Anda di halaman 1dari 55

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY D DENGAN DIAGNOSA

MEDIS HIPEREMESIS GRAVIDARUM DI RUANG KIA


PUSKESMAS PAHANDUT PALANGKA RAYA

OLEH :

NAMA : FRISKA AMELIA


NIM : 2017.C.09a.0888

YAYASAN EKA HARAP PALANGKA RAYA SEKOLAH


TINGGI ILMU KESEHATAN PROGRAM
STUDI SARJANA KEPERAWATAN
TAHUN AJARAN 2020
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan ini di susun oleh :


Nama : Friska amelia
NIM : 2017.C09a.0888
Program Studi : Sarjana Keperawatan
Judul : Laporan pendahuluan dan Asuhan Keperawatan Ny.D dengan
Diagnosa Medis Hyperemesis Gravidarum di ruang Kia
Puskesmas Pahandut Palangka Raya.
Telah melakukan asuhan keperawatan sebagai persyaratan untuk
menyelesaikan Praktik Pra Klinik Keperawatan 3 Program Studi Sarjana
Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Eka Harap Palangkaraya.

Laporan keperawatan ini telah disetujui oleh :

Pembimbing Akademik

Kristinawaty, S.Kep., Ners


KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya untuk dapat menyelesaikan Laporan
dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya. Saya berharap laporan
pendahuluan penyakit ini dapat berguna dan menambah wawasan serta
pengetahuan.
Menyadari sepenuhnya bahwa di dalam laporan pendahuluan penyakit ini
terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna oleh sebab itu berharap adanya
kritik, saran dan usulan demi perbaikan laporan pendahuluan. Semoga laporan
sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sebelumnya saya
mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan saya
memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan

Palangka Raya, 19 Juni 2020

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ..........................................................................................i
DAFTAR ISI .........................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...................................................................................................1
1.2 Rumusan masalah..............................................................................................2
1.3 Tujuan................................................................................................................2
1.4 Manfaat ............................................................................................................2
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Penyakit ...............................................................................................4
2.1.1 Definisi ...................................................................................................4
2.1.2 Anatomi Fisiologi....................................................................................4
2.1.3 Etiologi ...................................................................................................7
2.1.4 Klasifikasi ...............................................................................................8
2.1.5 Patofisiologi (Patway) ............................................................................8
2.1.6 Manifestasi Klinis .................................................................................10
2.1.7 Komplikasi ............................................................................................10
2.1.8 Pemeriksaan Penunjang ........................................................................10
2.1.9 Penatalaksanaan Medis .........................................................................10
2.2 Manajemen Asuhan Keperawatan .................................................................11
2.2.1 Pengkajian keperawatan........................................................................11
2.2.2 Diagnosa Keperawatan .........................................................................12
2.2.3 Intervensi Keperawatan.........................................................................13
2.2.4 Implementasi Keperawatan ..................................................................19
2.2.5 Evaluasi Keperawatan ..........................................................................20
BAB 3 ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Pengkajian .......................................................................................................21
3.2 Diagnosa ..........................................................................................................32
3.3 Intervensi ........................................................................................................32
3.4 Implementasi....................................................................................................34
3.5 Evaluasi ..........................................................................................................34
BAB 4 PENUTUP

ii
4.1 Kesimpulan .....................................................................................................36
4.2 Saran ...............................................................................................................36
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Hiperemesis gravidarum merupakan ibu hamil yang mengalami mual muntah
yang berlebih, dapat menimbulkan gangguan aktivitas sehari-hari sehingga
membahayakan kesehatan bagi janin dan ibu, bahkan dapat menyebabkan
kematian. Selain itu, mual muntah juga berdampak negative bagi ibu hamil,
seperti aktivitas sehari-hari menjadi terganggu. Biasanya mual muntah sering
terjadi saat pagi hari, bahkan dapat timbul kapan saja maupun terjadi kadang
dimalam hari. Gejala tersebut 40-60% biasa terjadi pada multigravida
(Rocmawati, 2011).
Mual (nausea) dan muntah (emesis gravidarum) adalah suatu yang wajar pada
ibu hamil trimester 1. Kondisi ini akan berubah jika mual muntah terjadi >10 kali
dalam sehari, sehingga dapat mengganggu keseimbangan gizi, cairan elektrolit,
dan dapat memengaruhi keadaan umum serta menganggu kehidupan sehari-hari
(Morgan, 2009).
Word Health Organizatition (WHO) (2013) menyatakan bahwa perempuan
meninggal selama mengandung atau melahirkan sebanyak 585.000 orang.
Sedangkan kematian ibu hamil akibat masalah persalinan atau kelahiran terjadi
dinegara-negara berkembang sebanyak 99%. Rasio kematian kematian ibu
dinegara-negara berkembang merupakan tertinggi dengan 450 kematian ibu per
100 ribu kelahiran bayi yang hidup jika dibandingkan dengan dengan rasio
kematian ibu di 9 negara dan 51 negara persemakmuran (Depkes, 2014).
Di Indonesia berdasarkan total kasus program Jamkesda tahun 2008
mengenai kasus hiperemesis gravidarum mencapai sebesar 1,13%. Berdasarakan
data dari Dinas Kesehatan Kota Jambi diketahui jumlah hiperemesis gravidarum
pada tahun 2011 sebanyak 384 orang dan dari kota 20 puskesmas paal X tertinggi
jumlah dalam kasus hiperemesis gravidarum, pada tahun 2009 pada kasus
hiperemsis gravidarum sebanyak 64 orang, dan pada tahun 2010 mencapai
sebanyak 162 orang, sedangkan pada tahun 2011 mencapai sebanyak 200 orang
dari jumlah kunjungan ibu hamil mencapai sebanyak 459 orang ibu dengan
kejadian hiperemesis gravidarum.
2

Ada beberapa faktor yang memengaruhi kejadian hyperemesis gravidarum


menurut modifakasi Neil-Rose (2007);Tiran (2008); Proverawati (2009), yaitu
faktor hormonal, paritas, psikologis, alergi dan nutrisi. Faktor-faktor tersebut
dapat menyebabkan terjadinya hiperemesis gravidarum padaibu hamil trimester 1.
1
Pada dasarnya perilaku kesehatan merupakan suatu respon terhadap stimulus yang
berhubungan dengan sakit dan penyakit, terhadap sistem pelayanan kesehatan,
lingkungan dan makanan. Perilaku kesehatan seseorang termasuk pada ibu hamil
yang mengalami hyperemesis gravidarum dipengaruhi oleh beberapa faktor antara
lain faktor umur, paritas, sikap, pendidikan, dan pengetahuan (Rocmawati, 2011).
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana asuhan keperawatan pada Ny. D dengan Diagnosa medis
Hiperemesis gravidarum di Ruang KIA Puskesmas Pahandut Palangka Raya?
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan umum
Adapun tujuan umum dalam penulisan ini adalah unuk mengetahui
bagaimana asuhan keperawatan pada Ny. D dengan Diagnosa Medis Hiperemesis
gravidarum di Ruang KIA Puskesmas Pahandut Palangka Raya
1.3.2Tujuan Khusus
1. Melakukan pengkajian keperawatan pada Ny. D dengan Hiperemesis
gravidarum
2. Menegakan diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada Ny. D
dengan masalah Hiperemesis gravidarum
3. Melakukan intervensi keperawatan pada Ny. D dengan Hiperemesis
gravidarum
4. Melakukan implementasi keperawatan pada Ny. D dengan Hiperemesis
gravidarum
5. Melakukan evaluasi keperawatan pada Ny. D dengan Hiperemesis
gravidarum
1.4 Manfaat
1.4.1 Manfaat bagi mahasiswa
Mahasiswa dapat mengetahui asuhan keperawatan pada klien yang
mengalami Hiperemesis gravidarum.
3

