Mioma uteri
Disusun Oleh:
1. Nova Nastika
2. Irna
3. Indra Febra Mawarni
4. Bogi Albersia
STIKES INDONESIA
PADANG
2019/2020
KATA PENGANTR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan YME karena atas izin,
kuasa dan perlindungan-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
dengan judul “Mioma Uteri“ Penulisan makalah ini dimaksudkan untuk
memenuhi tugas mata Kuliah Keperawatan Maternitas yang diberikan kepada
kami. Agar kami dapat mengetahui serta memahami cara menyusun makalah
dengan benar dan agar dapat mengembangkan ilmu yang telah kami peroleh.
Kami sebagai penulis menyadari bahwa dalam penyelesaian makalah ini masih
belum sempurna. Oleh karena itu kami mohon saran dan kritik yang membangun
untuk perbaikan makalah ini .
Penulis
DAFTAR ISI
2
HALAMAN SAMPUL
KATA PENGANTAR...........................................................................................................................2
DAFTAR ISI.........................................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................................4
A. Latar Belakang...........................................................................................................................4
B. Tujuan........................................................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................................................7
A. Anatomi Uterus..........................................................................Error! Bookmark not defined.7
B. Pembagian Uterus......................................................................Error! Bookmark not defined.8
C. Pembagian Dinding Uterus........................................................................................................8
D. Defenisi Mioma.......................................................................Error! Bookmark not defined.10
E. Klasifikasi................................................................................Error! Bookmark not defined.11
F. Etiologi....................................................................................Error! Bookmark not defined.13
G. Manifestasi Klinis....................................................................Error! Bookmark not defined.17
H. Patofisiologi.............................................................................................................................17
I. Pathway....................................................................................................................................19
J. Pemeriksaan Penunjang...........................................................Error! Bookmark not defined20.
K. Komplikasi..............................................................................Error! Bookmark not defined.21
L. Penatalaksanaan ......................................................................Error! Bookmark not defined.22
M. Pencegahan..............................................................................Error! Bookmark not defined.27
N. Askep.......................................................................................................................................28
BAB III PENUTUP.............................................................................Error! Bookmark not defined.46
A. Kesimpulan..............................................................................Error! Bookmark not defined.46
B. Saran........................................................................................................................................49
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................50
BAB I
PENDAHULUAN
3
A. Latar Belakang
Mioma Uteri adalah neoplasma yang berasal dari otot uterus dan
Salah satu masalah kesehatan pada kaum wanita yang insidensinya terus
dari 341 wanita terjadi pada usia 30-60 tahun dengan prevalensi 21,4%.
uteri dari 827.348 wanita usia 25-42 tahun dengan prevalensi 0,9%.
Medical College and Hospital) terdapat 150 kasus mioma uteri, dan 77
kasus terjadi pada wanita umur 40-49 tahun dengan prevalensi 51%, dan
45 kasus terjadi pada wanita umur lebih dari 50 tahun dengan prevalensi
30%.
4
berbagai aspek kehidupan. Penyebab pasti mioma uteri belum diketahui
usia.
mioma uteri sangat dibutuhkan. Dalam hal ini peran perawat berpengaruh
asuhan keperawatan yang tepat pada klien dengan mioma uteri serta
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mioma Uteri
2. Tujuan Khusus
5
8. Memahami Pemeriksaan Penunjang dari Mioma Uteri
BAB II
TINJAUAN TEORI
6
A. Anatomi Uterus
buah pir, yang sedikit gepeng kearah muka belakang, terletak di dalam
uterus sebesar telur ayam dan mempunyai rongga. Dindingnya terdiri atas
otot polos. Ukuran panjang uterus adalah 7-7,5 cm lebar di atas 5,25 cm,
tebal 1,25 cm. Berat uterus normal lebih kurang 57 gram. Pada masa
7
maupun multipara, mengalami atrofi dan kembali ke ukuran pada masa
predolesen
B. Pembagian Uterus
1) Fundus Uteri (dasar rahim) : bagian uterus yang proksimal yang terletak
Rongga yang terdapat pada korpus uteri disebut kavum uteri atau
rongga rahim.
terdapat lapisan otot oblik, berbentuk anyaman. Lapisan otot polos yang
8
berkontraksi kuat dan menjepit pembuluh-pembuluh darah yang ada di
ikat tebal, dan berjalan dari serviks dan puncak vagina kea rah lateral
bagian belakang kiri dan kanan kearah sarkum kiri dan kanan.
sudut fundus uteri kiri dan kanan, ke daerah inguinal waktu berdiri
jaringan ikat.
