Anda di halaman 1dari 16

HIPEREMESIS

GRAVIDARUM

KELOMPOK 4
1. Ade Hidayat
2. Eef Saeful H
3. Imas Khodijah
4. Leony Ghifari
5. Siti Fitriyani

2b Keperawatan
APA ITU HIPEREMESIS
GRAVIDARUM?

Hiperemesis gravidarum adalah mual dan


muntah berlebihan pada wanita hamil sampai
mengganggu pekerjaan sehari-hari karena pada
umumnya menjadi buruk karena terjadi
dehidrasi (Rustam Mochtar, 1998).

Mual dan muntah biasanya terjadi pada pagi


hari, tetapi dapat timbul setiap saat bahkan
malam hari. Gejala-gejala ini kurang lebih terjadi
6 minggu setelah hari pertama haid dan
berlangsung selama kurang lebih 10 minggu.
a.    Faktor predisposisi
1)   Primigravida
2)   Overdistensi rahim: hidramnion,
kehamilan ganda, estrogen, HCG
tinggi dan mola hidatidosa
E b.    Faktor organik
T 1)   Masuknya vili khorialis dalam sirkulasi maternal.
2)   Perubahan metabolik akibat hamil.
I 3)   Resistensi yang menurun dari pihak ibu.
4)   Alergi.
O c.    Faktor psikologis
1)   Rumah tangga yang retak.
L 2)   Hamil yang tidak di inginkan.
3)   Takut terhadap kehamilan dan persalinan.
O 4)   Takut terhadap tanggung jawab sebagai ibu.
5)   Kehilangan pekerjaan.
G d. Faktor endokrin lainnya
I hipertyroid, diabetes dan lain-lain.
PATOLOGI

pada tingkat ringan hanya ditemukan degenerasi lemak sentrilobuler tanpa nekrosis

jantung atrofi, menjadi lebih kecil dari biasa. Kadang kala dijumpai perdarahan
sub-endokardial

