Anda di halaman 1dari 44

Hiperemesis Gravidarum

KELOMPOK 1
1. Adelia 7. Alfira Damayanti
2. Afifah Chairany 8. Angela Retno P
3. Aishah Nurhaliza 9. Anggraini
4. Aisyah Lestari 10. Anisa Tamarani
5. Alfina Damayanti 11. Febrina Sari P
6. Alfina lian sari 12. Emilia Nur S
Definisi
Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah yang
berlebihan yang terjadi kira-kira sampai usia kehamilan 20
minggu. Ketika umur kehamilan 14 minggu (trimester
pertama), mual dan muntah yang dialami ibu begitu hebat.
Semua yang dimakan dan diminum ibu dimuntahkan
sehingga mempengaruhi keadaan umum dan pekerjaan
sehari-hari ibu (Hutahean, 2013).
Hiperemesis gravidarum atau biasa disebut morning
sickness merupakan keluhan mual muntah berlebihan pada
wanita hamil yang wajar terjadi pada kehamilan muda
(trimester 1). Disebut morning sickness karena biasanya
terjadi pada pagi hari. Hal ini dapat terjadi sepanjang hari,
rata-rata wanita mulai mengalami morning sickness pada
minggu ke 4 atau ke 6 setelah menstruasi terakhir
(Indriyani, 2013).
Klasifikasi
Hiperemesis gravidarum, menurut berat ringannya gejala dapat dibagi dalam tiga
tingkatan menurut (Hutahean, 2013):
Tingkatan I
Muntah terus menerus yang mempengaruhi keadaan umum.pada tingkatan ini klien
merasa lemah, nafsu makan tidak ada, berat badan menurun dan merasa nyeri
pada epigastrium. Nadi meningkat sekitar 100 kali per menit, tekanan darah sistol
menurun, dapat disertai peningkatan suhu tubuh, turgor kulit berkurang, lidah
kering dan mata cekung.
Tingkatan II
Penderita tampak lebih lemah dan apatis, turgor kulit tampak lebih menurun, lidah
kering dan tampak kotor, nadi kecil dan cepat, tekanan darah turun, suhu kadang-
kadang naik, mata cekung dan sedikit ikterus, berat badan turun, hemokonsentrasi,
oligouria, dan konstipasi. Aseton dapat tercium dari hawa pernapasan karena
mempunyai aroma yang khas, dan dapat pula ditemukan dalam urine.
Tingkatan III
Keadaan umum lebih parah, muntah berhenti, kesadaran menurun dan somnolen
sampai koma, nadi kecil dan cepat, tekanan darah menurun, serta suhu meningkat.
Komplikasi fatal terjadi pada susunan saraf yang dikenal sebagai wernicke
ensefalopati. Gejala yang dapat timbul seperti nistagmus, diplopia. Keadaan ini
adalah akibat sangat kekurangan zat makanan, termasuk vitamin B kompleks.
Timbulnya ikterus menunjukkan terjadinya payah hati.
Etiologi
Penyebab hiperemesis gravidarum belum diketahui secara pasti.
Perubahan-perubahan anatomis pada otak, jantung, hati, dan susunan
saraf disebabkan oleh kekurangan vitamin serta zat-zat lain. Berikut
adalah beberapa faktor predisposisi terjadinya mual muntah menurut
(Hutahean, 2013) :
Faktor predisposisi yang sering dikemukakan adalah primigravida,
molahidatidosa, dan kehamilan ganda.
Masuknya vili korialis dalam sirkulasi maternal dan perubahan
metabolik akibat hamil serta resistensi yang menurun dari pihak ibu.
Alergi. Sebagai salah satu respons dari jaringan ibu terhadap anak,
yang disebut sebagai salah satu faktor organik.
Faktor psikologis memegang peranan penting pada penyakit ini
walaupun hubungan dengan terjadinya hiperemesis gravidarum belum
diketahui dengan pasti.
Faktor usia ibu yang mempengaruhi terjadinya hiperemesis gravidarum
memiliki hubungan yang bermakna dengan kejadian hiperemesis
gravidarum dibandingkan dengan usia ibu 20-35 tahun.
Lanjutan...
Faktor pekerjaan yang mempengaruhi terjadinya hiperemesis gravidarum.
Pekerjaan adalah aktivitas yang dilakukan untuk menunjang kehidupannya
dankehidupan keluarganya, diukur berdasarkan jenis kegiatan yang dilakukan
sehari- hari.
Riwayat penggunaan kontrasepsi hormonal. Hormon estrogen dan
progesterone telah lama terlibat dalam etiologi mual muntah, karena
kadarnya yang terus meningkat.
Pendidikan merupakan faktor predisposisi adalah faktor yang ada dalam
individu seperti pengetahuan, sikap terhadap kesehatan serta tingkat
pendidikan, dimana untuk berperilaku kesehatan misalnya (pemeriksaan
kesehatan bagi ibu hamil) diperlukan pengetahuan tentang manfaat periksa
hamil baik bagi kesehatan ibu sendiri maupun bagi janinnya dan pengetahuan
tentang penyakit hiperemesis gravidarum itu sendiri
Jarak yang dekat antara kehamilan sekarang dan dahulu dapat berpengaruh
karena keadaan yang belum normal sebagaimana mestinya harus sudah
bereproduksi lagi untuk kehamilan selanjutnya maka dari itulah dapat
menyebabkan hiperemesis gravidarum dan komplikasi kehamilan lainnya.
Paritas adalah jumlah anak yang dilahirkan seorang wanita selama hidupnya,
hal ini sangat mempengaruhi kesehatannya.
Manifestasi Klinik
Menurut (Indriyani, 2013) manifestasi klinis hiperemesis
gravidarum adalah :
Hiperemesis Gravidarum
Hiperemesis Tingkat II :
1. Klien lemah
Gravidarum Tingkat I 2. Gejala dehidrasi lebih
: tampak : mata cekung,
1. Muntah turgor kurang, lidah kering
berlangsung lama dan kotor.
3. Tekanan darah turun,
2. Makan berkurang nadi meningkat
3. Berat badan 4. Berat badan makin turun
menurun 5. Mata ikterus
4. Kulit dehidrasi, 6. Gejala
hemokonsentrasi : urin
tonus lemah berkurang, badan aseton
5. Nyeri epigastric dalam urine meningkat
6. Tekanan darah 7. Gangguan buang air
besar
turun dan nadi
8. Gangguan/penurunan
meningkat tingkat kesadaran : apatis
Lanjutan...

