NAMA : Rivanki
NIM : 11409718064
TINGKAT : III B (R. GLATIK)
RIVANKI
NIM. 11409718064
MENGETAHUI :
A. TINJAUAN TEORI
1. Pengertian
Preeklampsia adalah sekumpulan gejala yang timbul pada wanita
hamil, bersalin dan nifas yang terdiri dari hipertensi, edema dan protein
uria tetapi tidak menjukkan tanda-tanda kelainan vaskuler atau
hipertensi sebelumnya, sedangkan gejalanya biasanya muncul setelah
kehamilan berumur 28 minggu atau lebih (Rustam Muctar, 2015).
Pre-eklamsia adalah penyakit dengan tanda – tanda hipertensi,
edema dan proteinuria yang timbul karena kehamilan.Penyakit ini
umumnya timbul pada tri wulan ke tiga kehamilan, tetapi dapat
sebelumnya, misalnya karena mola hidatidosa (Winknjosastro.2016;
282).
Anatomi dan Fisiologi
Tekanan darah
Siklus jantung dapat berubah-ubah tergantung kekuatan tekanan darah
ke dindng pembuluh darah yang menampung.Saat ventrikel kiri memaksa
darah masuk ke aorta disebut tekanan sistolik, tekanan naik sampai
puncak.Tekanan diastol ialah tekanan yang turun sampai mencapai titik
terendah.
Faktor- faktor yang mempertahankan tekanan darah:
1. Tekanan yang dilakukan jantung sehingga darah bisa beredar ke
seluruh tubuh dan darah dapat kembali lagi ke jantung tergantung
kekuatan jantung memompa darah.
2. Protein plasma dan jumlah sel yang beredar dalam aliran darah
disebut Viskositas(kekentalan).
3. Elastisitas dinding aliran darah. Tekanan dilaur lebih kecil dari pada
didalam arteri dikarena oto yang membungkus arteri lebih elastis dari
pada vena.
4. Tahanan tepi. Ketahanan yang dikeluarkan oleh darah mengalir dalam
pembuluh darah dalam sirkulasi darah besar yang berada dalam
arterial. Yang menyebabkan nadi tidak teraba adalah turunnya
tekanan.
Penurunan tekanan
Hipertensi Osmotik koloid
2) Pre-eklamsia berat
Pre-eklamsia berat pada kehamilan kurang dari 37
minggu.
Apabila janin belum menunjukan tanciri-ciri maturitas
paru-paru dengan uji kocok dan rasio L/S, maka
penanganannya adalah sebagai berikut :
a) Lakukan suntikan sulfas magnesikus dengan dosis
8 gr intramusuler kemudian disusul dengan
suntikan tambahan 4 gr intramuskuler setiap
(selama tidak ada kontraindikasi).
b) Apabila ada perbaikan jalannya penyakit,
pemberian sulfas magnesikus dapat diteruskan
lagi selama 24 jam sampai dicapai criteria pre-
eklamsi ringan (kecuali ada kontraindikasi).
c) Selanjutnya ibu dirawat, dilakukan pemeriksaan,
dan janin di monitor.untuk antisipasi gejala yang
akan timbul.
d) Apabila dengan terapi di atas tidak ada perbaikan,
dilakukan terminasi kehamilan dengan induksi
partus atau tindakan lain tergantung keadaan.
e) Apabila pada pemeriksaan telah dijumpai tanda-
tanda kematangan paru janin, maka
penatalaksanaan kasus sama seperti pada
kehamilan diatas 37 minggu.
Pre-eklamsi berat pada kehamilan diatas 37 minggu
Penanganan umum
a) Apabila tekananan diastolic >110 mmHg,berikan
antihipertensi,sampai tekanan diastolic diantara
90-100 mmHg.
b) Lakukan pemasangan infus RL dengan jarum
besar (16 gauge atau >)
c) Ukur keseimbangan cairan,jangan sampai terjadi
overload
d) Lakukan pemasangan kateter urin untuk
pengeluaran volume dan proteinuria
e) Apabila jumlah urin <30 ml/jam:
1. Infus cairan dipertahankan 8 jam
2. Pantau kemungkinan edema paru
f) Jangan tinggalkan pasien sendirian. Kejang
disertai aspirasi dapat mengakibatkan kematian
ibu dan janin
g) Observasi TTV,refleks,dan DJJ setiap jam
h) Auskulatasi paru untuk mencari tanda-tanda
edema paru. Krepitasi merupakan tanda edema
paru.apabila ada edema paru,stop pemberian
cairan,dan berikan diuretic misalnya furosemide
40 mg IV
i) Nilai pembekuan darah dengan uji pembekuan
bedside. Apabila pembekuan tidak terjadi sesudah
7 menit,kemungkinan terdapat koagulopati.
j) Antihipertensi obat pilihan adalah
1. hidralazin,yang diberikan 5mg IV pelan-pelan
selama 5menit sampai tekanan darah menurun
2. Apabila perlu pemberian hidralazin dapat
diulang setiap jam,atau 12,5mg IM setipa 2jam
3. apabila hidralazin tidak tersedia,dapat
diberikan:
a. Nifedipine 5mg sublingual. Apabila respon
tidak baik setelah 10 menit,beri tambahan
5mg sublingual
b. Labetolol 10 mg IV, yang apabila respon
tidak baik setelah 10 menit,diberikan lagi
labetolol 20 mg IV.
k) Antikonvulsan magnesium sulfat (MgSO4)
merupakan obat pilihan untuk mencegah dan
mengatasi kejang pada pre eklampsia dan
eklampsia.
Dosis awal
1. MgSO4 4g I.V. sebagai larutan 40% selama 5
menit
2. Segera dilanjutkan dengan pemberian 10g
larutan MgSO4 50%,masing-masing 5g
dibokong kanan dan kiri secara IM. Ditambah 1
ml lignokain 2% pada semprit yang sama.
Pasien akan merasa agak panas sewaktu
pemberian MgSO4.
3. Apabila kejang berulang setelah 15 menit,
berikan MgSO4 2g (larutn 40%) IV selama 5
menit.
Dosis pemeliharaan
1. MgSO4 (50%) 5g + lignokain 2% 1ml IM setiap
4 jam.
2. Lanjutkan sampai 2 jam pasca persalinan atau
kejang terakhir.
3. Sebelum pemberian MgSO4, periksa :
a. Frekuensi perafasan minimal 16/menit
b. Refleks pattela (+)
c. Urin minimal 30 ml/jam dalam 4 jam terakhir.
4. Stop pemberian MgSO4, apabila :
a. Frekuensi pernafasan <16/menit
b. Refleks pattela (-)
c. Urin < 30 ml/jam
l) Siapkan antidotum :
Apabila terjadi henti nafas : bantu dengan
ventilator, beri kalsium glukonat 2g (20 ml dalam
larutan 10%) IV perlahan-lahan sampai pernafasan
mulai lagi.
m) Alternatif lain adalah diazepam, dengan resiko
terjadinya depresi neonatal.
Pemberian IV
a) Dosis awal
1. Diazepam 10 mg IV pelan-pelan selama 2 menit
2. Apabila kejang berulang, ulangi dosis awal
b) Dosis pemeliharaan
Diazepam 40 mg dalam 500 ml larutan RL per
infus
1. Depresi pernafasan ibu mungkin akan terjadi
apabila dosis >30 mg/jam
2. Jangan berikan >100 mg/24 jam
Pemberian melalui rektum:
a) Jika intravena tidak memungkinkan, diazepam
dapat diberikan per rektal, dengan dosis awal 20
mg dalam samprit 10 ml
b) Jika kejang masih terjadi, beri tambahan 10
mg/jam
c) Juga dapat diberikan melalui kateter urin yang
dimasukkan kedalam rektum.
b. Keperawatan
1) Pre eklamsia(hiper tensi pada ibu hamil) ringan dan
sedang
a) Diperbolehkan rawat jalan asalkan banyak
istirahat.
b) Diet rendah garam dan tinggi protein.
c) Pasien pre eklamsia(hiper tensi pada ibu hamil)
ringan yang dilakukan rawat inap, bila penyakit
membaik dapat dilakukan rawat jalan; sedangkan
apabila penyakit menetap atau memburuk,
kehamilan dapat diakhiri pada usia kehamilan 37
minggu.
2) Pre eklamsia(hiper tensi pada ibu hamil) Berat (PEB)
a) Perawatan konservatif (usia kehamilan <36
minggu) :
1. Tirah baring.
2. Diet rendah garam dan tinggi protein (diet pre
eklamsia(hiper tensi pada ibu hamil))
3. Pasang kateter tetap (bila perlu).
b) Perawatan aktif (terminasi kehamilan), yaitu pada
keadaan-keadaan di bawah ini:
1. Umur kehamilan>36 minggu.
2. Terdapat tanda-tanda impending eklamsia atau
eklamsia
3. Gawat janin.
4. Sindroma HELLP.
5. Setelah 6 jam perawatan tidak terlihat tanda-
tanda perbaikan penyakit, dikarenakan
kegagalan perawatan konservatif.
3) Eklamsia
Kehamilan eklamsia harus segara di terminasi,
sedangkan perawatan/pengobatan yang dilakukan
adalab untuk stabilisasi kondisi pasien dalam rangka
terminasi kehamilan tersebut.
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN