Anda di halaman 1dari 25

Laporan Kasus

Hiperemesis Gravidarum
\

Oleh:
Nuryandi Khairunanda

Pembimbing
dr. Sudewa, Sp. OG

RSUD DATU SANGGUL


RANTAU - KALIMANTAN SELATAN
2017

1
BAB I

PENDAHULUAN

Kehamilan biasanya ditandai dengan adanya riwayat terlambat haid dan keluhan

mual muntah. Mual dan muntah dalam kehamilan dikenal dengan morning sickness,

dialami 80% wanita hamil. Mual dan muntah adalah gejala yang umum dan wajar

terjadi pada usia kehamilan trimester I . Mual biasanya terjadi pada pagi hari, dapat

juga timbul setiap saat dan pada malam hari. Gejala ini biasanya terjadi 6 minggu

setelah hari pertama haid terakhir dan berlangsung ± 10 minggu. Derajat beratnya mual

dan muntah yang terjadi pada kebanyakan kehamilan sampai dengan gangguan yang

berat dimana keluhan semakin memburuk, menetap, hingga mengganggu aktivitas

sehari-hari dikenal dengan hiperemesis gravidarum.1,2

Hiperemesis gravidarum adalah muntah yang terjadi pada awal kehamilan

sampai umur kehamilan 20 minggu. Keluhan muntah kadang begitu hebatnya sehingga

segala apa yang dimakan dan diminum dimuntahkan sehingga dapat mempengaruhi

keadaan umum dan mengganggu pekerjaan sehari-hari, berat badan menurun, dehidrasi

dan terdapat aseton dalam urin.1,2

Mual dan muntah mempengaruhi hingga 50% kehamilan, kebanyakan

perempuan mampu mempertahankan kebutuhan cairan dan nutrisi dengan diet dan

simptom akan teratasi hingga akhir trimester I. Etiologinya belum diketahui secara

pasti, tetapi adal beberapa ahli yang menyatakan bahwa erat hubungannya dengan

endokrin, biokimia dan psikologis.1,2,3

Penelitian-penelitian memperkirakan bahwa mual dan muntah terjadi pada 50-

90% dari kehamilan. Mual dan muntah terjadi pada 60-80% primigravida dan 40-60%

1
2

multi gravida. Menurut WHO sebagai badan PBB yang menangani masalah bidang

kesehatan, mengatakan bahwa Hiperemesis Gravidarum terjadi diseluruh dunia,

diantaranya negara-negara di benua Amerika dengan angka kejadian yang beragam.

Sementara itu, kejadian Hiperemesis Gravidarum juga banyak terjadi terjadi di Asia

contohnya di Pakistan, Turki dan Malaysia. Sementara itu, angka kejadian Hiperemesis

Gravidarum di Indonesia adalah mulai dari 1% sampai 3% dari seluruh kehamilan

Prevalensi Hiperemesis Gravidarum yang dikeluarkan oleh Departemen Kesehatan

Republik Indonesia (2009), menjelaskan bahwa lebih dari 80% wanita hamil di

Indonesia mengalami mual dan muntah yang berlebihan.1,2,4


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Definisi Hiperemesis Gravidarum.

Hiperemesis gravidarum adalah muntah yang terjadi pada awal kehamilan

sampai umur kehamilan 20 minggu. Keluhan muntah kadang begitu hebatnya sehingga

segala apa yang dimakan dan diminum dimuntahkan sehingga dapat mempengaruhi

keadaan umum dan mengganggu pekerjaan sehari-hari, berat badan menurun, dehidrasi

dan terdapat aseton dalam urin.1-4

2.2. Etiologi

Penyebab mual dan muntah disebabkan oleh pengaktivan pusat muntah di otak.

Muntah merupakan cara dramatis tubuh untuk mengeluarkan zat yang merugikan.

Muntah dapat disebabkan karena makan atau menelan zat iritatif atau zat beracun atau

makanan yang sudah rusak. Beberapa orang menjadi mual dan mungkin muntah karena

mengendarai perahu, mobil atau pesawat terbang. Muntah bisa terjadi selama

kehamilan, terutama pada mingu-mingu pertama dan pada pagi hari. Banyak obat-

obatan, termasuk obat anti kanker dan pereda nyeri golongan opiat seperti morfin,

dapat menyebabkan mual dan muntah. Penyumbatan mekanis pada usus akan

menyebabkan muntah karena makanan dan cairan berbalik arah dari sumbatan tersebut.