Hiperemesis Gravidarum
Tingkat III :
1. Keadaan umum jelek
2. Penurunan kesadaran :
somnolen sampai koma
3. Nadi kecil, halus dan
cepat
4. Tekanan darah turun
5. Ikterus
6. Dapat terjadi komplikasi
pada susunan syaraf pusat
(ensefalopati wernickle)
dengan adanya :
nistagmus, diplobia,
perubahan mental.
Komplikasi
Menurut (Hutahean, 2013) komplikasi hiperemesis
gravidarum adalah :
Dehidrasi berat
Ikterik
Takikardia
Suhu meningkat
Alkalosis
Kelaparan
Gangguan emosional yang berhubungan dengan
kehamilan
Menarik diri
Depresi
Penatalaksanaan
a. Non Farmakologis
1. Pencegahan
2. Isolasi
3. Terapi psikologis
4. Penghentian kehamilan
b. Farmakologis
5. Pemberian cairan pengganti
6. Medikamentosa
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan diagnostik/penunjang pada pasien
dengan hiperemesis gravidarum menurut (Nurarif &
kusuma, 2015) :
USG (dengan menggunakan waktu yang tepat) :
mengkaji usia gestasi janin dan adanya gestasi
multiple, mendeteksi abnormalitas janin,
melokalisasi plasenta.
Urinalis : kultur, mendeteksi bakteri, BUN
Pemeriksaan fungsi hepar : AST.ALT bertujuan untuk
mengetahui inflamasi yang terjadi dalam tubuh
biasanya menjadi indikasi adanya gangguan
(inflamasi) pada hati dan kadar LDH bertujuan untuk
mengetahui resiko penyakit hati.
Prognosis
Prognosis hiperemesis gravidarum akan
sangat memuaskan jika dilakukan
penanganan yang baik. Kondisi ini biasanya
dapat membatasi diri, namun demikian
pada tingkatan yang berat, dapat
mengancam kehidupan bayi dan janin.
Konsep Asuhan Keperawatan Pada Pasien
Hiperemesis Gravidarum
1. Pengkajian Keperawatan
Pengkajian merupakan pendekatan yang sistematis untuk mengumpulkan
data, mengelompokkan, dan menganalisis, sehingga didapatkan masalah
dan kebutuhan untuk perawatan ibu.
a. Pengkajian Data Subjektif
1. Biodata
2. Riwayat kesehatan sekarang
3. Riwayat kesehatan dahulu
4. Riwayat kesehatan keluarga
5. Riwayat menstruasi
6. Riwayat perkawinan
7. Riwayat kehamilan dan persalinan
8. Riwayat keluarga berencana
9. Data psikologi
10. Paritas
11. Pola pemenuhan kebutuhan nutrisi
Lanjutan...
b. Pengkajian data subjektif
1. Pernapasan
2. Status hidrasi meliputi turgor kulit, keadaan membran
mukosa (kering atau lembab), dan oliguria
3. Status kardiovaskuler seperti kualitas nadi (kuat atau
lemah), takikardia, atau terjadinya hipotensi ortostatik
4. Keadaan abdomen
5. Genitourinaria
6. Eliminasi
7. Seksualitas
8. Aktivitas istirahat
9. Keamanan
10. Keadaan janin
2. Diagnosa Keperawatan dan Intervensi

a. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan


berhubungan dengan nausea dan vomitus
yang menetap.