1.4.2 Manfaat Bagi Pasien dan Keluarga


Pasien dan keluarga mengetahui wawasan dan perawatan yang tepat
setelah Hiperemesis gravidarum
1.4.3 Manfaat Bagi Masyarakat
1. Memberikan informasi tentang Hiperemesis gravidarum yang
disebabkan oleh banyaknya paritas.
BAB 2
TINJUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Penyakit
2.1.1 Definisi
Hiperemesis gravidarum adalah keadaan dimana penderita mual dan
muntah berlebihan, lebih dari 10 kali dalam 24 jam atau setiap saat, sehingga
menggganggu kesehatan dan pekerjaan sehari – hari (Arief. B., 2010).
Wanita hamil memuntahkan segala apa yang dimakan dan diminum sehingga
berat badannya sangat turun, turgor kulit berkurang , dieresis berkurang dan
timbul asetonuri, keadaan ini di sebut hiperemesis gravidarum (Sastrowinata
2010).
Hiperemesis gravidarum adalah vomitus yang berlebihan atau tidak
terkendali selama masa hamil, yang menyebabkan dehidrasi, ketidakseimbangan
elektrolit, atau defisiensi nutrisi, dan kehilangan berat badan (Lowdermilk, 2010).
Jadi kesimpulan yang dapat penulis ambil, hiperemesis gravidarum adalah
mual dan muntah yang berlebihan yang dapat mengganggu aktivitas sehari – hari
yang tidak terkendali selama masa hamil yang menyebabkan dehidrasi,
ketidakseimbangan elektrolit atau defisiensi nutrisi dan kehilangan berat badan.
2.1.2 Anatomi Fisiologi
Anatomi alat kandungan dibedakan menjadi 2 yaitu genetalia ekterna dan
genetalia interna.
5
2.1.2.1 Genitalia Eksterna
1) Monsveneris
Bagian yang menonjol meliputi bagian simfisis yang terdiri dari
4
jaringan lemak, daerah ini ditutupi bulu pada masa pubertas.
2) Vulva
Adalah tempat bermuara sistem urogenital. Di sebelah luar vulva
dilingkari oleh labio mayora (bibir besar) yang ke belakang,
menjadi satu dan membentuk kommisura posterior dan perineam. Di
bawah kulitnya terdapat jaringan lemak seperti yang ada di mons
veneris.
3) Labio mayora
Labio mayora (bibir besar) adalah dua lipatan besar yang
membatasi vulva, terdiri atas kulit, jaringan ikat, lemak dan kelenjar
sebasca. Saat pubertas tumbuh rambut di mons veneris dan pada sisi
lateral.
4) Labio minora
Labio minora (bibir kecil) adalah dua lipatan kecil diantara labio
mayora, dengan banyak kelenjar sebasea. Celah diantara labio
minora adalah vestibulum.
5) Vestibulum
Vestibulum merupakan rongga yang berada diantara bibir kecil (labio
minora), maka belakang dibatasi oleh klitoris dan perineum, dalam
vestibulum terdapat muara-muara dari liang senggama (introetus
vagina uretra), kelenjar bartholimi dan kelenjar skene kiri dan kanan.
6) Himen (selaput dara)
Lapisan tipis yang menutupi sebagian besar dan liang senggama
ditengahnya berlubang supaya kotoran menstruasi dapat mengalir
keluar, letaknya mulut vagina pada bagian ini, bentuknya berbeda-
beda ada yang seperti bulan sabit, konsistensi ada yang kaku dan
yang lunak, lubangnya ada yang seujung jari, ada yang dapat dilalui
satu jari.
7) Perineum
Terbentuk dari korpus perineum, titik temu otot-otot dasar panggul6
yang ditutupi oleh kulit perineum.

2.1.2.2 Genetalia Internal


1) Vagina
Tabung, yang dilapisi membran dari jenis jenis epitelium
bergaris, khusus dialiri banyak pembuluh darah dan serabut saraf.
Panjangnya dari vestibulum sampai uterus 7½ cm. Merupakan
penghubung antara introitus vagina dan uterus. Dinding depan liang
senggama (vagina) 9 cm, lebih pendek dari dinding belakang. Pada
puncak vagina sebelah dalam berlipat-lipat disebut rugae.
2) Uterus
Organ yang tebal, berotot berbentuk buah Pir, terletak di dalam pelvis
antara rectum di belakang dan kandung kemih di depan, ototnya disebut
miometrium. Uterus terapung di dalam pelvis dengan jaringan ikat
danligament. Panjang uterus 7½ cm, lebar 5 cm, tebal 2 cm. Berat 50
gr, dan berat 30-60 gr.
Uterus terdiri dari :
3) Fundus uteri (dasar rahim)
Bagian uterus yang terletak antara pangkal saluran telur. Pada
pemeriksaan kehamilan, perabaan fundus uteri dapat memperkirakan usia
kehamilan.
4) Korpus uteri
Bagian uterus yang terbesar pada kehamilan, bgian ini berfungsi
sebagai tempat janin berkembang. Rongga yang terdapat pada korpus
uteri disebut kavum uteri atau rongga rahim.
5) Servix uteri
Ujung servix yang menuju puncak vagina disebut porsio, hubungan
7
antara kavum uteri dan kanalis servikalis disebut ostium uteri internum.
Lapisan-lapisan uterus, meliputi :
1) Endometrium
2) Myometrium
3) Parametrium
6) Ovarium
Merupakan kelenjar berbentuk kenari, terletak kiri dan kanan uterus di
bawah tuba uterine dan terikat di sebelah belakang oleh ligamentum
latum uterus.
7) Tuba Fallopi
Tuba fallopi dilapisi oleh epitel bersilia yang tersusun dalam
banyak lipatan sehingga memperlambat perjalanan ovum ke dalam uterus.
Sebagian sel tuba mensekresikan cairan serosa yang memberikan nutrisi
pada ovum.
Tuba fallopi disebut juga saluran telur terdapat 2 saluran telur kiri dan
kanan. Panjang kira-kira 12 cm tetapi tidak berjalan lurus. Terus pada
ujung-ujungnya terdapat fimbria, untuk memeluk ovum saat ovulasi agar
masuk ke dalam tuba (Tambayong, 2011).
2.1.3 Etiologi
Penyebab hiperemesis gravidarum belum diketahui secara pasti. Tidak ada
bukti bahwa penyakit ini disebabkan oleh factor toksik, juga tidak ditemukan
kelainan biokimia. Perubahan – perubahan anatomic pada otak, jantung, hati, dan
susunan saraf, disebabkan oleh kekurangan vitamin serta zat – zat lain
akibat inanisi. Beberapa factor predisposisi dan faktor lain yang telah ditemukan
oleh beberapa penulis sebagai berikut:
1. Faktor predisposisi : primigravida, overdistensi rahim : hidramnion,
kehamilan ganda, estrogen dan HCG tinggi, mola hidatidosa.
2. Faktor organik: masuknya vili khorialis dalam sirkulasi maternal,
perubahan metabolik akibat hamil, resistensi yang menurun dari pihak
ibu dan alergi
3. Faktor psikologis: rumah tangga yang retak, hamil yang tidak
diinginkan, takut terhadap kehamilan dan persalinan, takut terhadap
tanggung jawab sebagai ibu dan kehilangan pekerjaan (Wiknjosastro,
8
2005).
2.1.4 Klasifikasi
Hiperemesis gravidarum terbagi menjadi tiga (3) tingkatan, yaitu :
1. Hiperemesis gravidarum tingkat I
Hiperemesis gravidarum tingkat I mempunyai gejala seperti: lemah,
nafsu makan menurun; berat badan menurun; nyeri epigastrium;
penurunan tekanan darah sistolik; lidah kering; turgor kulit kurang; dan
mata cekung.
2. Hiperemesis gravidarum tingkat II
Hiperemesis gravidarum tingkat II mempunyai gejala seperti: mual
muntah hebat; keadaan umum lemah; apatis; nadi cepat dan kecil; lidah
kering dan kotor; suhu badan meningkat (dehidrasi); mata cekung dan
ikterik ringan; oliguria dan konstipasi; nafas bau aseton dan aseton dalam
urin.
3. Hiperemesis gravidarum tingkat III
Hiperemesis gravidarum tingkat III mempunyai gejala seperti: keadaan
umum jelek; mual muntah berhenti; kesadaran menurun (somnolen
hingga koma); nadi kecil, cepat dan halus; suhu badan meningkat;
dehidrasi hebat; tekanan darah turun sekali; ikterus dan terjadi
komplikasi fatal ensefalopati Wernicke (nistagmus, diplopia, perubahan
mental).
2.1.5 Patofisiologi (Patway)
Perasaan mual adalah akibat dari meningkatnya kadar estrogen yang biasa
terjadi pada trimester I. bila perasaan terjadi terus-menerus dapat mengakibatkan
cadangan karbohidrat dan lemak habis terpakai untuk keperluan energi. Karena
oksidasi lemak yang tak sempurna, terjadilah ketosis dengan tertimbunnya asam
aseto-asetik, asam hidroksida butirik dan aseton darah. Muntah menyebabkan
dehidrasi, sehingga caira ekstraseluler dan plasma berkurang. Natrium dan
klorida darah turun. Selain itu dehidrasai menyebabkan hemokonsentrasi,
sehingga aliran darah ke jaringan berkurang. Hal ini menyebabkan jumlah zat
makanan dan oksigen ke jaringan berkuang pula tertimbunnya zat metabolik yang
toksik. Disamping dehidrasi dan gangguan keseimbangan elektrolit. Disamping
dehidraasi dan gangguan keseimbangan elektrolit, dapat terjadi robekan pada
selaput lendir esofagus dan lambung (sindroma mollary-weiss), dengan akibat
perdarahan gastrointestinal (Fadlun dkk 2010).
9