terdapat bercak-bercak perdarahan otak dan kelainan seperti pada


ensepalopati wirnicke

ginjal tampak pucat dan degenerasi lemak dapat ditemukan


pada tubuli kontorti
PATOFISIOLOGI
• Perasaan mual adalah akibat dari meningkatnya kadar estrogen yang
biasa terjadi pada trimester I. bila perasaan terjadi terus-menerus dapat
mengakibatkan cadangan karbohidrat dan lemak habis terpakai untuk
keperluan energi. Karena oksidasi lemak yang tak sempurna, terjadilah
ketosis dengan tertimbunnya asam aseto-asetik, asam hidroksida butirik
dan aseton darah. Muntah menyebabkan dehidrasi, sehingga caira
ekstraseluler dan plasma berkurang. Natrium dan klorida darah turun.
Selain itu dehidrasai menyebabkan hemokonsentrasi, sehingga aliran
darah ke jaringan berkurang. Hal ini menyebabkan jumlah zat makanan
dan oksigen ke jaringan berkuang pula tertimbunnya zat metabolik yang
toksik. Disamping dehidrasi dan gangguan keseimbangan elektrolit.
Disamping dehidraasi dan gangguan keseimbangan elektrolit, dapat
terjadi robekan pada selaput lendir esofagus dan lambung (sindroma
mollary-weiss), dengan akibat perdarahan gastrointestinal.
TANDA DAN GEJALA
Tingkatan I (ringan) • Tingkatan II Tingkatan III (berat)
• Keadaan umum lebih parah
• Mual muntah terus- (sendang) (kesadaran menurun dari
menerus yang • Penderita tampak somnolen sampai koma)
mempengaruhi lebih lemah dan • Dehidrasi hebat
keadaan umum apatis
• Nadi kecil, cepat dan halus
penderita • Suhu badan meningkat dan
• Turgor kulit mulai tensi turun
• Ibu merasa lemah jelek • Terjadi komplikasi fatal
• Nafsu makan tidak ada • Lidah mengering dan pada susunan saraf yang
• Berat badan menurun dikenal dengan enselopati
tampak kotor wernicke dengan gejala
• Merasa nyeri pada • Nadi kecil dan cepat nistagmus, diplopia dan
epigastrium • Suhu badan naik penurunan mental
(dehidrasi)
PENATALAKSANAAN
1. Pecegahan
2. Terapi Obat-obatan
3. Hiperemesis gravidarum tingkatan II dan III harus dirawat
inap di rumah sakit. Adapun terapi dan perawatan yang
diberikan adalah sebagai berikut :
- Isolasi
- Terapi Psikologi
- Terapi Mental
- Terapi Kehamilan
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
HIPEREMESIS GRAVIDARUM
A. Pengkajian
merupakan pendekatan yang sistematis untuk mengumpulkan
data, mengelompokkan, dan menganalisis, sehingga didapatkan
masalah dan kebutuhan untuk perawatan ibu.
-Data subjektif
-Data objektif
-Pengkajian keadaan umum
-Status kebutuhan nutrisi klien
-Riwayat obsterti klien
-Lingkar lengan atas (lla)
-Pengkajian bb ibu hamil
A Data dasar adalah kumpulan data yang berisikan mengenai
N status kesehatan klien, kemampuan klien untuk mengelola
kesehatan terhadap dirinya sendiri, dan hasil konsuktasi dari
A medis atau profesi kesehatan lainnya. Data fokus adalah data
tentang perubahan-perubahan atau respon klien terhadap
L kesehatan dan masalah kesehatannya serta hal-hal yang
mencakup tindakan yang dilaksanakan terhadap klien (Potter &
I Perry,2005).
S Batasan Karakteristik menurut NANDA tahun 2012 :
A 1. Menghindari makanan
2. Berat badan 20 % atau lebih di bawah berat badan ideal
3. Kerapuhan kapiler
4. Bising usus hiperaktif
D 5. Kurang makanan
A
T
A
DIAGNOSA
KEPERAWATAN

1. Ketidakseimbngan nutrisi kurang dari


kebutuhan tubuh berhubungan dengan
anoreksia, mual-muntah
2. Gangguan keseimbangan cairan dan
elektrolit berhubungan dengan
kehilangan cairan secara aktif
3. Intoleransi aktivitas berhubungan
dengan kelemahan umum
1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia,
mual-muntah

Dalam waktu 3x24jam setelah diberikan tindakan pemenuhan nutrisi


I klien terpenuhi
N Dengan criteria hasil :
 Berat badan ideal
T  Bising usus normal
 Membrane mukosa lembab
E  Timbang dan catat berat badan pasien pada jam yang sama setiap
R hari
 Pantau asupan dan haluaran pasien
V  Kaji dan catat bising usus pasien satu kali setiap ergantian tugas jaga
E  Auskultasi dan catat suara napas pasien setiap 4 jam
Rasional:
N  Untuk mendapatkan pembacaan yang paling akurat
S  Karena berat badan dapat meningkat sebagai akibat dari retensi
cairan
I  Untuk memantau peningkatan dan penurunannya
 Untuk memantau aspirasi
2. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan
dengan kehilangan cairan secara aktif
Dalam waktu 3x24 jam
• Membrane mukosa lembab
• CRT kurang dari 3 detik
• TTV normal
• Pantau dan catat TTV setiap 2 jam atau sesering mungkin sesuai keperluan sampai stabil.
• Kemudian pantau dan catat TTV setiap 4 jam
• Ukur asupan dan haluaran setiap 1 sampai 4 jam.
• Catat dan laporkan perubahan yang signifikan termasuk urine, feses, muntahan,
drainase luka, drainase nasogastrik, drainase slang dada, dan haluaran yang lain.
• Timbang pasien pada waktu yang sama setiap hari
• Kaji turgor kulit dan membrane mukosa mulut setiap 8 jam
• Berikan perawatan mulut dengan cermat setiap 4 jam
• Periksa berat jenis urin setiap 8 jam
Rasional :
 Takikardia, dispnea, atau hipotensi dapat mengindikasikan kekurangan volume cairan atau
 ketidakseimbangan elektrolit.
 Haluaran urine yang rendah dan berat jenis urine yang tinggi mengindikasikan hipovolemia
 Untuk memeriksa dehidrasi
 Untuk menghindari dehidrasi membrane mukosa
 Peningkatan berat jenis urine dapat mengindikasikan dehidrasi
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam terjadi peningkatan