9
Mioma Uteri adalah neoplasma yang berasal dari otot uterus dan jaringan
Mioma uteri adalah neoplasma jinak yang berasal dari otot uterus dan
Myoma uteri adalah tumor jinak yang berasal dari otot rahim
(miometrium) atau jaringan ikat yang tumbuh pada dinding atau di dalam
E. Klasifikasi
10
Berdasarkan letaknya mioma uteri dibagi atas:
Bila tumor ini tumbuh dan bertangkai, maka tumor dapat keluar
11
Mioma sering tidak memberikan gejala klinis yang berarti kecuali
rasa tidak enak karena adanya massa tumor di daerah perut sebelah
bawah.
F. Etiologi
12
Walaupun mioma uteri ditemukan terjadi tanpa penyebab yang
pasti, namun dari hasil penelitian Miller dan Lipschlutz dikatakan bahwa
mioma uteri terjadi terjadi tergantung pada sel-sel imatur yang terdapat
pada “cell Nest” yang selanjutnya dapat dirangsang terus menerus oleh
faktor pendukung terjadinya mioma adalah wanita usia 35-45 tahun, hamil
pencetus dari terjadinya mioma uteri adalah adanya sel yang imatur.
Teori Mayer dan Snoo, rangsangan “sell nest” oleh estrogen, faktor:
yang berpendapat :
1. Teori stimulasi
bahwa:
1) Mioma uteri sering kali tumbuh lebih cepat pada masa hamil
mioma uteri.
13
Penyebab dari mioma pada rahim masih belum diketahui.
dari 1 sel neoplasma soliter (satu sel ganas) yang berada diantara otot
Terjadinya mioma uteri itu tergantung pada sel-sel otot imatur yang
14
1. Umur :
ditemukan sekitar 10% pada wanita berusia lebih dari 40 tahun. Tumor
2. Paritas :
Lebih sering terjadi pada nullipara atau pada wanirta yang relatif
mempengaruhi.
kejadian mioma uteri tinggi. Terlepas dari faktor ras, kejadian tumor
ini tinggi pada wanita dengan riwayat keluarga ada yang menderita
mioma.
G. Manifestasi Klinis
15
adanya sarang mioma di antara serabut miometrium, sehingga tidak
nyeri panggul.
16
Kehamilan dengan disertai mioma uteri menimbulkan proses saling
mempengaruhi:
b. Persalinan prematurus
perdarahan
H. Patofisiologi
fibromatosa yang berasal dari sel imatur. Mioma uteri terdiri dari otot
Mioma uteri lebih sering ditemukan pada nulipara, faktor keturunan juga
subserosum.
(corporeal) tapi dapat juga terjadi pada servik. Tumot subcutan dapat
17
tumbuh diatas pembuluh darah endometrium dan menyebabkan
menjadi bertangkai dan menonjol melalui vagina atau cervik yang dapat
Myoma pada badan uterus dapat menyebabkan aborsi secara spontan, dan
hal ini menyebabkan kecilnya pembukaan cervik yang membuat bayi lahir
sulit
I. Pathway
18
J. Pemeriksaan Penunjang
19
Menurut Mansjoer (2002), pemeriksaan yang dilakukan
pada kasus Mioma Uteri adalah :
uterus.
neoplasma tersebut.
7. Ultrasonografi
20
dengan bayangan akustik. Degenerasi kistik ditandai
8. Histeroskopi
dapat disimpulkan.
K. Komplikasi
1. Perdarahan sampai terjadi anemia
21
Sarang mioma yang bertangkai dapat mengalami torsi, timbul
gangguan akut tidak terjadi. Hal ini hendaknya dibedakan dengan suatu
sendiri
infeksi
2) Infeksi
3) Abortus
5) Infeksia uteria
7) Retensi plasenta
L. Penatalaksaaan
Penatalaksanaan yang dapat dilakukan ada dua macam yaitu :
22
1. Penatalaksanaan koservatif sebagai berikut :
3-6 bulan
tersebut.
23
e. Hipermenoria pada mioma submukosa
3. Radioterapi.
menyebabkan menopause.
4. Operasi
a. Miomektomi
KERUGIAN:
b) Menyebabkan perlekatan.
c) Residif.
24
b. Histerektomi/ Pengangkatan Rahim
2001).
dilakukan ooforektomi
25
2) Histerektomi vaginal, dilakukan bila tumor kecil
berikut :
26
indikasi untuk kelahiran apabila mioma uteri menimbulkan kelainan letak
M. Pencegahan
1. Pencegahan Primordial
atau sebelum terdapat resiko mioma uteri. Upaya yang dapat dilakukan
dan buah.
2. Pencegahan Primer
kelompok yang beresiko yaitu wanita pada masa reproduktif. Selain itu
kadar estrogen .
