Anda di halaman 1dari 45

MAKALAH KEPERAWATAN MATERNITAS II

HYPERTENSI PADA IBU HAMIL

Disusun oleh :

Ruwaida 19.20.3026
Siti Fatimah 19.20.3035
Erikka Aguspina 19.20.3033
M. Safi’I Hadzami 19.20.3017
Fazila Nur Rahmadani 19.20.3030

Dosen Pengampu : Noormailida Astuti., S.Kep.,Ns.,M.Kep

PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN


UNIVERSITAS CAHAYA BANGSA BANJARMASIN
2021
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
yang melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada kami sehingga
akhirnya kami dapat membuat makalah Falsafah dan Teori Keperawatan
tersebut.
Makalah yang berjudul “Hypertensi Pada Ibu Hamil” ditulis untuk
memenuhi tugas keperawatan maternitas II. Pada kesempatan yang baik
ini ini, kami menyampaikan rasa hormat dan terimakasih pada semua
pihak yang dengan tulus ikhlas telah memberikan bantuan dan dorongan
kepada kami dalam pembuatan makalah ini terutama kepada :
1. Ibu Noormailida Astuti., S.Kep., Ners., M.Kep selaku Dosen Mata
Kuliah Keperawatan Maternitas II.
2. Orangtua kami yang telah memberikan semangat untuk
menyelesaikan makalah ini.
3. Segala pihak yang telah membantu dan meyelesaikan makalah ini.

Semoga seluruh bantuan yang telah diberikan oleh semua pihak


mendapatkan berkat dan karunia Tuhan Yang Maha Esa. Akhirnya
penyusun mengharapkan semoga makalah ini dapat memberi manfaat bagi
dunia kesehatan dan masyarakat umum.

Banjarmasin, 27 April 2021

Penyusun
BAB 1
PENDAHULUAN
A.   Latar Belakang Penulisan

Tekanan darah yang naik tiba-tiba pada


usia kehamilan 20 minggu bisa
 jadi petunjuk awal adanya preeklamsia-
eklamsia. Kalau tidak cepat ditangani
bisa membayangkan jiwa sang ibu dan bayi
Pre eklamsia dan eklamsia merupakan
faktor penyulit dalam proses
 persalinan. Pre eklamsia dan eklamsia
sendiri merupakan satu kesatuan yang
disebabkan oleh kehamilan, walaupun
belum jelas apayang menjadi penyebab
sebenarnya. Tingginya angka pre
eklamsia merupakan faktor utama
penyebab timbulnya eklamsia yang
dapat mengancam hidup ibu bersalin.
Tingginya angka kematian ibu bersalin
sebagai akibat perkembangan dari pree
eklamsia yang tidak terkontrol dan
memberikan kontribusi yang sangat
besar terhadap tingginya angka
kematian.

Dari kasus persalinan yang dirawat di


rumah sakit 3-5 % merupakan kasus
 preeklamsia dan eklamsia (Manuaba,
1998). Dari kasus tersebut 6% terjadi
pada semua proses persalinan, 12 5
terjadi pada primigravida. Masih
tingginya angka kejadian ini masih
dapat dijadikan sebagai gambaran
umum tingkat kesehatan ibu
 bersalin dan tingkat kesehatan masyarakat secara
umum.

Dengan pengaruh eklamsia yang keras


terhadap tingginya angka kematian
 bulin, maka sudah selayaknya
dilakukan untuk mencegah dan
menangani kasus- kasus pre eklamsia.
Perawatan pada bulin dengan pre
eklamsia merupakan salah satu usaha
nyata yang dapat dilakukan untuk
mencegah timbulnya komplikasi-
komplikasi sebagai akibat lanjut dari
eklamsia tersebut.
B.   Tujuan (Umum & Khusus)

a. Tujuan Umum :

   Untuk memenuhi tugas mata kuliah Sistem Reproduksi.


   Mengetahi cara pembuatan asuhan keperawatan klien Ibu Hamil
dengan Hipertensi. 
b. Tujuan Khusus :

   Mengetahui apa yang dimaksud dengan Askep Ibu Hamil Dengan Hipertensi
   Untuk mengetahui bagaimana proses tindakannya Askep dan bagaimana
 penatalaksanaan.

C.   Manfaat
1.   Penulis semakin terlatih dalam membuat makalah dan asuhan keperawatan.

2.   Menambah pengetahuan dan wawasan penulis khususnya tentang penyakit Hipertensi

 pada Ibu Hamil.


3.   Dapat menambah referensi bagi pembaca tentang tentang konsep penyakit dan askep

 pada klien Ibu Hamil Dengan Hipertensi. 

 
BAB II
KONSEP TEORI

A.   Definisi

Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah lebih dari normal


Hipertensi adalah keadaan dengan tekanan diastolic minimal 90 mmHg atau
tekanan systolic 140 mmHg atau kenaikan tekanan diastolic minimal 30 mmHg
atau kenaikan tekanan systolic 15 mmHg (Gery, 1995).
Hipertensi adalah merupakan kenaikan nilai tekanan sistolik sebesar 30
mmHg atau lebih atau kenaikan tekanan diastolic sebesar 15 mmHg diatas nilai
tekanan darah dasar ibu (Bobak, 2004).
Hipertensi adalah sebagai peningkatan tekanan systolic dan diastolic
sampai mencapai atau melebihi 140/90 mmHg (Bobak, 2004).
Pregnancy-induced hypertension (PIH), ini adalah sebutan dalam istilah
kesehatan (medis) bagi wanita hamil yang menderita hipertensi. Kondisi
Hipertensi pada ibu hamil bisa sedang ataupun tergolong parah/berbahaya.
Seorang ibu hamil dengan tekanan darah tinggi bisa mengalami Preeclampsia/
eklamsia dimasa kehamilannya itu.
1.   Pree-Eklamsia
Preeclampsia adalah kondisi seorang wanita hamil yang mengalami
hipertensi, sehingga merasakan keluhan seperti pusing, sakit kepala,
gangguan
 penglihatan, nyeri perut, muka yang membengkak, kurang nafsu makan, mual
 bahkan muntah. Apabila terjadi kekejangan sebagai dampak hipertensi maka
disebut Eclamsia (www.nurses-recruitment.blogspot.com) 
Pre eklamsia adalah penyakit dengan tanda-tanda hipertensi, edema
dan proteinuria yang timbul karena kehamilan. (Sarwono, 2005)

Pre eklamsia adalah timbulnya hipertensi disertai proteinuria dan


 
edema akibat kehamilan setelah usia kehamilan 20 minggu atau segera setelah

 persalinan. (Mansyur, 2000)

 
2.   Eklamsia
Eklamsia adalah suatu penyakit yang pada umumnya terjadi pada
wanita hamil atau nifas dengan tanda-tanda pre eklamsia. (sarwono, 2005)
Eklamsia adalah terjadinya kejang pada seorang wanita dengan pre eklamsia
yang tidak dapt disebabkan oleh hal lain. (Cunningham, 2005)
Eklamsia adalah pre eklamsia tang disertai kejang-kejang, kelainan akut pada
ibu hamil. (Maimunah, 2005)
Eklampsia adalah pre eklampsia yang mengalami komplikasi kejang
tonik klonik yang bersifat umum. Koma yang fatal tanpa disertai kejang pada
 penderita pre eklampsia juga disebut eklampsia. Namun kita harus membatasi
definisi diagnosis tersebut pada wanita yang mengalami kejang dan kematian
 pada kasus tanpa kejang yang berhubungan dengan pre eklampsia berat.
Mattar dan Sibai (2000) melaporkan komplikasi  –  komplikasi yang terjadi

 pada kasus persalinan dengan eklampsia antara tahun 1978  – 1998 di sebuah
rumah sakit di Memphis, adalah solutio plasentae (10 %), defisit neurologis (7
%), pneumonia aspirasi (7 %), edema pulmo (5 %), cardiac arrest (4 %),
acute renal failure (4 %) dan kematian maternal (1 %)

B.   Etiologi
Pada dasarnya penyebabnya belum jelas diketahui
Factor resiko yang terkait dengan perkembangan hipertensi pada ibu hamil :
  Penggunaan obat-obatan seperti golongan kortikosteroid (cortison) dan

 beberapa obat hormon, termasuk beberapa obat antiradang (anti-inflammasi)


secara terus menerus (sering) dapat meningkatkan tekanan darah seseorang.
Merokok juga merupakan salah satu faktor penyebab terjadinya peningkatan
tekanan darah tinggi dikarenakan tembakau yang berisi nikotin. Minuman
yang mengandung alkohol juga termasuk salah satu faktor yang dapat
menimbulkan terjadinya tekanan darah tinggi.
  Congenital
  Kehamilan dengan Janin Besar 
  Obesitas

 
Apa yang menjadi penyebab preeclampsia dan eklampsia sampai sekarang
 belum diketahui. Telah terdapat banyak teori yang mencoba menerangkan sebab-
musabab penyakit tersebut, akan tetapi tidak ada yang dapat memberi jawaban
yang memuaskan. Teori yang dapat diterima harus dapat menerangkan hal-hal
 berikut:

1.   Sebab bertambahnya frekuensi pada primigraviditas, kehamilan ganda,


hidramnion, dan mola hidatidosa.
2.   Sebab bertambahnya frekuensi dengan makin tuanya kehamilan.
3.   Sebab dapat terjadinya perbaikan keadaan penderita dengan kematian janin
dalam uterus.
4.   Sebab jarangnya terjadi eklampsia pada kehamilan-kehamilan berikutnya.
5.   Sebab timbulnya hipertensi, edema, proteinuria, kejang, dan koma. Penyebab
PIH tidak diketahui; namun demikian, penelitian terakhir menemukan suatu
organisme yang disebut hydatoxi lualba.

C.   Klasifikasi
Klasifikasi yang banyak dipakai di luar negri maupun di Indonesia antara lain :
  Hipertensi kronis
  Preeklamasi dan eklamasi
  Hipertensi transian

D.   Patofisiologi
Secara fisiologis wanita hamil mengalami perubahan pada system
kardiovaskuler yaitu pada kehamilan trimester dua terjadi penurunan tekanan
sistolik rata-rata 5 mmHg dan tekanan diastolic 10 mmHg dan normal kembali
 pada trimester 3. Tekanan darah juga meningkat 4-5 hari setelah persalinan, rata-
rata 6 mmHg untuk sistolik dan 4 mmHg untuk diastolic. Kehamilan 8 minggu
dan puncak 20-30 minggu, terjadi pertahnan perier bawah pada usia trimester 
 pertama. Volume darah meningkat sebesar 40%, terjadi peningkatan aktivitas
system rennin angiotensis.

 
E.   Manifestasi Klinis
1.   Hipertensi Kronik 
a.  Menderita hipertensi sebelum hamil atau usia kehamilan sebelum 20
minggu.
 b.  Tekanan darah melebihi 140/90 mmHg.
c.  Tidak ada proteinuria.
d.  Kadar asam urat serum normal
2.  Preeklamsi dan Eklamasi
a.  Preeklamasi
Tanda dan gejala
:
1.   Usia kehamilan lebih 20 minggu
2.   Proteinuria lebih 0,3 g/L dalam air kencing 24 jam.

3.   Proteinuria melebihi 1 g/l dalam 2X pengambilan urin dengan


kateter dalm jarak waktu 6 jam.
4.   Edema, pittin daerah pretibia, dinding abdomen, lumbo sacral, wajah
dan tangan setelah tirah baring.
5.   Kenaikan BB yang melebihi 500 gr/minggu, 2000 gr /bulan atau 13 gr 
/ seluruh umur kehamilan.
Pre eklamsia ditandai dengan gejala trias hipertemsi, edema, dan
 proteinuria. Pada pre eklamsia ringan tidak dijumpai gejala-gejala
obyektif. Tanda dan gejala pre eklamsia yang disusun dengan serangan
kejang menandakan adanya eklamsia.

Kejang dalam eklamsia ada 4 tingkat, meliputi :


1.   Tingkat awal atau aura (invasi)
Berlangsung 30-35 detik, mata terpaku dan terbuka tanpa
melihat (pandangan kosong) kelopak mata dang tangan bergetar,
kepala diputar kekanan dan kekiri.
2.   Stadium kejang tonik 
Seluruh otot badan menjadi kaku, wajah kaku atngan
 
menggenggam dan kaki membengkok kedalam, pernafasan berhenti,

 
muka mulai kelihatan sianosis, lidah dapat tergigit, berlangsung kira-
kira 20-30 detik.
3.   Stadium kejang klonik 
Semua otot berkontraksi dan berulang-ulang dalam waktu yang
cepat, mulut terbuka dan menutup, keluar ludah berbusa dan lidah
dapat tergigit. Mata melotot,muka kelihatan kongesti dan sianosis.
Setelah berlangsung selama 1-2 menit kejang klonik berhenti dan
 penderita tidak sadar, menarik nafas seperti mendengkur.
4.   Stadium koma
Lamanya ketidaksadaran ini beberapa menit sampai berjam-
jam. Kadang antara kesadaran timbul serangan baru dan akhirnya
penderita tetap dalam keadaan koma. (Muchtar Rustam, 1998 : 275)
Pada masa preeklamasi dikatakan berat apabila :