Tujuan : kebutuhan nutrisi terpenuhi

Kriteria hasil :
Klien akan mengkonsumsi asupan oral diet
yang mengandung zat gizi yangadequat.
Klien tidak mengalami nausea dan vomitus.
Klien akan menoleransi diit yang telah di
programkan.
Klien akan mengalami peningkatan berat
Intervensi :
Catat intake dan output. Rasional: menentukan hidrasi cairan dan pengeluaran melalui
muntah.
Anjurkan makan dalam porsi kecil tapi sering. Rasional: dapat mencukupi asupan nutrisi yang
dibutuhkan tubuh.
Anjurkan untuk menghindari makanan yang berlemak. Rasional : dapat merangsang mual dan
muntah.
Anjurkan untuk makan makanan selingan seperti biskuit, roti dan teh (panas)hangat sebelum
bagun tidur pada siang hari dan sebelum tidur.. Rasional: makanan selingan dapat
mengurangi atau menghindari rangsangmual muntah yang berlebih.
Catat intake TPN, jika intake oral tidak dapat diberikan dalam periodetertentu Rasional: untuk
mempertahankan keseimbangan nutrisi.
Inspeksi adanya iritasi atau Iesi pada mulut.. Rasional: untuk mengetahui integritas inukosa
mulut.
Kaji kebersihan oral dan personal hygiene serta penggunaan cairan pembersihmulut sesering
mungkin. Rasional: untuk mempertahankan integritas mukosa mulut.
Pantau kadar Hemoglobin dan Hemotokrit. Rasional: mengidenfifikasi adanya anemi dan
potensial penurunan kapasitas pembawa oksigen ibu. Klien dengan kadar Hb < 12 gr/dl
ataukadar Ht < 37 % dipertimbangkan anemi pada trimester I.
Test urine terhadap aseton, albumin dan glukosa. Rasional: menetapkan data dasar ; dilakukan
secara rutin untukmendeteksi situasi potensial resiko tinggi sepertiketidakadekuatan asupan
karbohidrat, Diabetik kcloasedosis dan Hipertensi (Doenges, 2001:57).
b. Defisit volume cairan berhubungan dengan
kehilangan cairan akibat vomitus dan asupan
cairan yang tidak adequat.

Tujuan : kebutuhan cairan terpenuhi.

Kriteria hasil :
Keseimbangan cairan dan elektrolit akan
kembali ke kondisi normal, yangterbukti dengan
turgor kulit normal, membran mukosa lembab,
berat badanstabil, tanda-tanda vital dalam
batas normal; elektrolit, serum,
hemoglobin,hematokrit, dan berat jenis urin
akan berada dalam batas normal.

Intervensi:
Tentukan frekuensi atau beratnya mual/muntah.
Rasional : Memberikan data berkenaan dengan semua kondisi.
Peningkatankadar hormon Korionik gonadotropin (HCG),
perubahanmetabolisme karbohidrat dan penurunan motilitas
gastrikmemperberat mual/muntah pada kehamilan.
Tinjau ulang riwayat kemungkinah masalah medis lain (misalnya
Ulkuspeptikum, gastritis.
Rasional: Membantu dalam mengenyampingkan penyebab lain
untukmengatasi masalah khusus dalam mengidentifikasi
intervensi.
Kaji suhu badan dan turgor kulit, membran mukosa, TD,
input/output danberat jenis urine. Timbang BB klien setiap hari.
Rasional: Sebagai indikator dalam membantu mengevaluasi
tingkat ataukebutuhan hidrasi.
Anjurkan peningkatan asupan minuman berkarbonat, makan
seseringmungkin dengan jumlah sedikit. Makanan tinggi karbonat
seperti : roti keringsebelum bangun dari tidur.
Rasional: Membantu dalam meminimalkan mual/muntah dengan
menurunkankeasaman lambung. (Doenges, 2001:61)
C. Ketakutan berhubungan dengan efek hiperemesis pada
kesejahteraan janin.
Tujuan : ketakutan klien teratasi.
Kriteria hasil : klien memverbalisasi perasaan dan
kekhawatirannya tentang kesejahteraan janin.
Intervensi:
Memperlihatkan sikap menerima rasa takut klien. Rasional:
Sikap yang menerima takut klien akan
memungkinkankomunikasi terbuka tentang sumber ketakutan.
Mendorong untuk mengungkapakn perasaan dan
kekhawatirannya.Rasional: Pengetahuan tentang risiko potensial
pada janin dapatmembantunya menghilangkan rasa takut.
Memberi informasi yang berhubungan dengan risiko potensial
yang dapatterjadi pada janinnya.Rasional : Strategi koping yang
efektif dibutuhkan untuk memampukanklien mengatasi
penyakit yang dideritanya dan efek-efek penyakittersebut
(bobak,2004: 273).
d. Gangguan rasa nyaman : nyeri (perih) berhubungan dengan
muntah yang berlebihan, peningkatan asam lambung.
Tujuan : nyeri hilang/berkurang.
Kriteria hasil :
Klien mengungkapkan secara verbal.
Nyeri hilang atau berkurang
pasien dapat beristirahat dengan tenang

