Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PENDAHULUAN MATERNITAS

HIPEREMESIS GRAVIDARUM

NAMA : NOVI LINDA LESTARI


NIM : 19020063

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN dr. SOEBANDI JEMBER
YAYASAN JEMBER INTERNATIONAL SCHOOL
2020

LAPORAN PENDAHULUAN
Pengertian
Hiperemesis gravidarum adalah keadaan dimana penderita mual dan
muntahberlebihan, lebih dari 10 kali dalam 24 jam atau setiap saat, sehingga
menggganggukesehatan dan pekerjaan sehari – hari (Arief. B., 2009).
Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah yang hebat dalam masa
kehamilan yang dapat menyebabkan kekurangan cairan, penurunan berat badan
atau gangguan elektrolit sehingga menggangu aktivitas sehari – hari dan
membahayakan janin didalam kandungan. Pada umumnya terjadi pada minggu
ke 6 – 12 masa kehamilan , yang dapat berlanjut hingga minggu ke 16 – 20 masa
kehamilan . (Prawiharjo,2010).
Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah di masa kehamilan
dengan frekuensi serta gejala yang jauh lebih parah daripada morning sickness.
(Abramowitz, 2017 ).

Etiologi
Peningkatan hormonal pada kehamilan , terutama pada kehamilan ganda
dan mola, usia dibawah 24 tahun, perubahan metabolik dalam kehamilan , alergi
dan faktor psikososial, wanita dengan riwayat mual pada kehamilan sebelumnya
dan wanita yang mengalami obesitas juga mengalami peningkatan risiko HEG.
Ada beberapa hal yang diyakini ahli berkaitan erat dengan kemunculan
hiperemesis gravidarum atau dalam kata lain dapat meningkatkan risiko seorang
wanita terkena kondisi ini.
a. Pernah mengalami hiperemesis gravidarum di kehamilan sebelumnya
b. Memiliki keluarga dekat (misalnya ibu, kakak, atau adik) yang pernah
menderita hiperemesis gravidarum
c. Mengandung anak perempuan atau anak kembar
d. Menderita mola hidatidosa ( hamil anggur )
e. Baru pertama kali mengandung

1.1 Klasifikasi
 Derajat 1
Muntah terus menerus ( > 3 – 4 x sehari, dan mencegah masuknya
makanan atau minuman selama 24 jam ) yang menyebabkan ibu menjadi
lemah, tidak ada nafsu makan, berat badan turun (2 – 3 Kg dalam 1 –
minggu), nyeiri ulu hati, nedi meningkat sampai 100 x / menit, tekanan
darah sistolik menurun, tekanan kulit menurun dan mata cekung.
 Derajat 2
Penderita tampak lebih lemah dan tidak peduli pada sekitarnya, nadi
kecil dan cepat, suhu kadang naik, mata cekung dan sedikit kuning, berat
badan turun, tekanan darah turun, pengentalan darah, urin berkurang, sulit
BAB, dan pada nafas dapat tercium bau aseton.
 Derajat 3
Keadaan umum lebih parah, muntah berhenti, kesadaran menurun sampai
koma, nadi kecil dan cepat, suu meningkat dan tekanan darah menurun.
Pada janin dapat terjadi ensefalopati Wernicke dengan gejala: nistagmus,
penglihatan ganda, dan perubahan mental. Keadaan ini akibat kekurangan
zat makanan termasuk vitamin B kompleks. Jika sampai ditemukan kuning
berarti sudah ada gangguan hati