3. Pencegahan Sekunder
27
Pencegahan yang dilakukan adalah dengan melakukan diagnosa dini dan
4. Pencegahan Tertier
Penderita pasca operasi harus mendapat asupan gizi yang cukup dalam
masa pemulihannya.
N. ASKEP
a. PENGKAJIAN
a. Anamnesa
1. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan Utama
28
Keluhan yang paling utama dirasakan oleh pasien mioma uteri,
misalnya timbul benjolan diperut bagian bawah yang relatif lama.
Kadang-kadang disertai gangguan haid
29
dengan hormon estrogen, pada masa ini dihasilkan dalam
jumlah yang besar.
f. Faktor Psikososial
1) Tanyakan tentang persepsi pasien mengenai penyakitnya,
faktor- faktor budaya yang mempengaruhi, tingkat pengetahuan
yang dimiliki pasien mioma uteri, dan tanyakan mengenai
seksualitas dan perawatan yang pernah dilakukan oleh pasien
mioma uteri.
2) Tanyakan tentang konsep diri : Body image, ideal diri, harga
diri, peran diri, personal identity, keadaan emosi, perhatian dan
hubungan terhadap orang lain atau tetangga, kegemaran atau
jenis kegiatan yang di sukai pasien mioma uteri, mekanisme
pertahanan diri, dan interaksi sosial pasien mioma uteri dengan
orang lain.
h. Pola eliminasi
Tanyakan tentang frekuensi, waktu, konsitensi, warna, BAB
terakhir. Sedangkan pada BAK yang harus di kaji adalah frekuensi,
warna, dan bau.
30
Tanyakan jenis kegiatan dalam pekerjaannya, jenis olahraga dan
frekwensinya, tanyakan kegiatan perawatan seperti mandi,
berpakaian, eliminasi, makan minum, mobilisasi
j. Pola Istirahat dan Tidur
Tanyakan waktu dan lamanya tidur pasien mioma uteri saat siang
dan malam hari, masalah yang ada waktu tidur.
2. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum
Kaji tingkat kesadaran pasien mioma uteri
b. Tanda-tanda vital : Tekanan darah, nadi,suhu, pernapasan.
c. Pemeriksaan Fisik Head to toe
1) Kepala dan rambut : lihat kebersihan kepala dan keadaan
rambut.
2) Mata : lihat konjungtiva anemis, pergerakan bola mata simetris
3) Hidung : lihat kesimetrisan dan kebersihan, lihat adanya
pembengkakan konka nasal/tidak
4) Telinga : lihat kebersihan telinga.
5) Mulut : lihat mukosa mulut kering atau lembab, lihat kebersihan
rongga mulut, lidah dan gigi, lihat adanya penbesaran tonsil.
6) Leher dan tenggorokan : raba leher dan rasakan adanya
pembengkakan kelenjar getah bening/tidak.
7) Dada atau thorax : paru-paru/respirasi, jantung/kardiovaskuler
dan sirkulasi, ketiak dan abdomen.
8) Abdomen
Infeksi: bentuk dan ukuran, adanya lesi, terlihat menonjol,
Palpasi: terdapat nyeri tekan pada abdomen
Perkusi: timpani, pekak
Auskultasi: bagaimana bising usus
9) Ekstremitas/ muskoluskletal terjadi pembengkakan pada
ekstremitas atas dan bawah pasien mioma uteri
31
10) Genetalia dan anus perhatikan kebersihan,adanya lesi,
perdarahan diluar siklus menstruasi.
b. Diagnosis Keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan dengan nekrosis atau trauma jaringan
dan refleks spasme otot sekunder akibat tumor.
2. Resiko syok berhubungan dengan perdarahan.
3. Resiko infeksi berhubungan dengan penurunan imun tubuh
sekunder akibat gangguan hematologis (perdarahan)
4. Retensi urine berhubungan dengan penekanan oleh massa
jaringan neoplasma pada organ sekitarnya, gangguan sensorik
motorik.
5. Resiko Konstipasi berhubungan dengan penekanan pada rectum
(prolaps rectum)
6. Ansietas berhubungan dengan perubahan dalam status peran,
ancaman pada status kesehatan, konsep diri (kurangnya sumber
informasi terkait penyakit)
32
c. Intervensi
N Intervensi
NOC NIC
O Diagnosa Keperawatan
.
