Anda di halaman 1dari 38

MAKALAH HIPEREMESIS GRAVIDARUM

TINJAUAN TEORITIS HIPEREMESIS GRAVIDARUM

 BAB II

Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah berlebihan pada wanita hamil sampai
mengganggu pekerjaan sehari-hari karena pada umumnya menjadi buruk karena terjadi dehidrasi
(Rustam Mochtar, 1998).
Mual dan muntah biasanya terjadi pada pagi hari, tetapi dapat timbul setiap saat bahkan
malam hari. Gejala-gejala ini kurang lebih terjadi 6 minggu setelah hari pertama haid dan
berlangsung selama kurang lebih 10 minggu.
Hiperemesis Gravidarum (Vomitus yang merusak dalam kehamilan) adalah nousea dan
vomitus dalam kehamilan yang berkembang sedemikian luas sehingga menjadi efek sistemik,
dehidrasi dan penurunan berat badan (Ben-Zion, MD, Hal:232)
Hiperemesis diartikan sebagai muntah yang terjadi secara berlebihan selama kehamilan
(Hellen Farrer, 1999, hal:112)
A.    Etiologi
Penyebab Hiperemesis gravidarum belum diketahui secara pasti. Frekuensi kejadian adalah 2
per 1000 kehamilan. Faktor-faktor predisposisi yang dikemukakan (Rustam Mochtar, 1998)
o   Umumnya terjadi pada Primigravida, mola hidatidosa, diabetes dan kehamilan ganda akibat
peningkatan kadar HCG
o   Faktor organik, yaitu karena masuknya viki khoriales dalam sirkulasi maternal dan perubahan
metabollik akibat kehamilan serta resitensi yang menurun dari pihak ibu terhadap perubahan –
perubahan ini serta adanya alergi yaitu merupakan salah satu respon dari jaringan ibu terhadap
janin.
o   Faktor ini memegang peranan penting pada penyakit ini. Rumah tangga yang retak, kehilangan
pekerjaan, takut terhadap kehamilan dan persalinan, takut terhadap tanggungan sebagai ibu dapat
menyebabkan konflik mental yang dapat memperberat mual dan muntah sebagai ekspresi tidak
sadar terhadap keengganan menjadi hamil atau sebagai pelarian kesukaran hidup.
 Faktor endokrin lainnya : hipertyroid, diabetes dan lain-lain.
B.     Patologi
Pada otopsi wanita meninggal karena Hiperemesis  gravidarum diperoleh keterangan bahwa
terjadinya kelainan pada organ-organ tubuh adalah sebagai berikut :
  Hepar : pada tingkat ringan hanya ditemukan degenerasi lemak sentrilobuler tanpa nekrosis
  Jantung : jantung atrofi, menjadi lebih kecil dari biasa. Kadang kala dijumpai perdarahan sub-
endokardial
  Otak : terdapat bercak-bercak perdarahan otak dan kelainan seperti pada ensepalopati wirnicke
  Ginjal : ginjal tampak pucat dan degenerasi lemak dapat ditemukan pada tubuli kontorti   
C.    Patofisiologi
Perasaan mual adalah akibat dari meningkatnya kadar estrogen yang biasa terjadi pada
trimester I. bila perasaan terjadi terus-menerus dapat mengakibatkan cadangan karbohidrat dan
lemak habis terpakai untuk keperluan energi. Karena oksidasi lemak yang tak sempurna,
terjadilah ketosis dengan tertimbunnya asam aseto-asetik, asam hidroksida butirik dan aseton
darah. Muntah menyebabkan dehidrasi, sehingga caira ekstraseluler dan plasma berkurang.
Natrium  dan klorida darah turun. Selain itu dehidrasai menyebabkan hemokonsentrasi, sehingga
aliran darah ke jaringan berkurang. Hal ini menyebabkan jumlah zat makanan dan oksigen ke
jaringan berkuang pula tertimbunnya zat metabolik yang toksik. Disamping dehidrasi dan
gangguan keseimbangan elektrolit. Disamping dehidraasi dan gangguan keseimbangan elektrolit,
dapat terjadi robekan pada selaput lendir esofagus dan lambung (sindroma mollary-weiss),
dengan akibat perdarahan gastrointestinal.
D.    Tanda dan gejala
Batas mual dan muntah berapa banyak yang disebut Hiperemesis  gravidarum tidak ada
kesepakatan. Ada yang mengatakan bila lebih dari sepuluh kali muntah. Akan tetapi apabila
keadaan umum ibu terpengaruh dianggap sebagai Hiperemesis  gravidarum. Menurut berat
ringannya gejala dibagi menjadi tiga tingkatan, yaitu :
  Tingkatan I (ringan)
-          Mual muntah terus-menerus yang mempengaruhi keadaan umum penderita
-          Ibu merasa lemah
-          Nafsu makan tidak ada
-          Berat badan menurun
-          Merasa nyeri pada epigastrium
-          Nadi meningkat sekitar 100 per menit
-          Tekanan darah menurun
-          Turgor kulit berkurang
-          Lidah mengering
-          Mata cekung
  Tingkatan II (sendang)
-          Penderita tampak lebih lemah dan apatis
-          Turgor kulit mulai jelek
-          Lidah mengering dan tampak kotor
-          Nadi kecil dan cepat
-          Suhu badan naik (dehidrasi)
-          Mata mulai ikterik
-          Berat badan turun dan mata cekung
-          Tensi turun, hemokonsentrasi, oliguri dan konstipasi
-          Aseton tercium dari hawa pernafasan dan terjadi asetonuria
  Tingkatan III (berat)
-          Keadaan umum lebih parah (kesadaran menurun dari somnolen sampai koma)
-          Dehidrasi hebat
-          Nadi kecil, cepat dan halus
-          Suhu badan meningkat dan tensi turun
-          Terjadi komplikasi fatal pada susunan saraf yang dikenal dengan enselopati wernicke dengan
gejala nistagmus, diplopia dan penurunan mental
-          Timbul ikterus yang menunjukkan adanya payah hati
E.    

Faktor alergi
 
Peningkatan estrogen
 
Faktor predisposisi
 
Pathways
F.     Pemeriksaan
Ketika seorang wanita dating dengan keluhan mual dan muntah , riwayat berikut harus
dikaji untuk membantu membedakan antara mual dan muntah akibat kehamulan atau kondisi
patologis ini.
1.      Riwayat
a.       Frekuensi muntah
b.      Hubungan muntah dengan asupan makanan ( jenis dan jumlah )
c.       Riwayat pola makan ( jenis makanan dan minuman , jumlah, waktu pemberian, dan reaksinya)
d.      Riwayat pengobatan ( termasuk reaksi obat)
e.       Riwayat gangguan makan
f.       Riwayat diabetes
g.      Pembedahan abdomen sebelumnya.
h.      Frekuensi istirahat
i.        Kecemasan dalam kehamilan
j.        Dukungan keluarga
2.      Pemeriksaan fisik
a.       Berat badan ( dan hubungannya dengan berat badan sebelumnya)
b.      Suhu badan , denyut nadi, dan pernafasan
c.       Turgor kulit
d.      Kelembapan membrane mukosa
e.       Kondisi lidah ( bengkak, kering, pecah-pecah)
f.       Palpasi abdomen untuk melihat pembesaran organ , dan nyeri tekan.
g.      Pengkajian pertumbuhan janin.
3.      Laboratorium
a.       Pemeriksaan keton dalam urine
b.      Urinalis
4.      Pengkajian
Kondisi yang mengindikasikan bahwa wanita mengalami dehidrasi meliputi turgor kulit buruk,
peningkatan frekuensi nadi dan oernapasan, penurunan pengeluaran urine.
G.    Penanganan
1.      Pencegahan
Pencegahan terhadap Hiperemesis  gravidarum diperlukan dengan jalan memberikan penerapan
tentang kehamilan dan persalinan sebagai suatu proses yang fisiologis. Hal itu dapat dilakukan
dengan cara :
a.       Memberikan keyakinan bahwa mual dan muntah merupakan gejala yang fisiologik pada
kehamilan muda dan akan hilang setelah kehamilan berumur 4 bulan.
b.      Ibu dianjurkan untuk mengubah pola makan sehari-hari dengan makanan dalam jumlah kecil
tetapi sering.
c.       Waktu bangun pagi jangan segera turun dari tempat tidur, tetapi dianjurkan untuk makan roti
kering arau biskuit dengan teh hangat
d.      Hindari makanan yang berminyak dan berbau lemak
e.       Makan makanan dan minuman yang disajikan jangan terlalu panas atau terlalu dingin
f.       Usahakan defekasi teratur.
2.      Terapi obat-obatan
Apabila dengan cara diatas keluhan dan gejala tidak berkurang maka diperlukan pengobatan
  Tidak memberikan obat yang terotogen
  Sedativa yang sering diberikan adalah phenobarbital
  Vitamin yang sering dianjurkan adalah vitamin B1 dan B6
  Antihistaminika seperti dramamine, avomine
  Pada keadaan berat, anti emetik seperti diklomin hidrokhoride atau khlorpromazine.
3.      Hiperemesis  gravidarum tingkatan II dan III harus dirawat inap di rumah sakit
Adapun terapi dan perawatan yang diberikan adalah sebagai berikut :
a.       Isolasi
Penderita disendirikan dalam kamar yang tenang, tetapi cerah dan peredaran udara baik. Jangan
terlalu banyak tamu, kalau perlu hanya perawat dan dokter saja yang boleh masuk. Catat cairan
yang keluar dan masuk. Kadang-kadang isolasi dapat mengurangi atau menghilangkan gejala ini
tanpa pengobatan
b.      Terapi psikologik
Berikan pengertian bahwa kehamilan adalah suatu hal yang wajar,normal dan fisiologik. Jadi
tidak perlu takur dan khawatir. Yakinkan penderita bahwa penyakit dapat disembuhkan dan
dihilangkan masalah atu konflik yang kiranya dapat menjadi latar belakang penyakit ini.
c.       Terapi mental
Berikan cairan parenteral yang cukup elektrolit, karbohidrat dan protein dengan glukosa 5 %,
dalam cairan gram fisiologis sebanya 2-3 liter sehari. Bila perlu dapat ditambah dengan kalium
dan vitamin khususnya vitamin B kompleks dn vitamin C dan bila ada kekurangan protein, dapat
diberikan pula asam amino esensial secara intravena. Buat dalam daftar kontrol cairan yang
amsuk dan dikeluarkan. Berikan pula obat-obatan seperti yang telah disebutkan diatas.
d.      Terminasi kehamilan
Pada beberapa kasus keadaan tidak menjadi baik, bahkan mundur. Usahakan mengadakan
pemeriksaan medik dan psikiatrik bila keadaan memburuk. Delirium, kebutaan, takikardia,
ikterik, anuria, dan perdarahan merupakan manifestasi komplikasi organik.
Dalam keadaan demikian perlu dipertimbangkan untuk mengakhiri kehamilan. Keputusan untuk
melakukan abortus terapeutik sering sulit diambil, oleh karena disatu pihak tidak boleh dilakukan
terlalu capat dan dipihal lain tidak boleh menunggu sampai terjadi irreversible pada organ vital.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
A.    Pengkajian