Intervensi:
Kaji skala nyeri, karakteristik, kualitas, frekuensi dan lokasi
nyeri.
Rasional : menentukan perubahan dalam tingkat nyeri dan
mengevaluasi nilaiskala nyeri. Mengidentifikasi sumber
sumber multiple dan jenisnyeri.
Anjurkan penggunaan tekhnik relaksasi dan distraksi.
Rasional: menggunakan strategi ini sejalan dengan
pemberian analgesicuntuk
Lanjutan Intervensi
Yakinkan pada klien bahwa perawat mengetahui nyeri yang
dirasakannyadan akan berusaha membantu untuk mengurangi
nyeri tersebut.
Rasional: ketakutan bahwa nyari akan tidak dapat diterima
sepertipeningkatan ketegangan dan ansietas yang nyata dan
menurunkantoleransi nyeri.
Berikan kembali skala pengkajian nyeri.
Rasional: memungkinkan pengkajian terhadap keefektifan
analgesic danmengidentifikasi kebutuhan terhadap tindak
lanjut bila tidakefektif.
Catat keparahan nyeri pasien dengan bagan.
Rasional: membantu dalam menunjukkan kebutuhan analgesic
tambahan ataupendekatan alternative terhadap
penatalaksanaan nyeri.
Kolaborasi pemberian analgesik sesuai indikasi.
Rasional: analgesic lebih efektif bila diberikan pada awal siklus
nyeri. (Smeltzer. 2001)
Lanjutan..
e. Kurang pengetahuan tentang penyakit dan pengobatan berhubungan
denganketerbatasan informasi.
Tujuan: klien mengerti tentang perubahan fisiologis dan pskologis yang
normaldan tanda-tanda bahaya kehamilan.
Kriteria hasil:
a. Klien menjelaskan perubahan fisiologis dan pskologis normal
berkaitandengan kehamilan trimester pertama.
b. Klien menunjukkan perilaku perawatan diri sendiri yang
meningkatkankesehatan.
c. Mengidentifikasi tanda-tanda bahaya kehamilan.
Intervensi:
 Jelaskan tentang Hiperemesis Grvidarum dan kaji pengetahuan pasien.
Rasional: untuk mengetahui seberapa dalam pengetahuan pasien
tentangpenyakitnya dan tentang penatalaksanaannya di rumah.
 Berikan pendidikan kesehatan tentang hiperemesis gravidarum.
Rasional: untuk meningkatkan pengetahuan pasien tentang hiperemesis
gravidarum.
 Buat hubungan perawat-klien yang mendukung dan terus menerus.
Rasional: peran penyuluh atau konselor dapat memberikan
bimbinganantisipasi dan meningkatkan tanggunmg jawab individu
terhadapkesehatan.
 Evaluasi pengetahuan dan keyakinan budaya saat ini berkenaan
denganperubahan fisiologis/psikologis yang normal pada kehamilan, serta
keyakinantentang aktivitas, perawatan diri dan sebagainya.
Rasional: memberikan informasi untuk membantu mengidentifikasikebutuhan-
kebutuhan dan membuat rencana keperawatan.
 Klarifikasi kesalahpahaman.
Rasional: ketakutan biasanya timbul dari kesalahan informasi dan
dapatmengganggu pembelajaran selanjutnya.
 Tentukan derajat motivasi untuk belajar.
Rasional: klien dapat mengalami kesulitan dalam belajar kecuali kebutuhanuntuk
belajar tersebut jelas.
 Pertahankan sikap terbuka terhadap keyakinan klien/pasangan.
Rasional: penerimaan penting untuk mengembangkan dan
mempertahankanhubungan.
 Jawab pertanyaan tentang perawatan dan pemberian makan bayi.
Rasional: memberikan informasi yang dapat bermanfaat untuk membuatpilihan.
 Identifikasi tanda bahaya kehamilan, seperti perdarahan, kram, nyeriabdomen
akut, sakit punggung, edema, gangguan penglihatan, sakit kepaladan tekanan
pelvis.
Rasional: membantu klien membedakan yang normal dan abnormal
sehnggamembantunya dalam mencari perawatan kesehatan pada waktuyang
tepat. (Doenges,2001:67)
F. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan
ketidakadekuatan sumber energisekunder.
Tujuan : Pasien dapat beraktivitas secara mandiri.
Kriteria hasil :
a) Pasien dapat memperlihatkan kemajuan
khususnya tingkat yang lebih tinggi.
b) Pasien mengidentifikasi faktor-faktor yang
menurunkan toleransi aktivitas.
Intervensi :
 Tingkatkan tirah baring/duduk. Berikan lingkungan yang tenang;
batasipengunjung sesuai keperluan.
Rasional: meningkatkan istirahat dan ketenangan.
 Ubah posisi dengan sering. Berikan perawatan kulit yang baik.
Rasional: meningkatkan fungsi pernapasan dan meminimalkan
tekanan padaarea tertentu untuk menurunkan risiko kekurangan
jaringan.
 Tingkatkan aktivitas sesuai toleransi, bantu melakukan latihan
rentang geraksendi pasif/aktif.
Rasional: tirah baring lama dapat menurunkan kemampuan. Ini
dapat terjadi karena keterbatasan aktivitas yang mengganggu
periode istirahat.
 Dorong penggunaan tekhnik manajemen stress. Contoh relaksasi
progresif visualisasi, bimbingan imajinasi.
Rasional: meningkatkan relaksasi dan penghematan energy,
memusatkan kembali perhatian dan dapat meningkatkan koping.
 Kolaborasi pemberian obat sesuai indikasi: sedatif, agen
antiansietas, contoh diazepam (valium); lorazepam(ativan)
ASUHAN KEPERAWATAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM
2. Identitas
A. PengkajianKeperawatan
Penanggung Jawab