1 Nyeri akut NOC:Setelahdilaku ManajemenNyeri
berhubungandengan kantindakankeperaw 1) Lakukan
. atanselama1x24
nekrosis atau trauma pengkajiannyeri
jaringandanrefleks jam,pasienmiomaute komprehensipyangmeli
spasme ri putilokasi,karakteristik,
ototsekunderakibat mampumengontrol onset/durasi,frekuensi,
tumor nyeridibuktikan kualitas,intensitasataub
dengankriteriahasil: eratnya nyeri danfaktor
Definisi: pencetus
Pengalaman sensoridan Mengontrol Nyeri 2) Observasiadanyapentu
emosionaltidak 1) Mengenalikapa njuknonverbalmengena
menyenangkan yang n nyeri terjadi iketidaknyamanan
muncul 2) Menggambarka terutamapada
akibatkerusakan n faktor merekayangtidakdapatb
jaringan aktual atau penyebabnyeri erkomunikasi
potensial 3) Menggunakan secaraefektif
atauyangdigambarkans tindakan 3) Pastikan perawatan
ebagaikerusakan(Intern pencegahan analgesik bagipasien
ationalAssociation for nyeri dilakukandengan
the Study pemantauanyangketat
ofpain)awitanyangtiba- 4) Menggunakan 4) Gunakanstrategi
tibaataulambatdariinten tindakan komunikasiterapeutik
sitasringanhingga pengurangan untuk
beratdenganakhiryang nyeri(nyeri)tan mengetahuipengalaman
dapatdiantisipasi pa analgesik nyeri dan
ataudiprediksi. sampaikanpenerimaan
5) Menggunakan pasienterhadap nyeri
Batasankarakteristik: analgesik 5) Gali pengetahuan dan
a)Bukti nyeri yang kepercayaanpasien
dengan direkomendasik mengenainyeri
menggunakanstandar an 6) Pertimbangkan
daftar periksa nyeri pengaruh budaya
untukpasien yang 6) Melaporkan terhadaprespon nyeri
tidak dapat perubahan 7) Tentukan akibat dari
33
mengungkapannya terhadap gejala pengalaman nyeri
b)Ekspresiwajah nyeri nyeri terhadap kualitas
(misal: padaprofesional hiduppasien
matakurangbercahay kesehatan (misalnya,tidur, nafsu
a, tampak makan, pengertian,
kacau,gerakanmatab 7) Melaporkan perasaan, performa
erpencar atautetap gejalah yang kerja dan
pada satufokus, tidak terkontrol tanggungjawab peran)
meringis) padaprofesional 8) Galibersama
c)Fokusmenyempitmis kesehatan pasienfaktor-
al: faktoryang dapat
Persepsiwaktu, 8) Menggunakan menurunkan
proses berpikir, sumber daya ataumemperberat nyeri
interaksi yang tersedia 9) Evaluasipengalamanny
denganorangdan untukmenangan eridimasa lalu yang
lingkungan) i nyeri meliputiriwayatnyeri
d)Fokus padadiri kronik individuatau
sendiri 9) Mengenali apa keluargaatau nyeriyang
e)Keluhantentanginten yang terkait menyebabkan
sitasmenggunakansta dengan gejala disability/ ketidak
ndarskalanyeri nyeri mampuan/kecatatan,
f) Keluhan dengan tepat
tentangkarakteristik 10) Melaporkan 10) Evaluasi bersama
nyeridengan nyeriyangterko pasien dan tim
menggunakanstandar ntrol kesehatan lainnya,
instrumen nyeri mengenai efektifitas,
g)Laporan pengontrolannyeriyang
tentangperilaku pernahdigunakansebelu
nyeri/perubahanaktiv mnya
itas 11) Bantu keluarga dalam
h)Perubahan posisi mencari
untukmenghindariny danmenyediakandukun
eri gan
i) Putus asa 12) Gunakanmetodepeneliti
j) Sikapmelindungi anyangsesuai
areanyeri dengantahapanperkemb
anganyangmemungkin
kan
Faktoryang untukmemonitorperuba
berhubungan: han nyeri danakan
dapat
a) Agens ciderabiologis membantumengidentifi
b) Agens cidera fisik kasi faktor pencetus
Agens ciderakimiawi aktual dan potensial
(misalnya, catatan
perkembangan, catatan
harian)
13) Tentukan kebutuhan
34
frekuensi untuk
melakukan pengkajian
ketidak nyamanan
pasien dan
mengimplementasikanr
encanamonitor
14) Berikan informasi
mengenai
nyeri,sepertipenyebabn
yeri,berapa nyeriyang
dirasakan,danantisipasi
dari
ketidaknyamananakibat
prosedur
15) Kendalikan faktor
lingkungan yang
dapatmempengaruhi