1.   Data Subjektif

Nausea dan vomitus merupakan gejala-gejala utama. Pasien tidak dapat menahan makanan dan
kehilangan berat badan. Beberapa pasien mengeluh air liurnya berlebihan/hipersalivasi.
Riwayat haid: sebagian besar pasien sadar akan haid yang tidak datang dan mengetahui bahwa
mereka hamil. Tetapi kadang-kadang pasien tidak dapat memberikan informasi yang penting ini,
sehingga mengaburkan diagnosis.
2.   Data Objektif

Pemeriksaan fisik
      Pemeriksaan umum: kulit dan membrane mukosa sering tampak kering dan turgor menurun.
Pasien dapat menjadi kurus. Vomitus yang iritatif dapat membuat erosi pada bibir dan wajah;
lidah tampak merah, kering dan pecah-pecah. Faring kering dan merah, dan pernapaan berbau
busuk dengan bau seperti buah-buahan yang khas untuk ketoasidosis.

Takikardia dan hipotensi dapat menunjukkan dehidrasi hipovolemia. Pada penyakit yang berat
dan berkepanjangan, aberasi mental, delirium, sakit kepala, stupor dan koma dapat terjadi
         Pemeriksaan abdomen: temuan ini biasanya normal, meskipun rasa sakit dihepar dapat
ditemukan

         Pemeriksaan pelvis: uterus lunak dan membesarkan sesuai dengan umur gestasi

Kebutuhan Dasar Khusus


          Aktifitas istirahat

Tekanan darah sistol menurun, denyut nadi meningkat (> 100 kali per menit).
         Integritas ego

Konflik interpersonal keluarga, kesulitan ekonomi, perubahan persepsi tentang kondisinya,


kehamilan tak direncanakan.
         Eliminasi

Perubahan pada konsistensi; defekasi, peningkatan frekuensi berkemih Urinalisis : peningkatan


konsentrasi urine.
          Makanan/cairan

Mual dan muntah yang berlebihan (4 – 8 minggu) , nyeri epigastrium, pengurangan berat badan
(5 – 10 Kg), membran mukosa mulut iritasi dan merah, Hb dan Ht rendah, nafas berbau aseton,
turgor kulit berkurang, mata cekung dan lidah kering.
         Pernafasan

Frekuensi pernapasan meningkat.


          Keamanan

Suhu kadang naik, badan lemah, icterus dan dapat jatuh dalam koma
         Seksualitas

Penghentian menstruasi, bila keadaan ibu membahayakan maka dilakukan abortus terapeutik.
         Interaksi sosial

Perubahan status kesehatan/stressor kehamilan, perubahan peran, respon anggota keluarga yang
dapat bervariasi terhadap hospitalisasi dan sakit, sistem pendukung yang kurang.
Tes Laboratorium
         Pemeriksaan darah lengkap dengan apusan darah: nilai hemoglobin dan hematokrit yang
meningkat menunjukkan hemokosentrasi berkaitan dengan dehidrasi. Anemia yang mungkin
merupakan konsekuensi dari mal nutrisi.

         Urinalisis: urin biasanya hanya sedikit dan mempunyai kosentrasi tinggi sebagai akibat
dehidrasi. Aseton  menunjukkan asidosis starvasi.

B.   Diagnosa Keperawatan


Berdasarkan data pengkajian, diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada pasien
hyperemesis gravidarum adalah meliputi :
1.      Ketidakseimbngan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia, mual-
muntah

2.      Gangguan keseimbangan  cairan dan elektrolit berhubungan dengan kehilangan cairan secara
aktif

3.      Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum

C, Intervensi
N Diagnosa Perencanaan
o keperawatan Tujuan Intervensi Rasional
1. Ketidakseimbangan Dalam waktu 1.      Timbang dan catat berat badan  Untuk mendapatkan
nutrisi kurang dari 3x24jam setelah pasien pada jam yang sama setiap pembacaan yang paling
kebutuhan tubuh diberikan hari akurat
berhubungan dengan tindakan 2.      Pantau asupan dan haluaran  Karena berat badan
anoreksia, mual- pemenuhan pasien dapat meningkat sebagai
muntah nutrisi klien 3.   Kaji dan catat bising usus pasien akibat dari retensi cairan
terpenuhi satu kali setiap ergantian tugas  Untuk memantau
Dengan criteria jaga peningkatan dan
hasil : 4.   Auskultasi dan catat suara napas penurunannya
1.Berat badan ideal pasien setiap 4 jam   Untuk memantau
2.Bising usus normal aspirasi
3.Membrane mukosa
lembab
2. Gangguan Dalam waktu1.    Pantau dan catat TTV setiap 2   Takikardia, dispnea,
keseimbangan cairan 3x24 jam k jam atau sesering mungkin sesuai atau hipotensi dapat
dan elektrolit1.   Membrane keperluan sampai stabil. mengindikasikan
berhubungan dengan mukosa lembab Kemudian pantau dan catat TTV kekurangan volume
kehilangan cairan2.   CRT kurang dari setiap 4 jam cairan atau
secara aktif 3 detik 2.    Ukur asupan dan haluaran setiap ketidakseimbangan
3.   TTV normal 1 sampai 4 jam. Catat dan elektrolit.
laporkan perubahan yang   Haluaran urine yang
signifikan termasuk urine, feses, rendah dan berat jenis
muntahan, drainase luka, drainase urine yang tinggi
nasogastrik, drainase slang dada, mengindikasikan
dan haluaran yang lain. hipovolemia
3.Timbang pasien pada waktu yang    Untuk memberikan
sama setiap hari data yang lebih akurat
4.Kaji turgor kulit dan membrane dan konsisten. Berat
mukosa mulut setiap 8 jam badan merupakan
5.Berikan perawatan mulut dengan indicator yang baik untuk
cermat setiap 4 jam status cairan.
6.Periksa berat jenis urin setiap 8    Untuk memeriksa
jam dehidrasi
      Untuk menghindari
dehidrasi membrane
mukosa
   Peningkatan berat jenis
urine dapat
mengindikasikan
dehidrasi
4. Intoleransi aktivitas Setelah dilakukan 1. Kaji tingkat berfungsi pasien   Komunikasi diantara
berhubungan dengan tindakan dengan menggunakan skala anggota staf dapat
kelemahan fisik keperawatan mobilitas fungsional. meyakinkan kontiunitas
selama 3x24 jam Komunikasikan tingkat ini pada perawatan dan
terjadi staf mempertahankan
peningkatan 2.                   Kecuali kemandirian
toleransi aktivitas dikontraindikasikan,  lakukan   Latihan ROM dapat
dengan criteria ROM setiap 2 sampai 4 jam. mencegah kontraktur
hasil : Tingkatkan dari pasif ke aktif, sendi dan atrofi otot
1.Melaporkan dan sesuai toleransi pasien.    Menunjukkan
mendemonstrasik 3.Kaji kehilangan/gangguan perubahan neurologi
an peningkatan keseimbangan gaya jalan, karena defisiensi vitamin
aktivitas fisik kelemahan otot B12 mempengaruhi
yang dapat diukur 4. Awasi TD, nadi, pernapasan, kamanan pasien /resiko
2.Skala mobilitas 0-1 selama dan sesudah aktivitas. cedera
3.Skala kekuatan Catat respon terhadap tingkat    Manifestasi
otot 5 (dapat aktivitas (mis. Peningkatan kardiopulmonal dari
melawan tahanan denyut jantung/TD, disritmia, upaya jantung dan paru
4. Klien terlihat pusing, dispnea, takipnea, dan untuk membawa jumlah
segar sebagainya) oksigen adekuat ke
jaringan

D. Evaluasi
         Pasien tidak lagi menunjukkan bukti penurunan berat badan

         Pasien terhindar dari kerusakan kulit atau infeksi disekitar pemasangan slang

         TTV tetap stabil

         Volume cairan tetap adekuat


         Pasien mempunyai turgor kulit normal dan membrane mukosa lembap

         Berat jenis urin tetap di antara 1,005 dan 1,010

         Pasien mempertahankan keseimbangan cairan ( asupan seimbang dengan haluaran)

         Pasien menyatakan peningkatan rasa nyaman

         Membrane mukosa mulut merah muda dan lembap

         Pasien mempertahankan kekuatan otot dan ROM sendi

         Pasien melakukan aktivitas perawatan diri pada tingkat yang dapat ditoleransi

BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut :
a.       Hiperemesis  gravidarum adalah mual muntah yang berlebihan pada wanita hamil sampai
mengganggu pekerjaan sehari-hari karena keadaan umum pasien memburuk.
b.      Penyebab Hiperemesis  gravidarum secara pasti belum diketahui, faktor predisposisinya antara
lain ; peningkatan kadar HCG, faktor organik, dan faktor endokrin lainnya.
c.       Secara patologik menunjukkan adanya kelainan-kelainan dalam berbagai alat tubuh seperti
hati, jantung, otak dan ginjal
d.      Hiperemesis  gravidarum dapat mengakibatkan dehidrasi, kekurangan energi, tertimbun zat
metabolik toksik, terganggunya keseimbangan elektrolit dan perdarahan gastrointestinal
e.       Hiperemesis  gravidarum terbagi dalam 3 tingkatan yaitu ringan, sedang dan berat
f.       Penanganan Hiperemesis  gravidarum pada tahap awal adalah pencegahan yaitu dengan
memberikan konseling untuk menghadapi kehamilan dan komplikasinya
g.      Terapi yang diberikan pada kasus Hiperemesis  gravidarum adalah terapi obat-obatan, terapi
psikologik, terapi parenteral dan isolasi. Apabila keadaan tetap memburuk terminasi kehamilan
perlu dipertimbangkan.
B.     Saran
DAFTAR PUSTAKA
Babak, Lowdermik, Jensen, 2004, Buku Ajar Keperawatan Maternitas, Edisi 4; Jakarta, EGC
Doenges,E,Marilynn.2000.Rencana Asuhan Keperawatan.jakarta: EGC
Mansjoer, A, dkk, (2001), Kapita Selekta Kedokteran, edisi 3, Jakarta : Penerbit Media
Aesculapius FKUI.
Manuaba, Ida Bagus, 1999, Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita, Jakarta, Penerbit: Arcan
Mochtar, R, (1998), Sinopsis Obstetri : Obstetri Fisiologi, Obstetri Patologi, edisi 2, Jilid 1,
Jakarta : EGC.
Mochtar, Rustam, 1998, Sinopsis Obsetri, Jilid I, Jakarta; EGC
Morgan,Geri,dkk, 2009, Obstetri&Ginekologi panduan praktik,Jakarta: EGC
Prawirohardjo, Sarwono, 2005, Ilmu Kebidanan, Jakarta; Tridasa Printer
Sastrawinata,Sulaiman. 2005. Obstetri Patologi.edisi 2.Jakarta : EGC
Taber, B, (1994), Kapita Selekta Kedaruratan Obstetri dan Ginekologi, cetakan 1 Jakarta : EGC.
Taylor,Cynthia M.2010.Diagnosis Keperawatan: dengan Rencana Asuhan.Jakarta:EGC
Wiknjosastro,Hanifa, 2005, ilmu kebidanan, edisi 3, Jakarta: Yayasan Bina pustaka sarwono
prawirohardjo
tugas makalah hiperemesis gravidarum

BAB I

PENDAHULUAN

1.1      LATAR BELAKANG

Masalah kematian dan kesakitan Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi ( AKB ) adalah salah
satu indikator penting untuk mengukur status kesehatan masyarakat. Angka kematian Ibu ( AKI )
di indonesia 307 per 100.000 kelahiran hidup ( SDKI tahun 2002/2003). Hal ini merupakan salah
satu masalah nasional yang belum dan sulit teratasi, angka tersebut cukup tinggi dibandingkan
target AKI yang harus dicapai pada tahun 2010 yaitu per 125 per 100.000 kelahiran hidup.
Penyebab langsung berkaitan dengan kematian ibu adalah komplikasi pada kehamilan,
persalinan dan nifas yang tidak tertangani dengan baik dan tepat waktu. dari hasil survei (SKRT
2001) diketahui bahwa komplikasi penyebab kematian ibu yang terbanyak adalah perdarahan
hipertensi dalam kehamilan (eklampsi), infeksi partus lama dan komplikasi keguguran(1).

Kematian maternal adalah kematian wanita sewaktu hamil melahirkan atau dalam 42 hari
sesudah berakhirnya kehamilan tidak tergantung dari lama dan lokasi kehamilan disebabkan oleh
apapun yang berhubungan dengan kehamilan atau penanganannya tetapi tidak secara kebetulan
atau oleh penyebab lainnya.(1)
Berdasarkan definisi ini kematian maternal dapat digolongkan pada kematian obstetrik
langsung (direct obstetric death), kematian obstetrik tidak langsung (inderect obstetric death),
kematian yang terjadi bersamaan tetapi tidak berhubungan dengan kehamilan dan persalinan
misalnya kecelakaan.Kematian obstetrik langsung disebabkan oleh komplikasi kehamilan,
persalinan, nifas atau penanganannya.Di negara-negara sedang berkembang sebagian besar
penyebab ini adalah pendarahan, infeksi dan abortus.Kematian tidak langsung disebabkan oleh
penyakit atau komplikasi lain yang sudah ada sebelum kehamilan atau persalinan, misalnya
hipertensi, penyakit jantung, diabetes, hepatitis, anemia, malaria, dan lain-lain termasuk
hiperemesis gravidarum (1)
Usaha yang dilakukan oleh pemerintah untuk menurunkan angka kematian ibu di Indonesia
adalah salahsatunya dengan memberikan pengawasan pada ibu hamil sacara teratur.gangguan
yang sering kita jumpai pada kehamilan adalah mual dan muntah dalam 16 minggu
pertama.kurang lebih 66% wanita hamil trimester pertama mengalami mual mual dan 34%
mengalami mual di sertai muntah,dan jika wanita hamil memuntahkan segala apa yang dimakan
dan di minum hingga berat badannya sangat turun,turgor kulit berkurang,diuresis berkurang dan
timbul asetonuri(2)
Hipeemesis Gravidarum adalah kondisi ketika muntah terjadi sangat hebat dan dapat
mengarah pada kekurangan cairan tubuh dan kehilangan berat badan. Mual (nausea) dan Muntah
(emesis gravidarum) adalah hal yang normal dan sering ditemukan dalam kehamilan terutama
pada trimester pertama tetapi akan berubah tidak normal apabila mual dan muntah ini terjadi
terus menerus dan mengganggu keseimbangan gizi, cairan dan elektrolit tubuh(3).
Hiperemesis Gravidarum yang merupakan komplikasi mual muntah pada kehamilan
merupakan salah satu penyebab kematian ibu. Mual dan muntah bila terjadi terus menerus dapat
menyebabakan dehidrasi dan jika dehidrasi tidak mendapatkan penanganan yang baik maka akan
membahayakan nyawa ibu dan bayi. Hiperemesis Gravidarum dapat disebabkan pula karena
kurangnya asupan gizi untuk wanita hamil karena segala yang dimakan dan diminum
dimuntahkan semua sehingga dapat menyebabkan anemia, dari anemia dapat menyebabkan
perdarahan kemudian syok dan keadaan yang lebih buruk adalah kematian pada ibu(1)
Penyebab hiperemesis gravidarum belum diketahui secara pasti, perubahan-perubahan
anatomik pada anak, jantung, hati dan susunan saraf disebabkan oleh kekurangan vitamin.
Beberapa faktor predisposisi yang sering terjadi pada primigravida, mola hidatidosa, diabetes
dan kehamilan ganda akibat peningkatan kadar HCG, faktor organik karena masuknya villi
khorialis dalam sirkulasi maternal dan perubahan metabolik, faktor psikologis keretakan rumah
tangga, kehilangan pekerjaan, rasa takut terhadap kehamilan dan persalinan, takut memikul
tanggung jawab dan faktor endoktrin lainnya. Gejala yang sering terjadi pada 60% - 80%
primigravida dan 40% - 60% multigravida.Mual biasanya terjadi pagi hari.Rasa mual biasanya
dimulai pada minggu-minggu pertama kehamilan dan berakhir pada bulan keempat, namun
sekitar 12% ibu hamil masih mengalaminya hingga 9 bulan6).
Bidan adalah salah satu tenaga kesehatan yang memberikan pelayanan obstetri, salah satunya
dengan melakukan pelayanan pemeriksaan ibu hamil untuk mengetahui keadaan ibu dan janin
secara berkala yang diikuti dengan upaya koreksi terhadap kelainan yang ditemukan dengan
tujuan agar ibu hamil dapat melewati masa kehamilan, persalinan dan nifas dengan baik dan
selamat serta melahirkan bayi yang sehat. Dalam melakukan pelayanan Ante Natal Care (ANC)
hendaknya selalu memberikan penjelasan dan motivasi mengenai yang dirasakan ibu hamil
termasuk didalamnya hiperemesis gravidarum, karena masih banyak ibu hamil yang tidak
mengetahui cara mengatasi mual dan muntah yang dialaminya, maka dengan ini Angka
Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) akan mengalami penurunan karena
derajat kesehatan suatu bangsa ditentukan oleh derajat kesehatan ibu dan anak.

1.2      TUJUAN
1.2.1 Tujuan umum
Untuk melakukan pengkajian dari data sekunder dan melakukan pembahasan yang belum
lengkap maupun factor predishposisi terjadinya hyperemesis gravidarum dan untuk mengetahui
estetika penulisan penyusunan study kasus
1.2.2 tujuan khusus

a.  Menghubungkan tinjauan teori dengan kasus yang ada


b.  Melakukan pendokumentasian soap dari data sekunder
c.  Melakukan pengkajian dari data sekunder
d.  Untuk mengetahui faktor predish posisi tejadinya hyperemesis grafidarum
e.  Untuk mengetahui hyperemesis gravidarum

1.3      Manfaat
1.3.1       Manfaat Bagi Penulis
Hasil dari laporan ini diharapkan dapat memberikan masukan dan bahan untuk
mengetahui dan menambah wawasan khusus nya dalam mata kuliah study kasus ini.
1.3.2      Bagi institusi pendidikan
Penulisan ini diharapkan dapat digunakan sebagai sarana penambah informasi mahasiswa
dalam melakukan pengkajian dari data sekunder
1.4      Sistematika Penulisan
a.    BAB I PENDAHULUAN
Meliputi latar belakang masalah, tujuan penulisan, manfaat,serta sistematika penulisan.
b.    BAB II TINJAUAN TEORI
Pada tinjauan pustaka ini yang dibahas adalahkonsep dasar kehamilan,konsep dasar hyperemesis
gravidarum.
c.    BAB III TINJAUAN KASUS
Meliputi metode pendokumentasian SOAP
d.    BAB IV PEMBAHASAN
e.    Membahas tentang kesenjangan teori dan praktek di lapangan yaitu pada tinjauan kasus ibu
f.    .BAB V PENUTUP
Meliputi kesimpulan dan saran.
g.    DAFTAR PUSTAKA

BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 Konsep Dasar Kehamilan

2.1.1 Pengertian Kehamilan


Kehamilan adalah masa dimulainya konsepsi sampai lahirnya janin.lama kehamilan
normal adalah 280 hari atau 9 bulan 7 hari,dihitung dari hari pertama dan haid terakhir (7) .

Kehamilan matur (cukup bulan ) bberlangsung 40 minggu (280 hari) dan tidak lebih dari
43 minggu (300 hari).kehamilan yang berlangsung antara 28dan 36 minggu di sebut premature ,
sedangkan lebih dari 43 minggu disebut kehamilan postmatur(8)

Seorang ibu belum tentu dikatakan hamil apabila hanya memiliki tanda-tanda seperti
terlambat haid, mual, muntah, perut dan payudara membesar karena dikatakan hamil apabila
sudah terdengar bunyi denyut jantung janin serta terlihatnya tulang janin melalui ultra sonografi
(USG) dan dalam foto rontgen.

2.1.2 Patofisiologi Kehamilan

Proses kehamilan merupakan mata rantai berkesinambungan masa kehamilan dimulai


dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya kehamilan normal kira-kira 280 hari (40 minggu)
sampai 300 hari (42 minggu) yang terhitung dari haid terakhir.Kehamilan 40 minggu disebut
kehamilan cukup bulan, bila kehamilan lebih dari 42 minggu disebut kehamilan post matur.
Kehamilan dibagi 3 fase yaitu :

1. Trimester I (antara 0 sampai 12 minggu)

2. Trimester II (antara 12 minggu sampai 28 minggu) dan

3. Trimester III (antara 28 minggu sampai 40 minggu) (6)

Menurut Hanifa (2002:125) pada wanita hamil terdapat tanda dan gejala antara lain sebagai
berikut :

2.1.3 Tanda dugaan hamil

a.   Amenore (tidak dapat haid)


Gejala ini sangat penting karena umumnya wanita hamil tidak haid lagi.Penting diketahui
tanggal hari pertama haid terakhir supaya dapat ditentukan tuanya kehamilan dan perkiraan
persalinan.

b.  Nausea (enek) dan Emesis (muntah)


Enek umumnya terjadi pada bulan-bulan pertama kehamilan disertai kadang-kadang oleh emosi.

Morning sickness dalam batas-batas tertentu keadaan ini masih fisiologik.Bila terlampau sering,
dapat mengakibatkan gangguan kesehatan dan disebut Hiperemesis Gravidarum.
c.   Mengidam (menginginkan makanan atau minuman tertentu)
Mengidam sering terjadi pada bulan-bulan pertama akan tetapi menghilang dengan makin tuanya
kehamilan.

d.  Pingsan
Sering dijumpai bila berada pada tempat-tempat ramai, dianjurkan pada bulan-bulan pertama
tidak berada ditempat tersebut. Keadaan ini akan hilang sesudah kehamilan 16 minggu.

e.  Payudara Tegang dan Membesar


Keadaan ini disebabkan oleh pengaruh estrogen dan progesteron yang merangsang duktuli dan
alveoli di payudara.

f.   Anoreksia (tidak nafsu makan)


Pada bulan-bulan pertama anoreksia, tetapi setelah itu nafsu makan timbul lagi.Hendaknya
dijaga jangan sampai salah pengertian makan untuk “dua orang” sehingga kenaikan berat badan
tidak sesuai dengan tuanya kehamilan.

g.  Sering kencing


Kejadian ini terjadi karena kandung kencing pada bulan -bulan pertama kehamilan karena
tertekan uterus yang mulai membesar.Pada triwulan kedua umumnya keluhan ini hilang oleh
karena uterus yang mulai membesar dari rongga panggul dan menekan kembali kandung
kencing.

h.  Obstipasi (sulit buang air besar)


Keadaan ini karena pengaruh progesteron dapat menghambat peristaltik usus.

i.    Pigmentasi kulit


Terjadi pada usia kehamilan 12 minggu keatas pada pipi hidung dan dahi. Kadang-kadang
nampak deposit pigmen yang berlebihan dikenal sebagai kloasma gravidarum. Aerola mamae
lebih hitam karena didapatkan deposit pigmen yang berlebih.

j.   Epulis hipertropi dari papil gusi terjadi pada trimester pertama.
k.  Varices
Karena pengaruh dari estrogen dan progesteron terjadi penumpukan pembuluh darah
vena.Penumpukan pembuluh darah itu terjadi disekitar genetalia eksterna, kaki, betis dan
payudara.Penumpukan pembuluh darah ini dapat menghilang setelah persalinan(8).

2.1.4 Tanda-tanda Kehamilan

Tanda pasti kehamilan

Gerakan janin pada primigravida dapat dirasakan oleh ibunya pada kehamilan 18
minggu sedang pada multigravida pada 16 minggu oleh karena sudah berpengalaman dari
kehamilan terdahulu. Gerakan janin kadang-kadang pada kehamilan 20 minggu dapat diraba
secara obyektif oleh pemeriksa, balotemen dalam uterus sudah dapat diraba pada kehamilan
lebih tua.Bila dilakukan pemeriksaan dengan sinar rontgen kerangka fetus mulai dapat
dilihat.Dengan alat fetal elektro cardiograph denyut jantung janin dapat dicatat pada kehamilan
12 minggu (8)

Dalam triwulan terasa gerakan janin lebih gesit.Bunyi jantung janin juga dapat didengar
lebih jelas.Bagian-bagian besar janin ialah kepala dan bokong dan bagian-bagian kecil ialah kaki
dan lengan dapat pula diraba dengan jelas.Pada primigravida kepala janin mulai turun pada
kehamilan kira-kira 36 minggu sedang pada multigravida pada kira-kira 38 minggu.