1. Identitas Klien Nama : Tn.A


Nama : Ny.R Umur : 34 tahun
Umur : 32 tahun Agama :Islam
Pendidikan :S1
Suku/bangsa : Melayu / Indonesia
Akuntansi
Agama : Islam Pekerjaan : PNS Bea
Pendidikan : D3 Akuntansi Cukai
Alamat
Pekerjaan : Ibu rumah tangga : Jl.
Merdeka, Palembang
Alamat : Jl. Merdeka,
Hub dgn Klien :Suami
Palembang
3. Keluhan Utama
Pasien mengatakan mual
dan selalu muntah paling
sering pada pagi hari.
Pasien juga mengatakan 4. Riwayat Kesehatan
setelah mual muntah ia Keluarga
Pasien mengatakan tidak
sering merasa haus
ada penyakit keturunan
namun malas untuk dalam keluarganya.
minum. Pasien  
mengatakan mual dan 5. Penyakit Terdahulu
muntah semakin berat Yang Mempengaruhi
Kehamilan
bila membau makanan
Pasien mengatakan penyakit
yang merangsang dan terdahulu yang
membuat nafsu mempengaruhi
makannya berkurang, kehamilannya adalah mual
kepala pusing, lemas dan muntah tetapi tidak sampai
dirawat dirumah sakit.
sulit untuk melakukan
aktivitas sehari-hari.
6. Riwayat Haid
Pasien mengatakan haidnyalancar.
HPHT Tanggal : 03 Maret2019
Lamanya : 7hari
Siklus Haid : per 28-30hari
Banyaknya : 2x ganti duk dalam sehari
Masalah : Tidak adamasalah
7. Riwayat Kontrasepsi
Tipe : KBsuntik
Tujuan : untuk mencegahkehamilan 8. Riwayat
Kapan menggunakannya : 3 bulan Perkawinan
sekali Nikah: 1x
Kapan berhenti : + 1 tahun yang
Lama
lalu
Alasan berhenti : ingin menikah: 9 th
mempunyaianak Umur pertama
Masalah : tidak adamasalah kali menikah
Rencana KB yang akan datang : : 23th
pasien mengatakan rencana KB
 
yang akan digunakannya adalah
9. Riwayat KehamilanTerdahulu
 Usia : 24th
 Gangguan Kehamilan : Mual Muntah ringan
 Proses persalinan : Normal
 Lama persalinan : + 30 menit
 Tempat bersalin : Di Klinik
 Masalah persalinan :-
 Masalah bayi :-
10. POLA
KEBIASAANSEHARI-HARI
Pola aktivitas
Polanutrisi Sebelum hamil : Melakukan
pekerjaan rumah
Sebelum hamil : makan 3 x
Sesudah hamil : Melakukan
(nasi,sayur,lauk), minum 7
pekerjaan rumah jika mual
gelas/hari
Selama hamil: makan muntah tidak kambuh
berkurang, minum berkurang
Perilaku kesehatan sehari-
Pola eliminasi hari (penggunaan
obat/jamu/rokok).
Sebelum hamil : BAB 1 x tiap
Sebelum hamil : Tidak pernah
pagi, BAK 5 x/hari
Sesudah hamil : Obat
Sesudah hamil : BAB 1 x tiap
danvitamin
pagi, BAK 3 x/hari
Lain – lain (personal hygiene)
Pola istirahat tidur Mandi : 2x/hari
Sebelum hamil : Siang 2 Gantibaju : 2 x/hari
jam/hari, malam 8 jam /hari Keramas : 3 x/minggu
Gosok gigi : 2x/hari
Sesudah hamil : Siang 3
jam/hari, malam 5 jam/hari
Wajah :
Mata
KeadaanUmum: Lemah Konjungtiva : anemis
11. Pemeriksaan Fisik
Kesadaran: Sklera : tidak ada ikterik
Composmentis Sekret : tidak ada
Tanda-TandaVital Lain-lain : mata tidak
TD :90/70 mmHg, RR : cekung
Hidung
22 x/i ,Pols :100x/i, Keadaan : bersih, simetris
Temp : 37,0°C kiri kanan
Berat badan : 60 kg Pengeluaran : tidak ada
Tinggi badan : 158cm secret
Kulit Mulut
Keadaan : lembab
Warna : kuning langsat Bibir : simetris atas dan
Turgor : menurun bawah
Perlukaan : tidak ada Rongga mulut : bersih
perlukaan Gigi : lengkap dan bersih
Kepala Telinga
Keadaan : bersih, simetris
Rambut : hitam, kiri dan kanan Pengeluaran :
penyebaran rata tidak ada
Kulit kepala :bersih
Lanjutan...
Leher
Pembesaran getah bening :
tidak ada
Pembesaran kelenjar
gondok : tidak ada
Abdomen 12. Riwayat
Pembesaran : Pengobatan
terdapatpembesaran
Bentuk perut :membesar
Injeksi tomit ( 1
Perlukaan : tidakada amp )
Jaringan parut : tidak Ranitidin ( 1 amp
terdapat jaringanparut )
Ekstremitas .
Ukuran kaki : simetris kiri
dan kanan
Warna kuku : normal
Oedema : tidak ada
Varises di kaki : tidak ada
Refleks tungkai bawah : baik
13. Masalah yang dirasakanKlien/Keluhan
(√) nausea (√)fumitus (√) sakit hulu hati
( ) gangguan kencing ( ) perdarahan + 250 cc ( ) kram
pada kaki
(√) pusing (√) lelah ( ) nyeri pada perut
( ) sakitpinggang ( ) konstipasi

14. Pemeriksaan Laboratorium


1. HB 09,0 g/dl
2. Leukosit 8.900 /mm3
3. Eritrosit 3.750.000 /mm3
4. Hematokrit 31,5
5. Trombosi 240.000 mm3
ANALISA DATA
N
DATA ETIOLOGI MASALAH
O.
1. DS :
Pasien Reaksi inflamasi mukosa
mengatakan lambung

setelah mual-
Rangsangan menuju
muntah ia sering kendali di area postrema
merasa haus, pada lantai ventrika ke-4
namun malas susunan saraf
untukminum (Chemoreseptor
  triggerzone)
Defisit volume
DO: ↓
cairan b.d
Pasien Respon mulal
asupan cairan
tampaklemah ↓
yang tidak
Muntah
Bibir tampakkering adekuat

Wajahpucat Tidak ada air yang terserap
Turgor kulit untuk masuk ke pembuluh
menurun darah
- TD : 90/70 ↓
N : 100x/menit Kurang air untuk difiltrasi
N
DATA ETOLOGI MASALAH
O.
DS :
Pasien mengatakan tidak
nafsu Makan Faktor hormonal
Pasien mengatakan jika ↓
mencium bau makanan Faktorfisiologi
yang menyengat mual- ↓
muntah kambuh Peningkatan kadar HCG
  ↓
DO : Korpus luteum terus
Perubahan
Keadaan umumlemah mem- produksi estrogen-
nutrisi kurang
Pasien tampakpucat progesteron
dari kebutuhan
2 Pasien tampak muntah ↓
tubuh
jikamakan Terjadi perubahan pada
b.d mual-
Pasien hanya saluran gastrointestinal
munta
menghabiskan ¼ porsi ↓
makanan yangdisediakan Mual muntah, pucat,
Konjungtivaanemis anoreksia, konjungtiva
- TD : 90/70 anemis
N : 100x/menit ↓
RR : 22x/menit Perubahan nutrisi kurang
- S : 37,0 °C dari kebutuhan tubuh
Hb : 09,0 gr/dl
NO. DATA ETIOLOGI MASALAH
DS:
Pasien mengatakan sulit
untuk melakukan
aktivitas termasuk Ketidakseimbangan Intoleransi
aktivitas sehari-hari antara suplai dan Aktivitas b.d
3
  kubutuhan oksigen kelemahan
DO: dalam tubuh fisik
Pasien tampaklemah
Aktivitas pasien dibantu
oleh keluarga (suaminya)

DiagnosaKeperawatan
1. Defisit volume cairan b.d asupan cairan yang
tidakadekuat
2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
b.dmual-muntah
3. Intoleransi aktivitas b.d kelemahan fisik
Intervensi
1. Defisit volume cairan berhubungan dengan
kehilangan cairan akibat vomitus dan asupan
cairan yang tidak adequat.
Tujuan : kebutuhan cairan terpenuhi.
Kriteria hasil :
a) Keseimbangan cairan dan elektrolit akan
kembali ke kondisi normal, yangterbukti
dengan turgor kulit normal, membran mukosa
lembab, berat badanstabil, tanda-tanda vital
dalam batas normal; elektrolit, serum,
hemoglobin,hematokrit, dan berat jenis urin
akan berada dalam batas normal.
b) Klien tidak akan muntah lagi
Intervensi:
 Tentukan frekuensi atau beratnya mual/muntah.
Rasional : Memberikan data berkenaan dengan semua kondisi.
Peningkatankadar hormon Korionik gonadotropin (HCG),
perubahanmetabolisme karbohidrat dan penurunan motilitas
gastrikmemperberat mual/muntah pada kehamilan.
 Tinjau ulang riwayat kemungkinah masalah medis lain (misalnya
Ulkuspeptikum, gastritis.
Rasional: Membantu dalam mengenyampingkan penyebab lain
untukmengatasi masalah khusus dalam mengidentifikasi intervensi.
 Kaji suhu badan dan turgor kulit, membran mukosa, TD,
input/output danberat jenis urine. Timbang BB klien setiap hari.
Rasional: Sebagai indikator dalam membantu mengevaluasi tingkat
ataukebutuhan hidrasi.
 Anjurkan peningkatan asupan minuman berkarbonat, makan
seseringmungkin dengan jumlah sedikit. Makanan tinggi karbonat
seperti : roti keringsebelum bangun dari tidur.
Rasional: Membantu dalam meminimalkan mual/muntah dengan
menurunkankeasaman lambung. (Doenges, 2001:61)
2. Diagnosa Keperawatan dan Intervensi
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan nausea
dan vomitus yang menetap.
Tujuan : kebutuhan nutrisi terpenuhi
Kriteria hasil :
a) Klien akan mengkonsumsi asupan oral diet yang mengandung zat gizi
yangadequat.
b) Klien tidak mengalami nausea dan vomitus.
c) Klien akan menoleransi diit yang telah di programkan.
d) Klien akan mengalami peningkatan berat badan yang sesuai selama
hamil.
Intervensi :
 Catat intake dan output.
Rasional: menentukan hidrasi cairan dan pengeluaran melalui muntah.
 Anjurkan makan dalam porsi kecil tapi sering
Rasional: dapat mencukupi asupan nutrisi yang dibutuhkan tubuh.
 Anjurkan untuk menghindari makanan yang berlemak
Rasional : dapat merangsang mual dan muntah.
Anjurkan untuk makan makanan selingan seperti biskuit, roti dan teh
(panas)hangat sebelum bagun tidur pada siang hari dan sebelum tidur.
Rasional: makanan selingan dapat mengurangi atau menghindari
rangsangmual muntah yang berlebih.
Catat intake TPN, jika intake oral tidak dapat diberikan dalam
periodetertentu.
Rasional: untuk mempertahankan keseimbangan nutrisi.
Inspeksi adanya iritasi atau Iesi pada mulut.
Rasional: untuk mengetahui integritas inukosa mulut.
Kaji kebersihan oral dan personal hygiene serta penggunaan cairan
pembersihmulut sesering mungkin.
Rasional: untuk mempertahankan integritas mukosa mulut.
Pantau kadar Hemoglobin dan Hemotokrit.
Rasional: mengidenfifikasi adanya anemi dan potensial penurunan
kapasitas pembawa oksigen ibu. Klien dengan kadar Hb < 12 gr/dl
ataukadar Ht < 37 % dipertimbangkan anemi pada trimester I.
Test urine terhadap aseton, albumin dan glukosa.
Rasional: menetapkan data dasar ; dilakukan secara rutin
untukmendeteksi situasi potensial resiko tinggi sepertiketidakadekuatan
asupan karbohidrat, Diabetik kcloasedosis dan Hipertensi (Doenges,
2001:57).
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan
ketidakadekuatan sumber energisekunder.
Tujuan : Pasien dapat beraktivitas secara mandiri.
Kriteria hasil :
a) Pasien dapat memperlihatkan kemajuan
khususnya tingkat yang lebih tinggi.
b) Pasien mengidentifikasi faktor-faktor yang
menurunkan toleransi aktivitas.
Intervensi :
 Tingkatkan tirah baring/duduk. Berikan lingkungan yang tenang;
batasipengunjung sesuai keperluan.
Rasional: meningkatkan istirahat dan ketenangan.
 Ubah posisi dengan sering. Berikan perawatan kulit yang baik.
Rasional: meningkatkan fungsi pernapasan dan meminimalkan
tekanan padaarea tertentu untuk menurunkan risiko kekurangan
jaringan.
 Tingkatkan aktivitas sesuai toleransi, bantu melakukan latihan
rentang geraksendi pasif/aktif.
Rasional: tirah baring lama dapat menurunkan kemampuan. Ini
dapat terjadi karena keterbatasan aktivitas yang mengganggu
periode istirahat.
 Dorong penggunaan tekhnik manajemen stress. Contoh relaksasi
progresif visualisasi, bimbingan imajinasi.
Rasional: meningkatkan relaksasi dan penghematan energy,
memusatkan kembali perhatian dan dapat meningkatkan koping.
 Kolaborasi pemberian obat sesuai indikasi: sedatif, agen
antiansietas, contoh diazepam (valium); lorazepam(ativan)
Implementasi dan Evaluasi
DX IMLEMENTASI DIGNOSA
S : - Pasien masih
sering merasa haus
saat mual-muntah
datang
1. 1. Melakukan transfusi cairan Pasien sudah mulai
Defisit sesuai indikasi . mauminum
volume 2. Memantau TTV O : - Bibir masih
cairan 3. Mengkaji turgor kulit, terlihat kering
b.d membran mukosa, Timbang -Turgor mulai
asupan BB pasien dan bandingkan membaik
cairan dengan standar Wajah mulai tampak
yang 4. Menganjurkan peningkatan segar TD :100/70
tidak asupan RR : 22 x/menit N :
adekuat minumanberkarbonat 84 x/menit S :36.6°C
A : Masalah belum
teratasi
P : Intervensi
dilanjutkan
DX IMLEMENTASI DIGNOSA
S : Pasien
mengatakan mual-
muntah berkurang,
1. Memberikan obat antiemetik nafsu makan pasien
yang diprogramkan dengan sudah bertambah
dosis rendah, misalnya O:
Phenergan 10-20mg/i.v K.Usedang
2.
2. Menganjurkan makan dalam Pasien tampak
Perubaha
porsi kecil tapi sering menghabiskan
n nutrisi
3. Menganjurkan untuk makanannya dalam
kurang
meghindari makanan porsi yang telah
dari
yangberlemak ditentukan
kebutuha
4. Menganjurkan untuk makan- Pasien sudah jarang
n b.d
makanan selingan seperti muntah ketikamakan
mual
biskuit, roti, dan teh - TD :110/70
muntah
5. Mencatat intake TPN, jika RR : 22 x/menit N :
intake oral tidak dapat 80x/menit
diberikan pada S : 36,0°C
periodetertentu A : Masalah teratasi
sebagian
DX IMLEMENTASI DIGNOSA
S : Pasien
1. Meningkatkan tirah
mengatakan
baring/duduk.
sudah mulai
2. Memberikan lingkungan
relaks, mulai
yang tenang,
bisa mengambil
3. membatasi pengunjung
minum sendiri
Intolera sesuai keperluan
O : - K.U mulai
nsiaktifi 3. Meningkatkan aktivitas
membaik
tas sesuai toleransi, bantu
- Pasien nampak
b.d melakukan latihan
lebih segar dari
kelema gerak sendipasif/aktif
sebelumnya
hanfisik 4. Mendorong
A : Masalah
penggunaan tekhnik
teratasi
manajemen stress.
sebagian
Contoh relaksasi
P : Pertahankan
Progresif TERIMAKASIH......
intervensi

Anda mungkin juga menyukai