respon pasien
dariketidaknyamanan(
misalnya, suhu
ruangan,pencahayaan,
suarabising)
16) Ajarkan prinsip
manajemen nyeri
17) Pertimbangkantipedans
umbernyeriketika
memilih strategi
penurunan nyeri
18) Kolaborasi dengan
pasien,
orangterdekatdan
timkesehatan
lainnyauntuk
memilih
danmengimplementasik
antindakanpenurunan
nyeri
nonfarmakologi,sesuai
kebutuhan
19) Gunakan tindakan
pengontrolan
nyerisebelumnyeriberta
mbahberat
20) Pastikanpemberiananal
gesikdanataustrategino
nfarmakologi sebelum
proseduryangmenimbul
kan nyeri
35
21) Periksa tingkat
ketidaknyamananbersa
ma pasien,
catatperubahandalamca
catan medis
pasien,informasikan
petugaskesehatanlainya
ng merawat pasien
22) Mulai dan
modifikasi
tindakanpengontrolan
nyeriberdasarkanrespon
pasien
23) Dukung istirahat/tidur
yang adekuat untuk
membantu penurunan
nyeri
24) Dorong pasien untuk
mendiskusikan
pengalaman nyerinya,
sesuai kebutuhan
25) Beritahu dokter jika
tindakan tidak berhasil
atau keluhan pasien
saat ini berubah
signifikan dari
pengalamannyeri
sebelumnya
26) Gunakan pendekatan
multi disiplin untuk
menajemen nyeri,
jikasesuai
Pemberiananalgesik
1) Tentukan lokasi,
karakteris, kualitas dan
keparahan nyeri
sebelum
mengobatipasien
2) Cek perintah
pengobatanmeliputi
obat, dosis, dan
frekuesi
obatanalgesikyang
diresepkan
3) Cek
adanyariwayatalergi
36
obat
4) Pilih analgesik atau
kombinasi analgesik
sesuailebihdari
satukalipemberian
5) Monitor tanda vital
sebelum dan setelah
memberikananalgesikp
ada
pemberiandosispertama
kaliataujika ditemukan
tanda-tanda yang
tidakbiasanya
6) Berikankebutuhankeny
amanandan
aktivitaslainyang
dapatmembantu
relaksasi untuk
memfasilitasi penuruna
nyeri
7) Berikan analgesik
sesuai waktu
paruhnya,terutamapada
nyeriyang berat
8) Dokumentasikan
respon terhadap
analgesik dan
adanyaefek samping
9) Lakukan tindakan-
tindakan yang
menurunkanefeksampi
ng analgesik
(misalnya,konstipasi
dan iritasi lambung)
10) Kolaborasikan
dengandokter apakah
obat,dosis,rute,pemberi
an,atau perubahan
intervaldibutuhkan,
buatrekomendasi
khusus
bedasarkanprinsip
analgesik
2 Resiko syok NOC:Setelahdilaku Pencegahan Syok
kanperawatanselam 1)Monitoradanyaresponkon
37
. berhubungandengan a1x24 jam pensasiterhadapsyok(misa
diharapkan tidak lnya,tekanandarah normal,
perdarahan terjadi tekanannadimelemah,perl
Definisi: beresiko syokhipovolemik ambatanpengisiankapiler,
dengan kriteria: pucat/ dinginpadakulitatau
terhadapketidakcukupan 1)Tandavital dalam
kulitkemerahan,
alirandarah kejaringan batas normal. takipnearingan,mualdanm
2)Tugorkulit baik. unta,
tubuh,yang dapat 3)Tidak adasianosis. peningkatanrasahaus,
mengakibatkandisfungsi 4)Suhu kulit hangat. dankelemahan)
5)Tidak 2)Monitoradanyatanda-
seluler yangmengancam adadiaporesis. tandaresponsindroma
jiwa. 6)Membran inflamasisistemik
mukosakemeraha (misalnya,peningkatan
Faktor resiko n. suhu, takikardi,
1) Hipotensi. takipnea,hipokarbia,leuko
sitosis,leukopenia)
2) Hipovolemi 3)Monitorterhadapadanyata
3) Hipoksemia nda
awalreaksialergi(misalnya
4) Hipoksia ,rinitis, mengi, stridor,
5) Infeksi dipnea, gatal-gatal
disertai
6) Sepsis kemerahan,gangguan
7) Sindrom saluranpencernaan,nyeria
bdomen,cemasdangelisa)
respon 4)Monitor
inflamasi terhadapadanyatanda
ketidak adekuatanperfusi
sestemik oksigen kejaringan
(misalnya,peningkatan
stimulus, peningkatan
kecemasan, perubahan
status mental, egitasi,
oliguria dan akral teraba
dingin dan warna kulit
tidak merata)
5)Monitor suhu dan status
respirasi
6)Periksa
urinterhadapadanyadarahd
an protein sesuai
kebutuhan
7)Monitor terhadap
tanda/gejalah asites dan
nyeri
abdomenataupunggung.