Dari keseluruhan yang diuraikan maka diagnosis pasti kehamilan dapat dibuat apabila:

a.    Dapat diraba dan kemudian dikenal bagian-bagian janin.


b.    Dapat dicatat dan didengar bunyi jantung janin dengan beberapa cara.
c.    Dapat dirasakan gerakan janin dan balotemen
d.    Pada pemeriksaan dengan sinar rontgen tampak kerangka janin.
e.    Dengan ultrasonografi (scanning) dapat diketahui ukuran kantong janin, panjang janin (crown
rump) dan diameter biparietalis hingga dapat diperkirakan tuanya kehamilan dan selanjutnya
dapat dipakai untuk menilai pertumbuhan janin.

2.1.5     Faktor resiko pada kehamilan


Faktor resiko kehamilan adalah setiap faktor yang berhubungan dengan
meningkatnya kesakitan dan kematian ibu dan bayi.

a.   Primi muda umur kurang dari 20 tahun primi tua lebih dari 35 tahun.
b.  Jarak kehamilan kurang dari 2 tahun
c.   Pernah melahirkan lebih dari 4 kali
d.  Mengalami kesulitan pada persalinan yang lalu (bayi lahir mati, sungsang, bayi tidak cukup
umur operasi pada waktu melahirkan kadang-kadang dan lain-lain).
e.  Tinggi badan kurang dari 145 cm
f.   Lingkar lengan atas kurang dari 23,5 cm
g.  Mempunyai riwayat penyakit menahun (misal : malaria, TBC, sakit jantung, dll).(8)
2.2 Konsep Dasar Hiperemesis Gravidarum

Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah yang berlebihan, sehingga pekerjaan
sehari-hari terganggu dan keadaan umum ibu menjadi buruk(1)

Hiperemesis gravidarum adalah mual danm muntah berlebihan sehingga menimbulkan


gangguan aktifitas sehari-hari,bahkan dapat membahayakan hidup ibu hamil(8)

Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah yang menetap selama kehamilan yang
mengganggu asupan cairan dan nutrisi,biasanya terjadi selama 20 minggu kehamilan,cukup berat
hingga menurunkan berat badan dan ketidakseimbangan elektrolit.(14)

2.2.2. Etiologi

Penyebab Hiperemesis gravidarum belum diketahui secara pasti.Perubahan-perubahan


anatomik pada otak, jantung, hati dan susunan saraf disebabkan oleh kekurangan vitamin serta
zat-zat lain akibat inanisi.

Beberapa faktor predisposisi dan faktor lain yang ditemukan :

a)  Faktor predisposisi yang sering dikemukakan adalah primigravida, mola


hidatidosa dan kehamilan ganda. Frekuensi yang tinggi pada mola hidatidosa dan kehamilan
ganda memimbulkan dugaan bahwa faktor hormon memegang peranan, karena pada kedua
keadaan tersebut hormon Khorionik gonadotropin dibentuk berlebihan.
b) Masuknya vili khorialis dalam sirkulasi maternal dan perubahan metabolik akibat hamil serta
resistensi yang menurun dari pihak ibu tehadap perubahan ini merupakan faktor organik.
c)  Alergi. Sebagai salah satu respon dari jaringan.ibu terhadap anak, juga disebut sebagai salah satu
faktor organik.
d)  Faktor psikologik memegang peranan yang penting pada penyakit ini walaupun hubungannya
dengan terjadinya hiperemesis gravidarum belum diketahui dengan pasti. Rumah tangga yang
retak, kehilangan pekerjaan, takut terhadap kehamilan dan persalinan, takut terhadap tanggung
jawab sebagai ibu, dapat menyebabkan konflik mental yang dapat memperberat mual dan
muntah sebagai ekspresi tidak sadar terhadap keengganan menjadi hamil atau sebagai pelarian
karena kesukaran hidup.Tidak jarang dengan memberikan suasana yang baru sudah dapat
membantu mengurangi frekwensi muntah klien.

2.2.3. Patofisiologi

Perasaan mual adalah akibat dari meningkatnya kadar estrogen, oleh karena keluhan ini
terjadi pada trimester pertama.

Pengaruh psikologik hormon estrogen ini tidak jelas, mungkin berasal dari sistem saraf
pusat atau akibat berkurangnya pengosongan lambung.Penyesuaian terjadi pada kebanyakan
wanita hamil, meskipun demikian mual dan muntah dapat berlangsung berbulan-bulan.

Hiperemesis garavidarum yang merupakan komplikasi mual dan muntah pada hamil
muda, bila terjadi terus-menerus dapat menyebabkan dehidrasi dan tidak seimbangnya elektrolit
dengan alkalosis hipokloremik.Belum jelas mengapa gejala ini hanya terjadi pada sebagian kecil
wanita, tetapi faktor psikologik merupakan faktor utama, disamping faktor hormonal. Yang jelas
wanita yang sebelum kehamilan sudah menderita lambung spastik dengan gejala tak suka makan
dan mual, akan mengalami emesis gravidarum yang berat.

Hiperemesis gravidarum ini dapat mengakibatkan cadangan karbohidrat dan lemak habis
terpakai untuk keperluan energi.Karena oksidasi lemak yang tak sempurna, terjadilah ketosis
dengan tertimbunnya asam aseton-asetik, asam hidroksi butirik dan aseton dalam
darah.Kekurangan cairan yang diminum dan kehilangan cairan karena muntah menyebabkan
dehidrasi, sehmgga cairan ekstraselurer dan plasma berkurang.Natrium dan Khlorida darah
turun, demikian pula Khlorida air kemih.Selain itu dehidrasi menyebabkan hemokonsentrasi,
sehingga aliran darah ke jaringan berkurang.Hal ini menyebabkan jumlah zat makanan dan
oksigen ke jaringan berkurang pula dan tertimbunlah zat metabolik yang toksik.Kekurangan
Kalium sebagai akibat dari muntah dan bertambahnya ekskresi lewat ginjal, bertambahnya
frekuensi muntah-muntah yang lebih banyak, dapat merusak hati dan terjadilah lingkaran setan
yang sulit dipatahkan(6).

2.2.4. Tanda dan Gejala

Hiperemesis gravidarum, menurut berat ringannya gejala dapat dibagi dalam 3 (tiga)
tingkatan yaitu :

1. Tingkatan I :

Muntah terus menerus yang mempengaruhi keadaan umum penderita, ibu merasa lemah,
nafsu makan tidak ada, berat badan menurun dan nyeri pada epigastrium.Nadi meningkat sekitar
100 kali per menit, tekanan darah sistol menurun turgor kulit berkurang, lidah mengering dan
mata cekung.

2. Tingkatan II :

Penderita tampak lebih lemah dan apatis, turgor kulit lebih berkurang, lidah mengering
dan nampak kotor, nadi kecil dan cepat, suhu kadang-kadang naik dan mata sedikit ikterus.Berat
badan menurun dan mata menjadi cekung, tensi rendah, hemokonsentrasi, oliguri dan konstipasi.

Aseton dapat tercium dalam hawa pernapasan, karena mempunyai aroma yang khas dan
dapat pula ditemukan dalam kencing.

3. Tingkatan III:

Keadaan umum lebih parah, muntah berhenti, kesadaran menurun dan somnolen sampai
koma, nadi kecil dan cepat, suhu badan meningkat dan tensi menurun. Komplikasi fatal dapat
terjadi pada susunan saraf yang dikenal sebagai ensefalopati Wemicke, dengan gejala :
nistagtnus dan diplopia. Keadaan ini adalah akibat sangat kekurangan zat makanan, termasuk
vitamin B kompleks.Timbulnya ikterus adalah tanda adanya payah hati(6).

2.2.5 Diagnosa

Diagnosis hiperemesis gravidarum biasanya tidak sukar. Harus ditentukan adanya


kehamilan muda dan muntah yang terus menerus sehingga mempengaruhi keadaan umum.

Hiperemesis gravidarum yang terus menerus dapat menyebabkan kekurangan makanan


yang dapat mempengaruhi perkembangan janin, sehingga pengobatan perlu segera diberikan(6).

2.2.6 . Penatalaksanaan

1.   Pencegahan dengan memberikan informasi dan edukasi tentang kehamilan kepada ibu-ibu
dengan maksud menghilangkan faktor psikis rasa takut. Juga tentang diit ibu hamil makan jangan
sekaligus banyak, tetapi dalam porsi sedikit-sedikit tapi sering.
2.  Terapi obat menggunakan sedativa (luminal, stesolid); vitamin (B1 dan B6); anti muntah
(mediamer B6, drammamin, avopreg, avomin, torecan); antasida dan anti mulas.
3.  Hiperemesis gravidarum tingkat II dan III harus dirawat inap di Rumah Sakit.
a.   Kadang-kadang pada beberapa wanita, hanya tidur di Rumah Sakit saja, telah banyak
mengurangi mual muntah.
b.  Isolasi. Jangan terlalu banyak tamu kalau perlu rawat dan dokter saja yang boleh masuk. Kadang
kala hal ini saja, tanpa pengobatan khusus telah mengurangi mual dan muntah.
c.   Terapi psikologik. Berikan pengertian bahwa kehamilan adalah suatu hal yang wajar, normal
dan fisiologis, jadi tidak perlu takut dan khawatir. Cari dan coba hilangkan faktor psikologis
seperti keadaan sosial ekonomi dan pekerjaan serta lingkungan.
d.  Berikan cairan- parenteral yang cukup elektrolit, karbohidrat dan protein hari. Bila perlu dapat
ditambah Kalium dan vitamin, khususnya vitamin B kompleks dan vitamin C. Bila ada
kekurangan protein, dapat diberikan pula asam amino secara intra vena
e.  Berikan obat-obatan seperti telah dikemukakan diatas.
f.   Pada beberapa kasus dan bila tetapi tidak dapat dengan cepat memperbaiki keadaan umum
penderita, dapat dipertimbangkan suatu abortus buatan.
2.2.7 Diet Hiperemesis Gravidarum

a)  Diet hiperemesis I diberikan pada hiperemesis tingkat III. Makanan hanya berupa rod kering
dan buah-buahan. Cairan tidak diberikan bersama makanan tetapi 1-2 jam sesudahnya. Makanan
ini kurang dalam semua zat-zat gizi, kecuali vitamin C, karena itu hanya diberikan selama
beberapa hari.
b) Diet hiperemesis II diberikan bila rasa mual dan muntah berkurang. Secara berangsur mulai
diberikan makanan yang bernilai gizi tinggi. Minuman tidak diberikan bersama makanan.
Makanan ini rendah dalam semua zat-zat gizi kecuali vitamin A dan D.
c)  Diet hiperemesis III diberikan kepada penderita dengan hiperemesis ringan. Menurut
kesanggupan penderita minuman boleh diberikan bersama makanan. Makanan ini cukup dalam
semua zat gizi kecuali kalsium(6).

MAKALAH HIPEREMESIS GRAVIDARUM


HIPEREMESIS GRAVIDARUM

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Mual (nausea) dan muntah (emesis gravidarum) adalah gejala yang wajar dan sering kedapatan
pada kehamilan trimester I. Mual biasanya terjadi pada pagi hari, tetapi dapat pula timbul setiap
saat dan malam hari. Gejala – gejala ini kurang lebih terjadi 6 minggu setelah hari pertama haid
terakhir dan berlangsung selama kurang lebih 10 minggu. Mual dan muntah terjadi pada 60 –
80% primi gravida dan 40 – 60% multi gravida. Satu diantara seribu kehamilan, gejala – gejala
ini menjadi lebih berat

Perasaan mual ini desebabkan oleh karena meningkatnya kadar hormon estrogen dan HCG
(Human Chorionic Gonadrotropin) dalam serum. Pengaruh Fisiologik kenaikan hormon ini
belum jelas, mungkin karena sistem saraf pusat atau pengosongan lambung lambung yang
berkurang. Pada umumnya wanita dapat menyesuaikan dengan keadaan ini, meskipun demikian
gejala mual dan muntah yang berat dapat berlangsung sampai 4 bulan. Pekerjaan sehari – hari
menjadi terganggu dan keadaan umum menjadi buruk. Keadaan inilah yang disebut hiperemesis
gravidarum. Keluhan gejala dan perubahan fisiologis menentukan berat ringannya penyakit.
(Prawirohardjo, 2002)

Mual dan muntah merupakan gangguan yang paling sering kita jumpai pada kehamilan muda
dan dikemukakan oleh 50 – 70% wanita hamil dalam 16 minggu pertama. Kurang lebih 66%
wanita hamil trimester pertama mengalami mual- mual dan 44% mengalami muntah – muntah.
Wanita hamil memuntahkan segala apa yang dimakan dan diminum hingga berat badannya
sangat turun, turgor kulit berkurang, diuresis berkurang dan timbul asetonuri, keadaan ini disebut
hiperemesis gravidarum dan memerlukan perawatan di rumah sakit. Perbandingan insidensi
hiperemesis gravidarum
4 : 1000 kehamilan. (Sastrawinata, 2004)

Diduga 50% sampai 80% ibu hamil mengalami mual dan muntah dan kira – kira 5% dari ibu
hamil membutuhkan penanganan untuk penggantian cairan dan koreksi ketidakseimbangan
elektrolit. Mual dan muntah khas kehamilan terjadi selama trimester pertama dan paling mudah
disebabkan oleh peningkatan jumlah HCG. Mual juga dihubungkan dengan perubahan dalam
indra penciuman dan perasaan pada awal kehamilan. (Walsh, 2007)
Hiperemesis gravidarum didefinisikan sebagai vomitus yang berlebihan atau tidak terkendali
selama masa hamil, yang menyebabkan dehidrasi, ketidakseimbangan elektrolit, atu defisiensi
nutrisi, dan kehilangan berat badan. Insiden kondisi ini sekitar 3,5 per 1000 kelahiran. Walaupun
kebanyakan kasus hilang dan hilang seiring perjalanan waktu, satu dari setiap 1000 wanita hamil
akanmenjalani rawat inap. Hiperemesis gravidarum umumnya hilang dengan sendirinya (self-
limiting), tetapi penyembuhan berjalan lambat dan relaps sering umum terjadi. Kondisi sering
terjadi diantara wanita primigravida dan cenderung terjadi lagi pada kehamilan berikutnya.
(Lowdermilk, 2004)

B. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui definisi hiperemesis gravidarum
2. Untuk mengetahui etiologi hiperemesis gravidarum
3. Untuk mengetahui patofisiologi hiperemesis gravidarum
4. Untuk mengetahui gejala dan tanda hiperemesis gravidarum
5. Untuk mengetahui diagnosis hiperemesis gravidarum
6. Untuk mengetahui pencegahan hiperemesis gravidarum
7. Untuk mengetahui penatalaksanaan hiperemesis gravidarum

C. Manfaat Penulisan
Diharapkan kepada pembaca terutama mahasisiwi kebidanan untuk mengerti dan memahami
tentang hiperemesis gravidarum sehingga dapat melakukan pencegahan dan penatalaksanaan
pada ibu hamil yang mengalami hiperemesis gravidarum.

D. RUMUSAN MASALAH
Wanita hamil yang mengalami mual

E. METODE PENULISAN
Dalam penulisan makalah ini menggunakan metode pustaka.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi
Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah berlebihan sehingga pekerjaan sehari – hari
terganggu dan keadaan umum menjadi buruk. (Arif, 1999)

Hiperemesis gravidarum adalah mual – muntah berlebihan sehingga menimbulkan gangguan


aktivitas sehari – hari dan bahkan membahayakan hidupnya. (Manuaba, 2001)

Wanita hamil memuntahkan segala apa yang dimakan dan diminum hingga berat badannya
sangat turun, turgor kulit berkurang, diuresis berkurang dan timbul asetonuri, keadaan ini disebut
hiperemesis gravidarum. (Sastrawinata, 2004)

Hiperemesis gravidarum adalah vomitus yang berlebihan atau tidak terkendali selama masa
hamil, yang menyebabkan dehidrasi, ketidakseimbangan elektrolit, atau defisiensi nutrisi, dan
kehilangan berat badan. (Lowdermilk, 2004)

Hiperemesis gravidarum adalah suatu keadaan (biasanya pada hamil muda) dimana penderita
mengalami mual- muntah yang berlebihan, sedemikian rupa sehingga mengganggu aktivitas dan
kesehatan penderita secara keseluruhan. (Achadiat, 2004)

B. Etiologi
Penyebab hiperemesis gravidarum belum diketahui secara pasti. Tidak ada bukti bahwa penyakit
ini disebabkan oleh faktor toksik, juga tidak ditemukan kelainan biokimia. Perubahan –
perubahan anatomik pada otak, jantung, hati dan susunan saraf, disebabkan oleh kekurangan
vitamin serta zat – zat lain akibat inanisi. Beberapa faktor predisposisi dan faktor lain yang telah
ditemukan oleh beberapa penulis sebagai berikut :
1. faktor predisposisi :
a. Primigravida
b. Overdistensi rahim : hidramnion, kehamilan ganda, estrogen dan HCG tinggi, mola hidatidosa
2. Faktor organik :
a. Masuknya vili khorialis dalam sirkulasi maternal
b. Perubahan metabolik akibat hamil
c. resistensi yang menurun dari pihak ibu.
d. Alergi
3. faktor psikologis :
a. Rumah tangga yang retak
b. Hamil yang tidak diinginkan
c. takut terhadap kehamilan dan persalinan
d. takut terhadap tanggung jawab sebagai ibu
e. Kehilangan pekerjaan