WOC
Faktor predisposisi, organik dan
psikologik estrogen meningkat

Perangsangan pada hipotalamus

Aktivasi dan stimulasi CT2

Mual, muntah

B1 BREATHING B2 BLOOD B3 BRAIN B4 BLADDER B5 BOWEL B6 BONE

Na dan Cl Cairan ekstrasel Intake cairan Iritasi asam pada Penurunan


hilang melalui berkurang menurun selaput lendir kontruktililitis
muntah esofagus jantung
Shift cairan ke Gangguan
Aliran balik vena ke intrasel keseimbangan cairan Lidah kering COP menurun
jantung
Pembengkakan sel kekurangan Penurunan sensasi Sirkulasi
Curah jantung – sel otak volume cairan kecap kejaringan
menurun dan elektrolit menurun
Peningkatan TIK Nafsu makan
Aktivitas mekanisme menurun Ketidakseimbangan
homeostatik Sakit kepala, antara suplai dan
pusing Perubahan nutrisi kebutuhan
Penurunan kurang dari
perfusi jaringan kebutuhan tubuh
Gangguan Rasa Intoleransi
nyaman nyeri Aktivitas
10
2.1.6 Manifestasi Klinis
1) Muntah yang hebat
2) Haus
3) Dehidrasi
4) BB menurun (>1/10 normal)
5) Keadaan umum menurun
6) Peningkatan suhu tubuh
7) Ikterik
8) Gangguan kesadaran, delirium
9) Biasanya terjadi pada minggu ke 6-1
2.1.7 Komplikasi
1) Dehidrasi
2) Ikterik
3) Takikardi
4) Alkalosis
5) Menarik diri, depresi
6) Ensefalopati wernicke yang ditandai oleh adanya nistagmus, diplopia,
perubahan mental
7) Suhu tubuh meningkat
2.1.8 Pemeriksaan Penunjang
1) Kadar potassium, sodium, klorida, dan protein menurun
2) Hemoglobin dan hematokrit menurun
3) Urinalisis : adanya keton dan kadang-kadang  adanya protein
4) Kadar vitamin dalam darah menurun
5) BUN, non protein nitrogen, uric acid meningkat
2.1.9 Penatalaksanaan Medis
1) Pemberian antiemetik
2) Dipuasakan selama masih muntah
3) Monitor intake dan output
4) Obat-obatan
5) Obat yang diberikan biasanya sedatif adalah fenobarbital, vitamin yang
dianjurkan vitamin B1, dan vitamin B6.
11

6) Isolasi
7) Penderita diberikan kamar yang tenang, tetapi cerah dan sirkulasi udara
yang baik, catat cairan yang keluar dan masuk.
8) Terapi psikologik
9) Penderita perlu diyakinkan bahwa penyakit dapat disembuhkan,
hilangkan rasa takut oleh karena kehamilan, kurangi pekerjaan serta
menghilangkan masalah dan konflik yang kiranya dapat menjadi latar
belakang penyakit ini.
10) Cairan parenteral
11) Berikan cairan parenteral yang cukup elektrolit, karbohidrat dan protein
dengan glukosa 5% sampai 10% dalam cairan garam fisiologik
sebanyak 2-3 liter/hari.
2.2 Manajemen Asuhan Keperawatan
2.2.1 Pengkajian Keperawatan
2.2.1.1 Identitas pasien
Data diri klien meliputi : nama, umur, pekerjaan, pendidikan, alamat,
medical record dan lain lain
2.2.1.2 Keluhan
1) Muntah yang hebat
2) Mual, muntah pada pagi hari dan setelah makan
3) Nyeri epigastrik
4) Merasa haus
5) Tidak nafsu makan
6) Muntah makanan/cairan asam
2.2.1.3 Faktor predisposisi
1) Umur ibu < 20 tahun
2) Multiple gestasi
3) Obesitas
4) Trofoblastik desease
2.2.1.4  Pemeriksaan fisik
1) Asidosis metabolik yang ditandai dengan sakit kepala, disorientasi
2) Takikardi, hypotensi, vertigo
12

3) Konjungtiva ikterik
4) Gangguan kesadaran, delirium
2.2.1.5 Tanda-tanda dehidrasi :
1) Kulit kering, membran mukosa bibir kering
2) Turgor kulit kembali lambat
3) Kelopak mata cekung
4) Penurunan BB
5) Peningkatan suhu tubuh
6) Oliguria, ketonuria
7) Urin pekat
2.2.1.6 Data laboratorium:
1) Proteinuria
2) Ketonuria
3) Urobilinogen
4) Penurunan kadar potasium, sodium, klorida, dan protein
5) Kadar vitamin menurun
6) Peningkatan Hb dan Ht
2.2.2 Diagnosa Keperawatan

1) Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan nausea


dan vomitus yang menetap.

2) Defisit volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan akibat


vomitus dan asupan cairan yang tidak adequat.

3) Gangguan rasa nyaman : nyeri (perih) berhubungan dengan


muntah yang berlebihan, peningkatan asam lambung.

4) Kurang pengetahuan tentang penyakit dan pengobatan


berhubungan dengan keterbatasan informasi.

5) Resiko perubahan integritas kulit berhubungan dengan penurunan


darah dan nutrisi kejaringan-jaringan sekunder akibat dehidrasi

6) Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakadekuatan


sumber energi sekunder.
13

2.2.3 Intervensi Keperawatan


2.2.3.1 Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan nausea dan
vomitus yang menetap.
Tujuan : kebutuhan nutrisi terpenuhi
Kriteria hasil :
1) Klien akan mengkonsumsi asupan oral diet yang mengandung zat gizi
yang adequat.
2) Klien tidak mengalami nausea dan vomitus.
3) Klien akan menoleransi diit yang telah di programkan.
4) Klien akan mengalami peningkatan berat badan yang sesuai selama
hamil.
Intervensi :
1) Catat intake dan output.
Rasional: menentukan hidrasi cairan dan pengeluaran melalui muntah.
2) Anjurkan makan dalam porsi kecil tapi sering
Rasional: dapat mencukupi asupan nutrisi yang dibutuhkan tubuh.
3) Anjurkan untuk menghindari makanan yang berlemak
Rasional : dapat merangsang mual dan muntah.
4) anjurkan untuk makan makanan selingan seperti biskuit, roti dan teh
(panas) hangat sebelum bagun tidur pada siang hari dan sebelum tidur.
Rasional: makanan selingan dapat mengurangi atau menghindari
rangsang mual muntah yang berlebih
5) Catal intake TPN, jika intake oral tidak dapat diberikan dalam
periode tertentu.
Rasional: untuk mempertahankan keseimbangan nutrisi.
6) Inspeksi adanya iritasi atau Iesi pada mulut.
Rasional: untuk mengetahui integritas inukosa mulut.
7) Kaji kebersihan oral dan personal hygiene serta penggunaan cairan
pembersih mulut sesering mungkin.
Rasional: untuk mempertahankan integritas mukosa mulut.
8) Pantau kadar Hemoglobin dan Hemotokrit
14

Rasional: mengidenfifikasi adanya anemi dan potensial penurunan


kapasitas pcmbawa oksigen ibu. Klien dengan kadar Hb <
12 gr/dl atau kadar Ht < 37 % dipertimbangkan anemi
pada trimester I.
9) Test urine terhadap aseton, albumin dan glukosa.
Rasional: menetapkan data dasar ; dilakukan secara rutin untuk
mendeteksi situasi potensial resiko tinggi seperti
ketidakadekuatan asupan karbohidrat, Diabetik
kcloasedosis dan Hipertensi
2.2.3.2 Defisit volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan akibat
vomitus dan asupan cairan yang tidak adequat.
Tujuan : kebutuhan cairan terpenuhi
Kriteria hasil :
1) Keseimbangan cairan dan elektrolit akan kembali ke kondisi normal,
yang terbukti dengan turgor kulit normal, membran mukosa lembab,
berat badan stabil, tanda-tanda vital dalam batas normal; elektrolit,
serum, hemoglobin, hematokrit, dan berat jenis urin akan berada
dalam batas normal.
2) Klien tidak akan muntah lagi
3) Klien akan mengkonsumsi asupan dalam jumlah yang adequat.
Intervensi:
1) Tentukan frekuensi atau beratnya mual/muntah.
Rasional : Memberikan data berkenaan dengan semua kondisi.
Peningkatan kadar hormon Korionik gonadotropin
(HCG), perubahan metabolisme karbohidrat dan
penurunan motilitas gastrik memperberat mual/muntah
pada kehamilan.
2) Tinjau ulang riwayat kemungkinah masalah medis lain (misalnya
Ulkus peptikum, gastritis.
Rasional: Membantu dalam mengenyampingkan penyebab lain untuk
mengatasi masalah khusus dalam mengidentifikasi intervensi.
15

3) Kaji suhu badan dan turgor kulit, membran mukosa, TD, input/output
dan berat jenis urine. Timbang BB klien setiap hari.
Rasional: Sebagai indikator dalam membantu mengevaluasi tingkat atau
kebutuhan hidrasi.
4) Anjurkan peningkatan asupan minuman berkarbonat, makan sesering
mungkin dengan jumlah sedikit. Makanan tinggi karbonat seperti : roti
kering sebelum bangun dari tidur.
Rasional: Membantu dalam meminimalkan mual/muntah dengan
menurunkan keasaman lambung.
2.2.3.3 Gangguan rasa nyaman : nyeri (perih) berhubungan dengan
muntah yang berlebihan, peningkatan asam lambung.
Tujuan : nyeri hilang/berkurang. Kriteria hasil :
1) Klien mengungkapkan secara verbal.
2) Nyeri hilang atau berkurang
3) pasien dapat beristirahat dengan tenang
Intervensi:
1) kaji skala nyeri, karakteristik, kualitas, frekuensi dan lokasi nyeri.
Rasional : menentukan perubahan dalam tingkat nyeri dan
mengevaluasi nilai skala nyeri. Mengidentifikasi
sumber sumber multiple dan jenis nyeri.
2) Anjurkan penggunaan tekhnik relaksasi dan distraksi
Rasional: menggunakan strategi ini sejalan dengan pemberian
analgesic untuk mengurangi atau mengalihkan respon
terhadap nyeri.
3) Yakinkan pada klien bahwa perawat mengetahui nyeri yang
dirasakannya dan akan berusaha membantu untuk mengurangi nyeri
tersebut.
Rasional: ketakutan bahwa nyari akan tidak dapat diterima
seperti peningkatan ketegangan dan ansietas yang nyata
dan menurunkan toleransi nyeri.
4) Berikan kembali skala pengkajian nyeri
16

Rasional: memungkinkan pengkajian terhadap keefektifan analgesic


dan mengidentifikasi kebutuhan terhadap tindak lanjut
bila tidak efektif.
5) Catat keparahan nyeri pasien dengan bagan.
Rasional: membantu dalam menunjukkan kebutuhan analgesic
tambahan atau pendekatan alternative terhadap
penatalaksanaan nyeri.
6) Kolaborasi pemberian analgesik sesuai indikasi
Rasional: analgesic lebih efektif bila diberikan pada awal siklus
nyeri.
2.2.3.4 Kurang pengetahuan tentang penyakit dan pengobatan berhubungan
dengan keterbatasan informasi.
Tujuan: klien mengerti tentang perubahan fisiologis dan pskologis yang
normal dan tanda-tanda bahaya kehamilan.
Kriteria hasil:
1) Klien menjelaskan perubahan fisiologis dan pskologis normal
berkaitan dengan kehamilan trimester pertama..
2) Klien menunjukkan perilaku perawatan diri sendiri yang
meningkatkan kesehatan.
3) Mengidentifikasi tanda-tanda bahaya kehamilan.
Intervensi:
1) Jelaskan tentang Hiperemesis Grvidarum dan kaji pengetahuan
pasien.
Rasional: untuk mengetahui seberapa dalam pengetahuan pasien
tentang penyakitnya dan tentang penatalaksanaannya di
rumah.
2) Berikan pendidikan kesehatan tentang hiperemesis gravidarum.
Rasional: untuk meningkatkan pengetahuan pasien tentang
hiperemesis gravidarum.
3) Buat hubungan perawat-klien yang mendukung dan terus menerus.
Rasional: peran penyuluh atau konselor dapat memberikan
bimbingan antisipasi dan meningkatkan tanggunmg
17
jawab individu terhadap kesehatan.
4) Evaluasi pengetahuan dan keyakinan budaya saat ini berkenaan
dengan perubahan fisiologis/psikologis yang normal pada kehamilan,
serta keyakinan tentang aktivitas, perawatan diri dan sebagainya.
Rasional: memberikan informasi untuk membantu mengidentifikasi
kebutuhan-kebutuhan dan membuat rencana
keperawatan.
5) Klarifikasi kesalahpahaman.
Rasional: ketakutan biasanya timbul dari kesalahan informasi dan
dapat mengganggu pembelajaran selanjutnya.
6) Tentukan derajad motivasi untuk belajar.
Rasional: klien dapat mengalami kesulitan dalam belajar kecuali
kebutuhan untuk belajar tersebut jelas.
7) Pertahankan sikap terbuka terhadap keyakinan klien/pasangan.
Rasional: penerimaan penting untuk mengembangkan dan
mempertahankan hubungan.
8) Jawab pertanyaan tentang perawatan dan pemberian makan bayi.
Rasional: memberikan informasi yang dapat bermanfaat untuk
membuat pilihan.
9) Identifikasi tanda bahaya kehamilan, seperti perdarahan,
kram, nyeri abdomen akut, sakit punggung, edema, gangguan
penglihatan, sakit kepala dan tekanan pelvis.
Rasional: membantu klien membedakan yang normal dan abnormal
sehngga membantunya dalam mencari perawatan
kesehatan pada waktu yang tepat.
2.2.3.5 Resiko perubahan integritas kulit berhubungan dengan penurunan
darah dan nutrisi kejaringan-jaringan sekunder akibat dehidrasi
Tujuan : Tidak terjadi ganguan integritas kulit.
Kriteria hasil : mengidentifikasi dan menunjukkan perilaku untuk
mempertahankan kulit halus, kenyal, utuh.
Intervensi :
1) Observasi kemerahan, pucat, ekskoriasi
Rasional: area ini meningkat risikonya untuk kerusakan dan
18
memerlukan pengobatan lebih intensif.
2) Dorong mandi tiap 2 hari 1x, pengganti mandi tiap hari.
Rasional:sering mandi membuat kekeringan kulit.
3) Gunakan krim kulit dua kali sehari dan setelah mandi.
Rasional: melicinkan kulit dan mengurangi gatal.
4) Diskusikan pentingnya perubahan posisi sering, perlu untuk
mempertahankan aktivitas.
Rasional: meningkatkan sirkulasidan perfusi kulit dengan mencegah
tekanan lama pada jaringan.
5) Tekankan pentingnya masukan nutrisi/cairan adequat.
Rasional: perbaikan nutrisi dan hidrasi akan memperbaiki kondisi
kulit
2.2.3.6 Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakadekuatan sumber
energi sekunder.
Tujuan : Pasien dapat beraktivitas secara mandiri.
Kriteria hasil :
1) Pasien dapat memperlihatkan kemajuan khususnya tingkat yang lebih
tinggi.
2) Pasien mengidentifikasi faktor-faktor yang menurunkan toleransi
aktivitas.
Intervensi :
1) Tingkatkan tirah baring/duduk. Berikan lingkungan yang tenang;
batasi pengunjung sesuai keperluan.
Rasional: meningkatkan istirahat dan ketenangan.
2) Ubah posisi dengan sering. Berikan perawatan kulit yang baik.
Rasional: meningkatkan fungsi pernapasan dan meminimalkan tekanan
pada area tertentu untuk menurunkan risiko kekurangan
jaringan.
3) Tingkatkan aktivitas sesuai toleransi, bantu melakukan latihan rentang
gerak sendi pasif/aktif.
Rasional: tirah baring lama dapat menurunkan kemampuan. Ini dapat
terjadi karena keterbatasan aktivitas yang mengganggu
19
periode istirahat.
4) Dorong penggunaan tekhnik manajemen stress. Contoh relaksasi
progresif, visualisasi, bimbingan imajinasi.
Rasional: meningkatkan relaksasi dan penghematan energy,
memusatkan kembali perhatian dan dapat meningkatkan
koping.
5) Kolaborasi pemberian obat sesuai indikasi: sedatif, agen antiansietas,
contoh diazepam (valium); lorazepam(ativan)
Rasional: membantu dalam manajemen kebutuhan tidur.
2.2.4 Implementasi Keperawatan
Implementasi adalah kategori dan perilaku keperawatan dimana tindakan
yang diperlukan untuk mencapai tujuan dan hasil yang di perkiran dari asuhan
keprawatan dilakukan dan disesuaikan.
Langkah-langkah yang diperlukan dalam pelaksanaan adalah sebagai
berikut:
1) Mengkaji ulang pasien
Fase pengkajian ulang terhadap komponen implementasi memberikan
mekanisme bagi perawat untuk menentukan apakah tindakan
keperawatan yang diusulkan masih sesuai.
2) Menelaah dan memodifikasi rencana asuhan keperawatan yang ada
sebelum memulai keperawatan Perawat menelah rencana asuhan
keperawatan, dan membandingkannya dengan data pengkajian untuk
memvalidasi diagnosa keperawatan yang dinyatakan dan menentukan
apakah intervensi keperawatan yang paling sesuai untuk situasi klinis
saat itu. Jika status pasien telah berubah. dan diagnosa keperawatan dan
intervensi keperawatan harus dimodifikasi yaitu :
1. Pelaksanaan keperawatan merupakan kegiatan yang dilakukan
sesuai rencana yang telah ditetapkan. selama pelaksanaan kegiatan
dapat bersifat mandiri dan kolaboratif. selama melaksanakan
kegiatan perlu diawasi dan monitor kemajuan kesehatan klien agar
kebutuhan cairan dapat terpenuhi.
2. Melakukan tindakan keperawatan sesuai rencana yang telah
20
ditetapkan untuk membebaskan klien dari nyeri.
3. Melakukan tindakan keperawatan sesuai rencana yang telah
ditetapkan untuk mengurangi resiko infeksi.
4. Melakukan tindakan keperawatan sesuai rencana yang telah
ditetapkan agar pasien dapat melakukan aktifitas tanpa bantuan.
2.2.5 Evaluasi Keperawatan
Evaluasi keperawatan yaitu membandingkan data subyektif dan obyektif
yang dikumpulkan dari pasien, perawat lain, dan keluarga untuk meningkatkan
tingkat keberhasilan dalam memenuhi hasil yang diharapkan ditetapkan selama
perencanaan.
Langkah-langkah evaluasi dari proses perawatan mengukur respon pasien
terhadap tindakan keperawatan dan kemajuan pasien kearah tujuan. Tujuan
asuhan keperawatan untuk membantu pasien menyelesaikan masalah kesehatan
aktual, mencegah kekambuhan dari masalah potensial dan pertahankan status
sehat.Evaluasi terhadap asuhan menentukan apakah tujuan ini telah dilaksanakan.
Aspek dalam dari evaluasi mencakup pencukuran kualitas asuhan keperawatan
yang diberikan dalam lingkungan perawatan kesehatan.
BAB 3
ASUHAN KEPERAWATAN

3.1 Pengkajian
3.1.1 Identitas Klien & Penanggung jawab
3.1.1.1 Identitas Klien
Nama pasien Ny. D, Tempat / tanggal lahir Palangkaraya 12 November
1997, pasien beragama islam, Suku Bangsa Dayak/Indonesia, pendidikan terakhir
SMP, pasien seorang IRT, Golongan Darah pasien O, pasien tinggal di Jln. Bukit
raya 1, pasien tidak memiliki penghasilan tiap bulan, masih masuk Rumah sakit
tanggal 17 Juni 2020 dan pengkajian pasien pada tanggal 20 Juni 2020 dengan
diagnosa Hiperemesis Gravidarum
3.1.1.2 Identitas Penanggung Jawab
Nama suami pasien Tn. S, umur 26 Tahun, berjenis kelamin laki-laki,
agama suami pasien Islam, Suku Bangsa Dayak/Indonesia, pendidikan terakhir
suami pasien SMA, pekerjaan pegawai swasta, golongan darah O, Suami pasien
tinggal di Jln. Bukit raya 1.
3.1.2 Status Kesehatan
3.1.2.1 Alasan Kunjungan / Keluhan Utama
pasien mengatakan mual muntah dan Badan terasa lemas.
3.1.2.2 Riwayat Kesehatan Sekarang (PQRST) :
Pasien mengatakan sejak 2 minggu yang lalu mengeluh mual dan muntah
setiap kali makan. Pada tanggal 17 Juni 2020 pasien memutuskan untuk periksa
ke bidan praktek dengan keluhan muntah secara terus menerus, dari bidan praktek
pasien dirujuk untuk ke Puskesmas pahandut , dan pada tanggal itu juga pasien
langsung pergi ke Puskesmas pahandut pukul 19.00 wib masuk ke Ruang KIA
Puskesmas pahandut untuk mendapatkan tindakan selanjutnya.
3.1.2.3 Riwayat Kesehatan Yang Lalu / Yang Pernah Dialami :
Pasien mengatakan mempunyai riwayat penyakit gastritis sejak masih
SMP
3.1.2.4 Riwayat Kesehatan Keluarga :
Pasien mengatakan didalam keluarga tidak ada yang mempunyai penyakit
keturunan seperti hipertensi, diabetes mellitus, dll. 22
3.1.3 Riwayat Obstetric Dan Ginekologi
Riwayat Ginekologi:
21
3.1.3.3 Riwayat Menstruasi :
Menarche 13, Siklus menstruasi 28 hari, lamanya Haid 3-5 hari, banyaknya
3x ganti pembalut, Sifat darah (warna, bau, cair/gumpalan, dysmenorhoe)
berwarna merah bau encer dysmenorrhea tidak ada, tidak ada gangguan sewaktu
menstruasi, dan tidak ada gejala pre menstruasi, HPHT pasien tanggal 2
September 2019, dan taksiran Persalinan 27 Juni 2020.
3.1.3.4 Riwayat Perkawinan (suami dan isteri) :
Usia Pernikahan pasien 1 tahun, lamanya Pernikahan 1 tahun dan ini pernikahan
pertama pasien.
3.1.3.5 Riwayat Keluarga Berencana :
Jenis kontrasepsi apa yang digunakan sebelum hamil tidak ada, waktu dan
lamanya penggunaan tidak ada, tidak ada masalah dengan cara keluarga
berencana, pasien sekarang tidak ada merencanakan penggunaan KB setelah
melahirkan, pasien merencanakan mendapatkan 2 anak.
Riwayat Obstetri :
a. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu : G 1 P 0 A0
Keadaan
Tgl Umur Jenis Tempat/ Jenis Masalah
No BB Anak
partus hamil partus Penolong kelamin
Hamil Lahir Nifas Bayi
1 Hamil
sekarang
Keterangan :
Masa hamil pada 2 minggu yang lalu mengeluh mual muntah, tidak ada masalah
Lahir/persalinan spontan, tidak ada masalah bayi, keadaan Anak hidup.
b. Riwayat Kehamilan Sekarang
Amenorhoe sejak 2 September 2019, Masa hamil pada 2 minggu yang lalu
mengeluh mual muntah, Gerakan anak pertama di rasakan adalah bayi seperti
menendang, tidak ada imunisasi, BB selama hamil 60 kg, pasien memeriksakan
kehamilannya secara teratur, pasien memeriksakan kehamilannya di tempat bidan
praktek
23

3.1.4 PEMERIKSAAN FISIK


Subjektif Objektif
3.1.4.3 Keadaan Umum Suhu pasien 36,0 0C, Nadi 80
BB sebelum hamil 55 kg x/menit, tekanan Darah 90/70
mmHg, RR 20 x/menit, BB 50
kg, tinggi Badan 165 cm,
kesadaran composmentis turgor
Kulit baik, Baik, pasien tampak
3.1.4.4 Kepala pucat.
Bentuk kepala simetris,
penyebaran rambut merata,
3.1.4.5 Muka warna rambut hitam tidak ada
Rasa bengkak? Tidak ada ketombe, rambut bersih

Tidak ada Hyperpigmentasi,


3.1.4.6 Mulut tidak ada Cloasma gravidarum,
Keluhan : tidak ada tidak ada Edema, tidak ada
Simetris.
3.1.4.7 Mata
Keluhan : Lingkaran hitam pada Mukosa bibir kering, gigi
mata lengkap dan tidak berlubang.
Tidak ada kesulitan menelan
Lingkaran hitam tampak pada
3.1.4.8 Hidung mata, gerakan mata normal,
Keluhan : tidak ada konjungtiva merah muda, sklera
24 putih, pupil isokor

3.1.4.9 Telinga Reaksi alergi tidak ada, tidak


Keluhan : tidak ada ada pembengkokan pada
septum nasi. Tidak ada
sumbatan benda asing.
3.1.4.10 Leher Keadaan baik dan fungsi
Pembengkakan : tidak ada pendengaran baik.

3.1.4.11 Daerah dada Tidak ada Pembesaran


Jantung dan paru-paru kel.Tyroid, Tidak ada Distensi
vena jugularis, tidak ada
Payudara Pembesaran KGB

3.1.4.12 Abdomen Tidak ada Sesak napas, tidak


3.1.4.13 Genitalia Eksterna ada Batuk, tidak ada Sakit dada,
3.1.4.14 Anus-- Suara napas vesikuler, Bunyi
jantung lup dup
3.1.4.15 Ekstremitas atas dan Palpitasi
bawah
: Simetris
: baik

: Turgor kulit menurun, warna


3.1.4.16 Pemeriksaan Panggul kulit sawo matang (kecoklatan),
tidak ada kesulitan dalam
pergerakan, terpasang infus
D5% drip metoclor 1 ampul +
neurosanbe 1 ampul pada
ekstremitas kiri atas.
: baik
: baik, dapat bergerat dengan
bebas
: Ukuran panggul luar pada
pasien Distantia spinarum 26
cm, Distantia cristarum 29 cm,
Conjugata externa 19 cm, dan
Lingkar panggul 89 cm.
25

Ukuran panggul dalam :


Promonotorium 11 cm, Linea
inominata 13cm, Dinding
samping 12 cm, Spina
Ischiadika 13cm, Sacrum 13
cm, CV 2ccm dan CD 2 cm.

3.1.5 POLA AKTIVITAS SEHARI-HARI


1. Pola Nutrisi : makan 3x/hari, makan sayur dan buah buahan
2. Pola Eliminasi :
Pasien Buang Air Kecil (BAK) sebanyak 4-5x/hari dan Buang Air
Besar (BAB) sebanyak 1x/hari.
3. Pola tidur dan istirahat : tidak bisa tidur siang , tidur malam 5-6 jam
4. Pola aktivitas dan latihan : melakukan pekerjaan rumah dan mengurus
suami
5. Personal Hygiene :
Kulit pasien tampak bersih, Rambut berwarna hitam, merata, tidak ada
ketombe, Mulut & Gigi baik tidak ada karies, Pakaian pasien rapi, Kuku
tampak baik, dan Vulva Hygiene bersih.
6. Ketergantungan fisik :
Pasien tidak pernah merokok, tidak pernah minum minuman Keras, tidak
pernah mabuk, tidak pernah minum danObat-obatan terlarang 26

3.1.6 ASPEK PSIKOSOSIAL DAN SPIRITUAL


1. Pola pikir dan persepsi
a. Apakah ibu telah mengetahui cara memberi ASI dan merawat
bayi : iya
b. Apakah klien merencanakan pemberian ASI pada bayinya : iya
c. Jenis kelamin yang diharapkan : laki-laki
d. Siapa yang membantu merawat bayi di rumah :suami dan keluarga
e. Apakah hamil ini diharapkan : iya, sangat diharapkan
2. Persepsi diri
a. Hal yang amat di pikirkan saat ini :khawatir karena masih
mual muntah
b. Harapan setelah menjalani perawatan : segera
menemukan solusi dari masalah yang ada
c. Perubahan yang dirasa setelah hamil : berat badan turun
naik dan emosi turun naik
3. Konsep diri
a. Body image : pasien mengatakan badannya masih normal
b. Peran : ibu rumah tangga
c. Ideal diri : pasien ingin cepat melahirkan
d. Identitas diri : pasien seorang perempuan
e. Harga diri : pasien sangat disayangi suaminya
4. Hubungan/komunikasi
a. Bicara : jelas/relevan/mampu mengekspresikan/mampu
mengerti orang lain?
b. Bahasa utama :dayak Bahasa daerah : dayak
c. Yang tinggal serumah : suami dan mertua
d. Adat istiadat yang di anut : dayak
e. Yang memegang peranan penting dalam keluarga : suami
f. Motivasi dari suami : pasien mengatakan bahwa selalu diberi semangat
oleh suaminya
g. Apakah suami perokok : tidak
27
h. Kesulitan dalam keluarga : tidak ada
5. Kebiasaan seksual
a. Gangguan hubungan seksual : tidak ada
b. Pemahaman terhadap fungsi seksual : baik
6. Sistem Nilai – Kepercayaan
a. Siapa dan apa sumber kekuatan :Tuhan
b. Apakah Tuhan, Agama, Kepercayaan penting untuk
anda :iya
c. Kegiatan agama atau kepercayaan yang dilakukan
(macam dan frekuensi) : sholat
Sebutkan kegiatan agama atau kepercayaan yang ingin dilakukan
selama di puskesmas: berdoa
3.1.7 PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Darah
HB darah pasien 11 g/dl, Golongan Darah/Rh + (positif), Gula Darah 80
mg/dl, Leukosit 10.000 sel/mm3 dan VR/VDRL : Tidak dikaji
2. Urine
Protein urine pasien negative, Sedimen urine Tidak dikaji dan Reduksi
Tidak dikaji.
3. Pemeriksaan tambahan
Pemeriksaan TTT/NST detak jantung janin terdengar, TTO/OCT baik,
USG normal, tidak ada pemeriksaan Amnioscopy, tidak ada
pemeriksaan TORCH dan Rontgent.
3.1.8 PENGOBATAN
NO Nama Obat Dosis Rute Indikasi
1 Inf. NacL 20 tpm IV Seagai sumber elektrolit dan air
2 antasida 1×2 Oral Untuk mengurangi rasa mual muntah
Inj 2 × 500 mg IV Mengobati neuropati perifer dan
3
mecobatamin anemia

28

Palangka Raya, 20 Juni 2020


Mahasiswa

Friska amelia
29

ANALISIS DATA
DATA SUBYEKTIF
KEMUNGKINAN
DAN DATA MASALAH
PENYEBAB
OBYEKTIF
DS : Aktivitas koagulasi Defisit Nutrisi
Pasien mengatakan mual
muntah setiap kali Rasa pengecap terganggu
makan dan minum
DO : Tidak enak untuk makan
- Tampak lemas

- Bibir kering Tidak mau makan

- Nafsu makan
Defisit nutrisi
berkurang
- Turgor kulit
menurun
TTV
TD 90/70 mmHg
Suhu 36,0 0C
Nadi 80 x/menit
RR 20 x/menit
30

DS : Mual muntah Intoleransi aktivitas


Pasien mengatakan
Kelemahan
tubuhnya terasa lemah.
DO : Nutrisi, cairan dan
elektrolit keluar dari
- Klien hanya terbaring tubuh
ditempat tidur
Asupan / intake tidak
- Lingkaran hitam adekuat
tampak pada mata
Intoleransi aktivitas
31

PRIORITAS MASALAH

1. Defisit nutrisi berhubungan dengan keengganan untuk makan ditandai


dengan mual muntah
Pasien mengatakan mual muntah setiap kali makan dan minum, Tampak
lemas, Bibir kering, Nafsu makan berkurang,Turgor kulit menurun,TTV
TD 90/70 mmHg,Suhu 36,0 0C,Nadi 80 x/menit, RR 20 x/menit

2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakadekuatan sumber energi


sekunder ditandai dengan penurunan energi metabolic.
Pasien mengatakan tubuhnya terasa lemah, Klien hanya terbaring ditempat
tidur, Lingkaran hitam tampak pada mata
32
RENCANA KEPERAWATAN

Nama Pasien : Ny. D


Ruang Rawat : KIA Pahandut
Diagnosa Tujuan (Kriteria hasil) Intervensi Rasional
Keperawatan
Defisit nutrisi Setelah dilakukan tindakan 1. Identifikasi kebiasaan makan klien 1. Untuk memperbarui gaya
berhubungan dengan perawatan selama 1×7 jam dan perilaku makan yang akan di hidup serta pola makan klien
keengganan untuk diharapkan kebutuhan nutrisi ubah 2. Untuk menimalisir asupan
makan terpenuhi pasien dapat teratasi 2. Berikan makanan hangat sedikit kebutuhan cairan klien
dengan kriteria hasil : tapi sering. 3. Untuk meningkatkan nafsu
1) Klien akan mengkonsumsi 3. Jadwalkan pendidikan kesehatan. makan
asupan oral diet yang 4. Berikan kesempatan untuk 4. Untuk meningkatkan
mengandung zat gizi yang bertanya. pengetahuan
adekuat. 5. Anjurkan makan dalam porsi kecil 5. dapat mencukupi asupan
2) Klien akan menoleransi diit tapi sering nutrisi yang dibutuhkan tubuh.
yang telah di programkan. 6. Anjurkan untuk menghindari 6. dapat merangsang mual dan
3) Klien akan mengalami makanan yang berlemak muntah.
peningkatan berat badan yang 7. Kolaborasi dengan ahli gizi 7. Untuk merelaksasi terapi klien
sesuai selama hamil. tentang diet yang tepat. dengan tepat
Intoleransi aktivitas Setelah dilakukan tindakan 1. Observasi gangguan fungsi tubuh 1.Memberikan informasi tentang
33

berhubungan dengan perawatan selama 1×7 jam yang mengakibatkan kelelahan kebutuhan untuk
ketidakadekuatan diharapkan Pasien dapat 2. Berikan posisi nyaman pada klien ketidakefektivitas intervensi
sumber energi beraktivitas secara mandiri. 3. Anjurkan melakukan aktivitas 2. Menghilangkan ketegangan
sekunder dengan kriteria hasil : secara bertahan otot dan dapat meningkatkan
1) Pasien dapat memperlihatkan 4. Dorong penggunaan tekhnik kemampuan
kemajuan khususnya tingkat manajemen stress. 3.Untuk membantu beraktivitas
yang lebih tinggi. 5. Kolaborasi pemberian obat sesuai secara perlahan
2) Pasien mengidentifikasi indikasi 4.meningkatkan relaksasi dan
faktor-faktor yang penghematan energy,
menurunkan toleransi memusatkan kembali perhatian
aktivitas. dan dapat meningkatkan
koping.
5.membantu dalam manajemen
kebutuhan tidur.
34