8)Lakukan skin-test untuk
38
mengetahui agen
yangmenyebabkananaphi
ylaxis atau reaksi alergi
sesuai kebutuhan
9)Berikansarankepadapasien
yang beresiko untuk
memakai atau membawa
tanda informasi
kondisimedis.
10) Anjurkan pasien
dan keluarga
mengenaitanda dangejala
syokyang mengancam
jiwa
11) Anjurkan pasien
dan keluarga mengenai
langkah-langkah
timbulnya gejala syok
39
3 Resiko Infeksi NOC: Setelah ManajemenAlatterapipervag
berhubungandengan dilakukan inam
. tindakan
penurunan imun 1) Kaji ulangriwayat
tubuhsekunderakibatgan keperawatans kontraindikasih
gguan elama 1 x 24 pemasanganalat
hematologis(perdarahan) jam, pasien pervaginam pada pasien
mioma uteri (misalnya, infeksi pelvis,
Definisi: menunjukkan laserasi,atauadanyamassa
Mengalami pasien sekitar vagina)
peningkatanresiko mampu 2) Diskusikan mengenai
terserangorganismepatoge melakukan aktivitas- aktivitas
nik pencegahan seksualyang sesuai sebelum
infeksi secara memilih
Faktoryang mandiri, alatyangdimasukan
berhubungan: ditandai 3) Lakukan pemeriksaan
a. Penyakitkronis dengan pelvis
1) Diabetes melitus b. kriteria hasil: 4) Intruksikan pasien untuk
Obesitas 1) melaporkan
b. Pengetahuan yang tidak Kemerahan ketidaknyamanan,
cukup untuk tidak disuria,perubahanwarna,ko
menghindari ditemukan nsistensi, dan frekuensi
pemanjanan patogen pada tubuh cairan vagina
c. Pertahanan tubuh 2) Vesikel 5) Berikan obat-obat
primer yangtidakadekuat yang tidak berdasarkan resep
mengeras
1) Gangguan peritalsis dokteruntukmengurangiirit
permukaanny
2) Kerusakan asi
a
integritas kulit 6) Kajikemampuan pasien
3) Cairan
(pemasangankateter untukmelakukanperawatan
tidak berbauk
intravena, prosedur secaramandiri
busuk
invasif) 7) Observasi adatidaknya
3) Perubahan sekresi 4) cairanvagina yangtidak
PH Piuria normal dan berbau
4) Penurunan /nana 8) Infeksiadanyalubang,lasera
kerjasiliaris h si,ulserasi padavagina
5) Pecah ketuban dini tidak Kontrol Infeksi
6) Pecah ketuban lama ada 1) Bersihkan lingkungan
7) Merokok dalam dengan baik setelah
8) Stasis cairan tubuh urin digunakan untuksetiap
9) Trauma 5) pasien
jaringan(misalnya, Dema 2) Isolasi orang yang terkena
traumadestruksi m penyakit menular
jaringan) berkur 3) Batasi jumlah pengunjung
d. Ketidak adekuatan ang 4) Anjurkanpasienuntukmencu
jaringan sekunder citangan yangbenar
1) Penurunan 5) Anjurkanpengunjung
6)
hemoglobin untukmencuci tanganpada
Nyeri
2) Supresi respon saatmemasukidan
berkur
inflamasi meninggalkan ruangan
ang
40
e. Vaksinasi tidak 7) Nafsu pasien
adekuat makan 6) Gunakansabunantimikroba
f. pemajananterhadappato meningkat untukcuci tanganyangsesuai
gen lingkungan 7) Cucitangansebelumdansesu
meningkat dah kegiatan perawatan
g. prosedurinvasif pasien
h. malnutrisi 8) Pakai sarung tangan
sebagaimana dianjurkan
olehkebijakan pencegahan
universal
9) Pakai sarungtangan steril
dengan tepat
10) Cukur dan siapkan untuk
daerah persiapanprosedur
invasif atau opersai sesuai
indikasi
11) Pastikan teknik perawatan
luka yang tepat
12) Tingkatkan
intekenutrisiyangtepat
13) Dorongintakecairanyangses
uai
14) Doronguntuk beristirahat
15) Berikan
terapiantibiotikyangsesuai
16) Ajarkanpasiendankeluarga
mengenai tanda
dangejalahinfeksidankapan
harus melaporkannya
kepada penyedia perawatan
kesehatan
17) Ajarkanpasiendankeluarga
mengenai bagaimana
menghindari infeksi
4 Retensiurine NOC:setelah Manajemeneliminasi urin:
berhubungandenganpen dilakukan 1)Monitor eliminasi urin
. tindakan
ekanan oleh termasuk
massajaringan keperawatan1 frekuensi,konsistensi,bau,vol
neoplasma x 24 jam ume dan warnaurin sesuai
padaorgansekitarnya,ga diharapkan kebutuhan.
ngguan sensorikmotorik. eliminasi urin 2)Monitor
kembali tandadangejalaretensio urin.