C. Patofisiologi
Hiperemesis gravidarum yang merupakan komplikasi mual dan muntah pada hamil muda bila
terjadi terus menerus dapat menyebabkan dehidrasi dan tidak imbangnya elektrolit dengan
alkalosis hipokloremik.
1. Hiperemesis gravidarum dapat mengakibatkan cadangan karbohidrat dan lemak habis terpakai
untuk keperluan energi. Karena oksidasi lemak yang tidak sempurna terjadilah ketosis dengan
tertimbunnya asam aseton – asetik, asam hidroksi butirik dan aseton dalam darah.
2. Kekurangan cairan yang diminum dan kehilangan karena muntah menyebabkan dehidrasi
sehingga cairan ekstraseluler dan plasma berkurang. Natrium dan khlorida darah dan khlorida air
kemih turun. Selain itu juga dapat menyebabkan hemokonsentrasi sehingga aliran darah ke
jaringan berkurang
3. Kekurangan kalium sebagai akibat dari muntah dan bertambahnya ekskresi lewat ginjal
menambah frekuensi muntah – muntah lebih banyak, dapat merusak hati dan terjadilah lingkaran
setan yang sulit dipatahkan
4. Selain dehidrasi dan terganggunya keseimbangan elektrolit dapat terjadi robekan pada selaput
lendir esofagus dan lambung (Sindroma Mallory-Weiss) dengan akibat perdarahan gastro
intestinal.

D. Gejala dan Tanda


Batas jelas antara mual yang masih fisiologik dalam kehamilan dengan hiperemesis gravidarum
tidak ada, tetapi bila keadaan umum penderita terpengaruh, sebaiknya ini dianggap sebagai
hiperemesis gravidarum. Hiperemesis gravidarum menurut berat ringannya gejala dapat dibagi :
1. Tingkatan I
a. Muntah terus menerus sehingga menimbulkan :
1) Dehidrasi : turgor kulit turun
2) Nafsu makan berkurang
3) Berat badan turun
4) Mata cekung dan lidah kering
b. Epigastrium nyeri
karena asam lambung meningkat dan terjadi regurgitasi ke esofagus
c. Nadi meningkat dan tekanan darah turun
d. Frekuensi nadi sekitar 100 kali/menit
e. Tampak lemah dan lemas
2. Tingkatan II
a. Dehidrasi semakin meningkat akibatnya :
1) Turgor kulit makin turun
2) Lidah kering dan kotor
3) Mata tampak cekung dan sedikit ikteris
b. Kardiovaskuler
1) Frekuensi nadi semakin cepat > 100 kali/menit
2) Nadi kecil karena volume darah turun
3) Suhu badan meningkat
4) Tekanan darah turun
c. Liver
1) Fungsi hati terganggu sehingga menimbulkan ikterus
d. Ginjal
Dehidrasi menimbulkan gangguan fungsi ginjal yang yang menyebabkan :
1) Oliguria
2) Anuria
3) Terdapat timbunan benda keton aseton
Aseton dapat tercium dalam hawa pernafasan
e. Kadang – kadang muntah bercampur darah akibat ruptur esofagus dan pecahnya mukosa
lambung pada sindrom mallory weiss.
3. Tingkatan III
a. Keadaan umum lebih parah
b. Muntah berhenti
c. Sindrom mallory weiss
d. Keadaan kesadran makin menurun hingga mencapai somnollen atau koma
e. Terdapat ensefalopati werniche :
1) Nistagmus
2) Diplopia
3) Gangguan mental
f. Kardiovaskuler
1) Nadi kecil, tekanan darh menurun, dan temperatur meningkat
g. Gastrointestinal
1) Ikterus semakin berat
2) Terdapat timbunan aseton yang makin tinggi dengan bau yang makin tajam
h. Ginjal
1) Oliguria semakin parah dan menjadi anuria

E. Diagnosis
Diagnosis hiperemesis gravidarum biasanya tidak sukar. Harus ditentukan adanya kehamilan
muda dan muntah terus menerus, sehingga mempengaruhi keadaan umum. Namun demikian
harus dipikirkan kehamilan muda dengan penyakit pielonefritis, hepatitis, ulkus ventrikuli dan
tumor serebri yang dapat pula memberikan gejala muntah.
Hiperemesis gravidarum yang terus menerus dapat menyebabkan kekurangan makanan yang
dapat mempengaruhi perkembangan janin, sehingga pengobatan perlu segera diberikan.

E. Pencegahan
Prinsip pencegahan adalah mengobati emesis agar tidak terjadi hiperemesis gravidarum dengan
cara :
1. Memberikan penerangan tentang kehamilan dan persalinan sebagai suatu proses yang
fisiologik
2. Memberikan keyakinan bahwa mual dan kadang – kadang muntah merupakan gejala yang
fisiologik pada kehamilan muda dan akan hilang setelah kehamilan 4 bulan.
3. Menganjurkan mengubah makan sehari – hari dengan makanan dalam jumlah kecil tapi sering
4. Menganjurkan pada waktu bangun pagi jangan segera turun dari tempat tidur, erlebih dahulu
makan roti kering atau biskuit dengan dengan teh hangat.
5. makanan yang berminyak dan berbau lemak sebaiknya dihindarkan
6. Makanan seyogyanya disajikan dalam keadaan panas atau sangat dingin
7. Defekasi teratur
8. Menghindari kekurangan karbohidrat merupakan faktor penting, dianjurkan makanan yang
banyak mengandung gula.

F. Penatalaksanaan
Apabila dengan cara diatas keluhan dan gejala tidak mengurang maka diperlukan :
1. Obat – obatan
a. Sedativa : phenobarbital
b. Vitamin : Vitamin B1 dan B6 atau B – kompleks
c. Anti histamin : Dramamin, avomin
d. Anti emetik (pada keadan lebih berat) : Disiklomin hidrokhloride atau khlorpromasin
Penanganan hiperemesis gravidarum yang lebih berat perlu dikelola di rumah sakit.
2. Isolasi
a. Penderita disendirikan dalam kamar yang tenang, tetapi cerah dan peredaran udara yang baik.
b. Catat cairan yang keluar masuk.
c. Hanya dokter dan perawat yang boleh masuk ke dalam kamar penderita, sampai muntah
berhenti dan penderita mau makan.
d. Tidak diberikan makanan/minuman dan selama 24 jam.
Kadang – kadang dengan isolasi saja gejala – gejala akan berkurang atau hilang tanpa
pengobatan.
3. Terapi psikologik
a. Perlu diyakinkan kepada penderita bahwa penyakit dapat disembuhkan
b. Hilangkan rasa takut oleh karena kehamilan
c. Kurangi pekerjaan sera menghilangkan masalah dan konflik
4. Cairan parenteral
a. Cairan yang cukup elektrolit, karbohidrat dan protein dengan glukose 5% dalam cairan
fisiologis (2 – 3 liter/hari)
b. Dapat ditambah kalium, dan vitamin(vitamin B kompleks, Vitamin C)
c. Bila kekurangan protein dapat diberikan asam amino secara intravena
d. Bila dalam 24 jam penderita tidak muntah dan keadaan umum membaik dapat diberikan
minuman dan lambat laun makanan yang tidak cair
Dengan penanganan diatas, pada umumnya gejala – gejala akan berkurang dan keadaan akan
bertambah baik
5. Menghentikan kehamilan
Bila pegobatan tidak berhasil, bahkan gejala semakin berat hingga timbul ikterus, delirium,
koma, takikardia, anuria, dan perdarahan retina, pertimbangan abortus terapeutik.

HIPEREMESIS GRAFIDARUM

KATA PENGANTAR

Assalamu alaikm Wr.Wb

Dengan memanjatkan puji dan sukur kehadiran allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidyahnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah matrnitas yang berjudul hiperemesis
grafidarum tepat waktu
Dalam tugas ini kami mengucapkan terima kasih kapada kepada allah swt hingga terselesainya
makalah ini kami juga mengucapkan terma kasih atas bimbingan dan dorongan dari semua pihak
kami ucapkan terimakasih kepada :
1. ibu yuni P S kepNs selaku dosen coordinator mata kuliah maternitas
2. perpustakaan sebagai sumber dalam penyelesaian makalah ini
3. teman teman sekelompok yang berpartisipasi aktif dalam penyelesaian makalah ini

kami menyadari bahwa pembuatan makalah ini kurang dari sempurna untuk itu mohon kritik dan
saran demi penyelesaian makalah ini
wassalam mualaikum Wr Wb.

