Anda di halaman 1dari 21

BAB I

TINJAUAN TEORITIS
A. Definisi
Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah berlebihan pada wanita hamil
sampai mengganggu pekerjaan sehari-hari karena pada umumnya menjadi buruk karena
terjadi dehidrasi (Rustam Mochtar, 1998).
Mual dan muntah biasanya terjadi pada pagi hari, tetapi dapat timbul setiap saat
bahkan malam hari. Gejala-gejala ini kurang lebih terjadi 6 minggu setelah hari pertama
haid dan berlangsung selama kurang lebih 10 minggu.
Hiperemesis Gravidarum (Vomitus yang merusak dalam kehamilan) adalah nousea
dan vomitus dalam kehamilan yang berkembang sedemikian luas sehingga menjadi efek
sistemik, dehidrasi dan penurunan berat badan (Ben-Zion, MD, Hal:232)
Hiperemesis diartikan sebagai muntah yang terjadi secara berlebihan selama
kehamilan (Hellen Farrer, 1999).
B. Etiologi
Penyebab Hiperemesis gravidarum belum diketahui secara pasti. Frekuensi kejadian
adalah 2 per 1000 kehamilan. Faktor-faktor predisposisi yang dikemukakan (Rustam
Mochtar, 1998)
1.

Umumnya terjadi pada Primigravida, mola hidatidosa, diabetes dan kehamilan


ganda akibat peningkatan kadar HCG

2.

Faktor organik, yaitu karena masuknya viki khoriales dalam sirkulasi maternal
dan perubahan metabollik akibat kehamilan serta resitensi yang menurun dari pihak
ibu terhadap perubahan perubahan ini serta adanya alergi yaitu merupakan salah
satu respon dari jaringan ibu terhadap janin.

3.

Faktor ini memegang peranan penting pada penyakit ini. Rumah tangga yang
retak, kehilangan pekerjaan, takut terhadap kehamilan dan persalinan, takut terhadap
tanggungan sebagai ibu dapat menyebabkan konflik mental yang dapat memperberat
mual dan muntah sebagai ekspresi tidak sadar terhadap keengganan menjadi hamil
atau sebagai pelarian kesukaran hidup.

4.

Faktor endokrin lainnya : hipertyroid, diabetes dan lain-lain.

C. Patologi
Pada otopsi wanita meninggal karena Hiperemesis gravidarum diperoleh keterangan
bahwa terjadinya kelainan pada organ-organ tubuh adalah sebagai berikut :
1. Hepar : pada tingkat ringan hanya ditemukan degenerasi lemak sentrilobuler tanpa
nekrosis
2. Jantung : jantung atrofi, menjadi lebih kecil dari biasa. Kadang kala dijumpai
perdarahan sub-endokardial
3. Otak : terdapat bercak-bercak perdarahan otak dan kelainan seperti pada ensepalopati
wirnicke
4. Ginjal : ginjal tampak pucat dan degenerasi lemak dapat ditemukan pada tubuli
kontorti
D. Patofisiologi
Perasaan mual adalah akibat dari meningkatnya kadar estrogen yang biasa terjadi
pada trimester I. bila perasaan terjadi terus-menerus dapat mengakibatkan cadangan
karbohidrat dan lemak habis terpakai untuk keperluan energi. Karena oksidasi lemak yang
tak sempurna, terjadilah ketosis dengan tertimbunnya asam aseto-asetik, asam hidroksida
butirik dan aseton darah. Muntah menyebabkan dehidrasi, sehingga caira ekstraseluler
dan plasma berkurang. Natrium dan klorida darah turun. Selain itu dehidrasai
menyebabkan hemokonsentrasi, sehingga aliran darah ke jaringan berkurang. Hal ini
menyebabkan jumlah zat makanan dan oksigen ke jaringan berkuang pula tertimbunnya
zat metabolik yang toksik. Disamping dehidrasi dan gangguan keseimbangan elektrolit.
Disamping dehidraasi dan gangguan keseimbangan elektrolit, dapat terjadi robekan pada
selaput lendir esofagus dan lambung (sindroma mollary-weiss), dengan akibat perdarahan
gastrointestinal.
E. Tanda dan gejala
Batas mual dan muntah berapa banyak yang disebut Hiperemesis gravidarum tidak
ada kesepakatan. Ada yang mengatakan bila lebih dari sepuluh kali muntah. Akan tetapi
apabila keadaan umum ibu terpengaruh dianggap sebagai Hiperemesis

gravidarum.