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN

Hari/Tanggal Tanda tangan dan


Implementasi Evaluasi (SOAP)
Jam Nama Perawat
sabtu / 20 juni 2020 1. Mengidentifikasi kebiasaan makan S : Pasien mengatakan mual muntah setiap kali
klien dan perilaku makan yang akan makan dan minum
Jam : 10.00 wib
di ubah O : Tampak lemas
2. Memberikan makanan hangat sedikit - Friska amelia
Bibir kering
tapi sering. - Nafsu makan berkurang
3. Menjadwalkan pendidikan kesehatan.
- Turgor kulit menurun
4. Memberikan kesempatan untuk
TTV
bertanya.
TD 90/70 mmHg
5. Menganjurkan makan dalam porsi
Suhu 36,0 0C
kecil tapi sering
Nadi 80 x/menit
6. Menganjurkan untuk menghindari
RR 20 x/menit
makanan yang berlemak
A : Masalah belum teratasi
7. Berkolaborasi dengan ahli gizi
P : Lanjutkan Intervensi
tentang diet yang tepat.

sabtu / 20 juni 2020 1. Mengobservasi gangguan fungsi S : Pasien mengatakan tubuhnya terasa lemah. Friska amelia
35

Jam : 10.00 wib tubuh yang mengakibatkan O :


kelelahan - Klien hanya terbaring ditempat tidur
2. Memberikan posisi nyaman pada - Lingkaran hitam tampak pada mata
klien
A : Masalah belum teratasi
3. Menganjurkan melakukan aktivitas
P : Lanjutkan Intervensi
secara bertahan
4. Mendorong penggunaan tekhnik
manajemen stress.
5. Berkolaborasi pemberian obat sesuai
indikasi
BAB 4

PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa Hiperemesis Gravidarum adalah
suatu keadaan pada ibu hamil yang ditandai dengan muntah-muntah yang
berlebihan (muntah berat) dan terus menerus pada minggu kelima sampai dengan
minggu kedua belas, jadi mual-muntah yang berlebihan disaat kehamilan yang
mengganggu aktivitas sehari-hari.
Pencegahan terhadap hiperemesis gravidarum perlu dilaksanakan dengan
jelas memberikan penerapan tentang kehamilan dan persalinan sebagai suatu
proses yang fisiologik, memberikan keyakinan bahwa mual dan kadang-kadang
muntah merupakan gejala yang fisiologik pada kehamilan muda dan akan hilang
setelah kehamilan 4 bulan, menganjurkan mengubah makan sehari-hari dengan
makanan dalam jumlah kecil, tetapi lebih sering.
4.2 Saran
1.   Bagi Mahasiswi
Semoga dapat menjadi tambahan ilmu pengetahuan tentang Hiperemesis
Gravidarum
2.   Bagi Tenaga Kesehatan
a. Diharapkan dapat menerapkan prosedur asuhan keperawatan pada ibu
hamil dengan Hiperemesis Gravidarum
b. Diharapkan lebih meningkatkan pengembangan tentang antenatal care
agar ibu rajin memeriksakan diri ke petugas kesehatan.

36
DAFTAR PUSTKA

Arief.B. 2012. Buku Saku Maternitas Edisi 3. ECG. Jakarta


Diyan, I. (2013). Keperawatan Maternitas Pada Area Perawatan
Antenatal.Yogyakarta : Graha Ilmu
Herman, T. (2012). Nursing Diagnosis : Definitions and Classification 2012 –
Fadlun, dkk. 2011. Asuhan Kebidanan Patologis. Jakarta: Salemba
Medika. 2014. Jakarta : EGC. 
Prawirohardjo. 2011. Ilmu Kebidanan, Jakarta; Tridasa Printer.
Reny, Y. (2017). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Maternitas Aplikasi NANDA,
NIC, NOC. Edisi 1. Jakarta : CV. Trans Info Media.
Wiknjosastro H. 2010. Ilmu Kebidanan. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Jakarta.
SATUAN ACARA PENYULUHAN
A. Topik : Morning Sickness
B. Sasaran
1. Program : Pasien dan Keluarga di Ruang KIA Puskesmas
Pahandut
2. Penyuluhan : pendidikan kesehatan Morning Sickness
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan Pasien dan Keluarga mampu
memahami tentang pendidikan kesehatan Morning Sickness
3. Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus penyuluhan sebagai berikut :
1. Mampu Mengetahui Pengertian Morning Sickness
2. Mampu Mengetahui Penyebab Morning Sickness
3. Mampu Mengetahui Tanda dan Gejala Morning Sickness
4. Mampu Mengetahui Tanda bahaya Morning Sickness
5. Mampu Mengetahui Cara mengatasi Morning Sickness
C. Materi : Morning Sickness
D. Metode : Bimbingan dan penyuluhan, Ceramah.
E. Media : Leaflet
F. Waktu Pelaksanaan
1. Hari/Tanggal : Sabtu, 20 Juni 2020
2. Pukul : 08.00 Wib
3. Alokasi Waktu : 20 Menit
No Kegiatan Waktu Metode
.
1 Pembukaan (Kata sambutan dari 3 Menit Secara langsung
kepala ruangan)
2 Perkenalan (Perkenalan nama oleh 2 Menit Secara langsung
moderator)
3 Menyampaikan Kontrak 5 Menit Secara langsung
(Menyampaikan tujuan)
4 Menyampaikan Materi Penyuluhan 5 Menit Secara langsung

37
38

( Penyampaian Materi oleh Leader )


5 Evaluasi (Tanya Jawab oleh Leader ) 5 Menit Secara langsung

G. Tugas Pengorganisasian
1) Moderator : Friska amelia
1. Membuka acara penyuluhan
2. Memperkenalkan diri
3. Menjelaskan tujuan dan topik yang akan disampaikan
4. Menjelaskan kontrak dan waktu presentasi
5. Mengatur jalannya diskusi
2) Leader : Friska amelia
1. Menyampaikan materi penyuluhan
2. Mengevaluasi materi yang telah disampaikan
3. Mengucapkan salam penutup
3) Fasilitator : Friska amelia
1. Memotivasi peserta untuk berperan aktif selama jalannya kegaiatan
2. Memfasilitasi pelaksananan kegiatan dari awal sampai dengan akhir
3. Membuat dan megedarkan absen peserta penyuluhan
4. Melakukan dokumentasi kegiatan penyuluhan dalam kegiatan pendidikan
kesehatan
H. TEMPAT
1. Setting Tempat :

Keterangan:

:Moderator dan Leader 39

:Peserta

:Fasilitator
: Dokumentator
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Morning sickness adalah gejala umum dari kehamilan yang ditandai dengan
mual dan muntah sesekali. Meskipun namanya morning sickness namun tidak
serta merta keluhan hanya terjadi di pagi hari, melainkan dapat menyebabkan
ketidaknyamanan pada setiap saat sepanjang hari. Memang keluhan mual dan
muntah lebih berat di pagi hari.
Menurut National Institutes of Health (NIH), sebagian besar wanita hamil
mengalami mual, tapi sepertiga juga mengalami muntah. Morning sickness
biasanya terjadi dalam empat bulan pertama kehamilan dan ini sering menjadi
tanda pertama bahwa seorang wanita hamil. Baca lebih lanjut mengenai tanda-
tanda awal kehamilan.
1.2 Rumusan Masalah
1) Apa yang dimaksud Pengertian Morning Sickness
2) Apa Penyebab Morning Sickness
3) Bagaimana Tanda dan Gejala Morning Sickness
4) Bagaimana Tanda bahaya Morning Sickness
5) Cara mengatasi Morning Sickness
1.3 Tujuan
1) Mampu memahami Pengertian Morning Sickness
2) Mampu memahami Penyebab Morning Sickness
3) Mampu memahami Tanda dan Gejala Morning Sickness
4) Mampu memahami Tanda bahaya Morning Sickness
5) Mampu memahami Morning Sickness

