Anda di halaman 1dari 34

RESPONSI

HIPEREMESIS GRAVIDARUM

Disusun Oleh:
Risa Qohardita 201810401011070

Pembimbing :
dr. Dwinanto Ananda M, Sp.OG.

SMF ILMU PENYAKIT KANDUNGAN DAN KEBIDANAN


RSU HAJI SURABAYA
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
1
2019
Pendahuluan
 100% Wanita hamil → Riwayat terlambat haid
 91% Wanita hamil → Nausea dan Vomiting → 2% (Rawat Inap)
 Morning sickness Vs Hiperemesis gravidarum
 HEG : Muntah → Intoleransi makanan mengganggu KU, aktivitas
sehari-hari, dehidrasi , BB turun, keton uri, elektrolit imbalance →
Maternal dan Fetal.

2
Etiologi
 Etiologi dari HEG masih menjadi teka-teki dan multifaktorial.

 Hiperemesis gravidarum diyakini terjadi akibat adanya interaksi


antara faktor endokrin, imunologi gastrointestinal, enzim
metabolik, defisiensi nutrisi, anatomi dan psikologi.

3
Endokrin
1. Human Chorionic Gonadotropin (HCG)
Peningkatan signifikan dari HCG pada ibu dengan hiperemesi gravidarum 
merangsang proses sekresi saluran pencernaan atas
2. Progesteron
3. Estrogen
Estrogen ↑ mengakibatkan delayed gastric emptying dan menigkatkan intestinal
transite time yang dapat menyebabkan perubahan pH pada GIT dapat
meningkatkan risiko infeksi H. Pylori sehingga dapat mengakibatkan munculnya
gejala GIT.
4.Thyroid Hormone
5.Leptin
6.Adrenal Cortex
7.Growth hormone dan prolactin 4
Imunologi
Pada ibu hamil terjadi perubahan sistem humoral maupun
mediated, kemungkinan untuk melindungi janin dari sistem imun
ibu. HG dikatakan timbul akibat dari overaktivasi dari sistem imun
yang berhubungan dengan sintesis hormon kehamilan.

5
Gastrointestinal
1. Tekanan spingter bawah esophagus → gejala gastrointestinal
reflux selama hamil. (yang diakibatkan karena meningkatnya
estrogen dan progesteron)
2. Sekresi cairan di GIT
HG kemungkinan muncul akibat distensi dari GIT bagian atas
karena peningkatan sekresi dan akumulasi cairan dalam lumen
lambung. Peningkatan sekresi cairan merupakan hal yang fisiologis
pada ibu hamil, karena berhubungan dengan sekresi cairan amnion.

6
Etiologi
Etiologi yang terakhir adalah Psikologi

7
Etiologi

8
Klasifikasi
 I : Muntah, Intoleransi makanan, nyeri epigastric, nadi > 100,
Sistole menurun, mata cowong, lidah kering, urin sedikit tapi dbn
 II : Gejala lebih berat, haus hebat, subfebris, nadi 100-140, sistolik
< 80, apatis, kulit pucat, ikterus, bilirubinuria, BB turun.
 III : gangguan kesadaran, muntah berkurang/berhenti, kterus,
sianosis, nistagmus, gangguan jantung, bilirubin, dan proteinuria
dalam urin

9
Anamnesis
 kehamilan, yang disertai muntah hebat, trimester 1+TRIAD
 Amenorea, tanda kehamilan muda, mual, dan muntah.seperti
stres, lingkungan sosial pasien, asupan nutrisi dan riwayat
penyakit sebelumnya (hipertiroid, gastritis, penyakit hati, diabetes
mellitus, dan tumor serebri).
 Perkembangan janin

10
Pemeriksaan Fisik
 KU, TTV, Tanda Dehidrasi, UK

11
Pemeriksaan Penunjang
 DL, UL, GDA, SE, USG, LVT, RVT.
1. Hipertiroid dapat dilakukan pemeriksaan fungsi tiroid “TSH dan T4”.
2.infeksi gastrointestinal dapat dilakukan pemeriksaan antibodi Helicobacter
pylori.
 Analisa gas darah (asidosis metabolik)
 USG penting dilakukan untuk mendeteksi adanya kehamilan ganda ataupun
mola hidatidosa.
 Keton : muntah → Berkurangnya cadangan energi → glukoneogenesis
dengan mengoksidasi asam lemak.