Iritasi atau peradangan lambung, usus atau kandung empedu, juga dapat menyebabkan

muntah. Masalah psikis juga dapat menyebabkan mual dan muntah (muntah

psikogenik).1

3
4

Mual dan muntah mempengaruhi hingga 50% kehamilan, kebanyakan

perempuan mampu mempertahankan kebutuhan cairan dan nutrisi dengan diet dan

simptom akan teratasi hingga akhir trimester pertama. Etiologinya belum diketahui

secara pasti, tetapi adal beberapa ahli yang menyatakan bahwa erat hubungannya

dengan endokrin, biokimia dan psikologis.1,2 Faktor-faktor yang menjadi predisposisi

diantaranya:2,3

1. Sering terjadi pada primigravida, mola hidatidosa, diabetes dan hehamilan ganda

akibat peningkatan kadar HCG.

2. Faktor organik : masuknya vili khoriales dalam sirkulasi maternal dan perubahan

metabolik.

3. Faktor psikologik: keretakan rumah tangga, kehilangan pekerjaan, rasa takut

terhadap kahamilan dan persalinan, takut memikul tanggung jawab dan

sebagainya.

4. Faktor endokrin lainnya: hipertiroid, diabetes dan lain-lain.

2.3. Patologi

Dari otopsi wanita yang meninggal karena hiperemesis gravidarum diperoleh

keterangan bahwa terjadi kelainan pada organ-organ tubuh berikut:2

1. Hepar: pada tingkat ringan hanya ditemukan degenerasi lemak sentilobuler tanpa

nekrosis.

2. Jantung: jantung atrofi, kecil dari biasa. Kadang dijumpai perdarahan sub-

endokardial.

3. Otak: terdapat bercak perdaran pada otak.

4. Ginjal: tampak pucat, degenerasi lemak pada tubuli kontorti.


5

2.4. Klasifikasi

Secara klinis hiperemesis gravidarum di bedakan atas 3 tingkatan, yaitu:1,2

1. Tingkat I : muntah yang terus menerus, timbul intoleransi terhadap makanan dan

minuman, berat badan menurun, nyeri epigastrium, muntah pertama keluar

makanan, lendir dan sedikit cairan empedu, dan yang terakhir keluar darah. Nadi

meningkat sampai 100x/ menit dan tekanan darah sistolik menurun. Mata cekung

dan lidah kering, turgor kulit berkurang dan urin sedikit tetapi masih normal.

2. Tingkat II : gejala lebih berat, segala yang dimakan dan diminum dimuntahkan,

haus hebat, subfebril, nadi cepat dan lebih dari 100 – 140x/ menit,tekanan darah

sistolik kurang dari 80 mmHg, apatis, kulit pucat, lidah kotor, kadang ikterus,

aseton, bilirubin dalam urin, dan berat badan cepat menurun.

3. Tingkat III : terjadi gangguan kesadaran (delirium-koma), muntah berkurang

atau berhenti, tetapi dapat terjadi ikterus, sianosis, nistagmus, gangguan jantung,

bilirubin, dan proteinuria.

2.5. Diagnosis

Diagnosis hiperemesis gravidarum diantaranya:1,2

1. Amenore yang disertai muntah hebat, pekerjaan sehari-hari terganggu.

2. Tanda vital: nadi meningkat 100 x / menit, tekanan darah menurun pada keadaan

berat, subfebril dan gangguan kesadaran.

3. Fisik: dehidrasi, kulit pucat, ikterus, sianosis, berat badan menurun, pada vaginal

toucher uterus besar sesuai besarnya kehamilan, konsistensinya lunak, pada


6

pemeriksaan inspekulo seviks berwarna biru. Nyeri tekan perut sedikit bahkan

tidak ada.

4. Pemeriksaan USG: untuk mengetahui kondisi kesehatan kehamilan dan

kemungkinan adanya kehamilan kembar ataupun kehamilan mola hidatidosa.