Definisi: normaldengan 3)Ajarkanpasientanda
pengosongankantung kriteriahasil: dangejala infeksi saluran
kemih tidak komplit 1)Pola kemih.
Batasan karakteristik: eliminasike 4)Anjurkanpasienatau keluarga
1)Tidak adakeluaran urin mbali untuk melaporkan urin
2)Distensi kandungkemih normal uotputsesuai kebutuhan.
2)Bau urin
41
3)Menetes tidakada 5)Anjurkanpasienuntukbanyak
4)Disuria 3)Jumlah minumsaat makan danwaktu
5)Seringberkemih urindalam pagi hari.
6)Inkontinensiaaliran batasnormal 6)Bantupasien
berlebih 4)Warnaurin dalammengembangkan
7)Residu urin normal rutinitas toiletingsesuai
8)Sensasi kandung 5)Intakecairan kebutuhan.
kemih penuh dalam 7)Anjurkan pasien untuk
9)Berkemih sedikit batasnormal memonitor tanda dan
6)Nyeri saat gejalah infeksi saluran
kencingtidak kemih.
Faktoryang berhubungan
ditemukan
Kateterisasi Urin
1) Sumbatan 1)Jelaskan prosedurdanalasan
2) Tekanan uretertinggi dilakukan kateterisasi urin.
3) Inhibishi arkusreflex 2)Pasangkateter sesuai
kebutuhan.
3)Pertahankan
teknikaseptikyangketat.
4)Posisikan pasien dengan
tepat (misalnya, perempuan
terlentang dengankedua
kakidiregangkanatau fleksi
padabagian panggul dan
lutut).
5)Pastikan bahwa kateter
yang dimasukan cukup
jauh kedalam
6)Anjurkanpasienuntukbanyak
minumsaat makan danwaktu
pagi hari.
7)Bantupasien
dalammengembangkan
rutinitas toiletingsesuai
kebutuhan.
8)Anjurkan pasien untuk
memonitor tanda dan
gejalah infeksi saluran
kemih.
Kateterisasi Urin
1)Jelaskan prosedurdanalasan
dilakukan kateterisasi urin.
2)Pasangkateter sesuai
kebutuhan.
3)Pertahankan
teknikaseptikyangketat.
4)Posisikan pasien dengan
tepat(misalnya, perempuan
42
terlentang dengankedua
kakidiregangkanataufleksi
padabagian panggul dan
lutut).
5)Pastikan bahwa kateter
yang dimasukan cukup
jauh kedalam kandung
kemih untuk
mencegahtrauma pada
jaringan uretra dengan inflasi
balon
6)Isibalonkateteruntukmenetap
kan kateter, berdasarkanusia
danukurantubuh sesuai
rekomendasi pabrik
(misalnya, dewasa10 cc,anak
5 cc)
7)Amankankateter
padakulitdengan
plesteryangsesuai.
8)Monitor intakedan output.
9)Dokumentasikanperawatante
rmasuk ukuran kateter,
jenis, dan pengisian bola
kateter
5 Konstipasi NOC: setelah Manajemensalurancerna
dilakukanper 1) Monitorbisingusus
. berhubungandenganpen
awatan 2) Laporpeningkatanfrekuensi
ekanan selama1x24 danbising usus
bernadatinggi
padarectum(prolaps
jam pasien 3) Lapor
rectum) berkurangnyabisingusus
diharapkan 4) Monitor adanya tanda
Definisi: penurunanpada
konstipasi dan gejalah diare,
frekuensinormaldefekasiya konstipasi dan impaksi
tidak ada 5) Catatmasalah BAByang
ngdisertai oleh kesulitan
dengan sudahada sebelumnya,
ataupengeluarantidaklengk BAB rutin, dan
kriteriahasil: penggunaan laksatif
apfeses atau pengeluaran
1) Tidak 6) Masukansupositorialrektal,
feses yangkering, keras, adairita sesuai dengan kebutuhan
bilitas 7) Intruksikanpasienmengenai
danbanyak.