HIPEREMESISGRAFIDARUM

Pendahuluan

Kehamailan adalah keadaan fisiologis pada suaktu waktu tapi hal ini memerlukan perhatian
khusus karena pada saat hamil terjadi perubahan fisiologis dan sirkulasi darah
pencernaan ,prubahan hormone,serta perubahan psikologis ibu hamil, akibat perubahan tidak
jarang menimbulkan masalah bagi kehamilan itu sendiri, pada kehamilan T.1 bahakan T.2 ibu
hamil sering merasakan mual dan muntah. Rasa mual dan muntah yang berat sering mengganggu
pekerjaan sehari-hari,sehingga keadaan umummenjadi buruk, hal ini dikenal sebagai
Hiperemesis grafidarum.
Berdasarkan uraian terebut di atas perlu di ketahui gambaran asuhan keperwatan pada klien
hiperemesis gradidarum dengan pendekatan proses keperawatan dari pengkajian, diagnosa
keperawatan, perencanaan, pelaksanaan ,evaluasi serta dokumentasi.

DevinIsi
1. Mual dan muntah yang berlebih pada wanita hamil sehingga menganggu pekerjaan sehari –
hari dan keadaan umum menjadi dehidrasi.
2. Memuntahkan segala apa yang dimakan dan diminum, Sehingga berat badan ibu hamil sangat
turun,turgor kulit berkurang,deuresis dan timbul aseton dalam urin.
3. Gejala mual dan muntah yang berat yang disebabkan oleh peningkatan kadar hormone
estrogen dan HCG dalam serum dan dapat berlangsung sampai 4 bulan.

Etiologi
1. Faktor predisposisi : Sering terjadi pada pringravida, Mola hidatosa, DM dan kehamilan ganda
akibat peningkatan kadar hormon HCG
2. Faktor organic : Masukan vili khoriales dalam sirkulasi maternal dan perubahan metabolic.
3. Fakultas psikologis : Keretakan rumah tangga, kehilangan pekerjaan rasa takut terhadap
kehamilan dan persalinan, takut memikul tangungjawab, biasanya hilang pada bulan ke-4 jika
mendapat dukungan psikologis yang efektif.
4. Faktor endokrin : Hipertiroid, DM.

Tandadangejala
• Muntah yang hebat
• Haus
• Dehidrasi
• Berat badan turun
• Keadaan umum mundur
• Kenaikan suhu
• Icterus
• Gangguan cerebral ( kecerdasan menurun, derilium )
• Laboratorium : Protein,aseton, uribilinogen, porphirin dalam urin bertambah, silinder ( + ).

TIngkatanH.G

a. Tingkat 1 ( ringan ) :
Mual muntah trus menerus menyebabkan penderita lemah,tidak mau makan, BB turun, dan rasa
nyeri di epigastrium nadi sekitar 100 kali permenit, tekanan darah turun,turgor kulit kurang, lidah
kering dan mata cekung.

b. Tingkat 2 ( sedang ) :
Mual dan muntah yang hebat menyebabkan keadaan umum penderita lebih parah, lemah apatis,
turgor kulit mulai jelek, lidah kering dan kotor, nadi kecil dan cepat, suhu badan naik
( dehidrasi ), ikterus ringan, BB turun, mata cekung, tensi turun, hemokosentrasi, oligouri dan
konstipasi, aseton dapat tercium dalam hawa pernafasan dan dapat pula di temukan dalam urin.

c. Tingkat 3 ( berat ) :
Keadaan umum jelek, kesadaran sangat menurun, sonalem sampai koma, nadi kecil halus dan
cepat, dehirasi hebat, suhu badan naik, dan tensi turun sekali, ikterus komplikasi yang dapat
berakibat fatal yang terjadi pada SSP ( ensofolopi wernicke ) dengan adanya nistagmus, diplopia,
perubahan mental.

Faktor predisposisi / Organik / Psikologis / Endokrin

SSP / Akibat berkurangnya pengosongan lambung

Peningkatan estrogen dan HCG

Terjadi penyesuaian tubuh terhadap hormone tersebut

Jika mual dan muntah berlebihan menyebabkan hiperemesis grafidarum

DIagnosa
• Ketidakseimbangan nutrisi berhubungan tidak mampu mengabsorbsi makanan karena factor
biologi dan psikologi di tandai dengan : intake makanan kurang dari kebutuhan.
• Kekurangan volume cairan yang berhubungan dengan kehilangan volume cairan aktif ditandai
dengan :
1. Nadi meningkat , tekanan darah menurun, vol / tekanan nadi menurun.
2. Penurunan turgor kulit
• Kelelahan berhubungan dengan kehamilan ditandai dengan :
1. Lelah
2. Kurangnya energi atau tidak mampu mempertahankan aktifitas fisik sesuai tingkat biasanya.
• HDR berhubungan dengan kuramg pengakuan atau penghargaan ditandai dengan
1. Mengekspresikan tidak berdaya dan tidak brguna

• Cemas Berhubungan dengan perubahan dalam status kesehayan ditandai dengan :


1. Mual
2. Peningkatan takanan darah

• Resiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan perubahan turgor kulit

Asuhan Keperawatan :

A. Ketidakseimbangan volume cairan aktif ditandai dengan :

• Nadi meningkat, tekanan darah menurun, volume/ tekanan nadi menurun


• Penurunan turgor kulit / lidah

Tupan : Di penuhinya keseimbanagan elektrolit dan asam basa dalam waktu 3 * 24 jam
Tupen : Kebutuhan cairan, cairan akan terpenuhi / seimbang dalam 3 * 60 menit.

KrIterIahasIl:
1. Frekuensi nadi dan irama kembali normal
2. Elektrolit serum,missal : Ka, Ca, Na, dan Mg dalam baas normal
3. Kekerangan Vol cairan, elektrolit dan asam basa.
4. Memiliki asupan cairan oral dan atau intravena yang adekuat.

Intervensi
1. Management cairan
Aktifitas
• Monitor vital sign klien
• Monitor perubahan berat badan sebelum dan sesudah dialysis
• Pemberian dan pemantauan cairan dan obat intravena
• Berikan cairan
2. Management elektrolit
Aktifitas
• Pemberian dan pemantauan cairan dan obat intra vena
• Berikan cairan garam melalui NGT
• Monitor irama jantung
• Instruksikan pada klien dan keluaga unuk memodivikasi diet khusus
3. Monitor Cairan
Aktifitas
• Monitor intake dan output cairan
• Monito serum dan tingkat elektrolit dalam urine
• Monitor tekanan darah dan irama jantung.

Implementasi
1. Memberikan dan memantau cairan dan obat melalui intra vena
2. Mengukur vital sign klien
3. Memberikan cairan garam melalui NGT
4. Mengukur intake dan output cairan

B. Ketidakseimbangan nutrisi berhubungan dengan : tidak mampu mengabsorbsi makanan


karena factor biologi dan psikologi ditandai dengan :

• Intake makanan kurang dari kebutuhan

Tupan : Kebutuhan nutrisi klien terpenuhi dalam waktu 3 * 4 jam


Tupen : Mengembalikan nafsu makan klien dalam waktu 12 * 60 menit

KrIterIahasIl:
• Jumlah makan dan cairan yang di konsumsi tubuh seimbang
• Mempertahankan masa tubuh dan BB dalam batas nomal
• Asupan gizi yang tersedia untuk memenuhi kebutuhan tubuh

Intervensi:
1. Management nutrisi

• Seleksi makanan klien


• Jaga keseimbangan BB klien
• Monitor kebutuhan nutrisi dan kalori
• Tawarkan makanan ringan
• Tingkatkan intake protein, zat besi, dan vit C

2. Management gangguan nafsu makan

• Monitor kebutuhan kalori klien


• Berikan umpan balik positif pada pasien yang menunjukkan peningkatan nafsu makan
• Berikan makan yng sesuai dengan selera pasien.

3. Membantu menaikkan BB

• Monitor mual dan muntah


• Monitor makanan yang menarik dengan pasien
• Ajarkan pada keluarga dan pasien dalam memilih nutrisi yang baik.

Implementasi

• Memberikan umpan balik positif pada klien yang menunjukkan peningkatan nafsu makan
• Meningkatkan intake protein zat besi dan vit C
• Membantu klien untuk mengatasi rasa mual dan muntah
• Menawarkan makanan ringan pada klien 2 jam sebelum makan.

Penutup
Kesimpulan :

• Gejala mual dan muntah yang berat yang di sebabkan oleh peningkatan kadar hormone
estrogen dan HCG dalam serum dan dapat berlangsung sampai 4 bulan
• Etiologi :
1. Faktor predisposisi
2. Faktor organic
3. Faktor Psikologi
4. Faktor Endokrin
• Tanda dan gejala
1. Muntah yang hebat
2. Dehidrasi
3. BB turun
4. Icterus
• Tingkat H.G
1. Tingkat 1 ( Ringan )
2. Tingkat 2 ( Sedang )
3. Tingkat 3 ( Berat )
• Pada penderita Hiperemesis gravidarum memerlukan perawatan khusus.

Saran:
1. Untuk mengatasi rasa mual dan muntah makan roti kering dan the hangat di pagi hari
2. Makan sedikit tapi sering
3. Hindari makanan berlemak dan berbau tajam
4. Memberikan informasi pada pasien da keluarga yang mempunyai resiko hiperemesis
gravidarum.

Anda mungkin juga menyukai