12
Manajemen
 Antiemetik dan vitamin
 Psikologik, hilangkan rasa takut oleh karena kehamilan, kurangi
pekerjaan serta menghilangkan masalah dan konflik, yang kiranya
dapat menjadi latar belakang penyakit ini.
 Bila selama 24 jam penderita tidak muntah dan keadaan umum
bertambah baik dapat dicoba untuk diberikan minuman, dan
lambat laun minuman dapat ditambah dengan makanan yang
tidak cair.

13
Manajemen
Hiperemesis gravidarum tingkat II dan III harus dirawat inap di
rumah sakit.
1.Semua yang dimakan dan diminum dimuntahkan, apalagi bila
telah berlangsung lama
2.Berat badan turun lebih dari 1/10 dari berat badan normal
3.Dehidrasi, yang ditandai dengan turgor yang kurang dan lidah
kering
4.Adanya aseton dalam urine.

14
Penghentian kehamilan. Delirium, kebutaan, takikardi, ikterus,
anuria dan perdarahan.
Abortus terapeutikus:
 Ikterus
 Delirium atau koma
 Nadi yang naik berangsur-angsur sampai di atas 130 kali/menit
 Suhu meningkat di atas 38 oC
 Perdarahan dalam retina
 Uremi, proteinuri, silinder yang merupakan tanda-tanda
intoksikasi
15
Differential Diagnosis

16
Diet

1. Makan ketika lapar, tanpa memperdulikan waktu makan normal


2. Makan sedikit tetapi sering
3. Hindari makanan berlemak dan pedas. Banyak makan makanan
kering atau hambar
4. Jangan minum vitamin besi
5. Biskuit di pagi hari

17
Komplikasi
 Maternal : akibat defisiensi tiamin (B1) akan menyebabkan teradinya
diplopia, palsi nervus ke-6, ataksia, dan kejang. Jika hal ini tidak segera
ditangani akan terjadi psikosis korsakoff (amnesia, menurunnya kemampuan
untuk beraktivitas), ataupun kematian. Komplikasi yang perlu diperhatikan
adalah Ensephalopati Wernicke. Gejala yang timbul dikenal sebagai trias
klasik yaitu paralisis otot-otot ekstrinsik bola mata (oftalmoplegia), gerakan
yang tidak teratur (ataksia), dan bingung.
 Fetal : penurunan berat badan yang kronis akan meningkatkan kejadian
gangguan pertumbuhan janin dalam rahim (IUGR).

18
Komplikasi

19
Prognosis
 Hyperemesis gravidarum merupakan self-limited
 Baik jika ditangani secara benar
 Fatal jika tidak ditangani secara benar → Komplikasi

20
Identitas Pasien
 Nama : Ny. R. W
 Umur : 20 Tahun
 Suku : Jawa
 Agama : Islam
 Pendidikan : SMA
 Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
 Status : Menikah
 Alamat : Surabaya
 MRS : 23-06-2019 / 15:00 WIB

21
Anamnesis
 Keluhan Utama : Mual-muntah
 Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien hamil datang ke PONEK RSU Haji Surabaya diantar oleh keluarganya
pada tanggal 23/06/2019 pukul 15.10 dengan keluhan mual dan muntah terus
menerus sejak 4 hari yang lalu, Pasien mengeluhkan muntah kurang lebih 20 kali hari
ini, muntah warna kuning, muntahan ampas makanan dan cairan, darah (-). Pasien
tidak bisa makan dan minum karena semua yang dimakan dan diminum langsung
dimuntahkan, sehingga tidak ada makanan dan minuman yang masuk sama sekali.
Setiap kali muntah kurang lebih 1/2 gelas air mineral. muntah setelah makan pisang
goreng
Pasien juga mengeluh lemas badan, nyeri ulu hati. dan BAK terakhir warna kencing
kuning pekat, darah pada air kencing (-), BAB (+). panas badan (-) sakit kepala (-),
diare (-), Diare (-), sembelit (+), pusing (+) berputar,pasien merasa haus. Terakhir
makan 06.00 dan terakhir minum 15.00 sebelum ke IGD. BAK 3x/hari dan BAB 1x/ 22
3
hari.
Anamnesis
 Riwayat Penyakit Dahulu
 Hipertensi : disangkal
 Diabetes mellitus : disangkal
 Asma : disangkal
 Alergi : disangkal
 Maag / gastritis : (+), sejak SMA
 Pasien sudah 3x MRS dengan keluhan yang sama