makanan tinggi serat,
Batasan karakteristik dengan cara yangtepat
1)Nyeri abdomen 2) Mual tidak 8) Evaluasi profil medikasi
ada terkait dengan efek
2)Nyeritekanabdomenden samping gastrointestinal
gan terabaresistensi otot 3) Tekanan
43
3)Nyeri tekan darah dalam Manajemen
batas konstipasi/inpaksi
abdomentanpa normal4)
terabaresistensi otot Berkeringat 1) Monitortandadangejalako
4)Anoraksia nstipasi
2) Monitortandadangejalaim
5)Penampilantidakkhaspad paksi
KeparahanG
a lansia 3) Monitorbisingusus
ejalah
4) Jelaskanpenyebabdarimas
6)Darah merah padafeses alah dan rasionalisasi
1) tindakan padapasien
7)Perubahan pola defekasi Intensitasgeja 5) Dukung peningkatan
8)Penurunan frekuensi lah asupan cairan, jikatidak
9)Penurunan volume feses adakontraindikasi
2) Frekuensi 6) Evaluasi pengobatan
10) Distensia abdomen gejalah yang memilikiefek
11) Rasa rektal penuh sampingpadagastrointesti
3) nal
12) Rasatekananrektal Terkaitketida 7) Intruksikan pada pasien
13) Keletihan umum k nyamanan dan atau keluarga untuk
mencatat warna, volume,
14) Feses keras frekuensi dan konsistensi
4) Gangguan
danberbentuk mobilitas dari feses
fisik 8) Intruksikan pasien atau
15) Sakitkepala keluarga
16) Bisingusus mengenaihubunganantara
5)
dietlatihan dan asupan
hiperaktif Tiduryangkur
cairanterhadap kejadian
ang cukup
17) Bisingusus konstipasi atau impaksi
9) Evaluasicatatanasupanunt
hipoaktif 6) ukapa saja
Kehilangan nutrisiyangtelah
18) Peningkatan nafsu makan dikonsumsi
tekanan abdomen 10) Berikanpetunjukkepadapa
19) Tidakdapat makan, sienuntuk
dapatberkonsultasidengan
mual dokter jika konstipasiatau
20) Rembesan feses impaksimasihtetap terjadi
11) Informasukankepadapasie
cair nmengenai prosedur
21) Nyeri padasaat untukmengeluarkan feses
secaramanual jika di
defekasi perlukan
22) Massaabdomenyan 12) ajarkanpasienataukeluarga
mengenaiproses
gdapat diraba pencernaan normal
44
Faktoryang
berhubungan
1) Funfsional
a) Kelemahan
ototabdomen
b) Ketidak
adekuatantoileting
c) Kurangaktifitas
fisik
d) Kebiasaandefekasit
idakteratur
2) Psikologis
a) Defresi, stres, emosi
b) Konfusi mental
3) Farmakologi
4) Mekanis
5) fiologis
d. IMPLEMENTASI
Lakukan tindakan sesuai dengan apa yang harus dilakukan pada saat itu
dan catat apa pun yang telah dilakukan pada klien.
e. EVALUASI
Evaluasi tidakan yang telah diberikan. Jika keadaan klien mulai membaik,
hentikan tindakan. Sebaliknya, jika keadaan klien memburuk, intervensi harus
mengalami perubahan.
BAB III
45
PENUTUP
A. Kesimpulan
Mioma Uteri adalah neoplasma yang berasal dari otot uterus dan jaringan
2. Mioma intramural
3. Mioma subserosum
adalah wanita usia 35-45 tahun, hamil pada usia muda, genetik, zat-zat
Teori Mayer dan Snoo, rangsangan “sell nest” oleh estrogen, faktor:
46
Faktor-faktor penyebab mioma uteri belum diketahui, namun ada 2 teori
yang berpendapat :
1. Teori stimulasi
bahwa:
hamil
menopause
Terjadinya mioma uteri itu tergantung pada sel-sel otot imatur yang
47
menyebabkan penghambat terhadap uterus dan menyebabkan perubahan
menjadi bertangkai dan menonjol melalui vagina atau cervik yang dapat
uterus.
4. Sitologi
5. Rontgen
6. ECG
7. Ultrasonografi
8. Histeroskopi
48
2. Mioma uteri subumatosa
3. Nekrosis dan infeksi, setelah torsi dapat terjadi nekrosis dan infeksi
1. Penatalaksanaan koservatif
2. Penatalaksanaan operatif
3. Radioterapi.
4. Operasi
1. Pencegahan Primordial
2. Pencegahan Primer
3. Pencegahan Sekunder
4. Pencegahan Tertier
B. Saran
Kritik dan masukan yang membangun sangat kami harapkan pada makalah
kami ini agar dapat lebih baik lagi untuk terbitan makalah selanjutnya.
49
.DAFTAR PUSTAKA
Pearce, Evelyn C. 2000. Anatomi dan Fisiolog untuk Paramedis Edisi Barui.
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
50