1.   Tekanan sistolik 160 mmHg dan diastolic 110 mmHg atau


lebih 2.  Proteinuria 5 gr atau lebih dalam 24 jam.
3.   Oliguria, air kencing 400 ml/kurang dalm 24 jam.
4.   Keluhan serebral, gagguan penglihatan/ nyeri didaerah
epigastrium.
5.   Edema paru atau sisnosis.
Pada pre eklamsia berat disertai juga dengan gejala-gejala yang
subyektif, seperti sakit kepala pada daerah frontal, skotoma, diplopia
 pengelihatan kabur, nyeri didaerah epigastrium, mual dan muntah,
kegelisahan atau hiperfleksi.
 b.  Eklamasi
Gejalanya sama dengan pre eklamasi ditambah dengan adanya
kejang atau konvulsi atau koma. Konvulsi dapat muncul didahului
gagguan neurologis konvulsi terjadi efek serebral berat pre eklamasi.
Gambaran Klinis Eklampsia
Seluruh kejang eklampsia didahului dengan pre eklampsia.
Eklampsia digolongkan menjadi kasus antepartum, intrapartum atau

 postpartum tergantung saat kejadiannya sebelum persalinan, pada saat


 
 persalinan atau sesudah persalinan. Tanpa memandang waktu dari onset
kejang, gerakan kejang biasanya dimulai dari daerah mulut sebagai
bentuk kejang di daerah wajah. Beberapa saat kemudian seluruh tubuh
menjadi kaku karena kontraksi otot yang menyeluruh, fase ini dapat
berlangsung 10 sampai 15 detik. Pada saat yang bersamaan rahang akan
terbuka dan tertutup dengan keras, demikian juga hal ini akan terjadi
pada kelopak 
mata, otot  –  otot wajah yang lain dan akhirnya seluruh otot mengalami
kontraksi dan relaksasi secara bergantian dalam waktu yang cepat.

Keadaan ini kadang  –  kadang begitu hebatnya sehingga dapat


mengakibatkan penderita terlempar dari tempat tidurnya, bila tidak dijaga.

Lidah penderita dapat tergigit oleh karena kejang otot  – otot rahang. Fase
ini dapat berlangsung sampai 1 menit, kemudian secara berangsur kontraksi
otot menjadi semakin lemah dan jarang dan pada akhirnya

 penderita tidak bergerak.


Setelah kejang diafragma menjadi kaku dan pernafasan berhenti.
Selama beberapa detik penderita sepertinya meninggal karena henti nafas,
namun kemudian penderita bernafas panjang, dalam dan selanjutnya
 pernafasan kembali normal. Apabila tidak ditangani dengan baik, kejang
 pertama ini akan diikuti dengan kejang  –  kejang berikutnya yang
 bervariasi dari kejang yang ringan sampai kejang yang berkelanjutan yang
disebut status epileptikus.
Setelah kejang berhenti penderita mengalami koma selama
 beberapa saat. Lamanya koma setelah kejang eklampsia bervariasi.
Apabila kejang yang terjadi jarang, penderita biasanya segera pulih

kesadarannya segera setelah kejang. Namun pada kasus  –  kasus yang
 berat, keadaan koma berlangsung lama, bahkan penderita dapat
mengalami kematian tanpa sempat pulih kesadarannya. Pada kasus yang
 jarang, kejang yang terjadi hanya sekali namun dapat diikuti dengan
koma yang lama bahkan kematian.
Frekuensi pernafasan biasanya meningkat setelah kejang eklampsia
 
dan dapat mencapai 50 kali/menit. Hal ini dapat menyebabkan hiperkarbia

 
sampai asidosis laktat, tergantung derajat hipoksianya. Pada kasus yang
 berat dapat ditemukan sianosis. Demam tinggi merupakan keadaan yang
 jarang terjadi, apabila hal tersebut terjadi maka penyebabnya adalah
 perdarahan pada susunan saraf pusat.
5.  Hipertensi transian
Terjadi pada masa kehamilan dalam waktu 24 jam pertama sesudah
melahirkan tanpa disertai gejala preeklamasi dan hipertensi kronis, hilang
setelah 10 hari pasca persalinan.

 
F.   WOC

Kehamilan dgn janin Obat2an (kortikosteroid), Congenital


besar obat hormone (Pil KB) (Obesitas)

Kbtuhn suplai drh dr Konsumsi yg >> akn


Lemak tubh >>,
 jantung untuk jnin tdk mncukupi dr btas normal mMpengaruhi Ginjal
meyebbkn pnyempitn P.darah

Dpat mrusak
penyaringn pd ginjal
aliran darh trgaggu

Rusakny glomerulus di
ginjal – Aliran Darah dr ginjal tergnggu

mMpngaruhi krja MK : Kelebin Volume


 jntung cairan

Tekanan darh mningkt


(140/90)

Kehamiln < 20 minggu Kehamilan >20 minggu

Hipertensi Kronis

Kejang (-) Kejang (+)

Preeklamsia Eklamsia

Vasospasme pmblh, darah

Perubahan pengisisan darah


dr ventrikel kiri

Penurunan CO MK : Gg. Perfusi jaringan perifer

Penurunan suplai darah dan O2

 
Penurunn suplai darh dan O2

G.I Tractus Jantung Plasenta Ektermitas Otak

Hipoksia duodenal Iscemik, chest pain Kekurangan Hipoksia


Penurunan
nutirisi
kerja otot

Mukosa lambung Infark


Solosio Kematian Cepat lelah, Penurunan ion H
meningkt
plasenta  janin lemah

nekrosis
Iritasi lambung Pusing

MK : Resti MK : Gg.
Berduka Pemenuhan ADL

MK : Resti Gawat
MK : Gg. Nutrisi > Janin
kebthn Tubh

MK : MK : Gg. Rasa
Intoleransi Nyaman (yeri)
aktivitas, Gg.

 
G.   Pemeriksaan Diagnostik 

   Pemeriksaan tekanan darah meningkat


   USG
  Hitung darah tepi lengkap, trombosit, eritrosit serum, ureum, protein, retinin
dan asam urat.
   Tes fungsi hati
   Tes fungsi ginjal

H.   Penatalaksanaan

   Anjurkan melakukan latihan isotonic dengan cakup istirahat baring.


   Hindari konsumsi garam yang nerlebihan
   Hindari kafein, merokok dan alcohol.
   Diet makanan yang sehat dan seimbang

  Lakukan pengawasan terhadap kehidupan dan pertumbuhan janin dengan
USG.
   Pemeriksaan aktifitas fisik.
   Kolaborasi pembrian anti hipertensi.

I.   Komplikasi

   Solosio plansenta
   Hipofibrinogenemia

  Hemolisis

   Perdarahan otak 
   Kelainan mata
   Edema paru
    Nekrosis hati
   Kelainan Ginjal
   Gagal Jantung
   Prematuritas.
  
Kematian janin.
 
J.   KONSEP ASKEP TEORITIS

A.   PENGKJIAN
a.   Biodata
 Nama, umur, jenis kelamin, alamat, pendidikan, dll.
 
b. Riwayat Kesehatan
  Riwayat kesehatan ibu sekarang : terjadi peningkatan tensi, oedem,

 pusing, nyeri epigastrum, mual muntah, penglihatan kabur 


  Riwayat kesehatan ibu sebelumnya : penyakit ginjal, anemia,
vaskuler esensial, hipertensi kronik, DM.
  Riwayat keluarga : apakah ada sebelumnya keluarga yang menderita
hipertensi.

c.   Pola/ Fungsi Kesehatan (Gordon)


a.  Sirkulasi
Peningkatan tekanan darah meenetap melebihi nilai dasar setelah 20
minggu kehamilan, riwayat hipertensi kronis, nadi mungkin menurun,
dapat mengalami memar spontan.
 b.  Eliminasi
Fungsi ginjal menurun
c.  Makanan dan cairan
Mual, muntah

Penambahan BB (0,9072 Kg) atau lebih dalam 1 minggu.


Malnutrisi
d.  Keamanan
Ketidaksesuaian rh mungkin
ada. e.  Seksualitas
Primigravida, gestasi multiple, hidramnio, molahidatidosa hidrop vetalis.
Gerakan bayi mungkin berkuran
Tanda-tanda aborsi plasenta mungkin ada.

 
f.   Penyuluhan

Remaja (umur dibawah 15 tahun dan primigravida lansia usia diatas 35


tahun beresikootinggi).
Riwayat hipertensi karena kehamilan.
g.   Neurosensori

Pusing, sakit kepala frontal, diplopia, penglihatan kabur, hiperrefleksia


kacau mental tonik, kehilangan kesadaran, pemeeriksaan funduskkopi
dapat menunjukan edema dan.
h.   Kardiovaskuler 

Vasospasme vaskuler/pembuluh
darah i.   Nyeri/ketidaknyamanan
 Nyeri epigastrik 
 j.  Pernapasan

Pernapasan mungkin kurang dari 14X/menit,


k.  Pola nutria : jenis makanan yang dikonsumsi baik makanan pokok
maupun selingan.
l.  Psikososial spiritual : emosi yang tidak stabil dapat menyebabkan
kecemasan, oleh karenanya perlu kesiapan moril untuk menghadapi
resikonya.

B.   Pemeriksaan Fisik 
1.   Inspeksi : edema yang tidak hilang dalam waktu 24 jam
2.   Palpasi : untuk mengetahui TFU, letak janin, lokasi edema
3.   Auskultasi : mendengarkan DJJ untuk mengetahui adanya fetal distress
4.   Perkusi : intuk mengetahui reflex patella sebagai syarat pemberian SM
(jika reflex + )
5.   Pemeriksaan penunjang :
a.  Tanda vital yang diukur dalam posisi berbaring atau tidur, diukur 2 kali
dengan interval 6 jam
 b.  Laboratorium : protein uri dengan kateter atau midstream (biasanya

meningkat hingga 0,3 gr/lt +1 hingga +2 pada skala kualitatif), kadar 


 
hematokrit menurun, BJ urine meningkat, serum kreatinin menigkat, uric
acid biasanya > 7 mg/100 ml.
c.   Berat badan : peningkatannya lebih dari 1 kg/mgg
d.   Tingkat kesadaran : penurunan GCS sebagai tanda adanya kelainan otak.
e.   USG : untuk mengetahui keadaan janin
f.    NST : untuk mengetahui kesejahteraan janin

 
BAB III ASKEP
KASUS

A.   PENGKAJIAN
1.   Identitas

 Nama pasien : Ny. S


Umur : 28 tahun
Suku/Bangsa : Indonesia
Agama : Islam
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Ibu RT
Alamat : Jl.

Mawar Status perkawinan : Menikah

 Nama suami : Tn, X


Umur : 30 tahun
Suku/Bangsa : Indonesia
Agama : Islam
Pendidikan : SE
Pekerjaan : Guru
Alamat : Jl.
Mawar Status Perkawinan : Menikah

2.   Persepsi dan harapan klien sehubungan dengan kehamilan :


a.  Mengapa ibu datang ke klinik ?
Ingin memeriksa kahailan dan konsultasi.
 b.  Apakah kehamilan/persalinan/ nifas ini menimbulkan perubahan terhadap
kehidupan sehari – hari ? Ya.
 bila ya bagaimana , badan terasa gemuk dan bengkak 

c.  Harapan yang ibu inginkan selama masa kehamilan/persalinan /nifas ?


 
saya dapat melahirkan secara normal, saya dan bayi saya sehat dan dan normal.
d.  Ibu tinggal dengan siapa ?
orang tua
e.   Siapa orang yang terpenting bagi ibu ? Anak saya, Orang tua dan suami.
f.   Sikap anggota keluarga terhadap keadaan saat ini ? perhatian dan peduli terhadap
kondisi saya.
g.   Kesiapan mental untuk menjadi Ibu : ( √ ) Ya ( ) Tidak 

3.   Kebutuhan Dasar Khusus

1.   Ketidak Nyamanan, Keselamatan, Cairan


a.   Ketidaknyamanan
  Apakah terjadi gangguan kenyamana sejak kehamilan ; ya (saya merasa
 pusing dan merasa nyeri).

  Bagaiman cara mengatasinya; mnum obat aanti nyeri


  Apakah hilang dengan pengobatan; ya


  Apa yang ibu inginkan dari perawat untuk menghilangkan
ketidaknyamanan teersebut; saya ingin nyaman dengan menggnakan obat
 b.  Keselamatan
  Pergerakan
Kesulitan berjalan; (√)ya, ()tidak  
Jelaskan; karena pertumbuhan janin

Bagaiman cara mengatasinya ? ; dengan cara meeregangkan kaki dan


menekan pinggang.

  Penglihatan
Adakah Gangguan penglihatan; ()ya, (√ )Tidak  
Jelaskan;
Berapa jauh Gg. Teersebut;
Bagaimana ibu mengatasinya ;
  Pendengaran
Adakah Gangguan pendengaran; ()ya,
(√)tidak  Adakah menggunakan alat bantu
 
dengar; tidak 

 
c.  Cairan
Jumlah cairan yang diminum selama kehamilan ;
Meningkat ;
Menurun ; 5 gelas / hari
Jenis minuman; (√ )air putih, ()susu, (√ )kopi, ()the, ()air buah, ()lain -lain.

2.   Pola nutrisi
a.Frekwensi makan : x/hari
 b. Nafsu makan : ( √ ) baik ( ) tidak nafsu , alasan
c. Jenis makanan rumah : Nasi dengan lauk dan sayuran.
d. Makanan yang tidak disukai /alergi/pantangan : (√ ) ada ( ) tidak ada,
Bila ada sebutkan sebutkan : makanan Udang
3.   Pola eliminasi

a.   BAK 
   Frekwensi : 3 kali/24jam
  Warna : kuning
  Keluhan yang berhubungan dengan BAK : tidak ada
 b.  BAB
  Frekwensi : 1 kali/hari
  Warna : kunig kehijauan
  Bau : √ 
 
Konsistensi :
  Keluhan : tidak ada
4.   Pola pernapasan
Apakah kehmilan mengakibatkan peubahan dalam pernapasan;

jelaskan ;bagaimana mengatasinya :


5.   Pola personal Hygiene
a.   Mandi
  Frekwensi : 2 x/hari
  Sabun : (√ ) Ya ( ) tidak 

 
  Oral hygiene

 
  Frekwensi : 2 x/hari
  Waktu : (√ ) Pagi ( ) sore ( √ ) Setelah makan
 b.  Cuci Rambut
  Frekwensi : 2 x/hari
  Shampo : (√ ) ya ( ) tidak 

6.   Pola istirahat dan tidur


   Lama tidur : 9 Jam /hari
   Kebiasaan sebelum tidur : tidak ada
   Keluhan : tidak ada

7.   Pola aktifitas dan latihan

   Kegiatan dalam pekerjaan : Ibu rumah tangga


   Waktu bekerja : (√ ) Pagi (√ ) sore ( ) Malam
  Olah raga : (√ ) Ya ( )
Tidak Jenisnya : senam
biasa Frekwensi : ± 20 Mnit
   Kegiatan waktu luang : tidak ada
   Keluhan dalam aktifitas : jantung berdebar 

8.   Pola kebiasaan yang mempengaruhi kesehatan

  Merokok : ( ) Ya ,
sebutkan ............................................ ( √) Tidak 
   Minuman keras : ( ) Ya , sebutkan ............................................ ( √) Tidak 
   Ketergantungan obat : ( √ ) Ya , sebutkan Obat nti Biotik, ( )Tidak 
4.   Rwayat Obsteri
a.  Riwayat Menstruasi :
   Menarche : umur 14 tahun Siklus : teratur (√ ) tidak ( )
   Banyaknya : 250 CC. Lamanya : 5 hari
   HPHT : …………….. Keluhan .................................. 

 
 b.  Riwayat Kehamilan, persalinan, nifas yang lalu
:G :
P :2
A :0
H :1
* : tekanan darah meningkat; bengkak, pada kedua tangan,
muka, kaki; ISK; perdarahan ; pendarahan, dll
** : SC, sebab (); perdarahan, kejang-kejang,dll.
*** : perdarahan; infeksi, anemi, dll
**** : pernapasan; makanan; ikterik; cacat; meninggal dalam
kanddungan; meeninggal setelah lahir.
***** : jenis; hidup/mati (sebab kematia)
 No Gg kehamilan Proses Lama Tempat/ Masalah Masalah Masalah Keadaan

*  persalinan  persalinan  penolong  persalinan nifas/laktasi  bayi  bayi


** *** **** *****
1  bengkak,  Normal ± 3 jam Klinik Perdaraha - - Hidup

n
 pada kedua
tangan dan
kaki

c.  Kehamilan Sekarang :


Diagnosa : G ……..P……….A……… H........Mg 
Imunisasi :
-  TT 1 (√ ) sudah, ( ) belum
-  TT2 ( √) sudah, ( ) belum
-  ANC berapa kali : 2
x Keluhan selama hamil :
-  Mual (√ ) 
-  Muntah (√ ) 

 
-  Pusing (√
) Lainnya ; tidak ada

5.   Riwayat Keluarga Berencana


   Melaksanakan KB : ( √ ) ya ( ) tidak 
  Bila ya jenis kontrasepsi apa yang digunakan :
( ) IUD (√ ) Pil ( ) suntik ( ) Implant
( ) lain –  lain. Sebutkan......... 
   Sejak kapan menggunakan kontrasepsi ; 1 tahun sebelum kehamilan
   Masalah yang terjadi : peningkatan tekanan darah

6.   Riwayat Kesehatan Masalalu :

   Penyakit yang pernah dialami ibu : sakit kepala


   Pengobatan yang didapat : obat anti nyeri
   Riwayat penyakit keluarga
( ) Penyakit diabetes
mellitus ( ) Penyakit jantung
(√ ) Penyakit hipertensi
( ) Penyakit lainnya : sebutkan.................................................. 

B.   PEMERIKSAAN FISIK 

  Keadaan umum : sakit ringan, Kesadaran : composmetis


  Tekanan darah : 140/90 mmHg,


   Nadi : 110 x/menit
  Respirasi : 28 x/i
  Suhu : 37,5˚C 
a.   Pola Fungsi/ Keshatann(Gordon)
1.  Sistem penglihatan
  Posisi mata : (√) simetris ( ) Asimetris
  Kelopak mata : ( ) Normal ( ) Ptosis

 
   Gerakan mata : ( ) Normal ( ) Abnormal
   Pergerakan bola mata : ( ) Normal ( ) Abnormal
   Konjungtiva : (√ ) Normal /merah ( ) Anemis ( ) sangat merah()
   Kornea : (√ ) Normal ( ) keruh berkabut ( ) terdapat perdarahan
  
Sklera : ( ) Ikterik ( ) Anikterik 
2.  Sistem Pernafasan

   Jalan nafas : (√) Bersih, ( ) Sumbatan, ( ) sputum ( ) Lendir, ( ) Darah, (


) Lidah
   Pernafasan : ( ) Sesak, ( ) Tidak sesak, (√) Dengan aktifitas, ( ) Tanpa aktifitas
  Suara nafas : (√ ) Vesikuler / normal, ( ) Bronkovesikuler ( ) Ronkhi (
) Wheezing
   Menggunakan otot – otot bantu pernafasan : ( ) Ya (√) Tidak 
   Lain –  lain ..............................................................................  
3.   Sirkulasi jantung

   Kecepatan denyut apical : 80 x/menit


   Irama : ( ) Teratur (√ ) Tidak teratur 
   Kelainan bunyi jantung : (√) Murmur ( ) Gallop
   Sakit dada : ( ) Ya (√ ) Tidak 
   Timbul : ( ) Saat beraktifitas ( ) Tanpa aktifitas
   Karakter : ( ) Seperti ditusuk- tusuk 
( ) Seperti terbakar, ( ) Seperti tertimpa benda berat.

4.   Sistem Pencernaan

   Keadaan mulut (bersih)


   Gigi : (√ ) Carries ( ) Tidak 
   Memakai gigi palsu : ( ) Ya ( √ ) Tidak 
   Lainnya :
5.   Sistem perkemihan :
a.  BAK 
  Pola rutin : ……3…….x/hari (√ ) Terkontrol ( ) Tidak terkontrol

  Jumlah .........150……cc/24jam 
 
  Warna : (√ ) Kuning Jernih ( ) Kuning kecoklatan, ( ) Merah, ( ) Putih
  Lainnya ........................................................................................  
6.   Sistem Integumen/ Muskuloskeletal

  Turgor kulit : ( ) Elastis (√ ) Sedang ( ) Buruk 


  Warna kulit : ( ) Pucat ( ) Sianosis (√ ) Kemerahan
  Kontraktur pada persendian ekstremitas : ( ) Ya ( √) Tidak 
  Kesulitan dalam pergerakan : ( √ ) Ya ( ) Tidak 
  Lainnya ..........................................................................................  
7.   Dada dan Axilla

  Mammae : membesar (√ ) Ya ( ) Tidak 


  Areolla mammae ....................................... 
  Papila mammae : Menonjol (√ ) Datar ( ) Kedalam ()
8.   Colostrum : Keluar ( ) Ya ( ) Belum
9.  Luka bekas operasi : ( ) Ya (√ ) Tidak 

b.   Pemeriksaan Kusus Abdomen &


Genitalia Antenatal & Intranatal Posnatal
a.  Inspeksi
  Membesar : ya(√) tetapi lambat, tidak( )
  Arah ........................ 
  Linea : Alba/Negra

  Striae : Albicans/Lividae
  Luka bekas operasi : ( ) Ya ( ) Tidak 
 b.  Palpasi
  Leopold I :
TFU: tepat dibawah prosesus xyhoid
 berisi ; bokong janin
  Leopod II ; 1 lebar jari di atas umbilicus teraba punggung janin
  Leopold II ; tepat di simpisis pubis teraba bagian terendah janin(kepala)

  Leopold IV : Tangan konvergen/sejajar/divergen


 
   Osborn Test ;
   TBJ :
   Kontraksi :
c.  Auskultasi :
Detik Jantung Janin : terdengar lambat (110)

c.   Data penunjang
1. 
Laboratorium 2. 
USG
3.   Rontgen
4.   Terapi yang didapat

C.   Anlisa Data

No Data Etiologi Masalah Keperawatan

1 DS:
1.   Penurunan kardiak out put 1.   Gangguan perfusi
DO:
sekunder terhadap vasospasme  jaringan otak.
  Klien tampak meringis  pembuluh darah.
kesakitan akibat
nyeri/sakit kepala
  Klien tampak pusing
dan gelisah

2 DS:   BB klien
Penurunan
2.   suplay O2
tampak menignkat
dan
DO:

  Klien nutrisi kejaringan


tampak  plasenta sekunder
dehidrasi
  Klien terlihat lemas terhadap penurunan
dan pucat cardiac out put. 
3 DS :

DO : 3.   Kerusakan fungsi
  Klien tampak odema glumerolus sekunder
di kaki, tangan dan
terhadap penurunan cardiac
kelopak mata
 
out put 
2.   Resiko terjadi

gawat janin intra uteri


(hipoksia)

3.   Kelebihan volum
cairan.

 
  Klien tampak bemaslah
dalam haluaran urine

  TTV
T : 140/90 mmHg

 N : 80 x/i

P : 29x/i
S : 37,5 C

4 DS : 4.   Immobilisasi; kelemahan  4.  Gangguan


DO :  pemenuhan ADL
  Kliem
tampak 
lemah

 
D. Diagnosa Keperawatan yang Mungkin Muncul
1.   Gangguan perfusi jaringan otak b/d penurunan kardiak out put sekunder terhadap

vasopasme pembuluh darah.


2.   Resiko terjadi gawat janin intra uteri (hipoksia) b/d penurunan suplay O2 dan nutrisi
kejaringan plasenta sekunder terhadap penurunan cardiac out put.
3.   Kelebihan volum cairan b/d kerusakan fungsi glumerolus sekunder terhadap

 penurunan cardiac out put


4.   Gangguan pemenuhan ADL b/d immobilisasi; kelemahan

5.   Kurang pengetahuan mengenai penatalaksanaan terapi dan perawatan b/d


misinterpretasi informasi

 
 
E. NCP (Nursing Care Planning)

 
Diagnosa Tujuan  Kriteria hasil Rencana Rasional 
Keperawatan Intervensi 
1.   Gangguan - 1 x/minggu pada trisemester III
Perfusi   Keluhan nyeri   Monitor 
 perfusi
 jaringan  pada kepala tidak   perubahan tiba-
 jaringan
otak adeku   ada, bebas nyeri / tiba atau
otak b/d
danTerc ketidak - gangguan mental
 penurunan
nyamanan. kontinu ( cemas
asepcai r
coaurtdpiuatc 
GCS : E4V5M6,
a    pasien sadar /  bppingusang ,)
sekunder terha letargi,
optimal.   terorientasi baik.
vasopasme 

  Obsevasi adanya
 pembuluh   TD sistolik 
≤   pucat, sianosis,
darah
140 mmHg,  belang, kulit
  TD sistolik  ≤ 90 dingin/ lembab,
mmHg. cacat kekuatan
nadi perifer.
  Vital sign dalam
  Kaji tanda
 batas yang
Homan ( nyeri
  dapat diterima,
 pada betis
nadi perifer kuat.
dengan posisi
  Intake output
dorsofleksi )
seimbang, tidak ada
eritema, edema
oedem.
  Dorong latihan
  Akral terasa
hangat.   Pk aknit auktif /

  Sianosis (-) 

pasif 
 pernafasan
  Kaji fungsi
GI, catat
anoreksia,
 penurunan bising
usus, muntah/
mual, distaensi
abdomen,
kontipasi
2.   Resiko
  Pantau masukan
terjadi
Gawat dan perubahan
gawat  janin Kriteria hasil : keluaran
Janin
tidak t   Gerakan janin

intrauteri   Anjurkan
erjadi, aktif 

(hipoksia)  penderita untuk 


 bayi    DJJ 120-140
 b/d
Dapat x/mnt tidur miring ke
 penurunan kiri
dipertah   Kontraksi
suplay 
  Anjurkan pasien
ankan uterus/ his
O2dan untuk melakukan
sampai tidak ada
nutrisi ke ANC secara
Umur 37   kehamilan
 jaringan 
teratur sesuai
minggu dapat
 plasenta dengan masa
dan atau dipertahankan
sekunder terh kehamilan:
BBL ≥
 penurunan - 1 x/bln pada
2500 gr.    Sampai
cardiac trisemester I
umur 37 minggu
output dan atau BBL
- 2 x/bln pada
≥ 2500 gr  trisemester II

 
  Perfusi per ntoh kehilangan kehamilannya
serebral naf peristaltik    Membantu
secara asa   Penurunan mengurangi asfiksia
langsung n. pemasukan/ mual pada
 berhubunga Na terus-  janin
n dengan mu menerus
curah n
jantung, dis dapat
dipengaruh pe
mengakibatkan
i oleh na  penurunan
elektrolit/ tib
variasi a- volume
asam tib sirkulasi,
 basa, a
hipoksia ata yang
atau emboli u  berdampak
sistemik  negative pada
ber
  lan Perfusi dan
jut organ
Vasokonsitriksi
sistemik me
diakibatkan nu
nju
o le h kk
di b u
an
p en
kt ik an ko
u mp
lik
ru n a n
o le h asi
c u r a tro
p e nu   Meminimalkan
mb
h j antu tekanan pada
ru n oe
aorta sehingga
n g mp
p e r O2 yang
oli
m u disuplay ke
f us i par
plasenta
n g k n u
k u li t dan janin lebih
dan   lancar 
penuruna Pe   Deteksi dini
n nadi. nu terhadap adanya
ru  penyimpangan
  Indikator
na pada kehamilan
adanya
n   Penurunan
trombosis vena
ali DJJ dan
dalam
ra gerakan janin
  n
Menurun sebagai
da prediksi
kan ra
statis adanya asfiksia
h
vena, janin fase
ke
meningk istirahat yang
m
atkan lebih akan
es
aliran membantu
en
balik meminimalkan
tri
vena dan pemakaian
da
menurun energy dan O2
pat
kan Sekaligus
me
resiko dapat
ng
trombopl mengistirahatk
aki
ebitis an
bat
  Pompa ka  bayi sampai
cukup bulan
jantung n
  Sebagai
gagal dif
dapat un control
mencetus gsi langsung dari
G, pasien terhadap
kan
co kondisi
distress
 
   Pantau DJJ,
kontraksi
uterus/his
gerakan janin
setiap hari
  Motivasi pasien
untuk meningkatkan
fase istirahat
  Jelaskan pada
 pasien untuk 
segera
memeriksakan
kehamilannya
 bila terdapat :
- Gerakan janin
 berkurang atau

Menurun

- Kontraksi/ his
terus-menerus

- Pendarahan

- Nyeri abdomen

- Perut mengeras
dan sangat

nyeri

   Bila perlu beri


O2 2 liter/mnt
3.  Kelebihan Kelebih kriteria hasil :    Auskultasi bunyi   Mengidentifikasi edema paru skunder 
volume an   Balance cairan nafas akan akibat dekompensasi jantung.
cairan volume masuk dan adanya krekels.   Dicurigai adanya gagal jantung kongestif,
fungsi cairan keluar    Catat adanya kelebihan volume cairan
glomerulus teratasi.   Vital sign DVJ, adanya   Penurunan curah jantung mengakibatkan

stekruhnad edema dependen gangguan


d l a m batas
ya n g 
  Ukur masukan cairan/Na, danperfusi
penurunanginjal,
kelluaranretensi
urin,
earp 
diterima atau keluaran, keseimbangan cairan fositif berulang
 penurunan   Tanda-tanda catat penurunan  pada adanya gejala lain menunjukakkan
cardic edema tidak   pengeluaran, sifat kelebihan volume/gagal jantung.
output. ada konsentrasi,   Memenuhi kebutuhan cairan tubuh orang
   Suara nafass hitung dewasa tetapi memerlukan pembatasan
 bersih keseimbangan adanyadekompesasi jantung.
cairan.    Na meningkatkan retensi cairan dan harus
  Pertahankan dibatasi.
 pemasukan total   Mungkin perlu untuk memperbaiki
cairan 2000 cc/24 kelebihan cairan.
 jam dalam
toleransi
kardiovaskuler.
  
Br enrdikaahn natriduimet

 
atau garam.
  Delegatif 

 pemberian
diuretik.
4.  gangguan ADL Kriteria hasil :    Kaji toleransi    Parameter menunjukkan respon fisiologis
 pemenuhan dan   Menunjukkan  pasien terhadap  pasien terhadap stres aktifitas dan
ADL kebutuh  Peningkatan aktifitas indikator derajat pengaruh kelebihan

 bimermdao a an dalam menggunakn kerja jantung.


  b era  beraktifitas. termometer  
  Menurnkan kerja miokard atau konsumsi
sbairliksans ktifi tas   Kelemahan  berikut : nadi oksigen menurunkan resiko komplikasi.
i kelemahan  pasien dan kelelahan 20/m diatas   Stabilitas fisiologi pada istirahat penting
terpenu  berkuarang. frekuensi nadi untuk menunjukkan tingakat aktifias
hi   Kebutuhan istirahat, catat individu.
secara ADL terpenuhi  peningkatan   Konsumsi oksigen miokard selama
adekuat. secara mandiri tekanan darah,  beberapa aktivitas dapat meningkatkan
atau bantuan. Dispenia, nyeri  jumlah oksigen yang ada, kemajuan
  Frekuensi dada, kelelahan aktifitas yag bertahap mencegah
 jantung atau  berat, kelemahan,  peningktan tiba-tiba pada kerja jantung.
irama dan  berkeringat,   Tekhnik penghematan energi
tekanan darah  pusing atau menurunkan penggunaan energi dan
dalam batas  pingsang. membantu keseimbangan suplai dan
normal.   Tingakat kebutuhan oksigen.
  istirahat, batasi 

K u li t aktifitas pada   Aktifitas


nafas danyang memerlukan
menunduk menahan
(manuver Valsava)
ham ng
er aa ht ,
m u da dasar nyeri atau dapat mengakibatkan bradikardi,
dan kering. respon menurunkan curah jantung, takikardi
hemodinamik, dengan peningkatan tekanan darah.
 berikan aktifitas   Aktifitas yang maju memberikan kontrol
senggang yang  jantung, meningkatkan regangan dan
taidak berat. mencegah aktifitas berlebihan.
  Kaji kesiapan
untuk meningkat
kan
aktifitas contao ;
 penurunan
kelemahan dan
kelelahan,
tekanan darah
stabil,
 peningkatan
 perhatian pada
aktifitas dan
 perawatan diri.
  Dorong
memjukan
aktifitas atau
toleransi
 perawatan diri.
  Anjurkan
keluarga untuk 
membantu
 pemenuhan
kebutuhan ADL
 pasienn.

 
  Anjurakan
 pasiien
menghindari
 peningkatan
tekanan
abdomen,
mengejan saat
defekasi.

  Jelasakn pola
 peningkatan
 bertahap dari
aktifitas, contoh :
 posisi duduk 
diatas tempat
tidur bila tidak ada
pusing dan
nyeri, bangun
dari tempat tidur,
 belajar berdiri
dst.

5.   Defisit Kebutuh Kriteria hasil :    Identifikasi dan   Cemas berkelanjuatan dapat terjadi
knowledge an   Pasien ketahui persepsi dalam bebagai drajat delama beberapa
mengenai  pengeta memahami  pasien terhadap waktu dan dapat dimanifestasikan oleh
 penatalaksa huan regimen ancaman atau gekala defresi.
naan terapi terpenu teraupeutik dan situasi. Dorong   Pasien dan keluarga dapat dipengaruhi
dan hi  perawatan yang mengekspresika dengan sikap tenang dari petugas serta
 perawatn secara diberikan. n dan jangan  penjelasan yang jujur dapat mengurangi
 berdasarkan adekuat.   Pasien menolak  kecemasan.
misinterpret   kooperatif   perasaan marah,   Menyangkal untuk beberapa saat dapat
asi terhadap takut dll. menguntungkan karena menghilangkan
informasi. tindakan    Mempertahanka kecemasan tetapi dapat menurunkan rasa
.  pengobatan dan n kepercayaan  penerimaan terhadap kenyataan situasi.
 perwatan yang  pasien ( tanpa   Perkiraan dan informasi yang tepat dapat
diberikan. adanya menurunkan kecemasan pasien
  Pasien taat keyakinan yang   informasi yang tepat dapat menurunkan
terhadap salah ) kecemasan pasien, membantu pasien
 program    Terima tapi atau keluarga menerima situasi secara
 pengobatan  jangan beri nyata.
yang diberikan  penguatan   Peningkatan kemandirian dari pasien dan
terhadap keluraga meningkatkan rasa percaya diri
 penolakan dan kemampuan untuk melakukan
   Orientasikan  perawatan diri secara efektif.
klien atau
keluarga
terhadap
 prosedur rutin
dan aktifitas,
tingkatkan
 partisipasi bila
mungkin.
   Jawab
 pertanyaan
dengan nyata
dan jujur,

 
 berikan
informasi yang konsisten, ulangibila
 perlu.
  Dorong
kemandirian,
 perawatan diri,
libatkan keluarga secara aktifdalam
 perawatan.

6.  Polanafas takefektif 


Pola Kriteria hasil :   Pantau
tingkat   Efek depresan pada SSP mungkin dapat
 berdasarkan nafas yang efektif.  
Hilangnya  pernafasan dan mengakibatkanhilangnyakepatenan
 penurunan ekspansi sianosis Kapiler refil <3 detik dan suhu suara nafas. aliran udara dan ataudepresan
 paru. tubuh  normal.   Atur posisi  pernafasan.
fowler atau semi  Memudahkan meningkatkan ekspansi
fowler. Sediakan  paru.
 
 perlengkapan  
Efek sedative dari obat-obatan,
 penghisapan atau  peningkatan
 penambahan aliran udara.

  Berikan obat sesuai petunjuk.


  Sediakan oksigen tambahan


 
BAB IV

PENUTUP

 
A.   Kesimpulan
Preeklamsia adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh kehamilan yang

ditandai dengan gejala hipertensi, edema serta proteinuria. Gejala yang timbul
oleh pre eklamsia sangat mendadak sehingga perlu kewaspadaan yang sangat
tinggi saat kehamilan. Memang sampai saat ini belum diketahui apa penyebabnya.
 Namun para pakar telah mencoba mengungkapnya dengan teori-teori. Tanda-
tanda yang pertama kali muncul pada pre eklamsia adalah hipertensi, edema dan
kemudian disertai proteinuria. Edema merupakan penimbunan cairan secara
umum dan berlebihan dalam jaringan tubuh. Proteinuria merupakan konsentrasi
 protein dalam air kencing yang melebihi 0,3 gr/L air kencing 24 jam.
Eklamsia adalah pre eklamsia yang disertai kejang dan atau koma yang
timbul bukan akibat kelainan nurologi. Pre eklamsia merupakan salah satu
 penyebab utama kematian ibu hamil.

B. saran

Dalam pebuatan makalah ini juga penulis menyadari bahwa dalam


 pebuatan makalah masi terdapat banyak kesalahan, kekurangan serta kejanggalan
 baik dalam penulisan maupun dalam pengonsepan materi. Utnuk itu, penulis
sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar kedepan lebih
baik dan penulis berharap kepada semua pmbaca mahasiswa khususnya, untuk lebih
ditingkatkan dalam pembuatan makalah yang akan datang.  

 
DAFTAR PUSTAKA
(HTTP://www.Trinia’s.blogspot.com/).2008. Asuhan Keperawatan Pre-eklamsia, Eklamsia. 
Cunningham Gary. Obstetri Williams. Ed 18. Jakarta. EGC.
Doengoes, Marlynn E. 2001. Rencana Asuhan Keperawatan/bayi. Jakarta. ECG.
Mansjoer Arif. 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Ed.3, cet. 1. Jakarta : Media
Aesculapius.
Manuaba Gde 1. B., Prof. dr. Penuntun Diskusi Obstetric dan Ginekologi untuk 
 Mahasiswa Kedokteran. Jakartan. EGC.
(www.cklobpt2.com). Hipertensi dalam kehamilan. Di akses 1 maret
2009 
(www.nurses-recruitment.blogspot.com). Penyakit Darah Tinggi (Hipertensi). Di
akses 1 maret 2009 

 
 

Anda mungkin juga menyukai