnosa keperawatan yang
kedua yaitu ketidakefektifan manajemen kesehatan keluarga berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga.
3. Intervensi keperawatan yang direncanakan tergantung pada masalah keperawatan
yang ditemukan. Intervensi yang dilakukan dirumuskan berdasarkan diagnosa
yang telah ditetapkan dan berdasarkan 5 tugas khusus keluarga yaitu mengenal
masalah, memutuskan tindakan, merawat anggota keluarga yang sakit,
memelihara lingkungan rumah untuk meningkatkan kesehatan dan pemanfaataan
pelayanan kesehatan.
4. Implementasi dilakukan pada tanggal 19 Juni 2021
Implementasi yang telah dilaksanakan pada diagnosa pertama yaitu memberikan
pendidikan kesehatan tentang pengertian, penyebab, tanda dan gejala dari nyeri,
dan yang kedua memberikan pendidikan kesehatan tentang pengertian, penyebab,
tanda dan gejeala tentang hipertensi serta melakukan tindakan non-farmakologis,
yaitu kompres hangat pada daerah sakit kepala akibat hipertensi.
DAFTAR PUSTAKA

Krisnatuti dan Rina. (2006). Perencanaan Menu Untuk Penderita Gangguan


Asam Urat,edisi 12 Jakarta: Penebar swadaya.
Alexander,2010 Developments in The Scientific and Clinical Understanding of
Gout Artritis.
Bruuey & Suddarjh, 2001. Keperawatan Medikal Bedah. EGC. Jakarta.
Darmojo, Boedhi dan Martono, H.Hadi. (1999). Olah Raga dan Kebugaran Pada
Lanjut Usia. Buku Ajar Geriatri. Jakarta: Balai Penerbit Universitas Indonesia.
LeMone, P, & Burke. (2001). Medical Surgical Nursing : Critical Thinking In
Client Care. (4thed). Pearson Prentice Hall: New Jersey
Mansjoer Arif. (2001). Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta : FKUI.
Moeleak, A. Faried (1990) Menuju Indonesia Sehat 2010. Jakarta: Depkes RI
Mubaraq, Chayatin, Santoso. (2011). Ilmu Keperawatan Komunitas Konsep Dan
Aplikasi. Jakarta: sAlemba Medika
Nugroho Taufan.(2012). Luka Bakar dan Artritis Rhemathoid. Yogyakarta:
Numed
Setiawati, Santun dan Agus Citra Dermawan.2008. Penuntun Praktik Asuhan
Keluarga. Edisi 2. Jakarta: Trans Info Medika
Suprajitno.(2004). Asuhan Keperawatan Keluarga : Aplikasi dalam praktik.
Jakarta: EGC
Tucker, Susan Martin. (1998) Standart Perawatan Pasien. Proses Keperawatan
Diagnosa dan Evaluasi. Volume 3. Edisi 5. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC.
Compient, Tim, 2002. Kumpulan makalah keperawatan medical bedah. UGM
Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai