Disusun oleh :
Ruwaida 19.20.3026
Siti Fatimah 19.20.3035
Erikka Aguspina 19.20.3033
M. Safi’I Hadzami 19.20.3017
Fazila Nur Rahmadani 19.20.3030
Penyusun
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penulisan
a. Tujuan Umum :
Mengetahui apa yang dimaksud dengan Askep Ibu Hamil Dengan Hipertensi
Untuk mengetahui bagaimana proses tindakannya Askep dan bagaimana
penatalaksanaan.
C. Manfaat
1. Penulis semakin terlatih dalam membuat makalah dan asuhan keperawatan.
BAB II
KONSEP TEORI
A. Definisi
2. Eklamsia
Eklamsia adalah suatu penyakit yang pada umumnya terjadi pada
wanita hamil atau nifas dengan tanda-tanda pre eklamsia. (sarwono, 2005)
Eklamsia adalah terjadinya kejang pada seorang wanita dengan pre eklamsia
yang tidak dapt disebabkan oleh hal lain. (Cunningham, 2005)
Eklamsia adalah pre eklamsia tang disertai kejang-kejang, kelainan akut pada
ibu hamil. (Maimunah, 2005)
Eklampsia adalah pre eklampsia yang mengalami komplikasi kejang
tonik klonik yang bersifat umum. Koma yang fatal tanpa disertai kejang pada
penderita pre eklampsia juga disebut eklampsia. Namun kita harus membatasi
definisi diagnosis tersebut pada wanita yang mengalami kejang dan kematian
pada kasus tanpa kejang yang berhubungan dengan pre eklampsia berat.
Mattar dan Sibai (2000) melaporkan komplikasi – komplikasi yang terjadi
pada kasus persalinan dengan eklampsia antara tahun 1978 – 1998 di sebuah
rumah sakit di Memphis, adalah solutio plasentae (10 %), defisit neurologis (7
%), pneumonia aspirasi (7 %), edema pulmo (5 %), cardiac arrest (4 %),
acute renal failure (4 %) dan kematian maternal (1 %)
B. Etiologi
Pada dasarnya penyebabnya belum jelas diketahui
Factor resiko yang terkait dengan perkembangan hipertensi pada ibu hamil :
Penggunaan obat-obatan seperti golongan kortikosteroid (cortison) dan
Apa yang menjadi penyebab preeclampsia dan eklampsia sampai sekarang
belum diketahui. Telah terdapat banyak teori yang mencoba menerangkan sebab-
musabab penyakit tersebut, akan tetapi tidak ada yang dapat memberi jawaban
yang memuaskan. Teori yang dapat diterima harus dapat menerangkan hal-hal
berikut:
C. Klasifikasi
Klasifikasi yang banyak dipakai di luar negri maupun di Indonesia antara lain :
Hipertensi kronis
Preeklamasi dan eklamasi
Hipertensi transian
D. Patofisiologi
Secara fisiologis wanita hamil mengalami perubahan pada system
kardiovaskuler yaitu pada kehamilan trimester dua terjadi penurunan tekanan
sistolik rata-rata 5 mmHg dan tekanan diastolic 10 mmHg dan normal kembali
pada trimester 3. Tekanan darah juga meningkat 4-5 hari setelah persalinan, rata-
rata 6 mmHg untuk sistolik dan 4 mmHg untuk diastolic. Kehamilan 8 minggu
dan puncak 20-30 minggu, terjadi pertahnan perier bawah pada usia trimester
pertama. Volume darah meningkat sebesar 40%, terjadi peningkatan aktivitas
system rennin angiotensis.
E. Manifestasi Klinis
1. Hipertensi Kronik
a. Menderita hipertensi sebelum hamil atau usia kehamilan sebelum 20
minggu.
b. Tekanan darah melebihi 140/90 mmHg.
c. Tidak ada proteinuria.
d. Kadar asam urat serum normal
2. Preeklamsi dan Eklamasi
a. Preeklamasi
Tanda dan gejala
:
1. Usia kehamilan lebih 20 minggu
2. Proteinuria lebih 0,3 g/L dalam air kencing 24 jam.
muka mulai kelihatan sianosis, lidah dapat tergigit, berlangsung kira-
kira 20-30 detik.
3. Stadium kejang klonik
Semua otot berkontraksi dan berulang-ulang dalam waktu yang
cepat, mulut terbuka dan menutup, keluar ludah berbusa dan lidah
dapat tergigit. Mata melotot,muka kelihatan kongesti dan sianosis.
Setelah berlangsung selama 1-2 menit kejang klonik berhenti dan
penderita tidak sadar, menarik nafas seperti mendengkur.
4. Stadium koma
Lamanya ketidaksadaran ini beberapa menit sampai berjam-
jam. Kadang antara kesadaran timbul serangan baru dan akhirnya
penderita tetap dalam keadaan koma. (Muchtar Rustam, 1998 : 275)
Pada masa preeklamasi dikatakan berat apabila :
Lidah penderita dapat tergigit oleh karena kejang otot – otot rahang. Fase
ini dapat berlangsung sampai 1 menit, kemudian secara berangsur kontraksi
otot menjadi semakin lemah dan jarang dan pada akhirnya
kesadarannya segera setelah kejang. Namun pada kasus – kasus yang
berat, keadaan koma berlangsung lama, bahkan penderita dapat
mengalami kematian tanpa sempat pulih kesadarannya. Pada kasus yang
jarang, kejang yang terjadi hanya sekali namun dapat diikuti dengan
koma yang lama bahkan kematian.
Frekuensi pernafasan biasanya meningkat setelah kejang eklampsia
dan dapat mencapai 50 kali/menit. Hal ini dapat menyebabkan hiperkarbia
sampai asidosis laktat, tergantung derajat hipoksianya. Pada kasus yang
berat dapat ditemukan sianosis. Demam tinggi merupakan keadaan yang
jarang terjadi, apabila hal tersebut terjadi maka penyebabnya adalah
perdarahan pada susunan saraf pusat.
5. Hipertensi transian
Terjadi pada masa kehamilan dalam waktu 24 jam pertama sesudah
melahirkan tanpa disertai gejala preeklamasi dan hipertensi kronis, hilang
setelah 10 hari pasca persalinan.
F. WOC
Dpat mrusak
penyaringn pd ginjal
aliran darh trgaggu
Rusakny glomerulus di
ginjal – Aliran Darah dr ginjal tergnggu
Hipertensi Kronis
Preeklamsia Eklamsia
Penurunn suplai darh dan O2
nekrosis
Iritasi lambung Pusing
MK : Resti MK : Gg.
Berduka Pemenuhan ADL
MK : Resti Gawat
MK : Gg. Nutrisi > Janin
kebthn Tubh
MK : MK : Gg. Rasa
Intoleransi Nyaman (yeri)
aktivitas, Gg.
G. Pemeriksaan Diagnostik
H. Penatalaksanaan
I. Komplikasi
Solosio plansenta
Hipofibrinogenemia
Hemolisis
Perdarahan otak
Kelainan mata
Edema paru
Nekrosis hati
Kelainan Ginjal
Gagal Jantung
Prematuritas.
Kematian janin.
J. KONSEP ASKEP TEORITIS
A. PENGKJIAN
a. Biodata
Nama, umur, jenis kelamin, alamat, pendidikan, dll.
b. Riwayat Kesehatan
Riwayat kesehatan ibu sekarang : terjadi peningkatan tensi, oedem,
f. Penyuluhan
Vasospasme vaskuler/pembuluh
darah i. Nyeri/ketidaknyamanan
Nyeri epigastrik
j. Pernapasan
B. Pemeriksaan Fisik
1. Inspeksi : edema yang tidak hilang dalam waktu 24 jam
2. Palpasi : untuk mengetahui TFU, letak janin, lokasi edema
3. Auskultasi : mendengarkan DJJ untuk mengetahui adanya fetal distress
4. Perkusi : intuk mengetahui reflex patella sebagai syarat pemberian SM
(jika reflex + )
5. Pemeriksaan penunjang :
a. Tanda vital yang diukur dalam posisi berbaring atau tidur, diukur 2 kali
dengan interval 6 jam
b. Laboratorium : protein uri dengan kateter atau midstream (biasanya
BAB III ASKEP
KASUS
A. PENGKAJIAN
1. Identitas
Penglihatan
Adakah Gangguan penglihatan; ()ya, (√ )Tidak
Jelaskan;
Berapa jauh Gg. Teersebut;
Bagaimana ibu mengatasinya ;
Pendengaran
Adakah Gangguan pendengaran; ()ya,
(√)tidak Adakah menggunakan alat bantu
dengar; tidak
c. Cairan
Jumlah cairan yang diminum selama kehamilan ;
Meningkat ;
Menurun ; 5 gelas / hari
Jenis minuman; (√ )air putih, ()susu, (√ )kopi, ()the, ()air buah, ()lain -lain.
2. Pola nutrisi
a.Frekwensi makan : x/hari
b. Nafsu makan : ( √ ) baik ( ) tidak nafsu , alasan
c. Jenis makanan rumah : Nasi dengan lauk dan sayuran.
d. Makanan yang tidak disukai /alergi/pantangan : (√ ) ada ( ) tidak ada,
Bila ada sebutkan sebutkan : makanan Udang
3. Pola eliminasi
a. BAK
Frekwensi : 3 kali/24jam
Warna : kuning
Keluhan yang berhubungan dengan BAK : tidak ada
b. BAB
Frekwensi : 1 kali/hari
Warna : kunig kehijauan
Bau : √
Konsistensi :
Keluhan : tidak ada
4. Pola pernapasan
Apakah kehmilan mengakibatkan peubahan dalam pernapasan;
Oral hygiene
Frekwensi : 2 x/hari
Waktu : (√ ) Pagi ( ) sore ( √ ) Setelah makan
b. Cuci Rambut
Frekwensi : 2 x/hari
Shampo : (√ ) ya ( ) tidak
Merokok : ( ) Ya ,
sebutkan ............................................ ( √) Tidak
Minuman keras : ( ) Ya , sebutkan ............................................ ( √) Tidak
Ketergantungan obat : ( √ ) Ya , sebutkan Obat nti Biotik, ( )Tidak
4. Rwayat Obsteri
a. Riwayat Menstruasi :
Menarche : umur 14 tahun Siklus : teratur (√ ) tidak ( )
Banyaknya : 250 CC. Lamanya : 5 hari
HPHT : …………….. Keluhan ..................................
b. Riwayat Kehamilan, persalinan, nifas yang lalu
:G :
P :2
A :0
H :1
* : tekanan darah meningkat; bengkak, pada kedua tangan,
muka, kaki; ISK; perdarahan ; pendarahan, dll
** : SC, sebab (); perdarahan, kejang-kejang,dll.
*** : perdarahan; infeksi, anemi, dll
**** : pernapasan; makanan; ikterik; cacat; meninggal dalam
kanddungan; meeninggal setelah lahir.
***** : jenis; hidup/mati (sebab kematia)
No Gg kehamilan Proses Lama Tempat/ Masalah Masalah Masalah Keadaan
n
pada kedua
tangan dan
kaki
- Pusing (√
) Lainnya ; tidak ada
B. PEMERIKSAAN FISIK
Gerakan mata : ( ) Normal ( ) Abnormal
Pergerakan bola mata : ( ) Normal ( ) Abnormal
Konjungtiva : (√ ) Normal /merah ( ) Anemis ( ) sangat merah()
Kornea : (√ ) Normal ( ) keruh berkabut ( ) terdapat perdarahan
Sklera : ( ) Ikterik ( ) Anikterik
2. Sistem Pernafasan
4. Sistem Pencernaan
Jumlah .........150……cc/24jam
Warna : (√ ) Kuning Jernih ( ) Kuning kecoklatan, ( ) Merah, ( ) Putih
Lainnya ........................................................................................
6. Sistem Integumen/ Muskuloskeletal
c. Data penunjang
1.
Laboratorium 2.
USG
3. Rontgen
4. Terapi yang didapat
C. Anlisa Data
1 DS:
1. Penurunan kardiak out put 1. Gangguan perfusi
DO:
sekunder terhadap vasospasme jaringan otak.
Klien tampak meringis pembuluh darah.
kesakitan akibat
nyeri/sakit kepala
Klien tampak pusing
dan gelisah
2 DS: BB klien
Penurunan
2. suplay O2
tampak menignkat
dan
DO:
DO : 3. Kerusakan fungsi
Klien tampak odema glumerolus sekunder
di kaki, tangan dan
terhadap penurunan cardiac
kelopak mata
out put
2. Resiko terjadi
3. Kelebihan volum
cairan.
Klien tampak bemaslah
dalam haluaran urine
TTV
T : 140/90 mmHg
N : 80 x/i
P : 29x/i
S : 37,5 C
D. Diagnosa Keperawatan yang Mungkin Muncul
1. Gangguan perfusi jaringan otak b/d penurunan kardiak out put sekunder terhadap
E. NCP (Nursing Care Planning)
Diagnosa Tujuan Kriteria hasil Rencana Rasional
Keperawatan Intervensi
1. Gangguan - 1 x/minggu pada trisemester III
Perfusi Keluhan nyeri Monitor
perfusi
jaringan pada kepala tidak perubahan tiba-
jaringan
otak adeku ada, bebas nyeri / tiba atau
otak b/d
danTerc ketidak - gangguan mental
penurunan
nyamanan. kontinu ( cemas
asepcai r
coaurtdpiuatc
GCS : E4V5M6,
a pasien sadar / bppingusang ,)
sekunder terha letargi,
optimal. terorientasi baik.
vasopasme
Obsevasi adanya
pembuluh TD sistolik
≤ pucat, sianosis,
darah
140 mmHg, belang, kulit
TD sistolik ≤ 90 dingin/ lembab,
mmHg. cacat kekuatan
nadi perifer.
Vital sign dalam
Kaji tanda
batas yang
Homan ( nyeri
dapat diterima,
pada betis
nadi perifer kuat.
dengan posisi
Intake output
dorsofleksi )
seimbang, tidak ada
eritema, edema
oedem.
Dorong latihan
Akral terasa
hangat. Pk aknit auktif /
Sianosis (-)
pasif
pernafasan
Kaji fungsi
GI, catat
anoreksia,
penurunan bising
usus, muntah/
mual, distaensi
abdomen,
kontipasi
2. Resiko
Pantau masukan
terjadi
Gawat dan perubahan
gawat janin Kriteria hasil : keluaran
Janin
tidak t Gerakan janin
intrauteri Anjurkan
erjadi, aktif
Perfusi per ntoh kehilangan kehamilannya
serebral naf peristaltik Membantu
secara asa Penurunan mengurangi asfiksia
langsung n. pemasukan/ mual pada
berhubunga Na terus- janin
n dengan mu menerus
curah n
jantung, dis dapat
dipengaruh pe
mengakibatkan
i oleh na penurunan
elektrolit/ tib
variasi a- volume
asam tib sirkulasi,
basa, a
hipoksia ata yang
atau emboli u berdampak
sistemik negative pada
ber
lan Perfusi dan
jut organ
Vasokonsitriksi
sistemik me
diakibatkan nu
nju
o le h kk
di b u
an
p en
kt ik an ko
u mp
lik
ru n a n
o le h asi
c u r a tro
p e nu Meminimalkan
mb
h j antu tekanan pada
ru n oe
aorta sehingga
n g mp
p e r O2 yang
oli
m u disuplay ke
f us i par
plasenta
n g k n u
k u li t dan janin lebih
dan lancar
penuruna Pe Deteksi dini
n nadi. nu terhadap adanya
ru penyimpangan
Indikator
na pada kehamilan
adanya
n Penurunan
trombosis vena
ali DJJ dan
dalam
ra gerakan janin
n
Menurun sebagai
da prediksi
kan ra
statis adanya asfiksia
h
vena, janin fase
ke
meningk istirahat yang
m
atkan lebih akan
es
aliran membantu
en
balik meminimalkan
tri
vena dan pemakaian
da
menurun energy dan O2
pat
kan Sekaligus
me
resiko dapat
ng
trombopl mengistirahatk
aki
ebitis an
bat
Pompa ka bayi sampai
cukup bulan
jantung n
Sebagai
gagal dif
dapat un control
mencetus gsi langsung dari
G, pasien terhadap
kan
co kondisi
distress
Pantau DJJ,
kontraksi
uterus/his
gerakan janin
setiap hari
Motivasi pasien
untuk meningkatkan
fase istirahat
Jelaskan pada
pasien untuk
segera
memeriksakan
kehamilannya
bila terdapat :
- Gerakan janin
berkurang atau
Menurun
- Kontraksi/ his
terus-menerus
- Pendarahan
- Nyeri abdomen
- Perut mengeras
dan sangat
nyeri
atau garam.
Delegatif
pemberian
diuretik.
4. gangguan ADL Kriteria hasil : Kaji toleransi Parameter menunjukkan respon fisiologis
pemenuhan dan Menunjukkan pasien terhadap pasien terhadap stres aktifitas dan
ADL kebutuh Peningkatan aktifitas indikator derajat pengaruh kelebihan
Anjurakan
pasiien
menghindari
peningkatan
tekanan
abdomen,
mengejan saat
defekasi.
Jelasakn pola
peningkatan
bertahap dari
aktifitas, contoh :
posisi duduk
diatas tempat
tidur bila tidak ada
pusing dan
nyeri, bangun
dari tempat tidur,
belajar berdiri
dst.
5. Defisit Kebutuh Kriteria hasil : Identifikasi dan Cemas berkelanjuatan dapat terjadi
knowledge an Pasien ketahui persepsi dalam bebagai drajat delama beberapa
mengenai pengeta memahami pasien terhadap waktu dan dapat dimanifestasikan oleh
penatalaksa huan regimen ancaman atau gekala defresi.
naan terapi terpenu teraupeutik dan situasi. Dorong Pasien dan keluarga dapat dipengaruhi
dan hi perawatan yang mengekspresika dengan sikap tenang dari petugas serta
perawatn secara diberikan. n dan jangan penjelasan yang jujur dapat mengurangi
berdasarkan adekuat. Pasien menolak kecemasan.
misinterpret kooperatif perasaan marah, Menyangkal untuk beberapa saat dapat
asi terhadap takut dll. menguntungkan karena menghilangkan
informasi. tindakan Mempertahanka kecemasan tetapi dapat menurunkan rasa
. pengobatan dan n kepercayaan penerimaan terhadap kenyataan situasi.
perwatan yang pasien ( tanpa Perkiraan dan informasi yang tepat dapat
diberikan. adanya menurunkan kecemasan pasien
Pasien taat keyakinan yang informasi yang tepat dapat menurunkan
terhadap salah ) kecemasan pasien, membantu pasien
program Terima tapi atau keluarga menerima situasi secara
pengobatan jangan beri nyata.
yang diberikan penguatan Peningkatan kemandirian dari pasien dan
terhadap keluraga meningkatkan rasa percaya diri
penolakan dan kemampuan untuk melakukan
Orientasikan perawatan diri secara efektif.
klien atau
keluarga
terhadap
prosedur rutin
dan aktifitas,
tingkatkan
partisipasi bila
mungkin.
Jawab
pertanyaan
dengan nyata
dan jujur,
berikan
informasi yang konsisten, ulangibila
perlu.
Dorong
kemandirian,
perawatan diri,
libatkan keluarga secara aktifdalam
perawatan.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Preeklamsia adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh kehamilan yang
ditandai dengan gejala hipertensi, edema serta proteinuria. Gejala yang timbul
oleh pre eklamsia sangat mendadak sehingga perlu kewaspadaan yang sangat
tinggi saat kehamilan. Memang sampai saat ini belum diketahui apa penyebabnya.
Namun para pakar telah mencoba mengungkapnya dengan teori-teori. Tanda-
tanda yang pertama kali muncul pada pre eklamsia adalah hipertensi, edema dan
kemudian disertai proteinuria. Edema merupakan penimbunan cairan secara
umum dan berlebihan dalam jaringan tubuh. Proteinuria merupakan konsentrasi
protein dalam air kencing yang melebihi 0,3 gr/L air kencing 24 jam.
Eklamsia adalah pre eklamsia yang disertai kejang dan atau koma yang
timbul bukan akibat kelainan nurologi. Pre eklamsia merupakan salah satu
penyebab utama kematian ibu hamil.
B. saran
DAFTAR PUSTAKA
(HTTP://www.Trinia’s.blogspot.com/).2008. Asuhan Keperawatan Pre-eklamsia, Eklamsia.
Cunningham Gary. Obstetri Williams. Ed 18. Jakarta. EGC.
Doengoes, Marlynn E. 2001. Rencana Asuhan Keperawatan/bayi. Jakarta. ECG.
Mansjoer Arif. 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Ed.3, cet. 1. Jakarta : Media
Aesculapius.
Manuaba Gde 1. B., Prof. dr. Penuntun Diskusi Obstetric dan Ginekologi untuk
Mahasiswa Kedokteran. Jakartan. EGC.
(www.cklobpt2.com). Hipertensi dalam kehamilan. Di akses 1 maret
2009
(www.nurses-recruitment.blogspot.com). Penyakit Darah Tinggi (Hipertensi). Di
akses 1 maret 2009