5. Laboratorium: kenaikan relatif hemoglobin dan hematokrit, keton dan

proteinuria, kadar gula darah, SGOT, SGPT.

2.6. Gejala Klinik.

Mulai terjadi pada trimester pertama. Gejala klinik yang sering dijumpai adalah

nausea, muntah, penurunan berat badan, ptialism (saliva yang berlebihan), tanda-tanda

dehidrasi, hipotensi dan takikardi. Pemeriksaan laboratorium dapat dijumpai

hiponatremi, hipokalemia, dan peningkatan hematokrit.1,2,3

2.7. Diagnosis Banding

Penyakit-penyakit yang sering menyertai wanita hamil dan mempunyai gejala

muntah-muntah yang hebat harus dipikirkan. Beberapa penyakit tersebut antara lain:

1. Appendisitis akut.

Pada pasien hamil dengan appendicitis akut keluhan nyeri tekan perut sangat

menonjol sedangkan pada pasien hamil tanpa appendicitis akut keluhan tersebut

sedikit bahkan tidak ada. Tanda-tanda defance musculare juga bisa dijadikan

petunjuk membedakan hamil dengan appendictis akut dan tanpa appendicitis akut.

2. Ketoasidosis diabetes.

Pasien dicurigai menderita ketoasidosis diabetes jika sebelum hamil mempunyai

riwayat diabetes atau diketahui pertama kali saat hamil apalagi disertai dengan
7

penurunan kesadaran dan pernafasan kussmaul. Perlu dilakukan pemeriksaan

keton, pemeriksaan gula darah, dan pemeriksaan gas darah.

3. Gastritis dan ulkus peptikum.

Pasien dicurigai menderita gastritis dan ulkus peptikum jika pasien mempunyai

riwayat makan yang tidak teratur, dan sering menggunakan NSAID. Keluhan nyeri

epigastrium tidak terlalu dapat membedakan dengan wanita hamil yang tanpa

gastritis/ulkus peptikum karena hampir semua pasien dengan hiperemesis

gravidarum mempunyai keluhan nyeri epigastrium yang hebat. Pasien dengan

gastroenteritis selain menunjukkan gejala muntah-muntah, juga biasanya diikuti

dengan diare. Pasien hiperemesis gravidarum yang murni karena hormon jarang

disertai diare.

4. Hepatitis.

Pasien hepatitis yang menunjukkan gejala mual-muntah yang hebat biasanya sudah

menunjukkan gejala ikterus yang nyata disertai peningkatan Serum Glutamic

Oxaloacetate Transaminase (SGOT) dan Serum Glutamic Pyruvic Transaminase

(SGPT) yang nyata. Kadang-kadang sulit membedakan pasien hiperemesis

gravidarum tingkat III (tanda-tanda kegagalan hati) yang sebelumnya tidak

menderita hepatitis dengan wanita hamil yang sebelumnya memang sudah

menderita hepatitis.

5. Pankreatitis akut

Pasien dengan pankreatitis biasanya mempunyai riwayat peminum alkohol berat.

Gejala klinis yang dijumpai berupa nyeri epigastrium, kadang-kadang agak ke kiri

atau ke kanan. Rasa nyeri dapat menjalar ke punggung, kadang-kadang nyeri


8

menyebar di perut dan menjalar ke abdomen bagian bawah. Pemeriksaan serum

amylase dapat membantu menegakkan diagnosis.

6. Tumor serebri.

Pasien dengan tumor serebri biasanya selain gejala mual-muntah yang hebat juga

disertai keluhan lain seperti sakit kepala berat yang terjadi hampir setiap hari,

gangguan keseimbangan, dan bisa pula disertai hemiplegi. Pemeriksaan CT scan

kepala pada wanita hamil sebaiknya dihindari karena berbahaya bagi janin.

2.8. Komplikasi

Muntah yang terus-menerus disertai dengan kurang minum yang

berkepanjangan dapat menyebabkan dehidrasi. Jika terus berlanjut, pasien dapat

mengalami syok. Dehidrasi yang berkepanjangan juga menghambat tumbuh kembang

janin.1 Oleh karena itu, pada pemeriksaan fisik harus dicari apakah terdapat

abnormalitas tanda-tanda vital, seperti peningkatan frekuensi nadi (lebih dari100 kali

per menit), penurunan tekanan darah, kondisi subfebris, dan penurunan kesadaran.

Selanjutnya dalam pemeriksaan fisis lengkap dapat dicari tanda-tanda dehidrasi, kulit

tampak pucat dan sianosis, serta penurunan berat badan.1

Selain dehidrasi, akibat lain muntah yang persisten adalah gangguan

keseimbangan elektrolit seperti penurunan kadar natrium, klor dan kalium, sehingga

terjadi keadaan alkalosis metabolik hipokloremik disertai hiponatremia dan

hipokalemia. Muntah yang belebihan akan menyebabkan tubuh kehilangan HCL dan

elektrolit terutama kalium sehingga pada saat akut tubuh dalam kondisi alkalosis dan

hipokalemi, sehingga tubuh akan melakukan kompensasi dengan mengeluarkan ion H+

intra sel untuk mengatasi kondisi alkalosis, disamping itu glukoneogenesis akan terjadi
9

dimana hasil sampingnya adalah asam laktat dan benda keton sehingga terdapat benda

keton pada urine dan terjadi kondisi asidosis. Hiperemesis gravidarum yang berat juga

dapat membuat pasien tidak dapat makan atau minum sama sekali, sehingga cadangan

karbohidrat dalam tubuh ibu akan habis terpakai untuk pemenuhan kebutuhan energi

jaringan. Akibatnya, lemak akan dioksidasi. Namun, lemak tidak dapat dioksidasi

dengan sempurna dan terjadi penumpukan asam aseton-asetik, asam hidroksibutirik,

dan aseton, sehingga menyebabkan ketosis. Salah satu gejalanya adalah bau aseton

(buah-buahan) pada napas. Pada pemeriksaan laboratorium pasien dengan hiperemesis

gravidarum dapat diperoleh peningkatan relatif hemoglobin dan hematokrit,

hiponatremia dan hipokalemia, badan keton dalam darah dan proteinuria.1

2.9. Pencegahan

Pencegahan terhadap hiperemesis gravidarum perlu dilaksananakan dengan

jalan memberikan penerangan tentang kehamilan dan persalinan sebagai suatu proses

yang fisiologik, memberikan keyakinan bahwa mual dan kadang-kadang muntah

merupakan gejala yang fisiologik pada kehamilan muda dan akan hilang setelah

kehamilan 4 bulan, menganjurkan mengubah makanan sehari-hari dengan makanan

dalam jumlah kecil, tetapi lebih sering. Makanan yang berminyak dan berbau lemak

sebaiknya dihindarkan. Defekasi hendaknya dapat teratur.1,2,3

2.10. Penatalaksanaan 1-4

1. Obat-obatan.

Apabila keluhan dan gejala tidak mengurang maka diperlukan pengobatan.

Sedativa yang sering diberikan adalah phenobarbital, vitamin yang dianjurkan


10

yaitu vitamin B1 dan B6, antihistamin juga dianjurkan. Pada keadaan lebih berat

diberikan antiemetik seperti prometazin (avopreg), proklorperazin, atau mediamer

B6.

2. Isolasi.

Dilakukan dalam kamar yang tenang, batasi pengunjung / tamu, hanya dokter dan

perawat yang boleh keluar masuk kamar sampai muntah berhenti dan pasien mau

makan. Catat cairan yang masuk dan keluar dan tidak diberikan makan dan minum

dan selama 24 jam. Kadang-kadang dengan isolasi saja gejala-gejala akan

berkurang atau hilang tanpa pengobatan.

3. Terapi psikologik

Perlu diyakinkan kepada penderita bahwa penyakit dapat disembuhkan, hilangkan

rasa takut oleh karena kehamilan, kurangi pekerjaan serta menghilangkan masalah

dan konflik, yang kiranya dapat menjadi latar belakang penyakit ini.

4. Cairan parenteral

Berikan cairan parenteral yang cukup elektrolit, karbohidrat dan protein dengan

glukosa 5% dalam cairan fisiologis sebanyak 2-3 liter sehari. Bila perlu dapat ditambah

kalium dan vitamin, khususnya vitamin B komplek dan vitamin C dan bila ada

kekurangan protein, dapat diberikan pula asam amino secara intra vena.

Dibuat daftar kontrol cairan yang masuk dan yang dikeluarkan. urin perlu

diperiksa sehari-hari terhadap protein, aseton, khlorida dan bilirubin. Suhu dan nadi

diperiksa setiap 4 jam dan tekanan darah 3 kali sehari. Dilakukan pemeriksaan
11

hematokrit pada permulaan dan seterusnya menurut keperluan. Bila selama 24 jam

penderita tidak muntah dan keadaan umum bertambah baik dapat dicoba untuk

diberikan minuman, dan lambat laun minuman dapat ditambah dengan makanan yang

tidak cair.

5. Terminasi Kehamilan

Penghentian kehamilan dilakukan bila keadaan umum memburuk melalui

pertimbangan beberapa aspek meliputi pemeriksaan medik dan psikiatrik, manifestasi

klinis berupa:

a. Gangguan kesadaran : delirium, apatis, somnolen sampai koma, gangguan jiwa

Ensephalopati Wernick.

b. Gangguan penglihatan: perdarahan retina, kemunduran visus.

c. Gangguan faal : hati dalam bentuk ikterus, ginjal dalam bentuk anuria, jantung dan

pembuluh darah dalam bentuk nadi meningkat dan tekanan darah menurun
BAB III

LAPORAN KASUS

3.1. IDENTITAS PASIEN

Nama : Ny. TM

Umur : 23 tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Alamat : Marimpiau

Tanggal masuk : 07/03/2017

No. CM : 135920

3.2. ANAMNESIS

Anamnesis dilakukan secara heteroanamnesis dengan pasien dan keluarga pasien

pada hari Sabtu tanggal 8 Maret 2017.

1. Keluhan Utama :

Pasien datang ke RSUD Datu Sanggul dengan keluhan mual dan muntah.

2. Riwayat Penyakit Sekarang :

Pasien datang ke IGD dengan keluhan mual dan muntah sejak kemarin 15

hari yang lalu. Mual muntah terjadi setelah makan dan minum, namun

muntah yang dialami lebih dari 5 kali per hari dengan volume ¼ - ¾ gelas.

Isi yang dimuntahkan berupa makanan dan minuman yang dikonsumsi

12
13

sebelumnya, pada muntahan tidak terdapat darah. Keluhan mual dan

muntah semakin bertambah berat bila setelah makan dan minum, dan

berkurang saat istirahat. Selain itu pasien juga mengeluh badan terasa lemas

sehingga tak mampu melakukan aktivitas sehari-hari seperti biasanya, bibir

terasa kering, tidak ada keinginan untk makan karena pasien takut muntah.

Pasien tidak ada BAB. Pasien juga mengeluh nyeri ulu hati dan berat badan

menurun. Pasien mengaku tidak ada permasalahan dalam kehidupan rumah

tangganya maupun dalam pekerjaan.

 Riwayat Haid :

Menarche : 12 tahun

Haid : teratur

Siklus : 28 hari

Lama Haid : ± 5-7 hari

Hari Pertama Haid Terakhir : 29 November 2016

Hari Perkiraan Lahir : 05 September 2017

 Riwayat Nikah :

Merupakan pernikahan yang pertama dan sudah sudah berjalan 1,5 tahun.

 Riwayat Obstetri :

1. Hamil ini.

 Riwayat Keluarga Berencana (KB) :

Pasien mengaku tidak menggunakan KB

 Riwayat Ante Natal Care (ANC) :

Pasien memeriksakan kehamilannya di bidan 1 kali

 Riwayat Penyakit Dahulu


14

- Riwayat Hipertensi : disangkal

- Riwayat Diabetes Melitus : disangkal

- Riwayat Asma : disangkal

- Riwayat Penyakit Jantung : disangkal

- Riwayat Alergi Obat : disangkal

- Riwayat Gastritis : disangkal

- Riwayat penyakit selama kehamilan: disangkal

 Riwayat Penyakit Keluarga

- Riwayat Hipertensi : disangkal

- Riwayat Diabetes Melitus : disangkal

- Riwayat Asma : disangkal

- Riwayat Penyakit Jantung : disangkal

 Riwayat Sosial Ekonomi

Pasien merupakan ibu rumah tangga, sedangkan suami bekerja sebagai

pedagang.

3.3. PEMERIKSAAN FISIK

Status internus

 Keadaan Umum : tampak lemas

 Kesadaran : composmentis

 Tanda Vital :

 Tekanan Darah : 110 / 80 mmHg


15

 Nadi : 120 x / menit, isi dan tegangan kurang

 Pernapasan : 22 x / menit, teratur

 Suhu : 36,2 0C

 Mata : mata cekung (+/+), konjungtiva palpebra anemis (-/-),

sklera ikterik (-/-)

 Telinga : discharge (-/-)

 Hidung : discharge (-/-), napas cuping hidung (-/-)

 Mulut : sianosis (-), bibir kering (+)

 Leher : pembesaran kelenjar getah bening (-)

 Thorak :

Cor : BJ I, II reguler, bising (-)

konfigurasi jantung dalam batas normal

Pulmo : SD vesikuler (+/+), rhonki (-/-), wheezing (-/-)

 Abdomen : Turgor kulit baik, bising usus (+) , nyeri

tekan epigastrium (+)

 Ekstremitas :

Superior Inferior

Edema -/- -/-

Akral dingin -/- -/-

Status obstertri

Abdomen : Distensi (-), bising usus (+) normal, nyeri tekan (-), TFU 1 jari d atas

simpisis.
16

VT : fluxus (-) H (-)

Uterus b/c ~ 14-16 minggu

APCD normal

3.4. PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. Darah rutin

Pemeriksaan Hasil Nilai Normal

WBC 8,0 [10^3/mm3] 4.0 - 11.0

RBC 5.03^6/mm3] 4.0 - 5.50

HGB 11,4 g/dL 12.0 – 15.0

HCT 34 % 35.0 – 47.0

PLT 124 [10^3/mm3] 150– 400

GDS 94 kurang dari140

HbSAg -

B20 -

2. Urine lengkap

Pemeriksaan Hasil

Warna Kuning tua

Kejernihan Agak keruh

Protein +1

Leukosit 5-10
17

Bakteri +

Keton +3
18

3. USG

USG : GS tunggal intra uterine

CRL 8,05 cm ~ 15 W 2 D

EDD : 4/9/2017

FHB (+) FM (+)

3.5. DIAGNOSA KERJA

G1P0000, hamil 15-16 minggu.

Hiperemesis Gravidarum grade II

3.6. PENATALAKSANAAN

 Infus RL : D5% 28 tpm + drip B12 1 ampul


 Injeksi Ondansetron 1 x 1 ampul
 Mediamer B6 3 x 1 tablet

3.7. PROGNOSIS

Quo Ad Visam : dubia ad bonam

Quo Ad Sanam : dubia ad bonam

Quo Ad fungionam : dubia ad bonam

Quo Ad Vitam : dubia ad bonam


19

3.8. FOLLOW UP

Hari Hp 1 Hp 2

Perawatan (8/03/2017) (9/03/2017)

Subyektif Mual (+) Mual (-)

Muntah(-) Muntah(-)

BAB (-) BAB (-)

Objektif TD : 120 /90 TD : 120/80

N : 88 N : 80

Nyeri tekan epigastrium + Nyeri tekan epigastrium –

BU + normal BU + normal

Assesment G1P000 15-16 mgg HEG gr II G1P000 15-16 mgg HEG gr II

+ ISK + ISK

Planning Ivfd Rl : D10 3:1 28 tpm Ivfd Rl : D10 3:1 28 tpm

Inj Ondansentron 3x1 amp Ondansentron 3x8mg tab

Inj Rantidin 3x1 am Antasida 3x1C

Antasida 3x1C Cefixim 2x100mg

Pronavit 1x1
BAB IV

PEMBAHASAN

Pada laporan kasus ini akan dibahas pasien Ny. TM usia 23 tahun, G1P0A0,

hamil 15-16 minggu dengan hiperemesis gravidarum. Pasien datang ke IGD RSUD

Datu Sanggul dengan keluhan mual dan muntah sejak kemarin 15 hari yang lalu. Mual

muntah terjadi setelah makan dan minum, namun Muntah yang dialami lebih dari 5

kali per hari dengan volume ¼ - ¾ gelas. Isi yang dimuntahkan berupa makanan dan

minuman yang dikonsumsi sebelumnya, pada muntahan tidak terdapat darah. Keluhan

mual dan muntah semakin bertambah berat bila setelah makan dan minum. Selain itu

pasien juga mengeluh badan terasa lemas sehingga tak mampu melakukan aktivitas

sehari-hari seperti biasanya, bibir terasa kering, Pasien tidak makan karena pasien takut

muntah. Pasien tidak BAB. Pasien juga mengeluh nyeri ulu hati dan berat badan

menurun. Pasien mengaku tidak ada permasalahan dalam kehidupan rumah tangganya

maupun dalam pekerjaan.

Riwayat haid pasien: menarche pada usia 12 tahun, haid teratur dengan siklus

28 hari, lama haid ± 5-7 hari, HPHT 29-11-2016 sehingga HPL 5-8-2017. Riwayat

pernikahan: berumah tangga selama 1,5 tahun, merupakan pernikahan yang pertama.

Riwayat Obstetri : G1P000. Riwayat KB: ibu tidak memakai KB. Pasien ANC di bidan

1 kali.

Pada kasus ini, pasien didiagnosis dengan hiperemesis gravidarum karena

berdasarkan anamnesis pada pasien ini ditemukan adanya gejala mual dan muntah,

dimana keluhan tersebut sampai menggangu aktivitas sehari-hari sampai pekerjaanya.

20
21

Muntah tersebut juga menimbulkan komplikasi dehidrasi karena kekurangan cairan

yang diminum dan kehilangan cairan karena muntah. Pada pemeriksaan fisik

didapatkan keadaan umum tampak lemas, tekanan darah 110 / 80 mmHg, nadi 120 x /

menit, frekuensi pernapasan 22x / menit, teratur, suhu 36,2 0C, mata cekung (+/+),

konjungtiva palpebra anemis (-/-) dan bibir kering (+).

Dimana hiperemesis gravidarum adalah muntah yang terjadi pada awal

kehamilan sampai umur kehamilan 20 minggu. Keluhan muntah kadang begitu

hebatnya sehingga segala apa yang dimakan dan diminum dimuntahkan sehingga dapat

mempengaruhi keadaan umum dan mengganggu pekerjaan sehari-hari, berat badan

menurun, dehidrasi dan terdapat aseton dalam urin.1-4

Secara klinis hiperemesis gravidarum di bedakan atas 3 tingkatan, yaitu:

Tingkat I : Muntah yang terus menerus, timbul intoleransi terhadap makanan dan

minuman, berat badan menurun, nyeri epigastrium, muntah pertama keluar makanan,

lender dan sedikit cairan empedu, dan yang terakhir keluar darah. Nadi meningkat

sampai 100x/ menit dan tekanan darah sistolik menurun. Mata cekung dan lidah kering,

turgor kulit berkurang dan urin sedikit tetapi masih normal. Tingkat II : Gejala lebih

berat, segala yang dimakan dan diminum dimuntahkan, haus hebat, subfebril, nadi

cepat dan lebih dari 100 – 140x/ menit,tekanan darah sistolik kurang dari 80 mmHg,

apatis, kulit pucat, lidah kotor, kadang ikterus, aseton, bilirubin dalam urin, dan berat

badan cepat menurun. Tingkat III : terjadi gangguan kesadaran (delirium-koma),

muntah berkurang atau berhenti, tetapi dapat terjadi ikterus, sianosis, nistagmus,

gangguan jantung, bilirubin, dan proteinuria.1,2,3


22

Tanda kehamilan yang didapat pada anamnesis penderita ini adalah adanya

riwayat telat haid sejak tanggal 29 Desember 2016, pasien sudah melakukan tes

kehamilan dengan hasil yang positif.

Pasien dimasukan dalam hiperemesis gravidarum tingkat II, karena muntah

yang terus menerus, pasien tidak bisa makan karena takut muntah, berat badan

menurun, nyeri epigastrium, muntah pertama keluar makanan, frekuensi nadi cepat,

mata cekung dan bibir kering serta terdapat benda keton di urine. Terdapat

trombositopenia serta GDS 94 pada pemerikasaan darah rutin. Pada urine ditemukan

bakteri dan leukosit 5-10, yang menunjukkan pasien menderita ISK asimptomatik

karena tidak menimbulkan gejala. Pada pasien juga ditemukan keton +3 dimana hal itu

terjadi karena ketogenesis yang disebabkan tubuh kekurangan glukosa. Muntah yang

belebihan akan menyebabkan tubuh kehilangan HCL dan elektrolit terutama kalium

sehingga pada saat akut tubuh dalam kondisi alkalosis dan hipokalemi sehingga tubuh

akan melakukan kompensasi dengan mengeluarkan ion H+ intra sel untuk mengatasi

kondisi alkalosis, disamping itu glukoneogenesis akan terjadi dimana hasil sampingnya

adalah asam laktat dan benda keton sehingga pada orang HEG benda keton (+) dan

terjadi kondisi asidosis. Pada pemerikasaan USG tidak ditemukan tanda-tanda gemeli

atau mola hidatidosa.

Penatalaksanaan hiperemesis gravidarum dibedakan menjadi rehidrasi dan

koreksi elektrolit, isolasi, terapi nutrisi, terapi dengan obat-obatan, dan psikoterapi.

Terapi cairan dilakukan untuk mengatasi dehidrasi dengan pemberian cairan rehidrasi.

Umumnya kehilangan air dan elektrolit diganti dengan cairan isotonik, misalnya Ringer

Laktat, ringer asetat atau normal salin. Cairan yang digunakan untuk memperbaiki

keadaan pasien ini adalah kristaloid yaitu Ringer Laktat, dengan pertimbangan bahwa
23

pada pasien terjadi penurunan volume cairan intravaskuler dan kecenderungan defisit

cairan intraseluler dan interstisial. Resusitasi dikatakan adekuat bila terdapat parameter

seperti tekanan darah arteri rata-rata 70-80 mmHg, denyut jantung kurang dari 100x per

menit, ekstremitas hangat dengan pengisian kapiler baik, susunan saraf pusat baik,

produksi urine baik 0.5-1 ml

Pada pasien ini diberikan terapi obat-obatan antara lain rehidrasi 600 cc / 2 jam

pertama, infus RL : D10 (3:1) 28 tpm, injeksi Ondansetron 3 x 8mg, ranitidin 3x1

amp, antasid 3 x 1 cth, promavit 1x1, serta cefixim 3x100 untuk pengobatan ISK nya.
DAFTAR PUSTAKA

1. Prawirohardjo S,Wiknjosastro H. 2007. Hiperemesis Gravidarum. Dalam: Ilmu


Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Hal 814-
818.
2. Mochtar, R., Sofian, A. 2012. Hiperemesis Gravidarum. Dalam: Sinopsis
Obstetri. Jakarta: EGC. Hal 141-142.
3. Tim Obsgin RSUD Ulin- FK UNLAM. 2008. Hiperemesis Gravidarum. Dalam:
Kegawatdaruratan Obstetri dan Ginekologi. Banjarmasin: Bagian/SMF Obstetri
dan Ginekologi RSUD ULIN – FK UNLAM Banjarmasin. Hal 51-52.
4. Ogunyemi DA. Hyperemesis Gravidarum. Emedicine. Available from:
http://www.emedicine.com (Accesed : 18 Maret 2013).
5. Achadiat. Chrisdiono. 2003. Prosedur Tetap Obstetri dan Ginekologi. Jakarta:
EGC
6. Guyton, Arthur C. dan John E. Hall. 1997. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran.
Edisi 9. Jakarta: EGC
7. Manuaba, Ida Bagus Gde. 1998. Ilmu Kebidannan, Penyakit Kandungan dan
Keluarga Berencana untuk Pendidikan Bidan. Jakarta EGC.

24

Anda mungkin juga menyukai