1.2 Patofisologi
Hiperemesis gravidarum yang merupakan komplikasi mual dan muntah
pada hamil muda terjadi terus menerus dapat menyebabkan dehidrasi dan tidak
seimbangnya elektrolit dengan alkalosis hipokloremik.Hiperemesis gravidarum
dapat mengakibatkan cadangan karbohidrat dan lemak habis terpakai untuk
keperluan energi. Karena oksidasi lemak yang tidak sempurna terjadilah ketosis
dengan tertimbunnya asam aseton – asetik, asam hidroksi butirik dan aseton
dalam darah. Kekurangan volume cairan yang diminum dan kehilangan karena
muntah menyebabkan dehidrasi sehingga cairan ekstraseluler dan plasma
berkurang. Natrium dan khlorida air kemih turun. Selain itu juga dapat
menyebabkan hemokonsentrasi sehingga aliran darah berkurang. Kekurangan
kalium sebagai akibat dari muntah dan bertambahnya ekskresi lewat ginjal
menambah frekuensi muntah – muntah lebih banyak, dapat merusak hati dan
terjadilah lingkaran yang sulit dipatahkan.
Selain dehidrasi dan terganggunya keseimbangan elektrolit dapat terjadi
robekan pada selaput lendir esophagus dan lambung (Sindroma Mallory Weiss)
dengan akibat perdarahan gastrointestinal. Pada umumnya robekan ini ringan
dan perdarahan dapat berhenti sendiri, jarang sampai diperlukan transfusi atau
tindakan operatif (Wiknjosastro, 2005).

1.3 Pathway/ W.O.C


Pathway Kasus
Peningkatan hormon estrogen peningkatan tekanan lambung

Reaksi inflamasi pada lambung

Emesis gravidarum

Hyperemesis Gravidarum (mual dan muntah berlebihan)

Nafsu makan menurun Kehilangan cairan berlebih


Mual

BB turun Dehidrasi

Ketidakseimbangan Hemokonsentrasi
nutrisi : kurang
dari kebutuhan
tubuh Penurunan metabolisme

Penurunan ATP

Kelemahan otot

Intoleran aktivitas
1.4 Manifestasi Klinis
Gejala utama hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah saat hamil,
yang bisa terjadi hingga lebih dari 3-4 kali sehari. Kondisi ini bisa sampai
mengakibatkan hilangnya nafsu makan dan penurunan berat badan. Muntah
yang berlebihan juga dapat menyebabkan ibu hamil merasa pusing, lemas, dan
mengalami dehidrasi.

Selain mual dan muntah secara berlebihan, penderita hiperemesis


gravidarum juga dapat mengalami gejala tambahan berupa:

 Sakit kepala
 Konstipasi
 Sangat sensitif terhadap bau
 Produksi air liur berlebihan
 Inkontinensia urine
 Jantung berdebar

Gejala hiperemesis gravidarum biasanya muncul di usia kehamilan 4-6


minggu dan mulai mereda pada usia kehamilan 14-20 minggu.

1.5 Pemeriksaan Penunjang

Dokter akan melakukan beberapa langkah diagnosis hiperemesis


gravidarum dengan melalui wawancara medis, pemeriksaan fisik, serta beberapa
pemeriksaan penunjang, seperti:

 Pemeriksaan laboratorium darah, urine, dan elektrolit untuk memastikan


pengidap benar-benar mengalami hiperemesis gravidarum dan bukan
kondisi lainnya.
 Pencitraan dengan USG, untuk melihat kondisi janin dalam kandungan.

1.6 Penatalaksanaan

Langkah pencegahan hiperemesis gravidarum belum diketahui. Meski


begitu, ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk meredakan morning
sickness sehingga tidak berkembang menjadi hiperemesis gravidarum, yaitu:

 Memperbanyak istirahat untuk meredakan stres dan menghilangkan rasa


lelah.
 Mengonsumsi makanan tinggi protein, rendah lemak, dan bertekstur
halus agar mudah ditelan dan dicerna.
 Mengonsumsi makanan dalam porsi kecil, namun sering. Hindari
makanan berminyak, pedas, atau berbau tajam yang dapat memicu rasa
mual.
 Memperbanyak minum air putih untuk mencegah dehidrasi, dan
mengonsumsi minuman yang mengandung jahe untuk meredakan mual
dan menghangatkan tubuh.
 Mengonsumsi suplemen kehamilan untuk mencukupi kebutuhan vitamin
dan zat besi selama hamil.
 Menggunakan aromaterapi untuk mengurangi mual di pagi hari.

Menjaga kesehatan kehamilan selama trimester pertama juga penting


dilakukan untuk mencegah hiperemesis gravidarum. Salah satunya adalah
dengan melakukan pemeriksaan kehamilan secara rutin.

1.7 Komplikasi

 Dehidrasi akibat kekurangan asupan cairan.

 Perdarahan pada kerongkongan akibat muntah berkepanjangan.

 Bayi lahir dengan berat badan rendah

Jika penanganan tidak segera dilakukan, hiperemesis gravidarum dapat


menyebabkan organ-organ tubuh ibu hamil gagal berfungsi dan bayi terlahir
prematur.

1.8 Proses Keperawatan


1.8.1 Pengkajian
Pengakajian keperawatan pada pasien dngan hyperemesis gravidarum meliputi :
a. Aktivitas dan Istirahat : tekanan darah sistol menurun, denyut nadi meningkat
(>100 kali per menit)
b. Integritas ego : konflik interpersonal keluarga, kesulitan ekonomi, perubahan
persepsi tentang kondisinya, kehamilan tidak direncanakan
c. Eliminasi : perubahan pada konsistensi defekasi, peningkatan frekuensi
berkemih
Urinalis : peningkatan konsistensi urin
d. Makanan/cairan : mual dan muntah yang berlebihan (4-8 minggu), nyeri
epigastrium, pengurangan berat badan (5-10 kg), membran mukosa mulut
iritasi dan merah, Hb dan Ht rendah, nafas berbau aseton, turgor kulit
berkurang, mata cekung dan lidah kering
e. Pernafasan : frekuensi pernafasan meningkat
f. Keamanan : suhu kadang naik, badan lemah, ikterus dan dapat jatuh dalam
koma
g. Seksualitas : penghentian menstruasi, bila keadaan ibu membahayakan maka
dilakukan abortus terapeutik
h. Interaksi sosial : perubahan status kesehatan/ stressor kehamilan, perubahan
peran, respon anggota keluarga yang dapat bervariasi terhadap hospitalisasi
dan sakit, system pendukung yang kurang
i. Pembelajaran dan penyuluhan : segala yang dimakan dan diminum di
muntahkan, apalagi kalau berlangsung lama, berat badan turun lebih dari 1/10
dari berat badan normal, turgor kulit, lidah kering, adanya aseton dalam urin
1) Pengkajian data subjektif
a. Biodata : mengkaji identitas klien dan penanggung yang meliputi ; nama,
umur, agama, suku bangsa, pendidikan, pekerjaan, status perkawinan dan
alamat
b. Keluhan utama : mual muntah yang hebat pada pagi hari atau setelah makan,
nyeri epigastrik, tidak nafsu makan, merasa haus
c. Riwayat kehamilan saat ini : ada tidaknya gemeli, riwayat pemeriksaan
antenatal dan komplikasi
d. Riwayat kesehatan sekarang : meliputi awal kejadian dan lamanya mual
muntah, kaji warna volume, frekuensi dan kualitasnya. Kaji juga faktor yang
memperberat dan memperingan keadaan, serta pengobatan apa yang pernah
dilakukan
e. Riwayat medis sebelumnya : seperti riwayat penyakit obstetric dan ginekologi
serta gangguan abdomen lainnya
f. Riwayat sosial : seperti riwayat yang mengganggu komunikasi
g. Riwayat diet : khususnya intake cairan
h. Riwayat pembedahan : khususnya pada abdomen
i. Integritas ego : seperti konflik interpersonal keluarga, kesulitan ekonomi, dll
j. Pola aktivitas sehari-hari : kaji mengenai nutrisi, cairan dan elektrolit,
eliminasi (BAB dan BAK), istirahat tidur, hygiene, ketergantungan, baik
sebelum dan saat sakit
2) Pengkajian data obyektif
a. TTV : ada tidaknya demam, takikardi, hipotensi, frekuensi nafas meningkat,
adanya nafas bau aseton
b. Status gizi : berat badan meningkat/ menurun
c. Status kardiovaskuler : kualitas nadi, takikardi, hipotensi
d. Status hidrasi : turgor kulit, keadaan membran mukosa, oliguria
e. Keadaan abdomen : suara abdomen, adanya nyeri lepas/tekan, adanya
distensi, adanya hepatosplenomegali, tanda Murpy
f. Genitourinaria : nyeri kostovertebral dan suprapubik
g. Status eliminasi : perubahan konsistensi feses, konstipasi dan perubahan
frekuensi berkemih
h. Keadaan janin : pemeriksaan DJJ, TFU dan perkkembangan janin ( apakah
sesuai dengan usia kehamilan)