23
Anamnesis
 Riwayat Penyakit Keluarga
 Hipertensi : disangkal
 Diabetes mellitus : disangkal
 Asma : disangkal
 Alergi : Ranitidine dan Primperan.
 Riwayat Psikososial (RPSos)
Pasien sehari-hari menghabiskan waktunya di dalam rumah bersama mertua
pasien, pasien tidak merokok dan tidak minum alkohol, saat ini suami pasien sedang
menempuh pendidikan di universitas di surabaya. pasien juga tidak stress.

24
Anamnesis
 Riwayat Haid
 Menarche : 16 tahun
 Siklus : ± 30 hari, teratur
 Lama : 5 hari
 Dismenorhea : (+), Hari pertama
 HPHT : 14-03-2019
 TP : 21-12-2019
 UK : 13-15 minggu

25
Anamnesis
 Riwayat Perkawinan
 Menikah : 1 Kali
 Lama menikah : 1,5 Tahun
 Riwayat Kehamilan dan Persalinan
 1. Hamil ini

 Riwayat ANC : 2x di dr Soetomo da di puskesmas

 Riwayat KB : -

26
Pemeriksaan Umum
 Keadaan umum : Tampak lemah
 Kesadaran : Compos Mentis. GCS : 456
 Tinggi badan : 157 cm
 Berat badan : 45 kg
 BMI : 18,5
Vital Sign
 Tekanan darah : 108 / 80 mmHg
 Nadi : 102 x / menit
 Suhu (axiller) : 36,9°C
 RR : 21 x / menit
 Sp02 : 98%
27
Pemeriksaan Fisik
Status Generalis. Kulit pucat
 Kepala : A / I / C / D : - / - / - / -, Mata cowong (+), Bibir kering (+), Lidah kering (+)
 Leher : Pembesaran KGB (-)
 Thorax : Bentuk normal, gerak simetris
 Pulmo : Suara nafas vesikuler, Rh - / - , Wh - / -
 Cor : S1S2 tunggal, murmur (-), gallop (-)
 Abdomen : I = Flat , jejas (-), strie (-)
A = BU (+) normal
P = nyeri tekan epigastrium (+), turgor dbn, NKCVA (-/-), Mc Burney (-)
P = timpani
 TFU : 3 jari diatas simfisis, teraba massa (-)
 Ekstremitas : akral hangat + + oedem - -
28
kering pucat - - - -
Resume
 Ny. R.W, 20 thn
 G1 P0000 A0000 UK 13-15 Minggu
 Nausea dan Vomiting
 Intoleransi makanan dan minuman
 Lemas badan dan kulit pucat
 Nyeri epigastrik
 HPHT : 14-03-2019
 TP : 27-12-2019
 UK : 13-15 minggu
 Tensi 108/80 mmHg, Nadi 102x/menit, Mata cowong, Bibir kering, dan Lidah
kering.
29
Assesment
 GI P0000 A000 UK 13-15 minggu T/H/IU + HEG grade II + Dehidrasi ringan-
sedang

30
Planning
 Diagnosis → DL, UL, SE, RFT, GDA, USG.
 Terapi
- MRS dan Bed rest
- Infus RL I Grojok
- Infus D5 : RL = 3:2
- Inj. Ondancetron 3x1 ampul
- Inj. Lansoprazole 2x1 ampul
- Konsul ahli gizi untuk diet hiperemesis grade II
 Monitoring
– Vital Sign (Tensi, Nadi, RR, suhu)
– Keluhan Pasien
– Urine Output
31
– Tanda-tanda dehidrasi
Pemeriksaan penunjang
Darah Lengkap
 UL Sedimen uri:
 Hb : 13.2 g/dl
 BJ : 1.015  Ery : 0-1
 Leukosit : 13.770 / mm3
 pH : 8.0  Leko : 0-1
 Trombosit : 221.000/mm3
 Nitrit : (-)  Cylind :0
 Hct : 38.3%
 Protein : (-)  Ephytel : 0-1
 BJ Plasma : 1.023
 Glukosa : (-)  Bact :-
Kimia Klinik
 Keton : 150 mg/dl (+4)  Cryst :-
 GDA : 77 mg/dl
 Urobilin : dbn
 Albumin : 4.1 g/dl
 Bilirubin : (-)
K/Na/Cl
 K : 3.7 mmol / L
 Na : 146 mmol /L
 Cl : 105 mmol/L
32
Edukasi
 Memberitahukan kepada ibu dan keluarga mengenai kondisi kehamilan ibu merupakan
suatu hal yang wajar dan sering dialami oleh ibu-ibu hamil usia muda lainnya dan akan
hilang dengan sendirinya seiring bertambah usia kehamilan
 Menjelaskan kepada pasien untuk melakukan pemeriksaan tambahan untuk memastikan
diagnosis dan menyingkirkan kemungkinan penyebab lainnya
 Menjelaskan kepada pasien tentang efek samping obat yang diberikan
 Memberitahukan kepada pasien untuk melakukan pemeriksaan tambahan untuk
memastikan diagnosis
 Menjelaskan kepada pasien untuk mengikuti diet makanan selama keluhan masih ada
(Makan sedikit –sedikit tapi sering).
 Prognosis = Dubia et Bonam

33
DAFTAR PUSTAKA
1.Prawirohardjo S,Wiknjosastro H. 2016. Hiperemesis Gravidarum. Dalam: Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Hal 814-818.
2.Mochtar, R., Sofian, A. 2012. Hiperemesis Gravidarum. Dalam: Sinopsis Obstetri. Jakarta: EGC. Hal 141-142.
3.Tim Obsgin RSUD Ulin- FK UNLAM. 2008. Hiperemesis Gravidarum. Dalam: Kegawatdaruratan Obstetri dan Ginekologi. Banjarmasin: Bagian/SMF Obstetri dan
Ginekologi RSUD ULIN – FK UNLAM Banjarmasin. Hal 51-52.
4.Dotun, Ogunyemi DA. Hyperemesis Gravidarum. Emedicine. Available from: http://www.emedicine.com (Accesed : 22 Mei 2019).
5.Verberg MFG, Gillott DJ dan Grudzinskas JG. 2005. Hyperemesis Gravidarum, a literature review. Human Reproduction Update.vol 11. No.5. pp. 527-539.
6.Khan Feras H, MD. 2016. Hyperemesis Gravidarum in Emergency Medicine. Medscape Jan 08 2016. Medscape Refference Available from URL :
http://emedicine.medscape.com/article/796564-overview.
7.Goldberg D, Szilagyi A, Graves L: Hyperemesis gravidarum and Helicobacter pylori infection: a systematic review. Obstet Gynecol 2007, 110:695-703.
8.Wibowo B, Soejoenoes A. Hiperemesis Gravidarum. Dalam: Wiknjosastro H. Ilmu Kebidanan. Edisi ketiga. Cetakan ketujuh. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo. 2005. hal 275-279
9.Mansjoer A. Kapita Selekta Kedokteran Jilid Pertama. Edisi ketiga. Jakarta: Media Aesculapius FKUI. 2001. hal 259-260
10.Sastrawinata S, Martaadisoebrata D, Wirakusumah FF. Ilmu Kesehatan Reproduksi: Obstetri Patologi. Edisi kedua. Jakarta: EGC. 2004. hal 64-67
Moeloek FA. Hiperemesis Gravidarum. Standar Pelayanan Medik: Obstetri dan Ginekologi. Jakarta: Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia. 2006. hal 21-22.
11. Castillo MJ, 2015, Hyperemesis Gravidarum : A Holistic Overview and Approach to Clinical Assessment and Management.
Continuing Education. J Perinat Neonat Nurs VOl 29 number 1, 12-22. Wolters Kluwe Health.

34

Anda mungkin juga menyukai