40
MATERI
1) Definisi
Morning sickness atau pregnancy sickness merupakan perasaan mual yang
disertai atau tanpa disertai muntah selama kehamilan. Morning sickness dapat
terjadi setiap saat sepanjang hari terutama ketika lambung kosong. Jika rasa mual
dan muntah menetap atau semakin memburuk, maka kondisi tersebut desebut
hyperemesis gravidarum.
2) Penyebab
Berikut ini adalah beberapa penyebab umum morning sickness:
1. Hormon Progesteron Peningkatan hormon progesterone dapan mengganggu
sistem pencernaan ibu hamil. Sebab hormon ini dapat memperlambat fungsi
metabolisme termasuk system pencernaan.
2. HCG Hormon kehamilan atau yang lebih akrab disebut HCG ini adalah
salah satu penyebab morning sickness. Pelepasan hormon ke aliran darah
dapat memicu rasa mual.
3. Makanan berminyak dan pedas dapat menyebabkan morning sickness pada
ibu hamil. Fungsi system pencernaan yang telah menurun akibat hormon
akan semakin memburuk saat mendapat asupan makanan yang pedas dan
berminyak.
4. Peningkatan sensitivitas bau dan rasa Peningkatan sensitivitas baud an rasa
adalah penyebab lain morning sickness. Bau yang pada kondisi normal bisa
saja memicu mual dan muntah pada wanita yang sedang hamil.
3) Tanda dan Gejala
Adapun tanda dan gejala yang mungkin muncul pada morning sickness
sebagai berikut:
1. Rasa mual
2. Kehilangan selera makan
3. Muntah
4. Efek psikologis: cemas, depresi
42
4) Tanda Bahaya Morning Sickness
Morning sickness adalah hal yang wajar apabila dialami pada usia
kehamilan 8-12 minggu. Pada keadaan normal, mual muntah akan berangsur-

41
angsur membaik saat usia kehamilan 16 minggu. Apabila mual muntah ini
berlanjut dan timbul gejalagejala sebagai berikut, maka ini merupakan salah
satu tanda bahaya kehamilan. Gejala-gejala yang perlu diwaspadai:
1. Muntah terjadi terus menerus.
2. Lemas,kulit keriput.
3. Tidak ada nafsu makan, BB turun.
4. Mata cekung, kencing berkurang dan berwarna kuning sekali.
5) Cara Mengatasi Morning Sickness
Perawatan morning sickness meliputi pengaturan diet dan perubahan pola
hidup. Perawatan mandiri yang dapat dilakukan wanita hamil antara lain :
1) Pagi Hari
1. Perbanyak waktu istirahat ditempat tidur. Jangan tergesa-gesa
bangun dari tempat tidur setelah membuka mata dipagi hari. Beri
jeda sekitar satu jam antara membuka mata dan bangun dari tempat
tidur.
2. Makan crackers atau roti kering 20-30 menit sebelum bangun dari
tempat tidur. Crackers dapat mencegah lambung kosong dan
menstabilkan kadar gula darah dalam tubuh.
2) Siang Hari
1. Makan 4-5 kali dengan porsi kecil sebagai pengganti makanan berat
dan hindari terlalu kenyang atau terlalu lapar. Lambung yang kosong
dan kadar gula darah yang rendah dalam tubuh akibat lamanya
rentang makan dapat menyebabkan mual seperti halnya makan yang
terlalu banyak pada satu saat.
2. Makan makanan tinggi protein dan karbohidrat untuk mencegah
mual.
3. Mengurangi makanan yang mengandung banyak air, sebagai
gantinya minumlah setengah jam sebelum atau sesudah makan
namun tidak bersamaan pada saat makan.
4. Minum sedikit dan sering tiap 2-3 jam walaupun tidak haus, 10-12
gelas air/hari untuk menghindari dehidrasi.
5. Jus buah, teh herbal, makanan atau minuman yang terbuat dari jahe
dapat mengurangi rasa mual.
6. Menghirup aroma lemon atau jahe, minum lemon atau
mengkonsumsi semangka dapat mengurangi rasa mual.
7. Duduk beberapa saat setelah makan, gravitasi membantu makanan
masuk ke dalam lambung. Bergerak secara perlahan dan
menghindari gerakan mendadak.
8. Hindari pemicu mual : bau badan, aroma makanan yang tajam,
kosmetik yang beraroma wangi, toiletris dan sampah.
9. Perbanyak istirahat dan tidur disiang hari. Tempatkan bantal
dibawah kepala dan kaki. Hal tersebut sangat penting bila ibu hamil
harus bangun lebih awal dipagi hari. Namun jangan tidur setelah
makan karena dapat meningkatkan rasa mual.
10. Hindari tempat yang hangat karena dapat meningkatkan rasa mual.
11. Sikat gigi dengan menggunakan pasta gigi dan membilas mulut
setiap habis muntah. Hal ini dapat menyegarkan mulut dan
menurunkan rasa mual serta menurunkan resiko kerusakan gigi dan
gusi yang dapat terjadi akibat bakteri dan material muntahan di
mulut. Namun jangan lakukan sikat gigi segera setelah makan karena
dapat menyebabkan muntah.
12. Hirup udara segar dan lakukan exercise setiap hari.
13. Hindari merokok, alkohol dan kafein.
14. Hindari stress. Morning sickness lebih banyak terjadi pada wanita
hamil yang mengalami stress baik dalam rumah maupun pekerjaan.
3) Malam Hari
1. Sebelum tidur makan snack, yogurt, roti, susu, sereal atau sanwich.
2. Hindari makanan yang berminyak, terlalu pedas dan beraroma
menyengat yang dapat menyebabkan mual.
3. Tidak tidur terlalu malam. Wanita hamil perlu energi untuk bangun
pagi dan melakukan aktivitas esok harinya. Jika bangun tengah
malam, makanlah cracker beberapa potong.
disertai atau tanpa 1. Rasa mual
Morning sickness
disertai muntah
2. Kehilangan
selama kehamilan.
Morning sickness selera makan
dapat terjadi setiap
3. Muntah
saat sepanjang hari
terutama ketika 4. Efek
lambung kosong.
psikologis:

Penyebab Morning cemas, depresi


sickness Tanda Bahaya

Morning

Oleh : Sickness

Friska amelia

1) Hormon
1. Muntah terjadi
YAYASAN EKA Progesteron
HARAP PALANGKA terus menerus.
2) HCG Hormon
RAYA SEKOLAH
2. Lemas,kulit
TINGGI ILMU kehamilan
KESEHATAN keriput.
PROGRAM STUDI 3) Makanan
SARJANA 3. Tidak ada nafsu
berminyak
KEPERAWATAN
makan, BB turun.
TAHUN AJARAN dan pedas
2020 4. Mata cekung,
4) Peningkatan
Apa itu Morning
kencing
sickness? sensitivitas
berkurang dan
bau dan rasa
berwarna
Tanda dan
Gejala kuning sekali.

Cara Mengatasi

Morning
Morning sickness Sickness
atau pregnancy
sickness merupakan 1) Pagi Hari
perasaan mual yang
1. Perbanyak dalam t untuk
waktu tubuh. mencegah
istirahat 2) Siang Hari mual.
ditempat 3. Minum
1. Makan 4-5
tidur. sedikit dan
kali dengan
Jangan sering tiap
porsi kecil
tergesa- 2-3 jam
sebagai
gesa bangun walaupun
pengganti
dari tempat tidak haus,
makanan
tidur 10-12 gelas
berat dan
setelah air/hari
hindari
membuka untuk
terlalu
mata dipagi menghindar
kenyang
hari. Beri i dehidrasi.
atau
jeda sekitar 4. Hindari
terlalu
satu jam stress.
lapar.
antara Morning
Lambung
membuka sickness
yang
mata dan lebih
kosong dan
bangun dari banyak
kadar gula
tempat terjadi
darah yang
tidur. pada
rendah
2. Makan wanita
dalam
crackers hamil yang
tubuh
atau roti mengalami
akibat
kering stress baik
lamanya
20-30 dalam
rentang
menit rumah
makan
sebelum maupun
dapat
bangun pekerjaan
menyebabk
dari 5. Hindari
an mual
tempat pemicu
seperti
tidur. mual : bau
halnya
Crackers badan,
makan yang
dapat aroma
terlalu
mencegah makanan
banyak
lambung yang tajam,
pada satu
kosong kosmetik
saat.
dan yang
2. Makan
menstabil beraroma
makanan
kan kadar wangi,
tinggi
gula toiletris
protein dan
darah dan sampah
karbohidra
3) Malam Hari
1. Sebelum tidur
makan snack,
yogurt, roti,
susu, sereal
atau sanwich.
2. Hindari
makanan yang
berminyak,
terlalu pedas
dan beraroma
menyengat
yang dapat
menyebabkan
mual.
3. Tidak tidur
terlalu malam.
Wanita hamil
perlu energi
untuk bangun
pagi dan
melakukan
aktivitas esok
harinya. Jika
bangun
tengah malam,
makanlah
cracker
beberapa
potong

Anda mungkin juga menyukai