1.8.2 Diagnosa Keperawatan


a. Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh b/d kurang
asupan makanan
b. Defisien volume cairan b/d asupan cairan kurang
c. Hambatan eliminasi urin b/d gangguan keseimbangan cairan
d. Ansietas b/d stresor
e. Ketidakefektifan koping b/d psikologis kehamilan
f. Hambatan rasa nyaman b/d kurang kontrol situasi
g. Intoleran aktifitas b/d Kelemahan Umum
h. Kurang pengetahuan b/d kurang informasi tentang penyakit.

1.8.3 Perencanaan

NO DIAGNOSA NOC NIC


KEPERAWATAN
1 Ketidakseimbangan KRITERIA HASIL :  Manajemen nutrisi (1100)
nutrisi kurang dari Status nutrisi (1004) a. 1. Monitor kalori dan asupan
kebutuhan tubuh kode Indicator s.a s.t makanan
Kode : 00002 1004 Asupan 5 b. 2. Monitor kecenderungan
02 makanan terjadinya penurunan dan
1004 Asupan 5
kenaikan berat badan
08 cairan
1004 Energi 5 c. 3. Anjurkan pasien untuk
03 memantau kalori dan intake
makanan
d. 4. Anjurkan keluarga untuk
membawa makanan favorit
e. 5. Beri obat-obatan sebelum
makan jika diperlukan
KRITERIA HASIL :

2 Defisiensi volume Status nutrisi : asupan makanan dan Manajemen cairan (4120)
cairan cairan (1008) 1. Monitor asupan makanan dan
Kode : 00027 kode Indicator s.a s.t minuman yang dikonsumsi
1008 Asupan 5
2. Dukung pasien dan keluarga
01 makanan
untuk membantu dalam
secara oral
1008 Asupan 5 pemberian makan

02 cairan secara 3. Tingkatkan asupan oral

oral 4. Tawarkan makanan ringan


1008 Asupan 5 seperti buah-buahan
04 cairan 5. Kolaborasi dengan tim
intravena kesehatan lain dalam
pemberian cairan yang tepat
KRITERIA HASIL :
Toleransi terhadap aktivitas (0005)
Terapi aktivitas (4310)
kode Indicator s.a s.t
3 Intoleran aktivitas 1. Observasi adanya
0005 Kemudahan 5
Kode : 00092 pembatasan klien dalam
08 bernafas saat
melakukan aktivitas
beraktifitas
0005 Jarak berjalan 5 2. Monitor nutrisi dan sumber
10 energi yang adekuat
0005 Kemudahan 5
3. Monitor kelelahan fisik pada
17 dalam
pasien
melakukan
4. Bantu untuk memilih
aktivitas
aktivitas konsisten yang
hidup harian
sesuai dg kemampuan fisik
(ADL)
5. Kolaborasikan dg tenaga
medis dlm merencanakan
program terapi yang tepat

DAFTAR PUSTAKA

Depdiknas. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa. Jakarta: PT Gramedia
Pustaka
NANDA. 2018-2020. Diagnosis Keperawatan NANDA :  definisi dan Klasifikasi
Notoatmodjo, S. 2012. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku Kesehatan. Rineka
Cipta: Jakarta
Moechtar R. Pedarahan Antepartum. Dalam: Synopsis Obstetri, Obstetri Fisiologis dan
Obstetri Patologis, Edisi II. Jakarta:Penerbit Buku Kedokteran EGC, 1998; 279
Prawirohardjo, Sarwono. 2002. Ilmu Kebidanan. Jakarta : YBP – SP

Anda mungkin juga menyukai