toleransi aktivitas dengan criteria hasil :
• Melaporkan dan mendemonstrasikan peningkatan aktivitas fisik yang dapat diukur
• Skala mobilitas 0-1
• Skala kekuatan otot 5 (dapat melawan tahanan
• Klien terlihat segar
• Kaji tingkat berfungsi pasien dengan menggunakan skala mobilitas fungsional.
• Kecuali dikontraindikasikan, lakukan ROM setiap 2 sampai 4 jam.
• Kaji kehilangan/gangguan keseimbangan gaya jalan, kelemahan otot
• Awasi TD, nadi, pernapasan, selama dan sesudah aktivitas. Catat respon terhadap t
ingkat aktivitas (mis. Peningkatan denyut jantung/TD,
disritmia, pusing, dispnea, takipnea, dan sebagainya).
Rasional:
 Komunikasi diantara anggota staf dapat meyakinkan kontiunitas perawatan dan
mempertahankan kemandirian
 Latihan ROM dapat mencegah kontraktur sendi dan atrofi otot
 Menunjukkan perubahan neurologi karena defisiensi vitamin B12 mempengaruhi
kamanan pasien /resiko cedera
 ` Manifestasi kardiopulmonal dari upaya jantung dan paru untuk membawa jumlah
oksigen adekuat ke jaringan
1. Pasien tidak lagi menunjukkan bukti penurunan berat
badan
2. Pasien terhindar dari kerusakan kulit atau infeksi
disekitar pemasangan slang
E 3. TTV tetap stabil
V 4. Volume cairan tetap adekuat
5. Pasien mempunyai turgor kulit normal dan membrane
A mukosa lembap
L 6. Berat jenis urin tetap di antara 1,005 dan 1,010
7. Pasien mempertahankan keseimbangan cairan
U ( asupan seimbang dengan haluaran)
8. Pasien menyatakan peningkatan rasa nyaman
A 9. Membrane mukosa mulut merah muda dan lembap
S 10. Pasien mempertahankan kekuatan otot dan ROM
sendi
I 11. Pasien melakukan aktivitas perawatan diri pada
tingkat yang dapat ditoleransi
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM
DI RSUD DR. DRAJAT PRAWIRANEGARA KABUPATEN SERANG
TAHUN 2017
Triana Indrayani
Program Studi DIV Kebidanan, Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Nasional,

Berdasarkan data WHO tahun 2015 bahwa setiap tahunnya wanita


yang bersalin meninggal dunia mencapai lebih dari 303.000 orang.
Menurut data survei Demografi Kesehatan Indonesia Tahun 2012
menyebutkan bahwa Angka Kematian Ibu (AKI) sebesar 359 per
100.000 kelahiran hidup. Prevalensi hiperemesis gravidarum pada ibu
hamil di Indonesia adalah 14,8%. Di RSUD dr. Drajat Prawiranegara
prevalensi hiperemesis gravidarum pada ibu hamil pada bulan Januari-
Desember 2016 yaitu sebesar 10,8%. Tujuan penelitian adalah untuk
mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan hiperemesis
gravidarum. Penelitian ini terbatas pada gravida, kehamilan ganda,
molahidatidosa dan riwayat penyakit gastritis.
Alhamdulillah…

Anda mungkin juga menyukai