Menurut berat ringannya gejala dibagi menjadi tiga tingkatan, yaitu :


1. Tingkatan I (ringan)
a. Mual muntah terus-menerus yang mempengaruhi keadaan umum penderita
b. Ibu merasa lemah
2

c. Nafsu makan tidak ada


d. Berat badan menurun
e. Merasa nyeri pada epigastrium
f. Nadi meningkat sekitar 100 per menit
g. Tekanan darah menurun
h. Turgor kulit berkurang
i. Lidah mengering
j. Mata cekung
2. Tingkatan II (sendang)
a. Penderita tampak lebih lemah dan apatis
b. Turgor kulit mulai jelek
c. Lidah mengering dan tampak kotor
d. Nadi kecil dan cepat
e. Suhu badan naik (dehidrasi)
f. Mata mulai ikterik
g. Berat badan turun dan mata cekung
h. Tensi turun, hemokonsentrasi, oliguri dan konstipasi
i. Aseton tercium dari hawa pernafasan dan terjadi asetonuria
3. Tingkatan III (berat)
a. Keadaan umum lebih parah (kesadaran menurun dari somnolen sampai koma)
b. Dehidrasi hebat
c. Nadi kecil, cepat dan halus
d. Suhu badan meningkat dan tensi turun
e. Terjadi komplikasi fatal pada susunan saraf yang dikenal dengan enselopati
wernicke dengan gejala nistagmus, diplopia dan penurunan mental
f. Timbul ikterus yang menunjukkan adanya payah hati

F. Pathways
Faktor alergi

Faktor predisposisi

Peningkatan estrogen

Emesis
gravidarum

Penyesuaian

Penurunan pengossongan
lambung
Peningkatan tekanan
gaster

Komplikasi

Hiperemesis gravidarum
Intake nutrisi menurun
Gangguan nutrisi
kebutuhan tubuh

Kehilangan cairan berlebih

Dehidrasi

Pengeluaran nutrisi
berlebihan
Cairan eksta seluler
dan plasma

Gangguan
keseimbangan cairan
dan elektrolit

hemokonsentrasi

Aliran darah ke
jaringan menurun
Metabolisme intra
sel menurun
Otot lemah

Kelemahan
tubuh
Intoleransi
aktifitas

Perfusi
jaringan otak
Penurunan
kesadaran

G. Pemeriksaan
Ketika seorang wanita dating dengan keluhan mual dan muntah , riwayat berikut
harus dikaji untuk membantu membedakan antara mual dan muntah akibat kehamulan
atau kondisi patologis ini.
1. Riwayat
a. Frekuensi muntah
b. Hubungan muntah dengan asupan makanan ( jenis dan jumlah )
c. Riwayat pola makan ( jenis makanan dan minuman , jumlah, waktu pemberian,
dan reaksinya)
d. Riwayat pengobatan ( termasuk reaksi obat)
e. Riwayat gangguan makan
f. Riwayat diabetes
g. Pembedahan abdomen sebelumnya.
h. Frekuensi istirahat
i. Kecemasan dalam kehamilan
j. Dukungan keluarga
2. Pemeriksaan fisik
a. Berat badan ( dan hubungannya dengan berat badan sebelumnya)
b. Suhu badan , denyut nadi, dan pernafasan
c. Turgor kulit
d. Kelembapan membrane mukosa
e. Kondisi lidah ( bengkak, kering, pecah-pecah)
f. Palpasi abdomen untuk melihat pembesaran organ , dan nyeri tekan.
g. Pengkajian pertumbuhan janin.
3. Laboratorium
a. Pemeriksaan keton dalam urine
b. Urinalis
4. Pengkajian
Kondisi yang mengindikasikan bahwa wanita mengalami dehidrasi meliputi turgor
kulit buruk, peningkatan frekuensi nadi dan oernapasan, penurunan pengeluaran urine.

H. Penanganan
1. Pencegahan
Pencegahan terhadap Hiperemesis gravidarum diperlukan dengan jalan memberikan
penerapan tentang kehamilan dan persalinan sebagai suatu proses yang fisiologis. Hal
itu dapat dilakukan dengan cara :
a. Memberikan keyakinan bahwa mual dan muntah merupakan gejala yang
fisiologik pada kehamilan muda dan akan hilang setelah kehamilan berumur 4
bulan.

b. Ibu dianjurkan untuk mengubah pola makan sehari-hari dengan makanan dalam
jumlah kecil tetapi sering.
c. Waktu bangun pagi jangan segera turun dari tempat tidur, tetapi dianjurkan untuk
makan roti kering arau biskuit dengan teh hangat
d. Hindari makanan yang berminyak dan berbau lemak
e. Makan makanan dan minuman yang disajikan jangan terlalu panas atau terlalu
dingin
f. Usahakan defekasi teratur.
2. Terapi obat-obatan
Apabila dengan cara diatas keluhan dan gejala tidak berkurang maka diperlukan
pengobatan

Tidak memberikan obat yang terotogen

Sedativa yang sering diberikan adalah phenobarbital

Vitamin yang sering dianjurkan adalah vitamin B1 dan B6

Antihistaminika seperti dramamine, avomine

Pada keadaan berat, anti emetik seperti diklomin hidrokhoride atau


khlorpromazine.

3. Hiperemesis gravidarum tingkatan II dan III harus dirawat inap di rumah sakit
Adapun terapi dan perawatan yang diberikan adalah sebagai berikut :
a. Isolasi
Penderita disendirikan dalam kamar yang tenang, tetapi cerah dan peredaran udara
baik. Jangan terlalu banyak tamu, kalau perlu hanya perawat dan dokter saja yang
boleh masuk. Catat cairan yang keluar dan masuk. Kadang-kadang isolasi dapat
mengurangi atau menghilangkan gejala ini tanpa pengobatan

b. Terapi psikologik
Berikan pengertian bahwa kehamilan adalah suatu hal yang wajar,normal dan
fisiologik. Jadi tidak perlu takur dan khawatir. Yakinkan penderita bahwa penyakit
dapat disembuhkan dan dihilangkan masalah atu konflik yang kiranya dapat
menjadi latar belakang penyakit ini.
c. Terapi mental

Berikan cairan parenteral yang cukup elektrolit, karbohidrat dan protein dengan
glukosa 5 %, dalam cairan gram fisiologis sebanya 2-3 liter sehari. Bila perlu
dapat ditambah dengan kalium dan vitamin khususnya vitamin B kompleks dn
vitamin C dan bila ada kekurangan protein, dapat diberikan pula asam amino
esensial secara intravena. Buat dalam daftar kontrol cairan yang amsuk dan
dikeluarkan. Berikan pula obat-obatan seperti yang telah disebutkan diatas.
d. Terminasi kehamilan
Pada beberapa kasus keadaan tidak menjadi baik, bahkan mundur. Usahakan
mengadakan pemeriksaan medik dan psikiatrik bila keadaan memburuk. Delirium,
kebutaan, takikardia, ikterik, anuria, dan perdarahan merupakan manifestasi
komplikasi organik.
Dalam keadaan demikian perlu dipertimbangkan untuk mengakhiri kehamilan.
Keputusan untuk melakukan abortus terapeutik sering sulit diambil, oleh karena
disatu pihak tidak boleh dilakukan terlalu capat dan dipihal lain tidak boleh menunggu
sampai terjadi irreversible pada organ vital.

BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Data Subjektif

Nausea dan vomitus merupakan gejala-gejala utama. Pasien tidak dapat menahan
makanan dan kehilangan berat badan. Beberapa pasien mengeluh air liurnya
berlebihan/hipersalivasi.
Riwayat haid: sebagian besar pasien sadar akan haid yang tidak datang dan
mengetahui bahwa mereka hamil. Tetapi kadang-kadang pasien tidak dapat
memberikan informasi yang penting ini, sehingga mengaburkan diagnosis.
2. Data Objektif
Pemeriksaan fisik
a. Pemeriksaan umum: kulit dan membrane mukosa sering tampak kering dan turgor
menurun. Pasien dapat menjadi kurus. Vomitus yang iritatif dapat membuat erosi
pada bibir dan wajah; lidah tampak merah, kering dan pecah-pecah. Faring kering
dan merah, dan pernapaan berbau busuk dengan bau seperti buah-buahan yang
khas untuk ketoasidosis.
b. Takikardia dan hipotensi dapat menunjukkan dehidrasi hipovolemia. Pada penyakit
yang berat dan berkepanjangan, aberasi mental, delirium, sakit kepala, stupor dan
koma dapat terjadi
c. Pemeriksaan abdomen: temuan ini biasanya normal, meskipun rasa sakit dihepar
dapat ditemukan
d. Pemeriksaan pelvis: uterus lunak dan membesarkan sesuai dengan umur gestasi
Kebutuhan Dasar Khusus
a. Aktifitas istirahat
Tekanan darah sistol menurun, denyut nadi meningkat (> 100 kali per menit).
b. Integritas ego
Konflik interpersonal keluarga, kesulitan ekonomi, perubahan persepsi tentang
kondisinya, kehamilan tak direncanakan.
c. Eliminasi
Perubahan pada konsistensi; defekasi, peningkatan frekuensi berkemih Urinalisis :
peningkatan konsentrasi urine.
d. Makanan/cairan
Mual dan muntah yang berlebihan (4 8 minggu) , nyeri epigastrium,
pengurangan berat badan (5 10 Kg), membran mukosa mulut iritasi dan merah,
Hb dan Ht rendah, nafas berbau aseton, turgor kulit berkurang, mata cekung dan
e.
f.
g.

h.

lidah kering.
Pernafasan
Frekuensi pernapasan meningkat.
Keamanan
Suhu kadang naik, badan lemah, icterus dan dapat jatuh dalam koma
Seksualitas
Penghentian menstruasi, bila keadaan ibu membahayakan maka dilakukan
abortus terapeutik.
Interaksi sosial
8

Perubahan status kesehatan/stressor kehamilan, perubahan peran, respon anggota


keluarga yang dapat bervariasi terhadap hospitalisasi dan sakit, sistem pendukung
yang kurang.
Tes Laboratorium
a. Pemeriksaan darah lengkap dengan apusan darah: nilai hemoglobin dan
hematokrit yang meningkat menunjukkan hemokosentrasi berkaitan dengan
dehidrasi. Anemia yang mungkin merupakan konsekuensi dari mal nutrisi.
b. Urinalisis: urin biasanya hanya sedikit dan mempunyai kosentrasi tinggi sebagai
akibat dehidrasi. Aseton menunjukkan asidosis starvasi.
B. Diagnosa Keperawatan
Berdasarkan data pengkajian, diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada pasien
hyperemesis gravidarum adalah meliputi :
1. Ketidakseimbngan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
anoreksia, mual-muntah
2. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan kehilangan cairan
secara aktif
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum

C. Intervensi
No
1

Diagnosa

Perencanaan
Intervensi

Tujuan

Rasional

Keperawatan
Ketidakseimban

Dalam waktu

gan nutrisi

3x24jam setelah

badan pasien pada jam

mendapatkan

kurang dari

diberikan

yang sama setiap hari

pembacaan yang

kebutuhan tubuh tindakan

1. Timbang dan catat berat

2. Pantau asupan dan

Untuk

paling akurat
Karena berat

berhubungan

pemenuhan

dengan

nutrisi klien

badan dapat

anoreksia, mual-

terpenuhi
Dengan criteria

meningkat

muntah

hasil :
1. Berat badan
ideal
2. Bising usus

haluaran pasien

sebagai akibat
dari retensi cairan
3. Kaji dan catat bising usus Untuk memantau
pasien satu kali setiap
peningkatan dan
ergantian tugas jaga
penurunannya
9

normal

4. Auskultasi dan catat suara Untuk memantau

Membrane
2

Gangguan
keseimbangan
cairan dan
elektrolit
berhubungan
dengan

mukosa lembab
Dalam waktu

napas pasien setiap 4 jam


1. Pantau dan catat TTV

3x24 jam k
1. Membrane
mukosa lembab
2. CRT kurang
dari 3 detik
3. TTV normal

Takikardia, dispnea,

setiap 2 jam atau sesering

atau hipotensi

mungkin sesuai keperluan

dapat

sampai stabil. Kemudian

mengindikasikan

pantau dan catat TTV

kekurangan

setiap 4 jam

volume cairan

kehilangan

atau

cairan secara
aktif

aspirasi

2. Ukur asupan dan haluaran


setiap 1 sampai 4 jam.

ketidakseimbanga
n elektrolit.
Haluaran urine

Catat dan laporkan

yang rendah dan

perubahan yang signifikan

berat jenis urine

termasuk urine, feses,

yang tinggi

muntahan, drainase luka,

mengindikasikan

drainase nasogastrik,

hipovolemia

drainase slang dada, dan


haluaran yang lain.
3. Timbang pasien pada waktu
yang sama setiap hari

Untuk memberikan
data yang lebih
akurat dan
konsisten. Berat
badan merupakan

4. Kaji turgor kulit dan


membrane mukosa mulut
setiap 8 jam
5. Berikan perawatan mulut

indicator yang baik


untuk status cairan.
Untuk memeriksa
dehidrasi

dengan cermat setiap 4


jam .

Untuk
menghindari
dehidrasi

10

6. Periksa berat jenis urin


setiap 8 jam

membrane
mukosa
Peningkatan berat
jenis urine dapat
mengindikasikan
dehidrasi

1. Kaji tingkat berfungsi

Komunikasi

Intoleransi

Setelah

aktivitas

dilakukan

pasien dengan

diantara anggota

berhubungan

tindakan

menggunakan skala

staf dapat

dengan

keperawatan

mobilitas fungsional.

meyakinkan

kelemahan fisik

selama 3x24 jam

Komunikasikan tingkat ini

kontiunitas

terjadi

pada staf

perawatan dan

peningkatan

mempertahankan

toleransi
aktivitas dengan

2. Kecuali

kemandirian
Latihan ROM

dikontraindikasikan,

dapat mencegah

lakukan ROM setiap 2

kontraktur sendi

mendemonstras

sampai 4 jam. Tingkatkan

dan atrofi otot

ikan

dari pasif ke aktif, sesuai

criteria hasil :
1. Melaporkan dan

peningkatan
aktivitas fisik
yang dapat
diukur
2. Skala mobilitas

toleransi pasien.
3. Kaji kehilangan/gangguan
keseimbangan gaya jalan,
kelemahan otot

Menunjukkan
perubahan
neurologi karena
defisiensi vitamin

0-1
3. Skala kekuatan

B12

otot 5 (dapat

mempengaruhi

melawan

kamanan pasien

tahanan
4. Klien terlihat
segar

4. Awasi TD, nadi,


pernapasan, selama dan
sesudah aktivitas. Catat
respon terhadap tingkat
aktivitas (mis. Peningkatan
denyut jantung/TD,
11

/resiko cedera
Manifestasi
kardiopulmonal
dari upaya
jantung dan paru
untuk membawa

disritmia, pusing, dispnea,

jumlah oksigen

takipnea, dan sebagainya)

adekuat ke
jaringan

D. Evaluasi

Pasien tidak lagi menunjukkan bukti penurunan berat badan


Pasien terhindar dari kerusakan kulit atau infeksi disekitar pemasangan slang
TTV tetap stabil
Volume cairan tetap adekuat
Pasien mempunyai turgor kulit normal dan membrane mukosa lembap
Berat jenis urin tetap di antara 1,005 dan 1,010
Pasien mempertahankan keseimbangan cairan ( asupan seimbang dengan haluaran)
Pasien menyatakan peningkatan rasa nyaman
Membrane mukosa mulut merah muda dan lembap
Pasien mempertahankan kekuatan otot dan ROM sendi
Pasien melakukan aktivitas perawatan diri pada tingkat yang dapat ditoleransi

12

BAB III
TINJAUAN KASUS
A.

Ananmnesis tanggal 05 08 15 Pukul 13.20 wib. Diperoleh dari Ny. E (pasien


sendiri)
a. Identitas Pasien
- Nama Pasien
- Umur
- Jenis Kelamin
- Status
- Alamat
- Pasien dokter
- Diagnoda Medis
.
b. Identitas penanggung Jawab
- Nama
- Umur
- Jenis Kelamin
- Agama
- Alamat
- Pekerjaan
- Hubungan dengan pasien

: Ny. E
: 32 tahun
: Perempuan
: menikah
: Kp. Limbangan RT 06/01 Sukaraja Sukabumi
: dr. K, Sp.OG
: Hiperemesis Gravidarum
: Tn. U
: 34 tahun
: Laki laki
: Islam
:Kp. Limbangan RT 06/01 Sukaraja Sukabumi
: Buruh
: Suami

1. Keluhan utama
: nyeri uluhati
2. Riwayat penyakit sekarang : pasien mengatakan nyeri uluhati, nyeri
dirasakan hilang timbul seperti seperti terbakar, nyeri berkurang apabila
istirahat dan bertambah ketika beraktivitas dan didisi makanan, skala nyeri 4
(0-10), ekspresi wajah meringis saat nyeri, nyeri dirasakan sudah 2 minggu
sebelum masuk rumah sakit dimana klien mengalami mual muntah.
13

3.

Riwayat penyakit Dahulu : Klien sebelumnya belum pernah dirawat di rumah

sakit, ini kali pertama klien dirawat.


4. Riwayat penyakit Keluarga : Klien mengatakan di keluarganya tidak ada yang
memiliki penyakit menular ataupun penyakit keturunan seperti hipertensi dan
5.
6.
7.
8.
9.
B.

diabetes mellitus
Riwayat pengobatan
Riwayat alergi
Riwayat Transfusi darah
Riwayat kemoterapi
Riwayat radioterapi

Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan umum
2. Kesadaran
3. GCS
4. Tanda vital
5. Antropometri
6. Golongan darah
7. Pengkajian persistem

: Tidak ada
: Tidak ada
: Tidak ada
: Tidak ada
: Tidak ada

: Sakit sedang
: Compos mentis
:E:4
M: 6
V: 5
: TD : 100/70mmHg N: 80x/menit
R:20x/menit
S: 36,5 0C
:
- Berat badan : 57 kg
- Tinggi Badan : 158cm
: tidak di kaji

Pengkajian Persistem
Hasil Pemeriksaan
Sistem Susunan saraf Kesadaran : CM
Kepala : TAK
Pusat
Ubun Ubun : datar
Wajah : TAK
Leher : TAK
Kejang : Tidak
Sensorik : Tidak ada kelainan
Motorik : Tidak ada kelainan
Kekuatan otot : Kuat
Sistem Penglihatan
Posisi mata : Simestris
Besar Pupil : Isokor
Kelopak Mata : TAK
Konjungtiva : TAK
Sklera : TAK
Alat bantu Penglihatan : Tidak
Sitem Pendengaran
TAK
Menggunakan
alat
bantu
Sistem Penciuman
Sistem Pernafasan

pendengaran : Tidak
TAK
Pola Nafas : Normal
Volume Pernafasan : Normal
Jenis Pernafasan : Pernapasan dada
Volume Pernapasan : Normal
Jenis pernapasan : Pernapasan dada
14

Sistem Kardiovaskuler

Sistem pencernaan

Sistem Genitourinaria

Sistem Reproduksi

Irama napas : Teratur


Kesulitan bernafas : Tidak
Batuk dan sekresi : Tidak
Warna kulit : Normal
Nyeri dada : Tidak
Denyut nadi : teratur
Sirkulasi : Akral hangat
Pulsasi : Kuat
Mulut : Mukosa Kering
Gigi : TAK
Lidah : Kotor
Tenggorokan : TAK
Leher : TAK
Abdomen
: Nyeri

Tekan

epigastrium
Peristaltik Usus : TAK
Anus : TAK
BAB : TAK
Kebersihan : Bersih
Kelainan:TAK
BAK : TAK
Wanita
Menarche : Umur : 12 tahun siklus
haid : 28 hari, Lama haid : 7 hari
HPHT : 12 05 - 15
Gangguan saat haid : TAK
Penggunaan alat kontrasepsi : Pil 7

Sistem Integumen
Sistem Muskuloskletal

bulan
Payudara : TAK
Putting susu : TAK
Turgor : Baik, elastics
Warna : TAK
Integritas : Utuh
Pergerakan sendi : Bebas
Kekuatan : Baik
Nyeri sendi : Ada
Oedema : Tidak ada
Fraktur : Tidak ada
Parese : Tidak ada

8. Kenyamanan
Nyeri : Ada, Skor Nyeri 4, Tipe akut Deskripsi : seperti terbakar
Frekuensi : Hilang timbul , Lama nyeri : 2-3 menit
9. Pola kehidupan sehari hari
Sebelum sakit :
a. Pola aktifitas ( Makan/ minum, mandi, eliminasi, berpakaian, dan
berpindah)
15

Makan / minum : mandiri


Mandi : Mandiri
Eliminasi : Mandiri
Berpakaian: Mandiri
Berpindah : Mandiri
b. Pola nutirisi : Frekuensi makan 2 3 x/hari, jenis makanan : makanan
Biasa, Porsi makan 1 porsi
c. Pola tidur : Lama tidur 6-7 jam /hari, tidak ada gangguan
d. Pola eliminasi
BAK : Tidak ada kelainan 4 - 5 x/hari warna kuning jernih
BAB : Tidak ada kelainan 1 x/hari warna khas konsistensi lunak
e. Riwayat merokok : tidak
f. Riwayat minum minuman keras : tidak
g. Riwayat penggunaan obat penenang : tidak
Saat sakit
a. Pola aktifitas (makan/minum, eliminasi, berpakaian dan berpindah):
- Makan/minum
: Mandiri
- Mandi
: bantuan orang lain
- Berpakaian
: Bantuan orang lain
- Eliminasi
: Mandiri
- Berpindah
: Mandiri
b. Pola nutrisi : Frekuensi makan 3x/hari,
Jenis makanan: ML porsi makann - porsi
c. Pola tidur : lama tidur 5 6 jam/hari, Tidak ada gangguan
d. Pola eliminasi :
BAK : tidak ada kelainan 4-5 x/hari warna : Kuning
BAB : saat dikaji belum BAB
10. Sosial dan budaya
a. Agama
: islam
b. Mengungkapkan keprihatinan yang berhubungan dengan rawat inap
: Tidak
c. Pekerjaan
: Guru
d. Tinggal bersama : Suami
e. Pendidikan pasien : Sarjana
f. Suku
: Sunda
11. Proteksi
a. Status Mental : Orientasi
b. Status psikologis :Tenang
c. Penggunaan restrain : Tidak
d. Pengkajian Risiko jatuh : Risiko Jatuh Morse (Pasien dewasa dan pasien
yang dirawat di ruang di ruang non intensif) Resiko rendah 0 - 25
12. Pengkajian Fungsi :
a. Kemampuan aktifitas sehari hari : mandiri
b. Aktivitas : berjalan
c. Alat ambulasi : tidak menggunakan
d. Ekstremitas atas : Tidak ada kesulitan
e. Ekstremitas bawah : TAK
16

f. Kemampuan menggenggam : tidak ada kesulitan


g. Kesimpulan gangguan fungsi : tidak (Tidak perlu co DPJP)
13. Kebutuhan komunikasi/pendidikan dan pengajaran
a. Bicara
: Normal
b. Bahasa sehari hari
: Indonesia
c. Penerjemah
: Tidak
d. Hambatan belajar
: Tidak
e. Cara belajar
: Tidak
f. Cara belajar yang disukai : diskusi
g. Pasien atau keluarga menginginkan informasi tentang : Terapi atau obat
14. Kebutuhan privasi pasien : Tidak
15. Assesmen Gizi /Skrining Gizi oleh perawat
- Penurunan nafsu makan : Ya
- Penurunan BB 6 bulan terakhir >10% : Tidak
BB saat sehat : 57 kg
BB saat di kaji : 57 kg
16. Daftar masalah Keperawatan : Nyeri, gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari
kebutuhan
17. Rencana keperawatan
1. Observasi K/U dan TTV
2. Kaji skala nyeri
3. Anjurkan pasien untuk banyak minum
4. Ukur intake dan output
5. Berikan terapi analgetik sesuai advice dokter
6. Libatkan keluarga untuk memberikan banyak minum dan teknik distraksi
7. Lakukan kompres hangat
8. Anjurkan memakai pakaian tipis yang menyerap keringat
9. Berikan penkes tentang teknik relaksasi dan distraksi
10. Berikan penkes tentang pentingnya pemenuhan cairan
11. Kolaborasi dengan DPJP untuk pemberian cairan parenteral
18. Perencanaan Perawatan Interdisiplin/Referal
1. Diet dan Nutrisi : Ya
2. Rehabilitas
: Tidak
3. Farmasi
: Tidak
4. Perawatan Luka : Tidak
5. Pain Management : Tidak
6. Lain Lain
: jadwal control,
19. Perencanaan Pulang
Pasien dan keluarga diberikan informasi tentang perencanan pulang: Ya
1. Kondisi klinis saat pulang
: Baik
2. Lama perawatan
: 2 - 3 hari
3. Tanggal perencanaan pulang
: 07 08 15
4. Perawatan lanjutan yang diberikan dirumah : pemberian obat, aktivitas
sehari hari, pola hidup bersih dan sehat, serta pemenuhan nutrisi.
5. Cara transportasi pulang : Mandiri
6. Transportasi yang digunakan : Kendaraan umum
7. Barang barang yang di miliki pasien lengkap

17

20. Hasil Pemeriksaan Penunjang


Pemeriksaan
HEMATOLOGI
Hemoglobin
Hematroktrit
Lekosit
Trombosit

Hasil

Nilai Normal

13.2 gr/dl
40.4 %
16.100/mm3
303.000/mm3

12.0 16.0 gr/dl


36,0-46-0%
4500-11000/mm3
150000-350000

DIABETES
Glukosa Sewaktu Dewasa

94

< 100 Bukan DM


100 199 belum pasti DM
>= 200 Kemungkinan DM

Elektrolit dan Gas Darah


Natrium
Kalium
Chlorida

135,60
4,04
102,90

136,00 145,00
3,50 5,10
97,00 111,00

Keton Urine

+1 (Positif )

21. Terapi Obat :


IVFD : D 10% + Ondancentron 2 ampul + Neurobion 5000 mg 20 30 tpm
1. Ranitidin 50 mg / 12 jam
2. Vibrion 1 tab / 24 jam
3. Utrogestan 200 mg / 12 jam
22. Daftar Masalah Keperawatan
DX I : Pemenuhan Nutrisi Kurang dari kebutuhan tubuh
DX II : Gangguan Rasa nyaman nyeri epigastrium
18

DIAGNOSA DAN PERENCANAAN ASUHAN KEPERAWATAN


PADA PASIEN DENGAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM
TGL
No

DIAGNOSA

DITEGAKA

Dx

KEPERAWATAN

N & NAMA

PERENCANAAN
TUJUAN

PERAWAT

KRITERIA

RENCANA

HASIL

TINDAKAN

TGL
TERATASI
& NAMA
PERAWAT

Aktual :Gangguan
Pemenuhan nutrisi
kurang dari
kebutuhan tubuh
b.d intake yang
tidak adekuat
Ditandai dengan :
DS
- Pasien
mengatakan
mual
- Pasien
mengatakan
tidak nafsu
makan
DO
- Muntah 3x
- Porsi makan
habis porsi
- Nyeri
epigastrium
- Status kehamilan
12 minggu

05/08/2015
Jam 14.00
Sr. A

Kebutuhan
nutrisi
terpenuhi
setelah
dilakukan
tindakan
keperawata
n selama 2
x 24 jam

- Mual
berkurang
- Muntah
berkurang
- Nyeri
epigastriu
m tidak
ada
- Porsi
makan
habis 1 porsi

1.Observasi keadaan
umum pasien
2.Kaji pola makan di
rumah
3.Anjurkan pasien
untuk makan slagi
hangat
4.Anjurkan pasien
untuk ngemil
5.Kolaborasi dengan
gizi untuk diit pasien
6.Kolaborasi dengan
dokter untuk
pemberian
antiemetic
7.Berikan penkes
pentingnya nutrisi
untuk proses
penyembuhan

07/08/2015
Jam 13.00
Bd. H

II

Aktual
Gangguan rasa
nyaman nyeri
epigastrium b.d
peningkatan kadar
asam lambung
Ditandai dengan
DS
- Pasien
mengatakan
sakit pada
uluhati
- Pasien

05/08/2015
Jam 14.00
Sr. A

Nyeri
epigastrium
berkurang /
teratasi
setelah
dilakukan
tindakan
keperawata
n selama 3
x 24 jam

- TTV
dalam
batas
normal
- Skala
nyeri 1 3
- Ekspresi
wajah
rileks

1.Observasi keadaan
umum
2.Observasi tanda
tanda vital
3.Kaji keluhan pasien
tentang nyeri
4.Kaji skala nyeri
5.Kaji lokasi,
intensitas dan
frekuensi nyeri
6.Ciptakan lingkungan
yang nyaman
7.Ajarkan teknik
relaksasi nafas

07/08/2015
Jam 13.00
Bd. H

19

mengatakan
tidak enak
diperut
DO
- TD 100/70
mmHg
- N 80 x/m
- R 20 x/m
- S 36 0 C
- Ekspresi wajah
meringis
- Status kehamilan
12 minggu
- Skala nyeri 4

dalam dan distraksi


8.Kolaborasi dengan
dokter dalam
pemberian analgetik

20

DAFTAR PUSTAKA
Babak, Lowdermik, Jensen, 2004, Buku Ajar Keperawatan Maternitas, Edisi 4; Jakarta,
EGC
Doenges,E,Marilynn.2000.Rencana Asuhan Keperawatan.jakarta: EGC
Mansjoer, A, dkk, (2001), Kapita Selekta Kedokteran, edisi 3, Jakarta : Penerbit Media
Aesculapius FKUI.
Manuaba, Ida Bagus, 1999, Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita, Jakarta, Penerbit:
Arcan
Mochtar, R, (1998), Sinopsis Obstetri : Obstetri Fisiologi, Obstetri Patologi, edisi 2, Jilid
1, Jakarta : EGC.
Mochtar, Rustam, 1998, Sinopsis Obsetri, Jilid I, Jakarta; EGC
Morgan,Geri,dkk, 2009, Obstetri&Ginekologi panduan praktik,Jakarta: EGC
Prawirohardjo, Sarwono, 2005, Ilmu Kebidanan, Jakarta; Tridasa Printer
Sastrawinata,Sulaiman. 2005. Obstetri Patologi.edisi 2.Jakarta : EGC
Taber, B, (1994), Kapita Selekta Kedaruratan Obstetri dan Ginekologi, cetakan 1 Jakarta :
EGC.
Taylor,Cynthia M.2010.Diagnosis Keperawatan: dengan Rencana Asuhan.Jakarta:EGC
Wiknjosastro,Hanifa, 2005, ilmu kebidanan, edisi 3, Jakarta: Yayasan Bina pustaka
sarwono prawirohardjo

21

Anda mungkin juga menyukai